Disusun Oleh :
Habibah Apriliani (P17320113097)
2B
oleh
factor
lingkungan,
seperti
jangka
penglihatan tadi.
Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam
hari
1.
2.
3.
1.
2.
3.
5.
bertambah putih.
Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benarbenar putih, sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
Gangguan penglihatan bisa berupa:
a. Peka terhadap sinar atau cahaya.
b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Gejala lainya adalah :
a. Sering berganti kaca mata
b. Penglihatan sering pada salah satu mata
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf / penglihatan ke retina / jalan optik.
2. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh cairan
cerebro vaskuler, massa tumor pada hipofisis otak, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg).
4. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma,
dilatasi dan pemeriksaan berlahap-lampu memastikan diagnosis
katarak.
5. Darah lengkap, laju sedimentasi LED : menunjukkan anemi sistemik /
infeksi.
6. EKG, kolesterol serum, lipid.
7. Tes toleransi glukosa : kontrol DM (Andra 2013, h.66).
6. Penatalaksanaan Medis
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan
laser. Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan
utama katarak) .
Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
Perubahan daya lihat warna
Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar
c.
d.
vitreus,
pandangan
kabur,
perdarahan
intraokuler.
3. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi
a. Tujuan : pengurangan nyeri.
b. Intervensi :
Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai dengan re
sep.
R/ : Pemakaian sesuai dengan resep akan mengurangi nyeri dan
TIO dan meningkatkan rasa.
Berikan kompres dingin sesuai dengan permintaan untuk traum
a tumpul.
R/ : Mengurangi edema akan mengurangi nyeri.
Kurangi tingkat pencahayaan.
R/:
Tingkat
pencahayaan
yang
lebih
rendah
mengenal
gangguan
klien
tehadap lingkungan.
R/ : Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.
Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dengan menye
ntuh.
R/ : Komunikasi yang disampaikan dapat lebih mudah
diterima dengan jelas.
Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi
mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.
R/ : Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah
penggunaan tetes mata dilator.
Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang
tujuannya memperbesar kurang lebih 25 persen, penglihatan
perifer hilang dan buta titik mungkin ada.
R/ : membantu penglihatan pasien
Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dala
m jangkauan/posisi yang tidak dioperasi.
R/ : memudahkan klien untuk berkomunikasi
perilaku,
pola
hidup
factor
untuk
resiko
indikasi
untuk
meningkatkan keamanan.
c. Intervensi
Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi,
nyeri, pembatasan aktifitas, penampilan, balutan mata.
R/ : kondisi mata post operasi mempengaruhi visus pasien
Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi
yang tak sakit sesuai keinginan.
R/ : posisi menentukan tingkat kenyamanan pasien
Batasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba,
menggaruk mata, membongkok.
R/ : aktivitas berlebih mampu meningkatkan tekanan
intraokuler mata
Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila
sembuh dari anestesi.
R/ : visus mulai berkurang, resiko cedera semakin tinggi
Minta
klien
membedakan
antara ketidaknyamanan dan nyeri tajam
tiba-tiba,