HLA

HLA

: Human Leucocyte Antigen

Penemuan :
Dausset (1958) : Penemuan pertama kali antigen lekosit Mac
(HLA-A2)
v. Rood, Payne (1958) : Serum wanita hamil mempunyai
antibodi lekosit
v.Rood (1962)

: Penemuam gen locus FOUR (HLA-B)

Hirschborn et al (1963) : Pengenalan dari MLC (Mixed Lymphcte

Culture)
Terasaki & Mc. Clelland (1964) : Pengenalan
Mikrolymphocytotoxixitet Test.
1968 : Workshop HLA pertama oleh WHO yang dikenal :
International Histocompatibility Workshop (diadakan sekali 4 tahun)
05-01-2008

1. HLA Klas I Antigen tdd

disusun

: -HLA-A, B dan C
: -338 rantai asam amino :
274 ekstraseluller
32 pada membran sel
32 intrasitoplasma
fungsi
: Penentuan self or not self sbg
sitotoksik effektor limposit T.
2. HLA Klas II Antigen : HLA-D, DR, DQ dan DP
disusun : 228 rantai asam amino
99 ekstraselluler
98 membransel
sisanya dalam sitoplasma
fungsi : Pengendalian produksi antibodi melalui
koordinasi Th dan Ts
3. HLA Klas III Antigen : Komponen Komplemen C2, C4A dan C4B dan
Proferdin
faktor Bf
fungsi
: Membantu proses sitolisis
Sumber sumber antisera untuk testing HLA :
1.
2.
3.
4.

Penderita multitransfusi
Serum wanita hamil
Immunisasi sukarela
Monoklonal Antibodi

05-01-2008

PERANAN HLA DALAM ILMU KEDOKTERAN :

-

Merupakan dasar mayor Histocompatibilitry Complex

Fungsi biologi mengawasi seluruh Sistem Imun dengan aksi sel
T secara genetik
Pengenalan self or not self

APLIKASI KLINIK :
1.

2.
3.
4.

Transplantasi organ tubuh :

80 % reksi penolakan terjadi akibat sitotoksis antibodi akibat
incompatible HLA
Peranan HLA penting untuk menghindarkan graft v host reaction
Asosiasi HLA terhadap penyakit :
Keretanan seseorang terhadap penyakit berhubungan dengan
asosiasi HLA.
Penentuan Paternity Blood.
Penentuan HLA bisa mencapai ketepatan secara teoritis 90 %.
Populasi genetik :
Merupakan penentuan yang akurat terhadap garis keturunan
suatu etnis dan perbedaan yang jelas dari setiap ras.

05-01-2008

GAMBARAN HLA PADA POPULASI INDONESIA

HLA A :
HLA A11, A24 sangat sering dijumpai
HLA A1, A3, A23, A29 dan A31 sangat jarang
HLA B :
HLA B 15, B18 dan B 35 sering ditemui
HLA B7, B13 dan B 17 jarang ditemui
17 dari 69 pemeriksaan HLA B tidak dapat didefenisikan.
HLA C :
HLA Cw3 dan Cw4 sering ditemui.
HLA Cw1, Cw2 dan Cw5 jarang ditemui.
HLA DR :
HLA DR2 dan DR5 sering ditemui.
HLA DR1, DRw6, DRw9 dan DRw10 jarang ditemui.

05-01-2008

PENENTUAN PATERNITY BLOOD

HLA memegang peranan yang penting dalam
penentuan turunan dari ayah terhadap anak
yang dilakukan dalam pengadilan.
Penentuan ini dengan HLA system saja bisa
mencapai ketepatan secara teoritis sekitar 90
%.

05-01-2008

No

Penyakit

Assosiasi

Autor

Malaria

A2, Aw30, B17

Piazza et.al 1972

Schistosniasis

A1 dan B5

Abdel Salem et.al

1980

Lepratuberkuloid

DR2

Bry et.al. 1980

Demam Kuning /
Thypus

HLA B, C3,
Gm, GLO

De Vries et.al 1979

Rec: Herpes
Simplex
- Type 1
- Type 2

DR3
DR7

Meyer Elliot et.el

1980

05-01-2008

Skala Etnis Asia :

Profil HLA
China
B15, B17,
India

: A2, A11, A24, Aw19, Aw30, B5,

Bw22 dan Bw40

: A1, A11, A9, Aw19, B5, B37, B57

Indonesia : A2, A11, A24, B5, B15 dan B40

05-01-2008

1.

Profil HLA Antigen Indonesia banyak

dipengaruhi oleh profil HLA Antigen dari China

2.

Type khas HLA Antigen pada populasi

Indonesia adalah HLA A24 dan B15

3.

Kerjasama yang relevan dalam bidang

transplantasi adalah dengan negara tetangga
Asia Tenggara

4.

Sebaiknya Indonesia memproduksi sendiri Anti

HLA untuk pemeriksaan HLA type.

05-01-2008

DIFINISI:

KOMPONEN:

GENA
ANTIGEN PADA MEMBRAN SEL DALAM BENTUK
PROTEIN SEBAGAI PRODUK GENA

JENIS:

SUATU SISTEM DALAM JARINGAN YANG

BERKAITAN DENGAN PENGENALAN
JARINGAN/KONFIGURASI ASING UNTUK
MENENTUKAN APAKAH DAPAT DITERIMA ATAU
DITOLAK APABILA DIPAPARKAN KEPADA TUBUH

KOMPLEKS HISTOKOMPATIBILITAS MAYOR (MHC)

KOMPLEKS HISTOKOMPATIBILITAS MINOR

KELAS MHC

MHC KELAS I
MHC KELAS II

SUBOWO

05-01-2008

SEJARAH PENEMUAN
PENOLAKAN TRANSPLANT PADA HEWAN PADA AWAL ABAD 20:
ADANYA ANTIGEN TRANSPLANTASI
MIXED LYMPHOCYTE REACTION (MLR) DI LABORATORIUM
CAMPURAN SEL-SEL LIMFOSIT DARI SUMBER HEWAN BERBEDA
AKAN MENIMBULKAN AKTIVITAS LIMFOSIT (PROLIFERASI)
1950 DAUSET & NENNAN (1950) MENEMUKAN AGLUTINASI JIKA LEKOSIT DICAMPUR DENGAN SERUM ORANG YANG BERULANG MENDAPAT
TRANSFUSI ATAU 20 - 30% SERUM IBU MULTIPARA
MENUNJUKKAN BAHWA LIMFOSIT MENGENALI SEL-SEL ASING
1962, DISERTASI VAN ROOD : LEUKOCYTE GROUPING
SISTEM H-2 PADA MENCIT (SNELL, 1973)
MHC PADA MANUSIA DINAMAKAN HLA (HUMAN LEUKOCYTE
ANTIGEN)

05-01-2008

SUBOWO

10

AGLUTINASI LEKOSIT OLEH SERUM ASING

SERUM MULTIPARA +

LEKOSIT

ANTIBODI

ANTIGEN

SERUM RESIPIEN
TRANSFUSI DARAH
BERULANG-ULANG

LEKOSIT

05-01-2008

SUBOWO

20-30 % AGLUTINASI

SENYAWA

AGLUTINASI

11

MHC PADA VERTEBRATA

05-01-2008

SUBOWO

12

PERBANDINGAN TERHADAP
SISTEM GOLONGAN DARAH

TIDAK ADA POLIMORFISME

05-01-2008

SUBOWO

13

NOMENKLATUR
KELAS:
I

: HLA-A, HLA-B, HLA-C

II : HLA-D, HLA-DP, HLA-DQ, HLA-DR

III : BF, C2, C4 (SISTEM KOMPLEMEN)
POLIMORFISME
PADA SETIAP JENIS HLA DIIMBUHKAN ANGKA DI
BELAKANGNYA, KARENA TERDAPAT BANYAK ALEL
CONTOH: HLA-A1, HLA-A2, HLA-A3
HLA-B5, HLA-B7, HLA-B8
HLA-Cw1, HLA-Cw2, HLA-Cw3
HLA-DR1, HLA-DR2,
HLA-DPw1, HLA-DPw2
HLA-DQw1, HLA-DQw2
JENIS HLA BELUM TUNTAS, SETIAP KALI TAMBAH ALEL
05-01-2008

SUBOWO

14

NOMENKLATUR HLA
(Lokakarya HLA Ke-9, 1984)
HLA KELAS I
HLA-B

HLA-A
A1
Aw36
A2
Aw43
A3
Aw66 (10)
A9
Aw68 (28)
A10
Aw69 (28)
A11
Aw19
A23 (9)
A24 (A9)
A25(10)
A26 (A10)
A28
A29 (w19)
A30 (w19)
A31 (w19)
A32
Aw33 (w19)
Aw34 (10)

05-01-2008

B5
B7
B8
B13
B14
B15
B16
B17
B18
B21
Bw22
B27
B35
B37
B38 (16)
B39 (16)
B40
Bw41

Bw42
B44 (12)
B45 (12)
Bw46
Bw47
Bw48
B49 (21)
Bw50 (21)
B51 (5)
Bw52 (5)
Bw53
Bw54 (w22)
Bw55 (w22)
Bw56 (w22)
Bw57 (17)
Bw58 (17)
Bw59
Bw60 (40)
SUBOWO

HLA-C
Bw61 (40)
Bw62 (15)
Bw63 (15)
Bw64 (14)
Bw65 (14)
Bw67
Bw70
Bw71 (w70)
Bw72 (w70)
Bw73

Cw1
Cw2
Cw3
Cw4
Cw5
Cw6
Cw7
Cw8

15

HLA KELAS II

05-01-2008

HLA-D

HLA-DR

HLA-DQ

HLA-DP

Dw1
Dw2
Dw3
Dw4
Dw5
Dw6
Dw7
Dw8
Dw9
Dw10
Dw11 (w7)
Dw12
Dw13
Dw14
Dw15
Dw16
Dw17 (w7)
Dw18 (w6)
Dw19 (w6)

DR1
DR2
DR3
DR4
DR5
DRw6
DR7
DRw8
DRw9
DRw10
DRw11 (5)
DRw12 (5)
DRw13 (w6)
DRw14 (w6)
DRw52
DRw53

DQw1
DQw2
DQw3

DPw1
DPw2
DPw3
DPw4
DPw5
DPw6

SUBOWO

16

POLIMORFISME GENA MHC MANUSIA

05-01-2008

SUBOWO

17

FREKUENSI ALEL HLA PADA POPULASI EROPAH

05-01-2008

SUBOWO

18

FREKUENSI HLA-A DAN HLA-B PADA 3 SUKU BANGSA (1975)

05-01-2008

SUBOWO

19

FREKUENSI HAPLOTIPE HLA-A,-B (PER 1000 INDIVIDU)

05-01-2008

SUBOWO

20

DISTRIBUSI HLA
HLA KELAS

PADA PERMUKAAN SEMUA SEL BERINTI

HLA KELAS

II

PADA PERMUKAAN KELUARGA SEL MAKROFAG,

SEL B, EPITEL KELENJAR TIMUS DAN LIMFOSIT T
HLA KELA III
DISEKRESIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM
KOMPLEMEN

05-01-2008

SUBOWO

21

STRUKTUR HLA
HLA KELAS I

05-01-2008

HLA KELAS II

SUBOWO

22

PENGATURAN GENETIK ANTIGEN HLA

LOKASI GENA:
MANUSIA PADA KHROMOSOM KE- 6,
LENGAN PENDEK (6p21.1 sampai 6p 21.3)
PANJANG sekitar 3 500 kb, lebih panjang daripada MHC mencit
KELAS I MENEMPATI 3 LOKUS (SANGAT POLIMORFIK) 50 - 100 ALEL
KELAS II MENEMPATI LOKUS YANG DIPISAHKAN DENGAN LOKUS
HLA KELAS I OLEH LOKUS HLA KELAS III
MENCIT : KHROM. 17
POLIMORFIK BERARTI MEMILIKI JUMLAH ALEL YANG BESAR

SEPASANG ALEL SELALU DIEKSPRESIKAN (KODOMINAN)

ALEL DAPAT BERPASANGAN SECARA HOMOZIGOT ATAU

HETEROZIGOT
SISTEM HLA DIWARISKAN MENGIKUTI HUKUM MENDEL
05-01-2008

SUBOWO

23

LOKASI KOMPLEKS GENA HLA DALAM KHROMOSOM 6

6p21.1 sampai 6p 21.3

05-01-2008

SUBOWO

24

BAGAN PETA LOKUS MHC MANUSIA DAN MENCIT

05-01-2008

SUBOWO

25

LOKUS GENA HLA PADA KHROMOSOM

KHROMOSOM 6

KHROMOSOM 17

05-01-2008

SUBOWO

26

MEKANISME PEWARISAN SISTEM HLA

SELURUH GENA DIWARISKAN MELALUI HUKUM MENDEL
SETIAP GENA (ALEL) BERSIFAT KO-DOMINAN
PEWARISAN GENA TIDAK SATU PER SATU MELAINKAN
MELALUI SATU KESATUAN YANG DINAMAKAN HAPLOTIPE
HLA-A1, HLA-B5, HLA-C5, HLA-DR1
HLA-A2, HLA-B7, HLA-Cw6, HLA-DR2
PEWARISAN DENGAN CARA HAPLOTIPE KARENA LETAK
LOKUS SANGAT BERDEKATAN SEHINGGA MEMBENTUK SATU
KOMPLEKS
SETIAP KETURUNAN TIDAK MENERIMA SELURUH PASANGAN
HAPLOTIPE, TETAPI HANYA SATU DARI SALAH SATU ORTU
KADANG-KADANG TERJADI PENYIMPANGAN PEWARISAN,
SEHINGGA TERJADI LINKAGE DISEQUILIBRIUM

05-01-2008

SUBOWO

27

PEWARISAN SISTEM HLA

a

c
d

a, c, b, c, d, d = haplotipe
05-01-2008

SUBOWO

28

EKSPRESI ALEL MHC SECARA KO-DOMINAN

05-01-2008

SUBOWO

29

IDENTIFIKASI HLA JARINGAN

05-01-2008

SUBOWO

30

FUNGSI SISTEM HLA

SEBAGAI MOLEKUL PADA PERMUKAAN SEL YANG

BERTINDAK MENYAJIKAN EPITOP UNTUK DIKENAL OLEH
LIMFOSIT MELALUI RESEPTOR SPESIFIKNYA
BERFUNGSI PADA AWAL RESPONS IMUN
HLA KELAS I UNTUK RESEPTOR LIMFOSIT T CD8+
HLA KELAS II UNTUK RESEPTOR LIMFOSIT T CD4+
HLA KELAS III TERMASUK DALAM SISTEM KOMPLEMEN

05-01-2008

SUBOWO

31

RESTRIKSI PENGENALAN EPITOP DENGAN

HLA
SEL

T HANYA MENGENAL EPITOP DENGAN

RESEPTOR SPESIFIK (TCR) DALAM BENTUK
SEBAGAI KOMPLEKS MHC-PEPTID EPITOP
RESEPTOR TCR HANYA MENGENAL MOLEKUL

MHC YANG DIMILIKI SEL DARI INDIVIDU YANG

SAMA DENGAN PEMILIK LIMFOSIT
[ZINKERNAGEL & DOHERTY (1974)]

05-01-2008

SUBOWO

32

MEKANISME RESTRIKSI PENGENALAN

BUKAN
TCR-NYA
X

BUKAN
HLA-NYA

05-01-2008

SUBOWO

33

RESIKO KEPEMILIKAN HLA TERHADAP PENYAKIT

RESIKO ABSOLUT (RA)
PELUANG SESEORANG MEMPEROLEH PENYAKIT TERHADAP HLA
TERTENTU DALAM POPULASI PENDERITA PENYAKIT TERSEBUT
RA = [ p+ : c+] X p
RESIKO RELATIF (RR)
PELUANG NISBI SESEORANG YANG MEMILIKI HLA TERTENTU
MENDAPATKAN PENYAKIT TERTENTU, APABILA DIBANDINGKAN
DENGAN INDIVIDU LAIN YANG TIDAK MEMILIKI HLA YANG
DIMAKSUD
RR = [p+ X c-] : [p- X c+]

p+ = jumlah penderita dengan HLA pos.

c+ = jumlah kontrol HLA pos.

p- = jumlah penderita dengan HLA neg.

c- = jumlah kontrol HLA neg.

p = prevalensi penyakit dalam populasi umum

05-01-2008

SUBOWO

Kontrol= bukan penderita

34

HUBUNGAN HLA DENGAN PENYAKIT

Disease
Ankylosing Spondylitis
Reiterdisease
Yershinia arthritis
Salmonella arthritis
Anterior uveitis
Myasthenia gravis
Juvenile diabetes mellitus
Thyrotoxicosis
Idiopathic Addison disease

05-01-2008

HLA
B27
B27
B27
B27
B27
B8
Dw3
B8
Dw3
Dw4
B8
Dw3
B8
Dw3

SUBOWO

Antigen Frequency
%
Patients Controls
71-100
65- 100
58-78
60-69
37-58
38-65
23-36
19-55
50
42
25-47
52-54
20-69
70

3-12
4-14
9-14
8-10
7-10
18-31
14-19
2-29
21
19
2-27
16-21
18-24
21

RR*

90,1
36.
18.
18.
18.
4,4
2,3
2,4
3,8
3,5
2,3
4,4
3,9
8,8

35

PEMANFAATAN SISTEM HLA

TRANSPLANTASI JARINGAN/ORGAN
PENELUSURAN KETURUNAN (FORENSIC MEDICINE)
PENELUSURAN ETNIK DALAM ANTHROPOLOGI
PERKIRAAN MENDAPATKAN PENYAKIT TERTENTU (KONSELING
GENETIK)
PENGKAJIAN RESPONS IMUN

05-01-2008

SUBOWO

36

HUBUNGAN HAPLOTIP DAN PENOLAKAN TRANSPLANTASI

05-01-2008

SUBOWO

37

PENOLAKAN JARINGAN OLEH PERBEDAAN

ANTIGEN TRANSPLANTASI MINOR

05-01-2008

SUBOWO

38

MEKANISME PENOLAKAN JARINGAN

05-01-2008

SUBOWO

39