ANGGOTA
Unsur Pemerintah
1. Menteri Keuangan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
D
E
N
MENETAPKAN LANGKAH-LANGKAH
PENANGGULANGAN KONDISI KRISIS
DAN DARURAT ENERGI
TUJUAN KEN
TERWUJUDNYA
KEMANDIRIAN DAN KETAHANAN
ENERGI GUNA MENDUKUNG
PEMBANGUNAN NASIONAL
BERKELANJUTAN
MENGAWASI PELAKSANAAN
KEBIJAKAN BIDANG ENERGI YANG
BERSIFAT LINTAS SEKTOR
* ) RUEN disusun oleh Pemerintah (KESDM)
Jaminan
pasokan
energi
rendah
Kondisi
Energi
Pemanfaatan
EBT belum
optimal
Cadangan
penyangga
belum tersedia
Harga
belum
sesuai
keekonomian
Cadangan
energi fosil
menurun
Energi fosil masih
sebagai komoditi
ekspor
Pengelolaan
belum efisien,
upaya konservasi
dan kelestarian
LH rendah
Kondisi
geopolitik
dunia dan isu
lingkungan
global
Kebijakan
Energi
Nasional
Terwujudnya
Ketahanan
Energi Guna
Mendukung
Pembangunan
Nasional
Berkelanjutan
Ketahanan
Energi
adalah
suatu
kondisi
terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat
terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam
jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh gejolak
regional maupun internasional
18%
31%
22%
5%
2013
Total
194
MTOE
23%
24%
31%
2025
Total
400
MTOE
46%
30%
2050
Total
1000
MTOE
25%
25%
20%
Pembangkit:51 GW
Konsumsi Energi: 0.8 TOE/kap
Konsumsi Listrik: 776 KWh/kap
Pembangkit:115 GW
Konsumsi Energi: 1.4 TOE/kap
Konsumsi Listrik: 2500 KWh/kap
Pembangkit:430 GW
Konsumsi Energi: 3.2 TOE/kap
Konsumsi Listrik: 7000 KWh/kap
Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional
Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional
Nilai dari komoditas energi bukan hanya Rp/ton batubara atau Rp/barel minyak, tetapi
berapa nilai tambah yang diakibatkan dari pemanfaatan energi tersebut pada proses
pembangunan nasional
Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional
Nilai dari komoditas energi bukan dari Rp/ton batubara atau Rp/barel minyak, tetapi berapa nilai
tambah yang diakibatkan dari pemanfaatan energi tersebut pada proses pembangunan nasional
Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional
Nilai dari komoditas energi bukan dari Rp/ton batubara atau Rp/barel minyak, tetapi berapa nilai
tambah yang diakibatkan dari pemanfaatan energi tersebut pada proses pembangunan nasional
Pada saat pemerintah menetapkan besarnya pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya, pemerintah
juga
harus menetapkan
kebutuhan
pertumbuhan
energi NEGARA
untuk mendukung
pertumbuhan
IMPLIKASI
EKSTRIMNYA:
TIDAK ADA
PENERIMAAN
DARI MIGAS&BATUBARA
ekonomi tersebut. SAMPAI KEBUTUHAN DALAM NEGERI TERPENUHI ..
10
11
?
12
13
14
67%
33%
15
16
17
18
19
(Ps 5 UU 30/2007)
1. Cadangan Strategis
adalah cadangan energi untuk masa depan.
cadangan energi adalah sumber daya energi yang sudah diketahui
lokasi, jumlah, dan mutunya
3. Cadangan Operasional
Cadangan yang disediakan oleh Badan Usaha dan industri penyedia
energi untuk menjamin kontinuitas pasokan.
20
25Hari
Stok
Stok gasoline
gasoline 16-18
16-18 hr,
hr,
solar
solar 20-22
20-22 hr
hr dan
dan
avtur
avtur 25-30
25-30 hr
hr
Hanya
Hanya 1/3
1/3 stok
stok
tersimpan pada
tersimpan
pada
inland
inland terminal
terminal
Sebagai feedstock
intake
intake kilang
kilang
20
Anggota IEA
90
Jepang
83
Korea Selatan
56
Thailand
15
17
14
10
45
China
22
40
40
Singapura
36
30
Vietnam 10
65
India 14
33
BBM
30
37
Crude Oil/BBM
Indonesia 0
Crude Oil
BBM
LPG
Sumber: Pertamina 2014
40
Crude Oil
80
Har
i
120
160
Cadangan minyak mentah, BBM dan LPG nasional yang ada saat ini merupakan
cadangan operasional Badan Usaha (Pertamina).
Pemerintah belum memiliki/mengelola cadangan energi.
21
MISI
TEKNIS
NON TEKNIS
Mempercepat
waktu eksplorasi
dari block award
sampai POD,
menjadi 3-5 tahun
atau 2 kali lebih
cepat dari
sebelumnya.
INPLACE
(BSTBOE)
Prospective
Resources Lead (P50) +
Discovery
(CR2+2P)
*
* Tidak termasuk lead (1843 struktur)
106
40
40+46 basins
*Prospective Resourcebasins
: Drillable (1391 Struktur) Post Drill ( 120 Struktur) Discovery (108
Struktur)
84 BSTBOE
16.6 BSTBOE
5.2 BSTBOE
SIARAN PERS
Komite
Eksplorasi
Nasional
telah
mengidentifikasikan
potensi
penambahan
cadangan migas nasional sejumlah
5,2 Milyar
Barrel Minyak Equivalent (2,7 Milyar Barrel Minyak
dan 14 TCF Gas) inplace dari 108 Struktur (status
01.01.2015) dari sumur-sumur penemuan migas
(discovery) yang sudah terbukti lewat test berisi
migas, akan tetapi belum ditingkatkan statusnya
menjadi cadangan nasional.
SIARAN PERS
Terdapat exploration targets berupa prospekprospek dari berbagai KKKS yang telah dibor dan
ada indikasi migas tetapi tidak di-test sejumlah
16,6 Milyar Barrel Minyak Equivalent dari 120
struktur (status 01.01.2015).
SIARAN PERS
SIARAN PERS
SIARAN PERS
Rekomendasi
untuk
dicabutnya
Peraturan
Pemerintah ( PP) No. 79 Tahun 2010 tentang Biaya
operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan
pajak penghasilan di bidang usaha hulu minyak
dan gas bumi.
Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2010 menjadi sebuah momok investasi
eksplorasi migas di Indonesia. PP ini bersifat kontroproduktif terhadap
kegiatan eksplorasi yang ingin ditingkatkan secara signifikan oleh
pemerintah. PP ini juga membatasi ruang bagi Pemerintah untuk membuat
Kontrak dengan menggunakan Blok Basis yang mana akan menunjang
terjadinya kegiatan eksplorasi secara masif di Indonesia. Lebih jauh lagi, apa
yang diatur di dalam PP No. 79 tahun 2010 ini sebenarnya sudah diatur di
bawah kewenangan SKKMigas yang tertuang di dalam PTK.
PP 79 tahun 2010 juga menghilangkan prinsip assume and discharge yang
merupakan ciri khas dari sistem PSC dan menjadi daya tarik bagi investor.
KOMITE EKSPLORASI NASIONAL
REKOMENDASI LAIN
REKOMENDASI LAIN
REKOMENDASI LAIN
Rekomendasi revisi
konvensional.
dari
kontrak
migas
non-
REKOMENDASI LAIN
REKOMENDASI LAIN
10
TERIMAKASIH
38
Terima kasih
www.den.go.id
39