Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Kualitas Pendidikan di Indonesia

oleh : Nabila, 0806320761


Sumber :

Sudaryono, Yohanes. Kualitas Pendidikan Indonesia Suatu Refleksi.


http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2008/05/01/kualitaspendidikan-indonesia-suatu-refleksi/ (diakses pada 8 November 2008
pukul 19.30)
Yamin, Mohammad. Peringkat Pendidikan Turun dari 58 ke 62.
http://jipkendal.wordpress.com/2007/12/12/peringkat-pendidikanturun-dari-58-ke-62/ (diakses pada 15 November 2008 pukul 16.00)

Pendidikan di Indonesia berkembang dalam empat era, yaitu era kolonial, era
orde lama, era orde baru dan era reformasi.
Pada era kolonial, pendidikan hanya diberikan kepada para penguasa dan
bangsawan. Pendidikan rakyat hanya terbatas kepada rakyat di sekolah sekolah
kelas 2. Namun demikian, apa yang diperoleh rakyat telah menghasilkan pemimpin
masyarakat bahkan pemimpin nasional. Dalam sejarah pendidikan kita, dapat
dikatakan bahwa intelegensi bangsa Indonesia tidak kalah dengan kaum penjajah.
Masalah yang kita hadapi saat itu adalah kekurangan kesempatan yang sama yang
diberikan kepada semua anak bangsa.
Saat era orde lama, pendidikan nasional mulai meletakkan dasar dasarnya.
Walaupun masih serba terbatas, bangsa kita dapat melaksanakan pendidikan nasional
sesuai yang diamanatkan dalam UUD 1945. Sayang sekali pada akhir era ini
pendidikan kemudian dimasuki oleh politik praktis atau mulai dijadikan kendaraan
politik. Pada masa itu dimulai dengan pendidikan indoktrinasi yaitu menjadikan
pendidikan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan orde lama. Pada orde lama,
sudah mulai diadakan ujian ujian negara yang terpusat dengan sistem kolonial yang
serba ketat tetapi tetap jujur dan mempertahankan kualitas. Hal ini didukung karena
jumlah sekolah belum begitu banyak dan guru guru yang ditempa pada zaman
kolonial. Pada zaman itu siswa dan guru dituntut disiplin tinggi. Guru belum
berorientasi pada yang material tetapi pada yang ideal. Citra guru sebagai pahlawan
tanpa tanda jasa yang diciptakan era orde baru sebenarnya telah dikembangkan pada
orde lama. Kebijakan di era ini adalah mendirikan universitas di setiap propinsi.

Era orde baru dikenal sebagai orde pembangunan. Dalam bidang pendidikan
pun terjadi pembangunan. INPRES Pendidikan Dasar adalah sebuah awal
pembangunan dalam dunia pendidikan. Namun IPRES tersebut belum dilanjutkan
dengan kualitas dan kuantitas. Selain itu sistem EBTANAS,yang menjadikan tiap
sekolah justru berusaha untuk meluluskan siswanya 100 %, namun hal ini justru
berakibat pada pembohongan publik mengenai keberhasilan pemerintah dalam
pembangunan. REPELITA, yang ada pada Orde Baru, menekankan pembangunan
ekonomi sebagai salah satu dari TRILOGI pembangunan, maka kemerosotan di
bidang pendidikan telah berlangsung. Hasil EBTANAS SD, kemudian dipakai untuk
melanjutkan ke sekolah menengah, dan berlanjut sampai ke perguruan tinggi.
Sekalipun untuk masuk perguruan tinggi harus melalui SNMPTN, tetapi pada
akhirnya hasil EBTANAS pun dijadikan indikator penerimaan di perguruan tinggi.
Dalam orde baru juga banyak muncul perguruan tinggi swasta, yang berdampak pada
menurunnya kualitas perguruan tinggi.
Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya proses
demokrasi. Demokrasi juga telah memasuki dunia pendidikan nasional antara lain
dengan lahirnya Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam bidang pendidikan bukan lagi merupakan tanggung jawab
pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada tanggung jawab pemerintah daerah
sebagaimana diatur dalam Undang Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, hanya beberapa fungsi saja yang tetap berada di tangan pemerintah pusat.
Sistem Pendidikan Nasional Era Reformasi yang diatur dalam Undang Undang No
20 tahun 2003 diuraikan dalam indikator indikator akan keberhasilan atau
kegagalannya, maka lahirlah Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang kemudian dijelaskan dalam Permendiknas RI.
Dalam laporan PBB untuk bidang pendidikan (UNESCO), yang dirilis pada
Kamis (29/11/07) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari
58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia.
Dunia pendidikan sekarang ini bukan merupakan pemersatu bangsa tetapi
merupakan suatu ajang pertikaian manusia manusia yang berdiri sendiri dalam arti
yang sempit, mementingkan diri dan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai