Anda di halaman 1dari 6

3.

2 Hamburan oleh Troposfir (Troposphere Scatter)


Sistem komunikasi radio yang mengunakan sifat hamburan gelombang elektromagnetik oleh partikelpartikel troposfir yang disebut sistem tropo atau thin line troposcattering system. Jaraknya berkisar
200 800 km dan frekuensi yang dipakai yaitu 300 30.000 MHz berada di daerah UHF dan SHF (J,
Herman,1986: 4.11). Pada Gambar 11, adalah mekanisme troposcattering.

Gambar 11. Mekanisme hambuiran oleh troposfir.

4. Gelombang Langit (Sky Wave)


4.1 Ionosfir
Ionosfir tersusun dari 3 (tiga) lapisan , mulai dari yang terbawah yang disebut dengan lapisan D, E
dan F. Sedangkan lapisan F dibagi menjadi dua, yaitu lapisan F1 dan F2 (yang lebih atas), seperti
Gambar 12.

Gambar 12. Lapisan ionosfir


Untuk lebih jelasnya tentang fenomena masing-masing lapisan pada ionosfir klik tombol nama-nama
lapisan ionosfir.
1. Lapisan D terletak sekitar 40 km 90 km. Ionisasi di lapisan D sangat rendah, karena lapisan
ini adalah daerah yang paling jauh dari matahari. Lapisan ini mampu membiaskan
gelombang-gelombang yang berfrekuensi rendah. Frekuensi-frekuensi yang tinggi, terus
dilewatkan tetapi mengalami redaman. Setelah matahari terbenam, lapisan ini segera
menghilang karena ion-ionnya dengan cepat bergabung kembali menjadi molekul-molekul.
2. Lapisan E terletak sekitar 90 km 150 km. Lapisan ini, dikenal juga dengan lapisan Kenelly
Heaviside, karena orang-orang inilah yang pertama kali menyebutkan keberadaan lapisan E
ini. Setelah matahari terbenam, pada lapisan ini juga terjadi penggabungan ion-ion menjadi
molekul-molekul, tetapi kecepatan penggabungannya lebih rendah dibandingkan dengan
lapisan D, dan baru bergabung seluruhnya pada tengah malam. Lapisan ini mampu
membiaskan gelombang dengan frekuensi lebih tinggi dari gelombang yang bisa dibiaskan
lapisan D. Dalam praktek, lapisan E mampu membiaskan gelombang hingga frekuensi 20
MHz.
3. Lapisan F terdapat pada ketinggian sekitar 150 km 400 km. Selama siang hari, lapisan F
terpecah menjadi dua, yaitu lapisan F1 dan F2. Level ionisasi pada lapisan ini sedemikian
tinggi dan berubah dengan cepat se iring dengan pergantian siang dan malam. Pada siang
hari, bagian atmosfir yang paling dekat dengan matahari mengalami ionisasi yang paling
hebat. Karena atmosfir di daerah ini sangat renggang, maka penggabungan kembali ion-ion
menjadi molekul terjadi sangat lambat (setelah terbenam matahari). Karena itu, lapisan ini
terionisasi relatif konstan setiap saat. Lapisan F bermanfaat sekali untuk transmisi jarak jauh
pada frekuensi tinggi dan mampu membiaskan gelombang pada frekuensi hingga 30 MHz.

4.2 Propagasi Gelombang dalam Ionosfir


Pada frekuensi tinggi atau daerah HF, yang mempunyai range frekuensi 3 30 MHz, gelombang
dapat dipropagasikan menempuh jarak yang jauh akibat dari pembiasan dan pemantulan lintasan
pada lapisan ionospher. Gelombang yang berpropagasi melalui lapisan ionosfer ini disebut sebagai
gelombang ionosfer (ionospheric wave) (Aswoyo, 2006: 89).

Gambar 13. Propagasi Gelombang Ionosfir

2. Gelombang Langit (Sky Waves) :


Propagasi gelombang radio pada gelombang langit sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfir di atas
permukaan bumi. Atmosfir di atas bumi terbagi dalam beberapa lapisan, yaitu ;

Troposfir : adalah bagian atmosfir bumi yang membentang dari permukaan bumi hingga
ketinggian sekitar 11 Km.

Stratosfir : adalah atmosfir bumi yang berada di ketinggian sekitar 11 Km s/d 50 Km.

Ionosfir : adalah lapisan atmosfir yang berada pada ketinggian di atas 50 Km dari
permukaan bumi. Pada lapisan ionosfir inilah terdapat gas-gas yang secara terus-menerus
terkena sinar matahari dan membentuk lapisan ion yang dapat memantulkan gelombang
radio.

Keterangan ;

Lapisan D : Berada pada ketinggian 50 100 Km. Kadar ionisasi pada lapisan ini tidak
begitu padat dibandingkan lapisan yang lebih atas (Lapisan E, F1 dan F2). Lapisan D hanya
ada pada siang hari dan intensitasnya tergantung oleh kedudukan matahari. Jika malam
hari lapisan ion menjadi netral kembali (Hilang). Lapisan D dapat memantulkan gelombang
dengan frekuensi sekitar 500 KHz. Propagasi gelombang radio pada frekuensi tinggi (HF)
tidak dipantulkan oleh lapisan D tetapi justru kuat medan HF terganggu atau diperlemah
oleh lapisan ini. Sehingga frekuensi tinggi (HF) lebih kuat diterima pada malam
hari. Misal : Radio BBC (Inggris), ABC (Australia), VOA (Amerika Serikat), dll lebih kuat
dan jelas diterima di malam hari.

Lapisan E : Kadar ionisasi pada lapisan ini lebih padat dari lapisan D dan dapat
memantulkan gelombang radio dengan frekuensi sekitar 20 MHz. Berada pada ketinggian
antara 100 145 Km. Pada lapisan E, suatu sinyal dapat dibiaskan ataupun dapat
diteruskan ke lapisan F (tergantung dari kekuatan frekuensi dan ketebalan lapisan E).
Lapisan ini menebal pada siang hari dan akan menyusut (menipis) bahkan hilang pada

malam hari. Sehingga pada malam hari sinyal gelombang radio frekuensi HF dengan
kekuatan tertentu dapat melewati lapisan ini dan menuju lapisan di atasnya (lapisan F).

Lapisan F : Pada siang hari lapisan F terbagi dalam 2 lapisan, yaitu Lapisan F1 dan F2.
Lapisan F1 berada pada ketinggian sekitar 200 Km dan F2 pada ketinggian sekitar 300 Km.
Pada malam hari kedua lapisan ini melebur menjadi satu dengan ketinggian sekitar 275
Km. Pada lapisan ini ionisasi sangat padat dan tebal dan sangat potensial untuk
memantulkan gelombang radio frekuensi tinggi (HF) mulai 3 MHz 30 MHz. Biasanya
dimanfaatkan untuk komunikasi gelombang radio AM. Pemanfaatan lapisan F sebagai
pemantul gelombang sangat tergantung oleh lapisan D. Karena lapisan D ada pada siang
hari dan hilang pada malam hari, maka propagasi gelombang radio pada Lapisan F akan
membuka pada malam hari saja, biasanya dimulai menjelang malam sampai mulai fajar
keesokan harinya.

a. Troposfer
Troposfer adalah lapisan penyusun atmosfer yang letaknya paling dekat dengan permukaan

bumi. Sekira 80% massa atmosfer terdapat pada lapisan ini. Ketinggian lapisan troposfer di
Permukaan Bumi tidak sama. Ketinggian troposfer di daerah kutub sekira 8 km, di daerah
khatulistiwa 16 km, dan di daerah. Lintang tinggi sekira 12 km. Pada lapisan troposfer berlaku
hukum gradien geotermis, yaitu semakin tinggi suatu tempat suhunya semakin dingin. Setiap
kenaikan ketinggian 100 m terjadi penurunan suhu sekira 0,6-1 derajat celcius. Peristiwa
yang terjadi di lapisan troposfer antara lain awan, hujan, petir, dan tempat mengudara
pesawat terbang.
b. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan yang terletak di atas lapisan troposfer. Batas antara lapisan

troposfer dan stratosfer disebut tropopause. Sekira 19,9% massa atmosfer terdapat pada
lapisan ini. Lapisan stratosfer terletak pada ketinggian 15-55 km. Pada lapisan stratosfer
berlaku hukum isotermis, yaitu suhu udara bertambah tinggi seiring dengan naiknya
ketinggian tempat. Kenaikan suhu disebabkan oleh adanya lapisan ozon pada ketinggian 20
km. Lapisan ozon mampu menyerap radiasi ultraviolet dari Matahari.
c. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan yang terletak di atas lapisan stratosfer. Batas antara lapisan
troposfer dan mesosfer disebut stratopause. Sekira 0,999% massa atmosfer terdapat pada
lapisan ini. Lapisan mesosfer terdapat pada ketinggian 55-80 km. Pada lapisan mesosfer
kembali berlaku hukum geotermis. Penurunan suhu yang terjadi sebesar 0,4 derajat celcius
setiap kenaikan 100 m. Suhu terendah pada lapisan ini dapat mencapai -100 derajat celcius.
Massa udara dingin tersebut mampu membakar meteor dan benda langit lain yang hendak
masuk ke Bumi. Pada Mesosfer terdapat lapisan yang bermuatan listrik pada ketinggian 70
km. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya fenomena awan pijar yang berasal dari uap air atau
debu meteor.

d. Termosfer
Termosfer adalah lapisan yang terletak di atas lapisan mesosfer. Batas antara lapisan

mesosfer dengan termosfer disebut mesopause. Sekira 0,001% massa atmosfer terdapat
pada lapisan ini. Lapisan ini terletak pada ketinggian 85-500 km. Lapisan ini disebut juga
ionosfer karena terjadi ionisasi gas-gas oleh radiasi Matahari. Lapisan ini mampu
memantulkan gelombang radio sehingga alat-alat komunikasi seperti radio dan televisi dapat
beroperasi. Lapisan termosfer ditandai dengan kenaikan suhu dari -100 derajat celcius
sampai ribuan derajat celcius. Suhu pada lapisan termosfer mengalami kenaikan seiring
pertambahan ketinggian.
e. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan atmosfer yang paling luar. Lapisan eksosfer terdapat pada ketinggian
lebih dari 500 km. Batas antara termosfer dengan eksosfer disebut termopause. Kandungan
gas utama pada lapisan eksosfer adalah hidrogen. Fenomena yang ditemui pada lapisan ini
adalah cahaya redup yang disebut zodiakal dan gegenschein. Cahaya tersebut dihasilkan
dari pantulan sinar Matahari oleh debu meteorit di angkasa. Pada lapisan eksosfer hampir
tidak terdapat gaya gravitasi sehingga semua benda melayang-layang. Hal ini disebabkan
oleh jaraknya yang sangat jauh dari inti Bumi.

Anda mungkin juga menyukai