Anda di halaman 1dari 6

1

SIFAT SIFAT KIMIA PERAIRAN


Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni.Ketika air
mengembun diudara dan jatuh dipermukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau
melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya.Kemudian air
tersebut, baik yang diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju ke
berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang
dilaluinya atau zat-zat organic lainnya.Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organic
seperti nitrit,nitrat,amoniak, dan karbon dioksida akan larut kedalamnya.Oleh karena itu
terdapat kesukaran dalam menjelaskan sifat-sifat kimia dari perairan ( system akuatik
secara alamiah ).Sebagai suatu system yang terbuka perairan mempunyai berbagai
variable input dan output dari energi dan materi.Maka dari itu gambaran yang tepat dari
sifat-sifat kimia perairan didasarkan pada alkalinitas/asiditas, kelarutan, konstanta
pembentukan kompleks, potensial redoks, dan pH.
ALKALINITAS
Kapasitas air untuk menerima protein disebut alkalinitas.Alkalinitas penting
dalam perlakuan air seperti pada proses pengolahan air limbah industri atau limbah
domestic.Dengan mengetahui alkalinitas dapat dihitung jumlah bahan kimia yang harus
ditambahkan dalam pengolahan air limbah.Air yang sangat alkali atau bersifat basa sering
mempunyai ph tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi.Sifat-sifat
ini dapatmenurunkan kegunaannya untuk keprluan dalam tanki uap, prosesing makanan
dan system saluran air dalam kota.Alkalinitas memegang peranan penting dalam
penentuan kemempuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan
perairan lainnya.
Pada umumnya komponen utama yang memeganag peran dalam menentukan
alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidroksil.
HCO3
+
H+
CO2 + H2O
CO32 +
H+
HCO3
+
OH
+
H
H2O
Yang lainnya, yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah ammonia dan
konyugat basa-basa dari asam-asam fosfat, silikat, borat dan asam-asam organik.
Alkalinitas umumnya dinyatakan sebagai alkalinitas venolftalein yaitu proses
situasi dengan asam untuk mencapai Ph 8,3 dimana HCO3 merupakan ion terbanyak,
dan alkalinitas total, yang menyatakan situasi dengan asam menuju titik-titik akhir
indicator metal jingga ( Ph 4,3 ), yang ditunjukan oleh berubahnya kedua jenis ion
karbonat dan bikarbonat menjadi CO2.
Kalau pH marupakan factor intensitas, alkalinitas merupakan factor kapasitas,
dimana kapasitas itu merupakan kapasitas air tersebut untuk menetralkan
asam.Olehkarena kadang-kadang penambahan alkalinitas lebih bnyak dibutuhkan untuk
mencegah supaya air itu tidak menjadi asam.
Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO 3 dan
sedikit oleh adanya CO32 - ,dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi
karbon organic yang tinggi.Dalam media dengan ph rendah, ion hydrogen dalam air
mengurangi alkalinitas.

2
ACIDITAS
Pada system perairan alami asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH .
Istilah asiditas tidak dipergunakan sesering alkalinitas dan umumnya tidak mempunyai
arti yang penting seperti alkalinitas pada perairan yang tidak tercemar. Penyebab dari
asiditas umumnya adalah asam-asam lemah seperti, HPO 4 , H 2 PO4 ,CO2, HCO3 ,
protein dan ion-ion logam yang bersifat asam, terutama Fe3+ .
Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas.Hal ini disebabkan oleh
adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap,
yang mudah hilang dari sample yang diukur.
CO2 + OH
HCO3
H2S
+ OH
HS + H2O
Hal tersebut berakibat terjadinya kesukaran dalam pengawetan contoh air yang
baik terhadap adanya gas-gas tersebut untuk dianalisa.
Istilah asam mineral bebas dipakai dalam asam-asam kuat seperti H2SO4 dan HCL
dalam air.Air tambang asam mengandung asam-asam mineral bebas dengan konsentrasi
yang cukup berarti.Bila total asiditas ditentukan oleh situasi dengan basa sampai titik
akhir flenolftalein ( pH 8,2 ), maka untuk asam mineral bebas ditentukan oleh situasi
dengan basa sampai titik akhir indicator metil jingga pada pH 4,3.
Sifat asam dari ion-ion logam yang terhidrat dapat berperan terhadap asiditas
seperti :
Al ( H2O)63+
Al ( H2O)5 OH2+ + H+
Pada pengolahan air limbah, terutama limbah industri penentuan asiditas menjadi
penting untuk memperhitungkan jumlah kapur atau zat zat lain yang harus ditambahkan
dalam proses pembiakan air limbah.
TERJADINYA SENYAWA KOMPLEK
Dalam air, ion logam dapat bergabung dengan ion negative,atau dengan senyawa
netral membentuk sebuah komplek atau senyawa koordinasi. Sebuah komplek
mengandung sebuah atom logam pusat dimana terikat electron electron yang dimiliki
oleh ligan sebagai donor elektronnya. Ligan-ligan dapat bermuatan negative atau netral.
Komplek yang dihasilkan dapat bermuatan netral, positif atau negative. Ligan-ligan
tersebutdalam daerah lengkung koordinasi atom logam pusat. Tergantung pada jenis
ikatan yang terjadi, ligan ligan dalam daerah lengkung koordinasi dibentuk dalam suatu
pola struktur tertentu.Oleh karena itu, dalam larutan, ligan ligan dari banyak senyawa
komplek akan berubah dengan cepat pada larutan yang berbeda.
Bilangan koordinasi dari sebuah atom logam atau ion, adalah jumlah kelompok
donor electron yangterkait kepada logam itu. Bilangan-bilangan kordinasi yang paling
umum adalah 2, 4, atau 6. Senyawa komplek berinti banyak mengandung dua atau lebih
atom atom logam yang terkait bersama sama melalui jembatanligan, yang serng terjadi
adalah OH. Bila ion kadmium bergabung dengan ion sianida
Cd + CN
CdCN+
Maka terbentuk ion komplek CdCN+.Selanjutnya bila ion ion sianida ditambahkan
akan membentuk senyawa komplek yang lebik lemah, artinya lebih mudah terdisosiasi.
Cd ( CN )2 , Cd ( CN )3 ,dan Cd ( CN )42Dalam contoh tersebut ligan sianida disebut sebagai ligan unidentat, yang berarti
hanya mempunyai satu tempat untuk mengadakan ikatan pada ion logam pusat

3
kadnium.Kompleks ligan unidentat relative kurang penting dalam larutan di perairan
alami.Kompleks yang lebih penting adalah senyawa kompleks dengan senyawa
pengkelat.Pengkelat mempunyai lebih dari satu atom yang dapat diikat pada sebuah ion
logam pusat pada satu waktu untuk membentuk sebuah struktur cincin.Ion pyrofosfat,
P2O7 4- mengikat pada dua tempat terhadap sebuah ion kalsium membentuk sebuah kelat.
Kelat lebih stabil dinbandingkan dengan kompleks yang melibatkan ligan-ligan unidentat
karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu tempat secara
simultan.
Ligan-ligan yang ditemukan diperairan alami dan air buangan terdiri dari
macam-macam gugus fungsi senyawa organik yang dapat memberikan elektron-elektron
yang dibutuhkan untuk mengikat ligan itu pada ion-ion logam. Diantara gugus-gugus
fungsi yang paling umum adalah
Kompleks ligan dengan ion-ion logam umumnya terjadi secara alamiah dalam
perairan yang tidak tercemar dan dalam sistem biologi ( Mg 2+,Ca2+,Mn2+,Fe2+,Fe3+,
Cu2+,Zn2+dan Vo2+). Ion-ion ini dapat juga mengikat ion-ion logam kontaminan umum
seperti CO2+, Ni 2+, Sr2+, , Cd2+,dan Ba2+.Banyaknya pengaruh berbahaya dari logamlogam toksik diakibatkan oleh pergantian dari ion-ion logam yang terjadi secara alamiah
dalam pembuntukan kompleks oleh ion-ion logam kontaminan/.
Pada umumnya, pembentukan komplek dalam perairan alami melibatkan
banyak reaksi penting. Hal ini mencakup perubahan-perubahan bilangan oksidasi logam,
seperti halnya yang terjadi pada oksidasi reduksi, dekarbonisasi atau reksi-reaksi
hidrolistis dari ligan.

Pentingnya Senyawa Kompleks Dalam Perairan


Banyak ion logam yang ditemukan dalam sistem perairan alami terutama ionion yang didapat dalam konsentrasi yang sangat renik, membentuk kompleks kuat dengan
berbagai macam pengaruh sepereti :
1. Hilangnya ion-ion logam dalam larutan.
2. Perubahan potensial redoks yang ada.
3. Pembentukan kompleks juga melarutkan ion-ion dari senyawa logam tidak
terlarut.
Senyawa-senyawa kompleks dari logam se[erti besi, dalam senyawa
hemoglobin dan magnesium dalam klorofil merupakan senyawa-senyawa vital dalam
proses kehidupan. Secara alamiah terjadinya zat-zat pengompleks organik, asam humat
dan asam fulfat, Mengikat ion-ion logam dengan kuat dan ditemukan dalam lingkungan
perairan dan daratan.Zat-zat pengompleks sintesisi seperti natrium tripolifosfat, natrium
etilendiamin tetra asam ( EDTA ), natrium sitrat dan natrium nitriloasetat ( NTA )
dihasilkan dalam jumlah banyak dan hampir ditemukan se[panjang perjalanan dari
sumber buangan sampai ke system perairan.
Pupuk fosfat cair dalam bentuk ammonium polifosfat merupakan sumber
pencemar yang sangat popular.Salah satu factor yang memberikan nilai dari pupuk
polifosfat adalah kapasitasnya untuk bertindak sebagai zat pengkelat, melarutkan ion-ion
logam dari hara mikro dalam tanah dan menjadikan logam-logam esensial lebih berguna
bagi tanaman.
Zat-zat pengompleks dalam air buanagan perlu mendapatkan perhatian yang
pertama sebab interaksinya ini dimulai pada sumber zat pengompleks, dimana logam-

4
logam berat seperti timah-hitam dan tembaga dapat dilarutkan dari permukaan pematrian
( plumbing ) yang kemudian masuk kedalam ekosistem perairan melalui proses
pengolahan limbah secara biologis.
Beberapa logam yang terdapat dalam jumlah sangat sedikit merupakan unsur
penting untuk pertumbuhan ganggang.Logam-logam yang harus ada dalam konsentrasi
rendah dalam medium ganggang adalah Cu, Fe, Zn, Ca, Mn, dan Mo.Logam-logam ini
membentuk kelat-kelat logam yang relatif yang kuat.Beberapa diantaranya terdapat
sebagai ion logam terhidrasi sederhana, seperti Cu ( H2O )x2+ , Fe ( H2O )x3+ , dan Mn
( H2O )x2+ yang tidak stabil dan mengendap sebagai hidroksida-hidroksida atau jenis-jenis
lainya yang tidak larut.
Kestabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai sifat dari ion logam
dan ligan. Berikut ini merupakan hal-hal yang sangat penting
1. Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan ukuran lebih kecil dan
dengan keadaan oksidasi positif lebih tinggi membentuk kompleks yang lebih kuat.
2. Perubahan energi bebas dari pembentukan kompleks tergantung pada perubahan
entropi dan entalpi reaksinya .
3. Konfigurasi elektron dari ion metan.
4. Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dan ligan.
BAHAN KIMIA DALAM PERAIRAN
Air merupakan pelarut yang baik sebagai akibatnya air bisa menjadi media yang
potensial untuk terjadinya pencemaran, pencemaran dapat dilihat dari fisik, kimia,
maupun biologis. Dalam keadaan normal air di alam tidak dapat dalam keadaan murni
tetapi terdapat senyawa pengotor atau impurities. Senyawa-senyawa didalam air antara
lain : ammonium, hidroksil, bikarbonat, karbonat, dan lain-lain.
a. SENYAWA NITROGEN DALAM AIR
Senyawa nitrogen dalam air dalam keadaan terlarut dan jga dalam keadaan
trsuspensi. Dalam air senyawa ini memegang peranan yang penting dalam berbagai
proses reaksi kimia
Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat
dari ganggang yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik
dalam perairan aerobik terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5 yaitu sebagai NO3dan dalam keadaan NH4+ yang stabil. Ion amonium dan amino nitrogen (R-NH2 dalam
bahan berprotein) mengalami oksidasi dengan adanya katalis biologis yang cocok. Reaksi
ini dapat terjadi misalnya dalam pengolahan air buangan dengan aerasi yang cukup dari
limbah yang mengandung ion amonium.
Dalam keadaan tanpa oksigen, ion nitrat dapat sebagai penerima elektron dalam
reaksi dalam mikroorganisme sebagai perantara, reaksi ini disebut dengan denitrifikasi.
Dalam keadaan ini terjadi perubahan semua senyawa tersebut menjadi ion NH4,
orang dewasa memiliki toleransi tinggi terhadap ion nitrat dalam air tetapi untuk bayi dan
hewan pemamahbiak, nitrat direduksi menjadi nitrit, nitrit ini dapat mengikat hemoglobin
dalam darah, sehingga mengurangi kemampuan sebagai pembawa oksigen di dalam
darah. Hal ini menyebabkan kondisi yang dikenal dengan methemoglobinemia, dimana
korbannya seperti terkena penyakit jantung yang disebut dengan penyakit bayi biru (blue
baby).
b. SENYAWA FOSFOR

5
Di dalam senyawa air fosfor merupakan komponen yang sangat penting dan
sering menimbulkan permasalahan lingkungan, fosfor merupakan suatu komponen yang
esensial untuk pertumbuhan ganggang pada perairan. Pertumbuhan ganggang yang terlalu
pesat di dalam perairan akan dapat mengurangi kualitas air. Sumber fosfor adalah limbah
industri, hanyutan pupuk dari para petani, limbah domestik, hancuran bahan organik dan
mineral fosfat.
Fosfor di dalam air dapat dalam keadaan terlarut maupun dalam keadaan padat.
H3PO4 yang merupakan senyawa padat fosfor di dalam air adalah asam yang sangat
kuat, sedangkan PO43- sangat basa di dalam perairan alami.
Kenaikan konsentrasi fosfat merupakan adanya zat pencemar dalam perairan.
Sejumlah industri dapat membuang folifosfat berupa bahan pencuci yang mengapung di
dalam air. Senyawa fosfor organik terdapat antara lain asam nukleat, fosfolipid, gula
fosfat, senyawa ini masuk dalam perairan bersama-sama dengan limbah industri dan
rumah tangga.
c. LOGAM ALKALI PADA AIR
Natrium umumnya terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi di dalam air tawar
dibandingkan dalam dengan kalium. Ion natrium, sama dengan ion klorida, bersosiasi
dengan salinitas yang berlebihan yang dapat menyebabkan penuruna kualitas iar yang
cukup serius.
d. ALUMINIUM DALAM AIR
Aluminium merupakan unsur terbanyak ke 3 dalam kerak bumi kebanyakan aluminium
yang dibawa air dapat berupa partikek-partikel mineral mikroskopis yang tersuspensi.
Konsentrasi dari aluminium yang larut kebanyakn dalam air memungkinkan kurang dari
1,0 mg/l
Aluminium bersifat amfoter dalam air alami dengan pH kurang lebih 10, terbentuk ion
aluminat yang larut Al (OH)4-ion florida membentuk kompleks yang sangat kuat dengan
aluminium dan dengan adanya florida dengan konsentrasi tinggi terbentuk jenis kompleks
flourida seperti AlF2+ mungkin akan membentuk dalam air. Ion aluminium membentuk
endapan dengan silica dan dengan ion ortofosfat.
e. BESI DALAM AIR
Besi merupakan salah satu unsur terpenting di dalam air permukaan dan air tanah.
Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkanuntuk keperluan rumah tangga,
karena akan menimbulkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta
menimbulkan rasa yang tidak enak pada aur minum pada konsentrasi diatas kurang lebih
0,31 mg/l. Sifat kimia perairan dari besi adalah sifat redoks, pembentukan
kompleks,metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukarandari besi antara fasa cair dan
fasa padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfide.
Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkiar antara 1,0-10 mg/l namun
demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/l dapat juga ditemukan dalam air
tanah di tempat-tempat tertentu, air tanah yang terdapat kandungan Fe (II) mempunyai
sifat yang unik dalam kondisi tidak ada oksigen air mangandung Fe (II) jernih, begitu
mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari oksigen yangberasal dari atmosfir ion
ferro akan akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O
4 Fe (OH)3 8 H+
Dan air menjadi keruh. Dan pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat

6
. Ion FeOH+ dapat terjadi dalam perairan yang besifat basa tetapi bisa ada CO 2
maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut. Besi (II) dapat membentuk kompleks yang stabil
dengan zat organik pengompleks dan tidak larut dalam air.
Dalam perairan dengan pH yang sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri
dapat ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang
asam (Acid Mine Water). Limbah yang bersifat H2So4 yang dihasilkan dari oksidasi Fe S2
(bijih besi)
Kerusakan perairan yang disebabkan oleh aliran limbah tambang asam ini
diperlihatkan ditunjukan dengan adanya penutupan air oleh suatu lapisan dengan sangat
tipis dari Fe (OH)3 yang bersifat semi gelatin.
f. MANGAN DALAM AIR
Toksisitas mangan (Mn), relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah sehingg
nilai ambang batas senyawa Mn dalam air haruslah dalam keadaan sangat rendah yaitu
dibawan 0,05 mg/l dalam kondisi aerob mangan dalam air berbentuk MnO2 dan pada
dasar permukaan tereduksi dalam bentuk mno2dan dalam dasar permukaan akan
tereduksi menjadi mn2+ atau dalam air yang kekurngan (D 0 rendah ). Oleh karena itu
pemakaian air air yang berasal dari sumber air, sering ditemukan mangan dalam
konsentrasi tinggi.Air yang berasal dari sumber tambang asam
MIKROORGANISME SEBAGAI KATALIS REAKSI KIMIA PERAIRAN
Dalam reaksi kimia air mikroorganisme, seperti bakteri, cendawan dan
ganggangmerupakan katalis hidup yang dapat mempengaruhi sejumplah proses reaksi
kimia yang terjadi dalam aliran periran tanah, ganggang merupakanprodusen primer
primer bahan produsen primer dalam air.
Berikut penjelasan merupakan mikroorganisme yang mempengaruhi perairan
a. GANGGANG
Dalam ekositem akuatik ganggang sebagai organism akuatik, yang umumnya
sebagai orhanisme hidup selanjutnya ganggang membutuhkan unsure hara seperti CO2
atau HC03-,
b. CENDAWAN
Jenis mikroorganisme lain yang memberikan pengaruh terhadap perairan adalah
cendawan. Cendawan tidak timbuh baik dalam air, tetapi cendawan memberikan
pengaruh yang besar terhadap air karena akan banyak mengurai bahan bahan organic
hasil dari dekomposisi akan masuk kedalam perairan
Cendawan merupakan organism non fotosintetik, yang membutuhkan oksigen
untuk hidupnya organisme ini membutuhkan oksigen untuk kehidupannya dan umumnya
tumbuh subur dalam perairan yang lebih asam daripada bakteri.
====================

Anda mungkin juga menyukai