PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu bentuk
kependidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi
mahasiswa untuk bekerja dan bersosialisasi di Instansi Pemerintah,
Perusahaan Swasta, dan lembaga BUMN. PKL ini memberikan
kesempatan mahasiswa untuk mengabdikan ilmu yang telah
diperoleh selama perkuliahan di kampus, kemudian mengaplikasikan
teori dalam dunia kerja. Pengalaman yang diperoleh selama PKL
merupakan ilmu dan pengalaman yang tidak pernah didapat
sebelumnya di kampus. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan
tersebut diharapkan dapat menjembatani pertukaran informasi antara
pihak perguruan tinggi dan pihak instansi, serta dapat menjadi wadah
bagi mahasiswa untuk menerapkan disiplin ilmu yang didapatkan
sehingga mampu memasuki dunia kerja setelah memperoleh gelar
kelulusan.
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)
adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) penelitian dan
pengembangan
bertanggungjawab
pertanian
langsung
yang
berada
kepada
Pusat
di
bawah
dan
Penelitian
dan
2
Kegiatan PKL ini bertujuan untuk mengikuti kegiatan secara
langsung di lapangan dan mempelajari tatalaksana pekerjaan yang di
terapkan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)
sebagai salah satu instansi yang berkaitan erat dengan bidang biologi
pengendalian hayati dan entomologi yang dapat memberikan
kesempatan mahasiswa biologi untuk praktik kerja guna berbagi
ilmu dan pengalaman terkait penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Di Balittas ini menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan
penelitian meliputi laboratorium, kebun percobaan, peralatan
teknologi, perpustakaan dan musholla. Oleh sebab itu, mahasiswa
praktik kerja di balai ini diharapkan dapat menjadi sarana bertukar
informasi, pengetahuan dan pengalaman antara mahasiswa dan
peneliti.
B. Alasan Pemilihan Objek PKL
1. Balittas sebagai lembaga pemerintah yang fokus pada
kegiatan penelitian tanaman pemanis, tanaman serat buah,
tanaman serat batang, tanaman tembakau dan tanaman
minyak industri
2. Balittas sebagai lembaga pemerintah yang terus berupaya
meningkatan kualitas produksi tanaman pemanis dan serat,
utamanya dari ancaman serangan hama dan penyakit.
3. Balittas menggunakan prinsip-prinsip biologi dalam
melakukan berbagai penelitian baik yang berhubungan
dengan genetika, pemuliaan, perbenihan, pemanfaatan
3
plasma nuftah, agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi,
entomologi, dan fitopalogi.
C. Tujuan PKL
Adapun tujuan dari PKL ini terbagi dalam beberapa hal berikut.
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui secara langsung Balittas sebagai lembaga
yang menerapkan disiplin dan pengembangan karir.
b. Menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah ke
tempat kerja.
c. Memperoleh tambahan keterampilan, informasi, dan
wawasan tentang
d. dunia kerja yang diperoleh di Balittas sebagai modal
untuk memasuki dunia kerja setelah lulus nanti.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh keterampilan cara pengembangbiakan hama
dan parasitoidnya
b. Mengetahui ketidaksesuaian (incompability) reproduksi
pada empat spesies Trichogramma.
c. Mengetahui pembuktian konsep teori spesies.
BAB II
PELAKSANAAN
Kegiatan PKL dilaksanakan mulai 11 Mei hingga 23 Juni 2015.
Pelaksanaan kegiatan PKL memerlukan sebuah studi kepustakaan
untuk menunjang informasi mengenai tempat PKL dan menambah
pengetahuan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama
PKL. Studi kepustakaan yang telah dilakukan antara lain sebagai
berikut.
A. Profil Tempat Pelaksanaan PKL
1. Sejarah dan Profil
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Jl.
Karangploso 199 Malang, Jawa Timur. Pada awalnya Balai
Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat berdiri pada tahun 1918
dengan nama Algemeen Proefstation Voor de Landbouw (APL). Balai
Penelitian ini yang menangani Tanaman Pertanian Rakyat meliputi
tanaman hortikultura, tanaman pangan, dan perkebunan rakyat
Indonesia.
Balai
ini
dibawah
naungan
Departemen
Voor
Departemen Voor
5
Pada
tahun
1951,
Dibentuk
Unit
Pelaksana
6
Pada tahun 1972, LPTS dan LPKL dijadikan satu menjadi
Lembaga Penelitian Tanaman Industri Cabang Wilayah II Malang di
bawah organisasi induk LPTI Pusat Bogor. Kemudian tahun 1981
Lembaga Penelitian Tanaman Industri Cabang Wilayah II Malang
diubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Industri (Balittri) di bawah
organisasi Puslitbang Tanaman Industri. Pada tahun 1984, Balittri
diubah menjadi Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat
(Balittas)
di
bawah
organisasi
induk
Puslitbang
Tanaman
7
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
8
a. Menghasilkan dan merakit teknologi yang dapat meningkatkan
produktivitas, mutu, dan daya saing tanaman pemanis, serat,
tembakau, dan minyak industri.
b. Meningkatkan kerjasama dan diseminasi hasil penelitian.
c. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan sarana
pendukung.
d. Memberikan saran kebijakan teknologi dan agribisnis tanaman
pemanis, serat, tembakau, dan minyak industri.
3. Mandat Kerja Balittas
a. Melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, pembenihan, dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman pemanis, serat, tembakau,
dan minyak industri.
b. Melaksanakan penelitian
morfologi,
fisiologi,
ekologi,
dokumentasi,
serta
pemuliaan
dan
plasma
nutfah,
laboratorium
9
Adapun tugas dari laboratorium terpadu ialah untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan penelitian tanaman pemanis dan serat di
laboratorium, rumah kasa, rumah kaca, dan rumah ultraviolet.
4. Struktur Organisasi
Balittas dipimpin oleh seorang kepala balai, saat ini yang
menjabat sebagai kepala balai adalah Bapak Mastur. Kepala Balai
bertugas memimpin, membina, mengarahkan dan mengendalikan
sumber daya Balittas menuju pencapaian tugas pokok dan fungsinya
sesuai dengan perundangan. Struktur organisasi Balittas dapat dilihat
pada bagan berikut:
Kepala Balai
Ir. Mastur, M.Si.
Ph.D
Kepala Subag. Tata
Usaha
Ir. Rr. Erna Nurdjajati.,
M.Sc
Kepala Seksi Pelayanan
Kepala Seksi Jasa Penelitian
Teknik
Ir. Moch. Machfud, MP.
Ir. Cece Gambar
Suhara, MP.
2.1 Struktur Organisasi Balittas
10
No
Hari/Tanggal
Kegiatan
11
1.
Senin
11 Mei 2015
2.
Selasa
12 Mei 2015
3.
Rabu
13 Mei 2015
12
japonicum,
Trichogramma
chilonis,
Trichogramma nana, Trichogramma
bactrae.
4.
Kamis
14 Mei 2015
5.
Jumat
15 Mei 2015
Menyilangkan Trichogramma
j >< c
j >< b
j >< n
c >< b
c >< n
c >< b
c >< n
b >< n
b >< n
n >< n
Membuat piasan telur Corcyra
Menyilangkan
Trichogramma
ulangan ke II
j >< j
j >< c
c >< c
c >< b
c >< n
c >< b
c >< n
b >< b
untuk
13
6.
Senin
18 Mei 2015
7.
Selasa
19 Mei 2015
8.
Rabu
20 Mei 2015
9.
Kamis
21 Mei 2015
b >< n
b >< n
n >< n
Membersihkan botol vial yang akan
digunakan untuk mengampul
Memasukkan telur-telur dari empat
spesies yaitu Trichogramma japonicum,
Trichogramma chilonis, Trichogramma
nana, Trichogramma bactrae. ke dalam
botol vial
Membersihkan vial yang digunakan untuk
mengampul
Mengisi madu dalam botol vial
Mengambil hama Empoasca sp. pada
tanaman rami
Meletakkan hama tersebut pada cawan
petri yang sudah di beri kertas yang
dibasahi air dan 1 lembar daun rami,
masing-masing cawan petri diisi 10 ekor
hama
Mengamati hama yang mati dan hidup
setelah diberi perlakuan yaitu disemprot
dengan pestisida
Mengamati anakan hasil persilangan
Ulangan I
c >< c
j >< j
j >< b
j >< j
b ><b
j >< n
Mengamati telur-telur ampulan dari 4
spesies Trichogramma untuk melihat
apakah sudah ada yang menetas atau
belum
14
10. Jumat
22-05-2015
15
11.
Senin
25-05-2015
12. Selasa
26 Mei 2015
13. Rabu
27 Mei 2015
c >< b
Menyilangkan Trichogramma Ulangan II
j >< c dan
Ulangan III b >< b
Membuat piasan telur Corcyra untuk
memperbanyak stok Trichogramma dari
masing-masing spesies
Mengampul telur-telur yang terparasit
oleh Trichogramma dari masing-masing
spesies
Mengamati
hasil
persilangan
Trichogramma Ulangan I
c >< n
b >< n
n >< n b >< n
Ulangan II
j ><b
c ><n
c ><n
b ><b
c ><b
b ><n
Mengamati anakan hasil persilangan
Trichogramma Ulangan III
c ><b
c ><n
n ><c
Mengambil hama Empoasca
dengan
aspirator di kebun. Hama tersebut
dimasukkan ke dalam tabung masingmasing diisi 10 ekor hama.
Mengganti media larva engkes ke media
yang baru. Dalam media tersebut diisi
pasir halus dan pakan berupa wortel
Mengamati dan menghitung trikoma pada
daun sampel yang diambil dari daerah
Asembagus
Mengamati dan menghitung trikoma pada
daun sampel yang diambil dari daerah
16
14. Kamis
28 Mei 2015
15. Jumat
29 Mei 2015
16. Minggu
31 Mei 2015
Asembagus
Mengamati dan menghitung trikoma pada
daun yang diambil dari daerah Asembagus
Mengamati ampulan telur dari 4 jenis
Trichogramma
Mengamati dan menghitung Empoasca
yang mati dan hidup setelah diberi
perlakuan
Mengamati dan menghitung trikoma pada
daun yang diambil dari daerah Asembagus
Mengambil Empoasca pada daun rami
dengan aspirator. dan dimasukkan ke
dalam tabung yang masing-masing diisi
10 ekor
Mengamati jenis kelamin jantan dan
betina
dari
masing-masing
jenis
Trichogramma.
Menyilangkan Trichogramma.
Ulangan III
j >< n
j >< c
j >< c c >< n
b >< n
Ulangan IV
j >< n
c >< c
j >< j
n >< c
Ulangan V
j >< n
c >< n
j >< j
Ulangan VI
j >< n
j >< j
Mengamati hasil persilangan
17
17. Senin
1 Juni 2015
18. Selasa
2 Juni 2015
19. Rabu
3 Juni 2015
20. Kamis
4 Juni 2015
21. Jumat
5 Juni 2015
18
22. Senin
8 Juni 2015
23. Selasa
9 Juni 2015
24. Rabu
10 Juni 2015
Mengamati
hasil
persilangan
Trichogramma
Mengamati jenis kelamin jantan dan
betina pada masing-masing spesies
Trichogramma
Menyilangkan masing-masing spesies
Trichogramma pada
Ulangan VII-X : j >< j
Ulangan V-VIII : c >< c
Ulangan V-IX : j >< b
Ulangan V-IX : j >< c
Ulangan VIII : j >< n
Ulangan V : j >< b
Ulangan V-X : c >< b
Ulangan VI : b >< b
Mengampul telur terparasit dari jenis
Trichogramma nana dan Trichogramma
bactrae
Mengampul telur terparasit dari jenis
Trichogramma chilonis
Membersihkan botol vial
Memberi sedikit madu ke dalam botol vial
untuk makanan Trichogramma
Menghitung pupa dan larva penggerek
batang tebu
Mencari Empoasca di kebun
Memasukkan Empoasca ke dalam cawan
petri masing-masing diisi 10 ekor
Menghitung pupa dan larva penggerek
batang tebu
Mengambil imago dari pupa penggerek
dan kemudian diletakkan di dalam toples
19
25. Kamis
11 Juni 2015
26. Jumat
12 Juni 2015
27. Senin
15 Juni 2015
28. Selasa
16 Juni 2015
29. Rabu
17 Juni 2015
30. Kamis
18 Juni 2015
31. Jumat
19 Juni 2015
32. Selasa
23 Juni 2015
20
Mendiskusikan hasil penelitian selama
PKL dengan dosen pembimbing
Perpisahan dengan karyawan dan dosen
pembimbing di Balittas
Kegiatan yang dilakukan selama PKL terkait dengan Studi
33. Rabu
24 Juni 2015
Studi
Ketidaksesuaian
Reproduksi
pada
Empat
Spesies
21
dengan sinar UV selama 20 menit dan untuk menjaga agar
telur tidak menetas maka disimpan di dalam almari es)
4. Masukkan sebanyak 1 pias telur C. cephalonica ke dalam
masing-masing tabung T. japonicum, T. nana, T. chilonis,
dan T. bactrae
5. Setelah 3 5 hari telur inang terparasit akan berubah warna
menjadi hitam kelabu
b. Proses Persilangan Trichogramma
1. Mengampul atau memasukkan telur C. cephalonica yang
terparasit (telur yang berwarna hitam) dengan Trichogramma
ke dalam botol vial, dengan cara menguas telur secara
perlahan agar terlepas dari piasan telur.
2. Memasukkan satu per satu telur terparasit ke dalam botol
vial dari masing-masing spesies Trichogramma.
3. Ditunggu sekitar 4-5 hari agar telur menetas.
4. Mengamati dan membedakan jenis kelamin jantan dan betina
dari masing-masing spesies Trichogramma.
5. Mengawinkan 4 spesies Trichogramma yaitu T. japonicum,
T. nana, T. chilonis, dan T. bactrae beserta resiproknya.
Dengan cara memasukkan Trichogramma jantan dan betina
ke dalam botol vial yang sudah diberi setitik madu (sebagai
pakan) dan piasan telur C. cephalonica.(sebagai inangnya)
6. Setelah 7-8 hari, anakan yang muncul diamati jenis
kelaminnya di bawah mikroskop.
7. Mencatat jenis kelamin yang muncul setiap persilangan
ditabel pengamatan.
c. Proses Pembedahan alat reproduksi betina
1. Mengawinkan 4 spesies Trichogramma yaitu T. japonicum,
T. nana, T. chilonis, dan T. bactrae beserta resiproknya di
22
dalam botol vial yang sudah diberi madu tanpa diberi piasan
telur C. cephalonica.
2. Setelah satu hari, melakukan pembedahan spermatheca yaitu
meletakkan kaca benda di bawah mikroskop, meletakkan
satu
tetes
larutan
ringer,
kemudian
mengambil
23
disterilisasi dengan menggunakan autoclave selama 1,5 jam
pada suhu 1210C dan tekanan 1 atm.
5. setelah disterilisasi, tabung erlenmayer berisi sogolan tebu
dimasukkan ke dalam ruang steril yang disinari dengan
lampu ultra violet dan disimpan selama 2-3 hari sebelum
diinvestasikan dengan telur C. auricilius yang telah
dipersiapkan oleh Laboratorium Entomologi (Sudarsono,
2011).
6. selanjutnya, menginokulasikan telur ulat penggerek ke dalam
tabung erlenmayer sebanyak satu kumpulan atau satu
kelompok telur.
7. setelah 1 bulan, telur akan menetas dan akan membentuk
pupa. Jika pada tabung sudah terlihat pupa yang muncul
maka saatnya untuk memanen dan meletakkan di dalam
cawan petri.
8. setelah beberapa hari, pupa akan menjadi imago, kemudian
imago dipindahkan ke dalam plastik yang diletakkan di
dalam toples
9. imago akan menghasilkan telur dan siap dikembangbiakkan
lagi atau diberi perlakuan atau diperjual-belikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
24
25
C. Objek Penelitian
Objek yang diamati dalam penelitian ini, yaitu 24 ekor
mencit putih galur Balb-c jenis kelamin jantan berumur 8-10
minggu dengan berat 22 2gram yang diperoleh dari Balai
Pengembangbiakan Hewan Penelitian Singosari Malang.
D. Alat Dan Bahan
Bahan
mengaklimatisasi
selama
minggu
dan
26
27
daun
dilanjutkan
dengan
pewarnaan
dan
dengan
28
29
Kareo
Kario
P Kareo
Ulangan 4
Kario
P Kareo
0%
5%
7,5%
10 %
12,5 %
15 %
G. Analisis Data
Analisis statistik yang digunakan yaitu analisi varian
tunggal (ANAVA). Hal ini untuk mengetahui ada/tidaknya
pengaruh rebusan semplisia daun pulutan terhadap nekrosis sel
hati mencit. Jika hasil menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan maka, dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf
selang
kepercayaan
95%.
Hal
ini,
untuk
mengetahui
Kario
30
DAFTAR RUJUKAN
Al-Jasssabi, S., Sofian, M., & Saad, A. 2011. Biochemichal Studies on Role of
Curcumin in the Protection of Liver and Kidney Damage by Antimalaria
Drug Choloquine. Journal of Toxicological Sciences. 3(1): 17-22.
Anggraini, H. 2011. Pengaruh Pemberian Jus Mengkudu (Morinda citrofolia L)
terhadap Nitric Oxide (No) dan Reaktif Oxygen Intermediet (Roi)
Makroag Tikus yang Terpapar Asap Rokok. Disertasi tidak diterbitkan.
Semarang: UNDIP.
Ashfahani, D, E., Wiratmini,I.N., & Sukmaningsih, A.A.S.A. 2015. Motilitas Dan
Viabilitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus L) Setelah Pemberian
ekstrak Temu Putih (Curcuma zaedoaria (Berg.). Iran Red Crescent Med
J. 17(4): E2252.
Bohtear S.U. 2011. Urena lobata L. Bangladesh: Ethnobotany Lab, Departemen
of Botany, Chittagong University,
Chittagong
4331.
Online,
(http://www.mpbdinfo/plant/urena lobata.php), diakses agustus 2015.
Dhanapal, R., Ratna J.V., Gupta, M., & Sarathchandran, I. 2012. Preliminary
study on antifertility activity of Enicostemma axillare leaves and Urena
lobata root used in Indian traditional folk medicine. Asian Pacific
Journal of Tropical Medicine. 45(12): 616-622.
Dwi, M., & Ernawati, W. 2006. Pengaruh Paparan Udara Halotan dengan Dosis
Subanestes Terhadap Gangguan Hati Mencit. Jurnal Sains dan Teknologi
Farmasi, 11 (2): 71-75 ISSN: 1410 0177.
Gunawan, S.A. 2008. Pengaruh Akut Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Akar
Senggugu ( Clerodendron Serratum Spreng )terhadap Gambaran
Histopatologis Hepar Mencit Balb/C. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Hajar, S. 2012. Skor APRI pada fibrosa hati yang dibandingkan dengan fibroscan.
Disertasi tidak diterbitan. Medan: USU.
Hariyono, Y. 2010. Pengaruh paparan berulang formalin inhalasi terhadap
keusakan sel hati dan sel ginjal mencit betina (Mus musculus) galur
Balb-c. Disertasi yang tidak diterbitkan. Malang: UM.
Irawati, Erlin. 2014. Efek Hepatoprotektif Rebusan Simplisia Daun Kemunting
(Rhodomyrtus Tomentosa [Aiton] Hassk.) terhadap Hepatotoksisitas
yang Diinduksi Parasetamol. Skripsi Tidak Dipublikasi. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
Maryami T. 2011. Uji kandungan kimia Rebusan Simplisia air dan alkohol Urena
lobata L. Hasil seduhan, rendaman alkohol 70% selama 24 jam, decocta,
dan infusa. Buku Program Dan Abstrak Seminar Nasional Pokjanas TOI
XXXX1. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM.
Mshelia, I.Y., Dalori, B.M.., Hamman, L.L., & Garba, S.H. 2013. Effect of the
Aqueous Root Extract of Urena lobata (Linn) on the Liver of Albino Rat.
Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology.
5(1): 01-06. ISSN: 2040-7459.
Oeij, A A., Wahyuni, L. A., Sadiah, A., & Aming, T. 2007. Gambaran Anatomi
Mikroskopik dan Kadar Malondialdehida pada Hati Mencit setelah
pemberian Minyak Kelapa Sawit Bekas Menggoreng. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 7 (1): 15-25.
31
32
Wulandari, R., Utami P. I., & Hartanti, D. 2009. Penapisan Fitokimia dan Uji
Aktivitas Antibakteri ekstrak Etanol Herba Pulutan (Urena lobata
Linn.). Journal of Pharmacy. 06(01): 1-9. ISSN 1693-3591.
Wunderlin R.P., & Hansen, F. 2008. Atlas of Florida Vascular plant. Institute of
Systematic Botany: University of South Florida.
Purnomo,Y., Soeatmadji, D.W., Sumitro S.B., & Widodo M.A. 2015. Anti-diabetic
potential of Urena lobata leaf extract through inhibition of dipeptidyl
peptidase IV activity. Asian Pac J Trop Biomed. 5(8): 630-634.