Teori ini sangat berguna bagi seseorang yang mencoba melakukan muslihat, atau berpikir
seseorang akan melakukan muslihat kepada orang lain. teori ini membantu melihat kebelakang,
pada situasi yang telah lalu, guna mengevaluasi peristiwa dan perilaku komunikasi verbal
ataupun nonverbal dengan tujuan untuk mengungkap apakah seseorang telah melakukan
kebohongan atau tidak. Setiap orang pernah berbohong dan juga dibohongi.
Asumsi-asumsi Teori Kebohongan Antarpribadi
Asumsi dasar mendukung IDT (Interpersonal Deception Theory) ialah bahwa
kebohongan tidak beda dari bentuk bentuk komunikasi lainnya, bahwa umat manusia
berorientasi pada tujuan, makhluk yang menyesuaikan diri. Komunikasi mereka apakah jujur
atau bohongdimaksudkan untuk memuaskan tuan rumah mengenai tujuan-tujuan seperti
memberikan diri sendiri menyenangkan kepada orang lain, mengelola ungkapan perasaanperasaan dan emosi-emosi dengan cara yang dapat diterima secara social, memelihara keserasian
hubungan, memudahkan arus percakapan, dan meyakinkan orang lain untuk menerima gagasangagasan dan usulan-usulan orang.
Asumsi dasar lainnya ialah bahwa pengelolaan informasi adalah penting bagi
komunikasi. Orang dapat memilih untuk bersembunyi, mengubah, salah dalam menggambarkan,
mengaburkan, atau menghindarkan penyampaian informasi dalam komunikasi mereka dengan
memanipulasi kejujuran, kelengkapan, arah, relevansi, dan personalisasi tentang pesan-pesan
mereka (Burgoon, Buller, Guerro, Afifi, & Feldman, 1996).
Asumsi penting yang ketiga dalam IDT ialah bahwa para penerima merupakan partisipan
aktif salam kisah-kisah bohong yang memengaruhi perjalanan waktu mereka dan hasil-hasil
akhir. Para penerima merupakan pemroses informasi aktif yang penerima mereka berubah
perilaku nonverbal mereka, dan keseluruhan gaya mereka sehingga mereka dipercaya. IDT
memprediksikan bahwa para pembohong menggunakan kesempatan pada kepercayaan orang
pada kejujuran masing-masing, sebagaimana orang bercerita benar lakukan. Sesungguhnya
tujuan utama para pembohong untuk menciptakan sikap penampilan yang normal, mengandalkan
pada bias-bias kebenaran orang dan bantuan mereka tanpa diketahui dalam membangun alur
cerita yang dapat dipercaya (Budayatna, 2015;258).
Kekuatan-kekuatan dan Keterbatasan-keterbatasan Teori
Stiff mengemukakan masalah-masalah definisi mengenai bagaimana antarpribadi dan
interaktif harus didefinisikan, dan menganjurkan bahwa kebohongan diperkirakan sebagai
sebuah aktivitas persuasive, sebuah usulan konsisten dengan dasar pikiran dalam IDT bahwa
kebohongan adalah strategis. Asumsi-asumsi dan definisi-definisi IDT menggerakkannya
melebihi sekedar sintetis pada sejumlah proposisi terhubung secara sistematis yang
memungkinkan pemahaman, prediksi, dan penjelasan mengenai sebuah jajaran yang luas tentang
perilaku percakapan. Tidak dapat disangkal, IDT tidak memiliki sebuah kausal tunggal atau
mekanisme generative, tetapi tidak juga komunikasi antarpribadi. Kompleksitas ini merupakan
kekuatan (Budayatna, 2015;258).
DAFTAR PUSTAKA
Budayatna, Muhammad. Prof., Dr., M.A. 2015. Teori-teori Mengenai Komunikasi Antarpribadi.
Jakarta: Prenamedia Group.
Kurniawati, Rd. Nia. 2014. Komunikasi Antarpribadi: Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta