Anda di halaman 1dari 48

Stabilit

KELOMPOK 1
Andy Kharisma Aw (F1A 012 008)
L. Panca Ajie Syahputra (F1A 012 070)
Miftah Farid
( F1A 012 096)

Stabilitas Konstruksi
Bendungan

Merupakan perhitungan konstruksi untuk menentukan


ukuran (dimensi) bendungan agar mampu menahan
muatan-muatan dan gaya-gaya yang bekerja dalam
keadaan apapun.

Data angka yang dipakai untuk perhitungan dapat diambil


dari hasil penelitian dan penyelidikan. Dalam keadaan
yang tidak memungkinkan diadakannya penelitian dan
penyelidikan, data diambil dengan anggapan yang
diperoleh dari pengalaman yang mirip dengan proyek
yang bersangkutan sehingga hasil perhitungan yang
diperoleh diyakini akan aman

Kriteria Desain
Di dalam kriteria desain dan dasar-dasar perencanaan
terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan :
1.

Untuk mencegah terjadinya bahaya limpasan lewat


puncak bendungan maka harus disediakan bangunan
pelimpah dan bangunan pengeluaran yang cukup
kapasitasnya.

2.

Syarat-syarat stabilitas konstruksi dapat dipenuhi.

3.

Untuk mencegah terjadinya bahaya gejala pembuluh


maka rembesan air yang kemungkinan terjadi harus
disalurkan lewat saluran pengering, sumur pengering
atau sumur pelepas tekan.

Syarat-syarat stabilitas
konstruksi
1.

Lereng di sebelah hulu dan hilir bendungan harus tidak mudah


longsor. Lereng bendungan harus stabil dan aman dalam
keadaan waduk kosong, penuh.

2.

Harus aman terhadap geseran

3.

Harus aman terhadap rembesan.


Keadaan berbahaya yang harus ditinjau :
1. Pada akhir pembangunan (waduk kosong)
2. Pada waktu waduk terisi air penuh dan terdapat rembesan
tetap
3. Pada waktu waduk terisi air sebagian dan terdapat rembesan
tetap

Berat bendungan sendiri

Harus ditentukan dalam keadaan kering, basah atau di bawah, demikian pula masingmasing lapisan dihitung sendiri karen berat volumenya tidak sama.

Berat volume kering (dry density, dry unit weight) adalah perbandingan antara berat
tanah dalam keadaan kering dengan isi tanah seluruhnya.

Berat volume basah (wet density) adalah perbandingan antara berat tanah dalam
keadaan basah dengan isi tanah seluruhnya.

Berat volume di bawah air (saturated density) adalah berat volume kering berat
volume air.

Pada keadaan waduk terisi air penuh lalu tiba-tiba turun maka di
bawah garis phreatik yang tadinya menggunakan berat volume di
bawah air setelah bagian hulu hilang airnya maka dipakai berat volume
basah yang jauh lebih berat, hal ini sangat mempengaruhi kestabilan
bendungan.

Tekanan Pori & Tekanan


Hidrostatis
Tekanan pori bekerja ke arah normal terhadap bidang geser
dan sangat menentukan untuk perhitungan keamanan
terhadap geseran.
Tekanan Hidrostatis merupakan tekanan dari air di dalam
waduk dan di sebelah hilir bendungan.

Harus aman terhadap bahaya


rembesan

Ini berati bahwa rembesan yang timbul di bawah pondasi


dan di bawah kaki kiri (left abutmen) tidak boleh melebihi
batas yang telah ditentukan. Perhitungan dapat dilakukan
dengan membuat jaringan air (flow net).

Ada dua hal yang perlu diperhaitkan :


1. kecepatan kritis dari bahan bangunan tidak dilampaui.
2. Debit air rembesan tidak boleh dilampaui.

Analisa
Data

ANALISA STABILITAS
BENDUNGAN
Stabilitas Terhadap Rembesan

Tinggi Bendungan Utama = 16 m

Elevasi Dasar Bendungan = 55 m

Elevasi Crest Dam = 71 m

Elevasi Crest Spillway = 65 m

Elevasi Muka Air Maks. = 65,54 m

Lebar Puncak Bendungan = 7 m

Kemiringan Talud Hulu = .1 : 3 m

Kemiringan Talud Hilir = .1 : 2 m

Lebar Dasar Bendungan = 87,00 m

Panjang Filter Drainase = 10 m

Tanah lempung Organik Lunak

Menentukan Garis Seepage


dan Flownet

Tinggi Air Maksimum (h)=65,54-55,00=10,54 m

Panjang ( L1 ) =3,00 x10,54 =31,61 m

Arah garis depresi =0,30 x31.61 =9.48 m

Bila panjang filter drainase diambil = 10 m

L2 = 87,0 -( 31,61 + 10,00 ) =45,4 m

d = L2 + 0,30 L1
=45,4 +( 0,30 x 31,61 )
=54,9 m

maka persamaan parabolanya adalah :


yo = ( h2 + d2 ) - d
= ( 10,54 2 + 54,9 2 ) - 54,9
yo = 1,00 m
2yo = 2,01 m

Persamaan hasil parabola


y = (2yo x X ) + yo2 )
y = ( 2,01 x X) + 1,00
X(m)

-0,50

0,00 10,00 20,00 30,00

0,00

1,00

4,59

6,41

7,82

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

9,01

10,06

11,01

11,89

12,71

Tinggi Air Maks (h) = 8,43 m

Panjang ( L1 )

0,3 ( L1 )

L2
d

= 3,00 x 8,43 = 25,29 m


= 0,30 x 25,29 = 7,59 m
= 87,0-( 25,29+10,00 ) = 51,7 m
= 51,7 + 7,59 = 59,3 m

maka persamaan parabolanya adalah :

y o = ( h 2 + d2 ) - d
= ( 8,43 2 + 59,3

yo = 0,60 m

2yo = 1,19 m

) - 59,3

Persamaan Hasil Paraboladalah :

= (2yo x X ) + yo2 )

= ( 1,19 x X) + 0,60

X(m)

-0,30

0,00

0,00

0,60

10,00 20,00 30,00


3,50

4,92

6,01

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

6,93

7,74

8,48

9,16

9,79

10,38

Tinggi Air Maks(h) = 6,32 m

Panjang ( L1 )

0,3 ( L1 )

L2

= 3,00 x 6,32 = 18,97 m


= 0,30 x 18,97 = 5,69 m
= 87,0 - ( 18,97 + 10,00 )

= 58,0 + 5,69 = 63,7 m

maka persamaan parabolanya adalah :

yo

= ( h 2 + d2 ) - d
= ( 6,32 2 + 63,7

yo = 0,31 m

2yo = 0,63 m

) - 63,7

= 58,0 m

Persamaan hasil parabola

= (2yo x X ) + yo2 )

= ( 0,63 x X) + 0,31

X(m) -0,16 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00


y

0,00

0,31

2,52

3,55

4,34

5,01

5,60

6,14

70,00

80,00

90,00

6,63

7,08

7,51

Tinggi Air Maks(h) = 4,21 m

Panjang ( L1 )

= 3,00 x 4,21 = 12,64 m

0,3 ( L1 )

= 0,30 x 12,64 = 3,79 m

L2

= 87,0 . - ( 12,64 + 10,00 )

d
= 64,4 + 3,79 = 68,1 m
maka persamaan parabolanya adalah :

y o = ( h 2 + d2 ) - d
= ( 4,21 2 + 68,1

yo = 0,13 m

2yo = 0,26 m

) - 68,1

= 64,4

Persamaan hasil parabola

= (2yo x X ) + yo2 )

= ( 0,26 x X) + 0,13

X(m)

-0,07

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

0,00

0,13

1,62

2,29

2,80

3,23

3,61

3,96

4,27

4,57

X(m) 90,00 100,0


y

4,84

5,11

Tinggi Air Maks(h) = 2,11 m

Panjang ( L1 )

0,3 ( L1 )

L2

= 3,00 x 2,11 = 6,32 m


= 0,30 x 6,32 = 1,90 m
= 87,0 - ( 6,32 + 10,00 ) = 70,7

d
= 70,7 + 1,90 = 72,6 m
maka persamaan parabolanya adalah :

y o = ( h 2 + d2 ) - d
= ( 2,11 2 + 72,6

yo = 0,03 m

2yo = 0,06 m

) - 72,6

Persamaan hasil parabola

= (2yo x X ) + yo2 )

= ( 0,06 x X) + 0,03

X(m) -0,02 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00


y

0,00 0,03 0,78 1,11 1,36

X(m)

100,0

110,0

2,47

2,59

1,56

1,75

1,92

70,00

80,00

90,00

2,07

2,21

2,35

Tinggi Air Maks(h) = 2,11 m

Panjang ( L1 )

0,3 ( L1 )

L2

= 3,00 x 2,11 = 6,32 m


= 0,30 x 6,32 = 1,90 m
= 87,0 . - ( 6,32 + 10,00 )

d
= 70,7 + 1,90 = 72,6 m
maka persamaan parabolanya adalah :

y o = ( h 2 + d2 ) - d
= ( 2,11 2 + 72,6

yo = 0,03 m

2yo = 0,06 m

) - 72,6

= 70,7

Persamaan hasil parabola

= (2yo x X ) + yo2 )

= ( 0,06 x X) + 0,03

X(m) -0,02 0,00 10,0020,0030,00 40,00 50,00 60,00 70,00


y
X(m)
y

0,00 0,03 0,78 1,11 1,36


100,
110,0
0
2,47 2,59

1,56

1,75

1,92

2,07

80,00

90,00

2,21

2,35

Dari gambar flownet didapat:


Np = 20,00

Nf = 5,00

Kapasitas Aliran Filtrasi

Qf = Nf/Np x H x L x k
= 5,00/20,00 x 10,54 x 87,0 x 0,000075
= 0,017 m3/dtk

STABILITAS LERENG
A.Stabilitis Terhadap Geser dan Guling
Data - data material urugan / timbunan sebagai berikut:

Sudut geser dalam (j) = 16

Specifk grafity (G) = 2,72 kg/cm3

Water Content (w) = 80 %

Void Rasio (e) = 2,6

Kohesi (c) = 3,2 kg/cm2

Permeabilitas (k) = 0,0000035

Koefisien Gempa = 0,15 cm/dtk

Perhitungan Berat Volume Material Timbunan

Kondisi
Lembab / Basah
= 1,36000 kg/cm3

KondisiJenuh Air
= 1,4778 kg/cm3

KondisiKering
= 0,7556 kg/cm3

Gaya Vertikal

Gaya berat air dibagian lereng bendungan (Ww)


Ww = gw x VA
= 1 x ( 0,5 x 10,54 x 31,612 )
= 166,555 ton

Gaya berat bendungan sendiri (Wt)

Wt1 = gb x VA
Wt1 = 1,360 x ( 0,5 x 48,00 x 16,00 )
= 522,240 ton

Wt2 = 1,36 x 7,00 x 16,00 )


= 152,320 ton

Wt3 = 1,36 x ( 0,5 x 32,00 x 16,00 )


= 348,160 ton

Wt tot = 522,240 + 152,320 + 348,160


= 1022,720 ton

Gaya angkat air (Up Lift)

Pux = ( Pux - (Lx / L) H) w


PuA =
=10,5374 t/m2

PuB =
= 0 t/m2

Sehingga :

Pu = 0,5 x PuA x SL x 1
= 0,5 x 10,54 x 87 x 1
= 458,3769 t/m2

Gaya Horizontal

Gaya tekan air diam (hidrostatis) Pw


Pw

= 0,5 ( gw H2 ) x 1
= 0,5 x ( 1 x 10,54 2 ) x 1
= 55,51840 ton

Gaya hidrodinamis (Pd) akibat gempa


Pd = .7 / 12 x ( gw x c x H2)
*kw = Koef.Gempa = 0,15 cm/dtk
= 0,5833 x
= 9,72 ton

( 1 x 0,15 x 10,54

Gaya akibat tekanan tanah sedimen (Ps)


Dengan sudut geser dalam tanah (j) = 16 o koefisien tekanan tanah
aktif dihitunga dengan rumus :
ka = tg2 (45 -j/2)
= tg2 ( 45 - ( 16 / 2 )
= tg2 ( 37 )
= 0,568
Ps = 0,5 x ( gsat x ka x H2)
= 0,5 x ( 1,478 x 0,568 x 10,54 2 ) x 1
= 46,601 ton

Gaya gempa akibat berat sendiri tubuh bendungan


Pkw = kw x Wt total
= 0,15 x 1022,720
= 153,40800 ton

Gaya - gaya menahan geseran


R = (Wttot - u) x tg j) + (c x L), dimana :
Wttot = Berat total tubuh bendungan;
u = 0,5 x gw x H x L
tan = 0,287
L = Lebar bendungan
c = Kohesi tanah
= Sudut geser dalam =32 ton/m2

Maka :
u = 0,5 x gw x H x L
= 0,5 x 1 x 16,00 x 87,00
= 696 ton / m
Jadi :
R

= (Wttot - u) x tg j) + (c x L)
= ( 1022,7 - 696 ) x 0,287 ) + ( 32 x 87,00 )
= 2877,7686 ton / m

Kontrol keamanan

Keadaan Normal
SF = R / (Pw + Pd)
SF =
= 44,11447 > 1,5

(aman )

KeadaanGempa
SF = R / Ptot
Ptot = 55,52 + 9,72 + 46,60 + 153,41
= 265,24 ton /m
SF
=
= 10,84955424 > 1,1

(aman )

Keamanan Terhadap Guling

Momen terhadap titik B

Oleh beban vertikal


M1 = Wt3 x 2/3 x 32,00
= 7427,413333 tm
M2 = Wt2 x ( (1/2 x 7,00 ) + 32,00 )
= 5407,3600 tm
M3 = Wt1 x ( (1/3 x 48,00 ) + 7,00 + 32,00 ) = 28723,2 tm
M4 = .-Pu x ( 2/3 x 87,00 )
= -26585,8602 tm
M5 = WW x( 87,00 .-(1/3x 31,612 )
= 12735,24349 tm
MV = 27707,3566 tm
Oleh beban Horizontal
M6 = .-Pw x 1/3 H = -55,518399 x(1/3 x 10,54 )
tm
M7 = .-Pd x 2/5 H = -9,7157199 x(2/5 x 10,54 )
tm
M8 = .-Ps x 1/3 H = -46,600911 x(1/3 x 10,54 )
tm
=69.33
> 1.5 (aman)

tm

= -195,0065272
= -40,95137071
= -163,6841455
MH = -399,6420434

Langkah Analisa / perhitungan tabel Stabilitas


Lereng Pada Berbagai Kondisi Pada Hulu
dan Hilir bagian.

Kolom 1

= Nomor Pias,pada bagian Hulu & Hilir dibagi menjadi 10 pias.

Kolom 2

= Bagian Potongan

Kolom 3

= b yaitu Lebar pias

Kolom 4

= h yaitu tinggi pias

Kolom 5

= U yaitu Tinggi air diatas Cofferdam perpias

Kolom 6

= A yaitu Luas : b x h

Kolom 7

= : Cofferdam dry :

Kolom 8

= ' : Cofferdam dry : dry


Cofferdam dry : wet
Water : w = 1

Kolom 9

= w yaitu A x

Kolom 10

= w' yaitu A x

(Keadaan Kering)
wet (Ada Rembesan Air)

dry

Kolom 11

= a yaitu sudut pada irisan bidang luncur

Kolom 12 = Sin a '

Kolom 13 = Cos a

Kolom 14 = T : w x Sin a

Kolom 15

= N : w x Cos a

Kolom 16

= Te : e x w' x Sin a

Kolom 17

= Ne : e x w' x Cos a

Kolom 18

= L : b / Cos a

Kolom 19 = U : mb / Cos a

Kolom 20 = tg ( : Sudut Geser dala = 16o)

Kolom 21 = ( N - Ne - U ) tg

Kolom 22 = c x L ; dimana c : kohesi = 2)

Kolom 23 = ( N - U ) tg

Analisa Stabilitas Lereng Hulu


Kondisi Air Maksimum

Analisa Stabilitas Lereng Hulu


Kondisi Air Normal

Analisa Stabilitas Lereng Hulu


Kondisi Air Kering

Analisa Stabilitas Lereng Hilir


Kondisi Air kering

Kontol Stabilitas Lereng


Kontol Stabilitas Lereng Pada bagian Hulu

Kondosi perhitungan pada Air Maksimum


Kondisi Air normal
SF =
SF =
=3,2999>1,5 ( aman)

Kondisigempa
SF =
SF =
= 2,7792>1,1 ( aman)

Kontol Stabilitas Lereng Pada bagian Hulu

Kondosi perhitungan pada Air Maksimum


Kondisi Air normal
SF =
SF =
= 3,0105>1,5 ( aman)

Kondisigempa
SF =
SF =
= 2,4365>1,1 ( aman)

Kondosi perhitungan pada Air Kosong

Kondosi perhitungan pada Air Maksimum


Kondisi Air normal
SF =
SF =
= 3,2171>1,5 ( aman)

Kondisigempa
SF =
SF =
= 2,6745>1,1 ( aman)

Kontol Stabilitas Lereng Pada bagian Hilir

Kondosiperhitunganpada Air Kosong


Kondisi Air normal
SF =
SF =
=2,4185>1,5 ( aman)

Kondisigempa
SF =
SF =
=2,0151>1,1 ( aman)

Terima
Kasiiiihhh

Anda mungkin juga menyukai