Etika, dalam auditing maupun bidang lain, merupakan sebuah penerapan
yang spesial yang diturunkan dari filosofi-filosofi secara umum. Perlakuan etis atas audit menggambarkan justifikasi dan sifat dasar dari etika secara umum. Dasar untuk teori etika secara umum Socrates merupakan tokoh yang pertama kali mengkonstrusikan dasar rasional untuk perlakuan yang baik. Thilly dan Wood (1957) memberikan gambaran pada pemikiran Socrates. Knowledge is virtue merupakan gagasan yang diusung untuk menggambarkan pemikiran yang benar dibutuhkan untuk tindakan yang benar. Pengetahuan merupakan penting dan cukupnya kondisi untuk sebuah kebaikan. Tanpanya, tidak mungkin terjadi kebaikan karena sesungguhnya tidak ada orang yang jahat dengan sendirinya. Pengetahuan pun juga merupakan sistem yang terorganisir atas kebenaran dan bukti dan oleh karena itu terdapat banyak sekali kebaikan di dalamnya. Sedangkan Hume menggambarkan teori etika sebagai bagaimana cara seseorang mendefinisikan kata-kata seharusnya, kebaikan, dan moral saat mereka menggunakannya. Hume (1957) juga menyatakan bahwa apa yang disebut perlakuan etis dapat dinyatakan berdasarkan sebuah alasan, seperti sentimen manusia, afeksi dan perasaan yang menimbulkan suatu kebaikan sebagai tujuan akhir. Kebaikan setiap individu (personal merit), menurutnya, terdiri atas karakter dan kepribadian yang berkualitas yang berguna atau disetujui dirinya sendiri atau orang lain. Di sisi lain, John Locke berpendapat bahwa kebenaran, prinsip moral dan perlakuan etis bukan merupakan bawaan sejak lahir. Hal tersebut hanya bisa didapatkan melalui persepsi dan konsepsi yang tidak didasarkan pada bukti, tapi pada analisis secara logis. Ia juga berpendapat bahwa perlakuan etis dapat dinilai dengan berdasarkan apakah sejajar dengan hukum (hukum ketuhanan, hukum sipil dan hukum atas opini dan reputasi) suatu tindakan. Kant memandang perlakuan etis merupakan tindakan yang ditentukan oleh diri sendiri yang sejajar dengan bagaimana seseorang memandangnya sebagai sebuah kewajiban untuk bermoral. Sehingga, tindakan ini bukanlah tindakan yang dimaksudkan untuk membuat orang lain senang atau sukses, tapi sebuah kwajiban tanpa tekanan dan paksaan dari luar diri sendiri. Kant beranggapan bahwa seseorang seharusnya bertindak harus memikirkan dampak dan akhir tindakannya, bukan hanya maksud dari tindakannya itu sendiri. Dalam audit sendiri, para praktisi sudah tentu harus memiliki personal merit karena hubungannya dengan berbagai pihak. Namun, sayangnya, praktisi menganggap sesuatu benar apabila hal tersebut sesuai dengan standar. Padahal standar umum (general practice) tidak dapat menyediakan acuan untuk semua keadaan walaupun standar dalam audit telah memiliki 3 aspek hukum yang diusung John Locke tersebut. Sifat profesi Auditor sebagai profesi ditunjukkan dengan dipenuhinya enam kriteria yang diajukan Abraham Flexner (1915) untuk menandakan sebuah profesi, yaitu:
a. Beroperasi secara intelektual yang semakin meningkat dengan
meningkatnya tanggung jawab b. Materinya diambil dari ilmu dan pembelajaran c. Diaplikasikan secara praktis d. Teknik yang dikomunikasikan secara terpelajar e. Kecenderungan untuk membuat organisasi diri sendiri f. Meningkatnya motivasi altruistik Etika profesi sendiri merupakan aplikasi khusus atas etika secara umum. Etika secara umum menekankan petunjuk tertentu dengan maksud seseorang dapat mengatur perilakunya sendiri. Sehingga, individu praktisi yang dianggap sebagai profesi disini memiliki tanggungjawab yang lebih. Dia wajib untuk memahami fungsi dan ide atas profesinya, hasil dari tindakannya, mengulang dari aktivitas yang dapat mengurangi kelangsungan profesinya. Disini ia diasumsikan memiliki pengetahuan, intelegensi dan pengalaman untuk memahami dampak dari tindakannya pada profesi. Adanya The Rules of professional conduct of AICPA dan aturan dari SEC telah banyak memberikan perlindungan untuk praktik audit. Sehingga, jika kita merasa auditor memberikan jasa yang berguna dan kelanjutannya harus diperhatikan, kita pun memiliki kewajiban untuk melindungi profesi ini. Auditor mungkin merubah atau memodifikasi sifat dan model dalam suatu jasa audit, tapi sejalan dengan itu tanggung jawab yang semakin besar pun munculpada masyarakat.