Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB V
METODA EKSPLORASI TAK LANGSUNG
Berdasarkan pada sifat-sifat endapan, metoda penyelidikan dan pendekatanpendekatan teknologi yang digunakan, metoda eksplorasi secara umum dapat
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu metoda eksplorasi tak langsung dan eksplorasi
langsung.
Secara prinsip kedua jenis metoda eksplorasi tersebut mempunyai tujuan yang
sama yaitu untuk mengidentifikasikan dan menemukan endapan bahan galian
(bijih). Perbedaan mendasar dari kedua jenis kegiatan eksplorasi tersebut dapat
dilihat pada Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Perbandingan metoda eksplorasi tak langsung - eksplorasi langsung
Eksplorasi Tak Langsung
Eksplorasi Langsung
Kegiatan umum
Prinsip pekerjaan
Identifikasi
Metoda
Tahapan
eksplorasi
Teknologi
Biaya
Waktu
Dalam pembahasan di bab ini, yang dibicarakan khusus untuk kegiatan eksplorasi
tak langsung, sedangkan kegiatan eksplorasi langsung akan dibicarakan pada
bagian (bab) lain. Pembahasan pada Bab ini akan diuraikan metoda-metoda
eksplorasi tak langsung, yaitu :
V-1
5.1
Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari penggunaan inderaja ini, antara lain
:
Dapat ditampilkan dalam beberapa variasi bentuk antara lain foto hitamputih, citra berwarna, citra hitam-putih, serta variasi rona sehingga dapat
dimanfaatkan untuk interpretasi litologi maupun alterasi.
V-2
V-3
Landsat CCTs untuk MSS atau TM Imagery, yang cocok untuk pemrosesan
dengan bantuan komputer.
V-4
Cetak berwarna atau hitam putih dan skala dapat disempurnakan sampai
dengan skala 1 : 100.000.
Jika dibandingkan dengan penginderaan dengan foto udara, maka Citra Satelit ini
mempunyai beberapa kelebihan/kekurangan, seperti terlihat pada Tabel 5.2.
Hasil
Interpretasi
Waktu
Biaya
Foto Udara
185 x 185 mm
1 : 20.000 s/d 1 : 120.000
230 x 230 mm
1 : 1.000.000
34.000 km2
Oleh sebab itu, maka hasil Citra Landsat umumnya digunakan sebagai pelengkap
dalam melakukan interpretasi penginderaan jarak jauh disamping analisis foto
udara sebagai media interpretasi utama.
Aplikasi yang dapat dilakukan berdasarkan hasil landsat ini adalah :
V-5
Gambar 5.1 Metode eksplorasi geokimia dan material geologi yang di- sampling
untuk mendeteksi dispersi primer dan sekunder (Gocht et al., 1988)
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan,
distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat
dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang
lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau
lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air atau gas
untuk mendapatkan anomali geokimia yaitu konsentrasi abnormal dari unsur
tertentu yang kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).
Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode, yaitu :
V-6
Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini
dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak
tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk (Gambar 5.2).
Gambar 5.2 Pola dispersi sekunder dan endapan yang berpindah dari sumbernya
(Chaussier, 1987)
Semua endapan bijih adalah produk dari daur yang sama di dalam proses-proses
geologi yang mengakibatkan terjadinya tanah, sedimen, dan batuan. Dispersi
geokimia tidak terlepas dari daur geologi dan jenis-jenis bijih yang dihasilkan pada
berbagai tingkatan daur (Gambar 5.3).
V-7
TERSINGKAP
Bijih Oksidasi
dan Supergen
CEBAKAN EKSHALASI
(VULKANIK)
Ekstrusif
SEDIMEN
(PLACER)
BATUAN BEKU
(CEBAKAN HIDROTHERMAL)
Intrusif
BATUAN SEDIMEN
(ENDAPAN SULFIDA SEDIMEN,
ENDAPAN POSFAT)
BATUAN METAMORF
(CEBAKAN METAMORFIK)
MAGMA
MATERIAL BARU
DARI KERAK BUMI
V-8
lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur-unsur penunjuk.
Tabel 5.3 menunjukkan beberapa unsur penunjuk dan jejak yang berkaitan dengan
badan-badan bijih yang umum.
Sedangkan Tabel 5.4 menunjukkan metode-metode utama yang digunakan dalam
prospeksi geokimia. Metode yang sering digunakan pada penyelidikan awal adalah
survei sedimen sungai, sedangkan untuk penyelidikan detil lebih sering digunakan
sampling tanah. Sampling terhadap uap, vegetasi, dan air digunakan pada kondisi
yang khusus.
Tabel 5.3 Contoh asosiasi bijih, unsur-unsur penunjuk dan jejak (Peters, 1978)
Asosiasi bijih
Tembaga porfiri
Bijih sulfida kompleks
Urat-urat logam berharga
Endapan skarn
Uranium (batupasir)
Uranium (urat)
Badan bijih ultramafik
Urat-urat fluorspar
Tabel 5.4
Unsur penunjuk
Cu, Mo
Zn, Cu, Ag, Au
Au, Ag
Mo, Zn, Cu
U
U
Pt, Cr, Ni
F
Unsur jejak
Zn, Mn, Au, Rb, Re, Tl, Te
Hg, As, S (SO4), Sb, Se, Cd
As, Sb, Te, Mn, Hg, I, F, Bi, Co
B
Se, Mo, V, Rn, He
Cu, Bi, As, Co, Mo, Ni
Cu, Co, Pd
Y, Zn, Rb, Hg
Sumber conto
Batuan
Tanah
Abu glasial
Sedimen sungai
Sedimen danau
Air permukaan
Airtanah
Salju
Uap
Vegetasi
Air laut
Sedimen laut
Penyebab anomali
Konsentrasi singenetik
Aureole batuan-dinding
Bocoran atau tirisan
Dispersi post-mineralisasi
Akumulasi residual
Dispersi
Dispersi
Akumulasi mineral berat
Akumulasi
Dispersi
Dispersi
Akumulasi hidrokimia
Oksidasi dari bijih
Peluruhan radioaktif
Konsentrasi selektif
Dispersi primer
Dispersi sekunder
Sampling batuan dapat dilakukan pada singkapan, dalam tambang, dan inti bor.
Dalam hal ini permukaan batuan dibersihkan dengan pencucian dan conto chip
diambil dalam area atau interval yang standar. Conto batuan 500 gram umumnya
diambil terhadap batuan berbutir halus, sedangkan batuan yang berbutir sangat
kasar diambil lebih dari 2 kg. Pada metode ini data dapat secara langsung
berhubungan dengan aureole primer dalam sampling detil dan terhadap provinsi
geokimia dalam sampling pengamatan awal. Konteks geologi dari conto batuan
langsung menggambarkan struktur, jenis batuan, mineralisasi, dan alterasi pada
saat conto tersebut diambil.
V-9
V - 10
Metode AAS paling sering digunakan dalam analisis unsur tunggal standar.
Sedangkan peralatan yang lebih canggih dapat menganalisis multiunsur, seperti :
Plasma emission spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb, Zn, Ag,
W, Sb, Ba, Ni, Mn, Fe, Cr, Sn) dan 10 unsur jejak baik sebagai unsur penyerta
(V, P, As, Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y), maupun untuk pemetaan geologi.
observasi lapangan.
Pengolahan data melibatkan manipulasi sejumlah besar variabel (nilai conto). Ini
dapat menentukan variabilitas dalam dan antara populasi conto. Terdapat tiga
metode statistik yang digunakan, yaitu pertama melibatkan pengolahan variabel
yang diambil satu persatu (analisis univarian), kedua teknik analisis bivarian, dan
ketiga analisis multivarian.
Analisis univarian atau analisis elementer memungkinkan perangkuman
karakteristik dari distribusi unsur baik melalui perhitungan maupun secara grafis.
Grafik yang disajikan untuk distribusi unsur tertentu dapat digunakan untuk
menentukan hukum statistik mana yang sesuai dengan distribusi unsur atau
menentukan populasi yang berbeda (jika ada) dalam conto global.
Analisis bivarian terdiri dari analisis dua karakter dari variasi simultan, baik
secara grafis ataupun perhitungan koefisien korelasi linier.
V - 11
Analisis multivarian terdiri dari regresi multipel dan analisis faktorial. Regresi
multipel memungkinkan variasi-variasi dari suatu variabel dihubungkan dengan
variasi-variasi dari satu atau beberapa variabel lain. Gunanya untuk membantu
menonjolkan atau mengeliminasi material logam dari endapan primer, sebagai
contoh Cu tinggi yang berasosiasi dengan batuan basa dapat ditekan atau dihapus
dengan studi distribusi Ni, Co dan V. Di lain pihak anomali yang signifikan akan
kelihatan lebih kontras. Sedangkan analisis faktorial bertujuan mendapatkan
informasi dari data numerik yang besar. Sintesis ini memerlukan perhitungan
matematis yang kompleks, sebagai contoh jika satu seri plutonik dipelajari, dimulai
dengan data kimia Fe, Mg dan Ti dikelompokkan pada faktor yang sama; hal ini
dapat mengekspresikan variasi dalam level mineral feromagnesia dalam conto
yang berbeda. Dalam prospeksi geokimia, fakta-fakta tersebut dapat
menggambarkan kehadiran berbagai mineralisasi, kontras antara satuan geologi
utama, dan sebagainya.
Secara umum penyajian hasil disajikan dalam bentuk :
Menghitung frekuensi tiap kelas kemudian diplot terhadap satuan kelas untuk
mendapatkan histogram.
V - 12
V - 13
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan kontras atau perbedaan sifat fisik dari
batuan, mineral, dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum metode
geofisika dibagi menjadi dua, yaitu :
a.
Metode aktif meliputi metode geolistrik, elektromagnetik, dan seismik yang
dilakukan dengan memberikan gangguan berupa arus listrik ataupun getaran
ke bawah permukaan bumi.
b.
Metode pasif meliputi metode magnetik, gaya berat, dan radioaktif yang
dilakukan dengan mendeteksi anomali-anomali yang terdapat di alam.
Sinyal yang diukur oleh peralatan geofisika mungkin merefleksikan bising (noise)
yang disebabkan oleh alat atau faktor-faktor lingkungan luar, background yang
tipikal untuk lokasi atau wilayah tertentu, dan anomali yang merefleksikan
kehadiran dan distribusi konsentrasi batuan atau mineral dari kontras sifat-sifat
fisik.
Anomali merupakan suatu fungsi dari :
lokasi
Fe
Cr
++
-+
--
-+
--
Cu/Pb
Zn
++
++
--
Au
Ag
Sn
Hidrokarbon
+
+
--
---
--
++
---
--
-+
++
Survei geokimia
-++
+
++
+
V - 14
lemah daripada magnetisme yang diinduksi oleh medan magnetik bumi. Tingkat
induksi diukur oleh suseptibilitas magnetik mineral atau batuan yang mengandung
mineral-mineral tersebut (Gambar 5.5).
Gambar 5.5
Medan magnetik yang diukur selama survei merupakan cerminan jenis batuan
yang mendasari. Survei ini berguna untuk deteksi langsung misalnya terhadap
endapan Fe, Ni, atau Cu-Pb-Zn yang mengandung magnetit atau pirotit, dan untuk
pemetaan geologi. Survei dengan metode magnetik ini dapat dilakukan di darat,
laut maupun udara.
Survei magnetik udara dilakukan untuk menampilkan kenampakan geologi pada
area yang luas, jika terdapat tanah atau overburden yang cukup tebal menutupi
batuan. Intensitas medan magnetik diukur dalam gamma () dimana 1 = 10-6 nT.
Total medan bumi berkisar antara 20.000-50.000 dan magnitudo lokal tergantung
pada lintang dan bujur; nilai tersebut bervariasi 10-30 dalam background harian,
dan 1000 atau lebih disebabkan oleh badai magnetik yang berkaitan dengan
aktivitas sunspot. Proton precession magnetometer yang mengukur medan
magnetik total, dan fluxgate magnetometer yang mengukur medan magnetik total
maupun komponen tunggal (medan vertikal dan horisontal) adalah alat yang
paling sering digunakan dalam eksplorasi. Peralatan tersebut memiliki sensitivitas
di bawah 1 .
Hasil survei magnetik yang terkoreksi untuk interferensi ditunjukkan sebagai peta
kontur dari intensitas medan magnetik (Gambar 5.6) atau sebagai profil magnetik.
V - 15
Idealnya peta dan penampang dibuat pada skala peta geologi sebagai fasilitator
interpretasi geologi dari anomali. Pada dasarnya survei magnetik mampu
mencakup area yang luas dengan cepat dan menyediakan data perkiraan awal dari
distribusi jenis batuan, struktur dan endapan bijih.
Gambar 5.6 Contoh peta kontur hasil survei aeromagnetik di atas formasi endapan
besi di Wisconsin (Wright op cit. Gocht et al., 1988)
V - 16
V - 17
Gambar 5.7 Contoh profil hasil survei IP, gaya berat dan elektromagnetik pada
suatu badan bijih Pyramid di wilayah Kanada (Wright op cit. Gocht et
al., 1988)
V - 18
listrik, sebagai contoh sulfida masif dalam batuan dasar. Arus sekunder yang
terinduksi dalam konduktor menyebabkan suatu medan magnetik sekunder yang
kemudian diukur oleh kawat pendeteksi. Jenis-jenis survei elektromagnetik ini
tergantung pada frekuensi gelombang (Gambar 5.8) dan target kedalaman yang
diinginkan. Anomali elektromagnetik menunjukkan kehadiran benda konduktor di
bawah permukaan.
Adapun jenis metode elektromagnetik yang sering digunakan untuk eksplorasi
adalah :
MT (magnetotelluric).
Gambar
5.8
Spektrum radiasi elektromagnetik yang digunakan dalam
penginderaan jauh dan eksplorasi geofisika (Gunther & Peters op cit.
Gocht et al., 1988)
V - 19
V - 20
a.
b.
c.
d.
e.
variasi
gaya
Gaya berat diukur dalam Milligal (mGal, 1 mGal = 0,001 cm/det 2) dengan
gravimeter yang bekerjanya mirip dengan kesetimbangan sensitif dan dapat
mengukur perbedaan nilai yang lebih kecil dari 0,01 mGal. Nilai densitas rata-rata
kerak bumi bagian atas mendekati 2,67 g/cm 3, dan rentang densitas material
geologi adalah 2,0 g/cm3 untuk tanah dan 4,0 g/cm3 untuk sulfida masif atau
endapan bijih besi (Gambar 5.5).
Gambar 5.9
Pengukuran gaya berat harus dikoreksi terhadap lintang dan efek topografi lokal.
Anomali gaya berat yang terukur oleh gravimeter disebut dengan anomali
Bouguer. Data ditampilkan sebagai profil gaya berat (Gambar 5.7 dan 5.9) dan
peta kontur yang membatasi harga anomali tertentu, misalnya gaya berat yang
tinggi untuk batuan yang berat atau endapan bijih, sedangkan gaya berat yang
rendah ditunjukkan misalnya oleh endapan aluvial atau kubah garam. Anomali
gaya berat tergantung pada beberapa faktor termasuk kontras densitas, ukuran
dan bentuk badan anomali, serta kedalaman sehingga dapat menimbulkan
berbagai interpretasi.
V - 21
V - 22
Tabel 5.6 Resume metode eksplorasi geofisika yang digunakan dalam geologi tambang dan eksplorasi mineral (dimodifikasi dari
Peters, 1978)
Metoda
Satuan
Parameter
Sifat Fisik
Kompilasi
Magnetik
Gamma
Suseptibilitas
magnetik dan
magnetisasi
remanen
Gaya berat
Miligal
Percepatan gaya
berat
Densitas
Radioaktivitas
Peta kontur,
penampang, peta
rasio
Mhos-meter
(konduktivitas) dan tilt
angle dari koil
penerima
Konduktivitas
Peta kontur,
penampang
Milivolt
Medan alami
Aksi elektrokimia
dan konduktivitas
Tahanan jenis
Ohm-meter
Peta kontur,
penampang,
kurva sounding
Mise a la masse
Milivolt
Medan potensial
dengan elektroda
sumber di dalam bijih
Konduktivitas
Radiometrik
Elektromagnetik
Contoh
Anomali
Endapan magnetik, ilmenit,
pirotit, dan hematit
Badan bjih
Ketakteraturan dalam
batuan dasar
Intrusif masif dan batuan
volkanik
Badan bijih yang berat
Batuan intrusif yang berat
Ketakteraturan batuan
dasar
Kubah garam
Badan bijih uranium dan
torium
Endapan potasium
Zone alterasi potasik
Batuan intrusif granitik
Aplikasi
Airborne
Drill-hole
logging
Offshore
Airborne
Drill-hole
logging
Offshore
Airborne
Drill-hole
logging
Airborne
Drill-hole
logging
Drill-hole
logging
Drill-hole
logging
Drill-hole
logging
Geolistrik
Polarisasi SP
(self-potential)
Kemenerusan suatu
mineralisasi
V - 23
Metoda
Polarisasi
terimbas (IP)
Seismik
Satuan
Milivolt-volt
Parameter
Kecepatan gelombang
elastik
Sifat Fisik
Contoh
Anomali
Kompilasi
Efek-efek
elektrokimia
diantara
konduktor
elektronik (logam)
dan ionik (fluida)
Kontur
penampang
lintang, peta
kontur,
penampang
Elastisitas
Penampang
travel-time,
penampang
kedalaman yang
diinterpretasi-kan
Aplikasi
Drill-hole
logging
Drill-hole
logging
Offshore
V - 24