Pemisahan Golongan V
Pemisahan Golongan V
I.
II.
Teori Dasar
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini
dilakukandengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan
dilakukan dengan caramengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya.
Kelompok kation yangmengendap dipisahkan dari larutan dengan cara
sentrifus dan menuangkan filtratnya ketabung uji yang lain. Larutan yang
masih berisi sebagian besar kation kemudiandiendapkan kembali membentuk
kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kationyang terendapkan masih
berisi beberapa kation maka kation-kation tersebu dipisahkanlagi menjadi
kelompok kation yang lebih kecil, demikia seterusnya sehingga padaakhirnya
dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi
pereaksiserta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation
menjadi
beberapakelompok.
Suatu
skema
analisis
standar
untuk
tidak
menutup
kemungkinan
untuk
memodifikasi
dan
dan
amoniumkarbamat
NH 4 O(NH 2 )CO.
Senyawa
ini
harus
tanah
keduanya
larut
dalam
air.
Ini
dapat
dilakukan
dengan
dengan
reagensia
golongan
adalah
barium
karbonat
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu
cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam
perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion
menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam
peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang
digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan
identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap
bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan
HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah
dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan
dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan
reaksi redoks. Berikut adalah reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam
keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang
dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat
pekat.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan
analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya
(data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk
tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh,
zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada
adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal
nitrat mudah larut dalam air dingin.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan.
Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk
zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan
ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat
selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena
ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana
yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan
untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na 2CO3
ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat
basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat larut makin
banyak.
III.
HCl pekat
NH4OH
NH4NO3 4N
HCl panas
NH4OH 2 N
Pb asetat 5 %
HCl 2 N
NH4OH 4 N
NaOH 4 N
HCl 4 N
NH4OH 6 N
H2O2
HCl 6 N
Aqua regia
KCNS 5 %
H2O
HNO3
K4Fe(CN)6 5 %
K2CrO4 5 %
HNO3 2 N
CH3COONH4 5 %
Alkohol 96 %
AgNO3
Aluminon
H2SO4
Lakmus
NH4Cl 5 %
H2SO4 pekat
BaCl2
(NH2)2CO3 5 %
H2SO4 2 N
Logam Cu
(NH2)2CO3 10 %
H2SO4 4 N
SnCl2 5 %
Na Rodizonat
KIO4 serbuk
KI 5 %
(NH4)2C2O4 5 %
CH3COOH 5 %
KBr 5 %
FeSO4 padat
IV.
KNa2CO3
V.
VI.
VII.
Cara Kerja
Kation
VIII.
IX.
Larutan contoh + NH4OH 6N+ NH 4Cl 5%+( NH4)2CO3
10 %
X.
XI.
XII.
1)
XIII.
3)
2)
XIV.
4)
XV.
XVI.
XVII.
Endapan Ba CrO4
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
Test Ba
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
Endapan SrCrO4
XXVII.
Saringan Ca(CHCOO)
+ CH3COOH 5 % ( panas)
XXVIII.
Test Ca
XXIX.
Test Sr
XXX.
1. + 5 tts (NH)4CO3 5 % + K2CrO4 5 %
XXXI.
kuning sindur
XXXII.
2. + Na Rodizonat merah coklat
1. + (NH4)2CO3 5 %
2. + (NH4)2C2O4 5 %
putih
putih
XXXIII.
XXXIV.
Catatan :
XXXV.
Membedakan Sr dan Ba
XXXVI.
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
Anion
XL.
XLI.
XLII.
Uji NO3
XLIII.
Jika tidak terbentuk endapan cincin coklat maka NO3 dikatakan (-)
Uji CH3COOH
XLIV.
XLV.
XLVI.
XLVII.
Hasil Pengamatan
Kation
XLVIII.
Test Ba
1. + 5 tts H2SO4 putih
2. + 3 tts CHCOOH 5 % + 6 tts CHCOONH 5 % + 6 tts K2CrO4 5 %
XLIX.
Test Ca
1. + (NH4)2CO3 5 %
putih
2. + (NH4)2C2O4 5 %
putih
+
D
L.
LI.
ANION
LII.
kuning
+
D
Test Cl-
LIII.
Test NO3-
LV.
LVI.
Test CH3COOH-
LVII.
Diskusi
Kation golongan V hanya dapat mengendap sebagai garam karbonatnya,
makadigunakan ammonium karbonat sebagai pereaksi pengendapnya -
LIX.
-
LX.
-
Karena
beberapa
ion
terendapkan
sempurna
dalam
basa,
maka
ditambahkanNH4OHLXI.
-
LXII.
-
LXIII.
LXIV.
Kesimpulan
LXV.
bahwa sampel yang diuji mengandung kation golongan I yang berupa kation Ba, Ca dan
anion terdiri dari SO42-, Cl dan NO3LXVI.