Anda di halaman 1dari 30

Stasiun Kereta Api di Bekasi

BAB II
TINJAUAN UMUM

Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian,


definisi dari kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun
sedang bergerak di atas jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api
sendiri terdiri dari lokomotif, kereta, dan gerbong. Lokomotif merupakan kendaraan
rel yang dilengkapi dengan mesin penggerak dan pemindah tenaga kepada roda-roda
dan khusus digunakan untuk menarik kereta penumpang dan atau gerbong barang.
Kereta merupakan salah satu rangkaian dari kereta api yang berfungsi untuk
mengangkut penumpang. Sedangkan rangkaian yang digunakan untuk mengangkut
barang atau binatang disebut gerbong.
Kereta api merupakan jenis kendaraan yang spesifik, memiliki karakteristik
tersendiri, yaitu melekat pada jalurnya, hanya bisa beralih ke jalur lain jika ada wesel
yang mengalihkannya. Jarak pengereman relatif jauh dibandingkan dengan jenis
kendaraan lainnya terutama dengan jenis kendaraan jalan raya, sehingga setiap
gerakan perjalanan kereta api harus memiliki jarak minimal antara dua kereta api
berurutan untuk itu dilengkapi oleh sinyal untuk membatasinya, untuk keamanan
perjalanan kereta api mempergunakan system blok dimana tiap blok selalu dibatasi
oleh suatu sinyal sehingga perjalanannya harus terencana dengan baik. Perjalanan
kereta api umumnya tidak memerlukan berhenti dan jalan kembali berulang-ulang,
kecuali untuk keperluan operasi kereta api (bersilang atau disusul) dan keperluan jasa
angkutan. Klasifikasi dalam stasiun kereta api dikelompokkan dalam Kelas Besar,
Kelas Sedang,Kelas Kecil. Pengelompokan kelas stasiun kereta api berdasarkan
kriteria fasilitas operasi, frekuensi lalu lintas, jumlah penumpang, jumlah barang,
jumlah jalur dan fasilitas penunjang. Di stasiun kereta api dapat dilakukan kegiatan
usaha penunjang angkutan kereta api dengan syarat tidak mengganggu fungsi stasiun.
Kegiatan usaha penunjang adalah aktivitas usaha untuk mendukung pengusahaan
Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 12

Stasiun Kereta Api di Bekasi

perkeretaapian, antara lain usaha pertokoan, restoran, perkantoran, dan perhotelan.


Stasiun kereta api juga dapat menyediakan jasa pelayanan khusus, fasilitas pelayanan
yang disediakan oleh penyelenggara prasarana perkeretaapian selain fasilitas
pelayanan standar.
2.1

Sejarah Perkembangan Perkeretaapian di Indonesia


Perkeretaapian di Indonesia di mulai tanggal 17 Juni 1864 dengan

pemasangan rel kereta api pertama di Semarang (Kemijen). Proyek tersebut


dilaksanakan oleh NISM (Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij) dan
peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Jenderal Sloet Van Beele. Pemasangan lintas
pertama ini nampaknya semata mata bermotif komersial, karena hasil bumi
(tembakau, nila, dan gula) dari daerah Surakarta dan Yogyakarta (Voreten Landen)
yang merupakan bahan ekspor, memerlukan angkutan cepat untuk sampai di
pelabuhan Semarang. Pada tahun 1868 mulai beroperasi Semarang - Tanggung
sepanjang 26 km. Pada tahun 1870 selesai dipasang dan dibuka untuk umum lintas
Semarang - Gundih - Surakarta. Tahun 1871 - 1873 dilakukan pemasangan rel
Surakarta - Yogyakarta - Lempuyangan. Tanggal 10 April 1869 juga dipasang oleh
NISM lintas Jakarta - Bogor selesai tahun 1873. Lintas ini kemudian diambil oleh
pemerintah yang mendirikan perusahaan kereta api pemerintah yang dinamakan SS
(Staaatsspoor Wegen). Kemudian dilanjutkan pemasangan lintas Bogor - Sukabumi Bandung - Kroya - Yogyakarta - Surabaya. Pada lintas Yogyakarta - Surakarta
terdapat rel triganda (jalur dengan tiga batang rel) karena NISM menggunakan rel
lebar (1,435 m) sedang SS sendiri menggunakan rel normal yakni lebar 1,067 m.
Tahun 1903 mulai dipasang oleh NISM lintas Kedungjati - Ambarawa Magelang - Yogyakarta. Tahun 1907 lintas Secang - Temanggung - Parakan. Tahun
1899 - 1903 dipasang oleh NISM Semarang - Cepu - Surabaya. Kemudian tertarik
oleh keuntungan yang diperoleh NISM menyusul berdirinya perusahaanperusahaan
kereta api swasta lainnya yang berjumlah sepuluh perusahaan diantaranya SCS
(Semarang Cirebon Stoomtram Maatschappij), SJS (Semarang Juwana Stomtram
Maatschappij), dll. Sedang di Sumatera pemasangan lintas kereta api pemerintah

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 13

Stasiun Kereta Api di Bekasi

terjadi tanggal 12 November 1876, mulai dipasang lintas Ulele - Kota Raja (Banda
Aceh). Kereta api ini dipasang oleh Departemen Peperangan (DVO) untuk keperluan
perang Aceh dengan lebar sepur 70 cm. Tanggal 1 Juni 1891 mulai dipasang lintas
Pulu Aer - Padang untuk kepentingan tambang batubara. Tahun 1912 mulai dipasang
lintas Teluk Betung Perabumulih, Juli 1886 oleh perusahaan DSM (Deli Spoorweg
My) dipasang lintas Labuhan - Medan. Untuk Sulawesi mulai tanggal 1 Juli 1923
telah dipasang oleh SS lintas Makassar - Takalar dan beberapa tahun kemudian
operasinya dihentikan karena terlalu berat biaya eksploitasinya. Menjelang
berakhirnya pemerintahan Belanda SS daerah eksplotasinya dibagi sebagai berikut:
SS/OL = Jawa Bagian Timur, SS/WL = Jawa Bagian Barat, ZSS = Sumatera Selatan,
WSS = Sumatera Barat, Aceh Tram = Aceh, dan semuanya berpusat di Bandung.
Pada masa pendudukan Jepang (1 Maret 1942 - 17 Agustus 1945) semua
perkeretaapian di Jawa dikuasai oleh pemerintah angkatan darat (Rikuyun). Semua
perusahaan kereta api disatukan dengan nama Rikuyu Kyoku. Sedangkan
perkeretaapian di Sumatera di bawah pemerintahan angkatan laut Jepang (Kaigun)
dengan nama Tetsudo Tai dengan pusat di Bukit Tinggi.
Setelah Republik Indonesia berdiri, perkeretaapian Indonesia diambil alih
oleh pemerintah Republik Indonesia. Tanggal 28 September 1945 secara resmi
lahirlah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) berpusat tetap di
Bandung yang meliputi perusahaan kereta api di Jawa dan Madura. Pada waktu itu di
Sumatera masih di bawah pendudukan Belanda di bawah SS/VS (Staatspoorweg En
Verenigde Spoorweg Bedrijr).Setelah negara RI menjadi negara kesatuan pada
Januari 1950, DKARI berubah menjadi DKA. Berdasarkan UU No. 19 dengan
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1963. terhitung 22 Mei 1963 Status perusahaan
kereta api di Indonesia berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Sedangkan di Sumatera, Deli Spoorweg My terhitung 1957 dinasionalisasi dan masuk
di bawah perusahaaan api pemerintah pada saat itu dan kemudian bergabung menjadi
PNKA. Dengan adanya penetapan melalui PP No. 01 Tahun 1971 status
perkeretaapian kita berubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Berdasarkan PP No. 57 tahun 1990, yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 14

Stasiun Kereta Api di Bekasi

1991 berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka). Pada tahun 1992,
pemerintah mengeluarkan UU No. 13 tahun 1992 tentang perkeretaapian. Dengan
keluarnya UU tersebut, maka banyak peraturan perkeretaapian sejak jaman Belanda
dinyatakan tidak berlaku lagi. Dan sekarang statusnya berubah menjadi PT. Kereta
Api (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998 tentang
pengalihan bentuk badan Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api menjadi PT. Kereta
Api (Persero). Sekarang UU Perkeretaapian yang terbaru adalah UU No. 23 tahun
2007. Pada UU No. 23 tahun 2007 disebutkan bahwa pemerintah telah membuka
kesempatan bagi pihak swasta untuk ikut mengembangkan bisnis perkeretaapian di
Indonesia.
2.1.3

Perkembangan Stasiun Kereta Api di Indonesia


Stasiun-stasiun kereta api di Indonesia saat ini banyak yang merupakan sisa

peninggalan masa kolonial Belanda, pemerintah merawat dan merevitalisasi kawasan


stasiun sehingga terjaga keasliannya. Dalam perkembangannya, stasiun kereta api di
Indonesia mengalami beberapa modifikasi diantaranya adalah konstruksi lantai peron
yang merupakan tempat penumpang naik dan turun dari kereta. Terdapat perbedaan
antara peron yang dibangun pada masa sebelum Perang Dunia II dan masa
Proklamasi. Sebelum masa Perang Dunia II peron umumnya dibuat dengan lantai
rendah sejajar dengan tanah.

Gambar 2.1Peron Rendah Pada Stasiun Kebumen


Sumber:pasangmata.detik.com/contribution/27952, 2014

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 15

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Sedangkan bentuk kedua adalah peron yang dibangun setelah Proklamasi


dengan ciri berlantai tinggi, peron tersebut dirasa lebih aman dibandingkan peron
rendah dimana dengan peron yang ditinggikan maka penumpang tidak kontak
langsung dengan rel, roda, dan mesin yang berada dibawah kereta, sehingga resiko
kecelakan dapat dihindari.

Gambar 2.2 Peron Tinggi Pada Stasiun Tugu


Sumber:v-images2.antarafoto.com/gps/1282830316/spektrumpembangunan-peron-tinggi16.jpg, 2014

Perbedaan tinggi peron tersebut disebabkan kereta produksi sebelum 1920


umumnya mempunyai tangga untuk turun ke bawah sehingga tidak memerlukan
peron yang tinggi. Sedangkan kereta yang beroperasi saat ini umumnya dibuat setelah
tahun 1965 dengan ciri berlantai tinggi, namun tidak dilengkapi dengan tangga.
2.2

Definisi, Fungsi, dan Fasilitas Stasiun Kereta Api


Pengertian stasiun kereta api menurut berbagai sumber adalah sebagai berikut
1. Stasiun sebagai tempat kereta api berangkat, mengangkut penumpang
(manusia atau bisa juga hewan ) dan barang ( handinoto, 1999 : 51 ).
2. Stasiun sebagai tempat kereta api bersilang, menyusul atau disusul
(handinoto, 1999 : 51 ).
3. Stasiun kereta api adalah tempat para penumpang pengguna alat transportasi
kereta api dapat naik turun sewaktu memakai sarana transportasi kereta api.
4. Stasiun adalah lokasi pada ujung suatu lintas atau tempat asal dan tujuan
penumpang (sani, 2010:61).

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 16

Stasiun Kereta Api di Bekasi

2.1.2

Fungsi Stasiun Kereta Api


Fungsi stasiun kereta api menurut (Alamsyah, 2003 : 106) adalah sebagai
berikut :

1. Sebagai alat angkutan umum untuk penumpang dan barang.


2. Sebagai penghubung satu tempat dengan tempat lainnya yang sulit dijangkau
oleh transportasi lain.
3. Tempat untuk memuat dan membongkar barang hantaran.
4. Tempat pengisian barang hantaran.
5. Tempat pengisian barang hantaran.
6. Tempat penitipan barang sementara untuk penumpang.
7. Tempat untuk memberikan kesempatan bagi kereta lainnya untuk saling
menyusul dan bersilang.
2.1.3

Fasilitas Stasiun Kereta Api


Fasilitas dalam stasiun menurut alamsyah (2003:106) adalah sebagai berikut:

1. Rel merupakan batangan baja yang dibuat agar kereta api dapat berjalan di
atasnya.
2. Menara sinyal merupakan tempat untuk mengatur jalan keluar masuknya
kereta api ke stasiun serta memberikan informasi antara stasiun satu dengan
stasiun yang lainnya.

Gambar 2.3 Menara Sinyal Stasiun Tanjung Priok


Sumber: indocropcircles.files.wordpress.com/2013, 2014

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 17

Stasiun Kereta Api di Bekasi

3. Depo adalah tempat untuk menyimpan dan tempat untuk melakukan


perawatan rutin kereta api, serta tempat untuk melakukan perbaikan ringan.
a. Perangkat depo kereta api
-

Fasilitas pencucian kereta

Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan


.

Inspeksi terjadwal

Pemeliharaan harian

Fasilitas perbaikan ringan kereta

Jalur stabling untuk parkir kereta

Gambar 2.4 Depo Kereta Api


https://www.flickr.com/photos/pandu076/7507424088

b.

Perawatan
Perawatan harian meliputi :
-

Pemeriksaan bahan bakar, cairan hidraulik, pendingin.

Menindak lanjuti laporan masinis.

Identifikasi dini terhadap kerusakan.

Diagnose komputer terhadap kerja.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 18

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Insfeksi terjadwal meliputi :


-

Pemeriksaan terjadwal terhadap komponen atau sistem untuk


mengidentifikasi permasalahan sebelum kerusakan terjadi pada saat
operasi.

Jadwal dilakukan berdasarkan jarak tempuh atau waktu operasi,


misalnya setelah jarak 1500 km, 6000 km dan 3000 km.

Pertimbangan jadwal waktu biasanya ditetapkan berdasarkan skala


ekonomi.

Inspeksi dilakukan pada saat diluar jam sibuk atau pada saat malam
hari setelah kereta beroperasi.

c. Perawatan tidak terjadwal


-

Perbaikan dilakukan setelah terjadi kegagalan komponen pada waktu


operasi.

d. Perawatan prefentif tidak terjadwal


-

Mengganti perangkat yang rusak untuk menghindari gagal operasi.

Sebagai tindak lanjut pemeriksaan, laporan masinis atau tindak lanjut


dari diagnose.

2.3

Jenis-jenis Emplasemen Stasiun Kereta Api


Emplasemen adalah bagian dari stasiun yang gunanya untuk member
kesempatan kepada penumpang dalam membeli karcis, menunggu datangnya kereta
api sampai naik ke kereta api melalui peron (alamsyah, 2003:110)
Berdasarkan tipenya emplasemen dapat dibedakan menjadi :
a. Emplasemen stasiun / emplasemen penumpang
Emplasemen ini berguna untuk memberi kesempatan kepada penumpang
untuk membeli karcis, menunggu datangnya kereta api sampai naik kereta
api melalui peron.
b. Emplasemen gudang barang (fraight stasion)
Emplasemen ini khusus untuk pengiriman dan menerima barang, sehingga
letaknya harus dekat dengan daerah industri, perniagaan, dan harus
mengingat kelancaran umum.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 19

Stasiun Kereta Api di Bekasi

c. Emplasemen langsir
Emplasemen ini berfungsi untuk memisahkan gerbong gerbong kereta
api barang dalam kelompok kelompok menurut jurusan dan tempat
tujuannya. Karena dalam proses pengelompokan gerbong ini mengganggu
ketentraman umum maka emplasemen ini harus dijauhkan dari
permukiman dan tempat umum.
d. Emplasemen penyusun / depo kereta
Emplasemen ini bertujuan untuk membersihkan, mengakhiri,
memperbaiki kerusakan kecil dan melengkapi kereta kereta kembali
menjadi rangkaian kereta api untuk disiapkan di sepur berangkat di
emplasemen penumpang.
e. Emplasemen depo lokomotif
Emplasemen ini selain sebagai tempat perawatan juga berfungsi sebagai
tempat peralihan dari jalan dataran ke jalan pegunungan untuk pergantian
lokomotif dan di tempat tempat yang harus melayani lokomotif
lokomotif untuk keperluan di emplasemen lansir.

2.4

Klasifikasi Jenis-jenis Stasiun Kereta Api


Menurut Subarkah (1981: 225) Stasiun Kereta Api dapat dibedakan
berdasarkan besarnya, tujuannya, letaknya dan bentuknya.
1.

Macam Stasiun Berdasarkan Besarnya


Macam stasiun kereta api berdasarkan besarnya dapat dibedakan menjadi:
a. Stasiun Kecil
Sering disebut juga stasiun pemberhentian, khusus untuk menaikan dan
menurunkan penumpang dan tidak ada kesempatan kereta api bersilang atau
bersusulan, serta hanya di lewati begitu saja oleh kereta api cepat (ekspres).
Pada stasiun ini ada dua sampai tiga sepur persilangan atau sepur penyusulan,
hal ini digunakan untuk bersilang kereta api.
b. Stasiun Sedang
Stasiun sedang umumnya berada di kota kecil. Kereta api cepat berhenti di
stasiun ini serta kadang -kadang kereta api kilat. Pada stasiun ini letak sepur
hampir sama dengan stasiun kecil akan tetapi letak sepur yang bukan sepur
kereta api (sepur gudang barang, sepur langsir, sepur simpan) harus di isolasi
sedemikan rupa sehingga tidak mengganggu sepur kereta api.
c. Stasiun Besar
Stasiun besar umumnya ada di kota-kota besar serta kota pelabuhan dan
disinggahi semua kereta api. Pada stasiun ini sepur-sepur langsir harus dibuat

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 20

Stasiun Kereta Api di Bekasi

jauh dari sepur kereta api, melainkan dapat dicapai dengan memasang sepursepur isolasi.
2.

Macam Stasiun Berdasarkan Tujuannya


Macam stasiun kereta api berdasarkan tujuannya adalah sebagai berikut:
a. Stasiun Penumpang, yaitu stasiun yang berfungsi menurunkan - menaikan
penumpang serta membongkar barang yang dibawa oleh penumpang.
b. Stasiun Barang, yaitu stasiun yang berfungsi untuk membongkar dan memuat
barang-barang muatan.
c. Stasiun Langsiran, yaitu stasiun yang berfungsi untuk menyusun dan
mengumpulkan gerbong-gerbong untuk berbagai stasiun

3.
a.
b.
c.
d.
4.

Macam Stasiun Berdasarkan Letaknya


Berdasarkan letaknya stasiun dapat dibedakan menjadi:
Stasiun Akhir, yaitu kereta api memulai dan mengakhiri perjalanannya
Stasiun Antara, terletak pada jalan terusan.
Stasiun Pertemuan atau junctions, yaitu yang menghubungkan 3 jurusan
Stasiun silang, yaitu dua jalan terusan bersilangan.
Macam stasiun berdasarkan bentuknya
a. Stasiun siku siku (kopstasion)
Biasanya pada gedung stasiunnya siku siku pada sepur sepur yang
berakhir disana. Peron siku siku disebut juga peron ujung dan peron
sejajar.

Gambar 2.5 Stasiun siku siku


Sumber : Subarkah (1981 : 232)

b. Stasiun pararel
Biasanya pada stasiun ini gedungnya sejajar dengan sepur sepur.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 21

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Gambar 2.6 Stasiun Pararel


Sumber : Subarkah ( 1981 : 234 )

c. Stasiun pulau
Biasanya gedung stasiun ini terletak ditengah tengah jalur kereta api.

Gambar 2.7 Stasiun Pulau


Sumber : Subarkah ( 1981 : 233 )

d. Stasiun semenanjung
Biasanya gedung stasiun ini terletak di sudut antara dua sepur yang
bergandengan.

Gambar 2.8 Stasiun Semenanjung


Sumber : Subarkah ( 1981 : 234 )

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 22

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Berdasarkan tipologinya, stasiun dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe


stasiun diantaranya:
1.

Posisi rel terhadap permukaan tanah:


a.
Rel di permukaan tanah (on ground track), dibangun pada ketinggian
rel yang relatif sejajar dengan permukaan tanah.
b.
Rel yang dibangun di atas permukaan tanah (elevated track).
c.
Rel yang dibangun di bawah tanah (underground track).

2.

Posisi bangunan stasiun terhadap rel secara vertikal:


a.
overtrack station, dibangun di atas permukaan rel, penumpang yang
akan masuk kereta terlebih dahulu naik ke bangunan stasiun.

Gambar 2.9 Overtrack Station


Sumber: forums.auran.com/trainz/showthread.php?3916-Japan/page50,2014

b.

underelevated track, penumpang diakumulasikan di bangunan stasiun


kemudian terdistribusi ke concourse di atas bangunan stasiun.

Gambar 2.10 Underelevated Track


Sumber: Griffin, 2004
Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 23

Stasiun Kereta Api di Bekasi

c.

At Grade, bangunan dan rel sejajar, posisi masuk ke bangunan stasiun


dan ke concourse relatif sama tinggi.

Gambar 2.11 At Grade Station


Sumber: Griffin, 2004

3.

Posisi bangunan stasiun terhadap rel secara horizontal

Gambar 2.12 Posisi Bangunan Stasiun Terhadap Rel

Sumber: Griffin, 2004

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 24

Stasiun Kereta Api di Bekasi

4.

Berdasarkan fungsinya (Ross, 2000), stasiun juga dapat dikategorikan sebagai


berikut:
a.

City Center Terminals

Stasiun jenis ini terletak di pusat kota. Beberapa stasiun jenis ini adalah
bangunan-bangunan bersejarah dan melayani transportasi intermoda. Para
penumpang dapat berganti moda transportasi dari kereta ke taksi atau bus.
Di dalam stasiun ini juga biasanya terdapat toko-toko, restoran dan
fasilitasfasilitas lainnya. Stasiun ini juga bisa saja melayani rute internasional,
dan mempunyai fasilitas city check-in. Contoh Stasiun City Center Terminal
adalah Union Station di Kansas City, dan Grand Central terminal di New
York City, Amerika Serikat.

b.

Rail-to-rail Interchanges

Stasiun rail-to-rail interchanges adalah stasiun yang memfasilitasi pergantian


moda transportasi kereta. Misalnya, dari kereta dengan rute yang satu ke
kereta dengan rute yang berbeda (untuk komuter) atau dari kereta ke trem.

c.

Road-rail Stations.

Stasiun Road-rail adalah suatu tipe stasiun yang baru dan menarik dari
terminal Intermoda. Stasiun ini melayani kendaraan bukan manusia.
Kendaraan-kendaraan bermotor seperti mobil atau motor dimuat ke atas
gerbong kereta dan dikirim dengan kereta melalui jalan yang sulit ditempuh
oleh mobil seperti melalui terowongan bawah laut, terowongan yang melalui
gunung.

d.

Bus-to-rail Interchanges

Stasiun bus-to-rail interchanges adalah stasiun yang memfasilitasi pergantian


moda transportasi kereta ke bus atau sebaliknya.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 25

Stasiun Kereta Api di Bekasi

e.

Park-&-ride (`Parkway`) stations

Stasiun jenis ini melayani pergantian moda transportasi dari mobil ke kereta
atau sebaliknya. Stasiun ini mempunyai fasilitas parkir yang banyak. Parkway
stations saat ini sedang banyak dikembangkan di Inggris.

f.

Rail-to-sea interchanges

Stasiun jenis ini melayani pergantian moda transportasi dari kereta ke kapal
laut. Ada dua jenis stasiun jenis ini. Tipe yang pertama sangat jarang ditemui.
Pada tipe ini kereta diamsukkan ke dalam ferry khusus untuk kereta.
Sedangkan tipe yang kedua adalah tipe yang lazim ditemui, yaitu penumpang
turun dari kereta untuk kemudian naik ke atas kapal.

g.

Suburban Stations

Stasiun jenis ini adalah jenis stasiun yang terletak di dalam kota dan biasanya
melayani kereta komuter.

h.

Light rail stations

Stasiun ini melayani kereta yang berjenis LRT (Light Rail Train) yang
melayani transportasi dalam kota, dan letaknya selevel dengan jalan raya.
Bentuk fisik stasiun ini biasanya sederhana dan efisien. Terdiri dari platform
pendek, kanopi pendek dan beberapa tempat duduk, dan tempat penjualan
tiket.

i.

Small town and rural stations

Stasiun jenis ini biasanya terletak di daerah kota kecil dan hanya terdiri dari
platform dan sebuah kanopi untuk menunggu.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 26

Stasiun Kereta Api di Bekasi

j.

Underground stations

Stasiun jenis ini terletak di bawah tanah dan dibuat untuk melayani keretakereta dengan jalur di bawah tanah. Jalur bawah tanah biasanya cukup rumit
dan seringkali terjadi pemotongan-pemotongan jalur oleh jalur lain, hal ini
mengakibatkan bentuk stasiun yang penuh dengan elemen-elemen penunjang
sirkulasi seperti tangga, eskalator, dan lift.

k.

Stations for sport stadia

Stasiun ini dibuat dekat dengan lokasi stadion olahraga, dimana pada waktu
waktu tertentu orang datang dalam jumlah besar untuk menonton
pertandingan, tapi di waktu lain kosong.

l.

International passenger terminals

Stasiun jenis ini dibuat sebagai perhentian utama jalur kereta antar negara.
Terminalnya biasanya dibuat untuk memberikan kesan pertama yang baik
bagi wisatawan asing.

m.

Airport Stations

Walaupun airport biasanya diberi nama sesuai dengan kota tempat bandara itu
berada, tetapi lokasi bandara tersebut biasanya terletak di luar kota tersebut.
Untuk mempersingkat waktu perjalanan menuju bandara, diperlukan
transportasi pengangkut massa yang menghubungkan pusat kota dengan
bandara. Dengan banyaknya kemacetan lalu lintas yang terjadi, maka kereta
dianggap salah satu solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini. Bandara
adalah tempat yang sibuk, dan beberapa orang sangat memerlukan adanya
ketepatan waktu. Oleh karena itu, pelayanan kereta bandara tidak hanya harus
dapat mengangkut penumpang tapi juga barang. Selain itu layanan kereta
bandara harus bisa dimanfaatkan selama 24 jam. Beberapa dari stasiun ini
dirancang agar menjadi `Parkway Station`. Karena biasanya stasiun-stasiun
ini berlokasi di luar kota, maka bisa membuat lahan parkir yang cukup besar.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 27

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Stasiun bandara yang besar biasanya juga melayani kereta-kereta jalur


kontinental.

n.

Stations within commercial developments

Stasiun jenis ini sedang banyak dikembangkan di seluruh dunia. Fungsi


komersial dimasukkan ke dalam stasiun membuat daya tarik yang baru untuk
stasiun. Tapi arsitektur stasiun itu menjadi tidak terlihat, karena biasanya lebih
terlihat seperti bangunan komersial.

2.5

Klasifikasi Jenis-Jenis Kereta Api

A.

Dari Segi Propulasi (tenaga penggerak) Terbagi Atas :

1.

Kereta Api Uap


Kereta Api Uap merupakan kereta api/lokomotif yang digerakkan dengan uap
air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu
bakar, batu bara ataupun minyak bakar. Sejak pertama kali dibangunnya jalur
kereta api pada tahun 1867 di Semarang, Indonesia telah memakai lokomotif
uap.

Gambar 2.13 Gambar Lokomotif Uap


Sumber : www.heritage-kereta-api.co.id

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 28

Stasiun Kereta Api di Bekasi

2.

Kereta Api Diesel


Kereta api diesel bias dibagi atas dua kelompok, yaitu:
a. Lokomotif diesel adalah jenis kereta rel yang bermesin diesel dan
umumnya menggunakan bahan bakar solar. Ada dua jenis utama kereta
api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik dan kereta api diesel
elektrik.

Gambar 2.14 Lokomotif Diesel Hidrolik


Sumber : www. inka.co.id

b. Kereta Rel Diesel


Kereta rel diesel, yaitu kereta yang dilengkapi dengan mesin diesel yang
dipasang dibawah kabin, seperti halnya lokomotif diesel dapat dijalankan
dengan kopling hidraulik ataupun dengan cara yang sama dengan diesel
elektrik. Salah satu tipenya adalah Railbus. Railbus merupakan kereta
dengan kapasitas kecil dimana terdiri dari satu rangkaian dengan tiga
gerbong dengan kapasitas 160 orang.

Gambar 2.15 Kereta Rel Diesel Indonesia AC (KRDI AC)


Sumber : www.inka.co.id
Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 29

Stasiun Kereta Api di Bekasi

3.

Kereta Rel Listrik


Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak
dengan system propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama
ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para
komuter.

Gambar 2.16 Kereta Rel Listrik (KRL)


Sumber http://jakartabytrain.com.data/wp-contentuploads/2013/12krl-205.jpg

4.

Kereta Api Daya Magnet


Kereta Api Daya Magnet biasa disebut dengan Maglev, yaitu singkatan dari
Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan
magnet dan didorong dengan medan magnet juga. Karena kereta bergerak
berdasarkan medan magnet sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan
rel, sehingga kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi.

Gambar 2.17 Kereta Magnet


Sumber http://ssatyamgbhatt.files.wordpress.com/201408/magnetic.jpg

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 30

Stasiun Kereta Api di Bekasi

B.

Dari Segi Jenis Rel Terbagi Atas :

1.

Kereta Api Rel Konvensional Kereta Api adalah kereta api yang
menggunakan rel dua batang besi yang diletakan di bantalan. Pada daerah
tertentu yang memiliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang
diletakkan di tengah-tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus
yang memiliki roda gigi.

Gambar 2.18 Rel Konvensional


Sumber: visual.merriam-webster.com/images/transportmachinery/rail-transport/,2014

2.

Kereta Api Monorel


Kereta Api Monorel adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta
yang biasa dijumpai yang terdiri dari 2 rel paralel tetapi hanya dari satu rel
tunggal yang gemuk sehingga tidak menyebabkan kereta keluar dari relnya.
Letak kereta api dapat didesain menggantung pada rel atau di atas rel,
biasanya dirancang mirip seperti jalan layang.

Gambar 2.19 Rel Monorel


Sumber: www.monorails.org/webpix/TPDisB3.jpg,2014

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 31

Stasiun Kereta Api di Bekasi

C.

Dari Segi di Atas Dan di Bawah Permukan terbagi Atas :

1.

Kereta Api Bawah Tanah


Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan dalam terowongan
dibawah permukaan tanah, merupakan solusi yang ditempuh untuk mengatasi
persilangan sebidang. Biasanya dikembangkan dikawasan perkotaan yang
padat, seperti yang sekarang sedang direncanakan di Jakarta, dan sudah
berkembang lebih dari seabad di kota London, Paris, NewYork, Tokyo dan
berbagai kota-kota besar dunia.

Gambar 2.20 Kereta Api Bawah Tanah


Sumber: wikimedia.org/wikibooks/id/thumb/a/a4/MRTjakarta.jpg., 2014

2.

Kereta Api Layang


Kereta api layang merupakan kereta api yang berjalan diatas permukaan tanah
sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas kendaraan
bermotor. Pada lintas tengah ini tidak ada pintu perlintasan kereta api. Solusi
ini diambil juga untuk menghindari persilangan sebidang, namun dengan
biaya yang jauh lebih rendah dari dari kereta api bawah tanah.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 32

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Gambar 2.21 Kereta Api Layang


Sumber: www.japanesesearch.co.id/transportation-naha-okinawa

D.

Dari Segi Penggunaan Terbagi Atas :


Kereta Api Penumpang
Adalah kereta api yang mengangkut khusus penumpang dari satu kota ke kota
lainnya.Kereta Api penumpang di bagi menjadi empat macam yaitu se bagai
berikut :
1.

Kereta Api Eksekutif


Merupakan tipe kereta yang mengangkut penumpang kelas menengah
keata dengan fasilitas tertentu seperti, ruangan ber AC, mini bar,
restoran, tempat duduk khusus dan ketepatan waktu dalam menempuh
perjalanan.

Gambar 2.22 Kereta Eksekutif (K1)


Sumber : www.inka.co.id

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 33

Stasiun Kereta Api di Bekasi

2.

Kereta Api Bisnis


Merupakan tipe kereta api yang mengangkut penumpang kelas
menengah ke bawah dengan fasilitas tertentu seperti, ruangan
menggunakan kipas angin, tempat duduk bersama, restoran dan
ketepatan waktu dalam menempuh perjalanan.

3.

Kereta Api Ekonomi


Merupakan tipe kereta api yang mengangkut penumpang kelas bawah
deng an fasilitas terbatas serta tanpa tempat duduk.

Gambar 2.23 Kereta Ekonomi (K3)


Sumber : www.inka.co.id

4.

Kereta Api Barang


Adalah Kereta Api yang khusus mengangkut barang untuk di antarkan
dari satu kota ke kota lainnya

Gambar 2.24 Kereta Api Barang


Sumber : www.inka.co.id

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 34

Stasiun Kereta Api di Bekasi

2.6

Ruang dalam Stasiun Kereta Api


Menteri Perhubungan
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2011, gedung

stasiun kereta api terdiri dari :


a.

b.

c.

Gedung untuk kegiatan pokok, yang terdiri atas:


1.

hall:

2.

perkantoran kegiatan stasiun

3.

loket karcis

4.

ruang tunggu

5.

ruang informasi

6.

ruang fasilitas umum

7.

ruang fasilitas keselamatan

8.

ruang fasilitas keamanan

9.

ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia; dan

10.

ruang fasilitas kesehatan

Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api, yang terdiri atas:
1.

pertokoan;

2.

restoran;

3.

perkantoran;

4.

perparkiran;

5.

perhotelan; dan

6.

ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta api

Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api, yang
terdiri atas:
1.

ruang tunggu penumpang;

2.

bongkar muat barang;

3.

pergudangan;

4.

parkir kendaraan;

5.

penitipan barang;

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 35

Stasiun Kereta Api di Bekasi

6.

ruang atm; dan

7.

ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak


langsung kegiatan stasiun kereta api.

J. Honing
Ruang ruang dalam stasiun menurut Honing (1981:7475) terbagi
menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut :

a. Stasiun kecil :
Ruang kepala stasiun
Ruang tunggu
Emperan penumpang
Ruang tiket
Gudang barang
Toilet

b. Stasiun sedang :
Ruang kepala stasiun
Ruang tiket
Restoran (tempat Makan)
Ruang tunggu kelas 1,2 dan 3
Toilet
Gudang barang
Emperan penumpang

c. Stasiun besar :
Ruang kepala stasiun
Ruang wakil kepala stasiun
Ruang staff stasiun

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 36

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Reservasi tiket
PPKA (Pimpinan perjalanan kereta api)
POLSUSKA
Ruang tiket
Restoran (tempat Makan)
Ruang tunggu kelas 1 dan 2
Ruang tersendiri kelas 3
Toilet
Gudang barang
Emperan penumpang

Handinoto
Menurut Handinoto (1999:51) dalam Triwinarto (1997:94) bangunan stasiun
pada umumnya terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
1. Halaman depan/Front area
Halaman depan berfungsi sebagai perpindahan dari sistem transportasi jalan baja ke
sistem transportasi jalan raya atau sebaliknya. Adapun halaman depan stasiun adalah
sebagai berikut :
Terminal kendaraan umum
Parkir kendaraan
Bongkar muat barang

2. Bangunan stasiun
Bangunan stasiun pada umumnya terdiri dari :
Ruang depan (hall atau vestibule)
Loket
Fasilitas administratif (kantor kepala stasiun & staff)
Fasilitas operasional (ruang sinyal, ruang teknik)
Kantin dan toilet umum

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 37

Stasiun Kereta Api di Bekasi

3. Peron
Peron pada umumnya terdiri dari :
Tempat tunggu.
Naik-turun dari dan menuju kereta api.
Tempat bongkar muat barang.

4. Emplasemen
Emplasemen pada umumnya terdiri dari :
Sepur lurus dan Sepur belok
Peron
2.7

Kinerja Angkutan Kereta Api

a.

Keunggulan Kereta Api


-

Mampu mengangkut muatan dalam jumlah besar (missal)


Sebagai ilustrasi dapat digambarkan bahwa satu rangkaian kereta api
penumpang kelas ekonomi dengan tingkat okupansi 100% mampu
mengangkut sekitar 1.250 penumpang, padahal seringkali kereta api
mengangkut penumpang dengan tingkat okupansi lebih dari 100%. Bila
dibandingkan dengan bus yang berkapasitas 40 penumpang, berarti satu
kali perjalanan kereta api setara dengan perjalanan 31 bus.

Hemat energy
Kereta api merupakan moda transportasi yang paling hemat energy bila
dihitung per-km/ penumpang yaitu sekitar 0,002 liter, sebagai
perbandingan bus mengkonsumsi 0,0125 liter per-km/penumpang.

Jarak jangkau pelayanannya cukup fleksibel


Kereta api mempunyai kemampuan untuk melayani perjalanan dekat
(komuter),

sedang

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

dan

jauh.

Terlebih

dengan

kemampuannya

Hal 38

Stasiun Kereta Api di Bekasi

mengangkut dalam skala besar yang berkaitan langsung dengan


pengurangan volume kepadatan jalan raya.

Hemat lahan
Kereta api hanya membutuhkan jalur rel selebar 1067 mm, ditambah
dengan ruang besas dikanan dan kiri jalur kereta api.

Tidak polutif
Kereta api mengeluarkan emisi hasil pembakaran relative rendah, terlebih
dengan keberadaan kereta rel listrik dengan tingkat polusi mendekati nol.

Aman
Tingkat resiko berupa kematian penumpang kereta api akibat kecelakaan
yang paling rendah, yaitu sekitar 0,02 kematian setiap satu juta jam,
Bandingkan dengan kecelakaan perusahaan penerbangan sekitar 1
kematian dalam satu juta jam.

Jaringannya mampu menembus kota


Keberadaan terminal hamper selalu berada di pinggir kota guna
menghindari masuknya kendaraan besar dan bus masuk ke dalam kota.
Lain dengan kereta api yang hamper selalu dapat masuk ke pusat kota.
Hal ini akan memudahkan pengguna jasa kereta api untuk tidak terlalu
lama mengganti moda transportasi menuju ke tempat tujuannya

Akomodatif terhadap perkembangan teknologi


Perkembangan teknologi kereta api cukup pesat ditandai dengan
peningkatan kecepatan dan kapasitas angkut yang semakin efisien.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 39

Stasiun Kereta Api di Bekasi

Handal dalam mengatasi perubahan iklim


Kendaraan jalan raya akan berjalan relative lambat dalam keadaan hujan,
tetapi kereta api tidak perlu memperlambat kecepatannya karena hanya
berjalan melingkari rel

b.

Kelemahan Kereta Api


-

Keterikatan operasi pada system jalur tetap


Ketergantungan pada keberadaan jalur rel menyebabkan jadwal
perjalanan harus diperhitungkan dengan cermat. Perubahan jadwal suatu
rangkaian akan menyebabkan perubahan pada semua jadwal berikutnya.
Ketergantungan terhadap rel juga menyebabkan kereta hanya berhanti
ditempat tertentu saja, sehingga harus didukung oleh moda transportasi
yang lainnya.

Mahalnya adaptasi terhadap teknologi baru


Teknologi kereta api yang drastic bahkan revolusioner menyebabkan
banyak sarana maupun prasarana yang harus diganti dengan yang baru,
sehingga akan menyebabkan tingginya biaya untuk menyesuaikan diri
dengan perkembangan teknologi baru

Biaya perawatan tinggi


Perawatan sarana dan prasarana membutuhkan biaya yang cukup tinggi
dan harus menggunakan peralatan dan tenaga ahli yang khusus.

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 40

Stasiun Kereta Api di Bekasi

2.8
Kesimpulan
SINTESA TEORI PERANCANGAN FASILITAS STASIUN
No

Tabel 2.1 Hasil sintesa teori perancangan fasilitas stasiun


Aspek
Rincian perancangan fasilitas
Perancangan
Fasilitas
Komplek
- Menurut Alamsyah (2003:106)
Bangunan
1. Rel
Stasiun
2. Depo
a) Depo kereta api
Fasilitas pencucian kereta
Fasilitas pemeliharaan
Fasilitas perbaikan ringan
Jalur stabling untuk parkir kereta
b) Perawatan
Perawatan harian
Insfeksi terjadwal
Perawatan tidak terjadwal
Perawatan prefentif tidak terjadwal
1.
2.
3.
4.
5.
6.

RuangRuang
Stasiun

7.
1.

2.

3.

Menurut Sani (2010:61)


Daerah penguasaan dengan batas sinyal, menara sinyal
Bangunan stasiun
Emplasemen (peron) dan ruang tunggu
Ruang persinyalan
Ruang telekomunikasi
Ruang unsur pendukung : perpindahan penumpang,
sentra bisnis
Daerah lingkungan kerja
Menurut Handinoto (1999:51) dalam Triwinarto
(1997:94)
Halaman depan / front area
Terminal kendaraan umum
Parkir kendaraan
Bongkar muat barang
Bangunan stasiun
Ruang depan
Loket
Fasilitas administrasi
Fasilitas operasional
Kantin dan toilet
Peron
Tempat tunggu
Naik turun dari dan menuju stasiun
Tempat bongkar muat barang

(Sumber : Hasil sintesa, 2015)

Teknik Arsitektur
Universitas Atmajaya Yogyakarta

Hal 41

Anda mungkin juga menyukai