Anda di halaman 1dari 39

CONFIDENTIAL

DEWAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL INDONESIA


DAN
PERMASALAHAN EKSPLORASI (MIGAS) NASIONAL
DR. IR. ANDANG BACHTIAR MSc.

Seminar Nasional HUT HMTG GAIA SCG 2015


Mengungkap Permasalahan Energi Indonesia dengan Konsep dan Kemajuan Teknologi di Dunia Geosaintis yang Baru
Yogjakarta, 18 Oktober 2015

STRUKTUR ORGANISASI DEWAN ENERGI NASIONAL


PIMPINAN
Ketua : Presiden
Wakil Ketua : Wakil Presiden
Ketua Harian : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ANGGOTA
Unsur Pemerintah

Unsur Pemangku Kepentingan

1. Menteri Keuangan

1. Dr. Ir. Tumiran, M.Eng (Akademisi)

2. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/


Kepala Bappenas
3. Menteri Perhubungan
4. Menteri Perindustrian
5. Menteri Pertanian
6. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
7. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dr.Ir. Andang Bachtiar, M.Sc. (Teknologi )


Ir. Achdiat Atmawinata (Industri)
Prof. Dr.Ir. Syamsir Abduh (Konsumen)
Prof.Ir.Rinaldy Dalimi, M.Sc.,Ph.D. (Akademisi)
Ir. Abadi Poernomo, Dipl.Geoth.En.Tech., (Industri)
Dr. A.Sonny Keraf (Lingkungan Hidup)
Ir. Dwi Hary Soeryadi, M.MT (Konsumen)

TUGAS DEWAN ENERGI NASIONAL


(Pasal 12 Ayat (2) UU No. 30/2007)
MERANCANG DAN MERUMUSKAN
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
(PP No. 79 Tahun 2014)

D
E
N

MENETAPKAN RENCANA UMUM ENERGI


NASIONAL (RUEN)*

MENETAPKAN LANGKAH-LANGKAH
PENANGGULANGAN KONDISI KRISIS
DAN DARURAT ENERGI

TUJUAN KEN
TERWUJUDNYA
KEMANDIRIAN DAN KETAHANAN
ENERGI GUNA MENDUKUNG
PEMBANGUNAN NASIONAL
BERKELANJUTAN

MENGAWASI PELAKSANAAN
KEBIJAKAN BIDANG ENERGI YANG
BERSIFAT LINTAS SEKTOR
* ) RUEN disusun oleh Pemerintah (KESDM)

TANTANGAN PENGEMBANGAN ENERGI


kebutuhan
energi tinggi
Akses
masyarakat
terhadap energi
rendah
Kapasitas
litbang, industri
& infrastruktur
belum optimal

Jaminan
pasokan
energi
rendah

Kondisi
Energi

Pemanfaatan
EBT belum
optimal
Cadangan
penyangga
belum tersedia

Harga
belum
sesuai
keekonomian

Cadangan
energi fosil
menurun
Energi fosil masih
sebagai komoditi
ekspor
Pengelolaan
belum efisien,
upaya konservasi
dan kelestarian
LH rendah

Kondisi
geopolitik
dunia dan isu
lingkungan
global

Kebijakan
Energi
Nasional

Terwujudnya
Ketahanan
Energi Guna
Mendukung
Pembangunan
Nasional
Berkelanjutan

Ketahanan
Energi
adalah
suatu
kondisi
terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat
terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam
jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh gejolak
regional maupun internasional

BAURAN ENERGI SAMPAI DENGAN 2050


Energi Baru dan Terbarukan
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara

18%

31%

22%

5%

2013
Total
194
MTOE

23%

24%
31%

2025
Total
400
MTOE

46%
30%

2050
Total
1000
MTOE
25%
25%
20%

Pembangkit:51 GW
Konsumsi Energi: 0.8 TOE/kap
Konsumsi Listrik: 776 KWh/kap

Pembangkit:115 GW
Konsumsi Energi: 1.4 TOE/kap
Konsumsi Listrik: 2500 KWh/kap

Pembangkit:430 GW
Konsumsi Energi: 3.2 TOE/kap
Konsumsi Listrik: 7000 KWh/kap

DEWAN ENERGI NASIONAL

LIMA FAKTOR UTAMA DALAM KEN 2050


Perubahan Paradigma Energi
Prioritas Pembangunan Energi
Pengurangan Ekspor Energi Fosil secara bertahap
Pengurangan Subsidi pada Harga Energi
Tersedianya Cadangan Energi Nasional

DEWAN ENERGI NASIONAL

Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional

DEWAN ENERGI NASIONAL

Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional

Nilai dari komoditas energi bukan hanya Rp/ton batubara atau Rp/barel minyak, tetapi
berapa nilai tambah yang diakibatkan dari pemanfaatan energi tersebut pada proses
pembangunan nasional

DEWAN ENERGI NASIONAL

Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional

Nilai dari komoditas energi bukan dari Rp/ton batubara atau Rp/barel minyak, tetapi berapa nilai
tambah yang diakibatkan dari pemanfaatan energi tersebut pada proses pembangunan nasional

Pada saat pemerintah menetapkan besarnya pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya,


pemerintah juga harus menetapkan kebutuhan pertumbuhan energi untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi tersebut.

DEWAN ENERGI NASIONAL

Paradigma Baru
Sumber Daya Energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional

Nilai dari komoditas energi bukan dari Rp/ton batubara atau Rp/barel minyak, tetapi berapa nilai
tambah yang diakibatkan dari pemanfaatan energi tersebut pada proses pembangunan nasional

Pada saat pemerintah menetapkan besarnya pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya, pemerintah
juga
harus menetapkan
kebutuhan
pertumbuhan
energi NEGARA
untuk mendukung
pertumbuhan
IMPLIKASI
EKSTRIMNYA:
TIDAK ADA
PENERIMAAN
DARI MIGAS&BATUBARA
ekonomi tersebut. SAMPAI KEBUTUHAN DALAM NEGERI TERPENUHI ..

Pemerintah perlu mengalokasikan dana untuk pembangunan pertumbuhan energi tersebut


pada APBN atau menjamin tersedianya dana pembangunan energi.

10

DEWAN ENERGI NASIONAL

LIMA FAKTOR UTAMA DALAM KEN 2050


Perubahan Paradigma Energi
Prioritas Pembangunan Energi
Pengurangan Ekspor Energi Fosil secara bertahap
Pengurangan Subsidi Pada Harga Energi
Tersedianya Cadangan Energi Nasional

11

DEWAN ENERGI NASIONAL

PRIORITAS PEMBANGUNAN ENERGI NASIONAL


1. Minimumkan penggunaan minyak
2. Optimalkan penggunaan gas bumi
3. Batubara sebagai andalan pasokan energi nasional
4. Maksimumkan pemanfaatan Energi Terbarukan
5. Energi nuklir pilihan terakhir

?
12

DEWAN ENERGI NASIONAL

LIMA FAKTOR UTAMA DALAM KEN 2050


Perubahan Paradigma Energi
Prioritas Pembangunan Energi
Pengurangan Ekspor Energi Fosil secara bertahap
Pengurangan Subsidi Pada Harga Energi
Tersedianya Cadangan Energi Nasional

13

DEWAN ENERGI NASIONAL

Kurangi Ekspor Energi Fosil Secara Bertahap


dan
Tentukan Waktu Penghentian Ekspor Tersebut

Pemerintah harus mencari peran pengganti pendapatan negara


dari energi pada APBN, agar pengurangan ekspor energi tidak
berdampak kepada pendapatan negara

14

DEWAN ENERGI NASIONAL

KONTRIBUSI SEKTOR ESDM TERHADAP


PENERIMAAN NASIONAL

67%

33%

15

DEWAN ENERGI NASIONAL

Kurangi Ekspor Energi Fosil Secara Bertahap


dan
Tentukan Waktu Penghentian Ekspor Tersebut

Pemerintah harus mencari peran pengganti pendapatan negara dari energi


pada APBN, agar pengurangan ekspor energi tidak berdampak kepada
pendapatan negara

Pengurangan ekspor bukan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tetapi


untuk Strategic Energy Reserve

16

DEWAN ENERGI NASIONAL

LIMA FAKTOR UTAMA DALAM KEN 2050


Perubahan Paradigma Energi
Prioritas Pembangunan Energi
Pengurangan Ekspor Energi Fosil secara bertahap
Pengurangan Subsidi Pada Harga Energi
Tersedianya Cadangan Energi Nasional

17

DEWAN ENERGI NASIONAL

PENGURANGAN SUBSIDI PADA HARGA ENERGI


Pengurangan subsidi pada harga bukan menghilangkan subsidi kepada masyarakat kecil,
tetapi mengurangi subsidi yang melekat pada harga, sehingga subsidi tidak juga dinikmati
oleh yang tidak berhak menerimanya

18

DEWAN ENERGI NASIONAL

LIMA FAKTOR UTAMA DALAM KEN 2050


Perubahan Paradigma Energi
Prioritas Pembangunan Energi
Pengurangan Ekspor Energi Fosil secara bertahap
Pengurangan Subsidi Pada Harga Energi
Tersedianya Cadangan Energi Nasional

19

DEWAN ENERGI NASIONAL

KONSEP CADANGAN ENERGI


(PP 79/2014 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL)
Untuk menjamin ketahanan energi nasional,
Pemerintah
wajib
menyediakan
Cadangan
Penyangga Energi.

POLA CADANGAN ENERGI NASIONAL

(Ps 5 UU 30/2007)

1. Cadangan Strategis
adalah cadangan energi untuk masa depan.
cadangan energi adalah sumber daya energi yang sudah diketahui
lokasi, jumlah, dan mutunya

2. Cadangan Penyangga Energi (CPE)


adalah jumlah ketersediaan sumber energi dan energi yang disimpan
secara nasional yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi
nasional pada kurun waktu tertentu.
merupakan cadangan di luar cadangan operasional yang disediakan
badan usaha dan industri.
disediakan oleh Pemerintah dan dipergunakan untuk mengatasi
kondisi krisis dan darurat energi.

3. Cadangan Operasional
Cadangan yang disediakan oleh Badan Usaha dan industri penyedia
energi untuk menjamin kontinuitas pasokan.

20

DEWAN ENERGI NASIONAL

KONDISI CADANGAN ENERGI NASIONAL


RATA2 KONDISI
CADANGAN OPERASIONAL
PERTAMINA

25Hari

CADANGAN PENYANGGA ENERGI DI BERBAGAI


NEGARA

Stok
Stok gasoline
gasoline 16-18
16-18 hr,
hr,
solar
solar 20-22
20-22 hr
hr dan
dan
avtur
avtur 25-30
25-30 hr
hr

Hanya
Hanya 1/3
1/3 stok
stok
tersimpan pada
tersimpan
pada
inland
inland terminal
terminal

Sebagai feedstock
intake
intake kilang
kilang

20

Anggota IEA

90

Jepang

83

Korea Selatan

56

Thailand

15

17

14

10

45

China

22

40

40

Singapura

36

30

Vietnam 10

65

India 14

33

BBM

30
37

Crude Oil/BBM

Indonesia 0

Crude Oil

BBM

LPG
Sumber: Pertamina 2014

40

Crude Oil

80

Har
i
120

160

Sumber: Sinergy Consultant, 2014

Cadangan minyak mentah, BBM dan LPG nasional yang ada saat ini merupakan
cadangan operasional Badan Usaha (Pertamina).
Pemerintah belum memiliki/mengelola cadangan energi.

21

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL


SK Menteri ESDM Nomor: 3097 K/73/MEM/2015, tanggal 11 Juni 2015

Peningkatan Eksplorasi Cadangan Migas Nasional


Melalui transformasi sumur penemuan menjadi cadangan nasional
Eksplorasi lanjut struktur ber-indikasi migas
Reformasi perijinan, Keterbukaan data
dan Pencabutan PP No. 79 tahun 2010

Oleh: Andang Bachtiar

MISI
TEKNIS

Mencapai target RRR


> 75% dalam 5
tahun dengan
menemukan
cadangan baru

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

NON TEKNIS

Mempercepat
waktu eksplorasi
dari block award
sampai POD,
menjadi 3-5 tahun
atau 2 kali lebih
cepat dari
sebelumnya.

QUICK WIN (1)


1. Melakukan evaluasi dan atau mengusulkan rekomendasi revisi terhadap
kebijakan pemerintah pusat, kementerian, dan pemerintah daerah yang
kontra produktif dengan usaha kegiatan eksplorasi.
2. Menginisiasi perubahan dari POD Basis menjadi Blok Basis, dan jika
diperlukan melakukan renegosiasi dengan KKKS yang aktif dengan POD
Basis. Dengan begitu diharapkan banyak kegiatan eksplorasi yang
dilakukan.
3. Mengusulkan revisi dari kontrak migas non-konvensional. Hal ini akan
membawa semangat baru dalam menemukan cadangan baru yang
ekonomis dalam jangka waktu menengah-jangka panjang.

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

QUICK WIN (2)


4. Prospect ranking untuk menajamkan prioritas eksplorasi, dalam rangka
mengubah resources menjadi proven reserves dalam 5 (lima) tahun ke
depan.
5. Membuat usulan dan menginisiasi riset yang harus dilakukan oleh
pemerintah, sesuai dengan karakter cekungan dan geologi minyakbumi di
Indonesia.
6. Menginisiasi kegiatan eksplorasi di blok produksi dengan biaya negara
dan data hasil yang dihasilkan akan bisa diakses oleh seluruh stake
holder.

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

INPLACE

Potensi sumber daya migas Indonesia


Petroleum Initial Inplace
BEST ESTIMATE Potential Resources = RPS Prospective Resources* +
Discovery
Status 01.01.2015

(BSTBOE)
Prospective
Resources Lead (P50) +
Discovery
(CR2+2P)

*
* Tidak termasuk lead (1843 struktur)

106

40
40+46 basins
*Prospective Resourcebasins
: Drillable (1391 Struktur) Post Drill ( 120 Struktur) Discovery (108
Struktur)
84 BSTBOE
16.6 BSTBOE
5.2 BSTBOE

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

SIARAN PERS
Komite
Eksplorasi
Nasional
telah
mengidentifikasikan
potensi
penambahan
cadangan migas nasional sejumlah
5,2 Milyar
Barrel Minyak Equivalent (2,7 Milyar Barrel Minyak
dan 14 TCF Gas) inplace dari 108 Struktur (status
01.01.2015) dari sumur-sumur penemuan migas
(discovery) yang sudah terbukti lewat test berisi
migas, akan tetapi belum ditingkatkan statusnya
menjadi cadangan nasional.

Telah dilakukan pertemuan pertama dengan KKKS yang


memiliki sumur-sumur discovery tersebut untuk memulai
pendataan
masalah-masalah
yang
menghambat
realisasinya menjadi cadangan nasional.

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

SIARAN PERS
Terdapat exploration targets berupa prospekprospek dari berbagai KKKS yang telah dibor dan
ada indikasi migas tetapi tidak di-test sejumlah
16,6 Milyar Barrel Minyak Equivalent dari 120
struktur (status 01.01.2015).

Sampai saat ini struktur-struktur tersebut tidak


diprioritaskan oleh KKKS yang bersangkutan untuk
dieksplorasi lebih lanjut karena berbagai masalah, yang
mana kalau dalam 1-4 th ke depan masalah-masalah
tersebut bisa kita atasi bersama maka pemerintah akan
mendapatkan
manfaat
ditemukannya
cadangancadangan baru migas tersebut.

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

SIARAN PERS

Komite Eksplorasi Nasional


merekomendasikan perijinan
satu atap, satu pintu, satu meja untuk mengakselerasi
eksplorasi migas Indonesia. Kerumitan jenis dan proses
perijinan migas yang memerlukan waktu yang lama dan
biaya yang besar harus dihentikan. Kemudahan bagi investor
untuk ber-investasi diwujudkan dengan pengurusan perijinan
oleh instansi pemerintah c.q Ditjen Migas ke instansi yang
mengeluarkan ijin. Seluruh perijinan dapat diproses dan
dikendalikan dari dan oleh pemerintah sendiri.
Salah satu contoh kasus: Penawaran terbaru Tender Blok-blok Migas
via Web - dimana nantinya ketika sudah didapatkan pemenangnya:
PENANDATANGANAN KONTRAK hanya akan dilakukan setelah urusan
Tumpang Tindih Lahan, IPPKH. Ijin Lingkungan, Ijin Prinsip dan Ijin
Lokasi di Daerah, Tumpang Tindih Regulasi dalam area yang akan diaward sudah dituntaskan sepenuhnya (Clear & Clean) oleh
Pemerintah c.q. Ditjen Migas (bukan oleh KKKS). Dengan demikian
nantinya setelah penandatanganan kontrak KKKS bisa langsung
bekerja.
KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

SIARAN PERS

Rekomendasi tentang pengelolaan Data Migas.


Sunset Policy serta enforcement keterbukaan data,
Exemption Data Migas dikeluarkan dari Kriteria PNBP,
Penguatan kelembagaan pengelolaan data, termasuk
penguatan infrastruktur dan pembiayaan oleh Negara.

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

SIARAN PERS

Rekomendasi
untuk
dicabutnya
Peraturan
Pemerintah ( PP) No. 79 Tahun 2010 tentang Biaya
operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan
pajak penghasilan di bidang usaha hulu minyak
dan gas bumi.
Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2010 menjadi sebuah momok investasi
eksplorasi migas di Indonesia. PP ini bersifat kontroproduktif terhadap
kegiatan eksplorasi yang ingin ditingkatkan secara signifikan oleh
pemerintah. PP ini juga membatasi ruang bagi Pemerintah untuk membuat
Kontrak dengan menggunakan Blok Basis yang mana akan menunjang
terjadinya kegiatan eksplorasi secara masif di Indonesia. Lebih jauh lagi, apa
yang diatur di dalam PP No. 79 tahun 2010 ini sebenarnya sudah diatur di
bawah kewenangan SKKMigas yang tertuang di dalam PTK.
PP 79 tahun 2010 juga menghilangkan prinsip assume and discharge yang
merupakan ciri khas dari sistem PSC dan menjadi daya tarik bagi investor.
KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

REKOMENDASI LAIN

Rekomendasi Pembatalan SPPT PBB pada blok


eksplorasi yang telah diterbitkan pada tahun 2012
dan 2013 dan mempersiapkan Pemerintah c.q. Ditjen
Pajak untuk memperlancar proses pembatalan pada
persidangan pajak kasus tersebut.
Tahun 2012 dan 2013 beberapa KKKS telah dikenai PBB eksplorasi dalam
jumlah sekitar Rp 3,2 Triliun. Pengenaan PBB ini telah diakui sebagai
kekeliruan dan telah dikoreksi melalui penerbitan peraturan pada akhir
tahun 2013 dan 2014 tetapi tidak berlaku surut sehingga tidak
menghilangkan kewajiban KKKS blok eksplorasi untuk membayar PBB
yang telah diterbitkan SPPTnya. Sekarang kasus ini sedang dalam tahap
persidangan dimana KKKS mengajukan upaya banding terhadap
pengenaan PBB blok eksplorasi ini. Pengenaan PBB terhadap blok
eksplorasi telah dipahami sebagi suatu kekeliruan tetapi tidak ada yang
melakukan koreksi.
Pertemuan dengan KSP pada 10 Agustus 2015 telah memutuskan untuk
KOMITE EKSPLORASI
NASIONAL

REKOMENDASI LAIN

Rekomendasi perubahan dari POD Basis menjadi


Blok Basis.
Rekomendasi perubahan dari POD Basis menjadi Blok Basis sudah
diinisiasi dalam rekomendasi KEN terhadap perpanjangan Blok
Kampar, WMO dan ONWJ. Kajian KEN menunjukan bahwa potensi
eksplorasi tidak dapat dikembangkan dengan sistem POD Basis
dalam kontrak kerja sama usaha hulu migas, untuk itu
direkomendasikan untuk mengubahnya dalam Blok Basis.

Dengan dikembangkannya potensi eksplorasi migas dengan skema


Blok Basis ini akan meningkatkan penemuan lapangan-lapangan
migas baru, penambahan cadangan nasional, peningkatan
produksi nasional dan pada akhirnya peningkatan pendapatan
bagian pemerintah dari hasil kontrak kerja sama.

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

REKOMENDASI LAIN

Rekomendasi revisi
konvensional.

dari

kontrak

migas

non-

Rekomendasi akhir dari revisi kontrak migas non-konvensional sedang


disiapkan. Beberapa identifikasi masalah dan gagasan penyelesaian
diantaranya adalah:
Pengelolaan WK migas non-konvensional tidak berjalan baik
karena
kontrak
dan
pengelolaan
sama
dengan
migas
konvensional, tanpa mempertimbangkan perbedaan proses
eksplorasi dan produksi yang berbeda dengan migas konvensional.
Evaluasi data teknis migas non-konvensional yang sudah
dilaksanakan.
Reformasi kelembagaan dan regulasi lainnya untuk mengatasi
kemandegan industri migas nonkonvensional
Menentukan kriteria WK existing yang dapat melakukan revisi
kontrak
KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

REKOMENDASI LAIN

Proposal usulan riset migas Indonesia.


Usulan riset migas dalam skala besar nasional sedang dirumuskan, terutama
untuk mendapatkan konsep dan model petroleum system baru yang
berpeluang besar terdapat di Indonesia dengan mempertimbangkan kondisi
regional geologi, tektonika dan proses sedimentasi spesifik cekungan
Indonesia. Diantaranya:
Terkait dengan Volkanik:
Strategi mengatasi masalah Endapan Volkanik sebagai penghalang akses
mengetahui data bawah permukaan sebagian cekungan Indonesia melalui survei
geofisika dan
Studi khusus Potensi petroleum system cekungan di sekitar jalur gunung api
Sumatra dan Jawa

Riset tentang shale/tightsand hydrocarbon specific untuk cekungan Tersier


Indonesia
Studi Potensi gas biogenic Indonesia
sebagian produksi gas Indonesia bersifat biogenic, tapi belum ada studi khusus
tentang hal ini dan eksplorasi gas sering mengabaikan indikasi dan tidak secara
khusus mengarah pada biogenic gas ini
KOMITEmigas
EKSPLORASI
NASIONAL
Potensi
Pra-Tersier
di Indonesia Timur maupun Indonesia Barat,

REKOMENDASI LAIN

10

Proposal kegiatan eksplorasi di blok produksi


dengan biaya negara dan data hasil yang
dihasilkan akan bisa diakses oleh seluruh stake
holder.
KEN telah melakukan diskusi awal dengan beberapa KKKS mengenai
rencana dan kendala eksplorasi migas di struktur-struktur yang
memiliki potensi migas yang sangat besar namun saat ini belum
dapat dikembangkan. Salah satu cara untuk menarik investasi dalam
kegiatan eksplorasi di blok produksi adalah memberikan tanggungjawab pembiayaan yang lebih kepada Negara pada struktur yang
memiliki rangking potensi migas yang sangat baik.
Pembicaraan sudah dimulai dengan salah satu KKKS untuk
mengaktifkan kembali proposal pemboran dan testing shale-tight
sand hydrocarbon di blok produksi mereka dengan term & condition
khusus yang menganggap pemboran dan testing tersebut
KOMITE EKSPLORASI
NASIONAL
merupakan
riset yang dibiayai
negara.

EXPLORATION TODAY, RESERVE AND


PRODUCTION TOMORROW

TERIMAKASIH

KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

Eksplorasi Migas Untuk Generasi Mendatang


KOMITE EKSPLORASI NASIONAL

38

DEWAN ENERGI NASIONAL

Terima kasih
www.den.go.id

39

Anda mungkin juga menyukai