Anda di halaman 1dari 5

Teori Kebohongan Antarpribadi (Interpersonal Deception Theory)

Kebohongan terdapat dimana-mana. Umat manusia mengembangkan tentang


segala sesuatu, bagaimana cakapnya mereka untuk sebuah pekerjaan, tujuan-tujuan
mereka untuk melakukan. Apabila diuraikan secara luas termasuk tidak hanya
kebohongan yang tidak punya malu tetapi juga penghilangan, pemutaran lidah atau
equivocation, pengelakan, dan semacamnya, kebohongan terjadi dalam sepertiga atau
lebih dari semua percakapan di mana orang rata-rata melakukan dua kebohongan
dalam sehari (DePaulo, Kashy, Kirkendol, Wyer, & Epstein, 1996).
Yusup (2009) dalam buku Teori-teori Komunikasi Antarpribadi karya Nia
(2014) menjelaskan bahwa teori ini digunakan untuk menjalaskan kebohongankebohongan komunikasi seseorang dengan cara memancing komunikan dengan
informasi yang tidak benar sehingga terbongkarlah kenyataan bohongnya. Dengan
teori ini sangat sulit untuk meramalkan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada
pikiran manusia. Artinya, apakah seseorang melakukan kebohongan atau tidak, agak
sulit diramalkan. Dengan kata lain, pesan-pesan yang disampaikan oleh seseoranf
termasuk benar atau tidak, agak sulit diduga. Kecuali, kalua sudah lama terjadinya,
atau kita melakukan uji lanjutan guna meneliti validitasnya.

Teori ini sangat berguna bagi seseorang yang mencoba melakukan muslihat, atau berpikir
seseorang akan melakukan muslihat kepada orang lain. teori ini membantu melihat kebelakang,
pada situasi yang telah lalu, guna mengevaluasi peristiwa dan perilaku komunikasi verbal
ataupun nonverbal dengan tujuan untuk mengungkap apakah seseorang telah melakukan
kebohongan atau tidak. Setiap orang pernah berbohong dan juga dibohongi.
Asumsi-asumsi Teori Kebohongan Antarpribadi
Asumsi dasar mendukung IDT (Interpersonal Deception Theory) ialah bahwa
kebohongan tidak beda dari bentuk bentuk komunikasi lainnya, bahwa umat manusia
berorientasi pada tujuan, makhluk yang menyesuaikan diri. Komunikasi mereka apakah jujur
atau bohongdimaksudkan untuk memuaskan tuan rumah mengenai tujuan-tujuan seperti
memberikan diri sendiri menyenangkan kepada orang lain, mengelola ungkapan perasaanperasaan dan emosi-emosi dengan cara yang dapat diterima secara social, memelihara keserasian
hubungan, memudahkan arus percakapan, dan meyakinkan orang lain untuk menerima gagasangagasan dan usulan-usulan orang.
Asumsi dasar lainnya ialah bahwa pengelolaan informasi adalah penting bagi
komunikasi. Orang dapat memilih untuk bersembunyi, mengubah, salah dalam menggambarkan,
mengaburkan, atau menghindarkan penyampaian informasi dalam komunikasi mereka dengan
memanipulasi kejujuran, kelengkapan, arah, relevansi, dan personalisasi tentang pesan-pesan
mereka (Burgoon, Buller, Guerro, Afifi, & Feldman, 1996).
Asumsi penting yang ketiga dalam IDT ialah bahwa para penerima merupakan partisipan
aktif salam kisah-kisah bohong yang memengaruhi perjalanan waktu mereka dan hasil-hasil
akhir. Para penerima merupakan pemroses informasi aktif yang penerima mereka berubah

menjadi tindakan-tindakan para pengirim; yang mengalami kesulitan-kesulitan kognitif yang


lebih besar, keadaan yang tidak menyenangkan, dan kewaspadaan apabila kecurigaan mereka
dibangkitkan; yang memberikan bermacam-macam bentuk umpan balik kepada pengirim yang
dapat berkisar dari penerimaan kepada keragu-raguan kepada ketidakpercayaan absolut; dan
yang mereeka sendiri dapat secara aktif dan strategis menyesuaikan gaya-gaya komunikasi
mereka sebagaimana kecurigaan-kecurigaan mereka meningkat dan berakhir.
Ciri-ciri Utama Teori
IDT berusaha untuk menjelaskan bagaimana para pengirim dan para penerima terlibat
proses membohongi dan mendeteksi kebohongan selagi terbenam dalam pertukaran pembicaraan
di mana tujuan masing-masing pihak tidak selalu saling bertautan. Yang pertama adalah ciri-ciri
tentang konteks komunikasiantar-aktivitas dan tuntutan-tuntutan tugas. Antar-aktivitas
mengacu kepada apakah pertukaran pesan bersifat saling tergantung (sebuah pesan tertentu
dihubungkan kepada pesan-pesan sebelumnya), terjadi secaara langsung, dan mempunyai saluran
verbal yang multiple dan tersedianya saluran nonverbal (diantara factor-faktor lainnya).
Tuntutan-tuntutan ugas mengenai apakah para partisipan terlibat dalam percakapan secara mental
atau emosional sulit untuk melaksanakannya. Yang kedua meminta perhatian pada hubungan
antara pengirim dan penerima sebagai pengaruh yang penting di mana para partisipan berpikir
dan berbuat.
Penggunaan-penggunaan Teori
IDT dapat bertindak sebagai lensa untuk memperagakan komunikasi antarpribadi dan
menyoroti variable-variabel dan proses-proses yang terutama penting. Apakah berbohong
mengatakan yang benar, orang mencoba mengelola isi dari pesan-pesan mereka, perilaku-

perilaku nonverbal mereka, dan keseluruhan gaya mereka sehingga mereka dipercaya. IDT
memprediksikan bahwa para pembohong menggunakan kesempatan pada kepercayaan orang
pada kejujuran masing-masing, sebagaimana orang bercerita benar lakukan. Sesungguhnya
tujuan utama para pembohong untuk menciptakan sikap penampilan yang normal, mengandalkan
pada bias-bias kebenaran orang dan bantuan mereka tanpa diketahui dalam membangun alur
cerita yang dapat dipercaya (Budayatna, 2015;258).
Kekuatan-kekuatan dan Keterbatasan-keterbatasan Teori
Stiff mengemukakan masalah-masalah definisi mengenai bagaimana antarpribadi dan
interaktif harus didefinisikan, dan menganjurkan bahwa kebohongan diperkirakan sebagai
sebuah aktivitas persuasive, sebuah usulan konsisten dengan dasar pikiran dalam IDT bahwa
kebohongan adalah strategis. Asumsi-asumsi dan definisi-definisi IDT menggerakkannya
melebihi sekedar sintetis pada sejumlah proposisi terhubung secara sistematis yang
memungkinkan pemahaman, prediksi, dan penjelasan mengenai sebuah jajaran yang luas tentang
perilaku percakapan. Tidak dapat disangkal, IDT tidak memiliki sebuah kausal tunggal atau
mekanisme generative, tetapi tidak juga komunikasi antarpribadi. Kompleksitas ini merupakan
kekuatan (Budayatna, 2015;258).

DAFTAR PUSTAKA

Budayatna, Muhammad. Prof., Dr., M.A. 2015. Teori-teori Mengenai Komunikasi Antarpribadi.
Jakarta: Prenamedia Group.
Kurniawati, Rd. Nia. 2014. Komunikasi Antarpribadi: Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai