Anda di halaman 1dari 3

Diduga Malpraktek, Metriana Sasi Meninggal

Kamis, 27 Agustus 2015 - 09:28:56 WIT

KEFAMENANU, TIMEX-Nasib nahas dialami Metriana Sasi (35), warga


Fatusene Desa Tunbaba Kecamatan Miaffo Timur. Rencana pernikahan guru SDN
Fatusene dengan Stanis Kofi calon suami yang sudah disepakati tanggal 26
September 2015 mendatang, akhirnya buyar.
Sebab, Selasa (25/8) sekira pukul 14.00 Wita, Metriana terlebih dipanggil
menghadap Sang Khalik di RSUD WZ Yohannes Kupang.
Duka mendalam sangat dirasakan pihak keluarga. Apalagi kematian Metriana
diduga kuat akibat kelalaian tim medis terlebih tindakan dokter (malpraktek) di
RSUD Kefamenanu yang melakukan operasi terhadap korban.
Kepada Timor Express, Rabu (26/8) kemarin, Irma Sasi, adik kandung
korban mengurai kronologis kasus itu secara utuh. Pada awalnya korban
mengeluh sakit di bagian perut. Karena keluhan itu, tanggal 23 Juli 2015 korban
diantar ke RSUD Kefamenanu. Tanggal 27 Juli 2015, dokter akhirnya memutuskan
untuk melakukan operasi, setelah dari hasil USG diketahui kalau usus korban
pecah. Demi keselamatan korban, keluarga pun tak keberatan. Sebab, dokter
yang siap melakukan operasi juga adalah dokter ahli.
Dijelaskan, operasi terhadap kakaknya sempat mengalami masalah serius
akibat habisnya oksigen saat operasi sedang berjalan. Parahnya lagi, gudang
tempat penyimpanan oksigen dalam keadaan terkunci. Situasi ini tak hanya
membuat pihak medis panik. Keluarga korban terlebih ibu korban juga sempat
pingsan memikirkan keadaan anaknya.
"Pada saat operasi, oksigennya habis. Perawat panik dan keluar pontang
panting cari oksigen. Beruntung ada satu tabung oksigen yang ada di ruang
lainnya, sehingga bisa dibawa masuk untuk dipasangkan ke kakak saya. Operasi
akhirnya berjalan sampai selesai. Dokter yang operasi namanya Robby," jelasnya.
Bukannya membaik lanjut Irma, kondisi kakaknya malah makin kritis
setelah tujuh hari berada di RSUD Kefamenanu. Korban kemudian dirujuk ke RSUD
WZ Yohannes Kupang tanggal 30 Juli 2015. Di Kupang akhirnya diketahui kalau
operasi yang dilakukan di RSUD Kefamenanu ternyata belum sempurna. "Di
Kupang, dokter bilang mau operasi lagi. Tetapi kami keluarga tidak mau dan minta
dokter untuk lihat jahitan. Setelah buka jahitan, ada cairan (nanah) berbau yang
keluar dari bekas jahitan. Ternyata ada bagian di usus yang masih bocor dan
belum dijahit," terangnya.
Irma menambahkan, meski sudah mendapatkan pertolongan medis di
Kupang, kondisi kakaknya kian memburuk. Pada akhirnya Metriana meninggal
dunia Selasa siang. "Dia sudah punya calon suami dan rencananya akan menikah
tanggal 26 September mendatang. Tetapi semuanya buyar. Kami rencana
tindaklanjuti kasus ini, tetapi keluarga sekarang masih fokus urus
pemakamannya," katanya.
Pihak RSUD Kefamenanu sampai dengan saat ini masih bungkam soal
kasus ini. Direktur RSUD Kefamanenu, Wayan yang dihubungi Timor Express
enggan merespon. Dikirimi SMS pun tidak dibalas.
Menanggapi persoalan ini, anggota DPRD TTU, Kristoforus Haki sangat
menyangsikan manajemen RSUD Kefamenanu yang terkesan sangat buruk.
Sehingga pasien yang datang ke RSUD Kefamenanu, bukan untuk baik (sembuh),
tetapi datang untuk mati.

"Ini tidak bisa kita diamkan. Saya sangat mengutuk manajemen yang buruk.
RSUD Kefamenanu diubah menjadi tempat pemakaman umum," katanya.
Pemerintah dalam hal ini Bupati TTU kata Kristo, seharusnya mencopot
Direksi RSUD Kefamenanu. Sebab, masalah di rumah sakit silih berganti dari
kelangkaan obat sampai pada pelayanan yang buruk. "Kenapa bupati biarkan
orang seperti itu untuk memimpin rumah sakit. Dia direktur yang gagal. Perhatian
kami untuk RSUD Kefamenanu bukan baru sekarang. Selama ini kita bahas terus
persoalan yang ada, tetapi tidak ada perubahan sama sekali. Dalam sidang
perubahan nanti, kita akan angkat lagi masalah ini," ungkap Kristo
Read more: http://www.timorexpress.com/20150827092856/diduga-malpraktekmetriana-sasi-meninggal#ixzz3rXAPtSOk

Diduga Malpraktek, RSB Budi Lestari Bekasi Dilaporkan ke Polda

Jakarta - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kesehatan bersama


orangtua bayi berusia 27 hari bernama Jeremy melaporkan dokter spesialias
anak Julia dan Rumah Sakit Bersalin (RSB) Budi Lestari, Bekasi, karena
dinilai melakukan kelalaian yang menyebabkan kecacatan pada Jeremy.
Laporan ini disampaikan orangtua Jeremy, Herli Hutahuruk, didampingi
pengacara dari LBH Kesehatan ke Pelayanan Masyarakat Polda Metro Jaya,
Jl. Sudirman, Jakarta, Senin (7\/6\/2004). Menurut koordinator LBH
Kesehatan, Iskandar Sitorus, Julia bersama-sama dokter Sugianto dan bidan
Herawati adalah orang yang membantu proses kelahiran Jeremy pada 10 Mei
lalu. Namun akibat kelalaian pada proses persalinan menyebabkan Jeremy
menderita gejala hydrochepalus
"Dokter Julia dilaporkan telah melanggar pasal 360 KUHP tentang
kelalaian yang mengakibatkan cacat juncto pasal 80 UU No.23\/1992 tentang
Kesehatan," kata Iskandar ketika dihubungi detikcom melalui telepon, Senin
(7/6/2004) siang.
Diceritakan Iskandar, Jeremy lahir pada 10 Mei lalu di RSB Budi
Lestari, Jl. Kalimalang, Bekasi. Namun terdapat kejanggalan dalam
penanganan kelahiran tersebut. Pasalnya Jeremy baru diperlihatkan kepada
orangtuanya dua hari menjelang mereka diperbolehkan pulang. Ketika tiba di
rumah Jeremy mengalami kejang-kejang. Oleh karena itu Jeremy kembali
dibawa ke RSB Budi Lestari. Namun, dengan alasan tidak mampu
menangani, pihak rumah sakit menyarankan Jeremy dibawa ke RS Hermina,
Bekasi.
Oleh pihak RS Hermina kemudian disarankan untuk dilakukan CT
scan. Tapi, karena RS Hermina tidak memiliki perlengkapan CT scan,
disarankan agar Jeremy dibawa ke RS lain. Kemudian Jeremy dibawa ke RS
Cikini dan dilakukan CT scan. Hasilnya, terjadi penggumpalan darah di bagian
otak Jeremy.
Dokter setempat menganalisis, ini karena penanganan yang salah saat
proses kelahiran. "Kini bayi Jeremy masih dirawat di RS Cikini dengan kondisi
terakhir dari hasil CT scan ada penggumpalan darah di batang otak dan
cairan kuning di kepala. Yang baru dilaporkan adalah dokter Julia dan RS
Budi Lestari. Sedangkan dokter Sugianto dan bidan Herawati dan RS
Hermina dianggap ikut terlibat", demikian Iskandar Sitorus.

Anda mungkin juga menyukai