Anda di halaman 1dari 4

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR TEPRODUKSI PADA PENAMBANGAN CBM.

Selama masa pengurasan (dewatering), air yang terproduksi sangat besar sekali, sehingga
diperlukan penanganan air terproduksi secara tepat dan ekonomis sesuai dengan kebijakan
lingkungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dewatering ini akan menjadi permasalahan
sendiri bila tidak ditangani dengan baik. Jika air ini dibuang langsung ke lingkungan maka
akan menimbulkan banyak masalah karena tingginya kandungan mineral yang
terdapat didalamnya. Kualitas air terproduksi CBM tergantung pada kondisi
lingkungannya.
Secara garis besar parameter tersebut berhubungan dengan kandungan garam dan
senyawa kimia yang dapat membentuk kandungan garam seperti pada table berikut ini :
TABEL 1
PARAMETER AIR DAN BAKU MUTU

Pengolahan air terproduksi yang digunakan pada penelitian ini adalah;


a. Surface Discharge (pembuangan permukaan)
Air terproduksi dari beberapa sumur dipompa ke pusat pengolahan kemudian air tersebut
dialirkan ke lingkungan. Pelepasan air ke aliran sungai diatur sesuai dengan baku mutu
dan mempertimbangkan erosi yang berlebihan pada aliran sungai, sehingga debit air yang
dibuang diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Air terproduksi dari beberapa sumur dipompa ke pusat pengolahan kemudian
air tersebut dialirkan ke lingkungan.Pelepasan air ke aliran sungai diatur
sesuai dengan baku mutu dan mempertimbangkan erosi yang berlebihan pada
aliran sungai, sehingga debit air yang dibuang diatur sedemikian rupa

sehingga dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Pada saat produksi
air konstan maka pembuangan pun akan konstant (inlet>outlet). Bila ada
rencana pembuangan air tersebut akan di buang ke sungai, maka sungai yang akan men!
adi tempat pembuangan tersebutmengalami penambahan debit airnya sekitar 10.000 barel
per daya ( 1 barel = 160 liter). Sebelum dibuang kelingkungan biasanya ada beberapa
treatment yang harus dilakukan terutama dalam hal penyelidikan kandungan kimia pada
air CBM tersebut, apabila telah memenuhi ambang batas mutu air lingkungan maka, air
tersebut dapat sa!ad i b u a n g
terdekat

atau

dapat

langsung
pula

ke

lingkungan

dimanfaatkan

melalui

oleh

sungai

masyarakat

u n t u k kebutuhan industri maupun rumah tangga.


b. Infiltration impoundments
Air terproduksi dari beberapa sumur dipompa ke kolam untuk diuapkan (evaporasi),
penguapan dibantu dengan alat penyemprot, dan atau diresapkan kembali kedalam
akuifer.Air terproduksi dari beberapa sumur dipompa ke kolam untuk
diuapkan (evaporasi), penguapan dibantu dengan alat penyemprot atau diresapkan
kembali kedalam akuifer.

GAMBAR 1.
KOLAM RESAPAN
Sebelum digunakan untuk kebutuhan pertanian maupun rumaht a n g g a t e r l e b i h
dahulu di kumpulkan dalam sebuah kolam. Kendala utama dalam
p e m b u a t a n k o l a m i n i a d a l a h ketersediaan lahan yang akan dipergunakan
untuk membuat kolam tersebut karena area yang dibutuhkan dalam pembuatan
kolam yang cukup luas. Jika kandungan airnya saline tentu dapat merusak vegetasi, dan
Jika tidak di filteralisasi (saring) kadar garamnya tentuakan dapat mencemari air tanah.
Kontroversi pembuangan air produksi CBM di kolam (pool) yakni sebagai cara paling
murah namun, dapat merusak lingkungan karena mampu mengubah perilaku hidrologi

area tersebut, mengancam ikandan kehidupan air lainnya, serta bisa mengubah
iklim lokal karena mengandung moisture Batubara yang tinggi. Selain itu,
juga dapat mengakibatkan erosi atau penurunan muka air tanah dan vegetasi
yang terkait dengannya.-ampungan produksi air CBM yang mengandung
garam dapat mengandung racun organik atau anorganik, seperti amonia atau
hidrogen sulfida yang secara substansial dapat merusak lingkungan

GAMBAR 2
TAHAPAN INFILTRATION IMPOUNDEMENTS
c. Shallow Re-injection (Sumur Injeksi)
Air terproduksi dari beberapa sumur dipompa ke kolam kemudian dipompakan ke dalam
lapisan akuifer melalui sumur injeksi.

GAMBAR 3
SUMUR INJEKSI
Air terproduksi dari beberapa sumur ditampung ke kolam kemudian
dipompakan ke dalam lapisan akuifer (lapisan formasi batuan) yang mempunyai
salinitas tinggi melalui sumur injeksi ke dalam tanah pada kedalaman tertentu. Harga
sumur injeksi ini juga cukup mahal yaitu hampir sama dengan harga sumur CBM
d. Reverse Osmosis (Osmosa Terbalik) atau hyperfiltration
Proses pengolahan yang dapat memisahkan kandungan senyawa organik dan anorganik
dari air. Teknik ini banyak digunakan untuk desalinasi air laut dan payau, pengolahan
limbah indusri dan lain-lain. Prinsip osmosa terbalik adalah memindahkan pelarut dari
larutan encer ke larutan pekat, dengan mengalirkan air (pelarut) melalui membrane
semipermeable, tekanan yang digunakan harus lebih besar dari tekanan osmotic (biasanya
kira-kira tiga kali lebih besar). Akan tetapi, membran harus dapat melewatkan pelarut
saja, bukan zat terlarut. Membran yang digunakan pada proses ini biasanya adalah
membran yang porinya sangat kecil atau padat. Bahan membran yang digunakan adalah
selulosa asetat, komposit, polimida dengan modul tubular, spiral wound, flat sheet atau
hallow fiber. Untuk penelitian ini pengelolaan air buangan pengembangan lapangan Gas

Anda mungkin juga menyukai