Anda di halaman 1dari 10

Nama

Kelompok :
Bernadeta Dwi Cahyati 3.12.1.1112
Kadek Suryani - 3.12.1.1113
Safira Firdalia 3.12.1.1116
Gede Alit Wiyasa 3.12.1.1117
Maria Liventi Ratna 3.12.1.1118
Bismana Adi Utama 3.12.1.1121

HUKUM TATA
NEGARA

PENDAHULUAN

Perkataan konstitusi berasal dari bahasa


Perancis Constituer dan Constitution, kata
pertama berarti membentuk, mendirikan atau
menyusun, dan kata kedua berarti susunan atau
pranata (masyarakat). Dengan demikian
konstitusi memiliki arti; permulaan dari segala
peraturan mengenai suatu Negara. Pada
umumnya langkah awal untuk mempelajari
hukum tata negara dari suatu negara dimulai dari
konstitusi negara bersangkutan. Mempelajari
konstitusi berarti juga mempelajari hukum tata
negara dari suatu negara, sehingga hukum tata
negara disebut juga dengan constitutional law.

PEMBAHASAN

Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa Latin, yaitu
constitution
yang
diartikan
sebagai
keseluruhan peraturan, baik yang tertulis,
maupun tidak tertulis. Selain itu konstitusi juga
mengatur tata cara yang mengikat bagaimana
suatu
pemerintah
menyeleng
garakan
pemerintahan dalam suatu negara. Kons titusi
sebagai naskah tertulis atau yang hanya
diartikan sebagai Undang-Undang Dasar
(UUD) merupakan undang-undang tertinggi
yang berlaku dalam suatu negara.

Secara isi (materi) konstitusi dalam bentuk


UUD merupakan peraturan yang bersifat

mendasar. Hal ini berarti konsitusi


hanya memuat hal-hal yang bersifat
pokok, dasar, atau asas-asas saja.
Konstitusi memiliki dua sifat, yaitu luwes
(flexible) atau kaku (rigid), dan tertulis
atau tidak tertulis. Oleh karena itu,
untuk menentukan suatu konstitusi
bersifat luwes atau kaku dapat dinilai
dari cara mengubah konstitusi.

Konstitusi pada hakikatnya adalah suatu hukum


dasar yang merupakan dasar bagi peraturan
perundangan lainnya. Oleh karena itu bagi
negara yang menganggap bahwa konstitusi tidak
dapat diubah dengan cara yang mudah maka
konstitusi tersebut dapat dianggap sebagai
konstitusi yang kaku (rigid).
Konstitusi
yang
mudah
mengikuti
per
kembangan zaman biasanya mengatur hal-hal
pokok dalam bernegara. Hal ini disebabkan
peraturan yang bersifat khusus biasanya diatur
oleh peraturan yang lebih rendah derajatnya dan
lebih mudah membuatnya. Jadi, konstitusi yang
bersifat luwes adalah konstitusi yang mampu
mengikuti
perkembangan
zaman.

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi


atau hukum dasar tertinggi bangsa Indonesia adalah
konstitusi yang dapat digolongkan kaku dan luwes.
UUD 1945 dikatakan kaku karena untuk mengubah
UUD itu bukanlah hal yang mudah. Hal ini terlihat
dalam Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 yang
mensyaratkan bahwa untuk mengubah UndangUndang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
harus hadir. Sejak tahun 1999 MPR telah
mengadakan perubahan (Amandemen) terhadap
UUD sebanyak empat kali. UUD 1945 juga dapat
digolongkan sebagai konstitusi yang luwes, jika
ditinjau bahwa UUD 1945 hanya mengatur hal-hal
yang pokok dan pengaturan nya ditentukan oleh
peraturan
yang
lebih
rendah
derajatnya.

Konstitusi dinyatakan tertulis, jika


ditulis dalam suatu naskah atau
beberapa naskah.
Konstitusi
dinyatakan
tidak
tertulis, jika ketentuanketentuan
yang
mengatur
suatu
pemerintahan tidak tertulis dalam
suatu naskah tertentu, melainkan
dalam suatu konvensi atau
Undang-Undang biasa.

Kesimpulan

Konstitusi dibedakan menjadi dua yaitu


konstitusi tertulis (UUD) dan konstitusi tidak
tertulis, biasanya konstitusi disebut juga
sebagai hukum dasar yang berisi, yaitu :
Dasar-dasar normatif yang berfungsi sebagai
sarana pengendali terhadap penyimpangan
dan
penyelewengan
dalam
dinamika
perkembangan zaman.
Sarana pembaharuan masyarakat.
Sarana perekayasaan kearah cita-cita kolektif
bangsa.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai