Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Pengertian Geologi
Geologi adalah kelompok ilmu yang mempelajari bumi secara
menyeluruh baik dari pembentukan, komposisi, sejarah dan proses proses
alam yang telah dan sedang berlangsung (menjadikan muka bumi seperti saat
ini).
Geologi modern berkembang pada akhir abad ke -18. Pada tahun
1975, James Hutton menerbitkan bukunya yang berjudul Theory of the Earth
dimana ia mencetuskan doktrin Uniformitarianism (gaya atau proses yang
membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati sekarang ini, telah
berlangsung sejak terbentuknya bumi).
Tahun 1912, Alfred Wegenar mencetuskan teori pengapungan benua,
yang menduga bahwa pada mulanya benua Amerika Selatan dan Afrika
bersatu, dan kemudian berpisah menjadi seperti saat sekarang yang terpisah
oleh samudra Atlantik. Sejak tahun 1960 berkembanglah Teori Pengapungan
Benua ( Continental Drift ) yang sekarang di kenal dengan Teori Tektonik
Lempeng. Teori ini dapat menjelaskan dan menyederhanakan banyak hal
mengenai gejala-gejala alam yang semula di anggap misterius. Seperti gempa
bumi yang datangnya secara tiba-tiba dan gunung api yang tiba-tiba meletus.
Ilmu geologi merupakan ilmu yang sangat nyata (practical science),
karena ilmu geologi berdasarkan hasil observasi dan dapat dibuktikan
(tested). Pengetahuan tentang ilmu kimia, fisika, matematika dan biologi yang
memadai akan sangat menunjang dalam mempelajari geologi.

1.2

Cabang Cabang Ilmu Geologi


Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu
yang menjadi dasar geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut
diantaranya : Mineralogi, Petrologi, stratigrafi, Paleontologi, Geologi
Struktur, Geomorfologi, Geofisika, Geokimia, dan lain sebagainya.
1.

Mineralogi
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia,
struktur kristal, dan fisika dari mineral. Studi ini juga mencakup proses

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pembentukan dan perubahan mineral. International Mineralogical
Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasiorganisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing
negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui
Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah
diketahui, dan sebagainya. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari
4000 species mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat
digolongkan umum, 50 lainnya kadang-kadang, dan sisanya jarang
sampai sangat jarang.
Belakangan ini, dengan disebabkan oleh perkembangan teknik
eksperimental (seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang
ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan
sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup
permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika
padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal
yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti pada
mineral lempung dan kerangka silikat). Secara khusus, bidang ini telah
mencapai

kemajuan

mengenai

hubungan

struktur

mineral

dan

kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan


dan perkiraan sifat elastik mineral, yang telah membuka pengetahuan
yang mendalam mengenai perilaku seismik batuan dan ketidakselarasan
yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel
bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena
berskala atom dan sifat sifat makro, ilmu mineral (seperti yang
umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan
ilmu material daripada ilmu lainnya.
2. Petrologi
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi
mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang
petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan beku, metamorf, dan
sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra,
yang berarti batu.
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari
batuan beku.
b. Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari
batuan sedimen.
c. Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari
batuan metamorf.
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi
mikroskopis dan analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan
tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan prinsip geokimia
dan geofisika dalam penelitian kecenderungan dan siklus geokimia dan
penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti
asal batuan.
Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan
tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari
material alami dan sintetis pada tekanan dan suhu yang ditinggikan.
Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki batuan pada
kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam
perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
3. Stratigrafi
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur
relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interprestasi lapisan lapisan
batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau
korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi
mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan
umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi kita pelajari
untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
4

Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah
kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang
telah menjadi fosil.

5.

Geologi Struktur

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi
tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta
susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang
juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme, dan geologi
rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah,
dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi
pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan
pada

waktu

dengan

menggunakan

kontrol

stratigrafi

maupun

geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.


Secara

lebih

berhubungan

formal
dengan

dinyatakan
proses

sebagai

geologi

cabang

dimana

geologi

suatu

gaya

yang
telah

menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau susunan internal yang


lain.
6.

Geomorfologi
Geomorfologi adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan
bumi dan proses yang terjadi terhadapnya. Secara luas,berhubungan
dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun
bentuk kontruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh
perilaku organisme di tempat mereka hidup. Surface (permukaan) jangan
di artikan secara sempit; harus termasuk juga bagian kulit bui yang paling
jauh. Kenampakan subsurface terutama di daerah batugamping sangat
penting dimana sistem gua terbentuk dan merupakan bagian yang integral
dari geomorfologi.

7.

Geofisika
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk
juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian
geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameterparameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari
pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di
bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan
secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu
untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan
dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi
bangunan dan lain - lain).
Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi
negeri yang ada. Biasanya geofisika masuk ke dalam fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan
dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke
dalam bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi
hampir menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari ilmu bumi.
Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika
bumi padat dan oseanografi (laut).
Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya
seismologi yang mempelajari gempa bumi, ilmu tentang gunung api
(Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang mempelajari
dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik
yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu
metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan
alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan
membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan
oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi
gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi,
medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktivitas bumi.
Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke
dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
8.

Geokimia
Geokimia adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari
komposisi-komposisi kimia bagian dari bumi misalnya pada lithosfer
yang sebagian besar komposisi kimianya adalah silikat serta pada daerah
stalaktit dan stalagmit banyak ditemukan CaCO3.

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
9.

Geologi Ekonomi
Geologi ekonomi berhubungan dengan material bumi yang
dapat digunakan untuk tujuan ekonomi dan/atau industri. Material
tersebut mencakup logam mulia dan logam murni, mineral non logam,
batu untuk kontruksi, mineral minyak bumi, batubara, dan air. Istilah ini
umumnya mengacu pada endapan mineral logam dan sumber mineral.
Teknik yang digunakan oleh disiplin ilmu kebumian lainnya (seperti
geokimia, mineralogi, geofisika, dan geologi struktur) dapat seluruhnya
digunakan untuk mengerti, mencari, dan memanfaatkan suatu endapan
bijih.
Geologi ekonomi dipelajari dan dilaksankan oleh para ahli
geologi, walaupun demikian hal ini juga menjadi perhatian penting untuk
para bankir investasi, analis saham dan pekerja lainnya seperti teknisi,
ilmuwan dan konservator lingkungan dikarenakan akibat jangka panjang
industri pengolahan terhadap masyarakat, perekonomian dan lingkungan.
Termasuk juga didalamnya geowisata, yang merupakan bagian dari ilmu
geologi

yang

mengekploitasi

panorama

keindahan

alam

yang

dikarenakan proses proses geoogi, seperti proses erosi, patahan maupun


pelarutan contohnya panorama goa kapur, air terjun dan lain lain.
10. Geologi Teknik
Geologi teknik adalah ilmu yang mempelajari geologi untuk
kerekayasaan dan erat hubungannya dengan rekayasa sipil.
1.3.

Skema Lingkup Geologi


Dalam mempelajari geologi didasarkan pada fenomena yang terekam
dalam batuan/litologi.
1.

Litologi
Bates dan Jackson (1985), mengartikan litologi menjadi 2 :
a. Litologi adalah deskripsi batuan pada singkapan berdasarkan
karaterisiknya, seperti warna, komposisi mineral dan ukuran butir
sinonim dengan Petrografi.
b. Litologi adalah kerakterisik fisik dari batuan.

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2. Batuan
Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit
bumi, baik yang telah padu maupun yang masih lepas. Material padat
dapat terjadi dari agregat mineral yang tersusun oleh satu macam mineral
maupun dari berbagai mineral.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam,
terbentuk

secara

anorganik,

mempunyai

sifat

fisik

dan

kimia

tertentu,serta mempunyai susunan atom yang teratur.


Benda padat homogen padat artinya bahwa mineral hanya terdri
dari satu fase padat yang tidak diartikan menjadi senyawa senyawa
sederhana hasil dari proses fisika.
Maksud terbentuk secara anorganik adalah terbentuk bukan dari
hasil aktivitas organik seperti hewan dan tumbuhan. Lebih lanjut dari
maksud ini adalah karena kemungkinan adanya senyawa lain yang
menjadi mineral. Senyawa lain disini bisa sepert senyawa organik,
misalnya seperti kalsium oksalat hidrokarbon dan senyawa senyawa
yang terdapat pada batubara.
Mineral mempunyai komposisi kimia yng tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa mineral merupakan senyawa dari kimia pada batas
batas tertentu hingga dapat dinyatakan dalam rumus kimia.
Atom yang tersusun secara teratur, merupakan ukuran dari derajat
kristalisasi, dimana mineral terbentuk pada suhu yang sesuai dengan
susunan atom dan lebih lanjut dapat merefleksikan keteraturan bentuk
dan permukaan kristal.
Adapun sifat fisik dari mineral yang bisa diidentifikasi antara lain
warna, gores, kekerasan, belahan, pecahan, ketahanan, perawakan
mineral, kemagnetan,ketransparanan, dan kilap.
1.4

Sejarah Ilmu Geologi


1. Teori Malapetaka (Katastrofa)
Sepanjang abad 17 dan 18 doktrin katastrofisme sangat popular,
sehingga para penganutnya percaya bahwa bentuk permukaan bumi dan
segala kehidupan di atasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat akibat

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
suatu bencana (Catastroph) besar. Teori di atas bertahan hingga
pertengahan abad 18, hinga muncul Generelli yang mengemukakan bahwa
sejarah bumi ini berlaku tidak dengan jalan kekerasan, tetapi kejadian pada
masa lampau dapat dijelaskan dengan bertitik tolak pada kejadian-kejadian
zaman sekarang.
2. Teori Uniformitarisma (Uniformitarianisme)
James Hutton (1726-1979), menyelidiki proses sedimentasi yang
terjadi di sungai, danau maupun pantai di daerah Skotlandia.
Menyimpulkan bahwa kenampakan yang dijumpai pada batuan sedimen
yang terbentuk pada masa lampau dijumpai pula pada proses pembentukan
sedimen yang terjadi sekarang. Dari kesimpulan ini, diperoleh suatu teori
konsepi uniformitarisma, yaitu waktu sekarang adalah merupakan kunci
pada masa lampau (present isthe key to the past). Dengan demikian jika
pada masa waktu sekarang terjadi proses pelapukan, pengangkatan,
pelipatan maupun sedimentasi, maka proses tersebut pernah tejadi juga
pada waktu lampau.
3. Hukum Steno
Steno ahli geologi Italia, mengadakan pengamatan di beberapa jeram
sungai di Italia dan sepanjang pantai Italia. Hasilnya mengemukakan 3
buah hukum yang berlaku untuk batuan sediment, yaitu
a.

Hukum Superposisi, menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam


kedudukan yang belum berubah, bagian atas merupakan bagian yang
relatif muda dibandingkan dengan bagian bawah dalam satu seri
sedimentasi.

b.

Hukum Kejadian Horisontal, menyatakan bahwa dalam satu seri


perlapisan pada saat mula terbentuk, mempunyai kedudukan
horisontal. Apabila ternyata lapisan tersebut sudah membentuk sudut
dengan bidang horisontal, menunjukkan bahwa perlapisan tersebut
pernah terangkat.

c.

Hukum Kejadian Menerus, menyatakan bahwa dalam proses


sedimentasi akan dihasilkan perlapisan yang sama tebal apabila tidak
terjadi usilan/gangguan di tempat terjadinya (dalam cekungan
sedimentasi).

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4. Hukum Hubungan Potong Menyilang (Cross-Cutting Relationship).
Di alam sering dijumpai kenampakan suatu patahan dipotong oleh
patahan lain, suatu seri batuan sedimen dipotong oleh patahan, suatu seri
batuan sedimen dipotong oleh dike batuan beku. Dalam hal demikian
dapat ditentukan mana yang terjadi lebih dahulu dengan bertitik tolak
pada Hukum Hubungan Potong Menyilang.
5. Skala Waktu Geologi
Giovani Arduino (1970) mengusulkan pembagian skala waktu
geologi menjadi Primer,Sekunder,Tersier, dan Kwarter.
1.5

Hubungan antara Geologi dengan Geografi


Geografi adalah ilmu yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi,
menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas
mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-unsur bumi dalam
ruang dan waktu.
Geologi mengandung pengertian ilmu tentang planet bumi, geo-nya
diartikan Earth (bumi), sedang geografi mengandung pengertian ilmu yang
menguraikan bumi dan manusia sebagai penghuninya, geo-nya lebih tepat
diartikan World (dunia ). Objeknya sama (bumi), namun titik pandang
kedunya berbeda.
Oleh karena itu, pengetahuan geologi sangat membantu geografi
dalam kajian hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan
alamnya, sehingga geologi merupakan ilmu bantu bagi geografi.

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IX
PENUTUP
9.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum-praktikum geologi dasar, maka dapat
disimpulkan :
1. Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan
bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja
baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam
semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam
semesta hingga sekarang.
2. Teori Tektonik Lempeng dapat menjelaskan dan menyederhanakan banyak
hal mengenai gejala-gejala alam yang semula di anggap misterius. Seperti
gempa bumi yang datangnya secara tiba-tiba dan gunung api yang tiba-tiba
meletus.
3. Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates).
Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang
lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng,
baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform
(menyamping).
4. Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya.
Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara bumi dengan
matahari adalah 149,6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit).
5. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut
magnetosfer yang melindung permukaan bumi dari angin matahari, sinar
ultra ungu, dan radiasi dari luar angkasa.
6. Lapisan udara bumi menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700
kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer,
Termosfer, dan Eksosfer. Lapisan ozon setinggi 50 kilometer, berada di
lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar
ultra violet.
7. Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa bumi
berumur sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi
beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar
geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal.
8. Beberapa kepentingan-kepentingan dalam mempelajari geologi, yaitu:
a. Ilmu geologi dapat membantu untuk mengetahui dan memahami awal
terjadi dan struktur dari bumi sebagai planet, khususnya daratan dan
lautan yang menyusun kerak bumi.
b. Ilmu geologi dapat membantu menjelaskan karakteristik alam yang
sangat bervariasi dan bagaimana bentang yang sangat berbeda ini dapat
terbentuk dan dimanfaatkan oleh manusia.
c. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk mengetahui dimana mine
ral dan batuan berharga dapat dijumpai.
d. Keberadaan material bangunan sangat tergantung pada kondisi geologi
suatu daerah. Pengetahuan geologi sangat membantu para ahli bangunan
untuk mendapatkan material bahan bangunan.
e. Ilmu geologi sangat penting dalam hubungannya dengan sumber daya
air, karena keberadaan air sangat tergantung juga pada jenis atau macam
batuannya.
f. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk memprediksikan atau
meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana alarn seperti
longsoran, aktivitas gunung api dan sebagainya
9. Mineral diartikan sebagai benda padat homogen yang tedapat di alam,
terbentuk secara anorganik serta alamiah dan mempunyai sifat sifat fisik
serta kimia tertentu.
10. Sifat sifat fisik suatu mineral antara lain :
a. Warna, ialah kenampakan mineral yang terlihat dengan mata telanjang,
dapat mencerminkan komposisi mineralnya.
b. Kekerasan, ialah ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
c. Kilap, ialah kenampakkan mineral jika dikenai cahaya.
d. Ketahanan, ialah sifat suatu mineral terhadap suatu gaya pemukulan dan
tekanan serta pengirisan atau pemotongan.
e. Transparansi, ialah kemampuan mineral untuk ditembus cahaya.
f. Belahan, ialah Kecenderungan mineral untuk membelah pada satu arah
atau lebih tertentu sebagai bidang dengan permukaan rata.
g. Perawakan Mineral, ialah Suatu bentuk atau perawakan suatu mineral
yang tumbuh baik secara individu ataupun dari suatu kumpulan atau
suatu agrerat mineral.
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
h. Pecahan, ialah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang
tidak rata dan tidak teratur.
i. Kemagnetan, ialah sifat magnet mineral
j. Sifat Dalam, ialah ketahanan mineral terhadap tekanan dari luar.
k. Cerat, ialah warna mineral dalam bentuk serbuk.
l. Berat Jenis, ialah berat spesifik dari mineral.
11. Berdasarkan sifat-sifat kimia, mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu :
a. Golongan Native Elemen, golongan ini dicirikan dengan hanya
memiliki satu unsur kimia, sifat dalam pada umumnya malleable dan
ductile dan mempunyai berat jenis (6 22).
b. Golongan Sulfida, golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion (S2-),
yaitu merupakan persenyawaan kimia unsur dari sulfur bergabung
dengan unsur logam dan semi logam biasanya terbentuk pada urat
batuan dan hasil larutan hidrotermal.
c. Golongan Halida, golongan ini, dicirikan adanya dominasi dari ion-ion
halogen elektromagnetif.
d. Golongan Oksida dan Hidroksida, kombinasi antara oksigen dengan
satu macam atau lebih logam, yang dicirikan gugusan anion (C2).
e. Golongan Sulfat, golongan ini dicirikan dengan ada gugus anion SO42-.
f. Golongan Fosfat, golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion PO 43dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak.
g. Golongan Karbonat, ialah golongan ini dicirikan oleh adanya gugus
anion yang kompleks, yaitu CO32-.
h. Golongan Silicates, ialah persenyawaan kimia antara unsur logam
dengan salah satu dari Si-O tetrahedral yang tunggal atau berantai
(SiO4)4-.
12. Berdasarkan peranannya dalam ilmu batuan, mineral-mineral pembentuk
batuan dibagi menjadi:
a. Mineral utama, yaitu komponen mineral dari batuan yang diperlukan
untuk menggolongkan dan menamakan batuan, tetapi tidak perlu
terdapat dalam jumlah yang banyak. Beberapa mineral penting yang
sering terdapat dalam batuan yaitu: feldspar, plagioklas, ortoklas, mika
dan sebagainya.
b. Mineral sekunder yaitu mineral yang dibentuk kemudian kemudian dari
mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau
metamorfosis. Selain pada batuan yang telah lapuk juga pada batuan

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
malihan. Contoh : Klorit, terbentuk dari mineral biotit oleh proses
pelapukan.
c. Mineral aksesori atau mineral tambahan adalah mineral yang terbentuk
oleh kristalisisi magma, terdapat dalam jumlah sedikit, umumnya
kurang dari 5%. Mineral zirkon juga merupakan mineral aksesori yang
umum terdapat dalam batuan asam (granit).
13. Mineral dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yakni:
a. Mineral anorganik adalah senyawa kimia yang ada secara alami kecuali
senyawa organik.
b. Mineral organik umumnya berupa senyawa karbon, kecuali karbonat
dan karbida yang dimasukkan ke dalam kelompok mineral anorganik
14. Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari
magma.
15. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi 2 yaitu:
a. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.
Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorit, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah).
b. Batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga
mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit
(yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
16. Berdasarkan ukurannya (diameter) batuan plutonik dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
a. Pultonik tebular, berukuran relatif kecil dan biasanya letaknya agak
dekat ke permukaan bumi. contoh :
1) Sill merupakan batuan pultonik tebularyamg jika di lihat dari
posisiatau tata letaknya bersifat concordant atau selaras dengan
lapisan batuan sekitarnya. Bisa mendatar, miring atau tegak sesuai
arah lapisan.

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2) Dyke merupakan tabular yang jika dilihat dari posisi atau tata
letaknya

bersifat discordant atau

memotong

lapisan

batuan

sekitarnya. Batuan dyke ini sangat sulit dihancurkan.


b. Plutonik masif, batuan beku yang berupa plutonik massif berukuran
lebih besar dari plutonik tebular dan biasanya letaknya agak kedalam.
Contohnya lakolit dan batolit.
17. Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
a. Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%.
b. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
c. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%.
d. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%..
18. Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar
mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral
dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada
batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
a. Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut. Dalam pembentukannnya dikenal
tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
1) Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh
kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik,
yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
2) Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas
dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
3) Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa
gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),
dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
b. Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan
beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
1) Fanerik/fanerokristalin adalah Besar kristal-kristal dari golongan ini
dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata
biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
a) Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b) Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5
mm.
c) Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
d) Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih
dari 30 mm.
2) Afanitik, besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan
dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau
keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan:
a) Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa
diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran
sekitar 0,1 0,01 mm.
b) Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku
terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop.
Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm.
c) Amorf, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
c. Bentuk Kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi
bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua
dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
1) Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang
kristal.
2) Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat
lagi.
3) Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
19. Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
a. Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama
panjang.
b. Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu
dimensi yang lain.
c. Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua
dimensi yang lain.
d. Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
20. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan
bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
21. Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik. Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan
sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu:
a. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk
dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batu
pasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai
dan danau atau laut.
b. Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di
lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk golongan ini
adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan nepal.
c. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang
moluska, algae dan foraminifera. Disebabkan oleh proses pengendapan
yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan
di endapkan di suatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan
laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada
lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak
sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
d. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross
organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk
golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan
golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
e. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang
memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat
memungkinkan terjadi pengayaan unsur-unsur tertentu. Dan faktor yang
penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu
endapan dari larutan tersebut. Batuanbatuan yang termasuk kedalam
batuan ini adalah gips, anhidrit, batu garam.
f. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsurunsur organik yaitu
dari tumbuhtumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati
dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya
sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan.
22. Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat
dibedakan menjadi 2 macam :
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik yaitu batuan sedimen yang terbentuk
berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan
terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesis. Batuan sedimen
yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan
asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu
sendiri.
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non klastik yaitu batuan sedimen yang tidak
mengalami proses transportasi.
23. Batuan

metamorf

adalah

batuan

yang

telah

mengalami

proses

metamorfosis. Proses metamorfosis terjadi hanya di dalam bumi. Proses


tersebut mengubah tekstur asal batuan, susunan mineral batuan, atau
keduanya. Proses ini terjadi dalam solid state, artinya, batuan tersebut tidak
melebur. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa fluida terutama
air memiliki peranan penting dalam proses metamorphosis.
24. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, metamorfosa dapat
dibedakan menjadi dua:
a. Metamorfosa Lokal

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya
beberapa kilometer saja. Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:
1) Metamorfosa Kontak/Thermal
Yaitu

metamorfosa

yang

diakibatkan

oleh

kenaikan

temperatur yang tinggi, dan biasanya jenis ini ditemukan pada


kontak antara tubuh intrusi magma/ekstrusi dengan batuan di
sekitarnya dengan lebar 2 3 km.
2) Metamorfosa Dinamo/Dislokasi/Kataklastik
Metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan.
Tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis,
yang mencakup ke segala arah dan stress, yang mencakup satu arah
saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan
hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit
bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini
biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.
b. Metamorfosa Regional
Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat
mencapai beberapa ribu kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:
1) Metamorfosa Regional/Dinamothermal
Terjadi pada kulit bumi bagian dalam, dimana faktor yang
mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses
ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh orogenesa.
2) Metamorfosa Beban/Burial
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan
intrusi, tetapi terjadi pada daerah geosinklin, hingga karena
adanya pembebanan sedimen yang tebal di bagian atas, maka
lapisan sedimen yang ada di bagian bawah cekungan akan
mengalami proses metamorfosa.
25. Stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas atau mempelajari
urutan-urutan, hubungan serta kejadian batuan alam dalam ruang dan waktu
geologi. Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan
(genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
26. Stratigrafi mempunyai beberapa asas yaitu:
a. Uniformitarians, menyatakan peristiwa yang terjadi pada masa geologi
lampau dikontrol oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan
peristiwa pada masa kini.
b. Law of Original Horizontality, menyatakan dalam satu seri perlapisan
pada saat mula terbentuk, mempunyai kedudukan horisontal. Apabila
ternyata lapisan tersebut sudah membentuk sudut dengan bidang
horisontal, menunjukkan bahwa perlapisan tersebut pernah terangkat.
c. Law of Superposition, menyatakan bahwa pada batuan sedimen dalam
kedudukan yang belum berubah, bagian atas merupakan bagian yang
relatif muda dibandingkan dengan bagian bawah dalam satu seri
sedimentasi.
d. Principle of Lateral Accumulation, menyatakan bahwa dalam proses
sedimentasi akan dihasilkan perlapisan yang sama tebal apabila tidak
terjadi usilan/gangguan di tempat terjadinya (dalam cekungan
sedimentasi).
e. Principle of Cross Cutting Relationship, suatu patahan dipotong oleh
patahan lain, suatu seri batuan sedimen dipotong oleh patahan, suatu
seri batuan sedimen dipotong oleh dyke batuan beku. Batuan yang
terpotong mempunyai umur geologi yang lebih tua daripada yang
memotong.
f. Law of Inclusion, suatu tubuh batuan yang mengandung fragmen dari
batuan yang lain selalu lebih muda dari tubuh batuan yang
menghasilkan fragmen tersebut.
27. Geologi sejarah adalah ilmu yang mempelajari sejarah pembentukan batuanbatuan yang ada di bumi dalam kontek ruang dan waktu yaitu merekontruksi
terhadap kejadian-kejadian geologi secara kronologis dalam ruang dan
waktu.
28. Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu
atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus
segera tertutup sedimen.
29. Fosil memiliki beberapa jenis, yaitu:

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Fosil yang berupa fragmen, merupakan fragmen, dimana fragmen ini
bisa mengalami perubahan dan ada yang tidak bisa mengalami
perubahan.
b. Fosil tidak terubah, organisme yang terawetkan, komposisi semula tidak
berubah.
c. Fosil terubah
1) Permineralisasi, merupakan bagian organisme asli yang porous
(bagian organisme yang lunak) yang terisi oleh mineral-mineral
sekunder, akibat dari penambahan mineral sekunder fosil-fosil
sering menjadi lebih berat dan lebih awet dari bagian yang tidak
mengalami permineralisasi. Contohnya fosil kayu yang mengalami
silifikasi dan fosil hewan yang mengalami proses piritisasi.
2) Replacement, mineral sekunder mengganti semua materi fosil asli.
Hasilnya adalah jiplakan fosil asli yang hamoir semourna.
Contohnya, kayu yang tersilifikasi sempurna di daerah Wonosari.
3) Rekristalisasi, dalam proses ini setiap butiran sangat halus dari
material asli dari suatu bagian yang keras mengalami reorganisasi
(penyusunan kembali) ke dalam kristal-kristal yang lebih besar dari
material sebelumnya.
d. Fosil jejak atau bekas, dibedakan menjadi yaitu:
1)
2)
3)
4)

Track, ialah jejak berupa tapak.


Trail, ialah jejak berupa seretan.
Burrow, ialah jejak dari organisme penggali.
Mold, ialah cetakan yang terbentuk oleh fosil dimana fosil tersebut

terlarutkan seluruhnya.
5) Cast, ialah mold yang terisi oleh mineral sekunder membentuk
jiplakan secara kasar mirip dengan fosil asli.
6) Imprint, biasanya terbentuk bila organisme tercetak di dalam sedi
men halus, pasir halus atau lumpur, dan akhirnya terlepas.
7) Cooprolite, ialah fosil berupa kotoran hewan, yang digunakan oleh
para ahli geologi untuk menentukan tempat hidupnya, makanannya,
serta ukuran relatifnya.
8) Fosil kimia, ialah fosil yang berupa keadaan kiimia pada masa
lampau seperti jejak asam organik.
e. Fosil indeks
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1) Fosil yang mempunyai kisaran yang panjang.
2) Fosil dengan kisaran yang pendek
30. Geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
bangun, bentuk dan susunan batuan penyusun kulit bumi yang dihasilkan
oleh gerak-gerak yang ada dari dalam bumi.
31. Geomorfologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari tiga kata yaitu:
Geos (earth/bumi), Morphos (shape/bentuk), Logos (knowledge atau ilmu
pengetahuan) yang artinya perubahan perubahan bentuk pada muka bumi
selain itu kata geomorfologi di pakai pula untuk menyatakan roman muka
bumi.
32. Foto geologi pada hakekatnya adalah penggunaan foto udara dalam geologi.
33. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk dan ukuran dari
roman muka bumi, baik itu memperlihatkan bentang alam atau elevansi
suatu daerah.
34. Garis kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik
dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu diatas
peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang
sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis
tinggi horizontal.
35. Interval kontur adalah jarak vertikal antara kontur yang satu dengan yang
lainnya.
36. Index kontur adalah garis kontur yang dicetak tebal karena adanya notasi
angka.
37. Perlengkapan-perlengkapan yang dipelukan bila ke lapangan anyara lain :
a. Kompas geologi
b. Palu geologi :
1) Pick Point
2) Chisel Point
c. Lensa Pembesar
d. Pita atau tali ukur
e. Peta dasar
f. Buku catatan lapangan
g. Kantong contoh batuan
h. Tas lapangan
i. Larutan HCl
Agung Dwi Prasetiyo
H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
j. Komparator
k. Kamera
l. Global Positioning System (GPS)
9.2. Saran
Selama mengikuti praktikum, sekiranya boleh kami sebagai praktikan
memberikan saran kepada para asisten agar praktikum berikutnya berjalan lebih
baik dan lancar. Saran dari praktikan :
1. Diusahakan antar para asisten jangan berbeda pendapat dalam hal
pembuatan laporan, supaya para praktikan tidak kebingungan.
2. Alat dan bahan diperbanyak lagi sehingga masing-masing kelompok dapat
mendapatkan alat dan bahan satu-satu.
3. Hendaknya praktikum tidak diruangan saja, sekali-kali langsung turun
kelapangan sehingga praktikan dapat lebih mengenal batuan yang ada di
alam.

Agung Dwi Prasetiyo


H1C110054

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR


LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Rudi Frianto
H1C108019

Anda mungkin juga menyukai