Anda di halaman 1dari 27

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

I.

KOMPETENSI UMUM
Untuk mengetahui dan memahami cara-cara penentuan nilai
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan penentuan koefisien

II.

fenol dari suatu desinfektan yang digunakan.


KOMPETENSI KHUSUS
Untuk menentukan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
dan menentukan nilai koefisien fenol dari hasil pengenceran
sampel desinfektan So klin Ungu yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri uji Shigella Dysentriae.

III.

PRINSIP
Prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan nilai MIC dari sampel
So klin Ungu berdasarkan penghambatan pertumbuhan bakteri uji
Shigella Dysentriae dalam medium Nutrien Broth (NB) diberi berbagai
tingkat pengenceran sampel desinfektan yang diinkubasikan pada
suhu 37 C selama 1 x 24 jam dalam inkubator. Dan penentuan
koefisien fenol dari pengenceran sampel So klin Ungu dengan melihat
daya mematikan dari larutan baku fenol dengan menggunakan bakteri
uji Shigella Dysentriae.

IV.

KAJIAN TEORI
Desinfektansia adalah zat-zat kimiawi yang digunakan untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme di pelbagai macam lingkungan
hidup atau benda mati dengan jalan mematikan atau menghentikan
pertumbuhan hama pathogen yang terdapat padanya (Tjay,2008)

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

Desinfektan adalah zat kimia yang

digunakan untuk

membunuh mikroba pathogen pada benda-benda, misalnya pada


lantai ruangan, meja operasi, dan sebagainya. Tindakannya disebut
desinfeksi (Purwoko, 2007).
Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme
yang dapat menyebabkan infeksi. Meskipun melakukan desinfeksi
dapat tercapai dengan keadaan steril, namun tidak seharusnya
mengandung arti sterilisasi. (Irianto , 2006).
Desinfektan

dibagi

dalam

beberapa

golongan,

yaitu

(Hasdianah, 2012) :
1. Golongan phenol dan turunannya
Misalnya,: phenol, cresol, exylresorcinol, hexachlorophene.
Larutan phenol 2-5% dipakai sebagai desinfektan pada sputum,
urine, feces atau alat-alat terkontaminasi. Virus dan bakteri
bentuk spora, lebih tahan lama terhadap phenol disbanding
dengan bakteri bentuk vegetative, daya germicida phenol akan
berkurang pada suhu rendah dan bila ada sabun.
Orang yang pertama kali menggunakan phenol (carbolic acid)
sebagai desinfektan adalahJoseph Lister (1827-1912), seorang
ahli bedah Inggris. Phenol juga dipakai sebagai desinfektam
standart untuk mengatur kekuatan lainnya. Prinsip kerja phenol
adalah mendenaturasikan protein.

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

2. Alkohol
Etil alkohol merupakan desinfektan yang paling sering dipakai
untuk desinfeksi kulit, digunakan kadar etil alkohol

70%. Daya

kerjanya mengkoagulasikan protein dan menarik air sel.


3. Yodium
Merupakan germicida tertua. Kurang baik kelarutannya dalam air.
Lebih baik larutannya ke dalam alkohol atau dalam larutan KJ atau
NaJ. Preparatnya disebut yudium tincture yang dapat berupa NaJ
2% ditambah yudium 2% dilarutkan dalam etanol 70% atau yudium
7% ditambah KJ dilarutkan dalam etanol dalam 83% atau yudium
5% dilarutkan dalam KJ 10% dalam air. Preparat lain adalah
betadin yang banyak digunakan untuk membersihkan luka dan
tindakan antiseptik pada kulit sebelum pembedahan. Betadin terdiri
atas preparat yudium dan deterjen. Betadin tidak menimbulkan
rasa sakit sehingga lebih disukai terutama bagi anak-anak. Yudium
merupakan bakterisida yang paling kuat bahkan sporisida,
fungisida dan virusida. Diduga daya kerjanya yudium berikatan
dengan protein sel.
4. Preparat chlor
Preparat chlor banyak dipakai untuk desinfeksi air minum, misalnya
kaporit. Daya kerjanya berdasarkan proses oksidasi.
5. Logam berat dan senyawanya

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


CuSO4 dipakai untuk desinfeksi kolam renang karena sebagai
bakterisida dapat membunuh ganggang algae dalam larutan
2/1000000.
Suatu desinfektan yang ideal seharusnya mempunyai sifat-sifat
berikut (Irianto, 2010) :
a.
Mempunyai efektivitas yang tinggi terhadap sejumlah besar
jenis mikrorganisme dalam konsentrasi sedemikian rendahnya,
sehingga ekonomis dalam pemakaiannya dan tidak toksis untuk
b.

hewan atau tumbuhan.


Tidak merusak dan tidak mewarnai bahan-bahan seperti
pakaian, alat rumah tangga atau bahan-bahan yang terbuat dari

c.

logam, bau dan rasa tidak menyengat.


Merupakan zat penegang permukaan

d.
e.
f.

mempunyai sifat membasahkan dan penetrasi yang baik.


Stabil dalam penyimpanan.
Mudah didapat dan tidak mahal.
Mudah digunakan untuk kondisi rumah tangga dan keperluan

yang

baik,

jadi

lain yang praktis.

Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang memiliki


kemiripan dengan sel tanaman, tetapi tidak mempunyai klorofil. Berbagai
jenis bakteri dapat di bedakan menurut bentuknya, yang kadang-kadang
juga tercermin pada namanya. Bakteri berbentuk batang dikenal dengan
nama bacillus sedangkan yang berbentuk bulat digolongkan dalam
kelompok coccus. Bentuk bakteri yang menyerupai spiral dikenal sebagai
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


vibrio atau spirillum, bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri.
Dari 1 sel tunggal menjadi 2.2 menjadi 4.4 menjadi 8 dan seterusnya,
waktu yang diperlukan untuk pembelahan tersebut berbeda-beda tiap
jenis bakteri tetapi biasanya berkisar antara 15-30 menit pada kondisi
yang ideal untuk pembelahan. Dengan demikian dari 1 sel bakteri dapat
berkebang menjadi 1 juta sel dalam waktu kurang dari 6 jam
(Purnawijayanti, 2001).
Beberapa mikroorganisme, sebaliknya
antibiotik

yang

dapat

membunuh

mampu menghasilkan

mikroorganisme

patogenik

dan

menyembuhkan penyakit, mikroorganisme jenis ini dapat pula dijadikan


alat untuk mengendalikan penyakit tanaman akibat bakteri atau jamur
patogenik. Setiap jenis mikroorganisme akan bersaing satu sama lain
untuk mendapatkan sarana tumbuh. Karena itu setiap jenis mikroba
dilengkapi alat pertahanan yang mampu menghambat perkembangan
mikroba (Novizan, 2002).
Beberapa bakteri dapat tumbuh hanya jika kadar oksigen
dilingkungannya lebih rendah daripada kadar oksigen di udara. Di dalam
tabung reaksi berisi media nutrisi padat ,bakteri ini akan tumbuh dibagian
media yang lebih dlam dari permukaan, diarea oksigen telah berdifusi
kedalam media, tidak pada permukaan yang kaya akan oksigen, atau
dibawah zona yang cukup aksigen (Radji, 2002).
UJI KOEFISIEN FENOL
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang
menunjukkan

aktivitas

larutan

desinfektan

dalam

membunuh

mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar.


Bakteri uji yang digunakan dalam penentuan angka fenol adalah
Staphylococcus aureus yang mewakili bakteri Gram-positif dan
Salmonella typhi yang mewakili bakteri Gram-negatif. Keuda bakteri uji
ini diinokulasikan dalam berbagai pengenceran lartan fenol murni dan
bahan desinfektan yang akan ditentukan koefisien fenolnya (Radji,
2011).
Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan yang
dihitung dengan cara membandingkan aktivitas larutan bahan
desinfektan dengan pengenceran tertentu dan aktivitas lartan fenol
dengan pengenceran baku (Radji, 2011).
Koefisien fenol adalah perbandingan tingkat pengenceran
setiap bahan yang diuji (fenol dan bahan desinfektan uji) yang tidak
mematikan bakteri uji dalam waktu 5 menit, tetapi mematikan bakteri
uji dalam waktu 10 menit (Radji, 2011).
Penjelasan hasil uji koefisien fenol adalah sebagai berikut
(Radji, 2011) :
a.
Jika koefisien denol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20
menghasilkan angak yang lebih kecil dari angka pengenceran
yang tertera pada etiket, pengenceran desinfektan memeui
syarat.
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


b.

Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20


menghasilkan angka yang sesuai dengan angka pengenceran
yang tertera pada etiket, pengenceran desinfektan tersebut

c.
V.

memenuhi syarat.
Jika koefisien fenol yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, sampel

yang diuji bukan termasuk desinfektan.


METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang dipakai pada saat praktikum adalah: autoklaf,
bunsen, botol steril, erlenmeyer, inkubator, karet, korek api, ose
bulat, oven, rak tabung, spoit 1 mL, spoit 2 mL, spoit 5 mL,
stopwatch, dan tabung reaksi.
2. Bahan.
Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah:
air es / air dingin, air steril, alkohol, biakan Shigella Dysentriae,
So Klin Ungu, fenol 5 %, , kapas, kertas pembungkus, kertas
label, medium NB (Nutrient Broth).
B. Cara Kerja
a. Uji MIC (Minimal Inhibitory Concentration)
1. Disiapkan 7 buah tabung reaksi yang telah disterilkan terlebih
dahulu
2. Diisi tabung 1 dengan medium NB sebanyak 9,5 mL,
sedangkan tabung 2-7 diisi dengang medium NB sebanyak 5
mL
3. Ditambahkan pada tabung I sebanyak 0,5 mL desinfektan
yang akan diuji, dihomogenkan

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


4. Diambil dengan spoit steril sebanyak 5 mL dari tabung 1 dan
dimasukkan

ke

dalam

tabung

2,

campurkan

sampai

homogen. Kemudian diambil lagi 5 mL dari tabung ke dua ini


dan masukkan ke dalam tabung ketiga sampai pada tabung
ketujuh, setelah itu dihomogenkan
5. Disuspensikan biakan bakteri Shigella Dysentriae (SD)
kedalam masing-masing tabung.
6. Diinkubasi selama 1 x 24 jam
7. Diamati perubahan yang terjadi
Konsentrasi

terendah

yang

pada

masih

tabung

reaksi.

memperlihatkan

penghambatan pertumbuhan mikroba adalah nilai MIC-nya.


a. Uji Koefisien Fenol
1. Ditentukan dahulu nilai MIC yang akan diuji.
2. Dibuat 5 pengenceran desinfektan yang akan diuji, dengan
perbedaan konsentrasi masing- masing 1:130. Tempatkan MIC
pada pengenceran kedua (1: 160)
3. Disediakan 4 deret tabung reaksi masing masing deret
sebanyak 5 tabung.
4. Dideret pertama tabung di isi dengan air steril sebanyak 5 mL,
sedangkan tabung dideret kedua sampai ke empat diisi dengan
medium NB
5. Dipipet sebanyak hasil dari pengenceran yang didapatkan dari
tabung 1 deret pertama lalu dibuang dan digantikan dengan
sampel yang digunakan sejumlah tersebut.

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


6. Pada tabung 2, 3, 4 dan 5 juga dipipet sebanyak hasil dari
pengenceran lalu dibuang dan digantikan dengan sampel yang
digunakan sejumlah tersebut.
7. Disuspensikan bakteri Shigella Dysentriae (SD) kedalam
masing-masing tabung deret pertama dengan interval waktu
masing-masing 30 detik, dan diletakkan kedalam wadah yang
berisi es
8. Didiamkan selama 3 menit
9. Dipindahkan sebanyak 1 ose cairan yang berada pada tabung
1 deret pertama ke tabung 1 deret kedua, tabung 2 deret
pertama ke tabung 2 deret kedua, dan seterusnya hingga
tabung ke 5 dengan interval waktu masing-masing 30 detik
10. Didiamkan selama 5 menit.
11. Diulang hal yang sama untuk tabung deret ketiga dan keempat
masing-masing dari tabung deret pertama dengan interval
waktu yang sama, sehingga pada deret ketiga waktu kontak
bakteri adalah 10 menit dan keempat 15 menit.
12. Lakukan hal yang sama pada larutan pembanding fenol 5%
13. Diinkubasi tabung-tabung tersebut
14. Diamati perubahan yang terjadi.

VI.

HASIL PENGAMATAN
A. Tabel pengamatan
1. Uji MIC
KLP

pengencera

Keterangan

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


n

II

III

1 : 20

1 : 40

1 : 80

1 : 160

1 : 320

1 : 640

1 : 1280

1 : 20

1 : 40

1 : 80

1 : 160

1 : 320

1 : 640

1 : 1280

1 : 20

1 : 40

1 : 80

1 : 160

1 : 320

1 : 640

1 : 1280

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

IV

1 : 20

1 : 40

1 : 80

1 : 160

1 : 320

1 : 640

1 : 1280

1 : 20

1 : 40

1 : 80

1 : 160

1 : 320

1 : 640

1 : 1280

2. Uji koefisien Fenol


Kelompok

Waktu

Pengenceran
1 : 80

1 : 90

1 : 100

10

15

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


II

III

IV

10

15

10

15

10

15

10

15

Keterangan : (+) keruh (-) jernih

3. Sampel desinfektan So Klin Ungu


Kelompok

Waktu

Pengenceran
1 : 140

1 : 160

1 : 180

1 : 200

1 : 220

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


III

10

15

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia

B. Foto pengamatan
1. Uji MIC

Kapas

Rak tabung

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153
Nama pengamatan : Uji Mic

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Medium NB + Suspensi

Bakteri

2. Uji Koefisien Fenol


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Fakultas Farmasi

Tabung reaksi

Medium

Nama pengamatan : Deret 2


(sampel So Klin)
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Fakultas Farmasi
Tabung reaksi

Medium

Nama pengamatan : Deret 3


(sampel So Klin)
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Fakultas Farmasi

Tabung reaksi
Medium

VII.

PEMBAHASAN
Desinfektan adalah zat
kimia
Nama pengamatan : Deret 4
(sampel So Klin)

yang

digunakan

untuk membunuh mikroba


pathogen

pada

benda-

benda, misalnya pada lantai ruangan, meja operasi, dan sebagainya.


Tindakannya disebut desinfeksi.
Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang
menunjukkan

aktivitas

larutan

desinfektan

dalam

membunuh

mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Dalam praktikum ini dilakukan dengan membuat beberapa tingkat
pengenceran sampel untuk melihat sejauh mana kemampuan dari
sampel So Klin Ungu sebagai desinfektan tersebut untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang dalam hal ini menggunakan
bakteri Shigella Dysentriae.
Pada percobaan Uji MIC ((Minimal inhibitori consentrarion).
Disiapkan 7 buah tabung reaksi. Tabung yang pertama berisi 9,5 mL
medium NB dan desinfektan (So Klin Ungu) 0,5 mL, dan tabung yang
lainnya berisi 5 mL medium NB. Dipipet 0,5 ml sampel dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi pertama (1:20) homogenkan . Dipipet 5 mL
sampel dari tabung reaksi pertama dimasukkan dalam tabung reaksi ke
dua (1:40) homogenkan. Dipipet 5 mL sampel dari tabung reaksi kedua
dimasukkan dalam tabung reaksi ke tiga (1:80) homogenkan.Dipipet 5
mL sampel dari tabung reaksi ke tiga dimasukkan dalam tabung reaksi
ke empat (1:160) homogenkan. Dipipet 5 mL sampel dari tabung reaksi
ke

empat

dimasukkan

dalam

tabung

reaksi

ke

lima

(1:320)

homogenkan. Dipipet 5 mL sampel dari tabung reaksi ke lima


dimasukkan dalam tabung reaksi ke enam (1:640) homogenkan. Dipipet
5 mL sampel dari tabung reaksi ke enam dimasukkan dalam tabung
reaksi ke tujuh (1:1280) homogenkan. Diinkubasi selama 1x24 jam pada
suhu 370C. Dilakukan pengamatan dan ditentukkan nilai MICnya.

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Dari percobaan yang telah kami lakukan kali ini, yang digunakan
sebagai zat uji adalah fenol dengan menggunakan sampel So Klin
Ungu. Fenol yang tersedia ada tiga dengan pengenceran yang berbeda,
yaitu 5 menit, 10 menit dan 15 menit dengan pengenceran 1:80, 1:90
dan 1:100 dimana hasilnya semua adalah keruh.
Selanjutnya, sampel (wipol) yang digunakan pada praktikum kali
ini ada lima yaitu sampel dengan pengenceran 1:140, 1:160, 1:180,
1:200, dan 1:220 yang menunjukkan adanya kesamaan. Pada menit ke5 sampai terakhir, bakteri masih mempertahankan kehidupannya.
Adapun hasil yang didapat dari percobaan kali ini adalah pada
pengenceran baku fenol 1 : 140 sampai pengenceran ke 1 : 220 pada
waktu 5 menit terdapat bakteri, begitupun pada waktu 10 dan 15 menit
ditumbuhi bakteri. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel desinfektan So
Klin Ungu tidak efektif untuk membunuh mikroorganisme.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk
uji MIC yaitu nilai MIC pada pengenceran 1:160 dan pada hasil yang
didapat dari percobaan koefisien fenol adalah pada pengenceran baku
fenol 1 : 140 sampai pengenceran ke 1 : 220 pada waktu 5 menit
terdapat bakteri, begitupun pada waktu 10 dan 15 menit

ditumbuhi

bakteri. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel desinfektan So Klin Ungu


tidak efektif untuk membunuh mikroorganisme.
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Peuntun Praktikum Analisis Mikrobiologi Farmasi.
Universitas Muslim Indonesia : Makassar
Hasdianah,

Dr.

2012.

Mikrobiologi

untuk

Mahasiswa

Kebidanan,

Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. Numed : Jakarta.


Hiasinta A. Purnawijayanti. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja
Dalam Pengolahan Makanan. Penerbit Kansius : Yogyakarta.
Irianto, Koes. 2010. Mikrobiologi : Menguak Duania Mikroorganisme.
Irama Widya : Jakarta.
Purwoko, Tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikrobiologi. Sinar Grafika Offset :
Jakarta.
Novizan,

2002.

Membuat

dan

Memanfaatkan

Pestisida

Lingkungan. PT agromedia pustaka : Jakarta.


Radji, Maksum.
2002. Buku Ajar Mikrobiologi.

Ramah

Penerbit

buku

kedokteran EGC:Jakarta.
Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa
Farmasi dan Kedokteran. EGC : Jakarta

IX. Lampiran
a. Skema Kerja
1. Pembuatan Medium NB (Nutrien Broth)
Ditimbang bahan-bahan
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

Kemudian dimasukkan semua bahan kedalam Erlenmeyer


Dilarutkan dalam air suling hingga 500 ml.
Ditutup medium tersebut dengan kapas
Disterilkan di autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit
Kemudian disimpan dilemari pendingin.
2. Pembuatan Penegenceran Sampel Domestos
Disiapkan alat dan bahan
Dibuat pengenceran Domestos dalam tabung reaksi
Dengan perbandingan 1:20, 1:40, 1:60, 1:80, 1:100 yang berisi
aquadest steril, sampel domestos dan biakan suspense bakteri.
3. Pembuatan pengenceran larutan baku fenol
Disiapkan alat dan bahan
Dibuat pengenceran baku fenol dalam tabung reaksi
Dengan perbandingan 1:80, 1:90, 1:100 yang berisi aquadest
steril, larutan baku fenol dan biakan suspensi bakteri.
4. UJI MIC (Minimal Inhibitory Concentration)
Disiapkan 7 buah tabung steril, dan diisi 9,5 ml medium NB steril
kedalam tabung pertama dan 5 ml ke dalam tabung lainnya.
Ditambahkan ke dalam tabung pertama sampel disinfektan akan
diuji.
Diambil dengan pipet steril 5 ml dari tabung pertama dan
dimasukkan ke dalam tabung kedua, dicampurkan sampai
homogen.
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Kemudian diambil lagi 5 ml dari tabung kedua dan dimasukkan ke
dalam tabung ketiga dan seterusnya sampai ada tabung ke tujuh
Setelah dihomogenkan, dipipet 5 ml dari tabung terakhir dan
dibuang.
Dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung 1 ose suspensi biakan
bakteri.
Diinkubasikan semua tabung pada suhu 37oC dan diamati
pertumbuhan bakteri setelah 1 x 24 jam.
5. Uji Koefisien Fenol
a. Desinfektan Domestos
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Disiapkan 5 tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel
1:20, 1:40, 1:60, 1:80 dan 1:100 sebanyak 10 mL (deret 1)
Dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air es
Tabung deret II, deret III, deret IV masing-masing diisi 5 ml
medium Nutrien Broth (NB)
Kemudian dari tabung pertama deret pertama dipipet 5 mL ke
dalam tabung ke-1 deret II dimasukkan suspensi biakan
bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik
Dipipet lagi 5 mL dari tabung ke-2 deret I kedalam tabung ke-2
deret II dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4 dan ke-5 dari
deret I ke deret II
Kemudian diistirahatkan selama 5 menit.
Dari tabung ke-1 deret I, dipipet 5 mL dimasukkan kedalam
tabung ke-1 deret III kemudian dimasukkan 1 ose suspensi
bakteri kemudian didiamkan 30 detik
Dipipet lagi 5 mL dari tabung ke-2 deret I, kedalam tabung ke2 deret III dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik.
Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4 dan ke-5 dari
deret I ke deret III
Kemudian diistirahatkan selama 10 menit.
Dari tabung ke-1 deret I, dipipet 5 mL dimasukkan kedalam
tabung ke-1 deret IV kemudian dimasukkan 1 ose suspensi
bakteri kemudian didiamkan 30 detik
Dipipet lagi 5 mL dari tabung ke-2 deret I, kedalam tabung ke2 deret IV dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik
Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4 dan ke-5 dari
deret I ke deret IV
Kemudian diistirahatkan selama 15 menit
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL

Semua tabung dari deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi
pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Diamati perubahan yang
terjadi berupa kekeruhan medium
b. Larutan baku fenol
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan
Disiapkan 3 tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel
1:80, 1:90, dan 1:100 (deret 1), dan dimasukkan ke dalam
wadah berisi air es
Dan 9 tabung yang beirisi 5 ml medium Nutrien Broth (NB)
yang dibagi menjadi 3 deret (deret II, III, dan IV) masingmasing 3 tabung
Kemudian dari tabung pertama deret pertama dipipet 5 mL ke
dalam tabung ke-1 deret II dimasukkan suspensi biakan
bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik
Dipipet lagi 5 mL dari tabung ke-2 deret I kedalam tabung ke-2
deret II dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik
Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, dari deret I ke
deret II
Kemudian diistirahatkan selama 5 menit
Dari tabung ke-1 deret I, dipipet 5 mL dimasukkan kedalam
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


tabung ke-1 deret III kemudian dimasukkan 1 ose suspensi
bakteri kemudian didiamkan 30 detik
Dipipet lagi 5 mL dari tabung ke-2 deret I, kedalam tabung ke2 deret III dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik
Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, dari deret I ke
deret III
Kemudian diistirahatkan selama 10 menit. Dari tabung ke-1
deret I, dipipet 5 mL dimasukkan kedalam tabung ke-1 deret IV
kemudian dimasukkan 1 ose suspensi bakteri kemudian
didiamkan 30 detik

Dipipet lagi 5 mL dari tabung ke-2 deret I, kedalam tabung ke2 deret IV dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose
kemudian didiamkan 30 detik
Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3 dari deret I ke
deret IV
Kemudian diistirahatkan selama 15 menit. Semua tabung dari
deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 1 x 24 jam
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Diamati perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium

b. Uraian Bahan
1. Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi

: AQUA DESTILLATA

Nama lain

: Aquades, air suling

RM / BM

: H2O/18,02

Pemerian

: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak


mempunyai rasa.

Kegunaan

: Sebagai pelarut

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


2. Fenol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi

: Phenolum

Nama lain

: Fenol

RM / BM

: C6H5OH / 11

Rumus Bangun :

Pemerian

OH-

: Hablur berbentuk jarum atau masa hablur, tidak


berwarna atau merah jambu, bau khas, kaustik.

Kelarutan

: Larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam


etanol (95 %) p,dalam kloroform p, dalam eter p,
dalam gliserol p dan dalam minyak lemak.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari


cahaya, ditempat sejuk.

Khasiat

: Desinfektan

c. Uraian Sampel
So Klin Lantai (Ungu)
Komposisi
: Benzalkonium Chloride 50 : 1,5%
ANDI MISNA SAFRYANA
AFRIZAL
150 2013 0153

UJI MIC DAN KOEFISIEN FENOL


Kegunaan

: Pembersih lantai, menjadikan lantai bersih dari


kuman dan mengkilap serta mengharumkan
ruangan sepanjang hari sehingga rumah anda

Peringatan
Produksi

lebih nyaman.
: Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
: PT. WINGS SURYA, SURABAYA

ANDI MISNA SAFRYANA


AFRIZAL
150 2013 0153

Anda mungkin juga menyukai