Disusun oleh :
Aprilia Puspitasari
Venia Wahyu Ningsih
Uun Farida
Rovika Nurvemiyana
(115020301111008)
(115020301111023)
( 115020301111024)
(115020301111030)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG, April 2014
Penyusunan Anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat beban
kebihakan yang terpisah dari pusat beban teknik. Pekerjaan yang harus
dilakukan oleh pusat beban kebijakan terbagi dalam dua kategori umum:
berkesinambungan dan bersifat khusus. Berkesinambungan (continuing work)
dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun. Bersifat khusus adalah proyek
satu langkah, misalnya pengembangan dan penyusunan sistem pembuatan
anggaran laba.
Variasi Biaya
Tidak seperti dalam di pusat beban teknik yang sangat dipengaruhi
oleh perubahan volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban kebijakan
cukup terlindungi dari fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal dari
fakta bahwa dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para
manajer cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan
perubahan volume penjualan yang diantisipasi, misalnya mengizinkan untuk
menambah tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk
Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit input.
Dalam banyak pusat tanggung jawab, efisiensi diukur dengan cara membandingkan
biaya aktual dengan standar, di mana biaya-biaya tersebut harus dinyatakan dalam
output yang diukur. Kelemahan dari metode ini adalah: (1) biaya yang tercatat
bukanlah tolok ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan, dan (2) standar
pada hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya harus dicapai dalam
kondisi yang ada.
Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara input
dan output, efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh
suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang
dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Karena baik
tujuan maupun input sangatlah sukar dikuantifikasi, efektivitas cenderung dinyatakan
dalam istilah-istilah yang subjektif dan nonanalitis, seperti kinerja.
Suatu tanggung jawab yang menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah
atas sumber daya, mungkin akan efisien, tetapi jika output yang dihasilkannya gagal
dalam memberikan kontribusi yang memadai pada pencapaian cita-cita organisasi,
maka pusat tanggung jawab tersebut tidaklah efektif. Secara ringkas, suatu pusat
tanggung jawab akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan
bersifat jika melakukan hal-hal yang tepat.
Peranan Laba
Laba merupakan tolok ukur yang penting atas efektivitas. Karena laba
merupakan selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba
juga merupakan ukuran efisiensi. Dengan demikian, laba mengukur baik efektivitas
maupun efisiensi.
Jenis-jenis Pusat Tanggung Jawab
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input
dan/atau output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian diantaranya :
Pusat Pendapatan
Di pusat pendapatan, suatu output (yaitu pendapatan) diukur secara
moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk
mengaitkan input (yaitu beban atau biaya) dengan output. (Jika beban
dikaitkan dengan pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba).
Pusat pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak memiliki
wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas
fakta bahwa dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para
manajer cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan
perubahan volume penjualan yang diantisipasi, misalnya mengizinkan untuk
menambah tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk
mengurangi tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
Jenis Pengendalian Keuangan
Tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan
biaya dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam
perencanaan. Pengendalian keuangan menjadi hal pokok yang dibahas pada
tahap perencanaan sebelum biaya terjadi.
Pengukuran Kinerja
Dalam pusat beban kebijakan, laporan keuangan bukan merupakan
suatu alat ukur untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Pengendalian secara menyeluruh terhadap pusat beban kebijakan dicapai
dengan mengukur kinerja nonfinansial, misalnya indikasi atas kualitas
pelayanan berupa opini dari para pengguna.
PUSAT ADMINISTRATIF DAN PENDUKUNG
Pusat administratif meliputi manajemen senior korporat dan manajemen unit
bisnis, serta para manajer unit-unit pendukung. Pusat pendukung merupakan unitunit yang menyediakan layanan kepada pusat tanggung jawab.
Permasalahan dalam Pengendalian
Pengendalian atas beban administratif cukup sulit dikarenakan :
Kesulitan dalam Pengukuran Output
Dalam aktivitas yang output utamanya adalah pelayanan, merupakan fungsi
yang tidak mungkin dikuantifikasi, maupun dievaluasi. Karena output tidak
dapar diukur, tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai tolok
ukur untuk pengukuran kinerja keuangan.
beban teknik yang dapat dikendalikan melalui penerapan standar dan menyesuaikan
anggaran untuk mencerminkan biaya-biaya ini pada berbagai tingkatan volume.
Aktivitas Pemasaran
Aktivitas pemasaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh pesanan. Teknik-teknik pengendalian yang bisa diterapkan terhadap
aktivitas logistik secara umum tidak dapat diterapkkan terhadap aktivitas pemasaran.
Kegagalan dalam melihat fakta ini dapat mengarah pada keputusan yang tidak tepat.
Secara ringkas, terdapat tiga jenis aktivitas dalam organisasi pemasaran dan
sebagai konsekuensinya, terdapat tiga jenis ukuran aktivitas. Pertama, ada aktivitas
logistik, yang banyak dari biayanya merupakan beban teknik. Kedua, ada penciptaan
pendapatan, yang biasanya dievaluasi dengan cara membandingkan antara
pendapatan dan kuantitas fisik aktual yang dijual baik dengan pendapatan dan unit
yang dianggarkan. Ketiga, biaya pencarian pesanan yang merupakan beban
kebijakan, karena tidak seorang pun tahu berapa persisnya jumlah optimal yang
harus dikeluarkan. Konsekuensinya, ukuran efisiensi dan efektivitas untuk biayabiaya tersebut sangat subjektif.
PENGUKURAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA
Pengukuran kinerja dapat ditujukan untuk mengukur kinerja unit organisasi
ataupun kinerja managernya. Jika disiapkan untuk mengukur kinerja unit organisasi
sebagai entitas ekonomik, pengukuran kinerja mencakupi seluruh biaya yang terjadi
di unit tersebut-tanpa memandang terkendali atau takterkendali. Namun, apabila
disiapkan untuk mengukur kinerja managernya, pengukuran kinerja hanya mengukur
elemen-elemen yang dapat manager kendalikan. Faktor-faktor yang tidak dapat ia
kendalikan harus dieliminasi dari pengukuran. Pengukuran kinerja keuangan
manager produksi, misalnya, hanya mengukur biaya produksi yang dapat
dikendalikan (controllable cost) olehnya. Biaya tersebut meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel, serta sebagian biaya
overhead tetap.
Pengukuran kinerja tidak boleh mengukur biaya yang tidak dapat
dikendalikan oleh manager yang disiapkan laporannya. Memasukkan biaya
takterkendali (uncontrollable cost) akan mengaburkan perhatian manager kepada
biaya terkendali yang seharusnya dia perhatikan. Bagi manager produksi, elemen
biaya produksi tak terkendali, antara lain, adalah biaya overhead tetap yang berupa
penyusutan gedung pabrik. Mengapa? Sebab, besar kecilnya penyusutan tersebut
tidak ditentukan oleh manager produksi. Adalah managemen teras yang harus
bertanggung jawab atas penyusutan gedung pabrik sebab dialah yang dahulu
mengambil keputusan untuk membangun gedung tersebut.
Laporan kinerja yang disediakan oleh akuntansi pertanggungjawaban itu
berjenjang sesuai dengan jenjang yang ada dalam struktur organisasi. Semakin
rendah jenjang suatu unit organisasi, semakin terinci informasinya; semakin tinggi
jenjang suatu unit organisasi, semakin teringkas informasinya
Pusat biaya kebijakan (discretionary expense center) adalah pusat biaya
yang sebagian besar hubungan antara input dan outputnya tidak dapat (atau sulit)
ditentukan. Sebagai contoh adalah unit organisasi pemadam kebakaran. Siapa pun
tidak dapat memastikan bahwa 2 jam kerja para petugas pemadam kebakaran dapat
memadamkan kobaran api yang mengamuk di seluruh lokasi perusahaan. Sebagai
contoh lain adalah bagian penelitian dan pengembangan. Di bagian ini tidak terdapat
suatu jaminan bahwa dengan biaya tertentu dapat ditemukan sebuah proses baru
ataupun produk baru.
Oleh karena sifatnya yang tidak dapat ditentukan hubungan teknisnya secara
langsung dengan outputnya, biaya kebijakan tidak dapat ditentukan jumlah
optimumnya. Kalau begitu, bagaimana menentukan anggaran biaya kebijakan?
Anggaran biaya kebijakan ditetapkan dalam tahun anggaran tertentu dengan jumlah
tetap menurut kebijakan managemen. Biaya kebijakan-seperti biaya penelitian-tidak
dipengaruhi oleh voluma kegiatan dalam jangka pendek. Begitu telah ditetapkan,
anggaran biaya kebijakan menjadi batas maksimum jumlah rupiah sumberdaya yang
boleh dikeluarkan/digunakan oleh manager pengguna anggaran.
Anggaran statis adalah anggaran (biaya) yang ditetapkan berdasar pada
jumlah kegiatan (kapasitas) tertentu. Sebenarnya, sukar mengevaluasi kinerja pusat
biaya kebijakan secara tepat. Namun, evaluasi haruslah tetap dilakukan. Evaluasi
moneter didasarkan atas perbandingan biaya yang dianggarkan dengan biaya yang
sesungguhnya terjadi selama perioda anggaran tertentu. Hasil dari pembandingan ini
adalah identifikasi adanya selisih lebih (overbudget) atau selisih kurang
(underbudget). Selisih lebih tidak menunjukkan ketidakefisienan dan selisih kurang
bukanlah ukuran keefisienan.