1.
1.1
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Menurut Mudjarad Kuncoro (2003), analisis data merupakan
tahapan yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Dalam proses ini sering
digunakan statistik, fungsinya untuk menyederhanakan data penelitian yang amat besar
jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Kegiatan
dalam analisis data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitugan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Tahapan Pengolahan Data
Editing
Kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa data mentah yang masuk, apakah ada
kekeliruan pengiriman, tidak lengkap pengisiannya, palsu, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu
diperiksa adalah:
a)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
b)
merencanakan coding frame yang bersangkutan, mengkonstruksikan coding frame yang benarbenar mengetahui tujuan peneliti dan mengetahui bagaimana hasil penelitian akan digunakan.
Mengkode adalah menaruh angka pada tiap jawaban. Untuk dapat memberikan kode pada
jawaban tersebut perlu diperhatikan:
Kode dan jenis pertanyaan
Dalam hal ini perlu diperhatikan jenis pertanyaan, jawaban, atau pertanyaan yang dapat
dibedakan.
Bila jawaban berupa angka maka kode yang digunakan adalah angka itu sendri.
Bila jawaban untuk pertanyaan tertutup jawabannya sudah disediakan terlebih dahulu dan
responden hanya mengecek jawaban tersebut sesuai dengan instruksi. Responden tidak boleh
menjawab di luar yang telah ditetapkan.
Bila jawaban pertanyaan semi terbuka, selain dari jawaban yang telah ditentukan maka jawaban
lain yang dianggap cocok oleh responden masih diperkenankan untuk dijawab. Jawaban
tambahan tersebut perlu diberi kode tersendiri.
Bila jawaban pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya bebas. Untuk memberi kode,
jawaban-jawaban tersebut harus dikategorikan terlebih dahulu atau dikelompokkan sehingga tiap
kelompok memiliki jawaban yang sejenis.
Bila jawaban kombinasi, hampir serupa dan jawaban pertanyaan tertutup. Selain ada jawaban
yang jelas, responden masih dapat menjawab kombinasi dari beberapa jawaban.
Tempat kode
Kode dapat dibuat pada kartu tabulasi ataupun daftar petanyaan itu sendiri. Jika data diolah
dengan komputer, kode-kode harus dibuat dalam coding sheet.
1.3
Tabulasi
Tahap selanjutnya setelah proses editing dan coding, data disusun dalam bentuk tabel.
Jawaban yang serupa dikelompokkan kemudian dihitung dan dijumlahkan beberapa banyak
peristiwa/gejala/item yang termasuk dalam satu kategori. Kegiatan ini dilakukan sampai
terwujud tabel-tabel yang berguna terutama penting pada data kuantitatif. Dalam tabulasi, angkaangka akan dimasukkan dalam satu tabel yang terdiri atas kolom-kolom. Sebaiknya susunan
kolom disusun berdasarkan urutan-urutan yang logis dan tiap-tiap kepala kolom diberi
keterangan yang menyatakan isi kolom yang bersangkutan.
Tabel dapat dibedakan beberapa jenis yaitu tabel induk, tabel teks, dan tabel frekuensi. Tabel
induk adalah tabel yang berisi semua data yang tersedia secara terperinci untuk melihat kategori
data secara keseluruhan. Tabel teks adalah tabel yang diringkas sesuai keperluan. Tabel ini
biasanya dibuat langsung dalam teks dan digunakan pada saat membuat penafsiran. Tabel
frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel ini digunakan untuk
mengecek kesesuaian hubungan jawaban antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lain dalam
daftar pertanyaan.
2.
Penyajian Data
Data dapat disajikan dalam bentuk tabel baik tabel frekuensi tunggal maupun tabulasi
silang. Selain dalam bentuk tabel, data juga dapat disajikan dalam bentuk gambar/grafik. Dalam
tabulasi silang, setiap kesatuan data dipecah lebih lanjut menjadi dua atau tiga. Setiap
penambahan variabel baru ke dalam tabulasi silang akan memberikan keterangan lebih baik
terhadap data yang diolah.
3.
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip umum
yang mendasari perwujudan dan satuan gejala yang ada. Analisis yang dilakukan adalah gejala
sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk
memperoleh pola yang berlaku. Kemudian pola tersebut dianalisis dengan teori yang objektif.
5.
Bentuk Hipotesis
Deskripti Komparatif (2 sampel) Komparatif (lebih dari Asosiatif
f (satu
dua sampel)
variabel
Relatif Independen Relatif Independen
atau satu
sample)
Nominal Binomial
X2 satu
sampel
Ordinal Run Test
Cochran Q X2 untuk k
sampel
Contingency
Coefficient
X2 dua sampel
Sign Test
Median Test
Priedman Median
Spearman Rank
Two Way Extension
Correlation
Wilcoxon Mann Whitney Anova
Matched Test
Kruskal Wallis Kendall Tahu
Pairs
one Way
Kormogorov
Anova
Semmirnov
Wald
Wolfowitz
Interval t-test
Rasio
t-test of
relative
t-test
independent
One-Way One-Way
Anova
Anova
Korelasi product
moment
Two-Way Two-Way
Anova
Anova
Korelasi parsial
Korelasi ganda
Regresi
sederhana dan
ganda
Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian berkaitan erat dengan perumusan masalah
yang diajukan. Walaupun tidak setiap penelitian harus ada hipotesisnya, tetapi setiap penelitian
harus merumuskan masalah.
Untuk mencari pengaruh varian variabel dapat digunakan teknik statistik yaitu dengan
menghitung besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan
menguadratkan koefisien korelasi yang telah sitemukan dan selanjutnya dikalikan dengan seratus
persen.
1.
sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai variabel terpengaruh, maka arah perhitungan
untuk tabulasi silang selalu dihitung searah dengan variabel pengaruhnya. Dalam
menginterpretasikan tabulasi silang tersebut dengan membandingkan angka persen pada set tabel
searah dengan variabel pengaruhnya.
Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas
dari hasil-hasil penelitian.
Interpretasi hasil analisis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Interpretasi secara terbatas karena penelitian hanya melakukan interpretasi atas data dari
hubungan yang ada dalam penelitiannya. Interpretasi ini dalam pengertian sempit, tetapi paling
sering dilakukan. Pada waktu menganalisis data penelitian secara otomatis peneliti membuat
interpretasi dimana analisis dan interpretasi yang dilakukan sangat erat hubungannya karena
keduanya dilakukan hampir bersamaan.
Cara kedua dapat dilakukan apabila penelitian mencoba mencari pengertian yang lebih luas
tentang hasil-hasil yang telah didapatkannya dari analisis. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan
cara membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan menghubungkan
kembali interpretasinya dengan teori. Tahap ini sangat penting untuk dilakukan, namun sering
tidak dilakukan oleh peneliti sosial.
Pada garis besarnya analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu
analisis untuk katagorikal dan analisis untuk data bersambungan. Metode analisis dengan data
katagorikal ini menggunakan metode tabulasi silang. Sedangkan data yang berkesinambungan
biasanya menggunakan alat statistik seperti distribusi frekuensi, ukuran kecenderungan sentral,
analisis perbedaan, analisis varians, analisis multivarians, dan sebagainya.