Anda di halaman 1dari 13

EX POST FACTO

BAB II
PENGERTTIAN DAN KARAKTERISTIK EX POST FACTO
A. Silabus
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi pengertian
dari Ex Post Facto dan
karakteristik Ex Post Facto

Indikator
Materi
Mendeskripsika pengertian Pengertian Ex Post
Ex Post Facto
Facto
Mendeskripsikan
Karakteristik Ex Post
karakteristik Ex Post Facto Facto

B. Pengertian Ex Post Facto


Dalam pengertian sederhana Ex Post Facto memiliki arti yaitu dari apa
dikerjakan setelah pernyataan Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah
kejadian. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan
ada pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi
penelusuran kembali (Sukardi 2012: 165). Penelitian Ex Post Facto merupakan
penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai
dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian (Hamid 2010:
223). Donald Ary (1982 382-383) juga menyatakan bahwa penelitian Ex Post
Facto merupakan penemuan empiris yang dilakuakan secara sistematis, peneliti
tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya
sudah terjadi.
Penelitian Ex Post Facto bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh
suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada fariabel bebas
secara keseluruhan sudah terjadi
(Yudistiadewisilvia.wordpress.com/2013/03/13/penelitian Ex Post Facto).
Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas
telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini, keterikatan antara variabel bebas maupun antar
variabel bebas dengan variabel terikat sudah terjadi secara alami. Dan peneliti
dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang

C.

1.
2.
3.
4.

5.
a)

menjadi faktor penyebabnya (Sukardi 2012: 165). Jadi dapat dikatakan bahwa
metode Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini
menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X,
maka Y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap
variabel bebas (independen).
Dalam hal ini dapat dikatakan perbedaan antara metode penelitian
eksperimen terletak pada perlakuan variabel bebas. Pada eksperimen, peneliti
dituntut memberikan perlakuan variabel bebas, namun pengukuran efek dari
variabel bebas pada variabel terikat baik eksperimen maupun ex post facto tetap
dilakuakan. Metode ex post fakto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin
bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak
dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat
diteliti dengan metode eksperimen. Dalam banyak hal variabel bebas dalam
pendidikan tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti secara langsung (eksperimen),
mengingat sifatnya telah ada dalam pribadi subjek/individu serta kondisinya
diluar jangkauan peneliti untuk melakukan eksperimen (Ibrahim 2012: 56-57).
Karakteristik Ex Post Facto
Didalam artikel online (Ian-manopopo.blogspot.com) yang yang berjudul
sekilas penelitian ex post fakto dijelaskan bahwa karakteristik penelitian ex post
fakto adalah sebagai berikut:
Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut kebelakang untuk
menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang
diteliti.
Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan
tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x
maka y. Perbedaan antara penelitian ekperimen dan ex post facto adalah tidak ada
kontrol langsung variabel bebas dalam penelitian ex post facto.
Penelitian ex post facto dilakukan jika beberapa hal penelitian eksperimen tidak
dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
Jika tidak mungkin memilih, mengontrol dan memanipulasi faktor-faktor yang
diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung.

b) Jika kontrol semua variabel kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan
artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang
mempengaruhi.
c) Jika kontrol secara laboratoriuntuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi budaya
dan etik dipertanyakan.

BAB III
PERBANDINGAN EX POST FACTO DENGAN EKSPERIMEN
A. Silabus

Kompetensi Dasar

Menganalisis
perbandingan Ex Post
Facto dengan Eksperimen

Indikator
Mengidenstifikasi

1.
perbandingan Ex Post Facto
dengan Eksperimen
Mendeskripsikan desain 2.
Eksperimen dengan desain
Ekspost Facto

Materi
Perbandingan Ex Post
Facto dengan
Eksperimen
Desain Eksperimen dan
Ex Post Facto

B. Perbandingan
Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai
kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua
kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto
dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab
dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang
berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post
facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang sebagai akibat yang
terjadi sebelumny, kemudian mencoba menyelidiki kebelakang guna menetapkan
faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya
(Skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/11/metode-rancangan-ex-post-facto.html).
Kedua penelitian ini sama-sama berusaha menemukan dan mengungkapkan atau
menentukan hubungan antar variabel-variabel dalam data hasil penelitian. Oleh
sebab itu ada persamaan logika dasar dari kedua penelitian tersebut terutama
dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan antara variabel satu dengan
variabel lainnya seperti variabel bebas dengan variabel terikat. Logika lain adalah
kesamaan dalam pendekatan penelitian, yakni membandingkan dua kelompok
yang serupa dalam semua karakteristik kecuali satu, agar dapat mengukur efek
dan karakteristik tersebut. Dengan demikian banyak informasi yang ditemukan
dalam eksperimen terdapat atau juga dalam ex post facto (Sudjanan & Ibrahim
2012: 67).
Kurnia Ahmad dalam (Skripsimahasiswa.blogspot.com) menjelaskan
bahwa penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen,
logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen,
yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian membandingkan dua
kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan
untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada diantara variabel-variabel
dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan

oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto. Dalam
penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi
eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi
secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui
eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan fungsional
diantara variabel yang jauh lebih meyakinkan dari pada yang dapat diperoleh
menggunakan studi ex post facto. Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak
dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel
bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya
sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab
dari akibat yang diamati tersebut.
Beberapa perbadaan dari kedua penelitian tersebut nampak dalam hal
teknik perolehan data atau informasi dan kesahihan temuan penelitiaan. Dengan
eksperimen, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih meyakinkan dan
akurat untuk hubungan kausal atau fungsional antara variabel-variabel dari pada
penelitiann ex post facto.pengaruh variabel ekstra dalam eksperimen dikontrol
oleh kondisi eksperimen dan variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti secara
langsung untuk meyakinkan atau menentukan pengaruhnya pada variabel terikat.
Jika variabel terikat y bervariasi bersama dengan variasi dalam variabel bebas x
dalam situasi yang terkontrol, maka peneliti memperoleh data mengenai
kesahihan hubungan antara sebab akibat yang diduga/hipotesiskan antara variabel
bebas x dengan variabel terikat y (Sudjana dan Ibrahim 2012: 58).
C. Desain Eksperimen dan Ex Post Facto
Seperti yang dijelaskan Jonathan Sarwono (2006:81-82) bahwa secara
garis besar dalam aliran kuantitatif yang bersifat konklusif ada dua macam tipe
desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain eksperimental. Faktor-faktor yang
membedakan kedua desain ini adalah pada desain pertama terjadi manipulasi
variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi
variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertamaialah bersifat
eksplorasi dan deskriptif, sedang desain yang kedua eksplanatori (sebab akibat).
Jika dilihat dari dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka
desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada
tataran permukaan, sedangkan desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat
pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai subsub desain yang lebih khusus. Yang masuk dalam kategori pertama ialah studi
lapangan dan survei. Sedangkan yang termasuk dalam kategori kedua ialah
percobaan dilapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium

1.
a.

b.

2.
a.

b.

(laboratory experiment). Untuk Sub Desain dan Spesifik Desain Jonathan


Sarwono (2006: 83-88) menjelaskan sebagai berikut:
Sub Desain Ex Post Facto
Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan
antara pencarian literature (literature study), survei berdasarkan pengalaman atau
studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasivariabel-variabel penting
dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu.
Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan
mendalam.
Survei
Desain Survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei
memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya
mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampenya besar, survei semakin
meberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat
mengungkapkan masalahyang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan.
Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang
banyak dan beraneka ragam.metode survei sangat populer karena banyak
digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah
mudahmelaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.
Sub Desain Eksperimental
Eksperimental lapangan
Desain eksperimental lapangan merupakan penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan latar yang realistis dimana peneliti melakukan campur
tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.
Eksperimen laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan dalam
melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain ini, peneliti melakukan
campur tangan dan memanipulasi variabel-variabel bebas serta memungkinkan
peneliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek kesalahan utama.
Setelah membicarakan sub desain berikut akan kami uraikan desain
spesifik ex post facto dan desain experimental. Namun sebelum membicarakan
desain spesifik Ex Post Facto dan eksperimental, sistem notasi yang digunakann
perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:

X: digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji


terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variabel bebas yang kemudian efek
pada variabel tergantungnya akan diukur.
O: menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel
tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
R: menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secar
random untuk tujuan-tujuan studi.
1. Desain Spesifik Ex Post Facto
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto
tidak ada manipulasi perlakuan terhadap variabel bebasnya maka sistem
notasinya, baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih
dari satu.
Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu
perusahaan A dan perusahaan B, maka notasinya:
O1
O2
Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A
dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan diperusahaan B.
Contoh 2: secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000
perusahaan mengenai sistem penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara
mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti
dibawah ini:
(R) O1
Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan
kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R).
Apabila sampel yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya
selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
(R) O3 dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi
yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga.
2. Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagi menjadi dua, yaitu pre-eksperimental (quasieksperimental) dan desain eksperimental sebenarnya (true experimental).
Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol.
a. One Shot Case Study
Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study.
Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali

b.

c.

d.

e.

perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai


berikut:
XO
One Group Pre-Test-Post-Test Design
Desain kedua disebut One Group Pre-Test-Post-Test Design yang
merupakan perkembangan dari desain diatas. Pengembangan dari desain di atas.
Pengembangannya. Ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan
(pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan
pengukuran lagi (Post-test) desainnya adalah sebagai berikut:
O1 X O2
Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang
diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran
dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya.
Static Group Comparison
Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang merupakan
modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih
sebagai obyek penelitian.kelompok pertama mendapat perlakuan sedang
kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi
sebagai kelompok pembanding/pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikutL
X O1
O2
Post Test Only Control Group Design
Desain merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental
sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih
secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini
sudah memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi
variabel, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan,
desainnya adalah sebagai berikut:
(R) X O1
(R) O2
Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara
random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak.
Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan
pengukuran, sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok
pengontrol tidak ddiberi perlakuan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
Pre-test Post-test Control Group Design

Desain ini merupakan pengembangan desain di atas, perbedannya terletak


pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran di
deapan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
(R) O1 X O2
(R) O3 O4

BAB IV
JENIS-JENIS EX POST FACTO
A. Silabus
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis-
jenis metode Ex Post Facto

B. Jenis-Jenis Ex Post Facto

Indikator
Materi
Mendeskripsikan jenis-jenis1. Jenis-jenis Ex Post Facto
Ex Post Facto
2. Penelitian korelasi
Mendeskripsikan kelebihan 3. Penelitian kausal
dan kekurangan Ex Post
komparatif
Facto
4. Kelebihan dan
kekurangan Ex Post Facto

Penelitian ex post facto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu


correlational study dan criterian group study dan criterian group study. Jenis
pertama, Correlational study juga populer disebut causal research dan yang kedua
disebut causal comparativ research, yaitu penelitian yang berusaha mencari
informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat. kedua jenis penelitian
tersebut yaitu:
1. Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi dalam bidang penelitian, sosial, maupun ekonomi
banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin
mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam
suatu objek atau subjek yang diteliti (Sukardi 2012: 166). Metode ini menyatakan
hubungan antar variabel yang tidak menunjukkan keterganantungan variabel satu
terhadap variabel yang lainnya seperti halnya dalam hubungan sebab akibat.
Dalam metode ini hubungan antar variabel yang ditunjukkan berupa hubungan
linier satu hubungan timbal balik antar dua variabel atau lebih. Pada metode
inivariabel bebas tidak secara langsung dimanipulasi seperti halnya pada metode
eksperimen (Widi Restu 2010: 87). Penelitian korelasi adalah suatu penelitian
yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan
dan tingkat hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, merupakan salah satu bagian
penelitian ex post facto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan
variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat
hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefesien korelasi. Dalam penelitian
ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif
yang direfleksikan dalam variabel (Sukardi, 2012: 166).
Kekuatan penelitian menggunakan metode korelasi terletak pada fakta
bahwa metode ini dapat digunakan untuk menentukan atau menyimpulkan sesuatu
hal jika terdapat hubungan antara dua variabel tanpa harus secara langsung
memanipulasi variabel-variabel tersebut. Dengan kata lain, korelasi dapat
digunakan ketika tidak dapat menggunakan metode eksperimental. Korelasi dapat
digunakan ketika manipulasi variabel tidak mungkin dilakukan. Korelasi juga
dapat digunakan sebagai basis prakiraan. Sebagai contoh, jika kita mengetahui
dua variabel sangat berkorelasi, maka kita dapat memperkirakan harga satu
variabel dengan mengetahui harga variabel yang lainnya. Kelemahan utama dari
metode iniadalah korelasi tidak menunjukkan kepada peneliti adannya penjelasan

1.

2.
3.

1.

2.

hubungan sebab akibat antara 2 variabel atau lebih (Widi Restu 2010: 88).
Penelitian korelasi mempunyai tiga karateristik penting untuk para peneliti yang
hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, diantaranya adalah:
Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.
Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
Memungkinkan penelitian mendapat derajat asosiasi yang signiifikan.
Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna
menentukan adakah hubungan antar variabel dalam subjek atau objek yang
menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada, beberapa derajat hubungan antara dua
variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya di ekspresikan sebagai koefisien
korelasi yang diberi simbol matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya
dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif
atau (-) menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+)
menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada
penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau
memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai
cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang
ditemukan. Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti
memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan
adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antarvariabel. Sehingga,
penelitian juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial,
di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variable agar dapat dilihat
hubungan dan variable yang dianggap penting.
Dibindang pendidikan, studi karelasi biasanya digunakan untuk melakukan
peneliti terdapat sejumlah variable yang diperkirakan mempunyai peranan
signifikan dalam mencapai hasil belajar dengan motivasi internal, belajar startegi,
intensitas kehadiran mengikuti kuliag dan sebagainya.
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti berikut :
Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan
ekonomi, dan sosial, karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk
mengukur beberapa variable dan hubungannya secara simultan
Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variable yang mempunyai
kontribusi pada suatu variable tertentu dapat diselidiki secara intensif

3. Penelitian korelasi pada umunya melakukan studi tingkah laku dengan setting
yang realistis
4. Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar
Sedangkan kelemahan penilitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para
peniliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi
apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variable. Di
samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun hubungan
sebab akibat
D. Kekurangan Metode Ex Post Facto
Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan, diantaranya
sebagai berikut:
1. Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh
kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup
dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
2. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi
dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan
efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
3. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda,
tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh
lain sebab pada kejadian lain.
4. Apabila saling hubungan antar variabel telah ditemukan, mungkin sukar untuk
menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
5. Kenyataan bahwa dua atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti
memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.
6. Menggolong-golongkan subjek kedalam kategori dikotomi, misalnya golongan
pandai dan golongan bodoh untuk tujuan perbandingan.
7. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek
secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai
kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel
bebas adalah sangat sukar.
E. Kelebihan Metode Ex Post Facto
1. Metode ini baik utuk berbagai keadaan, jika metode eksperimental atau metode
yang lebih kuat tak dapat digunakan.
2. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post fakto lebih bertahan.
3. Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak
praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau

dipertanyakan. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat


berguna menegenai sifat-sifatgejala yang sipersoalkan: apa sejalan dengan apa,
dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yanng bagaiman dan sejenis dengan
itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan
kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu
lebih dapat dipertanggungjabkan Kurnia (2009).

DAFTAR RUJUKAN
Ary, Donal. 1982. Pengantar Penelitian dalam Kependidikan. Surabaya. Usaha
Nasional.
Kurnia, A. 2009. Metode: Rancangan Ex Post Facto. (Online), (Skripsimahasiswa.blogspot.com),
diakses 12 Oktober 2013.
Manopopo, I. 2012. Sekilas Penelitian Ex Post Facto. (Online), (ian-mannopo.blogspot.com),
diakses 12 Oktober 2013.
Sarwono, J. 2006. Metode penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Zega Dewi, S. 2013. Penelitian Expost facto. (Online), (Yudistiadewisilvia.wordpress.com), diakses
12 Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai