Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI PENDIDIKAN

PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP) DAN PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)


Skor yang berhasil didapatkan sebagai hasil pengukuran terkadang belum bisa
memberikan makna yang di bisa dipelajari sebelum skor tersebut dibandingkan dengan kriteria
tertentu yang dijadikan acuan. Pada umumnya, kriteria penilain dibedakan menjadi dua, yakni
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP).
1. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma merupkan penilaian yang menggunakan acuan pada rata-rata
kelompok yang sifatnya relatif sehingga dapat diketahui posisi kemampuan siswa diantara
teman-temannya. Dengan demikian criteria atau norma yang dipakai dalam menentukan derajat
prestasi siswa selalu dibandingkan dengan nilai rata rata kelasnya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa prestasi yang dicapai seorang siswa bergantung

pada kelompoknya (Arifah &

Yustisianisa, 2012). Hal serupa juga ditulis oleh Anas Sudijono (1996) dalam Sukirman bahwa
Pengolahan nilai hasil evaluasi hasil belajar dengan menggunakan pendekatan penilaian acuan
norma atau dikenal pula dengan penilaian acuan kelompok adalah didasarkan pada standar
relatif. Dikatakan demikian, sebab dalam penentuan nilai hasil evaluasi skor mentah ahsil
evaluasi yang dicapai siswa diperbandingkan dengan skor mentah hasil evaluasi yang dicapai
oleh siswa lain, sehingga kualitas yang dimiliki oleh seorang siswa akan sangat ditentukan oleh
kualitas kelompoknya. Kelulusan siswa juga tergantung pada prestasi yang dicapai oleh
kelompoknya .
Dari acuan tersebut, terdapat tiga kategori prestasi siswa yaitu :
a.

Prestasi siswa di atas rata- rata kelas.

b. Prestasi siswa berkisar pada rata- rata kelas.


c.

Prestasi siswa di bawah rata- rata kelas.


Selanjutnya, dalam proses pengolahan skor mentah hasil evaluasi hasil belajar menjadi
nilai didasarkan pada nilai rata-rata yang dicapai kelompok dan simpangan baku atau standar
deviasinya. Setelah diperoleh atau berhasil diketahui besarnya nilai rata-rata atau mean dan

standar deviasi dari skor-skor hasil evaluasi tersebut, selanjutnya skor-skor mentah yang dicapai
masing masing siswa dikonversi atau diubah menjadi nilai standar.
Ada beberapa macam nilai standar yang dapat digunakan untuk melakukan konversi
tersebut, antara lain : 1) Standar Sembilan (stanines), 2) Standar enam , 3) Standar eleven (stanel
), 4) Standar sepuluh, dan 5) standar lima. Namun yang biasa digunakan dalam pendidikan dasar
adalah nilai standar sebelas (standar eleven ). Secara singkat, dapat dijelaskan langkah langkah
pengolahan nilai hasil evaluasi hasil belajar menggunakan pendekatan penilaian acuan norma
dengan cotoh sebagai berikut :
Hasil evaluasi yang diikuti oleh 20 siswa diperoleh skor sebagai berikut :
9 8 7 8 5 4 5 6 7 8 9 8 7 7 6 8 9 7 8 7
Dari skor-skor tersebut dapat dicari :
X = 9 + 8 + 7 + + 8 + 7 = 143
fx2 = 30,260;
N = 20
a. Menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor-skor mentah yang dicapai kelompok dengan
menggunakan rumus :
Dimana :
Mx = Mean atau nilai rata rata yang dicari
X = jumlah seluruh skor yang diperoleh
N = banyaknya siswa yang dievaluasi
Jadi mean adalah :
b. Menghitung simpangan baku/deviasi standar dengan cara :
Dimana :
= simpangan baku yang dicari
= jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing masing skor dengan deviasi skor yang telah
dikuadratkan.
N = banyaknya siswa dalam kelompok
c.

Membuat patokan untuk konversi dengan menggunakan nilai standar sebelas :


M + 2,25 SD = 7,15 + (2,25) (1,2) = 7,15 + 2,7 = 9,85 10
M + 1,75 SD = 7,15 + (1,75) (1,2) = 7,15 + 2,1 = 9,25 9
M + 1,25 SD = 7,15 + (1,25) (1,2) = 7,15 + 1,5 = 8,65 8
M + 0,75 SD = 7,15 + (0,75) (1,2) = 7,15 + 0,9 = 8,05 7
M + 0,25 SD = 7,15 + (0,25) (1,2) = 7,15 + 0,3 = 7,45 6
M - 0,25 SD = 7,15 - (0,25) (1,2) = 7,15 - 0,3 = 6,85 5
M - 0,75 SD = 7,15 - (0,75) (1,2) = 7,15 - 0,9 = 6,25 4
M - 1,25 SD = 7,15 - (1,25) (1,2) = 7,15 - 1,5 = 5,65 3
M - 1,75 SD = 7,15 - (1,75) (1,2) = 7,15 - 2,1 = 5,05 2
M - 2,25 SD = 7,15 - (2,25) (1,2) = 7,15 - 2,7 = 9,85 1

Dari hasil perhitungan tersebut dapat dibuat ringkasan patokan untuk konversi sebagai
berikut :

d.

Skor mentah
Nilai Standar
9,85 keatas
10
9,25 - 9,84
9
8,65 - 9,24
8
8,05 - 8,64
7
7,45 - 8,04
6
6,85 - 7,44
5
6,25 - 6,84
4
5,65 - 6,24
3
5,05 - 5,64
2
4,45 - 5,04
1
4,44 ke bawah
0
Mengubah skor skor mentah menjadi nilai standar dengan menggunakan patokan di atas.
Sebagai contoh, si A mendapat skor 8 maka nilai standar yang diperoleh adalah 6.

Ciri ciri penilaian acuan norma antara lain :


Tidak untuk menentukan kelulusan seseorang tetapi untuk menentukan ranking peserta didik
dalam kelompok tertenu.
Untuk memetakan perbandingan antar peserta didik: peserta didik diberi ranking antara satu
dengan lainnya.
Menggarisbawahi perbedaan prestasi abtar peserta didik
Hanya mengandalkan nilai tunggal dan peringkat tunggal
Penilaian berdasarkan pada distribusi skor ( kurva bel ) dengan menggunakan satu rumus.
Penilaian acuan norma memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari penilaian
acuan norma (PAN) adalah sebagai berikut :
Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau kelompok di pendidikan
tinggi
Asumsi bahwa tingkat kinerja yang sama diharapkan terjadi pada setiap kelompok pesrta didik
Hasil kelompok tengah (mean grup) cocok dengan persentase untuk setiap tahun
Bermamfaat untuk membandingkan peserta didik lintas pelajaran dan memberikan hadiah atau
penghargaan utama untuk sejumlah peserta didik tertentu.
Mendukung ide tradisional kekakuan akademisdan menggunakan standar.

Adapun kekurangan dari penilaian acuan norma (PAN) adalah sebagai berikut :
Sedikit menyebutkan tujuan pembelajaran atau kompetensi peserta didik ; apa yang mereka
ketahui atau dapat mereka lakukan
Sedikit menyebutkan kualitas pembelajaran

Tidak fair karena siswa tidak hanya tergantung pada tingkat prestasi, tetapi juga atas prestasi

siswa lain.
Tidak dapat diandalkan; siswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulis pada tahun berikutnya.
Kurang praktis, sebab harus menghitung rata-rata nilai pada kelas tersebut, terlebih jika siswa

dalam kelas itu jumlahnya banyak


Criteria keberhasilan tidak pasti, dan dalam konteks yang lebih luas penggunaan standar
penilaian ini tidak bisa dipakai untuk menarik generalisasi prestasi siswa, sebab rata rata
kelompok yang satu berbeda dengan kelompok yang lain.

2. Penilaian Acuan Patokan (PAP)


Penilaian acuan patokan (PAP) merupakan penilian yang menggunakan acuan pada
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Penilaian ini didasarkan
pada kriteria yang mutlak atau baku karena tujuan pembelajaran telah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum melaksanakan evaluasi.
Dengan demikian skor keberhasilan yang diperoleh siswa akan dibandingkan dengan
tujuan atau kompetensi yang seharusnya dicapai siswa. Dalam penilaian ini, akan ditetapkan
kriteria minimal yang harus dicapai oleh siswa pada suatu kompetensi. Jadi acuan yang
digunakan adalah standar criteria minimal kompetensi bukan prestasi kelompoknya.
Sebagai contoh, criteria minimal yang harus dicapai pada suatu kompetensi adalah 75 %
maka siswa yang nilainya belum 75 % dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang pada
kompetensi tersebut. Semakin tinggi kriteri minimal yang ditetapkan, semakin baik pula mutu
pendidikan yang dihasilkan. Standar PAP ini didasarkan pada konsep belajar tuntas sehingga
setiap siswa harus mencapai ketuntasan belajar yang ditandai dengan penguasaan materi ajarnya
minimal mencapai kriteia yang ditetapkan tersebut (H. sudjati, 2010,10 dalam Arifah &
Yustisianisa )
Pemberian nilai dalam PAP ini dilaksanan dengan jalan membandingkan antara skor
mentah hasil evaluasi yang dimiliki oleh siswa dengan skor maksimum ideal yang mungkin
dapat dicapai oleh siswa, kalau saja seluruh soal ujian dapat dijawab dengan betul. Rumus yang
digunakan untuk mengolah nilai dengan pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) adalah :

Keterangan :
Skor riil
: skor yang berhasil dicapai oleh siswa
simum ideal : yang mungkin dapat dicapai oleh siswa bila mampu menjawab secara benar semua soal ujian

Sebagai contoh, pada suatu tes objektif model pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 40 butir. Banyaknya jawaban yang dijawab benar oleh siswa ada 20, maka nilai yang
dicapai oleh siswa tersebut adalah sebagai berikut :
Ciri ciri dari penilaian acuan patokan (PAP) adalah sebagai berikut :
Kelulusan seseorang ditentukan oleh satu patokan atau persyaratan tertentu, bukan ditentukan
oleh ranking dalam kelompok tertentu.
Satu bentuk penilaian berbasis kompetensi
Digunakan dalam belajar tuntas, semua kompetensi standar/ tujuan pembelajaran (learning
objectives/outcomes) .
Siswa dinilai dengan kriteri yang telah ditentukan
Seringkali dihubungkan dengan penguasaan pembelajaran
Mengenali apa yang diketahui dan dan dapat dilakukan siswa.
Penilaian acuan patokan (PAP) memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
penilaian acuan patokan (PAP) adalah sebagai berikut :
Penilaian lebih transparan dengan menggunakan rubrik atau skema penilaian (marking scheme)
Penilaian lebih diandalkan, karena menggunakan standar dan kriteria minimal
Guru tidak perlu menghitung nilai rata rata kelas, sebab criteria minimal telah ditentukan
terlebih dahulu
Dengan standar ini, diharapkan prestasi belajar siswa bisa menjadi lebih baik secara bertahap
karena siswa harus mencapai criteria minimal yang telah ditetapkan.
Nilai atau skor dapat dipertanggungjawabkan secara objektif, karena berdasarkan prestasi yang
disesuaikan dengan criteria dan standar yang telah ditentukan
Lebih banyak partisipasi dan motivasi siswa serta focus pada pembelajaran
Lebih adil dan fair, karena siswa diukur berdasarkan standar prestasi, bukan dengan
membandingkan siswa satu dengan lainnya
Prestasi tergantung pada tingkat kebaikan kinerja yang ditunjukkan siswa.
Lebih dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan prestasi siswa
Mengakui subjektifitas dan penilaian yang professional dalam pemberian nilai.
Cocok digunakan untuk penempatan kegiatan belajar bersyarat atau berseri
Cocok untuk mendiagnosa kemampuan seseorang dalam proses pembelajaran
Cocok untuk memonitor kemampuan setiap siswa atau kelompok dalam proses pembelajaran.

Adapun kekurangan dari penilaian acuan patokan (PAP) adalah sebagai berikut :
Setiap guru dituntut untuk berusaha lebih keras sebab guru harus menyediakan remedial bagi
siswa yang belum mencapai criteria minimal yang ditetapkan
Relative agak rumit, karena perlu waktu untuk menyetujui sebuah criteria atau standar
Lebih menekankan hasil daripada proses

Diposkan oleh Fajar EN Putri di 23.10


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (2)
o Mei (2)

EVALUASI PENDIDIKAN

Inovasi Pendidikan

Total Tayangan Laman


2,187

Mengenai Saya

Fajar EN Putri
Lihat profil lengkapku
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai