Anda di halaman 1dari 233

WALIKOTA SUKABUMI

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI


NOMOR 5 TAHUN 2013
TENTANG :
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA SUKABUMI TAHUN 2013 - 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SUKABUMI,
Menimbang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf e


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2013
2018;

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 14 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan
Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 551);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang .......

-25. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1995 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi dan Kabupaten
Daerah Tingkat II Sukabumi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1995 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3584);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
15. Peraturan .......

-315. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman


Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 2014;

Rencana

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 45);
19. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Kota Sukabumi (Lembaran Daerah Kota
Sukabumi Tahun 2008 Nomor 2);
20. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Sukabumi 2005 2025 (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008
Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sukabumi Nomor 11);
21. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2010
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sukabumi Nomor 16);
22. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi 2011 2031 (Lembaran
Daerah Kota Sukabumi Tahun 2012 Nomor 11);
23. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan Kota Sukabumi (Lembaran Daerah
Kota Sukabumi Tahun 2012 Nomor 16);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SUKABUMI
dan
WALIKOTA SUKABUMI
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SUKABUMI TAHUN
2013 - 2018.
Pasal 1 ......

-4Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Sukabumi.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Kepala Daerah adalah Walikota Sukabumi.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Kecamatan, dan Kelurahan.
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025
yang selanjutnya disingkat RPJP Nasional adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh)
tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan
daerah Kota Sukabumi untuk periode 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Barat yang selanjutnya disingkat RPJMD Provinsi Jawa Barat adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat
untuk periode 5 (lima) tahun.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan
Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
9. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2013-2018
yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD, adalah dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai dengan 2018.
10. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode
1 (satu) tahun.
11. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat
Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD) adalah dokumen perencanaan
Satuan Kerja Pemerintah Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
Pasal 2 ......

-5Pasal 2
(1) RPJMD merupakan penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah
dengan berpedoman pada RPJPD serta memperhatikan RPJM Nasional
dan RPJMD Provinsi Jawa Barat.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat arah kebijakan
keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Pasal 3
(1) RPJMD disusun berdasarkan asas-asas keterbukaan, partisipatif, dapat
dipertanggungjawabkan, demokratis dan berkelanjutan.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman bagi :
a. Perangkat Daerah dalam menyusun Renstra SKPD;
b. Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah
Daerah.
Pasal 4
Visi dan misi Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
sebagai berikut :
a. Visi Kepala Daerah adalah DENGAN IMAN DAN TAQWA
MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN RAHMATAN LILALAMIN;
b. Misi Kepala Daerah adalah :
1. mewujudkan reformasi biroksasi menuju sumber daya manusia
yang beriman, bertaqwa, dan berilmu;
2. mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,
berwibawa, jujur, adil, profesional, mendengar, dan melayani
masyarakat dengan ikhlas;
3. mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas;
4. mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah; dan
5. meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan
kota.
Pasal 5
Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini,
terdiri dari :
BAB I ......

-6BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII

:
:
:
:
:
:
:

BAB VIII

BAB IX
BAB X
BAB XI

:
:
:

PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
UMUM
DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
INDIKASI
RENCANA
PROGRAM
PRIORITAS
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
PENUTUP
Pasal 6

Uraian
Sistematika RPJMD tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

yang

Pasal 7
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Sukabumi.
Ditetapkan di Sukabumi
Pada tanggal 2 Oktober 2013
WALIKOTA SUKABUMI,
cap. ttd.

Diundangkan di Sukabumi
Pada tanggal 2 Oktober 2013

MOHAMAD MURAZ

SEKRETARIS DAERAH
KOTA SUKABUMI,
cap. ttd.
M.N. HANAFIE ZAIN
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2013 NOMOR 5

-i-

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

BAB II

i
vi
viii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Dasar Hukum Penyusunan
C. Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
1. RPJMD dengan RPJPD Kota Sukabumi
2. RPJMD dengan RTRW Kota Sukabumi
3. RPJMD dengan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat
Daerah
4. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD)
D. Sistematika Penulisan
E. Maksud Dan Tujuan

1
1
2
3
4
5
5

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


A. Aspek Geografi Dan Demografi
1. Aspek Geografi
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
b. Letak dan Kondisi Geografis
c. Topografi dan Kemiringan Lahan
d. Struktur Geologi
e. Hidrologi
f. Klimatologi
g. Pola Penggunaan Lahan
2. Potensi Pengembangan Wilayah
3. Daerah Rawan Bencana
4. Demografi
B. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a. Kontribusi Sektor PDRB
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Laju Inflasi
c. PDRB per Kapita
3. Kesejahteraan Sosial
a. Penduduk Miskin
b. Penyandang Masalah Kerawanan Sosial (PMKS)
c. Kondisi Umum Pendidikan
d. Kondisi Umum Kesehatan dan Keluarga Berencana
e. Kondisi Umum Pariwisata, Seni Budaya, dan Olah
Raga

11
11
11
11
12
12
13
14
15
15
16
18
19
23
23
23
23
24
26
27
27
28
29
30
33

6
6
8

1) Pariwisata

- ii -

c.

1) Pariwisata
2) Seni Budaya
3) Olah Raga
Aspek Layanan Umum
1. Layanan Urusan Wajib
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Lingkungan Hidup
1) Pengelolaan Persampahan
2) Sanitasi Lingkungan
3) Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota
d. Pekerjaan Umum
1) Jalan dan Jembatan
2) Pengairan
3) Drainase
a) Drainase Makro
b) Drainase Mikro
4) Air Bersih
5) Perumahan dan Pemukiman
e. Perencanaan dan Pembangunan Daerah
f. Kepemudaan dan Olahraga
g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
h. Penanaman Modal
i. Kependudukan dan Catatan Sipil
j. Sosial dan Tenaga Kerja
1) Sosial
2) Tenaga Kerja
k. Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan
Perempuan dan Anak
1) Pemberdayaan Masyarakat
2) Pemberdayaan Perempuan dan Anak
l. Perhubungan
m.Komunikasi dan Informatika
n. Pertanahan
o. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Neger
p. Keamanan dan Ketertiban Umum
q. Pemerintah Umum
r. Perpustakaan
s. Ketahanan Pangan
1) Tingkat Ketersediaan Pangan Pokok
2) Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan
3) Pemantauan Perkembangan Harga Kebutuhan
Pangan Pokok
4) Peningkatan Produksi Pertanian
5) Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak
2. Layanan Urusan Pilihan
a. Pertanian dan Perikanan

33
34
34
35
35
35
38
41
41
42
44
44
44
47
48
48
49
49
50
52
53
54
56
56
58
58
59
61
61
61
63
64
65
65
67
68
71
71
71
72
73
73
75
75
75

1) Pertanian

- iii -

D.

1) Pertanian Tanaman Pangan


2) Perikanan
a) Produksi Perikanan Darat Produksi
b) Tingkat Konsumsi Ikan
b. Pariwisata
c. Industri dan Perdagangan
1) Industri
2) Urusan Pilihan Perdagangan
d. Transmigrasi
Aspek Daya Saing Daerah
1. Aspek Kemampuan Ekonomi Daerah
2. Aspek Fasilitas Kewilayahan/Infrastruktur
3. Iklim Berinvestasi
4. Sumber Daya Manusia

75
77
77
78
79
80
80
81
83
84
84
85
87
87

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


A. Kinerja Keuangan Tahun 2008-2012
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
2. Rasio Efektivitas
3. Rasio Efisiensi
B. Kebijakan Pengelolaan Keuangan RPJMD Tahun 2008-2013
1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah
a. Pendapatan Asli Daerah
b. Dana Perimbangan
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
2. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
a. Belanja Tidak Langsung
b. Belanja Langsung
3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah
C. Neraca Daerah
D. Kerangka Pendanaan
1. Asumsi-Asumsi Dasar
2. Proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018
a. Dari sisi Pendapatan Daerah
b. Dari Sisi Belanja Daerah
c. Dari Sisi Pembiayaan Daerah

89
89
89
90
91
92
93
95
95
96
97
98
99
101
103
104
105
108
108
110
110

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS


A. Permasalahan Pembangunan
1. Aspek Sosial Budaya Daerah
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Kepemudaan dan Olahraga
d. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
keluarga berencana dan keluarga sejahtera,
pemberdayaan masyarakat
2. Aspek Perekonomian
a. Penanaman Modal

115
116
116
116
117
118
119
121
121

b. Ketenagakerjaan

- iv -

B.

b. Ketenagakerjaan
c. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
3. Aspek Penataan Kota
a. Pekerjaan Umum, Perumahan dan Penataan Ruang
b. Perhubungan
4. Aspek Sarana dan Prasarana Daerah
5. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
6. Aspek Pemerintahan Umum
a. Komunikasi dan Informatika
b. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Isu Strategis
1. Isu Strategis Global dan Nasional
2. Isu Strategis Provinsi Jawa Barat
3. Isu Strategis Kota Sukabumi
a. Aspek Sosial Budaya
b. Aspek Perekonomian
c. Aspek Pemerintahan
d. Aspek Penataan Ruang
e. Aspek Sarana dan Prasarana

121
122
123
123
123
124
126
127
128
128
129
129
131
133
134
135
136
137
138

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN


A. Visi Pembangunan
B. Misi Pembangunan
C. Tujuan Pembangunan
1. Misi 1
2. Misi 2
3. Misi 3
4. Misi 4
5. Misi 5
D. Sasaran Pembangunan
1. Misi 1
2. Misi 2
3. Misi 3
4. Misi 4
5. Misi 5

140
140
141
142
142
142
143
143
143
143
144
144
145
146
148

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


A. Strategi Pembangunan
1. Misi 1
2. Misi 2
3. Misi 3
4. Misi 4
5. Misi 5
B. Arah Kebijakan Pembangunan

149
149
150
151
153
155
158
159

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN


DAERAH
A. Kebijakan Umum Daerah
B. Program Pembangunan Daerah

173
173
176
BAB VIII

-v-

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI


KEBUTUHAN PENDANAAN

190

BAB IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

205

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN


A. Pedoman Transisi
B. Kaidah Pelaksanaan

211
211
214

BAB XI

PENUTUP

217

DAFTAR

- vi -

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1.
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 2.15.
Gambar 2.16.
Gambar 2.17.
Gambar 2.18.
Gambar 2.19.
Gambar 2.20.
Gambar 2.21.
Gambar 2.22.
Gambar 2.23.
Gambar 2.24.

Bagan Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan


Lainnya
Persentase Luas Wilayah Wilayah Kota Sukabumi Menurut
Kecamatan Tahun 2012
Jumlah hari hujan dan Curah hujan per Bulan Berdasarkan
Pemantauan di Stasiun Cimandiri 2011
Persentase Luas Tanah Menurut Kecamatan dan
Penggunaannya di Kota Sukabumi Tahun 2011
Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2008-2012.
Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Kota Sukabumi
Tahun 2003 2012
Kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi
Cakupan Pertolongan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan
Cakupan UCI Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Masyarakat
Miskin Kota Sukabumi Tahun 2008-2012.
Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk Masyarakat
Miskin Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Akhir
Pembuangan Tinja Di Kota Sukabumi Tahun 2011.
Persentase Kemantapan Jalan Kota Sukabumi Tahun 20082012
Jumlah Koperasi di Kota Sukabumi, 2006-2011
Persentase Kepemilikan Akte, KK dan KTP Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Pertumbuhan PMKS Kota Sukabumi 2008-2012
Pertumbuhan Panti Sosial Kota Sukabumi 2008-2012
Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemda Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012.
Persentase Peserta KB Aktif & Keluarga Pra sejahtera dan KS1
Kota Sukabumi
Tindak Kejahatan Yang Dialami Oleh Penduduk Kota
Sukabumi Tahun 2011
Perkembangan Ketersediaan Pangan Pokok Kota Sukabumi
Tahun 2010-2012 (ton)
Perkembangan Produksi Beras Non Organik Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012 (ton)
Perkembangan Produktivitas Padi (Ton/Ha) Kota Sukabumi
Periode 2008-2012
Data Produksi Perikanan Darat (Ton) Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012.

6
11
15
16
20
21
25
26
31
31
32
32
43
46
54
57
58
59
62
63
68
72
74
74
78

Gambar 2.25.

- vii -

Gambar 2.25.
Gambar 2.26.
Gambar 2.27.
Gambar 2.28.
Gambar 2.29.

Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan (%) Kota Sukabumi


Tahun 2008-2012
Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Kota Sukabumi
Tahun 2011
Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar/ Sedang
Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi
Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) di Kota Sukabumi Tahun 2006-2011
Persentase Air Minum yang Didistribusikan Menurut Jenis
Konsumen di Kota Sukabumi Tahun 2011

78
79
80
82
87

DAFTAR

- viii -

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6.
Tabel 2.7.
Tabel 2.8.
Tabel 2.9.
Tabel 2.10.
Tabel 2.11.
Tabel 2.12.
Tabel 2.13.
Tabel 2.14.
Tabel 2.15.
Tabel 2.16.
Tabel 2.17.
Tabel 2.18.
Tabel 2.19.
Tabel 2.20.
Tabel 2.21.
Tabel 2.22.
Tabel 2.23.
Tabel 2.24.
Tabel 2.25.
Tabel 2.26.
Tabel 2.27.

Sungai Melintasi Kota Sukabumi


Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah
Tertinggi yang Dimiliki
Persentase Penduduk Kota Sukabumi Menurut Mata
Pencaharian Tahun 2011 .
Struktur Ekonomi Kota Sukabumi Menurut Kelompok Sektor
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Sukabumi Tahun 20082012 (Persen)
PDRB Per Kapita Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Data Kemiskinan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Jumlah Pasangan Usia Subur, Target Akseptor, dan Realisasi
KB Akhir di Kota Sukabumi Tahun 20062011.
Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Rombongan Belajar
Kota Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kota Sukabumi Tahun
2008-2012
Rasio Pendidikan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012.
Tenaga Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011.
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011
Volume Sampah di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011.
Volume Penyedotan Tinja di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011.
Panjang Jalan Dirinci Menurut Keadaan Dan Status Jalan
Di Kota Sukabumi Pada Tahun 2010- 2011
Lokasi dan Titik Penerangan Jalan Umum Di Kota Sukabumi
Tahun 2010- 2011
Daerah Irigasi Di Kota Sukabumi
Volume Air Yang Disalurkan Dan Pelanggan PDAM
Di Kota Sukabumi dari Tahun 2007 s.d. 2011.
Persentase Rumahtangga Pengguna Fasilitas Air Minum
menurut Jenis Fasilitas Tahun 2009-2011.
Persentase Beberapa Indikator Kualitas Perumahan
Di Kota Sukabumi Tahun 2007-2011.
Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa Fasilitas
Perumahan Kota Sukabumi Tahun 2007-2011
Lapangan Olahraga Kecamatan di Kota Sukabumi
Banyaknya Koperasi, Anggota, dan Simpanan Menurut Jenis
Koperasi Tahun 2011.
Banyaknya Modal Luar, Volume Usaha, dan Asset di Kota
Sukabumi Tahun 2006-2011 (Ribu Rupiah)
Rangkuman Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
di Kota Sukabumi Tahun 2011
Kondisi Ketenagakerjaan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2011

14
21
22
24
24
27
28
33
36
37
37
39
40
42
43
45
46
47
50
50
51
52
54
55
56
59
60

Tabel. 2.28.

- ix -

Tabel 2.28.
Tabel 2.29.
Tabel 2.30.
Tabel 2.31.
Tabel 2.32.
Tabel 2.33.
Tabel 2.34.
Tabel 2.35.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.
Tabel 3.6.
Tabel 3.7.
Tabel 3.8.
Tabel 3.9.
Tabel 3.10.
Tabel 3.11.
Tabel 3.12.
Tabel 3.13.
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
Tabel 5.5.
Tabel 6.1.
Tabel 6.2.
Tabel 6.3.
Tabel 6.4.
Tabel 6.5.
Tabel 6.6.

Rute dan Jumlah Angkutan Kota di Kota Sukabumi Tahun


2011.
Jumlah Anggota LINMAS Menurut Kecamatan
di Kota Sukabumi Tahun 2011
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota
Sukabumi Tahun 2011
Peraturan dan Keputusan yang diterbitkan oleh Pemerintahan
Kota Sukabumi Selama Tahun 2008-2012
Jumlah Pengunjung dan Buku yang Dibaca/Dipinjam di
Perpustakaan Daerah Kota Sukabumi Tahun 2006-2011.
Perkembangan Industri di Kota Sukabumi Tahun 2011
Perkembangan Penempatan Transmigrasi Regional
Tahun 2008-2012.
Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin di Kota Sukabumi Tahun 2011
Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Perkembangan Rasio Efektivitas Pendapatan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Perkembangan Rasio Efisiensi Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Perkembangan Capaian Pendapatan Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Perkembangan PAD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Perkembangan Dana Perimbangan Kota Sukabumi Tahun 20082012
Perkembangan Dana Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Perkembangan Capaian Belanja Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Perkembangan Belanja Tidak Langsung Kota Sukabumi Tahun
2008-2012
Perkembangan Belanja Langsung Kota Sukabumi Tahun 20082012
Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan 31 Desember 2012
Rancangan APBD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
Keterkaitan Misi 1 dengan Tujuan dan Sasaran
Keterkaitan Misi 2 dengan Tujuan dan Sasaran
Keterkaitan Misi 3 dengan Tujuan dan Sasaran
Keterkaitan Misi 4 dengan Tujuan dan Sasaran
Keterkaitan Misi 5 dengan Tujuan dan Sasaran
Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 1
Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 2
Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 3
Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 4
Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 5
Arah Kebijakan Pembangunan

63
67
68
70
71
81
83
88
90
91
92
94
95
96
97
98
99
101
102
103
112
144
144
145
146
148
150
151
153
155
158
159

Tabel. 7.1.

-x-

Tabel 7.1.
Tabel 7.2.
Tabel 8.1.
Tabel 8.2.
Tabel 8.3.
Tabel 9.1.

Program Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 20132018


Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi
Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
Dengan Sumber Pembiayaan APBD Provinsi Jawa Barat dan
APBN
Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi
Indikator Kinerja Daerah di Kota Sukabumi

175
180
190
199
203
206

-1-

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Sukabumi
2013-2018 merupakan Penjabaran Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil
Walikota Sukabumi terpilih berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah Tahun
2013, dan secara sah kepala daerah dilantik pada tanggal 13 Mei 2013 untuk
periode sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Selain itu dokumen RPJMD
merupakan dokumen Rencana Pembangunan Daerah yang mutlak harus ada
dalam penyelenggaraan pemerintahan, sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional, sesuai dengan
Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah.
Penyusunan RPJMD sebagaimana ketentuan Undang-Undang Nomor 25
tahun 2004, harus serasi dengan isu-isu strategis yang tercermin dalam visi, misi,
dan program kepala daerah terpilih, dengan memperhatikan potensi sumber daya
daerah,

baik

berupa

sumberdaya

alam,

sumberdaya

manusia,

maupun

sumberdaya lainnya buatan. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan dan


pembangunan nasional, RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan Provinsi
Jawa Barat dan Nasional.
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan tahapan 5 (lima) tahun
fase ketiga dalam rangka mewujudkan Visi dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJPD) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, yaitu Terwujudnya Kota
Sukabumi Sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas Bidang Pendidikan, Kesehatan,
Dan Perdagangan Di Jawa Barat Berlandaskan Iman Dan Taqwa, dan
merupakan pedoman bagi Penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
setiap tahunnya. Penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dilakukan
secara

-2-

secara terpadu, menyeluruh, komprehensif serta mengedepankan partisipasi


masyarakat dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku
kepentingan dan stakeholder pembangunan lainnya.
B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dilandasi dasar hukum sebagai berikut :
1.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah


Kota Kecil dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa
Barat;

3.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara


Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

4.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

6.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,

7.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;

8.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

9.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
13. Peraturan

-3-

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;
20. Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi 2005-2025;
21. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Daerah Kota Sukabumi Tahun 2011-2031.
C. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan
Pemerintah Kota Sukabumi, khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan
yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan.
Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya di daerah
adalah sebagai berikut :
1. RPJMD

-4-

1. RPJMD dengan RPJPD Kota Sukabumi


RPJMD

Kota

Sukabumi

Tahun

2013-2018

merupakan

rencana

pembangunan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Daerah 2005-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat
visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota Kota Sukabumi periode 20132018, juga berpedoman pada visi dan misi Kota Sukabumi beserta arah
pembangunannya.
RPJPD Kota Sukabumi 2005-2025 merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari visi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada
pencapaian tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang tersebut ditempuh melalui
6 (enam) misi pembangunan yaitu : (1) Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang
Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya. (2) Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Yang
Berkualitas. (3) Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas (4)
Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha Lainnya
Yang Berdaya Saing Tinggi (5) Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
Dengan Aparatur Pemerintah Daerah Yang Profesional Dan Amanah. (6)
Mewujudkan Kota Sukabumi Yang Nyaman dan Indah
Pada tahap ketiga RPJMD Kota Sukabumi sebagaimana yang termuat
dalam RPJPD Kota Sukabumi, fokus pembangunan di arahkan pada : daya saing
perekonomian Kota Sukabumi yang semakin kuat, kompetitif dan terpadu,
terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang

didukung

oleh mantapnya

kerjasama pemerintah dan swasta, penataan kelembagaan ekonomi untuk


mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan
teknologi

oleh

masyarakat

dalam

kegiatan

perekonomian.

Pada

sektor

perdagangan dan jasa tahapan pembangunan ini diarahkan pada penciptaan


lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif, pengembangan kemampuan
inovasi, pengembangan industri kecil yang tangguh, perluasan kawasan
perdagangan di daerah cepat tumbuh, pemberdayaan produk dalam lokal serta
pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri.

2. RPJMD

-5-

2. RPJMD dengan RTRW Kota Sukabumi


Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai
pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Sukabumi,
sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang daerah di Kota Sukabumi.
Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka
pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang yang asumsiasumsinya, meliputi : 1) Struktur ruang dalam susunan pusat-pusat permukiman
dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional; 2) Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan

3)

Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan


rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral
dan kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah
sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi
dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar kabupaten / kota serta
keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota lainnya, terutama yang
berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan
kabupaten/kota, dan atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh
dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
3. RPJMD dengan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 menjadi pedoman dalam
penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis
RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam
menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan
bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang
disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi.
4. RPJMD

-6-

4. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)


Pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 setiap tahunnya akan
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu
dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Sukabumi yang memuat
prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD merupakan
bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Daerah Kota Sukabumi yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat
kelurahan, kecamatan, dan Kota.
Pola hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya di
daerah dapat dilihat pada gambar berikut :

RPJMN
2010-2014
pedoman
RPJMD
Prov. Jabar
2013-2018

RPJMD
Kota Sukabumi
2013-2018

pedoman

Renstra-SKPD
Kota Sukabumi
2013-2018

pedoman
RPJPD
Kota Sukabumi
2005-2025
pedoman

RKPD
Kota Sukabumi

pedoman

pedoman

Renja-SKPD
Kota Sukabumi

RTRW
Kota Sukabumi
2011- 2031

Gambar 1.1.
Bagan Hubungan
RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

D. SISTEMATIKA PENULISAN
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab I

-7-

Bab I.

Pendahuluan;
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan
rancangan awal RPJMD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat
dipahami dengan baik.

Bab II.

Gambaran Umum Kondisi Daerah;


Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,
gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah.

Bab III.

Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan;


Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis
terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Bab IV.

Analisis Isu-Isu Strategis;


Bab ini menjelaskan analisis isu-isu strategis yang menjadi dasar utama
visi dan misi pembangunan jangka menengah, yang akan menentukan
kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isuisu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah, dinamika
lingkungan strategis, analisa faktor internal dan eksternal, dan isu
strategis.

Bab V.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;


Dalam bab ini diuraikan (1) Visi Kepala Daerah terpilih 2013-2018, dan
Artikulasi atau penjelasan kata-kata kunci dari pernyataan Visi; (2)
Pernyataan Misi merupakan penjabaran dari Visi; (3) Pernyataan
tujuan-tujuan dan pernyataan sasaran-sasaran.

Bab VI.

Strategi dan Arah Kebijakan;


Dalam bab ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan
dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.
Bab VII

-8-

Bab VII.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;


Dalam bab ini diuraikan kebijakan umum yang berisi arah kebijakan
pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih, beserta program
pembangunan daerah.

Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan;


Dalam bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD
terkait beserta program prioritas yang menjadi tanggung jawab SKPD
dalam suatu tahapan pembangunan, disertai pagu indikatifnya.
Bab IX.

Penetapan Indikator Kinerja Daerah;


Bab ini memberi gambaran indikator kinerja daerah yang dipergunakan
selama masa pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam
memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing.

Bab X.

Pedoman Transisi, Kaidah Pelaksanaan dan Penutup.


Bab ini memuat materi tentang pedoman transisi, kaidah pelaksanaan,
dan penutup.

E. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut :
1. Maksud
Penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dimaksudkan untuk
menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program

pembangunan

secara terarah, efektif, efisien, dan terpadu dalam mendorong terwujudnya visi,
misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Walikota dan
Wakil Walikota periode Tahun 2013-2018, dengan berpedoman pada RPJPD Kota
Sukabumi Tahun 2005-2025, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014, serta berbagai aspirasi seluruh stakeholder
pembangunan di Kota Sukabumi.
Dokumen

-9-

Dokumen RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 merupakan acuan dan


pedoman resmi bagi Pemerintah Kota Sukabumi dalam penyusunan Rencana
Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Rencana Kerja
SKPD serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan
dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) Kota Sukabumi secara berjenjang, sehingga konsistensi antara
kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah dapat
terjaga, yang pada gilirannya akan mempermudah dalam mengevaluasi
kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator
kinerja yang telah ditetapkan.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 adalah
sebagai berikut :
a. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program
Walikota dan Wakil Walikota Kota Sukabumi ke dalam arah kebijakan dan
program pembangunan yang lebih rinci, terarah, terukur dan dapat
dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2013-2018;
b. Menyediakan satu rujukan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Pemerintah Kota Sukabumi, dalam menentukan prioritas program dan
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD
Kota Sukabumi;
c. Untuk

meningkatkan

koordinasi,

integrasi,

sinergi

dan

sinkronisasi

pembangunan antar SKPD;


d. Untuk mempermudah dalam mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja
setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi;
e. Untuk

meningkatkan

pemerataan

pembangunan

yang

dilakukan

dan

pemerataan hasil-hasil pembangunan;


f. Menciptakan tata pemerintahan yang baik, sehingga terwujud kondisi yang
aman dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;

g. Membangun

- 10 -

g. Membangun kebersamaan melalui kerjasama dan kemitraan pembangunan


antar tingkatan Pemerintahan mulai dari Pemerintah Daerah, swasta dan
masyarakat;
h. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya
daerah serta pengelolaannya.

BAB II

- 11 -

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

A. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


1. Aspek Geografi
Kondisi dari aspek geografi Kota Sukabumi dapat dijelaskan berdasarkan
tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kota Sukabumi memiliki luas wilayah 4.800,231 Ha, dengan Kecamatan
Lembursitu sebagai wilayah yang terluas (889,763 Ha) atau sebesar 19 % dari total
wilayah Kota Sukabumi, dan Kecamatan Citamiang sebagai wilayah terkecil
(404,000 Ha) atau memiliki luas 8 % dari total wilayah Kota Sukabumi.
Pembentukan kecamatan di Kota Sukabumi sebelumnya diatur dalam PP No. 3
Tahun 1995 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Sukabumi yang menyebutkan bahwa wilayah Kota Sukabumi terbagi ke dalam 5
kecamatan.

Gambar 2.1
Persentase Luas Wilayah Wilayah Kota Sukabumi
Menurut Kecamatan Tahun 2012
Seiring

- 12 -

Seiring berjalannya waktu dan perubahan, Sesuai dengan Perda Kota


Sukabumi nomor 15 tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan
terjadi pemekaran untuk Kecamatan Baros menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan
Lembursitu, Kecamatan Cibeureum dan Kecamatan Baros. Sehingga sampai tahun
sekarang Kota Sukabumi terbagi menjadi 7 kecamatan yang terdiri dari 33
kelurahan. Gambaran secara rinci luas tiap kecamatan di Kota Sukabumi Tahun
2013, selengkapnya dapat dilihat pada gambar sebelumnya di atas.
Batas-batas wilayah Kota Sukabumi dengan wilayah di sekitarnya adalah
sebagai berikut :
1) Sebelah Utara Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi;
2) Sebelah Selatan Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi;
3) Sebelah Barat Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi;
4) Sebelah Timur Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
b. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kota Sukabumi terletak di antara pusat pertumbuhan
megaurban Jabodetabek dan Bandung Raya. Jarak dari Ibukota Provinsi Jawa
Barat (Bandung) 92 Km dan Jarak dari Ibukota Negara (Jakarta) 120 Km.
Cukup dekatnya jarak membuat tingginya pergerakan orang dan barang dari kotakota tersebut. Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur lintasan
Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dengan Ibukota Negara (Jakarta) serta
didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Sukabumi
sebagai salah satu tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan
tinggal baik sebagai penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara
ekonomis hal tersebut menguntungkan Kota Sukabumi, karena dapat menciptakan
lapangan kerja baru serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa,
perdagangan dan sektor lainnya.
c. Topografi dan Kemiringan Lahan
Wilayah Kota Sukabumi merupakan lereng selatan dari Gunung Gede dan
gunung Pangrango, yang berada pada ketinggian 584 meter di atas permukaan
laut pada bagian selatan 770 meter di atas permukaan laut bagian utara.
Sedangkan

- 13 -

Sedangkan di bagian tengah mempunyai ketinggian rata-rata 650 meter


dari permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Sukabumi berupa perbukitan
bergelombang dengan sudut lereng beragam. Wilayah Kota Sukabumi didominiasi
oleh kemiringan lereng 0-2% dan 2-15%. Luas Daerah dengan kemiringan lereng 02% mencapai 2.228,795Ha atau sekitar 45,59% dari total luas kota, dan kemiringan
lereng 2-15% mencapai 2553.219 Ha atau sekitar 52,22% dari total luas kota.
d. Struktur Geologi
Berdasarkan peta geologi susunan litologi batuan di wilayah Kota
Sukabumi dan daerah sekitarnya didominasi oleh singkapan batuan vulkanik
yaitu produk gunung api dari aktivitas Gunung Gede dan Gunung Pangrango
berumur Holosen. Secara regional, stratigrafi wilayah ini ditandai oleh batuan
sedimen dari Formasi Walat berumur Oligosen Awal yang merupakan satuan
yang tertua dijumpai di daerah ini. Formasi Walat ditutupi oleh batuan sedimen
dari Formasi Rajamandala dengan kisaran umur dari Oligosen Akhir sampai
Miosen Awal. Satuan ini selanjutnya ditutupi oleh Formasi Jampang yang
berumur Miosen Awal. Satuan batuan sedimen ini tersingkap di bagian selatan tenggara dan barat - barat daya dari wilayah Kota Sukabumi.
Formasi batuan sedimen di atas ditutupi oleh endapan vulkanik berumur
Holosen yaitu batuan produk gunung api dari aktivitas Gunung Gede dan
Gunung Pangrango. Satuan batuan vulkanik ini tersebar secara luas sehingga
sebagian besar dari wilayah Kota Sukabumi didominasi oleh singkapan batuan
vulkanik. Endapan vulkanik Gunung Gede (Qvg) terdiri dari breksi tufaan dan
lahar, andesit dengan oligoklas-andesin, piroksen dan banyak sekali hornblenda,
tekstur seperti trachit, umumnya lapuk sekali. Batuan ini tersebar pada wilayah
yang cukup luas mulai dari bagian timur sampai bagian tengah dan mulai dari
bagian utara sampai bagian selatan Kota Sukabumi. Sedangkan endapan vulkanik
Gunung Pangrango (Qvpo) merupakan endapan yang lebih tua yang tersusun dari
lahar dan lava, basal-andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit, olivin,
piroksen, dan hornblenda. Posisi stratigrafi satuan batuan ini relatif lebih tua
daripada endapan vulkanik Gunung Gede dan penyebaran satuan ini terbatas di
bagian barat dan barat laut wilayah Kota Sukabumi.
e. Hidrologi

- 14 -

e. Hidrologi
Kondisi air tanah di wilayah Kota Sukabumi dan sekitarnya untuk
kebutuhan sehari-hari secara umum cukup tersedia. Sumbernya berasal dari air
tanah, mata air dan air tanah tertekan. Sebaran akuifer dengan produktivitas tinggi
terdapat di sekitar Kota Sukabumi dengan sebaran paling dominan mulai dari
barat hingga timur. Di bagian utara merupakan zona air tanah dengan akuifer
berproduktifitas sedang dan berpenyebaran luas. Bagian selatan merupakan zona
akuifer yang produktivitasnya rendah hingga langka. Adapun sungai-sungai yang
mengalir di Kota Sukabumi baik sungai besar maupun sungai kecil dapat di lihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.1.
Sungai Melintasi Kota Sukabumi
No.

Nama Sungai

Panjang (m)

1 Cimandiri
12.963
2 Ceger
3.395
3 Cisuda
8.090
4 Tonjong
8.090
5 Cipanengah
5.739
6 Cipelang
15.814
7 Cibeurem
4.766
8 Cibitung
5.403
9 Cisarua
3.841
10 Cisaray
1.840
11 Tipar
9.344
12 Cikapek
2.939
13 Cigunung
4.565
14 Cipelang leutik
15 Ciseupan
3.982
16 Ciwalung
1.826
17 Cipada
1.230
18 Selakaso
5.480
19 Ciaul
3.377
20 Babakan Jampang
1.115
21 Cipasir
1.479
22 Ciseureh
4.184
23 Cijambe
1.685
24 Cikapundung
3.839
25 Cipicung
591
Sumber : Master Plan Drainase Kota Sukabumi, 2008
f. Klimatologi

- 15 -

f. Klimatologi
Sepanjang tahun 2011 keadaan iklim di Kota Sukabumi cenderung basah,
dengan suhu udara Kota Sukabumi berkisar antara 15-30 celsius. Berdasarkan
hasil pemantauan di Stasiun Cimandiri di setiap bulan pada tahun 2011 pasti
terjadi hujan dengan intensitas tertentu, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
November, yaitu 323 mm3 dengan jumlah hari hujan 27 hari.

Gambar 2.2.
Jumlah hari hujan dan Curah hujan per Bulan
Berdasarkan Pemantauan di Stasiun Cimandiri 2011

g. Pola Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibedakan menjadi lahan sawah dan
lahan bukan sawah (lahan kering). Lahan bukan sawah (lahan kering) sendiri
dibedakan atas lahan pekarangan/rumah, tegal/kebun, kolam/tebat/empang dan
lahan lain-lain. Luas wilayah Kota Sukabumi adalah 4.800 Ha. Menurut
penggunaannya, dari seluruh wilayah sebesar 1.751 Ha (36,48%) digunakan untuk
tanah sawah dan sisanya seluas 3.049 Ha (63,52%) merupakan tanah kering dan
lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.3.

- 16 -

Gambar 2.3.
Persentase Luas Tanah Menurut Kecamatan dan Penggunaannya
di Kota Sukabumi Tahun 2011

2. Potensi Pengembangan Wilayah


Potensi Pengembangan wilayah di Kota Sukabumi, sesuai dengan visi Kota
Sukabumi sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan
perdagangan. Kota Sukabumi juga dirancang dalam skala kawasan yang lebih luas
yang masuk dalam kategori berpotensi dalam pengembangan pusat pelayanan
Pendidikan, Kesehatan dan Perdagangan yang mempunyai jangkauan pelayanan
skala kota dan/atau regional, sesuai dengan arahan dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Sukabumi Tahun 2005-2025 dan juga
dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sukabumi Tahun 2011-2031.
Berdasar pada kedua dokumen tersebut, potensi pengembangan wilayah Kota
Sukabumi pada masa-masa mendatang adalah sebagai berikut :
a. Daerah Kawasan Perdagangan dan Jasa terdapat di Sub Wilayah Kota (SWK)
yang meliputi :
1) Sub Wilayah Kota (SWK) 1 yang mencakup sebagian Kelurahan Gunung
Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan Gunung Puyuh, Kelurahan
Karamat, sebagian Kelurahan Karangtengah dan Kelurahan Sriwidari.
2) Sub Wilayah Kota (SWK)II yang mencakup Kelurahan Cikole, sebagian
Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunungparang, sebagian kelurahan
Kebon jati dan sebagian Kelurahan Subangjaya.
3. Sub Wilayah

- 17 -

3) Sub Wilayah Kota (SWK) III yang mencakup sebagian Kelurahan


Sindangsari, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa,
sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian
Kelurahan Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian
Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung
Kelurahan

Subangjaya,

sebagian

Kelurahan

Parang,

Kebonjati,

sebagian
Kelurahan

Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan


Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar;
4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV yang mencakup sebagian Kelurahan
Karangtengah, sebagian Kelurahan Cipanengah, Kelurahan Dayeuhluhur,
Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan Warudoyong,
dan Kelurahan Benteng;
5) Sub Wilayah Kota (SWK) VI yang mencakup sebagian Kelurahan Baros,
sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian
Kelurahan Sudajaya Hilir, Kelurahan Cikundul, sebagian Kelurahan
Cipanengah, dan sebagian Kelurahan Sindangsari
b. Daerah Kawasan Kesehatan skala Regional di Sub Wilayah Kota (SWK) II yang
mencakup Kelurahan Cikole, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Keluragan
Gunungparang, sebagian Kelurahan Kebon jati dan sebagian Kelurahan
Subangjaya.
c. Daerah Kawasan Pendidikan di Sub Wilayah Kota (SWK) I yang mencakup
sebagian kelurahan Gunung Parang, Kelurahan Selabatu, Kelurahan Gunung
Puyuh, Kelurahan Karamat, sebagian kelurahan Karangtengah dan Kelurahan
Sriwidari.
d. Daerah Kawasan Transportasi di Sub Wilayah Kota (SWK) III yang mencakup
sebagian Kelurahan Sindangsari, sebagian Kelurahan Jayamekar, sebagian
Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan Sudajaya Hilir, sebagian Kelurahan
Babakan, sebagian Kelurahan Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum
Hilir, sebagian Kelurahan Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang,
sebagian Kelurahan Subangjaya, sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan
Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan
Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar;
e. Daerah

- 18 -

e. Daerah Kawasan Industri di Sub Wilayah Kota (SWK) IV yang mencakup


sebagian

Kelurahan

Karangtengah,

sebagian

Kelurahan

Cipanengah,

Kelurahan Dayeuhluhur, Kelurahan Nyomplong, Kelurahan Sukakarya,


Kelurahan Warudoyong, dan Kelurahan Benteng;
f. Daerah Kawasan Pendidikan Tinggi di Sub Wilayah Kota (SWK) V, yang
mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan, sebagian
Kelurahan

Cibeureum

Hilir,

sebagian

Kelurahan

Limusnunggal,

dan

Kelurahan Sindangpalay;
g. Daerah Kawasan Perkantoran Pemerintahan di Sub Wilayah Kota (SWK) V
yang mencakup sebagian Kelurahan Baros, sebagian Kelurahan Babakan,
sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan Limusnunggal, dan
Kelurahan Sindangpalay;
h. Daerah Kawasan Pengembangan Pusat Kebudayaan di Sub Wilayah Kota
(SWK) III yang mencakup sebagian Kelurahan Sindangsari, sebagian
Kelurahan Jayamekar, sebagian Kelurahan Jayaraksa, sebagian Kelurahan
Sudajaya

Hilir,

sebagian

Kelurahan

Babakan,

sebagian

Kelurahan

Limusnunggal, sebagian Kelurahan Cibeureum Hilir, sebagian Kelurahan


Cisarua, sebagian Kelurahan Gunung Parang, sebagian Kelurahan Subangjaya,
sebagian Kelurahan Kebonjati, Kelurahan Cikondang, Kelurahan Citamiang,
Kelurahan Gedong Panjang, Kelurahan Nanggeleng, dan Kelurahan Tipar.
3. Daerah Rawan Bencana
Daerah rawan bencana yang berada di wilayah Kota Sukabumi, meliputi
daerah-daerah sebagai berikut :
a. Daerah rawan letusan gunung berapi karena berlokasi relatif dekat dengan
kawasan Gunung Gede Pangrango;
b. Daerah rawan gempa bumi dimana Kota Sukabumi terletak di jalur daerah
rawan gempa Sukabumi-Padalarang-Bandung;
c. Daerah rawan banjir yang tersebar dibeberapa titik wilayah kota. Dimana
secara umum penyebab terjadinya genangan atau banjir di wilayah Kota
Sukabumi lebih banyak diakibatkan oleh kondisi saluran yang sudah tidak
terawat, tersumbat oleh sampah dan tingginya sedimentasi;
d. Daerah

- 19 -

d. Daerah rawan gerakan tanah zona patahan aktif, yaitu patahan Cimandiri;
e. Daerah longsor di beberapa bagian daerah wilayah kota;
f. Daerah rawan kebakaran yang tersebar dibeberapa titik wilayah kota, dengan
kondisi daerah permukiman yang sempit dan sulit mencari sumber air, jarak
antar bangunan sangat rapat dan tidak teratur, serta bahan bangunan mudah
terbakar.
4. Demografi
Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur lintasan
Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan Ibukota Negara, serta didukung oleh
infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Sukabumi sebagai salah satu
tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal baik sebagai
penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara ekonomis hal tersebut
menguntungkan Kota Sukabumi karena dapat menciptakan lapangan kerja baru
serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa, perdagangan dan
sektor lainnya. Namun demikian masuknya para migran juga harus diimbangi
oleh penyediaan sarana kesehatan, perumahan, penyediaan air bersih, dan
infrastruktur pendukung lainnya.
Secara umum mayoritas penduduk Kota Sukabumi beragama Islam, dengan
jumlah warga dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 meningkat pesat pada
Tahun 2012. Mayoritas penduduk Kota Sukabumi sebesar 95,64% beragama Islam,
Katolik sebesar 2,21%, Protestan sebesar 1,08%, Buddha sebesar 0,02% dan Hindu
sebesar 1,03%. Jumlah Rumah Peribadatan pada tahun 2012 untuk Mesjid
sebanyak 386 buah, Musholla 197 buah, Langgar sebanyak 629 buah, Gereja
sebanyak 19 buah dan Vihara sebanyak 2 buah.
Menurut data hasil perhitungan BPS Kota Sukabumi dengan pendekatan
berdasarkan perhitungan Sensus Penduduk Tahun 2010, pada jumlah penduduk
Kota Sukabumi Tahun 2011 tercatat sebanyak 304.530 jiwa yang terdiri dari
154.693 penduduk laki-laki (50,80%) dan 149.837 penduduk perempuan (49,20%).
Pada Tahun 2012 penduduk Kota Sukabumi diketahui jumlahnya menjadi 308.031
jiwa, yang terdiri dari 156.400 penduduk laki-laki (50,77%) dan 151.631 penduduk
perempuan (49,23%). Berdasarkan data tersebut, maka sex ratio Kota Sukabumi
tahun 2012 adalah sebesar 103.15%.
Berikut

- 20 -

Berikut ini disampaikan jumlah warga Kota Sukabumi dari Tahun 20082012 berdasarkan perhitungan BPS Kota Sukabumi (Pendekatan Perhitungan
Sensus Penduduk Tahun 2010) sebagai berikut ini :

310000

304530

305000

298681

300000
295000
290000
285000

308031

287622

Jumlah Penduduk

283046

280000
275000
270000

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.4.
Jumlah Penduduk Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Jika ditinjau dari luas wilayah Kota Sukabumi, maka rata-rata penduduk
per km2 di Kota Sukabumi 6.417,01 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi
berada di Kecamatan Citamiang dengan kepadatan penduduk 13.854,70 jiwa/km2.
Hal ini memungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil di
antara kecamatan yang lain, dan merupakan wilayah yang dekat dengan pusat
perbelanjaan. Sedangkan yang terendah kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Lembursitu dengan kepadatan penduduk 4.412,97 jiwa/km2.
Untuk komposisi penduduk berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin
diketahui bahwa sejak tahun 2006 s.d. 2011 mayoritas berusia 20-49 tahun yaitu
sebesar 45,75%. Sedangkan penduduk usia tua hanya sebesar 5.11% atau tergolong
minoritas. Penduduk usia muda dan kelompok umur produktif yaitu yang berusia
15-64 tahun jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok lansia yaitu
sebesar 66,27%. Hal ini menunjukkan angka ketergantungan yang rendah yang
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
Berdasarkan

- 21 -

Berdasarkan data hasil registrasi penduduk, dapat diketahui bahwa jumlah


penduduk laki-laki relatif lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk
perempuan. Dilihat dari rasio jenis kelamin, sejak kurun waktu tahun 2005 s.d.
2012, terdapat angka sex ratio berkisar antara 100,1 s.d 100,15.

151.631

2012

149.837

2011

146.601

2010
140.000

145.000

156.400
Perempuan

154.693

Laki-laki

152.080

150.000

155.000

160.000

Gambar 2.5.
Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2010-2012
Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan, berdasarkan data 3
(tiga) tahun terakhir terlihat bahwa komposisi pendidikan yang ditamatkan oleh
penduduk dewasa mayoritas bisa menamatkan sampai tingkat SLTA atau sebesar
25,38% pada tahun 2011. Adapun yang menamatkan sampai dengan Perguruan
Tinggi/Akademi sebanyak 6,15%. Data lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.2.
Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas
Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki
No

Usia Sekolah

2008

1 Tidak/Belum Sekolah
2 Tidak Tamat SD
19,41
3 SD
31,46
4 SLTP
20,83
5 SLTA
23,67
6 Perguruan Tinggi
4,62
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Tahun
2009
2010
1,43
2,49
15,58
16,83
27,85
20,06
17,58
18,51
28,19
29,00
9,37
13,11

2011
1,91
15,86
32,33
18,37
25,38
6,15

Tingginya

- 22 -

Tingginya penduduk Kota Sukabumi yang sukses menamatkan pendidikan


sampai tingkat SLTA, merupakan keberhasilan Pemerintah Kota Sukabumi dalam
bidang pendidikan serta peran serta masyarakat yang telah sadar akan pentingnya
pendidikan. Kondisi ini juga didukung tingkat kemampuan membaca dan menulis
masyarakat Kota Sukabumi pada Tahun 2012, yang sudah tercatat sebesar 99.68%,
atau ada sekitar 0.32% penduduk Kota Sukabumi yang masih buta huruf.
Komposisi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan akan menggambarkan
potensi perekonomian suatu wilayah ditinjau dari sisi sumberdaya manusianya,
sehingga dapat terlihat penyerapan tenaga kerjanya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.3.
Persentase Penduduk Kota Sukabumi
Menurut Mata Pencaharian Tahun 2011
No

Mata Pencaharian

Persentase (%)

1 Petani
3,67
2 Pegawai Negeri
3,26
3 Pegawai Swasta
7,33
4 TNI+POLRI
0,59
5 Pensiunan
1,77
6 Pedagang
10,80
7 Buruh
7,14
8 Buruh Kasar
4,64
9 Pelajar/Mahasiswa
23,45
10 Lain-lain
37,35
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka (diolah), 2012
Pada tabel di atas terlihat bahwa mayoritas penduduk Kota Sukabumi
bekerja sebagai pedagang/wiraswasta yang diikuti sebagai pegawai swasta.
Berdasarkan data Inkesra Kota Sukabumi Tahun 2008-2011, diketahui bahwa
komposisi penduduk menurut lapangan usaha, sektor perdagangan, hotel dan
restoran merupakan pilihan penduduk terbanyak, sehingga penyerapan tenaga
kerja di sektor tersebut relatif tinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa di Kota
Sukabumi sektor jasa dan perdagangan memegang peranan yang sangat penting
sehingga diharapkan banyak investor yang dapat membuka usaha perdagangan di
Kota Sukabumi.
B. ASPEK

- 23 -

B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Sukabumi, dari tahun 2008
sampai dengan 2012 mengalami peningkatan, pada tahun 2008 sebesar 74,17 point,
tahun 2009 sebesar 74,57 point, tahun 2010 sebesar 74,91 point, tahun 2011 sebesar
75,36 point, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 75,55 point. Beberapa
permasalahan pokok dalam upaya pencapaian IPM di Kota Sukabumi diantaranya
adalah :
a. Distribusi kegiatan perekonomian yang masih terkonsentrasi di wilayah pusat
kota.
b. Keterampilan dan produktivitas angkatan usia kerja masih rendah;
c. Masih belum optimalnya daya saing dan produktivitas UMKM;
d. Masih rendahnya jumlah koperasi yang aktif dan sehat sebagaimana tujuan
dan landasan berdirinya koperasi;
e. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.
2. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kondisi dari aspek kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Sukabumi
dapat dijelaskan berdasarkan tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :
a. Kontribusi Sektor PDRB
Berdasarkan kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi, sektor
perdagangan dan jasa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota
Sukabumi. Secara umum perekonomian Kota Sukabumi (2008-2012) atas dasar
Harga Berlaku rata-rata didominasi oleh sektor tersier sebesar 84,79%, kemudian
diikuti oleh sektor sekunder sebesar 11,58%, dan sektor primer sebesar 3,63%.
Besarnya peranan sektor tersier tersebut disumbang oleh : 1) Sektor perdagangan,
hotel dan restoran, 2) Sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa lainnya
dan 3) Sektor keuangan, jasa perusahaan dan persewaan. Untuk lebih jelasnya
terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.4.

- 24 -

Tabel 2.4.
Struktur Ekonomi Kota Sukabumi Menurut
Kelompok Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Persen)
No

Kelompok Sektor

2008
4,65
4,65
0,01

2009
4,7
4,69
0,01

2010
4,38
4,38
0,00

2011
3,96
3,95
0,00

Sektor Primer
a. Pertanian
b. Pertambangan &
Penggalian
12,09 12,26
12,04
11,70
2 Sektor Sekunder
a. Industri Pengolahan
5,07
5,36
5,48
5,45
b. Listrik, Gas & Air Bersih
1,48
1,32
1,28
1,27
c. Bangunan
5,54
5,58
5,28
4,98
83,26 83,04
83,58
84,34
3 Sektor Tersier
a. Perdagangan, Hotel &
43,46
43,3
45,70
46,83
Restoran
b. Pengangkutan &
15,79 16,31
15,89
15,58
Komunikasi
c. Keuangan, Jasa Perusahaan
9,3
8,29
7,27
8,02
dan Persewaan
d. Jasa-jasa
14,7 15,14
14,71
13,91
Sumber : Buku Indikator Ekonomi Makro Kota Sukabumi tahun 2011
*) Angka Estimasi

2012*
3,63
3,63
0,00
11,58
5,20
1,29
5,09
84,79
48,42
14,82
8,49
13,07

b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Laju Inflasi


Aspek ekonomi yang lain yang memperlihatkan kekuatan ekonomi suatu
daerah adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi. Sampai dengan Tahun
2012 pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi tumbuh positif, hal tersebut dapat
dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Sukabumi Tahun 2012 mampu
tumbuh sebesar 6,31 %. Tabel berikut menggambarkan LPE antara tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 :
Tabel 2.5.
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012 (Persen)
No.

Tahun

Pertumbuhan Ekonomi %

1
2008
6,11
2
2009
6,14
3
2010
6.12
4
2011
6.31
5
2012
6.31
Sumber : BPS Kota Sukabumi
*) Dihitung berdasarkan perubahan Indeks Harga Implisit PDRB

Inflasi %
11,16
10,64
10,98
4.26
3.98

Bila

- 25 -

Bila dilihat dari tabel di atas, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota
Sukabumi menunjukkan trend yang fluktuatif, meningkat sampai dengan Tahun
2007 menurun pada Tahun 2008 dan sedikit meningkat lagi pada tahun 2009. Pada
tahun 2008 LPE mengalami sedikit penurunan dikarenakan adanya krisis ekonomi
global yang sedikit berpengaruh pada perekonomian nasional maupun daerah.
Sedangkan laju inflasi mempunyai trend yang fluktuatif dari tahun ke tahun.
Laju inflasi ini sangat dipengaruhi oleh adanya kebijakan, baik untuk fiskal
maupun kebijakan moneter. Trend yang fluktuatif dapat dilihat pada diagram
berikut :
25
19,71

20
15

12,22

10
5
0

11,16

7,3
5,39

5,77

5,95

6,23

6,51

6,11

10,98

10,64

9,52
6,14

6,12

2004

2005

2006

2007

6,31
4,26

4,04

2003

6,31

2008

Pertumbuhan Ekonomi

2009

2010

2011

3,98

2012

Laju Inflasi *)

Gambar. 2.6.
Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Kota Sukabumi
Tahun 2003 - 2012
PDRB Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku Tahun 2011 adalah sebesar
Rp. 5.921.023.590.000,- dengan LPE sebesar 6.31 %. Kontribusi terbesar terhadap
PDRB Kota Sukabumi didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran
yaitu sebesar 46.83%. Hal ini menunjukkan bahwa sumber mata pencaharian
utama masyarakat Kota Sukabumi adalah pedagang dan karyawan swasta yang
menyerap tenaga kerja dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi
kedua terbesar ada di sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 15.58%
dan diikuti oleh sektor jasa sebesar 13.91%.
Bila

- 26 -

Bila diamati untuk setiap sektor, dari tabel terlihat bahwa kontributor
utama yang mendukung PDRB Kota Sukabumi adalah pada Sektor Tersier
terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dalam tiga tahun terakhir
sektor ini memberikan kontibusi terbanyak untuk PDRB Kota Sukabumi. Gambar
berikut cukup jelas memperlihatkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang tercakup dalam sektor tersier.

Primer

Sekunder

Tersier

84,34%

3,96%
11,70%

Gambar 2.7.
Kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Sukabumi
Dalam sektor tersier ini, kontribusi terbesar disumbangkan oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 46,83%, kontributor kedua adalah dari
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,58%, kemudian sektor jasa-jasa
memberikan kontribusi sebesar 13,91%, dan sektor keuangan, jasa perusahaan dan
persewaan memberikan kontribusi sebesar 8,02%.
c. PDRB per Kapita
PDRB per kapita merupakan salah satu gambaran makro rata-rata
pendapatan yang diterima oleh penduduk selama satu tahun dalam suatu wilayah
tertentu dan biasanya digunakan sebagai indikator tingkat kemakmuran. Namun
perlu diingat bahwa tidak seluruh PDRB dapat dinikmati oleh penduduknya, hal
ini karena terdapat sebagian nilai PDRB yang dibawa ke luar daerah.
Angka

- 27 -

Angka pendapatan per kapita (per capita Income) diperoleh dengan cara
membagi

PDRB

dengan

jumlah

penduduk

pertengahan

tahun.

Berikut

menunjukkan perkembangan PDRB perkapita dari tahun 2008 hingga 2012 atas
dasar harga berlaku maupun harga konstan.
Tabel 2.6.
PDRB Per Kapita Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
PDRB Per Kapita
(Rupiah)

No
1
2

2008

Atas Dasar Harga


Berlaku
Atas Dasar Harga
Konstan 2000

2009

2010

2011*)

2012*)

13.172.579,20

15.267.378,89

17.749.913,31

19.462.774,32

21.615.179

6.002.504,47

6.288.389,74

6.587.555,83

6.712.082,06

6.983.731

Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012


*) Angka sementara
PDRB per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku dalam kurun waktu
tahun

2010-2012

menunjukkan

kenaikan

cukup

berarti.

Dimulai

dari

Rp. 17.749.913,31,- pada tahun 2010, menjadi Rp. 21.615.179,- tahun 2012, atau
meningkat sebesar 17,88 persen. Namun demikian, hal ini tidak seluruhnya
mencerminkan adanya kenaikan daya beli masyarakat dalam periode waktu
tersebut, karena dalam kenaikan PDRB tersebut masih terkandung kenaikan harga
(Inflasi). Kondisi yang lebih mencerminkan ada tidaknya kenaikan daya beli
masyarakat secara umum adalah pendapatan per kapita atas dasar harga konstan.
Pendapatan per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga konstan menunjukkan
gerakan kenaikan yang lebih lambat. Pendapatan per kapita Kota Sukabumi atas
dasar harga konstan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing sebesar
Rp. 6.587.555,83,- pada tahun 2010, dan menjadi Rp. 6.983.731,- pada tahun 2012.
3. Kesejahteraan Sosial
Kondisi dari aspek kesejahteraan sosial Kota Sukabumi dapat dijelaskan
berdasarkan tinjauan terhadap sub aspek sebagai berikut :
a. Penduduk Miskin
Dalam aspek demografi yang tidak kalah pentingnya dan sering menjadi
salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah jumlah penduduk
miskin

- 28 -

miskin. Sejahtera adalah semakin meningkatnya kualitas kehidupan beragama


serta semakin dijunjungnya nilai-nilai religius dalam sendi-sendi kehidupan
masyarakat dan meningkatnya toleransi kehidupan beragama dalam masyarakat
yang dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dan
perluasan lapangan kerja serta daya beli masyarakat, sehingga masyarakat Kota
Sukabumi mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan,
kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya. Gambaran umum Penduduk miskin di
Kota Sukabumi pada Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.7.
Data Kemiskinan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012

NO

INDIKATOR

Target 2012

Kemiskinan
1 Dari BPMPKB:
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
63.644
Persentase penduduk miskin (%)
20.49
2 Kemiskinan Relatif (PPLS)
Jumlah Rumah Tangga Sasaran Raskin(kk)
3 Kemiskinan Absolut/ di bawah Grs kemiskinan (BPS)
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
Persentase penduduk miskin (%)
Garis Kemiskinan ( Rp./kap/bln)
Sumber : Inkesra, TNP2K, BPS, BPMPKB

2008

TAHUN(REALISASI)
2009 2010 2011

60,949
26.91

62,720
26.36

10.41

27,312 28,150
9.16
9.24
8.95
9.1
269,925 284,339 334,735

11,820

11,820

2012

Keterangan

60,234 71.914 84.247* BPMPKB/ TNP2K*


24.76 23.03 23.66* BPMPKB/ TNP2K*
11,820 11,820 17,956

PPLS-/TNP2K
BPS
BPS
BPS
BPS

b. Penyandang Masalah Kerawanan Sosial (PMKS)


Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di
tahun 2012 Penduduk Rawan Sosial di Kota Sukabumi diantaranya adalah anak
jalanan 370 jiwa, penderita sakit jiwa 30 jiwa, gembel dan pengemis 221 jiwa,
jumlah penderita HIV/AIDS 171 jiwa, jumlah pecandu narkoba 78 jiwa, fakir
miskin 8.145 jiwa, bayi terlantar 60 jiwa, anak terlantar 290 jiwa, lanjut usia
terlantar 1.670 jiwa, penyandang cacat 312 jiwa, penyandang tuna netra 72 jiwa,
penyandang tuna wicara-rungu 42 jiwa, penyandang tuna daksa 85 jiwa,
penyandang cacat jiwa 75 jiwa, penyandang cacat ganda 3.899 jiwa, dan tuna sosial
197 jiwa. Jumlah PMKS yang sudah tertangani adalah sebanyak 513 jiwa.
c. Kondisi

- 29 -

c. Kondisi Umum Pendidikan


Pembangunan pada bidang Pendidikan dan Kebudayaan, akan sejalan
dengan konsep pembangunan berkelanjutan, dimana secara implisit terkandung
makna pentingnya memperhatikan aspek

kualitas penduduk, SDA

dan

lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan. Kenyataan telah menunjukkan


bahwa strategi peningkatan kualitas penduduk yang hanya bertumpu pada
penekanan pertumbuhan penduduk, tidak dapat memberikan makna yang cukup
berarti dalam pemecahan berbagai permasalahan. Oleh karena itu, penekanan
pada pembangunan pendidikan dengan memperhatikan potensi penduduk serta
kondisi SDA dan lingkungan yang ada, ternyata mampu mewujudkan
keberlangsungan serta kesinambungan (sustained) pembangunan.
Isu pembangunan pendidikan berwawasan kependudukan menjadi penting
artinya, karena memiliki makna bahwa pembangunan harus disesuaikan dengan
kemampuan penduduk dan potensi sumber daya setempat. Dengan kata lain,
pengaruh mutu SDM penduduk merupakan modal (Human Capital) penting dalam
menunjang keberhasilan pembangunan. Beberapa indikator yang digunakan
untuk menilai kesejahteraan masyarakat antara lain tingkat pendidikan, status
kesehatan dan kesempatan kerja. Mengingat Kota Sukabumi tidak memiliki
sumber

daya

alam

yang

dapat

diunggulkan,

maka

dalam

menjawab

tuntutan/perkembangan dunia global, upaya pembangunan lebih diarahkan pada


pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang handal akan
mampu menghasilkan sesuatu yang berkualitas dan mampu bersaing. Oleh
karenanya, peranan pendidikan dalam hal ini dianggap cukup menonjol karena
pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang bermutu, dan
sekolah yang bermutu akan menghasilkan SDM yang bermutu pula. Adapun
gambaran umum mengenai aspek pedidikan adalah sebagai berikut :
1) Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kota Sukabumi selama kurun waktu
lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, AMH sebesar
99,64 persen dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 99,66 persen atau
mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen. Pada tahun 2010, AMH masih
sebesar 99,66 persen Pada tahun 2011, AMH meningkat kembali sebesar 99,67
persen atau naik sebesar 0,01 persen dari tahun dari tahun sebelumnya (2010).
Kemudian

- 30 -

Kemudian pada tahun 2012, AMH meningkat kembali menjadi sebesar 99,68
persen atau naik sebesar 0,01 persen dari tahun sebelumnya.
2) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Pencapaian RLS kota Sukabumi pada tahun
2012 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011. Berkaitan dengan
Program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun yang telah berjalan selama 7
tahun,

maka

angka

pembanding/pembaginya

yang

digunakan

Dinas

Pendidikan Kota Sukabumi menggunakan angka pembagi usia 18 tahun tidak


lagi menggunakan usia penduduk di atas 15 tahun, sehingga angka Rata-rata
Lama Sekolah (RLS) Kota Sukabumi sebesar 11,22 Tahun 2012.
d. Kondisi Umum Kesehatan dan Keluarga Berencana
Di Kota Sukabumi pembangunan di bidang kesehatan mendapat perhatian
yang lebih khusus. Upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang lebih baik. Kondisi tersebut pada akhirnya akan bermuara
terhadap

meningkatnya

kesehatan

masyarakat

secara

umum

sehingga

pembangunan yang sedang digiatkan pemerintah diharapkan bisa berakselerasi


positif terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Adapun derajat kesehatan masyarakat tersebut digambarkan antara lain
dengan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan anak balita,
angka harapan hidup (AHH) serta angka kelahiran. Program pengentasan
kemiskinan merupakan salah satu program prioritas di bidang kesehatan baik di
tingkat daerah maupun nasional. Untuk itu maka pemerintah pusat melalui
Kementerian Kesehatan meluncurkan kartu JAMKESMAS kepada penduduk
miskin yang akan menjamin pemegang kartu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan secara gratis. Sebagai tindak lanjutnya, maka Pemerintah Daerah Kota
Sukabumi menyediakan sarana dan prasarana penunjang termasuk regulasiregulasi yang memudahkan aplikasi program tersebut. Sehubungan dengan
terbatasnya kuota kartu JAMKESMAS yang diluncurkan Kementerian Kesehatan,
maka Pemerintah Daerah Kota Sukabumi membuat program JAMKESDA melalui
SK Walikota No. 14 tahun 2010, yang program tersebut menjamin masyarakat
miskin di luar kuota JAMKESMAS mendapatkan pelayanan kesehatan secara
gratis. Hal tersebut merupakan salah satu contoh upaya pemerintah dalam
peningkatan

- 31 -

peningkatan derajat kesehatan masyarakat untuk golongan ekonomi lemah atau


kurang beruntung.
Angka Harapan Hidup (AHH) harus diakui pencapaiannya belum
memenuhi target yang ditetapkan. Pada RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2008-2013
di tetapkan bahwa target pencapaian untuk AHH adalah sebesar 73,63 tahun.
Sedangkan pencapaian AHH pada tahun 2012 adalah 68,29 Tahun. Hal tersebut
salah satunya karena adanya perumusan baru dalam penghitungan AHH. Kondisi
aspek kesehatan Kota Sukabumi selama kurun waktu 2008-2012 dapat diuraikan
sebagai berikut :
1) Peningkatan cakupan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan,
dengan perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :

84,36

77

89,72

92,10

94,40

Cakupan Pertolongan
Persalinan dengan
Tenaga Kesehatan

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.8.
Cakupan Pertolongan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan
2) Persentase kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI), dengan
perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :

96,7

84,85

90,91

75,80

97,0
Cakupan UCI
Tingkat Kelurahan

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.9.
Cakupan UCI Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
3. Peningkatan

- 32 -

3) Peningkatan cakupan pelayanan bagi penderita gizi buruk, TBC, DBD telah
mencapai angka 100% pada tahun 2012.
4) Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pasien masyarakat miskin pada
pelayanan dasar, dengan perkembangan angka sebagai berikut :
95,48
78,88 78,70

70

103,53

Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
untuk masyarakat
miskin
2008 2009
2010

2011

2012

Gambar 2.10.
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Masyarakat Miskin
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
5) Gambaran cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin,
dengan perkembangan angka ini adalah sebagai berikut :

149,11
92

95

2008

2009

92,77

2010

89,37

2011

2012

Gambar 2.11.
Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk Masyarakat Miskin
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Data mengenai pelayanan kesehatan ini berdasarkan jumlah kunjungan pasien
masyarakat miskin yang mengajukan pelayanan kesehatan ke Puskesmasdan
Rumah Sakit. Dalam hal pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di
pelayanan

- 33 -

pelayanan kesehatan dasar, Pemerintah Kota Sukabumi telah memberikan


pelayanan kepada seluruh masyarakat miskin yang memerlukan, baik yang
terjamin oleh program Jamkesmas, Jamkesda atau bahkan diluar itu, sehingga
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin sudah dapat terpenuhi.
Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di Kota Sukabumi dapat
dilihat dari persentase pencapaian akseptor KB baru terhadap target yang telah
ditetapkan, yaitu mencapai 101,74 persen. Kecamatan Gunung Puyuh
merupakan kecamatan yang paling tinggi pencapaiannya yaitu sekitar 227,55
persen. Sedangkan pencapaian akseptor KB baru terkecil di Kecamatan
Citamiang yang hanya mencapai 58,95 persen. Gambaran Keluarga Berencana
di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.8.
Jumlah Pasangan Usia Subur, Target Akseptor, dan Realisasi KB Akhir
di Kota Sukabumi Tahun 20062011

No

Tahun

Jumlah
PUS
Proyeksi

PPM
Peserta
Aktif

1
2006
47.048
37.638
2
2007
47.948
39.080
3
2008
48.492
37.967
4
2009
49.833
37.967
5
2010
51.012
40.185
6
2011
57.049
47.780
Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012

Realisasi
Peserta
KB Aktif
36.248
37.145
37.164
38.928
39.973
44.801

%
Pencapaian
Terhadap
PPM
96,31
95,05
97,89
102,53
99,47
93,77

%
Pencapaian
Terhadap
PUS
77,04
77,47
76,64
78,12
78,36
78,53

e. Kondisi Umum Pariwisata, Seni Budaya, dan Olah Raga


Beberapa gambaran umum yang berkaitan dengan pariwisata, seni budaya,
dan olahraga Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :
1) Pariwisata
Kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi relatif masih sangat kecil. Secara
keseluruhan hanya tercatat 2 obyek wisata, 47 penginapan remaja, 6 kolam renang
serta beberapa usaha pariwisata lainnya yang meliputi bilyard, golf, karaoke, dan
ketangkasan.
Dalam

- 34 -

Dalam pengembangan wisata Kota Sukabumi, pada tahun 2008 sampai


tahun 2009 terjadi peningkatan banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2008
sebanyak 94.088 orang, yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 29
orang dan wisatawan nusantara sebanyak 94,059. Kemudian pada tahun 2009
sebanyak 38.275 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 119
orang dan wisatawan nusantara sebanyak 38.156. Kemudian pada tahun 2010
sampai 2011 terjadi penurunan jumlah wisata mancanegara dari jumlah 2,794
turun menjadi 591, tetapi jumlah wisata nusantara terjadi peningkatan dari jumlah
107,679 pada tahun 2010 meningkat menjadi 140,409 pada tahun 2011.
Jumlah tempat Pariwisata lainnya seperti restoran, karaoke, dan kolam
renang setiap tahunnya meningkat. Restoran pada tahun 2009 berjumlah 74
sampai tahun 2011 berjumlah 76, tempat karaoke dari tahun 2008 berjumlah 3
pada tahun 2012 menjadi 7, kemudian objek wisata kolam renang jumlahnya
meningkat dari 4 pada tahun 2008 menjadi 6 pada tahun 2012.

2) Seni Budaya
Pembangunan di bidang seni dan budaya sudah mengalami kemajuan
yakni ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap keanekaragaman
budaya, pentingnya toleransi dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah
tanpa adanya kekerasan serta mulai berkembangnya interaksi antar budaya.
Pentingnya pembangunan kebudayaan di Kota Sukabumi ditujukan dalam rangka
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan kaidah kebudayaan daerah itu
sendiri dan yang lebih penting adalah melestarikan jati diri dan nilai budaya di
tengah semakin derasnya informasi dan pengaruh negatif budaya asing yang
sudah masuk ke Indonesia.
Kondisi seni dan budaya yang ada di Kota Sukabumi dapat dilihat dari
jumlah sanggar seni yang aktif berjumlah 5 sanggar, jumlah gedung kesenian
sebanyak 2 buah, dan 1 kali dalam satu tahun dilaksanakan atraksi budaya yang
berupa Helaran Budaya Kota Sukabumi.
3) Olah Raga
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga ini telah dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam Olahraga. Hal ini ditandai dengan (a) Sampai
dengan

- 35 -

dengan Tahun 2012 terjadi penambahan titik senam dari tiga titik senam menjadi
sebelas titik senam. Tiga titik dibiayai dari APBD, sedangkan sisanya 8 titik
lainnya merupakan partisipasi masyarakat. (b) Pelaksanaan Pekan Olahraga Kota
(PORKOTA) secara rutin 2 (dua) tahun sekali yang diikuti oleh 7 Kecamatan. (c)
Meningkatnya partisipasi mahasiswa dalam keikutsertaan dalam Invitasi Olahraga
Mahasiswa bekerja sama dengan KNPI Kota Sukabumi. (d) Berpartisipasi dalam
pelaksanaan Pekan Olahraga Pemerintah Antar Daerah (PORPEMDA) Tingkat
Jawa Barat. (e) Tingginya keikutsertaan masyarakat kalangan lansia dan
penyandang cacat untuk ikut ambil bagian dalam lomba olahraga yang
diselenggarakan dalam rangka hari lansia. (f) Semakin banyaknya event dan dan
proposal yang masuk untuk meminta rekomendasi kegiatan dan termasuk
bantuan terutama untuk urusan olahraga.
C. ASPEK PELAYANAN UMUM
1. Layanan Urusan Wajib
Aspek Pelayanan Umum adalah pelayanan yang berkaitan dengan urusan
wajib maupun urusan pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi,
bidang-bidang yang merupakan urusan Pemerintah Kota Sukabumi yaitu bidang
urusan: (a) pendidikan; (b) kesehatan; (c) Lingkungan hidup; (d) Pekerjaan umum,
perumahan dan penataan ruang; (e) Perencanaan pembangunan; (f) Kepemudaan
dan olahraga; (g) Penanaman modal; (h) Koperasi dan usaha kecil menengah; (i)
Kependudukan dan catatan sipil; (j) Sosial dan Ketenaga Kerjaan; (k)
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan
keluarga sejahtera, pemberdayaan masyarakat dan desa; (l) Perhubungan; (m)
Komunikasi dan informatika; (n) Pertanahan; (o) Kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri; (p) Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; (q) Kebudayaan; dan (r)
Perpustakaan.
a. Pendidikan
Dalam kerangka upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah, menanggulangi masalah
pengangguran

- 36 -

pengangguran serta pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana dan


peningkatan produktifitas kerja, secara berkesinambungan Pemerintah Kota
Sukabumi telah, sedang dan akan terus-menerus menyediakan sarana prasarana
pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang diperlukan. Kondisi
jumlah sekolah, ruang kelas dan rombongan belajar di Kota Sukabumi Tahun
2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.9.
Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Rombongan Belajar
Kota Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
No
Jenjang
1 Taman Kanakkanak

Uraian
2008 2009
Jumlah Sekolah
50
55
Jumlah Ruang Kelas
79
136
Jumlah Romb. Belajar 138 141
2 Sekolah Dasar Jumlah Sekolah
119 120
Jumlah Ruang Kelas
862 897
Jumlah Romb. Belajar 948 942
3 Sekolah
Jumlah Sekolah
33
33
Menengah
Jumlah Ruang Kelas
370 373
Pertama
Jumlah Romb. Belajar 332 373
4 Sekolah
Jumlah Sekolah
17
17
Menengah
Jumlah Ruang Kelas
210 215
Umum
Jumlah Romb. Belajar 236 221
5 Sekolah
Jumlah Sekolah
17
20
Menengah
Jumlah Ruang Kelas
204 213
Kejuruan
Jumlah Romb. Belajar 227 275
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013

2010
55
143
141
123
929
960
35
410
367
16
249
220
21
235
303

2011
55
141
147
123
929
1004
35
413
408
15
250
243
23
241
288

2012
60
150
158
123
933
1023
35
403
407
15
250
224
23
258
295

Tabel di atas memperlihatkan beberapa informasi pokok tentang jumlah


sekolah, jumlah ruang kelas dan kondisinya, dan jumlah rombongan belajar pada
setiap jenjang pendidikan. Jumlah sekolah TK untuk tiga tahun terakhir (20102012) meningkat dari jumlah 55 menjadi 60 sekolah pada tahun 2012, dengan
ruang kelas dan rombongan belajar yang relatif meningkat. Untuk jumlah sekolah
SD untuk tiga tahun terakhir (2010-2012) relatif stabil yaitu berjumlah 123 sekolah,
dengan ruang kelas dan rombongan belajar cenderung meningkat. Begitu pula
dengan jumlah sekolah SMP, SMA dan SMK relatif stabil dengan jumlah kelas dan
rombongan belajar selama tiga tahun terakhir (2010-2012) cenderung meningkat.
Selain sarana dan prasarana, kondisi dan jumlah guru juga memegang peranan
penting, kondisi tersebut diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.10

- 37 -

Tabel 2.10.
Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
No.
Uraian
2008
2009
1 Guru TK
Lulusan S1/S2
27
82
Jumlah
301
301
2 Guru SD
Lulusan S1/S2
499
800
Jumlah
1448
1447
3 Guru SMP
Lulusan S1/S2
586
612
Jumlah
718
718
4 Guru SMA
Lulusan S1/S2
461
469
Jumlah
594
594
5 Guru SMK
Lulusan S1/S2
445
485
Jumlah
571
569
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013

2010

2011

2012

85
275

91
295

95
334

852
1496

1021
1555

1222
1564

635
799

668
891

720
808

475
543

489
575

513
568

523
745

598
794

756
811

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa secara umum jumlah guru


cenderung meningkat pada jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK setiap tahunnya.
Dilihat dari persyaratan pendidikan formal yang harus dipenuhi oleh seorang
guru pada semua tingkatan pendidikan (PAUD sampai dengan SMA) minimal
harus berpendidikan setingkat S1 (Sarjana), terlihat bahwa pada semua jenjang
pendidikan dominan sudah tersedia. Dari ketersediaan sarana prasarana fisik
beserta jumlah guru yang ada tersebut, semakin baik kondisi rasio pendidikan
maka semakin menuju pada peningkatan kualitas pendidikan, khususnya
pelayanan pendidikan ditinjau dari sekolah, kelas, dan guru. Selanjutnya dapat
diketahui rasio pendidikan di Kota Sukabumi sebagaimana terlihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.11.
Rasio Pendidikan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
No.
Uraian
1. Rasio Siswa per Sekolah
SD
SMP
SMA
SMK

2008

2009

2010

2011

2012

293
403
555
419

269
415
468
451

275
405
491
524

283
407
533
472

278
406
505
478

2. Rasio

- 38 -

No.
Uraian
2008
2. Rasio Siswa per Guru
SD
24
SMP
19
SMA
16
SMK
12
3. Rasio Siswa Per Kelas
SD
37
SMP
40
SMA
40
SMK
31
4. Rasio Kelas Per Ruang Kelas
SD
1.1
SMP
1.9
SMA
1.1
SMK
1.1
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, 2013

2009

2010

2011

2012

22
19
13
16

23
18
14
15

22
16
14
14

22
18
13
14

34
37
36
33

35
39
36
36

35
35
33
38

33
35
34
37

1.1
1.0
1.0
1.3

1.0
0.9
0.9
1.3

1.1
1.0
1.0
1.2

1.1
1.0
0.9
1.1

Rasio siswa per sekolah memiliki arti bahwa satu sekolah menampung
sejumlah siswa. Data menunjukan bahwa rasio terbesar ada di SMA, kemudian
secara berurutan diikuti oleh SMK, SMP dan SD. Untuk rasio siswa per guru dapat
diartikan bahwa satu guru melayani beberapa siswa. Rasio terbaik pada saat tidak
terlalu banyak siswa yang dilayani oleh seorang guru, hal ini ditujukan untuk
meningkatkan kualitas hubungan siswa dengan guru. Data menunjukan bahwa
rasio terbaik ada pada SMA, kemudian secara berurutan diikuti oleh SMK, SMP
dan SD. Rasio siswa per kelas, artinya jumlah siswa yang dapat ditampung pada
sebuah kelas, semakin sedikit siswa (sesuai standar) dalam satu kelas, maka
semakin baik pula proses belajar mengajar yang akan tercipta. Rasio siswa per
kelas rata-rata masih di atas 30. Rasio kelas per ruang kelas, artinya berapa kelas
(rombongan belajar) yang dapat dibentuk dari sebuah ruang kelas, artinya
semakin banyak rombongan belajar yang terbentuk dari sebuah ruang kelas, maka
semakin optimal pemanfaatan (efisiensi) yang diperoleh. Data menunjukan bahwa
pada umumnya rasio berada di atas 1,00 (untuk tahun 2008-2012), artinya tingkat
rasio atau efisiensi penggunaan ruang kelas sudah cukup baik.
b. Kesehatan
Salah

satu

tujuan

pembangunan

kesehatan

adalah

meningkatkan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Tujuan tersebut akan tercapai apabila


derajat

- 39 -

derajat kesehatan masyarakat meningkat, melalui peningkatan mutu dan


jangkauan pelayanan kesehatan yang merata, serta mengembangkan kesadaran
yang tinggi merupakan suatu prakondisi untuk meningkatkan produktivitas
sumber daya manusia. Upaya peningkatan derajat kesehatan merupakan bagian
dari peningkatan pembangunan di Kota Sukabumi. Sesuai dengan Undang
Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, semua aktivitas pembangunan
kesehatan ditunjukkan melalui status kesehatan yang memberikan kontribusi
kepada kualitas kehidupan yang produktif dan lebih tinggi secara sosial maupun
ekonomi.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat juga ditentukan oleh kualitas
maupun kuantitas tenaga kesehatan yang dimiliki, gambaran umum tenaga
kesehatan yang dimiliki oleh Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.12.
Tenaga Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011
Tenaga Kesehatan
Unit Kerja

Medis

Perawat
Farmasi
& Bidan

Puskesmas Selabatu

15

Puskesmas Karang Tengah

13

Puskesmas Sukabumi
Puskesmas Cipelang
Puskesmas Benteng

Puskesmas Pabuaran

Puskesmas Sukakarya
Puskesmas Tipar

Puskesmas Nanggeleng

Puskesmas Gd. Panjang

Puskesmas Cibeureum Hilir


Puskesmas Limusnunggal
Puskesmas Baros

Puskesmas Lembursitu
Puskesmas Cikundul
Labkesda

Jumlah

4
5
3
2
3
4
1

18
13
11
11
11
8
8

11

22

3
2
4
2
-

50

10
10
17
12
-

190

Gizi
-

28

20

1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
-

20

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Teknisi
Sanitasi Kesmas Jumlah
Medis

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

14

1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
8

26

1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
2
1
-

2
-

1
1
-

14

1
1
-

14

29
24
19
19
19
16
15
18
17
17
34
27
18
8

328

Apabila dilihat dari sarana kesehatan yang ada sebagai penunjang


pelayanan kesehatan pada masyarakat, sarana kesehatan di Kota Sukabumi
meliputi sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (puskesmas dan rumah
sakit), ada juga sarana kesehatan yang bersumber daya masyarakat (UKBM).
Jumlah

- 40 -

Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota Sukabumi jumlahnya cukup


memadai, jumlah rumah sakit umum ada lima yaitu R.Syamsudin, SH (daerah), RS
Asyifa, dan Kartika (Swasta), RS Wirabhakti Husada (Polri) dan RS DKT (TNI)
dengan jumlah tempat tidur total 617. Wujud perhatian terhadap kesehatan ibu
dan anak, di Kota Sukabumi juga terdapat Rumah sakit bersalin dua buah dengan
jumlah tempat tidur 58 buah dan satu buah rumah bersalin. Namun untuk rumah
sakit khusus belum tersedia, sedangkan khusus untuk penderita jiwa RSUD. R.
Syamsudin SH menyediakan tempat rawat inap khusus yang dilengkapi dengan
dokter spesialis jiwa dan perawat yang terlatih.
Selain rumah sakit, di Kota Sukabumi juga terdapat 15 Puskesmas
termasuk puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) mampu PONED 3 lokasi,
Puskesmas Mampu PONED sebanyak 1 lokasi, puskesmas pembantu ada
sebanyak 20, serta puskesmas keliling sebanyak 15 lokasi. Sarana kesehatan
lainnya seperti praktek dokter gigi, dokter umum, dan dokter spesialis yang
dilengkapi dengan laboratorium dan apotik tersedia lengkap di Kota Sukabumi,
sehingga tidak ada alasan bagi penduduk Kota Sukabumi untuk tidak terlayani
kebutuhan kesehatannya. Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi yang melayani
kesehatan masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.13.
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Sukabumi Tahun 2011
No
1

Fasilitas
Pemerintah :
Puskesmas
Puskesmas DTP
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
RSUD
Swasta :
RS Swasta
RS BUMN / Instansi
Rumah Bersalin
Balai Pengobatan
Dokter Praktek Swasta
Bidan Praktek
Pengobatan Tradisional
Apotek
Toko Obat

Baros

1
2
1

1
18
17
5
3
1

Sumber : BPS Kota Sukabumi, 2012

Kecamatan
Gunung
Cikole
Puyuh

Citamiang

Warudoyong

1
3

3
3

4
2

1
1
1
5
34
22
4
4

4
29
14
4
5
4

1
3
30
8
4
4
1

1
1
4
2
1

Cibeureum

Lembursitu

1
1
4
2

2
2

1
1
8
63
21
20
27
8

1
28
8
2
1

2
31
17
3
1

Jenis

- 41 -

Jenis sarana upaya kesehatan lain adalah yang bersumber daya masyarakat
(UKBM) dintaranya adalah Posyandu, Tanaman Obat Keluarga (Toga), Pos
Kesehatan Pesantren (poskestren), dan Saka Bakti Husada (SBH). Sedangkan yang
lainnya seperti Pos Obat Desa (POD), Poliklinik desa (Polindes), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (UKK) tidak ada, hal ini disebabkan karena wilayah Kota
Sukabumi relatif kecil dan akses ke sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas
maupun rumah sakit relatif mudah terjangkau.
c. Lingkungan Hidup
Aspek lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang memegang
peranan penting dalam mendukung kehidupan masyarakat. Semakin menurunnya
kualitas, daya dukung dan daya tampung lingkungn akibat pertumbuhan jumlah
penduduk beserta aktivitasnya mengakibatkan kerusakan lingkungan yang
semakin meningkat. Kota Sukabumi sebagai daerah urban yang mempunyai ratarata kepadatan penduduk 7.417,08 jiwa/km2 , tidak terlepas dari permasalahan
yang berkaitan dengan lingkungan. Permasalahan tersebut pada dasarnya sama
dengan kota-kota lain di Indonesia, yaitu sampah, lingkungan kumuh serta
pencemaran air dan udara meskipun secara kuantitas dan kualitas tingkatannya
berbeda. Di Kota Sukabumi yang menjadi sumber pencemaran yang utama adalah
limbah rumahtangga, sedangkan sumber pencemaran yang berasal dari industri
atau perusahaan lainnya hampir tidak ada.
1) Pengelolaan Persampahan
Volume sampah yang terangkut di Kota Sukabumi baru mencapai 82 %.
Daerah pelayanan belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Sukabumi.
Kecilnya jangkauan pelayanan persampahan di Kota Sukabumi dikarenakan
sumber daya dan prasarana yang masih kurang. Masyarakat yang tidak terlayani
sistem, mengelola sampahnya dengan cara membakar atau menimbun di halaman.
Tetapi sebagian besar masyarakat yang tidak mempunyai halaman yang cukup,
membuang sampah ke tempat-tempat terbuka dan sungai. Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir sampah (TPA) yang digunakan saat ini di Kota Sukabumi
terletak di Kelurahan Cikundul Kecamatan Lembursitu. TPA Cikundul memiliki
luas

- 42 -

luas 10,66 Ha. Metoda yang diterapkan di TPA Cikundul adalah controlled landfill
tetapi belum optimal. Eksistensi TPA Cikundul pada gilirannya menjadi faktor
penting dalam pengelolaan sampah. Tanpa adanya TPA, sampah yang
terakumulasi akan menimbulkan masalah. Volume sampah di Kota Sukabumi
pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.14.
Volume Sampah di Kota Sukabumi Tahun 2010-2011
No
1
2

Tahun
2010
2011

Bulan
Januari s.d. Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total Tahun 2011
Sumber: Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Volume (ton)
40.875,919
3.609,932
3.577,332
3.685,790
3.327,441
3.416,136
2.865,961
3.018,016
2.988,336
5.773,636
3.280,832
3.113,314
3.212,728
41.869,454

2) Sanitasi Lingkungan
Di Kota Sukabumi sebagian besar rumah tangga masih membuang tinja ke
sungai yaitu sebanyak 58,05 persen, sedangkan ke tangki septik/spal sebanyak
33,46 persen. Mengingat masih cukup tingginya pembuangan tinja ke sungai, hal
ini perlu perhatian yang serius karena hal itu berpotensi mencemari sungai.
Apabila dibiarkan, pada akhirnya juga berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat terutama yang tinggal sekitar sungai.
Tinja ini merupakan salah satu sumber pencemaran yang dihasilkan dari
rumahtangga. Ketersedianya tempat membuang air besar di setiap rumah selain
berfungsi normatif, akan tetapi juga mempunyai fungsi kesehatan. Namun yang
lebih penting lagi serta harus menjadi perhatian adalah fasilitas tempat akhir
membuang air besar, apabila hal tersebut dilakukan dengan sembarangan dan
3. Peningkatan

- 43 -

tidak menggunakan fasilitas yang aman seperti tangki/spal maka akan


mengakibatkan tercemarnya air tanah dan air sungai dengan bakteri yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia.

Gambar. 2.12.
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Akhir Pembuangan
Tinja Di Kota Sukabumi Tahun 2011
Untuk melayani masyarakat dalam aspek sanitasi ini, Pemerintah Kota
Sukabumi menyediakan layanan penyedotan tinja, volume tinja yang disedot pada
thun 2011 mencapai 380 m, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.15.
Volume Penyedotan Tinja di Kota Sukabumi
Tahun 2010-2011
No
1
2

Tahun
2010
2011

Bulan
Januari s.d. Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total Tahun 2011
Sumber: Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Volume (ton)
435,0
24,5
29,0
42,0
21,0
33,0
34,0
43,5
21,0
45,5
39,0
39,5
8,0
380,0

3. Ruang

- 44 -

3) Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota


Ruang terbuka hijau merupakan aspek yang diperhatikan oleh Pemerintah
Kota Sukabumi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kota Sukabumi harus dapat
mengalokasikan sebesar 30% dari wilayahnya untuk Ruang Terbuka Hijau.
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan taman-taman Kota yang dapat
digunakan sebagai ruang publik dilaksanakan secara berkesinambungan dan
sesuai dengan kemampuan daerah. Pemerintah Kota Sukabumi juga telah
menetapkan kawasan Kibitai yang terletak di Kelurahan Cikundul menjadi Hutan
Kota.
Selain itu untuk mempertahankan kualitas lingkungan hidup secara
berkelanjutan dilakukan beberapa program yaitu :
1) Program kali bersih dilaksanakan dengan melibatkan komponen masyarakat
peduli lingkungan hidup, begitu juga dengan pengujian kualitas udara yang
dilaksanakan di beberapa titik. Program ini juga dilaksanakan paralel dengan
kegiatan uji emisi gas buang dari kendaraan bermotor, meskipun pengujian ini
baru bisa dilaksanakan dengan sistem uji petik/sampling.
2) Analisis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen
pengendalian lingkungan hidup diarahkan dalam rangka mempertahankan
kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan.
d. Pekerjaan Umum
Pelayanan Umum yang merupakan urusan wajib yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Sukabumi dalah urusan wajib Pekerjaan Umum yang menangani
penyediaan infrastruktur kota seperti jalan dan jembatan, pengairan, drainase, air
bersih dan perumahan permukiman. Gambaran umum infrastruktur kota yang
menjadi urusan wajib Kota Sukabumi dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Jalan dan Jembatan
Jalan merupakan sarana yang sangat vital dalam perhubungan, secara
keseluruhan panjang ruas jalan di Kota Sukabumi mencapai 142,53 km yang terdiri
dari jalan negara, jalan provinsi dan jalan kota dengan permukaan semuanya
sudah

- 45 -

sudah beraspal. Dari semuanya itu kondisi pada tahun 2012 sepanjang 82,65 Km
kondisinya baik, 35,58Km kondisi sedang dan sisanya 19,83 Km kondisinya rusak
dan 4,48 Km kondisi rusak berat. Cukup banyaknya jalan dengan kondisi rusak di
Kota Sukabumi ini cukup mengganggu jika tidak segera ditangani lambat laun
akan berpengaruh terhadap roda perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
Posisi Kota Sukabumi yang sangat strategis menjadikan Kota Sukabumi menjadi
kota yang banyak dilalui oleh kendaraan besar maupun kecil, yang akan
berdampak terhadap kepadatan lalu lintas maupun beban yang harus ditanggung
oleh jalan itu sendiri, sehingga akan berakibat jalan menjadi cepat rusak dan selalu
membutuhkan perbaikan maupun perawatan.
Gambaran umum kondisi jalan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.16.
Panjang Jalan Dirinci Menurut Keadaan Dan Status Jalan
Di Kota Sukabumi Pada Tahun 2010- 2011
No
1

Keadaan

Status Jalan (Km) / Tahun


Jalan Negara
Jalan Propinsi
Jalan Kab/Kota
2010
2011
2010
2011
2010
2011

Jenis permukan;
a. Aspal
8,50
8,50
b. Kerikil
c. Tanah
d. Tak Diperkeras
2 Kondisi jalan;
a. Baik
6,29
6,38
b. Sedang
2,21
2,13
c. Rusak
d. Rusak Berat
3 Kelas jalan;
a. Kelas I
8,50
8,50
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas III A
e. Kelas III B
f. Kelas III C
g. Tidak dirinci
Jumlah
8,50
8,50
Sumber : Dinas Tarumkim Kota Sukabumi, 2012

15,09
-

15,09
-

142,53
-

142,53
-

10,48
3,44
1,17
-

10,41
3,58
1,10
-

81,96
34,06
23,20
3,31

82,65
35,58
19,83
4,48

15,09
15,09

15,09
-

124,62
17,91
142,53

124,62
17,91
142,53

15,09

Pemeliharaan

- 46 -

Pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan telah


dilaksanakan secara berkesinambungan, sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Untuk jalan kota, jalan mantap terdiri dari kondisi jalan baik dan jalan sedang,
sedangkan jalan tidak mantap terdiri dari kondisi jalan rusak ringan dan jalan
rusak berat. Perkembangan tahunan rasio kemantapan jalan ini dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :

84

85

85
87
87
62,5462,1763,57 65 67,07
67,0264,16
64,20 66,35

2008

2009

Jalan Kota

2010

2011

Jembatan

65

2012

Jalan Lingkungan

Gambar 2.13.
Persentase Kemantapan Jalan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan,
Pemerintah Kota Sukabumi telah melengkapi sarana pendukung jalan yang ada
dengan Penerangan Jalan umum dengan perician sebagai berikut :
Tabel 2.17.
Lokasi dan Titik Penerangan Jalan Umum
Di Kota Sukabumi Tahun 2010- 2011
No

Jumlah Lokasi (Titik)

Jumlah Lampu (Titik)

20
20
22
24
31
24
18

353
405
403
400
692
315
392

Lampu Hias Kota


27
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

115

1
2
3
4
5
6
7

Lokasi
Baros
Citamiang
Warudoyong
Gunung Puyuh
Cikole
Lembursitu
Cibeureum

2. Pengairan

- 47 -

2) Pengairan
Di wilayah Kota Sukabumi tercatat 21 Daerah Irigasi seluas 2.222,8 Ha
dengan Daerah Irigasi (DI) Cisuda merupakan daerah irigasi terluas yaitu sekitar
635 Ha. Selain di wilayah Kota Sukabumi, juga terdapat 3 Daerah Irigasi (DI) lintas
wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi yaitu DI Ciharempoy, DI Cibeureum Batas,
dan DI Parung Seah. Kota Sukabumi juga telah memiliki prasarana pengairan
yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan untuk mendukung kegiatan sektor
pertanian. Kondisi pengairan yang terdapat di wilayah Kota Sukabumi tersebut
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.18.
Daerah Irigasi Di Kota Sukabumi
No.

Daerah Irigasi ( DI )
Wilayah Kota Sukabumi
1.
DI. Ceger
2.
DI. Cibeureum
3.
DI. Salakaso
4.
DI. Cibitung
5.
DI. Cisuda
6.
DI. Cisaray
7.
DI. Ciaul
8.
DI. Tonjong
9.
DI. Cisarua
10. DI. Tipar
11. DI. Cipanengah
12. DI. Cikapek
13. DI. Cibandung
14. DI. Cipelang Leutik
15. DI. Sawah Bera
16. DI. Ciwalung
17. DI. Cipelang
18. DI. Ciseupan
10. DI. Ciseureuh
20. DI. Cijambe
21. DI. Sukamantri
Lintas Wilayah Kota/Kabupaten Sukabumi
1.
DI. Ciharempoy
2.
DI. Cibeureum Batas
3.
DI. Parung Seah
Jumlah
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Luas ( Ha )
32
104
84
165
635
23
58
84
11,8
49
50.5
26
20
37
234,5
34
413
31
30
91
10
5
25
2202,3

Pemeliharaan

- 48 -

Pemeliharaan dan peningkatan kualitas saluran irigasi juga telah


dilaksanakan secara kontinyu dan sesuai kebutuhan/kemampuan. Cakupan
pelayanan irigasi pada tahun 2012 telah mencapai 79,62%
3) Drainase
Saat ini ada sebanyak 19 (sembilan belas) sungai melewati Kota Sukabumi,
dan sungai besar yang dijadikan pembuangan akhir dari sistem drainase Kota
Sukabumi adalah sebanyak 2 (dua) buah yaitu Sungai Cipelang dan Sungai
Cimandiri. Sedangkan sungai yang melintasi Kota Sukabumi sebelum akhirnya
bermuara di Sungai Cipelang dan Sungai Cimandiri yaitu Sungai Cisuda, Sungai
Cibulang dan Sungai Ciharempoy.
Untuk saluran drainase kota,

dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu

secara makro dan mikro, dengan penjelsan sebagai berikut :


a) Drainase Makro
Saluran drainase makro adalah saluran pembuangan alami, seperti sungaisungai yang mengalir di wilayah Kota Sukabumi. Sungai ini dimanfaatkan untuk
saluran pembuangan yang menampung air dari berbagai saluran drainase di
wilayah Kota Sukabumi. Sungai-sungai yang mengalir di Kota Sukabumi baik
sungai besar maupun sungai kecil adalah Sungai Cigunung, Sungai Cipelang
Gede, Sungai Cibandung, Sungai Cisuda, Sungai Ciparay, Sungai Ciandam,
Sungai Cibeureum, Sungai Cimandiri, Sungai Cijambe, Sungai Ciseureuh, Sungai
Cipada, Sungai Cipelang, Sungai Ciwalung, Sungai Cimeuncreung, Sungai
Ciparigi, Sungai Ciwangi, Sungai Cikiray, Sungai Citamiang dan Sungai
Cipanengah.
Wilayah Kota Sukabumi terbagi dalam 4 tangkapan air (Catchment Area)
yaitu Sungai Cibeureum, Sungai Cimandiri, Sungai Cipelang, Sungai Cisuda.
Kondisi dari sungai-sungai besar tersebut cukup bagus sedangkan untuk sungaisungai kecil tidak sebagus sungai-sungai besar, melainkan sangat memprihatinkan
seperti banyaknya sampah, pepohonan, ilalang dan lumpur bahkan berdiri rumah
di atasnya.
b. Drainase

- 49 -

b) Drainase Mikro
Saluran drainse mikro adalah saluran pembagi air hujan yang mengikuti
pola jaringan jalan. Pada akhirnya saluran ini bermuara pada anak sungai terdekat
dan selanjutnya dibawa ke sungai besar sebagai badan air penerima. Saluran
drainase di Kota Sukabumi selain berfungsi sebagai penampung air hujan menuju
badan air penerima, juga berfungsi sebagai penyalur limbah cucian, masak, mandi
dan hasil dari kegiatan kota.
Secara umum sistem drainase di wilayah Kota Sukabumi mengikuti
kondisi topografi yang cenderung memiliki kemiringan ke arah selatan. Saluran
drainase di Kota Sukabumi masih banyak yang tidak berkesinambungan dan tidak
terpelihara dengan baik.
4) Air Bersih
Air sudah merupakan barang yang memiliki nilai ekonomis. Terlebih
dengan semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup, air bersih semakin sulit
untuk diperoleh. PDAM Kota Sukabumi sebagai perusahaan daerah yang
menyediakan sarana air bersih bagi masyarakat, mempunyai kemampuan yang
sangat terbatas dalam melayani masyarakat Kota Sukabumi. Selain keterbatasan
sumber air bersih juga memiliki keterbatasan jaringan, belum lagi dengan adanya
kebocoran-kebocoran pada jaringan. Dari informasi yang disajikan pada tabel di
bawah terlihat bahwa volume air yang disalurkan oleh PDAM setiap tahunnya
fluktuatif. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah pelanggan terus
mengalami penurunan, contohnya dari 21.571 pelanggan pada tahun 2010 turun
menjadi hanya 19.940 pelanggan pada tahun 2011. Hal ini mungkin dikarenakan
banyak penduduk beralih memakai air kemasan atau isi ulang dan pompa/sumur.
Pola peralihan ini dapat juga dilihat dari hasil Survei Susenas mengenai
penggunaan fasilitas air minum rumah tangga sebagaimana tabel di bawah.
Penggunaan fasilitas air minum dari air ledeng meteran mengalami penurunan
dari 11,91 persen pada tahun 2010 menjadi 9,38 persen pada tahun 2011.
Penggunaan air pompa /sumur naik dari 53,03 persen pada tahun 2010 menjadi
59,64 persen pada tahun 2011. Disini kelihatan bahwa pola pergeseran
penggunaan air minum jelas terlihat.
Tabel 2.19.

- 50 -

Tabel 2.19.
Volume Air Yang Disalurkan Dan Pelanggan PDAM
Di Kota Sukabumi dari Tahun 2007 s.d. 2011
No

Tahun

Volume Air (M3)

1
2007
2
2008
3
2009
4
2010
5
2011
Sumber: BPS Kota Sukabumi, 2012

Pelanggan

4.101.324
4.026.980
4.312.289
4.171.125
4.110.775

21.593
21.554
21.608
20.571
19.940

Tabel 2.20.
Persentase Rumahtangga Pengguna Fasilitas Air Minum
menurut Jenis Fasilitas Tahun 2009-2011
Pengguaan
Fasilitas Air Minum
1 Air kemasan bermerk
2 Air isi ulang
3 Leding meteran
4 Leding eceran
5 pompa/sumur
6 Lainnya
Sumber: BPS Kota Sukabumi, 2012
No

2009

2010

2011

8,83
12,50
8,80
1,29
67,51
1,07

19,55
13,93
11,91
0,67
53,03
0,91

15,12
14,37
9,38
0,59
59,65
0,91

5) Perumahan dan Permukiman


Fungsi
semestinya

rumah

sebagai

memberikan

tempat

kenyamanan

bernaung/berteduh
bagi

penghuninya,

dan

berkreasi

sehingga

akan

mendorong tingkat kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4


tahun 1992

tentang Perumahan dan Pemukiman, didefinisikan rumah adalah

bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. Dalam kaitan ini pula kualitas perumahan dan lingkungan
turut menentukan dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat. Terdapat
tujuh unsur yang merupakan syarat rumah dapat dikatakan lengkap.Dari ketujuh
unsur tersebut yaitu; pertama rumah tersebut permanen, kedua rumah tersebut
memiliki fasilitas kamar khusus untuk tidur, ketiga memiliki dapur khusus untuk
aktifitas memasak, keempat memiliki kamar mandi, kelima memiliki kakus untuk
keperluan buang air besar, keenam ada sarana air bersih yang layak untuk
diminum dan ketujuh memiliki sarana penerangan listrik. Kondisi kualitas
perumahan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.21.

- 51 -

Tabel 2.21.
Persentase Beberapa Indikator Kualitas Perumahan
Di Kota Sukabumi Tahun 2007-2011
No.

Indikator Kualitas Perumahan

1
Luas lantai < 20 m2
2
Atap Layak (bukan Dedaunan)
3
Dinding Tembok
Sumber : Data Susenas 2007-2011

2007
3,56
100
76,9

2008
3,35
100
76,36

T a h
2009
4,44
100
83,08

un
2010
2,7
99,33
87,87

2011
3,35
100
79,40

Dari tabel di atas terlihat beberapa indikator kualitas perumahan yang ada
di Kota Sukabumi menunjukkan bahwa secara umum indikator kualitas
perumahan sudah cukup baik, ini terlihat dari rumah tangga yang masih memiliki
rumah dengan luas lantai <20m2 hanya sebesar 3,35 persen, sedangkan untuk
fasilitas perumahan lainnya yaitu atap seluruh rumah tangga menyatakan yang
sudah memiliki rumah dengan atap layak yaitu atap beton, genteng dan asbes.
Rumah tangga yang memiliki rumah dengan dinding tembok mencapai 79,40
persen, sisanya sebanyak 20,60 persen masih menggunakan dinding kayu, bambu
atau lainnya.
Kelengkapan fasilitas rumah lainnya seperti penerangan, air minum dan
jamban yang cukup menentukan dalam mengukur tingkat kenyamanan, pada
umumnya di Kota Sukabumi relatif baik. Pada tahun 2011, jumlah rumah yang
menggunakan fasilitas listrik hampir merata yaitu mencapai 99,78 persen. Jumlah
ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan walaupun
pada umumnya penduduk Kota Sukabumi sudah menikmati fasilitas penerangan
listrik tetapi ada sebagian kecil yang masih belum tersentuh penerangan listrik
yaitu sebanyak 0,22 persen.

Selanjutnya untuk rumah yang memiliki fasilitas

jamban sendiri pada tahun 2011 sudah mencapai 78,45 persen.


Rumah dengan fasilitas air minum ledeng yaitu sebesar 9,97 persen, tetapi
hal ini tidak serta merta diartikan bahwa sisanya sebanyak 90,03 persen
menggunakan fasilitas air minum dengan kualitas lebih rendah, karena ada
sebagian penduduk yang menggunakan fasilitas air minum kemasan atau galon
dan sumur artesis atau sumur bor. Variabel air minum kemasan tidak ditampilkan
karena sampai dengan saat ini fasilitas air minum yang dijadikan acuan sebagai
fasilitas perumahan layak baru fasilitas air minum ledeng atau PAM, pada tahuntahun

- 52 -

tahun berikutnya besar kemungkinan bahwa fasilitas air minum kemasan akan
dimasukan sebagai standar hidup layak.
Tabel 2.22.
Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan
Kota Sukabumi Tahun 2007-2011
No.

Fasilitas Perumahaan

1
Penerangan Listrik
2
Air Minum Ledeng
3
Jamban sendiri
Sumber : Data Susenas 2007 2011

2007
98,26
14,58
78,52

2008
98,74
11,3
74,06

T a h un
2009
2010
99,57
99,55
10,06
12,58
79,51
85,62

2011
99,78
9,97
78,45

e. Perencanaan Pembangunan Daerah


Dalam rentang waktu lima tahun terakhir, secara umum kinerja perencanaan
pembangunan daerah telah berhasil meningkatkan kinerja perencanaan baik
perencanaan tahunan, lima tahunan, dan juga jangka panjang (20 tahun). Peran serta
masyarakat dalam perencanaan pembangunan selama kurun waktu 2008-2012
mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan adanya program penguatan fungsi dan
peran SKPD Kecamatan dan Kelurahan, dengan diimplementasikan pemberian
Bantuan Hibah kepada LPM Tingkat Kecamatan dan Kelurahan dalam bentuk
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Hibah ini
sebagai stimulan dari pelaksanaan beberapa kegiatan yang dapat membangkitkan
partisipasi masyarakat, baik kegiatan fisik konstruksi (sederhana), maupun
kegiatan non fisik. Adapun hasil kinerja yang telah dicapai dalam pembangunan
sektor perencanaan pembangunan daerah antara lain :
1) Penyusunan dokumen perencanaan tahunan (RKPD) yang merupakan dasar
bagi penyusunan APBD dapat disusun tepat waktu. Selain itu, dalam RKPD
telah termuat program dan kegiatan yang merupakan hasil sinkronisasi dari
aspirasi masyarakat dan arah kebijakan yang dimuat dalam dokumen
perencanaan yang lebih tinggi (RPJMD dan RPJPD);
2) Persentase usulan masyarakat pada Musrenbang yang dapat diakomodir pada
RKPD mencapai 100%.
3) Terlaksananya beberapa kerjasama pembangunan, karena disadari bahwa
keberhasilan pembangunan salah satunya harus dilaksanakan melalui
kemitraan.
f. Kepemudaan

- 53 -

f. Kepemudaan dan Olahraga


Pembangunan bidang kepemudaan dan keolahragaan di Kota Sukabumi
tidak terlepas dari pembangunan sumber daya manusia secara keseluruhan.
Pembinaan dilakukan melalui kader pemuda penggerak pembangunan, sebagai
utusan daerah dalam Jambore pemuda tingkat provinsi, kemah bakti pemuda,
pertukaran pemuda antar provinsi, Kewirausaahaan ESQ dan Program SP3OR.
Selain itu program ini juga telah diintervensi dengan kegiatan pembinaan/lomba
pemuda pelopor. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman pemuda terhadap
bahaya narkoba dilakukan dengan penyuluhan secara terus menerus ke kalangan
pemuda bermitra dengan KNPI, Unsur Kesehatan dan Pendidikan, BNK dan
Kepolisian dalam upaya penanggulangan bahaya Narkoba; sampai dengan Tahun
2012 jumlah organisasi kepemudaan sudah berjumlah 66 organisasi.
Pembangunan dalam bidang keolahragaan dilakukan melalui pembinaan
kepada cabang-cabang olah raga yang ada serta pembangunan sarana dan
prasarana olah raga di masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara
rutin oleh Pemerintah Kota Sukabumi diantaranya adalah :
1) Meningkatnya partsipasi masyarakat dalam Olahraga. Hal ini ditandai dengan
(a) Sampai dengan Tahun 2012 terjadi penambahan titik senam dari tiga titik
senam menjadi sebelas titik senam. Tiga titik dibiayai dari APBD, sedangkan
sisanya 8 titik merupakan partisipasi masyarakat. (b) Melaksanakan Pekan
Olahraga Kota secara rutin 2 (dua) tahun sekali, yang diikuti oleh 7 Kecamatan.
(c) Meningkatnya partisipasi mahasiswa dalam keikutsertaan dalam Invitasi
Olahraga Mahasiswa bekerja sama dengan KNPI Kota Sukabumi. (d)
Berpartisipasi dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Pemerintah Antar Daerah
Tingkat Jawa Barat, dan Kota Sukabumi menempati urutan ke 6 di Jawa Barat
(e) Tingginya keikutsertaan masyarakat kalangan lansia dan penyandang cacat
untuk ikut ambil bagian dalam lomba olahraga yang diselenggarakan dalam
rangka hari lansia. (f) Semakin banyaknya event dan dan proposal yang masuk
untuk meminta rekomendasi kegiatan dan termasuk bantuan terutama untuk
urusan olahraga;
2) Terbangunnya 7 (tujuh) lapangan di 7 (tujuh) Kecamatan yang didanai APBD
Provinsi pada Tahun 2009, dan optimalisasi penggunaan gedung sarana

olahraga

- 54 -

olahraga baru di kawasan lapangan Suryakencana dan rintisan pembangunan


kolam renang, hal ini berarti menambah asset/jumlah sarana olahraga yang
bisa dipakai oleh publik/masyarakat yang dimiliki Pemerintahan Daerah.
Lapangan olahraga kecamatan yang ada di Kota Sukabumi sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 2.23.
Lapangan Olahraga Kecamatan
di Kota Sukabumi
No.

Kecamatan

Kelurahan

Luas

1.

Cikole

Subangjaya

4.200 m2

2.
3.

Citamiang
Baros

Gedong Panjang
Baros

6.020 m2
6.160 m2

4. Warudoyong
Sukakarya
5.780 m2
5. Gunung Puyuh
Karang Tengah
6.290 m2
6. Cibeureum
Limus Nunggal
6.290 m2
7. Lembur Situ
Lembur Situ
6.290 m2
Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, 2013

g. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Koperasi dan UKM merupakan pilar ekonomi masyarakat yang harus
diperkuat di masa yang akan datang. Kegiatan perekonomian di Kota Sukabumi
juga disemarakkan dengan adanya berbagai jenis koperasi. Menurut jenisnya
koperasi dibedakan menjadi 3, yaitu koperasi menurut lembaga dinas, koperasi
menurut usaha komoditi dominan dan koperasi lainnya.

Gambar 2.14.
Jumlah Koperasi di Kota Sukabumi, 2006-2011
Banyaknya

- 55 -

Banyaknya koperasi aktif di Kota Sukabumi tahun 2011 mencapai 353 buah
dengan jumlah anggota mencapai 31.524 orang. Dari 353 koperasi tersebut
diperoleh total simpanan sebesar Rp 27.417.732.360 atau terjadi peningkatan
sekitar 52,47% jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai Rp.
17.982.019.000. Perkembangan koperasi di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.24.
Banyaknya Koperasi, Anggota, dan Simpanan Menurut Jenis Koperasi
Tahun 2011
Jenis Koperasi

Koperasi

A. Menurut Lembaga Dinas


1. Koperasi Karyawan
a. Swasta
23
b. BUMN/BUMD
14
2. Koperasi Fungsional
a. Pegawai Negeri
47
b. Angkatan Darat
1
c. Kepolisian
2
3. Koperasi Lingkungan Sekolah
a. SMU
b. SLTP
c. Pondok Pesantren
22
B. Menurut Usaha Komoditi Dominan
1. Koperasi Serba Usaha
25
2. Koperasi Pedagang Pasar
3
3. Koperasi Simpan Pinjam
8
4. Koperasi Angkutan
5. Koperasi Industri Kerajinan
8
6. Koperasi Wanita
10
7. Koperasi Profesi
8
8. Koperasi Veteran
3
9. Koperasi Pensiunan
10
10. Koperasi Unit Desa (KUD)
2
11. Koperasi Jasa
2
12. Koperasi BMT
11
13. Koperasi Warga
103
14. Koperasi KUB
34
15. Koperasi Kelompok Masyarakat
14
16. Koperasi Pemuda
1
17. Koperasi Sekunder
2
C. Koperasi Lainnya
Tahun 2011
353
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Anggota

Simpanan

1.187
1.831

841.240.326
463.235.000

5.472
835
1.785

12.720.195.200
1.482.520.668
2.570.378.199

2.494

157.344.000

1.482
327
956
371
2.106
423
297
866
118
49
338
8.172
1.956
366
42
51
31.524

356.715.517
27.450.000
114.461.000
35.550.000
2.105.070.000
276.962.000
5.940.000
173.875.000
58.905.000
14.805.000
1.662.445.000
2.356.786.000
867.252.000
871.352.450
5.250.000
250.000.000
27.417.732.360

h. Penanaman

- 56 -

h. Penanaman Modal
Penanaman modal yang ada di Kota Sukabumi secara umum mengalami
peningkatan sejak tahun 2006-2011, hal ini sebagai salah satu keberhasilan upaya
promosi dan fasilitasi kepada para calon investor yang akan menanamkan
modalnya di Kota Sukabumi. Beberapa upaya tersebut diantaranya adalah :
koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal; promosi potensi
dan peluang Investasi Kota Sukabumi; fasilitasi para pengusaha di Kota sukabumi
dalam mengikuti pameran investasi baik itu dalam kota ataupun luar kota;
promosi potensi dan peluang investasi; fasilitasi dan koordinasi kerja sama di
bidang investasi di Kota Sukabumi; menyediakan media dan informasi untuk
menyelenggarakan pelayanan perizinan dan penanaman modal terpadu yang
handal; memberikan kemudahan dalam pelayanan perizinan dan ketersedian
sarana dalam mensosialisaikan pelayanan penanaman modal dan perizinan serta
adanya data perkembangan penanaman modal di Kota Sukabumi.
Perkembangan investasi di Kota Sukabumi dapat dilihat sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 2.25.
Banyaknya Modal Luar, Volume Usaha, dan Asset
di Kota Sukabumi Tahun 2006-2011 (Ribu Rupiah)
No

Tahun

Modal Luar

Volume Usaha

1
2006
17.688.542.000
2
2007
22.784.665.000
3
2008
25.421.116.000
4
2009
23.682.881.000
5
2010
21.926.792.000
6
2011
31.631.119.549
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

37.727.535.000
60.943.811.000
66.562.571.000
69.185.783.000
76.104.361.000
71.849.707.070

Asset
37.510.900.000
46.762.154.000
47.544.681.000
46.684.618.000
51.353.079.000
74.500.678.649

i. Kependudukan dan Catatan Sipil


Kependudukan dan Catatan Sipil meliputi 3 proses, yaitu: pendaftaran
penduduk,

pencatatan

sipil

dan

pengelolaan

informasi

kependudukan.

Pendaftaran penduduk dengan produk Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda


Penduduk (KTP) dan surat keterangan kependudukan. Pencatatan sipil dengan
produk akte kelahiran, akte kematian, akte perkawinan, akte pengangkatan anak
dan

- 57 -

dan akte pengakuan/pengesahan anak. Pengelolaan informasi kependudukan


dengan produk data/informasi kependudukan yang berupa olahan proses dari
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Penggunaan SIAK (Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan) sebagai pengganti SIMDUK (Sistem Informasi
Kependudukan) diharapkan mampu menjamin kualitas keamanan dalam
penerbitan dokumen kependudukan. Selain penyediaan SIAK, pelaksanaan
administrasi kependudukan juga perlu didukung oleh aparat dengan SDM yang
berkualitas dan prosedur pengurusan yang memberikan kemudahan bagi
masyarakat. Hal ini mengingat pentingnya dokumen administrasi kependudukan
dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini dan masih kurangnya pemahaman
dan kesadaran masyarakat akan hal tersebut. Adapun hasil-hasil yang telah
dicapai dalam pembangunan sektor kependudukan dan catatan sipil antara lain :
1) Pemilik Akta Kelahiran tahun 2012 mencapai 89,19% atau meningkat rata-rata
1,53% per tahun;
2) Pemilik Kartu Keluarga tahun 2012 mencapai 92,5% atau meningkat rata-rata
3,99% per tahun;
3) Pemilik Kartu Tanda Penduduk tahun 2012 mencapai 78,74% atau meningkat
rata-rata 2,37% per tahun;
4) Peningkatan persentase masyarakat yang memiliki Akta Kelahiran, Kartu
Keluarga (KK), dan KTP. Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini :

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

84,34
83,32
83,02
81,54
79,53
77,04
75,8
72,56
71,18
69,47
69,19
66,9

92,5
89,19
78,74

Persentase masyarakat
memiliki akte kelahiran
Persentase masyarakat
memiliki kartu keluarga
Persentase masyarakat
memiliki KTP

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.15.
Persentase Kepemilikan Akte, KK dan KTP
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
j. Sosial

- 58 -

j. Sosial dan Tenaga Kerja


1) Sosial
Permasalahan sosial merupakan permasalahan yang harus dihadapi oleh
Kota Sukabumi saat ini dan di masa yang akan datang, berbagai upaya telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi dan masyarakat serta swasta
diantaranya pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS) lainnya yang dilakukan pada tahun 2008-2012 telah menghasilkan
keberhasilan dalam hal penurunan jumlah PMKS, Penurunan pertumbuhan
PMKS, kegiatan penanganan PMKS, dan jumlah sarana sosial (seperti panti sosial,
panti jompo, dan panti rehabilitasi).
Gambaran

pencapaian

penurunan

pertumbuhan

PMKS,

Kegiatan

penanganan PMKS dan jumlah sarana sosial seperti panti sosial, panti jompo dan
panti rehabilitasi dapat dilihat pada gambar berikut :

17.500
17.000
16.500
16.000
15.500
15.000
14.500
14.000
13.500
13.000
PMKS

2008

2009

2010

2011

2012

16.347

17.255

16.694

14.938

14.719

Gambar 2.16.
Pertumbuhan PMKS Kota Sukabumi 2008-2012
Pada

gambar

tersebut

memperlihatkan

terjadinya

trend

menurun

pertumbuhan PMKS di Kota Sukabumi pada tahun 2012 dibandingkan dengan


tahun 2011. Ini mengindikasikan bahwa terjadi pengurangan jumlah PMKS di
Kota Sukabumi. Sedangkan pertumbuhan panti sosial di Kota Sukabumi pada
tahun 2012 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2011, ini
dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.17.

- 59 -

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
realisasi

18

18

18

11
9

2008

2009

2010

2011

2012

11

18

18

18

Gambar 2.17.
Pertumbuhan Panti Sosial Kota Sukabumi 2008-2012
Permasalahan sosial selain menjadi tanggung jawab pemerintah tapi
menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, hal tersebut merupakan
sumber potensi bagi kesejahteraan sosial masyarakat yang dapat membantu
pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sosial. Potensi-potensi tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.26.
Rangkuman Rekapitulasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
di Kota Sukabumi Tahun 2011
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
No
Kecamatan
Relawan
Karang
PEDS
Orsos
WKPS
Jumlah
Sosial
Taruna
DKS
1
Baros
40
5
4
20
69
2
Citamiang
53
15
5
44
37
154
3
Warudoyong
47
9
5
30
91
4
Gunung Puyuh
57
5
4
15
81
5
Cikole
54
5
6
15
80
6
Lembursitu
58
5
5
15
83
7
Cibeureum
31
20
4
20
21
96
Jumlah
340
64
33
159
58
654
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012
2) Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun

- 60 -

maupun untuk masyarakat. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat


mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan
sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada
perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk
dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Secara umum angkatan kerja di Kota Sukabumi pada tahun 2008-2011 ratarata sebesar 61,43 persen dari total penduduk. Angkatan kerja di Kota Sukabumi
yang terserap pada lapangan kerja sebanyak 30,13 persen dan sisanya lagi
berstatus tidak bekerja dengan berbagai alasan seperti sedang mencari pekerjaan.
Sedangkan penduduk Kota Sukabumi yang bukan angkatan kerja 38,57 persen
dimana kegiatan terbanyaknya ada pada kegiatan mengurus rumah tangga.
Ditinjau dari gender, angkatan kerja di Kota Sukabumi lebih didominasi oleh lakilaki, sebaliknya bukan angkatan kerja cenderung dikuasai oleh kaum perempuan
dengan kegiatan utama mengurus rumah tangga . Kondisi ini mencerminkan
bahwa masih kuatnya stigma di masyarakat jika kewajiban pencari nafkah utama
dalam keluarga ada di pihak laki-laki sementara kaum hawa lebih berperan dalam
mengurus rumah tangga, kondisi ketenagakerjaan Kota Sukabumi tahun 2008
2011 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.27.
Kondisi Ketenagakerjaan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2011
NO

URAIAN

1
2
3
4
5

Penduduk
Penduduk Usia Kerja
Angkatan Kerja
Penduduk Yang Bekerja
Pencari Kerja
Tingkat Paartisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) (%)
Tingkat Pengangguran Terbuka
Terhadap Angkatan Kerja (%)
Pencari Kerja Yang Telah
Ditempatkan
Persentase Penyerapan Tenaga
Kerja

6
7
8
9

TAHUN
2008

2009

2010

2011

281,143
212,302
117,273
111,157
6,048

283,053
229,286
117,273
117,273
6,207

282,228
198,879
119,287
119,287
8,339

299,247
172,994
143,937
143,937
10,006

5.32

7.75

8.80

5.58

55.24
1,289
21.30

53.85
1,593
25.70

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2012

52.95
2,014
24.15

66.40
3,015
30.13

Keterlibatan

- 61 -

Keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi akan memberikan


kesempatan kepada perempuan sebagai sumber daya pembangunan untuk bisa
terakomodasi dengan baik. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa produktivitas
perempuan masih lebih rendah dibanding laki-laki, ditunjukkan oleh rendahnya
jam kerja dan setengah pengangguran pada kelompok kerja perempuan. Hal ini
bisa jadi karena pencari nafkah yang utama masih di pundak lelaki sehingga
perempuan hanya bekerja sekadarnya saja bukan sebagai pencari nafkah utama.
k. Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan Perempuan dan Anak
1) Pemberdayaan Masyarakat
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Potensi/Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa telah dilakukan upayaupaya di antaranya dengan berkoordinasi dan bekerjasama dengan Instansi terkait
melalui program-program pembangunan yang berorientasi pada penguatan
masyarakat dalam pembangunan. Dari hasil kerjasama tersebut dapat dilihat
Adanya Peningkatan Prosentase Swadaya Murni Masyarakat dari 50,77 % tahun
2008 menjadi 62,30 % pada tahun 2012; Adanya peningkatan Prosentase PKK Aktif
dari 64,81 % tahun 2008 menjadi 87,24 % tahun 2012; Dapat Mempertahankan
Pencapaian Kinerja Posyandu Aktif pada tahun 2008 sebesar 100 % dan dapat
dipertahankan sebesar 100 % di tahun 2012.
2) Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pembangunan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
di Kota Sukabumi telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini
tercermin dari peningkatan hidup kualitas perempuan. Salah satu indikator
keberhasilan di atas Pemerintah Kota Sukabumi mengambil beberapa kebijakan
terhadap peningkatan peran kaum

perempuan dan anak

seperti yang

diamanatkan dalam MDGs (Millennium Development Goals), yang secara kualitatif


dan kuantitatif di seluruh sektor dan aspek pembangunan memperlihatkan bahwa
kiprah perempuan dalam bidang politik semakin meningkat.
Beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi pemberdayaan perempuan di
Kota Sukabumi diantaranya adalah Pencapaian Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah

- 62 -

Pemerintah pada tahun 2008 adalah 7,11 % dan pada Tahun 2012 ada kenaikan
menjadi 10,12 %;

Angka Melek Huruf Perempuan Usia 15 Tahun ke atas

Meningkat dari 98,97% pada Tahun 2008 menjadi 99,21% di Tahun 2012;
Pencapaian Partisipasi angkatan kerja Perempuan mengalami peningkatan, pada
tahun 2008 sebesar 33,99 % dan pada tahun 2012 dapat dicapai sebesar 35,14 %.
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan juga mengalami kenaikan pada tahun 20082009 dan mengalami penurunan pada tahun 2010, akan tetapi kembali meningkat
pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini dikarenakan tumbuhnya investasi besar di Kota
dan Kabupaten Sukabumi yang menyerap tenaga kerja terutama dari kalangan
perempuan. Perkembangan dari pencapaian ini dapat dilihat pada gambar berikut
ini :
120
100

99,5

92,25

99,21

99,09

99,07

80
60
36,94

40
20
0

38,5

35,5

33,99

15

2008
2009
AMH Perempuan

2010
2011
2012
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan

Gambar 2.18.
Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemda Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Dilihat dari aspek perlindungan anak dan perempuan Kota Sukabumi
sudah

memiliki

lembaga

P2TP2A

(Pusat

Pelayanan

Terpadu

Perlindungan/Pemberdayaan Perempuan dan Anak), yang menangani berbagai


kasus yang berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak.
Selain itu pembangunan berbasis keluarga di Kota Sukabumi dilakukan
melalui Program Keluarga Sejahtera dengan gambaran kondisi yang ada
diantaranya menurunkan Prosentase Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I dari
26,92 % di tahun 2008 diturunkan menjadi 23,17 % di Tahun 2012. Meningkatkan
Jumlah Kelompok Bina Keluarga, dari 202 Kelompok pada tahun 2008,
ditingkatkan menjadi 348 Kelompok pada Tahun 2012.
Gambar 2.19.

- 63 -

90
80

77,32

78,18

78,36

78,53

78,78

70

Prevalensi Peserta
KB Aktif

60
50
40
30

26,91

26

24,76

23,03

23,17

20

Persentase
Keluarga Pra
Sejahtera dan
Sejahtera I

10
0

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.19.
Persentase Peserta KB Aktif & Keluarga Pra sejahtera dan KS1
Kota Sukabumi 2008-2012
l. Perhubungan
Meningkatnya jumlah penduduk kota akan disertai dengan penambahan
jumlah sarana angkutan darat baik angkutan publik yaitu kendaraan roda dua
maupun kendaraan roda empat, serta angkutan umum, menuntut ketersediaan
prasarana perhubungan jalan yang memadai untuk pengangkutan barang dan jasa
baik dalam kota maupun ke luar kota. Tantangan yang dihadapi dalam sarana dan
prasarana perhubungan darat adalah bagaimana memfasilitasi kebutuhan
angkutan publik melalui penyebaran jalur-jalur angkutan dan peningkatan serta
pembangunan prasarana jalan. Dinamika dan gambaran pelayanan transportasi
dan angkutan umum di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.28.
Rute dan Jumlah Angkutan Kota di Kota Sukabumi
Tahun 2011
No.

Lintasan Trayek

Jalur

1
2
3
4
5
6
7
8

Terminal Bungbulang-Ciandam-Stasiun Timur


Pasundan-Lembursitu
Pasar Pelita-Tipar Gede-Dwi Kora
Lembursitu-A.R. Hakim-Degung
Pasar Pelita-Goalpara
Pasar Pelita-Subangjaya
Cisaat-Yulius Usman-Sanusi
Lettu Bakri-Cikareo

02
03
03B
06
04
05
08
09

Potensi
(Buah)
10
200
20
50
22
287
13
No.

- 64 -

No.

Lintasan Trayek

Jalur

9
Dept. Yogya-Selabintana
10 Alun-alun-Parungseah
11 Bhayangkara I
12 Bhayangkara II
13 Tipar Gede-Ramayana-Balandongan
14 Tipar Gede-Ramayana-Cicadas
15 Tipar Gede-Ramayana-Santiong
16 Tipar Gede-Ramayana-Jubleg
17 Tipar Gede-Ramayana-Perum Baros
18 Pasar Pelita-Perum Nangeleng
19 Pasar Pelita-Terminal Bungbulang
20 Tipar Gede-Otista-Cikundul
Jumlah
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

10
11
14
15
20
21
21A
25
26
27
28
29
20

Potensi
(Buah)
162
20
144
153
38
27
37
200
40
83
15
10
1.531

m. Komunikasi dan Informatika


Bidang Komunikasi dan Informasi termasuk ke dalam sarana dan prasarana
dasar perkotaan, yang menjadi backbone dari pengintegrasian sektoral meliputi
ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, sehingga mampu menjadi fasilitas
terjadinya hubungan antar wilayah yang merangsang pertumbuhan ekonomi di
Kota Sukabumi, dan menjadi perekat komunitas dengan terjalinnya komunikasi
dan informasi baik vertikal maupun horizontal. Kondisi yang telah dicapai antara
lain : Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi telah
menghasilkan daya dukung dan daya ungkit yang optimal berbasis kinerja dengan
terpasang koneksitas jaringan di 33 Kelurahan, Meningkatkan kualitas kajian dan
analisis data dengan mengembangkan kualitas resources/SDM sebagai operator
sistem hardware pengolah data elektronik dengan tetap memelihara dan sekaligus
meng up date data, informasi serta berita di website Pemerintah Kota Sukabumi
www.sukabumikota.go.id.

Memperluas

sebaran

dan

memperkaya

khasanah

informasi dengan penerbitan 6.000 eksemplar Berita Kota setiap tahunnya,


Meningkatnya kualitas hubungan kemitraan sinergis yang serasi, selaras dan
seimbang (harmonis) antara pemerintah daerah, masyarakat dan industri pers baik
media massa cetak maupun elektronik, penyebarluasan Informasi yang Bersifat
penyuluhan bagi masyarakat, melalui kegiatan talk show di Radio Siaran
Pemerintah Daerah (RSPD FM) Pemerintah Kota Sukabumi.
n. Pertanahan

- 65 -

n. Pertanahan
Desentralisasi

sistem

pemerintahan

membawa

konsekuensi

dalam

pengelolaan daerah dalam bidang manajemen pertanahan. Pemerintah daerah


harus memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola urusan pertanahan,
yang meliputi inventarisasi dan pendaftaran tanah, pengaturan tanah dan
pembangunan properti, penggunaan lahan dan konservasi, retribusi dan pajak
tanah, serta penyelesaian konflik-konflik yang menyangkut penggunaan dan
kepemilikan tanah. Dalam bidang pertanahan yang merupakan salah satu sumber
daya alam yang harus dijaga dan ditata karena mempunyai nilai strategis dalam
tatanan kehidupan manusia bersosial dan bernegara, terutama dalam kaitannya
dengan fungsi lindung maupun budidaya sesuai RTRW.
Prioritas program kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Sukabumi di bidang pertanahan, diarahkan pada peningkatan tertib administrasi
pertanahan di tingkat kecamatan dan kelurahan, dengan sasaran peningkatan
kemampuan aparatur kecamatan dan kelurahan dalam mengelola administrasi
pertanahan, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya tertib administrasi pertanahan.
Urusan wajib pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi
yaitu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan, adalah Program Penyelesaian Konflik-konflik
Pertanahan dengan kegiatan yaitu Fasilitasi Penyelesaian Konflik Pertanahan.
Selain itu, Pemerintah Kota Sukabumi juga memberikan izin lokasi bagi
pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan oleh sektor swasta, sedangkan
program-program yang berkaitan dengan administrasi pertanahan dikelola oleh
BPN Kota Sukabumi. Selain itu, Pemerintah Kota Sukabumi juga memberikan Izin
Lokasi bagi pembangunan-pembangunan yang dilaksanakan oleh sektor swasta.
o. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Upaya-upaya yang telah dilakukan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri, diantaranya adalah dalam rangka meningkatkan toleransi antar
umat

beragama,

menyelenggarakan

program

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan melalui kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam


Kehidupan

- 66 -

Kehidupan Beragama. Kegiatan ini memfasilitasi masyarakat dalam mewujudkan


toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Sukabumi dalam wadah
Forum Kerukunan Umat Beragama yang dibentuk pada tahun 2007 yang disahkan
melalui Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 64 Tahun 2007 tanggal 20 Maret
2007 tentang Pengukuhan Pengurus Forum Kerukunan antar Umat Beragama Kota
Sukabumi Periode 2007-2012. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
anggotanya terdiri dari para pemuka agama dari semua agama yang ada di Kota
Sukabumi sebanyak 27 orang.
Berbagai

upaya

yang

dilakukan

pemerintah

dalam

memfasilitasi

peningkatan pengetahuan masyarakat, salah satunya melalui kegiatan Penyuluhan


kepada masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan politik masyarakat yang
dilakukat tiap tahun. Pelaksanaan penyuluhan politik ditujukan kepada elemen
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, RT dan RW di seluruh Kota
Sukabumi. Pembinaan LSM, OKP, dan Ormas melalui program pendidikan politik
mampu meningkatkan kualitas pengetahuan tentang perundang-undangan yang
berkaitan dengan politik. Selain itu akan mampu menumbuhkembangkan
pemahaman Peraturan Perundangan tentang Politik bagi LSM, OKP, dan Ormas
di Kota Sukabumi dalam berpartisipasi aktif dan positif untuk kelancaran
Pembangunan Nasional guna terwujudnya masyarakat yang aman dan damai.
Terlaksananya Siskamswakarsa di daerah guna mendukung koordinasi
yang baik antar intelijen dalam menjaga kondusifitas Kota Sukabumi dalam
wadah Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang mulai dibentuk pada tahun
2005 dan disahkan melalui Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 222 Tahun 2005
tentang Pembentukan Komunitas Intelijen Daerah di Wilayah Kota Sukabumi dan
saat ini telah dikukuhkan ke dalam Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 29
Tahun 2011 tentang Komunitas Intelijen Daerah. Komunitas ini melakukan upayaupaya perencanaan, pengumpulan informasi, pencarian fakta dan data, serta
pendalaman terkait permasalahan yang terjadi di wilayah Kota Sukabumi dan
sekitarnya, baik menyangkut aspek Ideologi, Politik, Sosial-Budaya, Ekonomi,
Pertahanan dan Keamanan, juga aspek lain yang berkaitan erat dengan stabilitas
ketenteraman dan ketertiban khususnya di Kota Sukabumi. Jumlah anggota
Linmas di Kota Sukabumi sebanyak 1.918 orang, namun masih diperlukan
pelatihan

- 67 -

pelatihan dan ketrampilan untuk menambah jumlah anggota Linmas yang terlatih
guna mencapai sasaran meningkatnya ketertiban dan perlindungan serta
kedisiplinan masyarakat.

Gambaran umum kondisi anggota Linmas di Kota

Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 2.29.
Jumlah Anggota LINMAS Menurut Kecamatan
di Kota Sukabumi Tahun 2011
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7

Baros
Lembursitu
Cibeureum
Citamiang
Warudoyong
Gunung Puyuh
Cikole
Jumlah
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka,2012

Jumlah
210
236
203
320
321
257
371
1.918

p. Keamanan dan Ketertiban Umum


Pemerintah berkewajiban untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat
di wilayahnya. Pemenuhan rasa aman akan berdampak positif pada proses
pembangunan di berbagai sektor. Rasa aman yang dibutuhkan masyarakat adalah
rasa aman dari segala bentuk kerawanan dan masalah sosial. Seperti kita ketahui
banyak sekali kasus ataupun kejadian tindak pelanggaran hukum yang tidak
sampai ke tangan kepolisian.
Biasanya kasus-kasus seperti itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan
antara pelaku dan korban. Atau bahkan korban tidak melaporkan tindak
pelanggaran hukum tersebut karena korban mengabaikannya dan merasa tidak
perlu, karena tingkat kerugiannya dianggap relatif kecil bagi ukuran si korban. Di
Kota Sukabumi tahun 2011 penduduk yang mengalami tindak kejahatan sebanyak
2,65 persen, dengan tindak kejahatan yang terbanyak adalah pencurian yaitu
sebesar 1,75 persen, diikuti oleh perampokan 0,65 persen dan terakhir penipuan
sebanyak 0,21 persen. Gambaran umum kondisi keamanan dn ketertiban di Kota
Sukabumi dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 2.20.

- 68 -

Gambar 2.20.
Tindak Kejahatan Yang Dialami Oleh Penduduk
Kota Sukabumi Tahun 2011
q. Pemerintahan Umum
Penyelenggaraan pemerintahan di Kota Sukabumi secara implementatif
dilaksanakan oleh SKPD (satuan Kerja Perangkat Daerah) yang melaksanakan baik
urusan wajib maupun urusan pilihan. Untuk menunjang sistem pemerintahan,
jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi pada
Tahun 2011 sebanyak 5.642 orang yang sebagian besar berada pada ruang
golongan VI/a sebanyak 1.557 orang. Sementara golongan tertinggi IV/e hanya 1
orang. Ditinjau dari segi pendidikan hampir setengahnya (2.097 orang)
berpendidikan S-1. Gambaran umum kondisi kepegawaian tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.30.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi
Tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Golongan Ruang Gaji

Sekolah Dasar
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
D-I/D-II/D-III dan Akademi
D-IV
S-1
S-2
S-3
Jumlah
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Jumlah
142
166
1.497
1.486
21
2.097
229
4
5.642
Beberapa

- 69 -

Beberapa hal yang telah dilaksanakan dalam bidang Pemerintahan Umum


dalam melayani masyarakat diantaranya adalah :
1) Penyusunan dan penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) tepat waktu dan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah
Pusat, yaitu Penghargaan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat
Nasional, Kategori Pemerintah Kota (Peringkat IX) terhadap LPPD Tahun 2009
dan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat Nasional Kategori
Pemerintah Kota Terbaik (Peringkat VII) terhadap LPPD Tahun 2010, dari
Kementerian Dalam Negeri.
2) Publikasi dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama tahun
anggaran belangsung. Publikasi ini dimuat di dalam surat kabar nasional.
3) Penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LAKIP)
tepat waktu dan mendapatkan penghargaan secara berturut-turut pada Tahun
2009-2012, yaitu Penghargaan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dengan Predikat B Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI.
4) Penataan dan Penegasan Batas Daerah dengan Kabupaten Sukabumi, dan
telah dihasilkan Peta Batas Koridor yang berupa pilar batas sebanyak 25 buah.
Selain itu, keluaran lainnya adalah Toponomi wilayah administrasi pada 7
kecamatan dan 33 kelurahan dan Toponomi unsur alam.
5) Data Profil Kelurahan dan Kecamatan. Hasilnya adalah perbaikan papan profil
Kota Sukabumi dan pengisian data profil yang terintegrasi dengan sistem
pada Aplikasi Data Dasar Keluarga dan profil Kelurahan pada Dirjen
Pemberdayaan Masyarakat daanDesa Kementerian Dalam Negeri.
6) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan di Kelurahan
sebesar 30%.
7) Koordinasi dan Fasilitasi Kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Se-Indonesia.
Pemerintah Kota Sukabumi mendapatkan kepercayaan dari Komisariat
Wilayah III APEKSI menjadi Ketua KOMWIL III APEKSI periode 2008-2011.
Selain itu, keluaran dari kegiatan ini untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh APEKSI antara lain RAKERNAS, MUNAS,
RAKERKOMWIL dan MUSKOMWIL serta Lokakarya tematik sesuai dengan
kebutuhan dan isu aktual.
8. Penyelesaian

- 70 -

8) Penyelesaian

konflik-konflik

Pertanahan

dari

eks

Tanah

Desa,

dan

mendapatkan perolehan lahan inventaris baru sebesar 4,5 Ha.


9) Penerbitan peraturan dan keputusan Pemerintahan Kota Sukabumi, Peraturan
dan Keputusan yang diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Sukabumi selama
tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.31.
Peraturan dan Keputusan yang diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Sukabumi
Selama Tahun 2008-2012
Tahun
Peraturan dan Keputusan
yang Diterbitkan
2008 2009 2010 2011
1. Peraturan Daerah
15
8
6
22
2. Peraturan Walikota
26
27
23
33
3. Keputusan Walikota
225
267 296
230
Jumlah
266
302 325
285
Sumber : Bagian Hukum Setda Kota Sukabumi, 2013
No.

2012
20
84
268
372

Jumlah
71
193
1.286
1.550

10) Menyusun SPM urusan wajib, yaitu urusan Sosial, Kesehatan, Ketahanan
Pangan, Ketenagakerjaan, Pemerintahan Dalam Negeri, Pekerjaan Umum dan
penataan Ruang, Lingkungan Hidup, Pendidikan Dasar, Perumahan Rakyat
dan Komunikasi dan Informatika, yaitu Peraturan Walikota Sukabumi Nomor
11 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian SPM Kota Sukabumi Tahun 20122025.
11) Pengumpulan Data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan penyusunan SOP
SKPD.
12) Terselenggaranya kegiatan rutinitas Peningkatan Kualitas Pemahaman,
Penghayatan dan Pengamalan (P3) Ajaran Agama,.
13) Peningkatan kegiatan sarana peribadahan terhadap 334 Masjid Jami RW, 33
Masjid Jami Kelurahan, 7 Masjid Besar Kecamatan, lebih dari 99 Musholla /
Langgar, lebih dari 99 Majlis Talim, 18 Gereja, 5 Vihara, 1 Pura/Kuil, dan 65
Pondok Pesantren.
14) Peningkatan peran lembaga pendidikan keagamaan dalam pembinaan mental
spiritual dari 65 Pondok Pesantren, 149 TPA/TPQ, 26 Madrasah Ibtidaiyah,
156 Madrasah Diniyah, 20 Madrasah Tsanawiyah, 8 Madrasah Aliyah, dan 55
Raudatul Atfal.
15. Peningkatan

- 71 -

15) Peningkatan Kualitas Penyuluh Agama dan Pelayanan Keagamaan Lainnya.


16) Terkendalinya manajemen pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah.
17) Tersedianya Standard Analisis Belanja (SAB) dan Standard Satuan Harga
(SSH) dalam kebutuhan penyusunan dokumen rencana kegiatan dan
keuangan.
r. Perpustakaan
Pelayanan Perpustakaan merupakan salah satu aspek pelayanan umum
kepada masyarakat terutama dalam menunjang kecerdasan masyarakat. Untuk
menjalani peran tersebut perpustakaan umum daerah ditopang dengan
ketersediaan bahan bacaan yang terus ditambah setiap tahunnya. Gambaran
umum kelengkapan bacaan yang ada di Perpustakaan Umum Daerah dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.32.
Jumlah Pengunjung dan Buku yang Dibaca/Dipinjam di Perpustakaan Daerah
Kota Sukabumi Tahun 2006-2011
Buku Yang
Dipinjam
1
2006
64.792
39.047
2
2007
98.465
35.028
3
2008
115.863
47.452
4
2009
136.711
81.676
5
2010
137.393
82.848
6
2011
134.165
84.429
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka,2012
No

Tahun

Pengunjung

Buku Yang Dibaca


Di Tempat
96.766
119.474
133.024
150.699
152.583
147.851

s. Ketahanan Pangan
1) Tingkat Ketersediaan Pangan Pokok
Tingkat

ketersediaan

pangan

pokok

sejak

tahun

2010

s.d.

2012

menunjukkan tingkat kecukupan yang sangat baik dan memberikan pengaruh


nyata terhadap terciptanya kondisi ketahanan pangan yang cukup kuat bagi
masyarakat Kota Sukabumi. Hal ini dibuktikan dengan adanya surplus tingkat
ketersediaan pangan pokok yang disebabkan nilai ketersediaan pangan jauh lebih
tinggi dari nilai kebutuhan pangan masyarakat.
Sebagai

- 72 -

Sebagai contoh, pada tahun 2011 tingkat ketersediaan pangan pokok sekitar
68.606 ton per tahun, dengan asumsi jumlah penduduk sekitar 356.085 jiwa maka
rata-rata ketersediaan pangan adalah 229 kg/kap/tahun, sedangkan kebutuhan
rata-rata pangan pokok masyarakat secara nasional sekitar 110 kg/kap/tahun. Hal
ini berarti di wilayah Kota Sukabumi, tingkat ketersediaan pangan pokok
mencapai 208% dibandingkan tingkat kebutuhan pangan yang minimal harus
tersedia bagi masyarakat.
Kondisi lain juga menunjukkan pula semakin membaiknya iklim jasa usaha
perdagangan

khususnya

untuk

komoditas

pangan,

sehingga

aktivitas

perdagangan yang meliputi ekspor pangan (dari dalam ke luar daerah) dan impor
pangan (dari luar ke dalam daerah) bisa berjalan dengan sangat lancar dan
kondusif. Perkembangan tingkat ketersediaan pangan pokok periode 2010 hingga
2012 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

80.000,0

77.689,0

78.000,0
76.000,0
74.000,0
72.000,0
70.000,0

67.449,0

68.606,0

68.000,0
66.000,0
64.000,0
62.000,0
Series1

2010

2011

2012

67.449,0

68.606,0

77.689,0

Gambar 2.21.
Perkembangan Ketersediaan Pangan Pokok Kota Sukabumi
Tahun 2010-2012 (ton)
2) Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Sejak tahun 2010 peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan
ketahanan pangan melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
untuk menunjang kebutuhan dapur keluarga, diketahui semakin tinggi. Kondisi
ini selain disebabkan adanya intervensi pemerintah dalam bentuk pelaksanaan
program dan kegiatan yang secara langsung menyentuh para Kelompok Wanita
Tani

- 73 -

Tani di tiap-tiap kelurahan, juga disebabkan oleh semakin tingginya tingkat


kesadaran masyarakat kelurahan untuk mengelola lahan pekarangan di masingmasing rumah tangganya seefisien dan seefektif mungkin sesuai dengan minat,
potensi, dan kebutuhan masing-masing, di tengah-tengah semakin tingginya
ancaman akan kerusakan kondisi lingkungan, sebagai dampak dari meningkatnya
aktivitas pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik di wilayah Kota
Sukabumi.
3) Pemantauan Perkembangan Harga Kebutuhan Pangan Pokok
Sedikitnya satu kali dalam seminggu dilakukan pemantauan di beberapa
lokasi diantaranya Pasar Pelita dan Pasar Gudang Kota Sukabumi. Hal ini
dilakukan sebagai upaya dalam rangka mendeteksi sedini mungkin terjadinya
krisis ketahanan pangan di Kota Sukabumi dan sebagai dasar dalam pengambilan
kebijakan yang dianggap perlu.
4) Peningkatan Produksi Pertanian.
Peningkatan produksi pada beberapa komoditas pertanian, diantaranya
adalah komoditas beras organik (semi organik dan full organik) meningkat sebesar
82,76 % dari 86,99 ton pada tahun 2010 menjadi 158,11 ton pada tahun 2011 dan
komoditas hortikultura meningkat sebesar 38,82% dari 8.132,04 ton pada tahun
2010 menjadi 11.288,61 ton pada tahun 2011. Peningkatan produksi beras organik
terutama ditunjang faktor adanya SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu) dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) yang diberikan oleh
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sedangkan peningkatan produksi
hortikultura lebih banyak dipengaruhi faktor peningkatan produksi jenis tanaman
sayur-sayuran.
Salah satu contoh dinamika perkembangan produksi pertanian pokok yaitu
beras non organik, yang pada periode tahun 2008-2012 dapat dilihat dalam
Gambar berikut :

Gambar 2.22.

- 74 -

16.000,00
14.000,00
14.544,40

12.000,00
10.000,00

15.022,00

14.609,00
12.963,90

11.895,00

8.000,00
6.000,00
4.000,00
2.000,00
-

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.22.
Perkembangan Produksi Beras Non Organik Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012 (ton)
Produksi beras non organik tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sempat
mengalami penurunan disebabkan beberapa hal, diantaranya adanya dampak
perubahan iklim ekstrim sehingga beberapa kawasan pertanian padi mengalami
gagal panen/puso, namun pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan volume
produksi yang cukup tinggi. Sedangkan indikator kinerja terkait produktivitas
tanaman padi sejak tahun 2010 justru cenderung menunjukkan trend peningkatan
sebagaimana terlihat dalam gambar berikut :

6,80

6,65

6,60
6,25

6,40
6,20

6,36
6,12

6,00
5,80
5,60

5,72

5,40
5,20

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.23.
Perkembangan Produktivitas Padi (Ton/Ha) Kota Sukabumi
Periode 2008-2012
5) Peningkatan

- 75 -

5) Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak.


Peningkatan produksi peternakan terutama pada komoditas telur dan susu.
Produksi telur meningkat sekitar 40,13 % dari 2.107.089 Kg pada tahun 2010
menjadi 2.952.778 Kg pada tahun 2011. Produksi susu meningkat 9,98 % dari
286.704 liter pada tahun 2010 menjadi 315.330 liter pada tahun 2011. Peningkatan
produksi pangan asal ternak, pada akhirnya mendorong peningkatan konsumsi
protein hewani masyarakat Kota Sukabumi sebesar 102,8% dari target yang
direncanakan sebesar 6,53 gram/kapita/hari dapat terealisasi 6,71 gram/
kapita/hari.
2. Layanan Urusan Pilihan
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikatorindikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah dijelaskan
sebagai berikut :
a. Pertanian dan Perikanan
1) Pertanian Tanaman Pangan
Pembangunan

pertanian

pembangunan

ekonomi.

meningkatkan

pendapatan

tanaman

Pembangunan
dan

pangan
dibidang

kesejahteraan

merupakan
ini

petani

bagian

diarahkan
khususnya

dari
untuk

maupun

masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi


pangan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dari sekitar 1.751 Ha lahan pertanian
di Kota Sukabumi, menghasilkan beberapa komoditas pertanian seperti : padi
sawah, palawija, hortikultura, sayur-sayuran, tanaman hias serta tanaman obatobatan.
Luas panen bersih padi sawah di Kota Sukabumi pada tahun 2011
mengalami penurunan sebanyak 5,04 % dibanding tahun 2010, yaitu dari 3.813 Ha
pada tahun 2010 turun menjadi 3.621 Ha pada tahun 2011. Begitu juga dengan
hasil produksi padi juga mengalami penurunan sebesar 7,05 % dibanding tahun
2010, yaitu dari 27.920,94 ton pada tahun 2010 menjadi 27.652,00 ton pada tahun
2011. Sementara itu, dari hasil produksi tanaman palawija terlihat bahwa komoditi
ketela pohon menempati urutan teratas, yaitu mencapai 2.435,00 ton. Akan tetapi,
meskipun produksi jagung hanya mencapai 364,77 ton.
Peningkatan

- 76 -

Peningkatan produktivitas lahan sawah (padi). Produktivitas padi pada


tahun 2011 meningkat sebesar 6,8% dibandingkan tahun 2010 yaitu semula 6,01
ton/ha (2010) menjadi 6,42 ton/ha (2011). Kemudian pada tahun 2012 meningkat
sekitar 3,3% dibandingkan tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota
Sukabumi telah mampu memenuhi target peningkatan produktivitas padi yang
telah ditetapkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia yaitu sebesar 5%
pada tahun 2011.
Dilihat dari sisi penerapan teknologi agribisnis yang ramah lingkungan,
rata-rata mencapai 100 % bahkan lebih dari target yang telah ditetapkan pada
tahun 2011 dan 2012. Dengan penerapan teknologi agribisnis yang ramah
lingkungan baik pada sub sistem agribisnis on farm maupun off farm, maka akan
turut mendukung dalam perwujudan peningkatan kualitas lingkungan hidup
kota.
Peningkatan daya saing dan produktivitas lembaga usaha agribisnis
tergambarkan melalui cakupan pembinaan kelompok/gapoktan yang berjumlah
sekitar 145 kelompok dan 33 gapoktan se Kota Sukabumi mencapai 104,21 %,
tingkat keaktifan kelompok/ gapoktan sebesar 186,2 % dan tingkat aplikasi
teknologi agribisnis sebesar 186,2 %. Upaya pembinaan dan pelatihan terhadap
kelompok tani/gapoktan akan terus ditingkatkan, baik kualitas maupun
intensitasnya, agar mutu sumber saya manusia (SDM) pertanian senantiasa
berkembang, sehingga bisa mengatasi perkembangan kompleksitas tantangan dan
permasalahan dalam pengembangan agribisnis di masa-masa mendatang di Kota
Sukabumi.
Peningkatan kinerja rehabilitasi lahan kritis dilakukan dalam bentuk
penghijauan sebesar 12,5% dari 40 Ha pada tahun 2010 menjadi 45 Ha pada tahun
2011. Keberhasilan kinerja ini didukung adanya alokasi bantuan bibit tanaman
dari BPDAS Citarum-Ciliwung sebanyak 14.500 pohon dan pengadaan bibit pohon
sebanyak 15.400 pohon yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa
Barat dalam rangka Pencanangan Gerakan Jawa Barat Hijau Berbasis Sekolah
(Green School) Menuju Jawa Barat sebagai Green Province.
Kinerja produksi benih padi lokal merek BULIR EMAS produksi UPT
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan

- 77 -

Pangan tahun 2011 sebesar 151,6 % yaitu target awal sebanyak 50 ton GKP (gabah
kering panen) per tahun sedangkan realisasinya mencapai 75,8 ton GKP.
Peningkatan produksi benih padi lokal Kota Sukabumi merek BULIR EMAS,
disamping merupakan gambaran semakin tingginya minat para petani untuk
menggunakan benih padi unggul bersertifikat produksi daerah sendiri yang secara
kualitas lebih dapat dipertanggungjawabkan dan lebih adaptatif terhadap
lingkungan lokal. Tingkat operasionalisasi dan pemanfaatan sarana prasarana
agribisnis yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan tersebar
pada 3 UPT Agribisnis yaitu mencapai 166,67%.
Pengembangan bibit unggul pertanian yaitu perbibitan anggrek dengan
sistem kultur jaringan sebanyak 400 bibit, perbibitan/perbenihan tanaman sayuran
organik sebanyak 15 jenis, perbibitan tanaman keras/tanaman pelindung
sebanyak 5 jenis, produksi pupuk organik sebanyak 40 ton dan perbibitan jamur
tiram putih sebanyak 5.000 baglog F3.
Upaya Pemerintah Kota Sukabumi dalam rangka penyediaan sarana
prasarana untuk mendukung terwujudnya agribisnis dan kawasan agribisnis
perkotaan unggulan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008-2012, diantaranya
adalah optimalisasi Balai Benih Padi Sukakarya, optimalisasi RPC Cibeureum,
revitalisasi

RPH

Pemerintah,

optimalisasi

alat

mesin/mesin

pertanian,

pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) Bungbulang.


2) Perikanan
a) Produksi Perikanan Darat Produksi
Perikanan darat meskipun pada tahun 2009-2010 sempat mengalami
penurunan, namun pada periode tahun 2010-2012 menunjukkan kecenderungan
mengalami kenaikan yang cukup baik yaitu sekitar 2,3%. Hal ini didukung dengan
semakin membaiknya kinerja Unit Balai Benih Ikan Lokal Sukakarya yang dikelola
oleh UPT Agribisnis Perikanan dan telah menjalin kerja sama dengan pihak Forum
Pembudidaya Ikan Kota Sukabumi dalam teknis pengelolaan perbenihan ikan
sejak tahun 2012. Gambaran produksi perikanan di Kota Sukabumi 2008-2012
dapat dilihat dalam Gambar berikut ini :

Gambar 2.24.

- 78 -

1.590,00

1.582,86

1.580,00
1.570,00

1.566,03

1.560,00

1.552,72

1.550,00
1.542,00

1.540,00

1.539,52

1.530,00
1.520,00
1.510,00

2008

2009

2010

2011

2012

Gambar 2.24.
Data Produksi Perikanan Darat (Ton) Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
b) Tingkat Konsumsi Ikan.
Tingkat konsumsi ikan dihitung berdasarkan realisasi konsumsi ikan
(kg/kap/th) dibandingkan dengan target konsumsi ikan yang ditetapkan. Secara
umum, tingkat konsumsi ikan masyarakat Kota Sukabumi menunjukkan
kecenderungan mengalami peningkatan kinerja rata-rata 4,2% per tahun.
Dinamika tingkat konsumsi ikan di Kota Sukabumi periode tahun 2008-2012 dapat
dilihat dalam Gambar berikut :
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

63,50

2008

68,90

2009

77,00

2010

76,00

2011

76,80

2012

Gambar 2.25.
Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan (%) Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
Dilihat dari produksi benih ikan berkualitas dari BBI Lokal Sukakarya pada
tahun 2011 mencapai 1.475.500 ekor atau prosentase pencapaiannya adalah
101,41% dari target yang direncanakan. Jenis benih ikan yang diproduksi adalah
Nila

- 79 -

Nila (1.320.500 ekor), Lele (68.500 ekor), Koi (10.000 ekor), Komet (20.000 ekor),
Baster (15.000 ekor), Molly (1.500 ekor) dan Mas (40.000 ekor).
Terealisasinya pengiriman perdana benih ikan patin (Pangasius pangasius)
sebanyak 55.000 ekor dan benih ikan koi (Cyprinus capriyo) sebanyak 200 ekor ke
Dinas Perikanan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Benih ikan patin
dan ikan koi tersebut adalah produksi beberapa Kelompok Pembudidaya Ikan
Binaan Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi.
b. Pariwisata
Kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi dapat dilihat dari aktivitas
perhotelan yang dapat dilihat dari banyaknya perusahaan akomodasi dan tamu
yang menginap. Pada tahun 2011 jumlah perusahaan akomodasi di Kota
Sukabumi sebanyak 34 buah yang terdiri dari 707 kamar dan 962 tempat tidur.
Banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2011 sebanyak 141.000 orang yang
terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak
nusantara sebanyak 140.409 orang.

Jumlah

591 orang dan wisatawan

tamu yang menginap tersebut

mengalami kenaikan sebesar 30,95% jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang
berjumlah 107.679 orang.
Jika dilihat per kecamatan, diketahui tamu yang menginap di hotel, masih
didominasi di wilayah Kecamatan Cikole, sebesar 67.81%. Hal ini dimungkinkan
karena wilayah Kecamatan Cikole berada di wilayah pusat Kota Sukabumi.

Gambar 2.26.
Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Kota Sukabumi Tahun 2011
c. Industri

- 80 -

c. Industri dan Perdagangan


1) Industri
Pembangunan bidang industri merupakan bagian dari pembangunan
ekonomi Kota Sukabumi yang harus dilaksanakan secara terpadu dan
berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri dapat memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat. Sektor Industri merupakan sektor yang
didorong untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh dalam
rangka menciptakan landasan ekonomi yang kuat agar tumbuh dan berkembang
atas kekuatan sendiri.

Gambar 2.27.
Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar/Sedang
Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi Tahun 2011
Secara umum, industri pengolahan menurut jumlah tenaga kerja
dikelompokkan menjadi 4 yaitu industri besar dengan jumlah tenaga kerja 100
orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja 20-99 orang, industri kecil
dengan tenaga kerja 5-19 orang dan industri kerajinan rumah tangga dengan
tenaga kerja kurang dari 5 orang.
Hasil Survei Industri Pengolahan tahun 2011 tercatat bahwa jumlah
perusahaan industri besar dan sedang di Kota Sukabumi sebanyak 21 perusahaan
yang terdiri dari 5 perusahaan industri besar dan 16 perusahaan industri sedang
dengan

menyerap

tenaga

kerja

sebanyak

3.337

orang

pekerja.

Selain

dikelompokkan menurut banyaknya tenaga kerja, kegiatan industri pengolahan


dikelompokkan pula menurut jenis barang produksinya.
Perusahaan

- 81 -

Perusahaan industri besar dan sedang yang paling banyak menyerap tenaga
kerja adalah industri tekstil, pakaian jadi dan kulit dengan menyerap tenaga kerja
sebanyak 2.216 pekerja atau sekitar 66,41 %. Kemudian diikuti oleh kelompok
industri yang menghasilkan bahan dari logam dengan tenaga kerja sebanyak 487
orang atau sekitar 14,59 % dari total keseluruhan. Gambaran umum industri yang
ada di Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.33.
Perkembangan Industri di Kota Sukabumi Tahun 2011
No

Jenis Industri

Unit Usaha

Industri Kima, Agro, dan


1.486
Hasil Hutan (IKAH)
2 Industri Aneka (IA)
397
3 Industri Logam dan Alat
328
Transportasi (ILAT)
Jumlah
2.211
Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

Investasi
(Rp 000)
25.464.187

Tenaga
Kerja
7.480

6.356.516
14.378.000

3.506
2.102

46.198.703

13.088

2) Urusan Pilihan Perdagangan


Dalam struktur perekonomian Kota Sukabumi, sektor perdagangan
merupakan sektor yang paling dominan dan memberikan kontribusi paling besar
terhadap PDRB Kota Sukabumi yaitu, mencapai 46,83 % pada tahun 2011.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Kota Sukabumi pada tahun

2011,

diketahui bahwa Pertambahan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kota


Sukabumi mengalami penurunan sebesar 18.88 % yaitu dari 376 perusahaan pada
tahun 2010 menjadi 305 perusahaan pada tahun 2011. Dari sebanyak 305
perusahaan yang memiliki SIUP tersebut, terdiri dari 230 perusahaan besar, 58
perusahaan menengah dan 17 perusahaan kecil.
Jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan
pada tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 2,19 % dibanding tahun 2010.
Dari sejumlah 358 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan,
tercatat sebanyak 53 perusahaan berbentuk badan usaha berupa Perseroan
Terbatas, 9 perusahaan berbentuk Koperasi, 110 perusahaan berbentuk CV, 197
perusahaan berbentuk PO.
Gambaran

- 82 -

Gambaran jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan


pada tahun 2006-2011 dapat dilihat pada gambar berikut di bawah ini :

Gambar 2.28.
Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
di Kota Sukabumi Tahun 2006-2011
Aspek perdagangan juga tidak akan terlepas dari permasalahan sengketa
konsuman.

Pemerintah

Kota

Sukabumi

telah

membentuk

BPSK

(Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen). Jumlah sengketa konsumen yang diselesaikan


dari tahun 2008 s/d triwulan III tahun 2012 sebesar 100%. Jumlah sengketa
konsumen yang diselesaikan dari tahun 2007 (sejak dibentuk) sampai dengan
triwulan III tahun 2012 sebanyak 70 perkara, dengan rata-rata 11 perkara
pertahun.
Apabila dilihat dari nilai ekspor Kota Sukabumi selama kurun waktu 20082011 jumlah nilai ekspor dari tahun 2008 s.d triwulan III tahun 2012 sebesar
363,12% dengan capaian tertinggi pada tahun 2009 sebesar 1.065 % dari tahun 2008
s.d triwulan III tahun 2012 nilai ekspor dari Kota Sukabumi menunjukan capaian
kinerja yang naik turun /cenderung tidak stabil. Hal ini dipengaruhi oleh
permintan dan ketersediaan barang yang akan di eksport. Jumlah Nilai Ekspor
tahun 2008 sebanyak 127,575.70 US$ meningkat menjadi 426,717.66 US$ pada
triwulan III tahun 2012 (334,48%). Nilai ekspor bersih pada tahun 2008 senilai
3,922,249.28 US$ meningkat menjadi 2,448,936.96 US$ pada triwulan III tahun 2012
(37,56%), namun nilai impor dalam kurun waktu 5 tahun tersebut masih tetap
lebih besar dari ekspor, karena barang yang diimpor berupa peralatan atau mesinmesin yang nilainya relatif mahal, sedangkan barang yang di ekspor berupa
barang jadi dengan nilai relatif lebih rendah.
Dalam

- 83 -

Dalam membangun iklim perdagangan yang baik, Pemerintah Kota


Sukabumi juga melakukan pembinaan-pembinaan kepada kelompok pedagang.
Jumlah Bina Kelompok Pedagang dari tahun 2008 s.d triwulan III tahun 2012
sebesar 149,13%, dengan trend menunjukan penurunan, namun masih dapat
melampaui target yang ditentukan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan sarana
dan prasarana serta ketersediaan waktu bagi kelompok untuk mengikuti
pembinaan. Jumlah Kelompok yang dibina tahun 2008 sebanyak 23 kelompok
meningkat menjadi 29 Kelompok pada triwulan III tahun 2012 (126,03%).
d. Transmigrasi
Pelayanan umum bidang transmigrasi diperlihatkan dengan perkembangan
penempatan transmigran yang berasal dari Kota Sukabumi. Kondisi yang telah
dicapai dalam pembangunan sektor ketransmigrasian antara lain Penempatan
Transmigrasi Regional, dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.34.
Perkembangan Penempatan Transmigrasi Regional Tahun 2008-2012
No
1

Tujuan

2008

2009

Tahun
2010

2011

2012

Peningkatan Kerjasama antar


Wilayah, antar Pelaku dan antar
Sektor dalam rangka
1 kali 1 kali
pengembangan kawasan
transmigrasi
2 Pengerahan dan Fasilitasi
Perpindahan serta Penempatan
15 KK 10 KK 20 KK 1 kali
Transmigrasi untuk memenuhi
kebutuhan SDM
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi, 2013
Pada tahun 2012 Pemerintah Kota Sukabumi telah melakukan kerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan Pemerintah Kabupaten Bolaang
Mongondow, untuk penempatan transmigran di kedua Kabupaten ini. Adapun
jumlah transmigran pada tahun 2012 adalah :
a) 10 KK / 45 jiwa ditempatkan di Kabupaten Konawe Utara;
b) 10 KK / 35 jiwa ditempatkan di Kabupaten Bolaang Mongondow.
D. ASPEK

- 84 -

D. ASPEK DAYA SAING DAERAH


1. Aspek Kemampuan Ekonomi Daerah
Dilihat dari segi kewilayahan, Kota Sukabumi saat ini masih memiliki
potensi di wilayah-wilayah pengembangan yang dapat difungsikan sebagai
sentra-sentra pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam peningkatan industri,
pelayanan jasa dan perdagangan komoditas pertanian guna mewujudkan
kemandirian pangan. Potensi pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan
adalah semakin besarnya peluang untuk pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat melalui pengembangan agribisnis terpadu, mulai dari budidaya,
agroindustri dan pengembangan pemasarannya, sejalan dengan perkembangan
penduduk dan perkembangan kota.
Potensi sektor industri di Kota Sukabumi secara umum belum banyak
memberikan kontribusi pada perekonomian Kota Sukabumi. Namun dalam hal
penyerapan tenaga kerja, tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor ini cukup
penting dan masih bisa ditingkatkan. Selain perusahaan industri besar dan sedang
yang secara reguler paling banyak menyerap tenaga kerja yang antara lain adalah
industri tekstil dan pakaian jadi, serta berbagai jenis industri menengah dan kecil,
akhir-akhir ini telah muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor Industri
Kreatif yang dapat menjadi alternatif dalam pengembangan sektor industri dan
perdagangan di Kota Sukabumi ke depan.
Pada sektor industri menengah, kecil dan mikro non formal sebagaimana
pada umumnya di berbagai daerah, membutuhkan pembenahan dan pengelolaan
yang serius. Mengingat peran sektor ini makin meningkat dari sisi jumlah maupun
volume usaha, di samping sebagai alternatif penyerapan tenaga kerja yang dapat
diandalkan pada saat aktivitas sektor formal melemah.
Potensi yang cukup besar ada di sektor perdagangan, hotel, dan restoran,
dengan kondisi pada tahun 2011 menjadi kontributor utama, dengan capaian
84,34%. Pengembangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran akan berdampak
pada perkembangan Sektor Pariwisata, karena merupakan sektor pendukungnya.
Peluang pengembangan Sektor Pariwisata ke depan akan semakin besar sejalan
dengan perkembangan kota dan rencana pengembangan jaringan jalan, antara lain
rencana

- 85 -

rencana pembangunan jalan tol Ciawi-Padalarang yang melintasi Wilayah


Sukabumi dan sekitarnya.
Potensi lainnya adalah di sektor perdagangan non formal, yang terdiri atas
Pedagang Kaki Lima (PKL) dan kelompok Usaha/Jasa lainnya, mencakup
pedagang keliling, warung makanan/sembako, jasa layanan publik. Sektor ini
menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan telah terbukti tahan terhadap
guncangan krisis. Jumlah PKL di Kota Sukabumi tahun 2011 mencapai 3.204
unit/pelaku dan kelompok Usaha/Jasa lainnya mencapai 6,591 unit/pelaku.
Sementara itu, sektor yang mengalami laju pertumbuhan negatif adalah
pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, terutama pada subsektor tanaman bahan makanan. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh
negatif. Dengan demikian, fokus pembangunan ekonomi kota sukabumi,
seyogyanya diarahkan pada sektor-sektor jasa yang telah disebutkan sebelumnya,
tanpa mengabaikan sektor-sektor lainnya sebagai penunjang.
Dilihat dari basis ekonomi (economic base), Kota Sukabumi memiliki
sejumlah sektor basis, yaitu sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa keuangan, dan sektor
jasa-jasa lainnya. Hal ini akan mempermudah pemerintah kota Sukabumi dalam
melakukan identifikasi terhadap setiap sektor, dan memilih sektor mana di kota
Sukabumi yang akan dijadikan leading sector dalam mendorong pertumbuhan
ekonominya.
2. Aspek Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Pemanfaatan lahan yang menjadi potensi saat ini di wilayah Kota Sukabumi
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lahan terbangun dan lahan nonterbangun, yaitu:
a. Lahan non-terbangun meliputi lahan sawah, ruang terbuka hijau, vegetasi,
kebun, pemakaman, taman dan lain-lain. Lahan sawah/pertanian lahan basah
menempati urutan pertama terbesar pemanfaatan lahan non terbangun di
wilayah Kota Sukabumi yaitu sekitar 43,90 % dari total luas Kota Sukabumi.
b. Lahan terbangun meliputi lahan permukiman, sarana dan prasarana perkotaan,
serta industri. Lahan permukiman menempati urutan pertama terbesar lahan
terbangun

- 86 -

terbangun Kota Sukabumi yaitu sekitar 31,19% dari luas total kota yang
tersebar di seluruh wilayah kecamatan/kelurahan yang ada.
Ditinjau dari aspek tata ruang, pemanfaatan lahan Kota Sukabumi di atas
menunjukkan bahwa luas Ruang Terbuka Hijau masih di atas 60% dari total luas
Kota Sukabumi, terdiri dari Lahan non-terbangun yang meliputi lahan sawah,
ruang terbuka hijau, vegetasi, kebun, pemakaman, taman dan lain-lain. Lahan
sawah/pertanian lahan basah menempati urutan pertama terbesar pemanfaatan
lahan non terbangun di wilayah Kota Sukabumi yaitu sekitar 43,90 % dari total
luas Kota Sukabumi. Termasuk hutan kota seluas 4,3 ha (0,1%), dan lahan kritis,
yang disebabkan penurunan tingkat kesuburan dan memiliki kemiringan yang
rawan erosi, yang bisa masuk kategori RTH pada daerah bencana, adalah seluas
127,5 ha atau hanya 2,6% dari total luas Kota Sukabumi. Sehingga potensi
dukungan lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya,
khususnya untuk kegiatan perekonomian masih terbuka cukup luas.
Beberapa sarana penunjang perekonomian. diantaranya adalah jalan dan
telekomunikasi sebagai sarana perhubungan, listrik sebagai sarana penerangan,
fasilitas air bersih (PDAM), pada umumnya di Kota Sukabumi relatif baik. Jumlah
rumah yang menggunakan fasilitas listrik yang terpasang hampir merata yaitu
mencapai 563.521.820 VA dan produksi listrik yang terjual mencapai 997.174.991
Kwh.
Selain sektor listrik, yang tidak kalah pentingnya adalah sektor air minum.
Kesadaran pengguna air minum untuk melakukan penghematan penggunaan air
minum akibat terbatasnya kapasitas dan juga untuk menekan biaya menyebabkan
turunnya volume air minum yang disalurkan. Volume air minum yang disalurkan
pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,45% yaitu 4.110.775
sedangkan di tahun 2010 4.171.125 m .

m ,

Sementara itu dari 19.940 pelanggan

PDAM Kota Sukabumi, pelanggan terbanyak adalah dari kategori pelanggan non
niaga, yaitu sebanyak 18.751 pelanggan (94,04 %). Sedangkan jumlah pelanggan
terkecil adalah kategori pelanggan industri, yaitu sebanyak 11 pelanggan (0,06%).

Gambar 2.29.

- 87 -

18.751
94,04%

442
2,22%
184
0,92%

11
0,06%

Sosial

552
2,77%

Non Niaga

Niaga

Industri

Khusus

Gambar 2.29.
Persentase Air Minum yang Didistribusikan Menurut Jenis Konsumen
di Kota Sukabumi Tahun 2011
3. Iklim Berinvestasi
Terus membaiknya perekonomian, baik domestik maupun global, serta
positifnya prospek perekonomian daerah ke depan, mendorong semakin besarnya
peluang investasi yang dapat masuk ke Kota Sukabumi, namun demikian peluang
tersebut harus didukung pula oleh penciptaan situasi dan kondisi Kota Sukabumi
yang kondusif bagi investasi. Rasa aman dan ketersediaan infrastruktur serta
kemudahan regulasi menjadi faktor yang menentukan. Sebagai gambaran kondisi
yang mendukung tersebut antara lain adalah dengan adanya Surat keputusan
Walikota Sukabumi Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pelimpahan Kewenangan
Pelayanan Perizinan kepada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Kota Sukabumi dimana Pelayanan Perizinan tersebut meliputi : Izin gangguan
(HO), Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin
Tanda Daftar industri (TDI), Izin Usaha Industri (IUI), Izin Reklame dan Izin
Pengambilan Air Bawah Tanah.
4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di Kota Sukabumi yang merupakan potensi
memasuki pasar kerja berasal dari output pendidikan maupun pelatihan-pelatihan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Sarana yang dimiliki oleh
Kota

- 88 -

Kota Sukabumi untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang akan


memasuki pasar kerja berupa Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola oleh Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Teaching Factory dari Program Kota
Vokasi yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi.
Gambaran umum potensi tenaga kerja yang merupakan pencari kerja di
Kota Sukabumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.35.
Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
di Kota Sukabumi Tahun 2011
Sekolah Dasar
Bulan

SLTP

Laki-laki Perempuan Laki-laki

SLTA

Sarjana Muda

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Sarjana

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Januari

39

24

62

130

82

16

20

22

11

Februari

45

13

78

90

79

14

12

Maret

53

14

64

94

85

18

April

14

18

55

71

34

Mei

30

35

40

50

190

229

15

10

10

Juni

30

35

40

50

214

229

18

15

10

10

Juli

18

20

36

28

120

137

23

21

Agustus

48

54

September

27

40

87

48

133

132

50

40

10

25

Oktober

15

28

40

56

110

105

27

23

10

24

Nopember

21

44

25

188

77

65

10

30

13

Desember

11

28

74

36

12

16

17

18

Tahun 2011

150

317

369

546

1.462

1.279

234

194

155

139

Tahun 2010

52

327

325

806

2.042

1.788

450

699

900

950

Sumber : Kota Sukabumi Dalam Angka, 2012

BAB III

- 89 -

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

A. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2008-2019


Kinerja APBD secara umum merupakan gambaran kinerja keuangan suatu
daerah, yaitu ukuran kinerja dengan pendekatan indikator keuangan. Analisis
kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu
dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan yang
mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut ke
depannya.
Analisis kinerja keuangan merupakan usaha mengidentifikasi ciri-ciri
keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam organisasi
pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan ada beberapa ukuran kinerja, yaitu
rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi.
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah atau yang sering disebut sebagai
otonomi fiskal menunjukkan kemampuan daerah dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang
telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan
daerah. Rasio ini juga menggambarkan ketergantungan pemerintah daerah
terhadap sumber dana eksternal. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat
ketergantungan daerah terhadap pihak eksternal semakin rendah, begitu pula
sebaliknya dalam hal perhitungan ketika tingkat ketergantungan daerah
meningkat.
Adapun kriteria yang digunakan dalam Rasio Kemandirian ini adalah:
Rendah Sekali 0% - 25%, Rendah 25% - 50%, Sedang 50% - 75%, Tinggi 75% - 100%.
Gambaran umum perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Tahun 2008-2012
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1.

- 90 -

Tabel 3.1.
Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
JML PENDAPATAN
DI LUAR PAD

r (%)

JUMLAH PAD

r (%)

RASIO
KEMANDI
RIAN
DAERAH

NO

TAHUN

2008

378,919,757,155

2009

440,377,546,370

16.22%

66,190,680,359.00

1.85%

15.03%

2010

473,677,511,586

7.56%

91,472,357,185.00

38.20%

19.31%

2011

508,136,551,480

7.27%

115,473,386,833.00

26.24%

22.72%

2012

583,024,270,974

14.74%

148,387,665,338.00

28.50%

25.45%

64,988,960,767.00

17.15%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio kemandirian daerah Kota
Sukabumi selama kurun waktu 2008-2012 secara bertahap terus mengalami
peningkatan, dari 17,15 % pada tahun 2008 menjadi 25,45 % pada tahun 2012.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketergantungan keuangan dari pihak
eksternal secara bertahap berkurang, serta tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan daerah semakin meningkat, terutama dalam membayar pajak dan
retribusi daerah sebagai komponen utama PAD.
2. Rasio Efektivitas
Pengertian efektivitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu
operasi pada sektor publik, sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan
tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan
pelayanan

masyarakat

yang

merupakan

sasaran

yang

telah

ditetapkan

sebelumnya. Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah


dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin besar realisasi penerimaan
PAD dibanding target penerimaan PAD, maka dapat dikatakan semakin efektif,
dan begitu pula sebaliknya.
Rasio efektifitas diukur dengan : Rasio Efektifitas = Realisasi Penerimaan
PAD / Target Penerimaan PAD. Nilai efektifitas diperoleh dari perbandingan
sebagaimana tersebut di atas, diukur dengan kriteria berdasarkan penilaian kinerja
keuangan.
Apabila

- 91 -

Apabila persentase kinerja keuangan di atas 100% dapat dikatakan sangat


efektif, 90% - 100 % adalah efektif, 80% - 90% adalah cukup efektif, 60% - 80%
adalah kurang efektif dan kurang dari 60% adalah tidak efektif. Gambaran dari
perkembangan Rasio Efektivitas APBD Kota Sukabumi tahun 2008-2012 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2.
Perkembangan Rasio Efektivitas Pendapatan Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
No

Tahun

1
2
3
4
5

2008
2009
2010
2011
2012

Rata-Rata

TARGET PAD
52,871,771,000
63,134,763,000
82,401,066,000
115,473,386,833
134,353,797,500
89,646,956,867

r(%)

19.41%
30.52%
40.14%
16.35%

26.60%

REALISASI PAD
64,988,960,767
66,190,680,359
91,472,357,185
115,473,386,833
148,387,665,338
97,302,610,096

r(%)

1.85%
38.20%
26.24%
28.50%

23.70%

RASIO
EFEKTIVITAS
122.92%
104.84%
111.01%
100.00%
110.45%

109.84%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

r(%)

-14.71%
5.88%
-9.92%
10.45%
-2.07%

Dari table tersebut terlihat bahwa rasio efektivitas pendapatan Kota


Sukabumi selama kurun waktu tahun 2008-2013 tingkat efektivitasnya di atas 100
%, yang artinya masuk ke dalam kategori sangat efektif. Namun apabila dilihat
dari pertumbuhannya masih di bawah 1 %, artinya upaya peningkatan
pendapatan Kota Sukabumi harus lebih ditingkatkan lagi di masa yang akan
datang.
3. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara
output dan input atau realisasi pengeluaran, dengan realisasi penerimaan daerah.
Semakin kecil rasio ini, maka semakin efisien, begitu pula sebaliknya. Dalam hal
ini dengan mengasumsikan bahwa pengeluaran yang dibelanjakan sesuai dengan
peruntukkannya dan memenuhi dari apa yang direncanakan. Pada sektor
pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan
pengorbanan seminimal mungkin. Suatu kegiatan dikatakan telah dikerjakan
secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai hasil (output)
dengan

- 92 -

dengan biaya (input) yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil
yang diinginkan. Rasio efisiensi diukur dengan : Rasio Efisiensi = Realisasi
Pengeluaran / Realisasi Penerimaan. Dengan mengetahui hasil perbandingan
antara realisasi pengeluaran dan realisasi penerimaan, dengan menggunakan
ukuran efisiensi tersebut, maka penilaian kinerja keuangan dapat ditentukan.
Apabila kinerja keuangan diatas 100% ke atas dapat dikatakan tidak efisien, 90% 100% adalah kurang efisien, 80% - 90% adalah cukup efisien, 60% - 80% adalah
efisien dan di bawah dari 60% adalah sangat efisien. Adapun perkembangan rasio
efisiensi Kota Sukabumi tahun 2008-2012 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3.3.
Perkembangan Rasio Efisiensi Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
TAHUN

REALISASI
PENDAPATAN

r (%)

REALISASI BELANJA

2008

443,908,717,922

457,498,444,562

2011

623,609,938,313 10.34%

624,510,233,475

2009
2010
2012

Rata-Rata

506,568,226,729 14.12%
565,149,868,771 11.56%
731,411,936,312 17.29%

574,129,737,609

10.66%

r (%)

557,821,530,539 21.93%
568,645,336,614

1.94%
9.82%

713,153,260,784 14.19%

584,325,761,195

9.58%

RASIO
EFISIENSI
103.06%
110.12%

r (%)

6.85%

100.62%

-8.63%

102.29%

-0.98%

100.14%
97.50%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

-0.47%
-2.64%

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2008 Rasio Efisiensi Kota
Sukabumi masuk ke dalam kategori tidak efisien, namun pada tahun 2012 Rasio
Efisiensi mencapai angka 97,50 % masuk ke dalam kategori kurang efisien, hal ini
menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kota Sukabumi mengoptimalkan
pendapatan dan mengefisienkan belanja nya mulai menunjukkan kinerja yang
cukup baik.
B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN RPJMD TAHUN 2008-2013
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kota Sukabumi tidak terlepas
dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan
pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun
dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak
langsung

- 93 -

langsung dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan


daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 20082012 telah menunjukkan efektivitas dan efisiensi yang menggembirakan. Ini
menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan dengan
baik dan diharapkan mampu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan
perekonomian daerah. Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya
Penerimaan Daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya
penghematan dari sisi belanja.
Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang peranan penting dalam
keuangan daerah, yaitu Pertama, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi, yang pelaksanaannya
ditetapkan melalui Peraturan Daerah setiap tahunnya. Kedua, sumber pembiayaan
yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa
Barat yang pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan daerah setiap tahunnya.
Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran dan Belanja Negara
(APBN) yang di dalamnya terakomodasi dana dekonsentrasi dan dana pinjaman
luar negeri.
Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah, selama
kurun waktu 5 (lima) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode
pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai
tindak lanjut reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan
keuangan daerah. Upaya ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 01 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi selama 5 (lima) tahun, yaitu dari Tahun
Angaran 2008-2012.
1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah
Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah diupayakan untuk
peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban
bagi masyarakat. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan
elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan

- 94 -

pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan


dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan
utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik di Kota Sukabumi. Arah pengelolaan pendapatan daerah
kota Sukabumi tahun 2008 2013 yaitu mobilisasi sumber-sumber PAD dan
penerimaan daerah lainnya. Adapun komponen Pendapatan Daerah terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-Lain Daerah
Yang Sah. Gambaran umum pencapaian Pendapatan Daerah dapat diuraikan pada
tabel berikut :
Tabel 3.4.
Perkembangan Capaian Pendapatan Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
NO

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

1
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4

2
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

122.92%
123.79%
105.82%
100.00%
484.96%

104.84%
112.30%
111.43%
100.00%
103.37%

111.01%
109.65%
105.11%
100.69%
112.24%

112.31%
113.33%
112.71%
99.54%
112.61%

110.45%
118.62%
105.18%
100.00%
110.01%

1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah


Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

90.77%
100.03%
50.91%
85.66%

99.29%
98.53%
100.00%
213.37%
89.70%

93.39%
94.58%
89.86%
95.50%

96.60%
93.70%
98.42%
94.40%

94.60%
84.82%
100.00%
99.79%

1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3

Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus

RATA-RATA CAPAIAN

102.77%
135.78%
100.00%
100.00%

105.49%

98.22%
87.98%
100.00%
100.00%

100.78%

99.77%
98.20%
100.00%
100.00%

101.39%

99.86%
99.00%
100.00%
100.00%

102.92%

98.19%
88.03%
100.00%
100.00%

101.08%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan rata-rata pencapaian PAD
selama kurun waktu tahun 2008-2012 berkisar antara 100.39 % sampai dengan
105.49 %. Hal ini menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kota Sukabumi untuk
merealisasikan target Pendapatan Daerah cukup baik, namun demikian apabila
melihat capaian per tahunnya relatif berfluktuatif paling tinggi pada Tahun 2008
sebesar 105.49 %, dan paling rendah sebesar 100.78 % pada Tahun 2009.
a. Pendapatan

- 95 -

a. Pendapatan Asli Daerah


Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sukabumi
selama periode Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut :
Tabel 3.5.
Perkembangan PAD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
TARGET PAD
No

1
2
3
4
5

Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

Rata-Rata

TARGET RPJMD
2008-2013
41,592,000,000
53,319,776,000
54,455,487,229
55,615,389,107
56,799,996,895

r(%)

TARGET APBD

28.20%
2.13%
2.13%
2.13%

52,871,771,000
63,134,763,000
82,401,066,000
102,813,919,000
134,353,797,500

52,356,529,846 8.65%

REALISASI PAD
r(%)

Rp.

19.41%
30.52%
24.77%
30.68%

64,988,960,767
66,190,680,359
91,472,357,185
115,473,386,833
148,387,665,338

87,115,063,300 26.34%

APBD

Proporsi
Thdp
APBD

Rp.

(%)

r(%)

1.85%
38.20%
26.24%
28.50%

97,302,610,096 23.70%

483,172,779,000
582,333,706,000
576,630,173,000
626,773,462,000
748,450,040,810

10.94%
10.84%
14.29%
16.40%
17.95%

603,472,032,162 14.09%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


Dari data terlihat bahwa pertumbuhan target PAD dalam APBD Kota
Sukabumi dalam kurun waktu 2008-2012 rata-rata sebesar 26.34 % sedangkan
realisasinya rata-rata mencapai 23.70 %. Hal ini menggambarkan kinerja
pencapaian PAD Kota Sukabumi selama 5 tahun terakhir masih harus
ditingkatkan lagi pada tahun-tahun yang akan datang sehingga Pendapatan
Daerah dari komponen Pendapatan Asli Daerah dapat lebih optimal.
b. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan menjadi salah satu komponen yang sangat penting bagi
APBD Kota Sukabumi. Dalam 5 (lima) tahun terakhir dana perimbangan Kota
Sukabumi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian karena
sifat Dana Perimbangan ini merupakan dana yang berasal dari eksternal yaitu
Pemerintah Pusat, sehingga perolehannya akan sangat tergantung dari Pemerintah
Pusat. Perkembangan penerimaan dana perimbangan ini dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 3.6.

- 96 -

Tabel 3.6.
Perkembangan Dana Perimbangan Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No

1
2
3
4
5

Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

Rata-Rata

REALISASI DANA
PERIMBANGAN

Target DANA PERIMBANGAN


TARGET RPJMD 20082013
332,093,704,000
355,340,263,280
380,214,081,710
406,829,067,429
435,307,102,149

381,956,843,714

r(%)

7.00%
7.00%
7.00%
7.00%

7.00%

TARGET APBD
331,906,807,000
384,732,387,000
386,977,264,000
407,795,864,000
494,088,817,900

401,100,227,980

r(%)

15.92%
0.58%
5.38%
21.16%

10.76%

Rp.

r(%)

341,106,451,592
377,865,432,876 10.78%
386,088,446,657 2.18%
407,221,918,044 5.47%
485,128,119,507 19.13%

399,482,073,735

9.39%

APBD

Proporsi
Thdp
APBD

Rp.

(%)

483,172,779,000
582,333,706,000
576,630,173,000
626,773,462,000
748,450,040,810

68.69%
66.07%
67.11%
65.06%
66.01%

603,472,032,162 66.59%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


Tidak dapat dipungkiri bahwa ketergantungan Kota Sukabumi pada
Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk APBD Kota Sukabumi cukup besar dalam
membiayai pembangunan Kota Sukabumi. Hal ini terlihat dari proporsi Dana
Perimbangan terhadap APBD Kota Sukabumi yang rata-rata mencapai 66.59%,
Rata-rata target dalam APBD untuk dana perimbangan tumbuh sebesar 10.76%
selama kurun waktu 2008-2012 namun dilihat dari pertumbuhan realisasinya ratarata baru mencapai 9.39%.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Sumber penerimaan lainnya berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang
sah yang terdiri atas penerimaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan
penerimaan dari Pemerintah Pusat. Perkembangan Lain-Lain PAD Yang Sah
selama kurun waktu Tahun 2008-2012 pertumbuhan realisasi capaiannya rata-rata
berada di atas target yang telah ditetapkan. Target dalam RPJMD Tahun 2008-2013
rata-rata tumbuh sebesar 10% sedangkan target dalam APBD tumbuh rata-rata
sebesar 27.64%, namun apabila dilihat dari pertumbuhan realisasinya mencapai
29.41%. Hal ini menggambarkan kinerja sektor pendapatan dari Pendapatan LainLain PAD Yang Syah cukup baik, proporsi terbesar diperoleh dari RSUD R.
Syamsudin S.H. yang sudah berstatus BLUD.
Untuk lebih jelasnya perkembangan penerimaan Lain-lain Pendapatan yang
Sah dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 3.7

- 97 -

Tabel 3.7.
Perkembangan Dana Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No

1
2
3
4
5

Tahun

2008
2009
2010
2011
2012

Rata-Rata

REALISASI LAIN-LAIN PAD YANG


SYAH

Target LAIN-LAIN PAD YANG SAH


TARGET RPJMD 2008r(%)
2013
33,361,814,000
36,697,995,400
40,367,794,940
44,404,574,434
48,845,031,877

10.00%
10.00%
10.00%
10.00%

40,735,442,130 10.00%

TARGET APBD
41,657,818,000
62,958,274,000
93,784,531,000
104,464,754,000
103,482,020,010

r(%)

51.13%
48.96%
11.39%
-0.94%

81,269,479,402 27.64%

Rp.
37,813,305,563
62,512,113,494
87,589,064,929
100,914,633,436
97,896,151,467

APBD

Proporsi
Thdp
APBD

Rp.

(%)

r(%)

65.32%
40.12%
15.21%
-2.99%

77,345,053,778 29.41%

483,172,779,000
582,333,706,000
576,630,173,000
626,773,462,000
748,450,040,810

8.62%
10.81%
16.26%
16.67%
13.83%

603,472,032,162 13.24%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


2. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Belanja

daerah

dalam

RPJMD

Tahun

2008-2013

diarahkan

pada

peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik, di samping


tetap

menjaga

eksistensi

penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah.

Dalam

penggunaannya, belanja daerah tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan


penghematan sesuai dengan prioritas serta diseimbangkan dengan jumlah
Pendapatan Daerah yang ada, yang diharapkan dapat memberikan dukungan
pada program-program strategis daerah.
Capaian realisasi Belanja Daerah selama kurun waktu 2008-2012 masih di
bawah 100 %. Dari Komponen Belanja Tidak Langsung dapat dilihat bahwa
komponen Belanja Pegawai realisasinya selalu di atas 100 %, dimana realisasi
tertinggi terjadi pada tahun 2010. Kondisi ini diakibatkan dari tidak seimbangnya
pertumbuhan jumlah pegawai yang harus digaji dengan kenaikan Dana Alokasi
Umum.
Adapun gambaran umum persentase realisasi Capaian Belanja Daerah
dalam kurun waktu tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.8

- 98 -

Tabel 3.8.
Perkembangan Capaian Belanja Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
NO

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

1
2
2.1
2.1.1
2.1.2
2 1.3
2.1.4
2.1.5

99.02%
104.48%

99.64%
107.81%

110.86%
114.37%

106.81%
109.21%

100.74%
101.52%

2.1.8

2
BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja bunga
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan sosial
Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
Dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga

2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3

Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal

2.1.6
2.1.7

RATA-RATA CAPAIAN

85.42%
68.81%

81.93%
64.44%

92.54%
102.06%

97.23%
85.59%

96.82%
90.04%

99.71%

100.00%

4.05%

40.08%

104.13%

8.67%

100.00%
91.84%

90.71%
93.67%
87.24%
93.38%

92.19%
96.45%
90.97%
91.55%

84.44%
97.26%
91.22%
63.44%

90.54%
96.51%
92.26%
82.70%

88.81%
95.69%
93.63%
72.70%

94.87%

95.91%

97.65%

98.68%

94.77%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


a. Belanja Tidak Langsung
Komponen terbesar pada Belanja Tidak Langsung didominasi oleh Belanja
Pegawai yaitu rata-rata sebesar 80.97 % dan pertumbuhan rata-rata selama kurun
waktu 2008-2012 adalah sebesar 18.60 %. Kondisi ini memperlihatkan bahwa
adanya penambahan pegawai baik melalui rekrutmen maupun pindahan dari
daerah lain yang masuk ke lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi. Proporsi
terbesar kedua pada komponen Belanja Bantuan Sosial sebesar 10.26 % dan Belanja
Hibah sebesar 6.81 %.
Pertumbuhan target Belanja Langsung rata-rata sebesar 15.24 % selama
kurun waktu 2008-2012, sedangkan rata-rata pertumbuhan realisasinya adalah
sebesar 15.84 %. Rata-rata capaiannya adalah sebesar 103.41 % dengan
pertumbuhan rata-rata 0.51 %. Persentase capaian tertinggi terjadi pada Tahun
2010 yaitu sebesar 110.86 % namun demikian semakin menurun dan mencapai
100.74 % pada Tahun 2012. Kondisi ini menggambarkan bahwa Belanja Tidak
Langsung terutama pada Komponen Belanja Pegawai di Kota Sukabumi mulai
Tahun

- 99 -

Tahun 2010-2012 melebihi dari yang dianggarkan. Kondisi ini salah satunya
diakibatkan dari tidak seimbangnya pertumbuhan jumlah pegawai yang harus
digaji dengan kenaikan Dana Alokasi Umum.
Untuk lebih jelasnya gambaran umum realisasi Belanja Tidak Langsung
selama kurun waktu 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9.
Perkembangan Belanja Tidak Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No

Tahun

TARGET BELANJA TIDAK


LANGSUNG
Rp.

1
2
3
4
5

2008
2009
2010
2011
2012

Rata-Rata

231,000,435,000
281,530,059,000
309,437,752,000
350,427,009,000
406,237,456,750

315,726,542,350

r(%)

21.87%
9.91%
13.25%
15.93%

15.24%

REALISASI BELANJA TIDAK


LANGSUNG
Rp.
228,740,950,012
280,522,149,075
343,036,296,035
374,303,783,217
409,231,632,145

327,166,962,097

CAPAIAN

r(%)

(%)

r(%)

22.64%
22.28%
9.11%
9.33%

99.02%
99.64%
110.86%
106.81%
100.74%

0.63%
11.26%
-3.65%
-5.69%

15.84%

103.41%

0.51%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


Pertumbuhan Dana Alokasi Umum yang sebagian besar untuk gaji pegawai
rata-rata tumbuh sebesar 9.72 % sedangkan Belanja Pegawai rata-rata tumbuh
sekitar 18.60 %, namun demikian Pemerintah Kota Sukabumi pada tahun 2012
berhasil terus menekan ketidakseimbangan ini. Di masa yang akan dating
Pemerintah Kota Sukabumi harus

melakukan kebijakan strategis untuk

menyelaraskan antara penerimaan pegawai dengan penambahan Dana Alokasi


Umum yang diterima.
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung pada APBD Kota Sukabumi selama kurun waktu tahun
2008-2012 diarahkan pada :
1) Peningkatan program-program yang berorientasi pada masyarakat dan
berupaya melaksanakan realisasi belanja daerah tepat waktu dengan
mendorong proses penetapan Perda APBD secara tepat waktu.
2) Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran
yang berbasis kinerja dan sistem pelaporan yang akuntabel.

3. Mengalokasikan

- 100 -

3) Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost
secara terukur dan terarah, yaitu:
a) Pemenuhan

kebutuhan

dasar

dalam

menjamin

keberlangsungan

operasional kantor (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan
servis mobil);
b) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai
pelaksanaan Tupoksi SKPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi,
konsultasi, sosialisasi, pengendalian dan evaluasi, dan perencanaan
pembangunan;
c) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung programprogram pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan dari setiap
SKPD;
4) Meningkatkan alokasi anggaran bidang ekonomi yang diorientasikan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat;

5) Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS,

belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan dengan
prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang, serta belanja tidak
terduga yang digunakan untuk penanggulangan bencana;

6) Penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan komposisi belanja tidak


langsung dan belanja langsung dengan visi dan misi Pemerintah Kota
Sukabumi;
7) Peningkatan efektivitas belanja bantuan keuangan dan bagi hasil kepada
kecamatan/kelurahan dengan pola Alokasi yang bersifat block grant secara
proporsional, guna memperkuat kapasitas fiskal kecamatan/kelurahan dalam
melaksanakan tugas-tugas pelimpahan wewenang.
Komponen Belanja Langsung dengan proporsi terbesar dalokasikan untuk
Belanja Barang dan Jasa yaitu rata-rata sebesar 44.39 % terbesar kedua
dialokasikan untuk Belanja Modal rata-rata sebesar 34.85 % dan Belanja Pegawai
rata-rata sebesar 20.76 %.
Gambaran umum perkembangan Realisasi Belanja Langsung Kota
Sukabumi Tahun 2008-2012 dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.10

- 101 -

Tabel 3.10.
Perkembangan Belanja Langsung Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No

Tahun

TARGET BELANJA LANGSUNG


Rp.

1
2
3
4
5

2008
2009
2010
2011
2012

Rata-Rata

252,172,344,000
300,803,647,000
267,192,421,000
276,350,153,000
342,212,584,060

287,746,229,812

r(%)

19.28%
-11.17%
3.43%
23.83%
8.84%

REALISASI BELANJA LANGSUNG


Rp.
228,757,494,550
277,299,381,464
225,609,040,579
250,206,450,258
303,921,628,639

257,158,799,098

CAPAIAN

r(%)

(%)

r(%)

21.22%
-18.64%
10.90%
21.47%

90.71%
92.19%
84.44%
90.54%
88.81%

1.62%
-8.41%
7.23%
-1.91%

8.74%

89.34%

-0.29%

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012


Secara objektif masih banyak masalah dan tantangan yang harus di
selesaikan dan menjadi prioritas dalam Tahun 2013-2018 ke depan, tetapi di lain
pihak kondisi dan kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan anggaran masih
terbatas, sehingga prinsip efisiensi, efektifitas, equity dan ekonomis tetap menjadi
dasar dalam pengalokasian belanja daerah tentunya dengan memperhatikan tolok
ukur dan target kinerja yang ingin dicapai dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Dari data di atas terlihat bahwa tingkat realisasi Belanja Langsung Kota Sukabumi
selama kurun waktu 2008-2012 masih di bawah 100 % atau rata-rata capaiannya
mencapai 89.34 %. Kondisi harus diperbaiki dengan meningkatkan tingkat
penyerapan yang ada di seluruh SKPD, memperbaiki sistem pengelolaan
keuangan.
3. Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 23 ayat (3),
pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit
atau untuk memanfaatkan surplus. Kondisi anggaran dalam Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi Tahun Anggaran 20082012, perbandingan antara pendapatan dan belanja masih lebih besar belanja
sehingga dalam pembiayaan digunakan untuk menutup defisit dari selisih
tersebut. Sumber-sumber penerimaan pembiayaan yang paling besar masih tetap
dari pos Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya.
Gambaran

- 102 -

Gambaran umum realisasi Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi tahun 20082013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.11.
Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi
Tahun 2008-2012
NO
1
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3 1.5
3.1.6

3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4

3.3

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Pembiayaan
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penenmaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah

72,528,158,250
18,500,000,000
241,978,373

46,673,099,281
30,050,398,413
-

20,499,812,122
727,081,117
-

15,731,425,396
137,855,175
-

19,225,405,409
61,641,734
40,750,000

Jumlah Penerimaan Pembiayaan

91,270,136,623

76,723,497,694

21,226,893,239

15,869,280,571

19,327,797,143

Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
SP2D TA 2007
Potongan Pajak SP2D LS / Pinjaman Daerah

29,585,183,000
4,250,000,000
500,000
200,726

220,381,762
4,750,000,000
-

2,000,000,000
-

500,000,000
2,962,500,000

1,500,000,000
1,200,000,000

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan

33,835,883,726

4,970,381,762

2,000,000,000

3,462,500,000

2,700,000,000

Pembiayaan Neto

57,434,252,897

71,753,115,932

19,226,893,239

12,406,780,571

16,627,797,143

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan

43,844,526,257

20,499,812,122

15,731,425,396

11,506,485,409

34,886,472,671

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012,


Pembiayaan daerah dalam kurun waktu 2009-2011, memperlihatkan bahwa
penerimaan pembiayaan selama ini hanya bersumber dari sisa lebih perhitungan
anggaran tahun sebelumnya (SiLPA). Besaran SiLPA yang relatif besar ini,
terutama disebabkan

over

target

pendapatan

dan

efisiensi

penggunaan

anggaran. Besaran SiLPA menunjukkan trend menurun, yang dapat diartikan


bahwa, disparitas antara perencanaan pendapatan dan belanja daerah dengan
pelaksanaannya

yang

semakin

mengecil

menunjukkan

bahwa

proses

perencanaan dilaksanakan dengan lebih cermat sehingga akan lebih baik pada
tingkat pelaksanaannya.
C. NERACA

- 103 -

C. NERACA DAERAH
Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan 31 Desember 2012 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.12.
Neraca Daerah Kota Sukabumi Per 2011 dan
31 Desember 2012
No.

URAIAN

ASET

ASET LANCAR

Reff

2012

2011

5.2.1

Kas di Kas Daerah

5.2.1.1.1

23,007,032,773.00

6,353,790,529.00

Kas di RK RSUD R. Syamsudin, SH (PPK-BLUD)

5.2.1.1.2

11,233,122,765.00

11,391,162,521.00

Kas di Bendahara Pengeluaran

5.2.1.1.3

15,855,762.00

1,030,452,359.00

Kas di Bendahara Penerimaan

5.2.1.1.4

4,943,143,423.82

8,714,280,461.00

Investasi Jangka Pendek

5.2.1.1.5

450,000,000.00

450,000,000.00

Piutang Pajak

5.2.1.1.6

536,260,318.00

409,323,965.00

Piutang Retribusi

5.2.1.1.7

14,766,290,904.00

6,528,754,415.00

11

Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara

5.2.1.1.1

12

Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah

5.2.1.1.1

13

Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Pusat

5.2.1.1.1

10

Piutang Bagi Hasil Pajak Propinsi

5.2.1.1.8

11

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

5.2.1.1.9

286,472,000.00

164,272,000.00

12

Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan

5.2.1.1.10

13,136,227.00

13,136,227.00

13

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

5.2.1.1.11

324,460,355.00

304,800,355.00

14

Piutang Lainnya

5.2.1.1.12

693,929,500.00

734,679,500.00

15

Persediaan

5.2.1.1.13

8,782,070,639.00

8,398,705,420.00

65,051,774,666.82

44,493,357,752.00

16
17
18

Jumlah Aset Lancar


INVESTASI JANGKA PANJANG

5.2.2

Investasi Nonpermanen

21

Pinjaman Kepada Perusahaan Negara

22

Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah

23

Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya

24

Investasi Dalam Surat Utang Negara

25

Investasi Dalam Proyek Pembangunan

19

Investasi Dana Bergulir

5.2.2.2.1

4,162,500,000.00

2,962,500,000.00

20

Investasi Nonpermanen Lainnya

5.2.2.2.2

4,697,417,100.00

4,759,058,834.00

8,859,917,100.00

7,721,558,834.00

21,413,710,399.00

19,151,113,796.00

21
22

Jumlah Investasi Nonpermanen


Investasi Permanen

23

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

24

Investasi Permanen Lainnya

5.2.2.2.3

25

Jumlah Investasi Permanen

21,413,710,399.00

19,151,113,796.00

26

Jumlah Investasi Jangka Panjang

30,273,627,499.00

26,872,672,630.00

27. ASET

- 104 -

27

ASET TETAP

28

Tanah

205,971,404,586.00

205,122,404,586.00

29

Peralatan dan Mesin

185,090,391,177.00

167,598,200,817.00

30

Gedung dan Bangunan

312,327,398,789.00

287,701,214,535.00

31

Jalan, Irigasi dan Jaringan

520,450,707,085.00

515,453,414,479.00

32

Aset Tetap Lainnya

37,302,098,904.00

32,777,019,263.00

33

Konstruksi Dalam Pengerjaan

34,206,658,303.00

26,822,559,176.00

34

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

5.2.3.1

35
39

Jumlah Aset Tetap


ASET LAINNYA

1,295,348,658,844.00

1,235,474,812,856.00

5.2.4

40

Tagihan Penjualan Angsuran

5.2.4.4.1

41

Tuntutan Perbendaharaan

5.2.4.4.2

42

Tuntutan Ganti Rugi

5.2.4.4.3

43

Kemitraan dengan Pihak Ketiga

5.2.4.4.4

505,760,084.00

503,862,342.00

44

Aset Tak Berwujud

5.2.4.4.5

3,407,535,547.00

1,958,602,641.00

45

Aset Lain-Lain

46

Jumlah Aset Lainnya

3,913,295,631.00

2,462,464,983.00

47

JUMLAH ASET

1,394,587,356,640.82

1,309,303,308,221.00

848,521.00

48

KEWAJIBAN

49

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

50

Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

51

Utang Bunga

52

Utang Jangka Pendek Lainnya

5.2.5.5.2

53
54

5.2.5.5.1

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

15,038,562,728.00

16,297,642,806.00

15,038,562,728.00

16,298,491,327.00

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

68

Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat

69

Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya

70

Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank

71

Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank

72

Utang Dalam Negeri - Obligasi

73

Utang Jangka Panjang Lainnya

55

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang

56

JUMLAH KEWAJIBAN

15,038,562,728.00

16,298,491,327.00

34,255,844,625.00

19,225,405,409.00

4,943,310,098.82

8,714,280,461.00

16,620,549,304.00

8,154,966,462.00

57

EKUITAS DANA

58

Ekuitas Dana Lancar

5.2.6.6.1

59

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)

60

Pendapatan yang Ditangguhkan

61

Cadangan Piutang

62

Cadangan Persediaan

63

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

64
65

Jumlah Ekuitas Dana Lancar


EKUITAS DANA INVESTASI

8,782,070,639.00

8,398,705,420.00

(15,038,562,728.00)

(16,298,491,327.00)

49,563,211,938.82

28,194,866,425.00

5.2.6.6.2

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek

450,000,000.00

66

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

30,273,627,499.00

26,872,672,630.00

67

Diinvestasikan dalam Aset Tetap

1,295,348,658,844.00

1,235,474,812,856.00

68

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

3,913,295,631.00

2,462,464,983.00

69

Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang

71
72
73

Jumlah Ekuitas Dana Investasi

1,329,985,581,974.00

1,264,809,950,469.00

EKUITAS DANA CADANGAN


-

Jumlah Ekuitas Dana Cadangan

75

JUMLAH EKUITAS DANA

1,379,548,793,912.82

1,293,004,816,894.00

76

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

1,394,587,356,640.82

1,309,303,308,221.00

74

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan

D. KERANGKA PENDANAAN
Kerangka pendanaan Tahun 2013-2018 disusun untuk memperoleh
gambaran kekuatan keuangan Kota Sukabumi dalam pembangunan daerah, baik
Baik

- 105 -

yang menyangkut Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan. Sumber-sumber


pendanaannya sendiri dapat berasal dari APBD Kota Sukabumi, APBD Provinsi
Jawa Barat, APBN maupun masyarakat dan dunia usaha.
1. Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menyusun kerangka pendanaan
dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 meliputi asumsi kondisi makro
ekonomi dan sosial yang cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan
di Kota Sukabumi. Berbagai tantangan yang akan dihadapi Kota Sukabumi di
tahun 2013-2018 tentunya tidak terlepas dari perekonomian nasional yang masih
akan dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu perekonomian Provinsi Jawa Barat
dan Nasional. Adanya pasar bebas akan menyebabkan semakin beratnya industri
kecil dalam melakukan persaingan dunia usaha. Persaingan ini tidak hanya dalam
hal produk tapi juga menyangkut kapasitas SDM. Tingkat pengangguran dan
kemiskinan yang masih cukup tinggi juga akan terus mewarnai tantangan
perekonomian Kota Sukabumi sejak awal tahun 2013 dan menjadi permasalahan
yang harus ditanggulangi sampai dengan akhir tahun 2018.
Di tahun 2013-2018, diasumsikan kondisi ekonomi makro di tingkat
Nasional yang berdampak tehadap ekonomi makro Regional Jawa Barat dan Kota
Sukabumi diperkirakan akan membaik, sejalan dengan membaiknya kinerja
ekonomi global di tahun 2011-2012. Pertumbuhan ekonomi sebagaimana di atas
diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas serta
memperkuat landasan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan upaya
penanganan kemiskinan, berbasis pada sumber daya yang ada. Pertumbuhan
ekonomi yang didorong dengan stimulus APBD Kota Sukabumi kepada sektor riil
melalui belanja daerah langsung dan tidak langsung diharapkan mampu
menggerakkan semua sektor produksi, terutama pertanian dan perdagangan.
Dari sisi penawaran, sektor-sektor perekonomian yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang berarti masih didominasi oleh sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor jasa keuangan, dan sektor jasa-jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut
merupakan sektor-sektor basis yang diperkirakan masih menjadi leading sector
pertumbuhan

- 106 -

pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi pada Tahun 2013 -2018. Dominasi sektorsektor tersebut juga masih akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja
meskipun belum signifikan sehingga secara bertahap masalah pengangguran
dapat dikurangi. Sektor-sektor lain yang diasumsikan dapat tumbuh positif
berdasarkan potensi yang ada adalah sektor industri dimana akhir-akhir ini
muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor Industri Kreatif yang dapat
menjadi alternatif dalam pengembangan sektor industri dan perdagangan di Kota
Sukabumi ke depan.
Di samping itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan
sekaligus mendorong peningkatan perekonomian, bantuan langsung kepada
masyarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi yang sudah berjalan masih
diperlukan dan akan terus dilanjutkan, namun pemberian subsidi tersebut akan
terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran dan lebih selektif. Sementara itu, dalam
rangka memenuhi kebutuhan yang penting dan mendesak, pengusulan bantuan
baru dimungkinkan dengan memperhatikan bahwa pemberian subsidi merupakan
pilihan kebijakan terbaik yang perlu dilakukan, memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan, serta dengan mempertimbangkan keterbatasan dana pemerintah
daerah. Selain itu wacana pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi dan
kenaikan tarif dasar listrik akan berpengaruh terhadap kinerja ekonomi kota
terutama akan membebani APBD dan berpotensi menekan daya beli masyarakat
yang secara eksisting di lapangan harga-harga telah mengalami kenaikan.
Perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan masih berlanjut di tahun
2013-2018 yang juga akan turut mempengaruhi pola tanam petani, maupun siklus
pengelolaan air baku, dan yang lebih luas akan berpengaruh pada permasalahan
ketahanan pangan. Fluktuasi harga minyak dunia dan tingkat volatilitas rupiah
terhadap dollar masih cukup tinggi, masih didominasinya arus modal masuk yang
bersifat jangka pendek, masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial yang
mungkin akan terjadi akan banyak berpengaruh terhadap dinamika perekonomian
Kota Sukabumi secara umum dan pembebanan terhadap RAPBD Kota Sukabumi,
Dari hasil evaluasi terhadap kondisi perekonomian makro dapat dilihat
kecenderungan Laju Inflasi di Kota Sukabumi 2 (dua) tahun terakhir dimana Laju
Inflasi Kota Sukabumi masih berada di atas rata-rata Laju Inflasi Jawa Barat, hal ini
harus

- 107 -

harus disikapi dengan baik dan dicarikan solusi yang multi sektor, dengan telah
terbentuknya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Sukabumi, diharapkan
upaya pengendalian Laju Inflasi terutama yang berkaitan dengan sisi permintaan
dan penawaran komoditi di Kota Sukabumi dapat berjalan dengan baik. Laju
Inflasi Kota Sukabumi didominasi oleh kelompok bahan makanan dan sandang
yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pengendalian
laju inflasi sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi yang bagus harus diiringi dengan pengendalian laju
inflasi. Tingginya laju inflasi menjadikan arti pertumbuhan ekonomi yang tinggi
menjadi kecil oleh karena kemampuan masyarakat untuk membeli suatu produk
akan tetap atau bahkan menurun. Dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus
diharapkan laju inflasi rendah sehingga daya beli masyarakat juga semakin baik
yang selanjutnya diiringi dengan perubahan pola konsumtif menjadi produktif
yaitu dengan menabung dan atau mengembangkan usaha (investasi).
Dari sisi keuangan daerah, pada Tahun 2013-2018 fungsi APBD Kota
Sukabumi sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi, masih dapat berperan
maksimal dalam upaya pencapaian Visi dan Misi Walikota Sukabumi Tahun 20132018. Hal ini harus ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat penyerapan APBD
Kota Sukabumi, efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, serta program dan
kegiatan pembangunan yang dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kota Sukabumi.
Dari sisi Pendapatan Daerah diasumsikan masih sangat bergantung pada
Dana Perimbangan yang berupa Dana Alokasi Umum yang memiliki porsi
terbesar dalam sisi Pendapatan dan cenderung akan bertambah, selain itu Dana
Bagi Hasil Pajak / Dana Bagi Hasil Bukan Pajak diasumsikan akan mengalami
peningkatan terutama dari Provinsi akibat diberlakukannya pajak progresif
kendaraan bermotor. Dari sisi Belanja Daerah diasumsikan akan mengalami
penambahan terutama pada Belanja Tidak Langsung pada pos Belanja Pegawai
yang disebabkan oleh kebijakan pengangkatan pegawai honorer menjadi CPNSD
yang diperkirakan akan banyak menyedot Anggaran Belanja Daerah. Dari sisi
Pembiayaan Daerah, diasumsikan masih berasal dari penerimaan pembiayaan dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya dan
pengeluaran

- 108 -

pengeluaran pembiayaan diasumsikan dari pos Pembentukan Dana Cadangan dan


Penyertaan Modal (investasi) Daerah.
Selain asumsi-asumsi yang berkaitan dengan makro ekonomi dan keuangan
daerah, pada Tahun Anggaran 2013-2018 ada beberapa asumsi yang terkait
dengan kabijakan pemerintah pusat diantaranya adalah kenaikan gaji PNS yang
tentunya harus dialokasikan dalam RAPBD Kota Sukabumi. Asumsi lainnya yang
merupakan pendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Sukabumi
adalah keterlibatan pihak ketiga dalam pembiayaan atas aktifitas yang
dilaksanakan oleh masyarakat. Keterlibatan pihak ketiga dalam pembiayaan
merupakan salah satu bentuk stake holder dalam pembangunan di Kota Sukabumi.
Bentuk keterlibatannya yang dimaksud adalah penyediaan kredit oleh pihak
perbankan kepada aktivitas masyarakat yang produktif CSR (corporate social
responsibility) sehingga akan mampu mendorong pergerakan ekonomi. Demikian
juga dengan beberapa perusahaan swasta nasional maupun BUMN yang
memberikan program pendampingan kepada masyarakat program bina
lingkungan Pendanaan non APBD yang dilakukan oleh pihak ketiga sebagai
bentuk partisipasi dalam pembangunan diharapkan tiap tahunnya semakin besar
dan bentuk kegiatannya semakin diarahkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sehingga semakin nyata hasilnya.
2. Proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018
Proyeksi RAPBD adalah merupakan perkiraan keuangan daerah yang
meliputi Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja dan Anggaran Pembiayaan
pada tahun 2013-2018 sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Proyeksi didasarkan pada perkembangan APBD
Kota Sukabumi 2 tahun terakhir dengan melihat rata-rata pertumbuhan per
tahunnya.
a. Dari sisi Pendapatan Daerah
Upaya mengurangi secara bertahap ketergantungan pembiayaan dari
pemerintah pusat, Pemerintah Kota Sukabumi selama kurun waktu 2013-2018
akan

- 109 -

akan melakukan langkahlangkah kebijakan untuk meningkatkan Pendapatan


Asli Daerah. Adapun langkahlangkah kebijakan dimaksud adalah melalui
usaha instensifikasi dan ekstensifikasi.
Usaha melalui intensifikasi antara lain (1) Melakukan pendataan ulang
obyek pajak dan retribusi untuk akurasi dan pemutahiran data dalam menggali
sumber penerimaan yang belum optimal (2) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi
pemungutan dengan cara menekan biaya operasionalnya (3) Melakukan upaya
penagihan terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak melalui tim
khusus yang dibentuk oleh SKPD terkait. Sementara langkah-langkah usaha
ekstensifikasi pendapatan daerah dilakukan melalui Pembuatan peraturan untuk
menjaring wajib pajak dan retribusi daerah yang baru sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
Peluang untuk meningkatkan target pendapatan daerah di

masa

mendatang mennjadi lebih terbuka dengan diterbitkannya Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undangundang ini sangat strategis dan mendasar di bidang desentralisasi fiskal, karena
terdapat perubahan kebijakan yang cukup fundamental dalam penataan kembali
hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah. UU ini mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1) Memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam perpajakan
dan retribusi sejalan dengan semakin besarnya tanggung jawab pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat;
2) Meningkatkan

akuntabilitas

daerah

dalam

penyediaan

layanan

dan

penyelenggaraan pemerintahan dan sekaligus memperkuat otonomi daerah;


3) Memberikan kepastian bagi dunia usaha mengenai jenis-jenis pungutan daerah
dan sekaligus memperkuat dasar hukum pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah, sehingga diharapkan struktur APBD menjadi lebih baik,
iklim investasi di daerah menjadi lebih kondusif karena Peraturan Daerah Peraturan Daerah pungutan daerah yang membebani masyarakat secara
berlebihan dapat dihindari, serta memberikan kepastian hukum bagi semua
pihak.
b. Dari

- 110 -

b. Dari Sisi Belanja Daerah


Belanja daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 merupakan semua
kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pada dasarnya terdapat dua jenis
belanja menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 yaitu belanja tidak langsung dan
belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki
keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang
meliputi belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. S e d a n g k a n Belanja
langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan
program dan kegiatan, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
dan belanja modal.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran
daerah, setiap tahunnya harus dialokasikan untuk fungsi pendidikan sebesar 20%
dari total belanja daerah, dan fungsi kesehatan 10% dari belanja daerah. Di
samping itu, Pemerintah Kota Sukabumi, juga memiliki kewajiban untuk
melaksanakan program-program yang terutama berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan

serta

perekonomian

masyarakat

Kota

Sukabumi,

sehingga

pencapaian target IPM dan MDGs dapat tercapai sesuai yang direncanakan.
Selain itu Anggaran Belanja Daerah juga diarahkan untuk upaya pencapaian Visi,
Misi dan Program Prioritas Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 20132018 disamping program-program dari setiap SKPD yang menjalankan baik
Urusan Wajib maupun Urusan Pilihan.
Kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan belanja pegawai,
pemenuhan belanja rutin perkantoran (fixed cost), belanja bagi hasil, belanja
bantuan keuangan, disisi lain peningkatan pendapatan daerah tidak sebanding
dengan kebutuhan belanja daerah, mengakibatkan kemampuan riil keuangan
daerah cenderung semakin menurun, oleh sebab itu sinergisasi antara kebijakan
yang berkaitan dengan kepegawaian harus dilakukan dengan baik dan cermat.
c. Dari Sisi Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah secara substansial meliputi semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali atau semua pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada

- 111 -

pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun- tahun anggaran
berikutnya. Dari data menunjukkan bahwa pembiayaan daerah yang termuat
dalam APBD Kota Sukabumi terdiri atas penerimaan pembiayaan daerah dan
pengeluaran pembiayaan daerah.
Pada sisi penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu,
penerimaan kembali penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan
penerimaan hutang. Sedangkan sisi pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA
Tahun berkenaan, pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi,
pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman. Sementara selisih antara
Penerimaan

pembiayaan

dengan

pengeluaran

pembiayaan

merupakan

pembiayaan Netto.
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh
lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh.
Penyebab

utama

terjadinya

defisit

anggaran

adalah

adanya

kebutuhan

pembangunan daerah yang semakin meningkat dan relatif kurang diimbangi


dengan sumber-sumber pembiayaan yang beragam dan pasti. Untuk Kebijakan
diarahkan pada Pembiayaan Daerah yang meliputi penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Adapun proyeksi RAPBD Tahun 2013-2018 dapat
dilihat pada tabel berikut :

- 112 Tabel 3.13.


Rancangan APBD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

No.

Uraian

R-APBD
Perubahan
TA. 2013

R-APBD
TA. 2014

R-APBD
TA. 2015

R-APBD
TA. 2016

R-APBD
TA. 2017

R-APBD
TA. 2018

I.

Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah

148,377,316,600.00
16,786,664,800.00

167,502,095,100.00
23,206,331,400.00

182,043,987,200.00
23,786,489,700.00

197,982,012,950.00
24,381,151,900.00

215,454,019,600.00
24,990,680,700.00

234,611,588,800.00
25,615,447,700.00

9,658,582,900.00

10,170,487,800.00

10,719,694,100.00

11,309,277,300.00

11,942,596,800.00

12,623,324,800.00

3,822,413,400.00

4,204,654,800.00

4,625,120,200.00

5,087,632,250.00

5,596,395,500.00

6,156,035,000.00

118,109,655,500.00

129,920,621,100.00

142,912,683,200.00

157,203,951,500.00

172,924,346,600.00

190,216,781,300.00

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

564,638,186,900.00
87,109,279,900.00

596,858,177,000.00
93,206,929,500.00

630,934,643,900.00
99,731,414,600.00

666,975,741,850.00
106,712,613,600.00

705,096,004,250.00
114,182,496,550.00

745,416,724,600.00
122,175,271,300.00

1.2.2 Dana Alokasi Umum

449,179,037,000.00

473,883,884,000.00

499,947,497,650.00

527,444,610,000.00

556,454,063,550.00

587,059,037,000.00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus

28,349,870,000.00

29,767,363,500.00

31,255,731,650.00

32,818,518,250.00

34,459,444,150.00

36,182,416,300.00

1.1.

1.1.1 Pajak Daerah


1.1.2 Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
1.1.3
dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

1.2.

1.3.

Dana Perimbangan

133,598,139,300.00

145,288,331,200.00

158,799,696,800.00

173,849,578,850.00

190,604,936,000.00

208,251,388,600.00

1.3.1 Hibah

1.3.2 Dana Darurat


Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan
1.3.3 Pemda lainnya.

36,562,323,400.00

40,218,555,800.00

44,240,411,350.00

48,664,452,500.00

53,530,897,750.00

58,883,987,500.00

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

79,471,932,200.00

87,419,125,400.00

96,161,037,950.00

105,777,141,750.00

116,354,855,950.00

127,990,341,500.00

1.3.5 Bantuan Keu. dari Propinsi atau Pemerintah

17,563,883,700.00

17,650,650,000.00

18,398,247,500.00

19,407,984,600.00

20,719,182,300.00

21,377,059,600.00

846,613,642,800.00

909,648,603,300.00

971,778,327,900.00

1,038,807,333,650.00

1,111,154,959,850.00

1,188,279,702,000.00

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Daerah Lainnya

Jumlah Pendapatan

II. Belanja

- 113 -

II.
2.1.

Belanja
432,299,309,584.00

460,145,189,750.00

484,608,118,300.00

518,928,676,100.00

556,732,017,600.00

597,348,279,500.00

389,843,759,134.00

415,588,606,600.00

438,397,814,900.00

470,472,632,300.00

506,431,211,900.00

544,596,055,200.00

2.1.2 Belanja Bunga

2.1.3 Belanja Subsidi

33,897,573,000.00

34,929,500,250.00

35,977,385,200.00

37,056,706,800.00

38,168,408,000.00

39,313,460,000.00

5,507,593,300.00

6,058,352,600.00

6,664,187,900.00

7,330,606,700.00

8,063,667,400.00

8,870,034,000.00

550,384,150.00

568,730,300.00

568,730,300.00

568,730,300.00

568,730,300.00

568,730,300.00

2,500,000,000.00

3,000,000,000.00

3,000,000,000.00

3,500,000,000.00

3,500,000,000.00

4,000,000,000.00

2.2.1 Belanja Pegawai

430,314,333,216.00
50,806,914,862.00

467,503,413,550.00
52,133,050,000.00

507,170,209,600.00
53,165,710,900.00

541,378,657,550.00
54,119,025,000.00

577,922,942,250.00
54,393,405,650.00

615,931,422,500.00
54,989,273,700.00

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

230,265,656,300.00

236,816,940,650.00

243,876,448,800.00

250,847,742,350.00

256,837,174,600.00

262,151,289,800.00

2.2.3 Belanja Modal

149,241,762,054.00

178,553,422,900.00

210,128,049,900.00

236,411,890,200.00

266,692,362,000.00

298,790,859,000.00

Jumlah Belanja

862,613,642,800.00

927,648,603,300.00

991,778,327,900.00

1,060,307,333,650.00

1,134,654,959,850.00

1,213,279,702,000.00

Surplus /defisit

(16,000,000,000.00)

(18,000,000,000.00)

(20,000,000,000.00)

(21,500,000,000.00)

(23,500,000,000.00)

(25,000,000,000.00)

Belanja Tidak Langsung


2.1.1 Belanja Pegawai

2.1.4 Belanja Hibah


2.1.5 Belanja Bantuan Sosial
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kab/Kota dan
Pemerintah Desa
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga

2.2.

Belanja Langsung

III. Pembiayaan

- 114 -

III.
3.1

Pembiayaan Daerah
Penerimaan Pembiayaan
17,500,000,000.00

20,500,000,000.00

22,500,000,000.00

24,500,000,000.00

26,500,000,000.00

28,500,000,000.00

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan


Hasil Penjualan Keakayaan Daerah yang
3.1.3 Dipisahkan

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah

3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah

17,500,000,000.00

20,500,000,000.00

22,500,000,000.00

24,500,000,000.00

26,500,000,000.00

28,500,000,000.00

1,500,000,000.00

2,500,000,000.00

2,500,000,000.00

3,000,000,000.00

3,000,000,000.00

3,500,000,000.00

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

1,500,000,000.00

2,500,000,000.00

2,500,000,000.00

3,000,000,000.00

3,000,000,000.00

3,500,000,000.00

16,000,000,000.00

18,000,000,000.00

20,000,000,000.00

21,500,000,000.00

23,500,000,000.00

25,000,000,000.00

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun


Anggaran Sebelumnya (SiLPA)

Jumlah Penerimaan Pembiayaan


3.2

Pengeluaran Pembiayaan
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Daerah

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan


Pembiayaan Netto
3.3

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun


Berkenaan (SILPA)

BAB IV

- 115 -

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal


terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, khususnya selama 5 (lima)
tahun yang akan datang diidentifikasi dengan baik, maka pemerintahan daerah
akan dapat mempertahankan / meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemerintahan daerah yang tidak menyelaraskan diri secara sepadan atas isu
strategisnya,

akan

menghadapi

potensi

kegagalan

dalam

melaksanakan

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya, atau


gagal dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi /
kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam
hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena
itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap
berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu
strategis. Bagi daerah yang lebih berhasil menciptakan sistem informasi
perencanaan pembangunan daerah, selanjutnya melakukan upaya-upaya rutin
untuk memantau peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Oleh karena
kebijakan Pemerintah Daerah tidak lagi bersifat reaktif tetapi lebih antisipatif.
Tanpa itu, akan banyak peluang-peluang penting akan hilang, dengan ancaman
tidak dikenali atau terlambat diantisipasi.
Analisis isu-isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Sukabumi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi objektif
daerah

- 116 -

daerah dan perkembangan yang terjadi di Kota Sukabumi selama pelaksanaan


pembangunan 5 (lima) tahun terakhir (2008-2013), serta merupakan dasar utama
visi dan misi pembangunan jangka menengah yang juga akan menentukan kinerja
pembangunan dalam 5 tahun mendatang (2013-2018).
A. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara
kinerja pembangunan yang dicapai saat ini, dengan yang direncanakan serta
antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan
dibuat. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah merupakan salah satu
input bagi perumusan tujuan dan sasaran, yang bersifat prioritas sesuai platform
Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Berikut ini beberapa permasalahan
pembangunan di Kota Sukabumi pada periode 2008-2013 :
1. Aspek Sosial Budaya Daerah
Permasalahan umum terkait dengan aspek sosial budaya daerah akan
dilihat

dari

urusan

pendidikan,

kesehatan,

kepemudaan

dan

olahraga,

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan


keluarga sejahtera, serta pemberdayaan masyarakat, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pendidikan
Pembangunan aspek pendidikan di Kota Sukabumi dititikberatkan pada
peningkatan mutu, perluasan kesempatan belajar terutama pada jenjang
pendidikan dasar. Secara umum permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya
tenaga pendidik yang profesional, berkualitas dan kompeten dalam bidang yang
diajarkannya, serta kurang terwujudnya pemerataan pendidikan di segenap
lapisan masyarakat. Berikut beberapa permasalahan yang muncul selama periode
2008-2013 :
1) Belum meratanya daya tampung peserta didik pada jenjang SMP dan
SMA/SMK;
2) Animo masyarakat yang masih relatif tinggi terhadap sekolah negeri;
3) Belum

- 117 -

3) Belum menyebar secara merata jenjang persekolahan SMA/SMK dan yang


sederajat pada setiap wilayah Kecamatan;
4) Masih adanya anak usia sekolah yang putus sekolah yang tidak mau
melanjutkan (dikarenakan pengaruh lingkungan);
5) Belum meratanya persekolahan dalam memanfaatkan secara optimal teknologi
informasi (IT) untuk pelayanan pendidikan.
Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Kota Sukabumi selama periode
Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 menunjukkan angka
99.64% dan tahun 2012 sebesar 99,68%. Pencapaian Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)
Kota Sukabumi selama periode Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan secara
signifikan sesuai dengan target yang diharapkan dalam RPJMD Kota Sukabumi
Tahun 2008-2013. Pada Tahun 2008 menunjukkan RLS sebesar 9,00, Tahun 2012
sebesar 9,42.
Berkaitan dengan Program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun yang telah
berjalan selama 7 tahun, Dinas Pendidikan menggunakan angka pembagi usia
penduduk 18 tahun dan tidak lagi menggunakan usia penduduk 15 tahun.
Sehingga perhitungan RLS menurut Dinas Pendidikan Kota Sukabumi menjadi
11.22 tahun pada tahun 2012.
b. Kesehatan
Pengembangan upaya kesehatan yang dilakukan dengan pendekatan:
pemerataan fasilitas kesehatan (equity), peningkatan mutu pelayanan kesehatan
(equality), dan kesinambungan pelayanan (sustainability). Angka Harapan Hidup
(AHH) Kota Sukabumi terlihat mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012,
hal ini dikarenakan adanya perubahan metoda perhitungan AHH dan tabel
kehidupan yang menjadi dasar perhitungannya, bukan dikarenakan penurunan
kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi.
Penurunan AHH ini juga dirasakan oleh Provinsi Jawa Barat secara umum,
dan juga oleh Kabupaten/Kota lain. Namun demikian, perlu dijelaskan bahwa
apabila digunakan metoda perhitungan dan tabel kehidupan lama untuk
perhitungan AHH pada Tahun 2012, maka pencapaiannya akan menjadi 73,65
tahun.
Gambaran

- 118 -

Gambaran tingkat kesehatan masyarakat juga ditunjang oleh besarnya


Angka kematian Bayi (AKB), meskipun Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota
Sukabumi selama periode Tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain meningkatnya pertumbuhan
penduduk, jumlah pernikahan serta persalinan. Sebagian besar penyebab dari
kematian bayi adalah kelainan bawaan (congenital) dan gizi buruk. Untuk
permasalahan ini diperlukan penanganan yang komprehensif tidak hanya pada
penanganan kasus-kasus persalinan akan tetapi juga perilaku pada saat remaja
dan masa kehamilan.
Selain itu, golongan masyarakat yang kurang mampu, karena pendapatan
dan kesejahteraan yang rendah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan dasar
kesehatannya. Mereka lebih memfokuskan sumber

penghasilannya pada

pemenuhan kebutuhan pangan daripada kesehatannya. Di

samping

itu

lingkungan perumahan yang tidak sehat, sebagian karena tinggal di pemukiman


kumuh, menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menjadi rendah dan rentan
terhadap berbagai wabah penyakit. Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup serta tingkat pengetahuan gizi yang rendah juga
mempengaruhi

ketidakmampuan

dalam

pemenuhan

gizi

pada

sebagian

masyarakat.
Fasilitas sarana prasarana pelayanan kesehatan juga

masih perlu

ditingkatkan kapasitasnya terutama yang menyangkut Puskesmas, RSUD dan


penanganan gawat darurat, agar pelayanan kesehatan dapat merata melayani
seluruh lapisan masyarakat dengan mutu yang semakin baik.
c. Kepemudaan dan Olahraga
Berbagai kegiatan pembangunan di bidang pemuda dan olahraga telah
meningkatkan peran dan partisipasi pemuda serta meningkatkan budaya dan
prestasi olahraga di kalangan masyarakat. Peningkatan partisipasi pemuda dicapai
antara lain melalui berbagai upaya peningkatan kualitas dan kemandirian
pemuda, pembinaan kesadaran bela negara, kewirausahan dan kecakapan hidup
bagi pemuda, serta partisipasi pemuda terdidik dalam peran serta pelaksanaan
pembangunan.
Kemajuan

- 119 -

Kemajuan yang dicapai di bidang olahraga didukung oleh upaya


pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan internasional, pembibitan dan
pembinaan olahragawan berbakat berdasarkan cabang olahraga prioritas daerah,
serta peningkatan kerjasama pola kemitraan untuk pembangunan sarana dan
prasarana. Berbagai upaya peningkatan peran dan partisipasi pemuda serta
pengembangan budaya olahraga dan peningkatan prestasi olahraga terus
dilanjutkan dan ditingkatkan.
Beberapa permasalahan di bidang kepemudaan dan olah raga dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Belum adanya peraturan daerah tentang Sistem Olahraga Daerah sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Penyelenggaraan
Olahraga, agar daerah membuat Perda tentang penyelenggaraan olah raga
daerah. Sehingga hal ini mengakibatkan belum sinkronnya antara beberapa
kewenangan dan urusan, yang kadangkala terjadi tumpang tindih kewenangan
terutama dalam hal pembinaan olahraga prestasi pada pelajar. Hal ini lebih
dipengaruhi sering tidak sinkronnya antara kewenangan yang dimiliki di
tingkat Nasional dan tingkat Propinsi, dengan peraturan yang harus
dilaksanakan Kota Sukabumi;
2) Masih sedikitnya SDM/Pegawai yang kompeten untuk mengisi sebagai
Pelaksana di unit kerja bidang kepemudaan dan olahraga di Kota Sukabumi,
karena

masih

kurangnya

jumlah

pendidikan

dan

pelatihan

terkait

keolahragaan kepada pegawai oleh Pemerintah Daerah;


3) Masih kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
kebutuhan Program dan Kegiatan di urusan kepemudaan dan olahraga, seperti
pengelolaan sarana olahraga milik pemerintah daerah yang belum sepenuhnya
di bawah kelola unit kerja terkait, sehingga berpengaruh pada belum
optimalnya pemanfaatan sarana olahraga, baik di kalangan pemuda maupun
pemanfaat oleh masyarakat.
d. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan
keluarga sejahtera, pemberdayaan masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan pencapaian Prevalensi Peserta
KB Aktif adalah :
1) Masih

- 120 -

1) Masih terbatasnya sarana dan prasarana di wilayah yang dapat mendukung


Program KB, seperti Gedung Penyuluh KB/Gedung Sekretariat Koordinator
PLKB Tingkat Kecamatan;
2) Masih terbatasnya jenis kontrasepsi yang menjadi pilihan masyarakat;
3) Belum adanya pelaksana yang bertanggung jawab terhadap Program KB di
tingkat kecamatan (UPT), sehingga belum ada yang mengkoordinasikan
program dan yang membimbing dan mengawasi petugas lapangan tingkat
kelurahan;
4) Masih adanya Peraturan Daerah tentang biaya pemasangan kontrasepsi bagi
masyarakat, khususnya akan berpengaruh bagi masyarakat yang berada pada
tataran ekonomi menengah ke bawah atau masyarakat yang berada pada strata
border line.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian Program Keluarga
Sejahtera diantaranya adalah :
1) Masih

terbatasnya

modal

yang

diberikan

pada

masyarakat

untuk

meningkatkan penghasilan dan pendapatan masyarakat;

2) Masih belum optimalnya rata-rata jenjang pendidikan masyarakat usia 15


tahun ke atas;

3) Masih tingginya pengangguran;

4) Masih terbatasnya kesempatan kerja untuk mencari nafkah tambahan untuk


keluarga.

Permasalahan yang dihadapi Program Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan anak adalah sebagai berikut :
1) Ketergantungan

pada

kesempatan

dan

kebutuhan

Pemerintah

dalam

menentukan kualifikasi pendidikan / keahlian, bukan didasari pada jenis


kelamin;

2) Masih adanya perbedaan kualitas dan kuantitas pendidikan kaum perempuan


dibanding dengan laki-laki;

3) Masih terbatasnya kesempatan / lahan kerja;

4) Masih rendahnya rata-rata pengetahuan dan keterampilan kaum perempuan


untuk bekerja.

Permasalahan yang dihadapi Program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


pada adalah:
1) Seringnya

- 121 -

1) Seringnya pergantian Kader Posyandu dan kader PKK tingkat RT, yang
dipengaruhi kesempatan kader muda mendapatkan pekerjaan baru, dan

dampaknya akan berhenti sebagai kader Posyandu atau kader PKK, karena
pekerjaannya tersebut.
2) Masih terbatasnya sarana prasarana Posyandu di beberapa kelurahan, sehingga
pelaksanaan Posyandu masih sangat terbatas.

2. Aspek Perekonomian
Permasalahan umum terkait dengan aspek perekonomian akan dilihat dari
urusan Penanaman Modal, Ketenagakerjaan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Penanaman Modal
Permasalahan pokok terkait dengan urusan penanaman modal di Kota
Sukabumi antara lain :
1) Luas wilayah Kota Sukabumi yang relatif sangat kecil dan masih terbatasnya
ruang usaha di Kota Sukabumi, sehingga menyulitkan untuk mendatangkan
investor asing yang akan menanamkan modalnya di Kota Sukabumi di sektor
tertentu, khususnya sektor industri;
2) Infrastruktur penunjang investasi yang masih belum memadai;
3) Masih terbentur dengan masalah infrastruktur jalan penghubung dengan Kota
lain yang relatif kecil untuk ukuran jalan antar Kota dan antar Provinsi.
4) Belum tersedianya tenaga teknis perizinan sehingga waktu/proses pelayanan
perizinan sedikit terhambat.
b. Ketenagakerjaan
Tidak

dapat

dipungkiri

bahwa

permasalahan

tenaga

kerja

dapat

mempengaruhi aspek perekonomian Kota Sukabumi pada umumnya dan


ekonomi masyarakat pada khususnya. Permasalahan utama yang masih harus
ditangani diantaranya adalah perluasan kesempatan kerja belum dioptimalkan
dan belum diimbangi peningkatan kualitas tenaga kerja agar sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja. Kondisi ini dapat mengakibatkan semakin menurunnya
daya

- 122 -

daya serap tenaga kerja di pasar kerja yang berdampak pada meningkatnya angka
pengangguran.
c. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Permasalahan pokok urusan koperasi dan usaha kecil menengah di Kota
Sukabumi antara lain:
1) Pengelolaan koperasi pada umumnya belum dilaksanakan secara optimal dan
profesional. Sebagian besar koperasi dikelola paruh waktu atau sisa pekerjaan
lainnya;
2) Masih rendahnya persentase jumlah koperasi yang aktif (58,10%) dibandingkan
jumlah koperasi secara keseluruhan, dan belum semuanya melaksanakan rapat
anggota tahunan (RAT) sebagaimana jati diri koperasi;
3) Sebagian besar (81,93%) pelaku usaha di Kota Sukabumi berada pada posisi
Usaha Mikro Kecil (UMK) dan belum seluruhnya memiliki legalitas sesuai
ketentuan (36%);
4) Pola kemitraan / kerjasama antara Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
dengan Pengusaha Besar belum optimal, baik di bidang permodalan maupun
pemasaran;
5) Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang koperasi dirasakan
masih kurang dibandingkan dengan frekwensi dan kapasitas pembinaan yang
dibutuhkan;
6) Masih adanya image yang berkembang di masyarakat bahwa dana bergulir dari
Pemerintah dianggap hibah, sehingga mengambat laju perguliran dan
penguatan struktur permodalan bagi KUMKM;
7) Belum meratanya kesadaran para pengelola koperasi dan UMKM untuk
memberikan informasi, data dan laporan kepada pihak Pemerintah Cq. Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan atas keberhasilan yang dicapai
ataupun kegagalan yang dialami, sehingga sulit untuk dilakukan evaluasi
sebagai bahan pengambilan kebijakan pembinaan selanjutnya.
8) Bidang Koperasi dan UKM menempati gedung di jalan Koperasi Nomor 105,
sedangkan Seketariat menempati gedung di jalan Suryakencana Nomor 78,
sehingga dengan lokasi yang relatif berjauhan terkadang koordinasi
mengalami hambatan.
3. Aspek

- 123 -

3. Aspek Penataan Kota


Permasalahan umum terkait dengan aspek penataan ruang akan dilihat dari
urusan pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang dan perhubungan, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Umum, Perumahan dan Penataan Ruang
Permasalahan pokok urusan pekerjaan umum, perumahan dan penataan
ruang di Kota Sukabumi antara lain:
1) Proses penyusunan rencana tata ruang membutuhkan waktu yang cukup lama
dan sumber daya yang cukup besar, serta belum didukung ketersediaan
dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL);
2) Masih terpusatnya kegiatan pemerintahan, pendidikan, dan komersil/
perdagangan di wilayah Central Business District (CBD), sehingga terjadi
peningkatan kepadatan aktivitas dan permasalahan di pusat kota.
3) Kondisi infrastruktur dengan waktu pelaksanaan pembangunan yang relatif
lama, namun tingkat kerusakan relatif cepat, yang dipengaruhi oleh masih
kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara sarana prasarana
pemukiman;
4) Belum maksimalnya pemahaman masyarakat akan upaya pemilahan/
pengolahan sampah, sementara di pihak lain kondisi lahan TPA yang ada
semakin terbatas.
5) Kondisi sanitasi pemukiman yang belum maksimal;
6) Masih tingginya jumlah rumah tidak layak huni yang berakibat pada
terbentuknya kawasan kumuh perkotaan.
7) Keberadaan Pedagang Kaki Lima yang mengganggu keamanan dan
kenyamanan suasana kota;
8) Belum jelasnya batas tanah pemakaman milik Pemerintah Kota Sukabumi dan
batas tanah adat milik masyarakat.
b. Perhubungan
Permasalahan pokok urusan perhubungan di Kota Sukabumi antara lain :
1) Belum optimalnya ketersediaan akses-akses jalan pendukung (jalan tol dan
alternatif jalan lingkar);
2) Masih

- 124 -

2) Masih tingginya tingkat kerusakan jalan yang disebabkan pembebanan ruas


jalan dan permasalahan drainase yang tidak optimal;
3) Karakteristik pertumbuhan perekonomian pada pusat kota, yang berdampak
permasalahan lalu lintas seperti kepadatan lalu lintas, rendahnya kecepatan
yang wajar, dan pelanggaran kedisipinan lalu lintas, menjadi terpusat,
kompleks, dan sulit ditangani;
4) Tidak optimalnya fungsi sarana prasarana penunjang lalu lintas seperti fasilitas
pejalan kaki, halte dan rambu, dikarenakan permasalahan sosial masyarakat,
seperti keberadaan pedagang kaki lima yang tidak pada tempatnya.
4. Aspek Sarana dan Prasarana Daerah
Permasalahan umum terkait dengan sarana dan prasarana daerah di Kota
Sukabumi antara lain :
a. Kondisi sarana dan prasarana di Kota Sukabumi saat ini masih belum optimal
kualitas ataupun cakupan pelayanannya, sehingga belum memadai dalam
menopang pembangunan sektor riil di Kota Sukabumi termasuk untuk
mendorong sektor produksi serta pengembangan wilayah. Kondisi sarana dan
prasarana wilayah dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek transportasi,
sumber daya air, telekomunikasi, listrik, dan energi. Sampai akhir Tahun 2012
kondisi aspek transportasi dapat dilihat dari :
1) Kinerja jalan pada ruas-ruas tertentu;
2) Terbatasnya aksesibilitas;
3) Daya dukung jalan yang rendah;
4) Jaringan rel kereta api yang tidak berfungsi;
5) Pemanfaatan Terminal;
6) Pemanfaatan Sub terminal.
b. Perkembangan Kota Sukabumi yang ditandai dengan meningkatnya beban dan
volume lalu lintas berdampak juga pada tingkat kerusakan jalan dan jembatan.
Struktur jalan di Kota Sukabumi sebagian besar konstruksinya sudah
merupakan jalan aspal. Kondisi jalan di wilayah Kota Sukabumi sebagian besar
dapat dikatakan dalam kondisi baik, pemeliharaan rutin maupun berkala yang
dilakukan memberikan kontribusi cukup besar terhadap kondisi jalan.
Keberhasilan

- 125 -

Keberhasilan Kota Sukabumi dalam pemenuhan fasilitas jalan yang layak ini
ditunjukkan dengan peningkatan jumlah ruas jalan sehingga kondisinya
menjadi lebih baik. Berdasarkan data pembangunan fasilitas jalan di Kota
Sukabumi menurut Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi (BPS) tercatat bahwa
Panjang jalan negara di Kota Sukabumi pada Tahun 2011 mencapai 8,50 km
dengan kondisi baik 6,38 km. Panjang jalan provinsi mencapai 10,48 km dalam
kondisi baik, sedangkan panjang jalan kota mencapai 142,53 km dengan rincian
82,65 km dalam kondisi baik, 35,58 km dalam kondisi sedang, sepanjang 19,83
km dalam kondisi rusak, dan sepanjang 4,48 km dalam kondisi rusak berat.
Sampai sekarang, upaya pemenuhan kondisi jalan yang baik masih terus terus
diupayakan dan ditingkatkan.
c. Pelayanan transportasi umum masyarakat Kota Sukabumi dilaksanakan
melalui perusahaan angkutan dalam kota dan luar kota. Berdasarkan data dari
Dinas Perhubungan Kota Sukabumi tercatat 1.531 jumlah armada angkutan
dalam kota, sedangkan angkutan antar kota dilayani oleh 24 perusahaan bus
dengan jumlah armada sebanyak 532 bus dan angkutan barang dilayani oleh
130 perusahaan dengan jumlah armada 149 buah truk. Untuk angkutan kereta
api yang merupakan sarana transportasi murah bagi masyarakat Kota
Sukabumi. Setelah sempat tidak beroperasi sejak tanggal 9 Februari 2001, pada
tanggal 14 September 2008 jalur tersebut mulai dibuka kembali dengan rute
Sukabumi-Bogor. Pada tahun 2011 jumlah penumpang kereta api mencapai
96.977 penumpang.
Permasalahan

utama

yang

berkaitan

dengan

pelayanan

transportasi

masyarakat ini adalah masih rendahnya disiplin berlalulintas masyarakat baik


operator maupun pengguna layanan transportasi umum, selain itu masih
adanya kendaraan yang kurang laik jalan yang dipaksakan untuk beroperasi
serta masih kurangnya sarana pendukung layanan transportasi seperti shelter,
dan terminal yang saat ini sudah tidak memadai lagi.
d. Kebutuhan akan listrik terus bertambah terutama di wilayah perkotaan, hal ini
dapat dilihat dari perkembangan daya terpasang pada produksi listrik yang
terjual serta jumlah pelanggan listrik yang dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Pada Tahun 2011, daya terpasang mencapai 563.521.820 VA,
produksi

- 126 -

produksi listrik yang terjual 997.174.991 kwh dengan jumlah pelanggan


mencapai 508.392 yang terdiri dari 480.056 pelanggan rumah tangga, 11.461
pelanggan usaha, 1.925 pelanggan pemerintah, 459 pelanggan industri dan
14.491 pelanggan sosial.
e. Prasarana Air Minum merupakan prasarana yang tidak kalah pentingnya,
sejalan dengan perkembangan penduduk, maka kebutuhan akan air bersih pun
menjadi semakin penting dan pada akhirnya berdampak pada meningkatnya
permintaan akan air bersih. Volume air minum yang disalurkan pada Tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 8,49% yaitu dari 4.556.609 m pada Tahun
2011 menjadi 4.943.467 m pada tahun 2012. Sementara itu dari 19.623
pelanggan PDAM Kota Sukabumi, pelanggan terbanyak adalah dari kategori
pelanggan non niaga sebanyak 18.491 pelanggan (94,23%), sedangkan jumlah
pelanggan terkecil adalah kategori pelanggan industri, yaitu hanya sebanyak
11 pelanggan (0,06%). Permasalahan utama penyediaan air bersih dan air
minum adalah meningkatkan pasokan air baku yang ditempuh melalui
pengembangan prasarana penampungan air yang dapat dikelola dan
dimanfaatkan oleh orang banyak selain itu pembangunan sarana prasarana
infrastruktur pengembangan air baku yang sekaligus sebagai pengendali
banjir, serta memasyarakatkan gerakan hemat air, pengelolaan jaringan irigasi
dengan mengutamakan peran masyarakat petani.
5. Aspek Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Permasalahan pokok terkait dengan urusan sumber daya alam dan
lingkungan hidup di Kota Sukabumi antara lain :
1) Terbatasnya lahan untuk dijadikan hutan kota guna memenuhi RTHKP 30%
dari luas kota, maupun konservasi fauna;
2) Belum sempurnanya kualitas pengelolaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL) yang dilakukan oleh pelaku usaha dan kegiatan;
3) Ketersediaan data pemantauan kualitas lingkungan secara kualitas dan
kuantitas belum optimal;
4) Belum adanya lisensi Komisi AMDAL Kota Sukabumi, yang mengakibatkan
belum dapat melakukan penilaian terhadap Dokumen AMDAL;
5) Belum

- 127 -

5) Belum adanya Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) di Kota Sukabumi


akan menjadi kendala apabila adanya penanganan kasus pengaduan
pencemaran lingkungan di dalam upaya penegakan hukum lingkungan, yang
mengakibatkan proses penanganan kasus lingkungan tersebut tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 09 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan
Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran dan/ atau Perusakan Lingkungan
Hidup;
6) Masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha di dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup, hal ini terbukti dengan masih sedikitnya para
pelaku usaha atau kegiatan yang memiliki dokumen lingkungan dan
melakukan pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
di sekitar lokasi kegiatan;
7) Masih rendahnya kesadaran masyarakat secara umum di dalam pengelolaan
lingkungan hidup seperti membuang sampah tidak tepat waktu dan sesuai
tempatnya, membuang sampah ke sungai, merusak tanaman yang sudah
ditanam oleh Pemerintah Kota Sukabumi mengakibatkan kondisi lingkungan
Kota Sukabumi semakin memburuk.
8) Kondisi pohon pada lokasi umum seperti pinggir jalan dan kawasan hijau yang
mati, kering dan keropos, disebabkan oleh kondisi alam seperti pohon
tumbang yang diakibatkan hujan lebat, angin kencang, dan faktor manusia
seperti tahan-tahan jahil yang merusak taman, mematahkan/ mencabut pohon
yang sudah ditanam, mencuri tanaman, menyiram dengan bahan kimia dan
sebagainya.
9) Masih tingginya kebutuhan lahan terbuka hijau, seperti hutan kota, jalur hijau
dan taman kota, sebagaimana yang diamanatkan dalam dokumen RTRW Kota
Sukabumi, yaitu sebesar 30%;
6. Aspek Pemerintahan Umum
Permasalahan umum terkait dengan aspek pemerintahan umum akan
dilihat dari urusan komunikasi dan informatika, kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komunikasi

- 128 -

a. Komunikasi dan Informatika


Permasalahan pokok urusan komunikasi dan informatika di Kota Sukabumi
antara lain :
1) Belum optimalnya pemahaman masyarakat atas mekanisme pelaksanaan
keterbukaan informasi publik;
2) Belum terintegrasinya cyber optic, sehingga keberadaannya mengurangi estetika
kota.
b. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Permasalahan utama di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
diantaranya adalah semakin menguatnya pengaruh dinamika globalisasi. Dengan
semakin derasnya arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi telah membuka peluang terjadinya interaksi budaya
antar bangsa. Proses interaksi budaya tersebut disatu sisi berpengaruh positif
terhadap perkembangan dan perubahan orientasi tata nilai dan perilaku bangsa
Indonesia dan berpengaruh pula terhadap masyarakat Kota Sukabumi, namun di
sisi lain dapat menimbulkan pengaruh negatif, seperti munculnya identitas dan
perilaku baru yang tidak sesuai dengan nilai, tradisi dan budaya lokal-tradisional.
Permasalahan

dan

tantangan

dalam

upaya

mempertahankan

dan

memperkuat jati diri dan karakter bangsa adalah (1) gejala krisis jati diri dan
karakter bangsa yang disebabkan oleh dampak negatif globalisasi dan kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi yang membuka peluang terjadinya interaksi
budaya antar bangsa; (2) belum berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap
nilai

dan

keragaman

budaya;

(3)

kualitas

pengelolaan,

perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya perlu dioptimalkan; dan (4)


sumber daya di bidang kebudayaan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas
masih terbatas.
Dilihat dari sisi kerukunan umat beragama permasalahan dan tantangan
yang dihadapi adalah: (1) Timbulnya konflik antar dan inter umat beragama
karena semakin kompleksnya penduduk di Kota Sukabumi, baik dari sisi agama
maupun latar belakang kelompok masyarakat; (2) Makin banyaknya unjuk rasa
yang disebabkan konflik antar umat beragama, baik terkait isu internasional
maupun isu nasional.
Permasalahan

- 129 -

Permasalahan dalam pembangunan politik diantaranya adalah masih


rendahnya proses komunikasi massa, komunikasi sosial dan komunikasi politik
yang berorientasi pada penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis dan
harmonis. Dalam rangka menjaga momentum demokrasi tersebut tantangan yang
akan dihadapi adalah melaksanakan reformasi struktur politik, menyempurnakan
proses politik dan mengembangkan budaya politik yang lebih demokratis agar
demokrasi berjalan secara berkesinambungan dan sejajar sehingga sehingga
sasaran demokrasi dapat tercapai.
B. ISU STRATEGIS
Analisis

isu-isu

strategis

merupakan

bagian

penting

dan

sangat

menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah, untuk


melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu
yang

tepat

dan

bersifat

strategis

meningkatkan

akseptabilitas

prioritas

pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral dan etika birokratis


dapat dipertanggung-jawabkan. Dalam menentukan strategi pembangunan Kota
Sukabumi tahun 2013-2018 ada beberapa isu strategis yang berpengaruh.
Isu strategis yang berpengaruh terhadap pembangunan di Kota Sukabumi
selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan diantaranya adalah :
1. Isu Strategis Global dan Nasional
Masalah kemiskinan, keresahan sosial, keamanan dan stabilitas politik
merupakan isu strategis global yang berdampak pada kondisi nasional. Tingginya
harga pangan dapat berimbas pada inflasi serta kemiskinan dan kelaparan yang
bisa memicu krisis sosial dan politik. Indonesia saat ini sedang dilanda inflasi
akibat harga pangan yang volatile atau gejolak kenaikan harga pangan. Harga
pangan pun tak stabil. Harga beras kian naik sempat menyentuh kisaran harga Rp.
6.000-7.500/kg untuk beras medium. Belum lagi harga kebutuhan pangan lainnya
yang terus kian mahal. Masyarakat pun terus mengeluhkan soal kenaikan harga
pangan ini. Dalam sejarah Indonesia baru kali ini mencatat harga kebutuhan
rumah tangga yang sangat tinggi, seperti harga bawang merah yang menembus
angka Rp. 60.000 / kg, atau harga yang fantastis untuk jengkol yang mencapai
nilai

- 130 -

nilai Rp. 100.000,-/kg. Tak dipungkiri, inflasi pun dikhawatirkan akan


meningkatkan angka kemiskinan di Tahun 2013-2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Indonesia sejak 5
tahun lalu selalu mengalami penurunan, bisa dilihat bahwa jumlah penduduk
miskin dari tahun Maret 2009-Maret 2010 berhasil turun 1,51 juta menjadi 31,02
juta atau 13,33% orang miskin. Walau mengalami penurunan, jumlah tersebut
masih dianggap tinggi, karena melihat kenyataan bahwa masih banyaknya jumlah
masyarakat yang masih menerima dan membutuhkan subsidi untuk beras miskin
dari pemerintah.
Outlook ekonomi dunia 2013-2018 memproyeksikan adanya peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil. Melongok pertumbuhan ekonomi di AS
dan Eropa saat ini, terlihat stagnan dan masih terbelit soal konsolidasi dan
restrukturisasi utang. Sementara itu, dolar AS dan euro mengalami perlemahan
nilai yang berkelanjutan. AS juga masih akan melanjutkan kebijakan moneter
ekspansif atau quantitative easing untuk mendorong perekonomiannya. Di lain hal,
AS dan China terlibat perang kurs. China menentang penyesuaian mata uang
renmimbi dengan dalil akan mengerus daya saing China.
Di negara berkembang, arus modal asing mengalir dan membanjir. Namun
hal itu menimbulkan masalah baru yaitu terjadinya ekses likuiditas valuta asing.
Belum lagi dampak inflasi akibat volatile food price di beberapa negara berkembang
yang tidak memiliki sumber daya memadai untuk mengurangi volatilitas secara
langsung maupun tidak, dikarenakan dampak dari ketidakseimbangan gejolak
perekonomian global. Gambaran sekilas akan risiko terbesar yang dihadapi dunia
adalah masalah kenaikan inflasi yang dipicu dari persoalan likuiditas dari
ketidakseimbangan global dan kenaikan harga pangan dan energi. Untuk masalah
pangan dan energi, pemerintah harus memperhatikan sisi pasokan, yaitu kenaikan
produksi adalah yang paling utama untuk diupayakan dengan biaya yang efisien.
Semua itu diseimbangkan juga dari sisi permintaan, yaitu upaya terhadap
peningkatan daya beli dan daya saing yang essensial, pola kebijakan fiskal dan
moneter.
Perkembangan perekonomian dunia yang terus memburuk menyebabkan
prospek

perekonomian

Indonesia ke

depan masih diliputi oleh nuansa


ketidakpastian

- 131 -

ketidakpastian yang tinggi. Dampak krisis dipastikan akan memberikan tekanan


yang cukup signifikan, tidak saja pada perekonomian domestik jangka pendek,
namun juga akan mempengaruhi lintasan variabel-variabel kunci ekonomi makro
dalam jangka menengah.
Meskipun diperkirakan akan mengalami tekanan yang cukup kuat pada
tahun 2014-2018, dan ditambah dengan adanya isu kenaikan BBM, namun dalam
jangka menengah perekonomian diperkirakan akan tetap bergerak dalam lintasan
pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi dengan laju inflasi yang tetap
terkendali. Permintaan domestik diperkirakan akan tetap menjadi kekuatan utama
pertumbuhan ekonomi, sementara kinerja ekspor juga akan kembali mengalami
penguatan sejalan dengan mulai bangkitnya perekonomian global pada tahun
2010 yang lalu. Penguatan sisi permintaan domestik ini mampu diimbangi dengan
meningkatnya daya dukung kapasitas perekonomian, sehingga mampu menjaga
kecukupan di sisi produksi.
Terjaganya keseimbangan antara sisi permintaan dan penawaran inilah
yang merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perekonomian
mampu terus tumbuh tanpa harus mengorbankan stabilitas harga. Meskipun
demikian, tekanan yang cukup kuat pada perekonomian dalam jangka pendek
menyebabkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang akan cenderung
terhambat, sehingga secara umum proyeksi perekonomian ini mengalami
penyesuaian ke bawah dibandingkan proyeksi sebelumnya.
2. Isu Strategis Provinsi Jawa Barat
Konsekuensi pembangunan di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 akan
dikendalikan oleh :
a) Dinamika perubahan di tingkat lokal, regional, maupun global, yang
berlangsung

secara

cepat,

menuntut

berbagai

penyesuaian

dalam

pembangunan dan pengembangan wilayah.


b) Kebutuhan berbagai terobosan yang bersifat kreatif dan inovatif berbasis ilmu
pengetahuan,

teknologi,

seni

dan

budaya,

terutama

dalam

rangka

meningkatkan daya saing wilayah, sektor pemerintahan, sektor dunia usaha,


akademisi

- 132 -

akademisi dan komunitas berbasis masyarakat, dalam menghadapi berbagai


tantangan dan tuntutan perubahan.
c) Pembangunan dan pengembangan wilayah tidak lagi bisa dijalankan dengan
cara-cara konvensional namun membutuhkan sistem dan sumber daya
manusia yang handal dan berdaya saing tinggi
Untuk pointer isu strategis di Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 akan
dipengaruhi oleh :
a) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya.
b) Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan.
c) Pengangguran dan ketenagakerjaan.
d) Prestasi dan Kreatifitas Pemuda
e) Penanggulangan penduduk miskin
f) Peningkatan ekonomi pertanian dan non pertanian
g) Pasar global dan Pergaulan Investasi skala internasional
h) Penguasaan Informasi dan Teknologi
i) Pengembangan Seni, Budaya dan Destinasi Wisata
j) Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur.
k) Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah
l) Kualitas lingkungan Hidup.
m) Adaptasi dan mitigasi terhadap Bencana dan perubahan iklim.
n) Keterbatasan Energi
o) Kualitas demokrasi dan Pemilu nasional Tahun 2014.
p) Modernisasi dan Efektivitas Pemerintahan daerah
q) Harmonisasi Perencanaan Pusat, Provinsi dan antar Kabupaten/Kota
r) Pembangunan Daerah Perbatasan
s) Penegakan dan harmonisasi produk hukum.
t) Pengelolaan aset daerah.
u) Keterbukaan Informasi Publik dan Kerjasama Daerah
v) Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan dan Investasi
w) Perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
x) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat.
y) Penyelenggaraan PORPEMPROV 2014 dan PON XIX Tahun 2016.
Hal lain

- 133 -

Hal lain yang juga dilakukan dalam analisis kondisi strategis dari
penyusunan dokumen RPJMD ini adalah dengan memperhatikan Kebijakan
Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Mengacu kepada dokumen
perencanaan jangka panjang, periode 2013-2018 merupakan fase ketiga dari RPJPD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, yang mengedepankan Arah Pembangunan
kepada

Memantapkan

Pembangunan

Secara

Menyeluruh.

Kebijakan

Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :


1. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing
2. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan
3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme, tata kelola, dan
perluasan partisipasi publik
4. Mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan
infrastruktur strategis yang berkelanjutan
5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran
pemuda, olahraga, seni, budaya, dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal.
Adapun untuk program prioritas yang menjadi janji kampanye sebagai
bagian perencanaan dengan pendekatan politik dari Gubernur Jawa Barat periode
2013-2018 terpilih adalah :
1. Pendidikan gratis sampai dengan SLTP dan SLTA di seluruh Jawa Barat.
2. Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga medis, serta keluarga atlit
berprestasi dan guru.
3. Revitaliasi posyandu dan dana operasional kader posyandu.
4. Membuka lapangan kerja baru yang mengakomodir 2 juta tenaga kerja dan
mencetak 100.000 wirausahaan baru di Jawa Barat.
5. Alokasi Rp. 4 Triliyun untuk infrastruktur desa dan perdesaan.
6. Rehabilitasi 100.000 unit rumah rakyat miskin.
7. Pembangunan pusat seni dan budaya Jawa Barat di kabupaten/ kota.
8. Pembangunan gelanggang olahraga di kabupaten/ kota.
3. Isu Strategis Kota Sukabumi
Isu strategis di Kota Sukabumi dengan mengacu kepada kondisi
lingkungan eksternal dan internal yang ada, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Aspek

- 134 -

a. Aspek Sosial Budaya


Isu strategis yang pokok dalam aspek sosial budaya adalah masalah
kemiskinan

dan

ketenagakerjaan.

Dilihat

dari

karakteristiknya,

kategori

kemiskinan ada dua: Kemiskinan struktural yang disebabkan oleh tatanan


kelembagaan (kemiskinan buatan); dan kemiskinan alamiah yang disebabkan oleh
rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Sedangkan faktor
penyebabnya adalah: Akibat dari kesenjangan pendapatan yang disebabkan
adanya ketimpangan kepemilikan faktor produksi (Pendekatan ekonomi); serta
budaya yang berkembang di tengah masyarakat yang melanggengkan kemiskinan
(Pendekatan sosio-antropologi).
Masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya
kesempatan kerja, terbatasnya peluang mengembangkan usaha, lemahnya
perlindungan terhadap aset usaha, perbedaan upah serta lemahnya perlindungan
kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran
perempuan dan pembantu rumah tangga. Masyarakat miskin dengan keterbatasan
modal dan kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, hanya memiliki sedikit
pilihan pekerjaan yang layak dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan
usaha. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali
menyebabkan mereka terpaksa melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan
imbalan yang kurang memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.
Dikaitkan dengan asumsi ekonomi yang diperkirakan akan terjadi selama
kurun waktu tahun 2013-2018, masalah kemiskinan di Kota Sukabumi akan masih
menjadi isu strategis yang harus ditanggulangi. Berdasarkan model sederhana
yang pernah dibangun, ternyata proporsi penduduk miskin sangat responsif
terhadap pertumbuhan penduduk. Selain itu responsif pula terhadap PDRB,
dengan demikian peningkatan PDRB diharapkan terjadi dalam angka yang cukup
besar agar bisa menurunkan kemiskinan secara signifikan. Peningkatan PDRB pun
akan menurunkan tingkat pengangguran, dan hasil estimasi untuk variabel
pengangguran memperlihatkan tanda positif bahwa jika pengangguran turun
kemiskinan akan berkurang. Oleh sebab itu pendekatan ekonomi dan pendekatan
sosio-antropologi dalam menanggulangi kemiskinan di Kota Sukabumi harus
tetap dilakukan dengan Pola Pemberdayaan Ekonomi, Pola Pemenuhan
Kebutuhan Dasar dan Pola Kesempatan Kerja dan Berusaha.
Penanggulangan

- 135 -

Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui upaya-upaya perlindungan


dan keberpihakan terhadap rakyat miskin, peningkatkan akses dan mutu
pelayanan dan infrastruktur dasar, serta peningkatkan usaha rakyat dalam rangka
meningkatkan daya beli masyarakat, yang secara terkoordinasi terbagi dalam tiga
kelompok program penanggulangan kemiskinan: (1) Bantuan Sosial Terpadu
Berbasis Keluarga; (2) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan; (3)
Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil;
dan (4) Penunjang Penanggulangan Kemiskinan.
b. Aspek Perekonomian
Isu strategis aspek perekonomian di Kota Sukabumi tidak akan terlepas dari
isu strategis perekonomian global dan nasional. Salah satu diantaranya adalah
masih belum stabilnya harga minyak dunia yang berdampak pada harga minyak
yang tinggi. Adanya kenaikan harga minyak dunia akan berdampak secara
langsung terhadap kondisi perekonomian Indonesia termasuk di dalamnya
kondisi perekonomian Kota Sukabumi. Subsidi pemerintah pusat untuk BBM
masih membebani APBN, sehingga kebijakan pemerintah secara bertahap
mengurangi subsidi ini akan berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam
negeri. Kondisi ini akan berpengaruh pada menurunnya daya beli masyarakat dan
melemahnya daya saing sektor ekonomi masyarakat di Kota Sukabumi. Untuk itu
yang harus dicermati dalam menghadapi perkembangan perekonomian pada
kurun waktu 2013-2018 diantaranya adalah bagaimana mempertahankan kinerja
ekonomi Kota Sukabumi terutama sektor-sektor PDRB untuk mengahadapi krisis
finansial global.
Peningkatan investasi juga akan menjadi masalah strategis di masa yang
akan datang. Peningkatan investasi dibutuhkan untuk menambah kekuatan
kinerja ekonomi Kota Sukabumi. Untuk sekarang ini permasalahan investasi masih
terbentur pada kurang lengkapnya infrastruktur (misalnya belum tuntasnya
pembangunan jalan lingkar dan terminal bis Tipe A di Kota Sukabumi) dan proses
perizinan. Upaya promosi investasi perlu ditingkatkan untuk menarik investasi
baru di Kota Sukabumi, baik melalui media promosi yang inovatif serta
penggunaan teknologi informasi yang memiliki jaringan yang sangat luas.
Hal lain

- 136 -

Hal lain yang juga menjadi isu strategis dalam penyelenggaraan aspek
perekonomian yang perlu menjadi penanganan adalah perihal ketersediaan pasar
tradisioanl yang representatif dan keberadaan pedagang kaki lima. Kondisi Pasar
Pelita yang ada belum secara optimal menyuguhkan tata kelola pasar yang baik,
bersih, nyaman, dan tidak berbenturan dengan peraturan peundang-undangan
yang berlaku, seperti penggunaan badan jalan dan perparkiran. Ditambah lagi
dengan maraknya keberadaan pedagang kaki lima yang tidak mendukung estetika
kota, serta berdampak tidak optimalnya fungsi infrastruktur lainnya, seperti jalan,
saluran air, dan trotoar.
c. Aspek Pemerintahan
Beberapa isu strategis yang berkaitan dengan kinerja pemerintahan di Kota
Sukabumi adalah Reformasi Birokrasi belum optimal berjalan sesuai dengan
tuntutan masyarakat. Hal tersebut terkait dengan tingginya kompleksitas
permasalahan, selain itu dari sisi Sumber Daya Manusia. Permasalahan yang
menjadi isu strategis lainnya antara lain : pelanggaran disiplin, penyalahgunaan
kewenangan dan praktek KKN; belum optimalnya kinerja sumber daya manusia
dan kelembagaan aparatur; sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan
(manajemen) pemerintahan yang belum optimal memadai; belum meningkanya
efisiensi dan efektifitas kerja, seperti belum lengkapnya SOP kegiatan-kegiatan
yang ada pada SKPD dan standar manajemen mutu ISO yang terbatas; manajemen
pengelolaan keuangan dan asset daerah yang masih mendapat penilaian WDP dari
BPK; adanya hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan umum; belum
optimalnya kesejahteraan PNS; dan banyaknya peraturan perundang-undangan
yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan
pembangunan.
Pelayanan publik sebagai barometer transparansi dan akuntabilitas,
diharapkan dapat didorong upaya mewujudkan pelayanan publik yang prima
dalam arti pelayanan yang cepat, tepat, adil, dan akuntabel, ditandai oleh
pelayanan tidak berbelit-belit, informatif, akomodatif, konsisten, cepat, tepat,
efisien, transparan dan akuntabel, menjamin rasa aman, nyaman, dan tertib,
kepastian (persyaratan biaya waktu pelayanan dan aturan hukum), dan tidak
dijumpai

- 137 -

dijumpai

pungutan

tidak

resmi.

Kondisi

kelembagaan,

SDM

aparatur,

ketatalaksanaan, dan pengawasan, dituntut mampu mendukung penyelenggaraan


pelayanan publik yang berkualitas dan mendorong munculnya praktek-praktek
pelayanan yang lebih menghargai para pengguna jasa.
Perubahan paradigma aparatur yang terarah dalam upaya revitalisasi
manajemen pembangunan ke arah penyelenggaraan good governance, antara lain:
menjadi entrepreneurial competitive government (pemerintahan yang kompetitif),
customer driven dan accountable government (pemerintahan tanggap/responsive),
serta global-cosmopolit orientation government (pemerintahan yang berorientasi
global); penerapan prinsip pelayanan prima: metode dan prosedur pelayanan,
produk dan jasa pelayanan, mantapnya peraturan perundangan, penetapan
standar pelayanan, indeks kepuasan masyarakat, standar pelayanan minimal,
pengembangan model dan penanganan keluhan masyarakat/pengguna jasa secara
terorganisasi, serta partisipasi masyarakat; proses kerja serta modernisasi
administrasi melalui otomatisasi administrasi perkantoran: elektronis di setiap
instansi pemerintah serta penerapan dan pengembangan e-government; publikasi
secara terbuka prosedur, biaya dan waktu pelayanan; dan peran serta masyarakat
dengan adanya kejelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat.
d. Aspek Penataan Ruang
Dalam Kebijakan pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat yang
diwujudkan melalui pembagian 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP) untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan pembangunan dan merealisasikan tata
ruang. Dalam kebijakan pengembangan WP tersebut Kota Sukabumi masuk dalam
WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan
Kabupaten Cianjur.
Kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang adalah semakin
terbatasnya lahan perkotaan akibat pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh
kebutuhan akan perumahan dan permukiman serta penyediaan sarana dan
prasarana pendukungnya. Beberapa isu startegis yang akan dihadapi dalam aspek
penataan ruang diantaranya adalah :
1) Keterbatasan

- 138 -

1) Keterbatasan kemampuan daerah dalam pengelolaan dan pengembangan tata


ruang;
2) Pertumbuhan

wilayah

yang

belum

optimal

terintegrasi

antar

sektor

pembangunan;
3) Dunia usaha dan daya saing melum optimal mendukung penciptaan iklim
kondusif bagi pengembangan infrastruktur dan wilayah;
4) Belum optimalnya penataan ruang kawasan untuk revitalisasi dan kelestarian
lingkungan serta budaya;
5) Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam
perencanaan, pengawasan dan pengelolaan penataan ruang;
6) Belum optimalnya pengembangan wilayah/kawasan yang saling memperkuat
dan seimbang;
7) Perubahan iklim mikro, pencemaran air permukaan dan polusi udara serta
penurunan muka air tanah.
e. Aspek Sarana dan Prasarana
Isu strategis aspek sarana dan prasarana merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan kegiatan ekonomi, pertambahan jumlah penduduk dan
kebutuhan akan peningkatan investasi sebagai daya tarik, beberapa hal yang
menjadi isu strategis ke depan adalah :
1) Transportasi :
a) Meningkatnya kebutuhan akan penyediaan fasilitas pelayanan transportasi
yang menunjang keamanan dan kenyamanan pemakai jalan;
b) Kebutuhan akan pengembangan dan operasionalisasi terminal tipe A
untuk penumpang, dengan menitikberatkan pada kemudahan transfer
antarmoda;
c) Kebutuhan

infrastruktur

angkutan

barang

dengan

memberikan

kemudahan transfer point angkutan umum dengan angkutan barang.


d) Tingginya kebutuhan akan akses jalan tol yang menghubungan wilayah
Ciawi-Sukabumi-Cianjur-Padalarang, akses jalan lingkar selatan dan
ketersediaan sistem jaringan Kereta Api yang menghubungkan wilayah
Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang.

2) Sumberdaya

- 139 -

2) Sumberdaya Air :
a) Belum optimalnya Pengelolaan SDA terpadu;
b) Belum optimalnya pemberdayaan petani pemakai air;
c) Belum optimalnya efisiensi sarana dan prasarana irigasi;
d) Belum optimalnya manajemen sumber daya air yang profesional dan
efektif;
e) Ancaman bahaya banjir dan kekeringan.
3) Penyediaan Air Bersih :
Meningkatnya kebutuhan penyediaan sumber-sumber air dan optimalisasi
sumber-sumber air yang sudah ada, untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
4) Persampahan :
a) Umur pakai TPA Cikundul yang semakin berkurang;
b) Tuntutan kebutuhan peningkatan pengelolaan sampah terpadu;
c) Kebutuhan akan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
skala lingkungan.
5) Perumahan dan Permukiman :
a) Kebutuhan akan penanganan daerah kumuh perkotaan;
b) Kebutuhan atas penyediaan perumahan dan perbaikan rumah yang tidak
layak huni.
Karakteristik isu strategis dan permasalahan di atas yang dijabarkan di
dalam Bab ini, kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka
panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/ keorganisasian dan menentukan
tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, rumusan isu-isu strategis dan
permasalahan yang didasari analisis terhadap berbagai fakta dan informasi yang
telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis. Tentunya segenap isu
strategis dan permasalahan yang ada, menjadi bagian yang akan diselarasakan
berdasarkan

keunggulan-keunggulan

kewilayahan

di

Kota

Sukabumi,

sebagaimana yang telah dijelaskan di Bab II tentang Gambaran Umum Kondisi


Daerah.

BAB V

- 140 -

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

A. VISI PEMBANGUNAN
Visi pembangunan daerah di dalam RPJMD adalah merupakan visi Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu
pemilihan kepala daerah. Visi Walikota dan Wakil Walikota terpilih Kota
Sukabumi menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah
yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 ( lima) tahun sesuai
misi yang diemban.
Berdasarkan kondisi masyarakat Kota Sukabumi saat ini, permasalahan dan
tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor
strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta
Pemerintah Daerah, maka dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
untuk periode 2013-2018, ditetapkan Visi Pembangunan Walikota dan Wakil
Walikota Sukabumi adalah sebagai berikut :
Dengan Iman Dan Taqwa Mewujudkan Pemerintahan Rahmatan Lil Alamin
Bahasa visi ini mengadung nilai-nilai dan harapan yang luhur, dalam
menjalankan pemerintahan sampai dengan kurun waktu 5 (lima) tahun ke dapan,
sebagai kerangka amanat pencapaian Visi Pembangunan Kota Sukabumi Tahun
2005-2025, yaitu Terwujudnya Kota Sukabumi Sebagai Pusat Pelayanan
Berkualitas Bidang Pendidikan, Kesehatan Dan Perdagangan Di Jawa Barat
Berlandaskan Iman Dan Takwa.
Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya
sinergi yang dinamis antar masyarakat, pemerintah dan seluruh stakeholder dalam
merealisasikan pembangunan Kota Sukabumi secara terpadu, yang dijalankan
melalui sistem pemerintahan baik dan adil dalam melayani masyarakat, serta
berpijak pada pola berpikir dan pola berbuat berdasarkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Konsep

- 141 -

Konsep Rahmatan Lil Alamin merupakan penjabaran atas pemahaman


konsep pemerintahan Nabi Muhammad SAW dalam sejarah kemanusiaan
membangun masyarakat yang bercorak majemuk, dengan mengedapankan
prinsip persamaan, kebebasan, keadilan, pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia, serta kesejahteraan rakyat. Hal ini sejalan sebagaimana yang
dikemukakan oleh

Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, M. Hum (di dalam bukunya :

Gagasan Konstitusi Modern Dalam Konstitusi Madinah), dijelaskan bahwa


eksistensi dari pemerintahan Nabi Muhammad SAW, sebagai contoh tauladan
dalam sejarah kemanusiaan membangun masyarakat yang bercorak majemuk dan
mengakui hak-hak, serta meletakkan dasar hukum bagi kemerdekaan politik,
kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, serta didukung gagasan
pemerintahan yang mengandung prinsip mendasar, yaitu : (1) prinsip keumatan,
(2) prinsip persatuan dan persaudaraan, (3) prinsip persamaan, (4) prinsip
kebebasan, (5) prinsip hubungan antar pemeluk agama, (6) prinsip pertahanan, (7)
prinsip hidup bertetangga, (8) prinsip tolong menolong dan membela yang lemah
dan teraniaya, (9) prinsip perdamaian, (10) prinsip musyawarah, (11) prinsip
keadilan, (12) prinsip pelaksanaan hukum, (13) prinsip kepemimpinan, dan (14)
prinsip ketaqwaan, amar maruf dan nahi munkar.
B. MISI PEMBANGUNAN
Misi

adalah

rumusan

umum

mengenai

upaya-upaya

yang

akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak,


langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan
tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun misi Pemerintah Kota
Sukabumi periode 2013-2018, adalah :
1.

Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang


beriman, bertaqwa dan berilmu.

2.

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,


adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.

3.

Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.

4.

Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.

5.

Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.


Kelima

- 142 -

Kelima misi tersebut akan dijabarkan dalam tujuan dan sasaran


pembangunan, yang setiap tujuan dan sasaran tersebut akan dicapai melalui
program kegiatan pembangunan. Untuk mengimplementasikan keutuhan tujuan
dan sasaran tersebut diperlukan strategi pembangunan yang tepat, berdasarkan
pada kondisi lingkungan internal dan eksternal pada tahun awal perencanaan.
C. TUJUAN PEMBANGUNAN
Untuk merealisasikan pelaksanaan misi pemerintah Kota Sukabumi, perlu
ditetapkan tujuan pembangunan daerah yang akan dicapai dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk
memberikan arah terhadap pembangunan kota secara umum. Di samping itu juga
dalam rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap isu
strategis yang telah ditetapkan.
Dalam menindaklanjuti isu strategis, visi, dan misi tersebut pemerintah
Kota Sukabumi berupaya untuk mencapai tujuan. Tujuan yang ingin dicapai
dalam 5 tahun ke depan adalah :
1. Misi 1

Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang


beriman, bertaqwa dan berilmu.
Tujuan :
a. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan kehidupan sosial bermasyarakat.
b. Menumbuhkan wawasan keilmuan yang dapat meningkatkan kualitas
hidup.
2. Misi 2

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,


adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.
Tujuan :
a. Menciptakan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien dan memenuhi
azas good governance, clean dan strong government.
b. Mengembangkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, terukur dan
sesuai dengan kaidah-kaidah tata kelola pemerintahan yang baik.
c. Mewujudkan

- 143 -

c. Mewujudkan pemerintahan yang mampu berjalan pada aturan hukum dan


Perundang-undangan yang berlaku.
3. Misi 3

Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.


Tujuan :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.
b. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
c. Mewujudkan penataan ruang dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.
d. Mengembangkan sarana dan prasarana perkotaan yang lebih berkualitas.
4. Misi 4

Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.


Tujuan :
a. Menumbuh-kembangkan

kegiatan

perekonomian

perkotaan

yang

didasarkan pada pengembangan investasi.


b. Membuka peluang penyerapan tenaga kerja serta pendayagunaan tenaga
kerja yang luas bagi masyarakat.
c. Mewujudkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi
(UMKMK).
d. Meningkatkan ketahanan pangan daerah dan mengembangkan agribisnis
perkotaan berbasis sumber daya lokal.
e. Mengembangkan potensi keragaman budaya, pariwisata dan mendorong
pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis keunggulan daerah.
f. Mengembangkan potensi kepemudaan dan olahraga.
5. Misi 5

Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.


Tujuan :
a. Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di masyarakat.
b. Menciptakan lingkungan perkotaan yang sehat dan indah.
D. SASARAN PEMBANGUNAN
Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dan
merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian
kinerja

- 144 -

kinerja Kota Sukabumi. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung


pencapaian tujuan yang terkait, dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang
ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan terkait juga telah dapat dicapai
dan diharapkan berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sasaransasaran tersebut disajikan dalam keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran dapat
dilihat pada uraian dan tabel-tabel berikut :
1. Misi 1
Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu.
Tabel 5.1 . Keterkaitan Misi 1 dengan Tujuan dan Sasaran
No.
Tujuan
a. Meningkatkan kualitas
keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan kehidupan sosial
bermasyarakat.

b.

Menumbuhkan wawasan
keilmuan yang dapat
meningkatkan kualitas
hidup.

1)
2)
3)
1)
2)
3)

Sasaran
Meningkatnya aktifitas masyarakat
dalam kehidupan beragama dan
kesetiakawanan sosial.
Meningkatnya sarana dan prasarana
peribadatan.
Menurunnya laju pertumbuhan
penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
Terwujudnya sumber daya aparatur
pemerintah yang berkualitas.
Terwujudnya pendidikan budi
pekerti, wawasan kebangsaan dan
kearifan lokal bagi masyarakat.
Meningkatnya apresiasi masyarakat
terhadap budaya baca.

2. Misi 2
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,
adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.
Tabel 5.2 . Keterkaitan Misi 2 dengan Tujuan dan Sasaran
No.
Tujuan
a. Menciptakan organisasi
pemerintah yang efektif
dan efisien dan memenuhi
azas good governance, clean
dan strong government.

1)

Sasaran
Meningkatnya mutu pengawasan
dan pelaksanaan pengendalian intern
dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

b. Mengembangkan

- 145 -

No.
Tujuan
b. Mengembangkan sistem,
proses dan prosedur kerja
yang jelas, terukur dan
sesuai dengan kaidahkaidah tata kelola
pemerintahan yang baik.

1)
2)

3)
4)
c.

Mewujudkan
pemerintahan yang
mampu berjalan pada
aturan hukum dan
Perundang-undangan
yang berlaku.

1)
2)
3)
4)
5)

Sasaran
Meningkatnya kualitas dokumen
perencanaan dan pengendalian
pembangunan daerah yang terpadu.
Meningkatnya efisiensi dan
efektifitas penggunaan anggaran
yang seimbang dan terkelolanya aset
daerah berorientasi pada
kepentingan publik.
Meningkatnya pemanfaatan
teknologi informasi.
Meningkatnya kualitas pelayanan
masyarakat.
Meningkatnya pengawasan terhadap
pelaksanaan otonomi daerah.
Meningkatnya kapasitas anggota
DPRD.
Meningkatnya penegakan dan
kepastian hukum yang adil bagi
semua pihak.
Meningkatnya kualitas layanan
administrasi kependudukan.
Meningkatnya pengelolaan dan
pelayanan kearsipan daerah.

3. Misi 3
Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.
Tabel 5.3 . Keterkaitan Misi 3 dengan Tujuan dan Sasaran
No.
a.

Tujuan
Meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan.

1)
2)

b.

Meningkatkan kualitas
layanan kesehatan.

1)
2)
3)
4)
5)

Sasaran
Meningkatnya pemerataan, akses,
mutu, relevansi dan daya saing di
setiap jenjang pendidikan.
Meningkatnya kinerja pendidik,
tenaga kependidikan dan pengawas
pendidik.
Meningkatnya kesehatan ibu, anak,
dan gizi masyarakat.
Meningkatnya upaya kesehatan
masyarakat
Meningkatnya pelayanan promotiv
dan preventif bidang kesehatan.
Berkurangnya kasus penyakit
menular.
Terwujudnya cakupan jaminan
pemeliharaan kesehatan keluarga
miskin.
6) Meningkatkan .........

- 146 -

No.

Tujuan

6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)

c.

d.

Mewujudkan penataan
ruang dan Lingkungan
Hidup yang
berkelanjutan.
Mengembangkan sarana
dan prasarana perkotaan
yang lebih berkualitas.

1)
2)
1)
2)

Sasaran
Meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan
Meningkatnya jaminan keamanan
obat dan makanan bagi kesehatan
masyarakat.
Meningkatnya pengawasan obat dan
makanan
Meningkatnya kualitas sarana dan
prasarana dalam pelayanan
kesehatan.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia dalam
pelayanan kesehatan.
Terwujudnya sistem Informasi
Kesehatan
Meningkatnya pengawasan terhadap
HIV-AIDS dan penyalahgunaan
narkoba dan zat adiktif lainnya.
Meningkatnya pengembangan dan
diversifikasi unit pelayanan sesuai
perspektif masyarakat.
Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga
yang berkualitas dan sejahtera.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas
potensi pemberdayaan masyarakat
Terciptanya dan terkendalinya
pemanfaatan ruang yang serasi.
Meningkatnya kualitas lingkungan
hidup kota.
Meningkatnya kualitas dan ketersediaan infrastruktur pendukung kota.
Meningkatnya kualitas pelayanan
jasa transportasi jalan.

4. Misi 4
Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.
Tabel 5.4 . Keterkaitan Misi 4 dengan Tujuan dan Sasaran
No.
Tujuan
a. Menumbuhkembangkan
kegiatan perekonomian
perkotaan yang
didasarkan pada
pengembangan investasi.

1)

Sasaran
Terwujudnya prosedur di bidang
perizinan dan investasi yang lebih
mudah, cepat,dan transparan sesuai
peraturan yang berlaku.
2) Meningkatnya .........

- 147 -

No.

Tujuan
2)

b.

c.

Membuka peluang
penyerapan tenaga kerja
serta pendayagunaan
tenaga kerja yang luas
bagi masyarakat.

1)

Mewujudkan
pemberdayaan usaha
mikro, kecil, menengah
dan koperasi (UMKMK).

1)

2)
3)

2)
3)
4)

d.

Meningkatkan ketahanan
pangan daerah dan
mengembangkan
agribisnis perkotaan
berbasis sumber daya
lokal.

1)
2)
3)
4)
5)

e.

Mengembangkan potensi
keragaman budaya,
pariwisata dan
mendorong
pengembangan ekonomi
kreatif yang berbasis
keunggulan daerah.

1)
2)
3)
4)

f.

Mengembangkan potensi
kepemudaan dan
olahraga.

1)
2)

Sasaran
Meningkatnya nilai investasi PMA
dan PMDN
Meningkatnya kualitas tenaga kerja
sehingga mampu bersaing di pasar
kerja.
Meningkatnya partisipasi angkatan
kerja
Meningkatnya penyerapan tenaga
kerja
Meningkatnya produktifitas UMKM
melalui pemanfaatan teknologi dan
pemenuhan sarana prasarana usaha.
Meningkatnya kapasitas
kelembagaan koperasi sesuai dengan
jati diri koperasi.
Meningkatnya akses permodalan
bagi pelaku koperasi dan UKM.
Meningkatnya iklim usaha
Perdagangan yang kondusif.
Meningkatnya kondisi ketahanan
pangan daerah.
Meningkatnya kemandirian dan
produktivitas lembaga usaha bidang
agribisnis.
Meningkatnya produksi,
produktivitas, dan mutu produk
agribisnis.
Meningkatnya kesejahteraan pelaku
agribisnis
Meningkatnya masyarakat yang
mengkonsumsi makanan non beras
dan terigu
Tercapainya peningkatan daya saing
dan daya jual destinasi pariwisata.
Terwujudnya gedung kesenian untuk
melestarikan dan mengembangkan
budaya.
Meningkatnya pembinaan lembaga/
kelompok seni dan budaya.
Meningkatnya perkembangan
ekonomi kreatif yang berbasis
keunggulan daerah.
Meningkatnya pembinaan olahraga
yang berorientasi pada prestasi.
Meningkatnya jumlah masyarakat
yang berolahraga untuk menjaga
kesehatan.
3) Meningkatkan .........

- 148 -

No.

Tujuan
3)

Sasaran
Meningkatnya pembinaan potensi
kepemudaan dalam peran
pembangunan.

5. Misi 5
Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.
Tabel 5.5 . Keterkaitan Misi 5 dengan Tujuan dan Sasaran
No.
Tujuan
a. Mewujudkan rasa aman
dan ketentraman di
masyarakat.

1)
2)

3)

4)
b.

Menciptakan lingkungan
perkotaan yang sehat dan
indah.

1)
2)
3)

Sasaran
Meningkatnya ketertiban, disiplin
dan perlindungan masyarakat.
Meningkatnya pemahaman dan
kemampuan aparatur dan
masyarakat dalam penanganan
resiko bencana.
Meningkatnya pembinaan politik
daerah, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi
kemasyarakatan.
Terwujudnya kerukunan antar dan
inter umat beragama sebagai
perwujudan nilai-nilai agama.
Meningkatnya penanganan
persampahan perkotaan.
Meningkatnya kebersihan dan
keindahan kota.
Meningkatnya biopori dan tanaman
yang menyerap air.

BAB VI

- 149 -

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

A. STRATEGI PEMBANGUNAN
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu
rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussedmanagement). Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program
prioritas kepala daerah. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan
serangkaian arah kebijakan.
Secara umum strategi kebijakan pembangunan Kota Sukabumi Tahun 20132018, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
adalah sebagai berikut :
1. Bidang Kemasyarakatan :
a. Meningkatkan

pendidikan

keagamaan

dan

pengamalan

nilai-nilai

keagamaan;
b. Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar dan inter umat beragama;
c. Meningkatkan

kesetiakawanan

sosial

dan

mengeliminir

terjadinya

tawuran.
2. Bidang Pemerintahan :
a. Pengelolaan APBD yang mengutamakan kepentingan masyarakat;
b. Mewujudkan sinergitas dengan Pemerentah Daerah lain, dan meningkatkan
profesionalisme, akuntabilitas, transparansi dan penegakan hukum, guna
mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme;
c. Meningkatkan

partisipasi

masyarakat

dalam

menetapkan

kebijakan

Pemerintah daerah;
d. Meningkatkan pengelolaan keuangan dan aset daerah menuju opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
3. Bidang Pembangunan :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan dasar masyarakat dan proses pelayanan
yang transparan dan akuntabel;
b. Mengembangkan

- 150 -

b. Mengembangkan koperasi dan KUKM, serta bantuan permodalannya;


c. Penataan pasar tradisional, dan peningkatan tata kelola perizinan usaha
dan investasi.
Adapun rumusan strategi pembangunan berupa pernyataan-pernyataan
yang menjelaskan bagaimana secara sistematis tujuan dan sasaran pembangunan
akan dicapai, diuraikan dalam penjelasan berdasarkan misi, tujuan dan sasaran
sebagai berikut :
1. Misi 1
Mewujudkan reformasi birokrasi menuju sumber daya manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu.
Tabel 6.1 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 1
No.
Tujuan
a. Meningkatkan
kualitas
keimanan dan
ketaqwaan
kepada Tuhan
Yang Maha
Esa, dan
kehidupan
sosial
bermasyarakat.

b.

Menumbuhkan
wawasan
keilmuan yang
dapat
meningkatkan
kualitas hidup.

1)

2)

Sasaran
Meningkatnya
aktifitas masyarakat
dalam kehidupan
beragama dan
kesetiakawanan
sosial.
Meningkatnya
sarana dan
prasarana
peribadatan.

3)

Menurunnya laju
pertumbuhan
penyandang
masalah
Kesejahteraan Sosial.

1)

Terwujudnya
sumber daya
aparatur pemerintah
yang berkualitas.

Strategi
Menggiatkan aktivitas
masyarakat dalam
kegiatan keagamaan dan
kesetiakawanan sosial.
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas sarana dan
prasarana peribadatan
dan lembaga pendidikan
keagamaan.
Memberikan bantuan dan
meningkatkan model
penanganan masalah
kesejahteraan sosial
berbasis kolaborasi
dengan kelompok/
organisasi masyarakat.
Menyelenggarakan atau
menyertakan pendidikan
dan pelatihan bagi
aparatur dalam
pemenuhan kesesuaian
dengan bidang
pekerjaannya.

2) Terwujudnya .........

- 151 -

No.

Tujuan

2)

3)

Sasaran
Terwujudnya
pendidikan budi
pekerti, wawasan
kebangsaan dan
kearifan lokal bagi
masyarakat.
Meningkatnya
apresiasi masyarakat
terhadap budaya
baca.

Strategi
Mengoptimalkan
kurikulum praktek
tentang budi pekerti dan
wawasan kebangsaan di
sekolah.
Meningkatkan kualitas
layanan perpustakaan
daerah dan melakukan
sosialisasi peningkatan
minat baca masyarakat.

2. Misi 2
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, jujur,
adil, profesional, mendengar dan melayani masyarakat dengan ikhlas.
Tabel 6.2 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 2
No.
a.

b.

Tujuan
Menciptakan
organisasi
pemerintah
yang efektif
dan efisien.

Mengembangkan sistem,
proses dan
prosedur kerja
yang jelas,
terukur dan
sesuai
dengan kaidakaidah tata
kelola
pemerintahan
yang baik

1)

1)

2)

Sasaran
Meningkatnya mutu
pengawasan dan
pelaksanaan
pengendalian intern
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah.
Meningkatnya
kualitas dokumen
perencanaan dan
pengendalian
pembangunan
daerah yang
terpadu.
Meningkatnya
efisiensi dan
efektifitas
penggunaan
anggaran yang
seimbang dan
terkelolanya aset
daerah berorientasi
pada kepentingan
publik.

Strategi
Mengoptimalkan
pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah, dan
meningkatkan intensitas
dan efektivitas
pengawasan aparatur
melalui pengawasan
internal.
Penyediaan dokumen
perencanaan dan
pengendalian
pembangunan daerah
yang terpadu dan tepat
waktu, beserta SOP yang
dibutuhkan.
Meningkatkan tata kelola
keuangan dan asset
daerah.

3) Meningkatnya .........

- 152 -

No.

c.

Tujuan

Mewujudkan
pemerintahan
yang mampu
berjalan pada
aturan hukum
dan
Perundangundangan
yang berlaku.

3)

Sasaran
Meningkatnya
pemanfaatan
teknologi informasi.

4)

Meningkatnya
kualitas pelayanan
masyarakat.

1)

Meningkatnya
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
otonomi daerah.
Meningkatnya
kapasitas anggota
DPRD.

2)

3)

Meningkatnya
penegakan dan
kepastian hukum
yang adil bagi
semua pihak.

4)

Meningkatnya
kualitas layanan
administrasi
kependudukan.
Meningkatnya
pengelolaan dan
pelayanan
kearsipan daerah.

5)

Strategi
Menyediakan sistem
informasi publik yang
aksesibel oleh aparatur
dan publik.
Meningkatkan setiap
aspek-aspek pelayanan,
guna tercapainya
kepuasan yang baik bagi
masyarakat.
Menerbitkan peraturan
daerah dalam kerangka
peningkatan pelaksanaan
otonomi daerah.
Memfasilitasi efektifivitas
pelaksanaan
fungsi DPRD dalam
legislasi, penganggaran,
dan pengawasan,
sehingga meningkatkan
akuntabiltas DPRD pada
publik.
Penegakan regulasi
sesuai konsekuensi
hukum, didukung oleh
penyediaan informasi
publik secara
transparan, dengan
menggunakan
teknologi informasi, dan
media informasi lain
yang kontekstual, serta
optimalisasi penegakan
dan kepastian hukum
melalui usulan atau
penerbitan peraturan.
Meningkatkan sistem dan
cakupan layanan
administrasi
kependudukan.
Meningkatkan tata kelola
kearsipan daerah yang
handal.

3. Misi .........

- 153 -

3. Misi 3
Mewujudkan pelayanan dasar yang lebih baik dan berkualitas.
Tabel 6.3 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 3
No.
a.

Tujuan
Meningkatkan
kualitas
pelayanan
pendidikan.

1)

2)

b.

Meningkatkan
kualitas
layanan
kesehatan.

1)

2)
3)

4)

5)

6)
7)

8)

Sasaran
Meningkatnya
pemerataan, akses,
mutu, relevansi dan
daya saing di setiap
jenjang pendidikan.
Meningkatnya
kinerja pendidik
dan tenaga
kependidikan.
Meningkatnya
Kesehatan Ibu Anak
dan gizi
masyarakat.
Meningkatnya
upaya kesehatan
masyarakat.
Meningkatnya
pelayanan promotiv
dan preventif
bidang kesehatan.
Berkurangnya kasus
penyakit menular.
Terwujudnya
cakupan jaminan
pemeliharaan
kesehatan keluarga
miskin.
Meningkatnya
kualitas kesehatan
lingkungan.
Meningkatnya
jaminan keamanan
obat dan makanan
bagi kesehatan
masyarakat.
Meningkatnya
Pengawasan obat
dan makanan

Strategi
Penyediaan layanan
pendidikan umum,
vokasional, mapun
pendidikan khusus yang
terjangkau dan sesuai
kebutuhan bagi semua
kelompok masyarakat.
Meningkatkan kinerja
pendidik dan tenaga
kependidikan.
Meningkatkan layanan
terhadap Ibu, Anak dan
bayi serta tercukupinya
pemenuhan gizi
masyarakat.
Meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat.
Melaksanakan
pembinaan perilaku
hidup sehat bagi
masyarakat.
Meningkatkan upaya
dalam pencegahan dan
penanganan penyakit
menular.
Meningkatkan cakupan
masyarakat miskin yang
difasilitasi jaminan
pemeliharaan kesehatan.
Meningkatkan kualitas
kesehatan lingkungan.
Meningkatkan cakupan
ketersediaan obat sesuai
dengan kebutuhan.
Meningkatkan cakupan
PIRT yang bersertifikat.
9) Meningkatnya .........

- 154 -

No.

Tujuan

Sasaran
9) Meningkatnya
kualitas sarana dan
prasarana dalam
pelayanan
kesehatan.
10) Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas sumber
daya manusia
dalam pelayanan
kesehatan.
11) Terwujudnya sistem
Informasi Kesehatan
12) Meningkatnya
pengawasan
terhadap HIV-AIDS
dan
penyalahgunaan
narkoba dan zat
adiktif lainnya
13) Meningkatnya
pengembangan dan
diversifikasi unit
pelayanan sesuai
perspektif
masyarakat.
14) Terkendalinya
pertumbuhan
penduduk serta
meningkatnya
keluarga yang
berkualitas dan
sejahtera.
15) Meningkatnya
Kualitas dan
Kuantitas Potensi
Pemberdayaan
Masyarakat

Strategi
Melengkapi pemenuhan
kelengkapan sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan yang
memenuhi standar.
Meningkatkan
ketersediaan sumber
daya manusia dalam
pelayanan kesehatan
yang representatif.
Mengembangkan sistem
informasi kesehatan di
puskesmas dan dinas
secara online berbasis web.
Meningkatkan kerjasama
antar tokoh agama, tokoh
masyarakat, Komisi
Penanggulangan HIVAIDS dalam rangka
pembinaan kepada
masyarakat akan bahaya
HIV-AIDS, narkoba dan
zat adiktif lainnya.
Meningkatkan
pengembangan dan
diversifikasi unit
pelayanan kesehatan.
Mengendalikan tingkat
kelahiran penduduk
melalui peningkatan
kualitas dan aksesibilitas
pelayanan Keluarga
Berencana.
Pengembangan model
pemberdayaan
organisasi/kelompok
masyarakat untuk
bersinergi dalam forum
pembangunanekonomi,
teknologi, kesehatan,
pendidikan dan
infrastruktur.
c. Mewujudkan .........

- 155 -

No.
c.

d.

Tujuan
Mewujudkan
penataan
ruang dan
Lingkungan
Hidup yang
berkelanjutan.

Mengembangkan sarana dan


prasarana
perkotaan
yang lebih
berkualitas.

1)

Sasaran
Terciptanya dan
terkendalinya
pemanfaatan ruang
yang serasi.

2)

Meningkatnya
kualitas lingkungan
hidup kota.

1)

Meningkatnya
kualitas dan
ketersediaan
infrastruktur
pendukung kota.
Meningkatnya
kualitas pelayanan
jasa transportasi
jalan.

2)

Strategi
Penyusunan dokumen
Rencana detail tata
ruang, dan penegakan
hukum implementasi
RTRW.
Meningkatkan penanganan sampah, rumah tidak
layak huni, dan sanitasi
rumah tinggal.
Meningkatkan kondisi
infrastruktur jalan,
jembatan, dan
ketersediaan listrik serta
air bersih.
Meningkatkan keselamatan, kenyamanan,
aksesibilitas dan efisiensi
layanan lalu lintas dan
angkutan jalan.

4. Misi 4
Mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.
Tabel 6.4 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 4
No.
a.

b.

Tujuan
Menumbuhkembangkan
kegiatan
perekonomian
perkotaan
yang
didasarkan
pada
pengembangan investasi.
Membuka
peluang
penyerapan
tenaga kerja
serta pendayagunaan tenaga
kerja yang luas
bagi
masyarakat.

1)

2)

1)

2)

Sasaran
Terwujudnya
prosedur di bidang
perizinan dan
investasi yang lebih
mudah, cepat, dan
transparan sesuai
peraturan yang
berlaku.
Meningkatnya nilai
investasi PMA dan
PMDN

Strategi
Penerapan prosedur di
bidang perizinan dan
investasi yang lebih
mudah, cepat,
transparan, dan sesuai
kaidah keilmuan serta
peraturan yang berlaku.

Penyediaan informasi
daerah dan menciptakan
kondusifitas iklim
investasi.
Meningkatnya
Meningkatkan fasilitasi
kualitas tenaga kerja pelatihan ketrampilan
sehingga mampu
kerja, dengan mengikuti
bersaing di pasar
kebutuhan pasar
kerja.
potensial.
Meningkatnya
Penegakan perlindungan
Partisipasi
tenaga kerja, didukung
Angkatan Kerja
peningkatan kolaborasi
dan sinergi masyarakat
dalam .........

- 156 -

No.

c.

Tujuan

Mewujudkan
pemberdayaan
usaha mikro,
kecil,
menengah dan
koperasi
(UMKMK).

Sasaran

3)

Meningkatnya
penyerapan tenaga
kerja

1)

Meningkatnya
produktifitas
UMKM melalui
pemanfaatan
teknologi dan
pemenuhan
sarana prasarana
usaha.
Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan
koperasi sesuai
dengan jati diri
koperasi.
Meningkatnya akses
permodalan bagi
pelaku koperasi dan
UKM.

2)

3)

d.

Meningkatkan
ketahanan
pangan daerah
dan
mengembangkan agribisnis
perkotaan
berbasis
sumber daya
lokal.

4)

Meningkatnya iklim
usaha Perdagangan
yang kondusif

1)

Meningkatnya
kondisi ketahanan
pangan daerah.

2)

Meningkatnya
kemandirian dan
produktivitas
lembaga usaha
bidang agribisnis.

Strategi
dalam menciptakan
peluang kerja.
Membangun sistem yang
dapat menarik investasi
berpotesi dalam
penyediaan lapangan
kerja.
Pengembangan
kerjasama antar
pemerintah, pihak swasta
dan masyarakat
untuk pengembangan
dan pemberdayaan
UMKM.
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan koperasi.

Pengembangan
kerjasama dan
pemberian bantuan
permodalan Usaha Mikro
dan Kecil.
Penanganan terhadap
sengketa konsumen,
fasilitasi pemasaran
produk dan penataan
Pedagang Kaki Lima.
Meningkatkan
pemenuhan pangan bagi
rumah tangga yang
tercermin dari
ketersediaan pangan
yang cukup dalam
jumlah maupun mutu,
aman, merata,
terjangkau, berkeadilan
dan berkelanjutan
Meningkatkan kualitas
SDM agribisnis dan
melaksanakan revitalisasi
kelembagaan usaha
bidang agribisnis
3) Meningkatnya .........

- 157 -

No.

Tujuan
3)

4)

5)

e.

Mengembangkan potensi
keragaman
budaya,
pariwisata dan
mendorong
pengembanga
n ekonomi
kreatif yang
berbasis
keunggulan
daerah.

1)

2)

3)

4)

f.

Mengembangkan potensi
kepemudaan
dan olahraga.

1)

Sasaran
Meningkatnya
produksi,
produktivitas, dan
mutu produk
agribisnis.

Strategi
Meningkatkan
pelaksanaan revitalisasi
agribisnis secara
menyeluruh baik
agribisnis on-farm dan offfarm
Meningkatnya
Meningkatkan fasilitasi
kesejahteraan
permodalan dan bantuan
pelaku agribisnis
sarana produksi
agribisnis serta
mengembangkan
diversifikasi usaha tani
Meningkatnya
Meningkatkan
masyarakat yang
pengetahuan dan
mengkonsumsi
kesadaran masyarakat
makanan non beras tentang pangan yang
dan terigu
aman, bermutu, dan
bergizi bagi konsumsi
masyarakat
Tercapainya
Meningkatkan daya
peningkatan daya
saing dan daya jual
saing dan daya jual destinasi pariwisata,
destinasi pariwisata. dengan meningkatkan
pelayanan bagi
wisatawan.
Terwujudnya
Membangun gedung
gedung kesenian
kesenian sebagai upaya
untuk melestarikan melestarikan dan
dan
mengembangkan seni
mengembangkan
dan budaya.
budaya.
Meningkatnya
Memfasilitasi sinergi
pembinaan
masyarakat untuk
lembaga/ kelompok menggali dan
seni dan budaya.
memelihara lembaga /
kelompok seni budaya.
Meningkatnya
Menggiatkan aktualisasi
perkembangan
ekonomi kreatif dan
ekonomi kreatif
memperluas jangkauan
yang berbasis
promosi untuk
keunggulan daerah. pencitraan daerah.
Meningkatnya
Mewujudkan
pembinaan olahraga pembibitan, pembinaan,
yang berorientasi
pemanduan olah raga
pada prestasi.
secara kontinyu dan
teratur
2) Meningkatnya .........

- 158 -

No.

Tujuan
2)

3)

Sasaran
Meningkatnya
jumlah masyarakat
yang berolahraga
untuk menjaga
kesehatan
Meningkatnya
pembinaan potensi
kepemudaan dalam
peran
pembangunan.

Strategi
Meningkatkan kegiatan
olahraga di masyarakat.

Meningkatnya kualitas
dan partisipasi generasi
muda dalam
pembangunan daerah.

5. Misi 5
Meningkatkan keamanan, ketertiban, keindahan, dan kebersihan kota.
Tabel 6.5 . Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 5
No.
a.

Tujuan
Mewujudkan
rasa aman dan
ketentraman di
masyarakat.

1)

2)

3)

4)

Sasaran
Meningkatnya
ketertiban, disiplin
dan perlindungan
masyarakat.
Meningkatnya
pemahaman dan
kemampuan
aparatur dan
masyarakat dalam
penanganan resiko
bencana.
Meningkatnya
pembinaan politik
daerah, lembaga
swadaya
masyarakat, dan
organisasi
kemasyarakatan.
Terwujudnya
kerukunan antar
dan inter umat
beragama sebagai
perwujudan nilainilai agama.

Strategi
Meningkatkan upaya
mendidik masyarakat
untuk berlaku tertib dan
disiplin, serta
menjaga ketertiban
umum.
Meningkatkan kesadaran
dan ketanggapan
masyarakat dan aparatur
terhadap bencana.

Meningkatkan
pembinaan politik bagi
masyarakat, serta
melakukan pendataan
terhadap lembaga
swadaya masyarakat,
dan organisasi
kemasyarakatan.
Meningkatkan peranan
MUI, FKUB dan lembaga
keagamaan lain guna
meningkatkan
pengamalan nilai- nilai
agama dalam kehidupan.

b. Menciptakan .........

- 159 -

No.
b.

Tujuan
Menciptakan
lingkungan
perkotaan
yang sehat dan
indah.

1)

Sasaran
Meningkatnya
penanganan
persampahan
perkotaan.

2)

Meningkatnya
kebersihan dan
keindahan kota.

3)

Meningkatnya
biopori dan
tanaman yang
menyerap air

Strategi
Penyediaan tempat
pengelolaan
persampahan, baik
berupa TPST, unit bank
sampah dan pengelola
daur ulang sampah.
Meningkatkan eksistensi
kebersihan dan
keindahan wilayah
perkotaan.
Meningkatkan
pembuatan biopori dan
penanaman tanaman
yang menyerap air

B. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


Arah kebijakan pembangunan Kota Sukabumi menitik beratkan pada upaya
meningkatkan kecerdasan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga
dalam rangka upaya percepatan pembangunan, diperlukan adanya strategi
daerah, yang kemudian ditetapkan menjadi arah kebijakan pembangunan selama
5 (lima) tahun ke depan, sebagaimana titik berat pembangunan tersebut.
Arah kebijakan pembangunan Kota Sukabumi merupakan derivasi dari
arah kebijakan pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Barat, dengan
mempertimbangkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal masyarakat Kota
Sukabumi.
Secara garis besar, arah kebijakan umum pembangunan Kota Sukabumi
yang akan dijadikan pedoman selama periode pemerintahan tahun 2013-2018
adalah sebagai berikut :
Tabel 6.1. Arah Kebijakan Pembangunan
No.
Misi
1. Misi 1 :
Mewujudkan
reformasi
birokrasi menuju
sumber daya
manusia yang
beriman,
bertaqwa dan
berilmu

a.

Strategi
Menggiatkan
aktivitas masyarakat
dalam kegiatan
keagamaan dan
kesetiakawanan
sosial.

Arah Kebijakan
1) Meningkatkan upaya
pendidikan keagamaan
bagi masyarakat.
2) Memberikan dukungan,
memfasilitasi, dan/
atau melakukan
koordinasi terhadap
kegiatan keagamaan
dan kesetiakawanan
sosial .........

- 160 -

No.

Misi

Strategi

b.

Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas sarana dan
prasarana
peribadatan dan
lembaga pendidikan
keagamaan.

1)

c.

Memberikan bantuan 1)
dan meningkatkan
model penanganan
masalah
kesejahteraan sosial
berbasis kolaborasi
dengan kelompok/
organisasi
2)
masyarakat.

d.

Menyelenggarakan
1)
atau menyertakan
pendidikan dan
pelatihan bagi
aparatur dalam
pemenuhan
kesesuaian dengan
bidang pekerjaannya.
2)

e.

Mengoptimalkan
kurikulum praktek
tentang budi pekerti
dan wawasan
kebangsaan di
sekolah.

1)

Arah Kebijakan
sosial yang
dilaksanakan oleh
masyarakat.
Memberikan dukungan,
memfasi-litasi, dan/
atau melakukan
koordinasi dalam
peningkatan kualitas
dan kuantitas sarana
dan prasarana
peribadatan dan
lembaga pendidikan
keagamaan.
Pengembangan model
pemberdayaan
kelompok masyarakat
untuk berpartisipasi
penanganan layanan
sosial dasar dan
pembangunan fisik.
Pemberian bantuan
terhadap kelompok
masyarakat
penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
Penyelenggaraan
pendidikan dan
pelatihan bagi aparatur,
serta pengembangan
ilmu
pengetahuan dan
teknologi yang
diimbangi dengan
peningkatan kesejahteraan aparatur.
Meningkatkan kualitas
aparatur melalui
pengelolaan sumber
daya manusia
berdasarkan standar
kompetensi
Melakukan penyelarasan terhadap
kurikulum praktek
tentang budi pekerti
dan wawasan
kebangsaan di sekolah,
sehingga lebih aplikatif.
f. Meningkatkan .........

- 161 -

No.

2.

Misi

Misi 2 :
Mewujudkan
tata kelola
pemerintahan
yang baik,
bersih,
berwibawa, jujur,
adil, profesional,
mendengar dan
melayani
masyarakat
dengan ikhlas

f.

a.

b.

c.

Strategi
Meningkatkan
kualitas layanan
perpustakaan daerah
dan melakukan
sosialisasi
peningkatan minat
baca masyarakat.
Mengoptimalkan
pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah, dan
meningkatkan
intensitas dan
efektivitas pengawasan aparatur melalui
pengawasan internal.
Penyediaan dokumen perencanaan
dan pengendalian
pembangunan
daerah yang terpadu
dan tepat waktu,
beserta SOP yang
dibutuhkan.
Meningkatkan tata
kelola keuangan dan
asset daerah.

1)
2)

1)

2)

1)

2)
1)

2)

d.

Menyediakan sistem
informasi publik
yang
aksesibel oleh
aparatur dan publik.

1)

2)

Arah Kebijakan
Peningkatan kualitas
layanan perpustakaan
daerah.
Sosialisasi secara
intensif terhadap
peningkatan minat baca
masyarakat.
Optimalkan
pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah.
Peningkatkan upaya
intensitas dan
efektivitas pengawasan
aparatur melalui
pengawasan internal.
Penyediaan dokumen
perencanaan dan
pengendalian
pembangunan daerah
tepat waktu.
Menyajikan publikasi
atas dokumen
perencanaan daerah.
Pengembangan
kapasitas keuangan
daerah melalui
optimalisasi potensi dan
aset daerah, serta
efisiensi belanja.
Penguatan regulasi
daerah untuk
peningkatan kapasitas
pengelolaan keuangan.
Membangun dan
meningkatkan sistem
informasi daerah, yang
memuat data dan
informasi
pembangunan, serta
aplikatif dalam
peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.
Mengoptimalkan
regulasi dalam
penyelenggaraan
keterbukaan informasi
publik.
e. Meningkatkan .........

- 162 -

No.

Misi

e.

Strategi
Meningkatkan setiap
aspek-aspek
pelayanan, guna
tercapainya
kepuasan yang baik
bagi masyarakat.

1)

2)
3)

f.

g.

h.

i.

Menerbitkan
peraturan daerah
dalam kerangka
peningkatan
pelaksanaan otonomi
daerah.
Memfasilitasi efektifivitas pelaksanaan
fungsi DPRD dalam
legislasi, penganggaran, dan
pengawasan,
sehingga
meningkatkan
akuntabiltas DPRD
pada publik.
Penegakan regulasi
sesuai konsekuensi
hukum, didukung
oleh penyediaan
informasi publik
secara transparan,
dengan
menggunakan
teknologi informasi,
dan media informasi
lain yang
kontekstual, serta
optimalisasi
penegakan dan
kepastian hukum
melalui usulan atau
penerbitan
peraturan.
Meningkatkan sistem
dan cakupan layanan
administrasi
kependudukan.

1)

Arah Kebijakan
Memproleh kategori
baik dalam pencapaian
Indek Kepuasan
Masyarakat (IKM).
Optimalisasi penerapan
Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Meningkatkan kategori
kelurahan.
Penyediaan regulasi
yang representatif
dalam optimalisasi
pelaksanaan otonomi
daerah.

1) Meningkatkan kapasitas
pimpinan dan anggota
DPRD.
2) Fasilitasi Rancangan
Peraturan Daerah
Prakarsa DPRD.

1) Penegakan sistem
reward and punisment
sesuai regulasi yang
berlaku.
2) Membangun
mekanisme
pengaduan publik yang
aksesibel oleh publik.

1) Meningkatkan indeks
kepuasan terhadap
pelayanan administrasi
kependudukan.
2) Meningkatkan .........

- 163 -

No.

Misi

Strategi

j.

3.

Misi 3 :
Mewujudkan
pelayanan dasar
yang lebih baik
dan berkualitas

a.

b.

c.

d.
e.

2)

Arah Kebijakan
Meningkatkan cakupan
layanan administrasi
kependudukan.
Pemberlakuan aturan
baku sistem
pengarsipan.
Meningkatkan
pengelolaan kearsipan
berbasis digital.
Menetapkan target
pencapaian minimal
pendidikan umum,
kejuruan, maupun non
formal.
Memfasilitasi
kemampuan
melanjutkan sekolah
bagi keluarga miskin.
Meningkatkan
Perluasan memperoleh
pendidikan dan
ketrampilan.
Pembinaan terhadap
unsur aparatur
pengelola sekolah.
Peningkatan
kompetensi tenaga
pendidik sesuai
perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, peraturan, dan
metode ajar yang baik.
Meminimalisir angka
kematian bayi.
Memfasilitasi kecukupan pemenuhan gizi
masyarakat pada lokasi
yang membutuhkan
penanganan prioritas.

Meningkatkan tata
kelola kearsipan
daerah yang handal.

1)

Penyediaan layanan
pendidikan umum,
vokasional, mapun
pendidikan khusus
yang terjangkau dan
sesuai kebutuhan
bagi semua
kelompok
masyarakat.

1)

Meningkatkan
kinerja pendidik dan
tenaga
kependidikan.

1)

Meningkatkan
layanan terhadap
Ibu, Anak dan bayi
serta tercukupinya
pemenuhan gizi
masyarakat.

1)

Meningkatkan
pelayanan kesehatan
masyarakat
Melaksanakan
pembinaan perilaku
hidup sehat bagi
masyarakat

1) Peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat.

2)

2)

3)

2)

2)

1) Peningkatan upaya
pembinaan perilaku
hidup sehat bagi
masyarakat.
f. Meningkatkan .........

- 164 -

No.

Misi

f.

Strategi
Meningkatkan upaya
dalam pencegahan
dan penanganan
penyakit menular

1)
2)
3)

g.

h.
i.

j.
k.

l.

Meningkatkan
cakupan masyarakat
miskin yang
difasilitasi jaminan
pemeliharaan
kesehatan.

1)

Meningkatkan
kualitas kesehatan
lingkungan
Meningkatkan
cakupan
ketersediaan obat
sesuai dengan
kebutuhan.

1)

Meningkatkan
cakupan PIRT yang
bersertifikat.
Melengkapi
pemenuhan
kelengkapan sarana
dan prasarana
pelayanan kesehatan
yang memenuhi
standar.
Meningkatkan
ketersediaan sumber
daya manusia dalam
pelayanan kesehatan
yang representatif.

1)

2)

1)

Arah Kebijakan
Meningkatkan Cakupan
kelurahan Universal
Child Immunization.
Meningkatkan cakupan
penanganan penderita
penyakit menular.
Meningkatkan cakupan
remaja yang mempunyai pengetahuan
komprehensif tentang
HIV-AIDS.
Pemberian layanan
jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi
masyarakat miskin.
Menyediakan rumah
sakit atau tempat
pengobatan gratis
dalam layanan
kesehatan bagi
masyarakat miskin.
Melakukan
pengendalian terhadap
vektor penyakit.
Pengadaan dan
pemeliharaan
kelengkapan sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan sesuai
standar pelayanan.
Peningkatan cakupan
PIRT yang bersertifikat

1) Pengadaan dan
pemeliharaan
kelengkapan sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan sesuai
standar pelayanan.
1) Penempatan tenaga
kesehatan pada unit
layanan kesehatan yang
sesuai tingkat
kebutuhan masyarakat.
2) Peningkatan
kompetensi tenaga
kesehatan.
m. Mengembangkan .........

- 165 -

No.

Misi

Strategi
m. Mengembangkan
Sistem Informasi
Kesehatan di
Puskesmas dan
Dinas secara online
berbasis web.
n. Meningkatkan
kerjasama antar
tokoh agama, tokoh
masyarakat, Komisi
Penanggulangan
HIV-AIDS dalam
rangka pembinaan
kepada masyarakat
akan bahaya HIVAIDS, narkoba dan
zat adiktif lainnya
j. Meningkatkan
pengembangan dan
diversifikasi unit
pelayanan kesehatan.
k. Mengendalikan
tingkat kelahiran
penduduk melalui
peningkatan kualitas
dan aksesibilitas
pelayanan Keluarga
Berencana.

l.

Memperkuat
kelembagaan dan
Jaringan pengarusutamaan gender,
melalui ketersediaan
data dan peningkatan partisipasi
masyarakat.
m. Mengendalikan
tingkat kelahiran
penduduk melalui
peningkatan kualitas
dan aksesibilitas
pelayanan Keluarga
Berencana.

Arah Kebijakan
1) Pembuatan Sistem
Informasi Kesehatan
Kota Sukabumi online.

1) Penyusunan rencana
aksi penanggulangan
HIV-AIDS, penggunaan
narkoba dan zat adiktif
lainnya.

1) Pengembangan dan
diversifikasi unit
pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.
1) Memperkuat
kelembagaan dan
jaringan Keluarga
Berencana dalam
meningkatkan
kepedulian dan peran
serta masyarakat
dalam upaya
pengendalian jumlah
dan laju pertumbuhan
penduduk dan
pembudayaan keluarga
kecil berkualitas.
1) Memperkuat koordinasi
dan jaringan
pengarusutamaan
gender dalam
perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan, dan
evaluasi pembangunan
1) Efektifitas pelaksanaan
program keluarga
berencana di
masyarakat

n. Pengembangan .........

- 166 -

No.

Misi

n.

o.

o.

p.

Strategi
Arah Kebijakan
Pengembangan
1) Meningkatkan peran
model
serta organisasi/
pemberdayaan
kelompok
organisasi/kelompok
masyarakat untuk
masyarakat untuk
bersinergi dalam forum
bersinergi dalam
pembangunan.
forum pembangunan
ekonomi, teknologi,
kesehatan,
pendidikan dan
infrastruktur.
Penyusunan
1) Menyediakan dokumen
dokumen
Rencana Detail Tata
Rencana Detail Tata
Ruang dalam
Ruang, dan
pengendalian
penegakan hukum
pemanfaat ruang yang
implementasi RTRW.
serasi dan
berkesinambungan.
2) Meningkatkan
komitmen penyediaan
ruang terbuka hijau.
3) Penegakan hukum
implementasi RTRW.
Meningkatkan
1) Meningkatkan
penanganan sampah,
persentase penanganan
rumah tidak layak
sampah.
huni, dan sanitasi
2) Meningkatkan
rumah tinggal.
persentase jumlah
rumah layak huni.
3) Meningkatkan
persentase rumah
tinggal bersanitasi.
4) Meningkatkan
implementasi adaptasi
dan mitigasi perubahan
iklim.
Meningkatkan
1) Pembangunan dan
kondisi infrastruktur
pemeliharaan jaringan
jalan, jembatan, dan
jalan dan jembatan yang
ketersediaan listrik
baik, nyaman dan
serta air bersih.
memenuhi standar
keselamatan.
2) Peningkatan cakupan
kelistrikan.
3) Peningkatan cakupan
air bersih.

q. Meningkatkan .........

- 167 -

No.

4.

Misi

Misi 4 :
Mendorong
pertumbuhan
ekonomi dan
daya saing
daerah

q.

a.

b.

c.

d.

Strategi
Meningkatkan
keselamatan,
kenyamanan,
aksesibilitas dan
efisiensi layanan lalu
lintas dan angkutan
jalan.

Penerapan prosedur
di bidang perizinan
dan investasi yang
lebih mudah, cepat,
transparan, dan
sesuai kaidah
keilmuan serta
peraturan yang
berlaku.
Penyediaan
informasi
daerah dan
menciptakan
kondusifitas iklim
investasi.
Meningkatkan
fasilitasi pelatihan
ketrampilan kerja,
dengan mengikuti
kebutuhan pasar
potensial.
Penegakan
perlindungan tenaga
kerja, didukung
peningkatan
kolaborasi dan
sinergi masyarakat
dalam menciptakan
peluang kerja.

Arah Kebijakan
1) Pengembangan sistem
prasarana transportasi
terpadu, yang
mendukung
peningkatan
pertumbuhan wilayah
secara serasi.
2) Meningkatkan
kelancaran pelayanan
angkutan jalan melalui
penataan sistem
jaringan dan terminal,
manajemen lalu lintas,
fasilitas lalu lintas,
penegakan hukum dan
disiplin di jalan.
1) Penerapan ISO dalam
layanan perizinan dan
investasi.

1) Penyediaan informasi
Investasi daerah yang
handal.

1) Fasilitasi pelatihan
ketrampilan kerja
dengan mengikuti
kebutuhan pasar.
2) Pengoptimalan fungsi
Balai Latihan Kerja.
1) Penguatan Pengawasan
penerapan hukum
perlindungan tenaga
kerja.
2) Mendorong pembukaan
jenis ketrampilan life
skill lebih beragam.
3) Melakukan analisis
potensi masyarakat
dalam menciptakan
peluang kerja.
e. Membangun .........

- 168 -

No.

Misi

e.

f.

g.

h.

i.

j.

Strategi
Membangun sistem
yang dapat menarik
investasi berpotesi
dalam penyediaan
lapangan kerja.
Pengembangan
kerjasama antar
pemerintah, pihak
swasta dan
masyarakat untuk
pengembangan dan
pemberdayaan
UMKM.
Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
koperasi.

Pengembangan
kerjasama dan
pemberian bantuan
permodalan Usaha
Mikro dan Kecil.
Penanganan
terhadap sengketa
konsumen, fasilitasi
pemasaran produk
dan penataan
pedagang kaki lima.
Meningkatkan
pemenuhan pangan
bagi rumah tangga
yang tercermin dari
ketersediaan pangan
yang cukup dalam
jumlah maupun
mutu, aman, merata,
terjangkau, berkeadilan dan
berkelanjutan.

1)

1)
2)
3)
4)
1)
2)

1)

Arah Kebijakan
Menyusun rencana aksi
pengembangan
investasi potensi daerah
dalam penyediaan
lapangan kerja.
Meningkatkan
pertumbuhan UMKM.
Membangun pasar
induk.
Mengembangkan pasar
tradisional.
Membangun pusat
promosi dan informasi.
Meningkatkan
pertumbuhan koperasi
yang berkualitas.
Pembinaan dan
pengawasan terhadap
kegiatan usaha
koperasi.
Pemberian bantuan
permodalan Usaha
Mikro dan Kecil.

1) Penyelesaian setiap
sengketa konsumen.
2) Pembinaan dan fasilitasi
pemasaran produk
unggulan.
3) Optimalisasi penataan
pedagang kaki lima.
1) Perlindungan lahan
pertanian pangan
berkelanjutan dan
cadangan lahan
pertanian pangan
berkelanjutan.
2) Penguatan cadangan
pangan pemerintah dan
cadangan pangan
masyarakat.
3) Peningkatan
ketersediaan informasi
pasokan, distribusi,
harga dan akses
pangan.
4) Peningkatan .........

- 169 -

No.

Misi

Strategi

4)
5)

6)
k.

l.

Meningkatkan
kualitas SDM
agribisnis dan
melaksanakan
revitalisasi
kelembagaan usaha
bidang agribisnis.
Meningkatkan
pelaksanaan
revitalisasi agribisnis
secara menyeluruh
baik agribisnis onfarm dan off-farm.

m. Meningkatkan
fasilitasi permodalan
dan bantuan sarana
produksi agribisnis
serta
mengembangkan
diversifikasi usaha
tani.

n.

Meningkatkan
pengetahuan dan
kesadaran
masyarakat tentang
pangan yang aman,
bermutu, dan bergizi
bagi konsumsi
masyarakat.

1)
2)

Arah Kebijakan
Peningkatan
penganekaragaman
konsumsi pangan.
Peningkatan
pengawasan dan
pembinaan mutu dan
keamanan pangan.
Penanganan rawan
pangan.
Peningkatan kualitas
sistem penyuluhan
agribisnis.
Peningkatan pembinaan
kelembagaan usaha
agribisnis.

1) Peningkatan
ketersediaan dan
kualitas sarana
produksi.
2) Peningkatan pelatihan
teknologi agribisnis.
3) Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu
produk agribisnis.
4) Peningkatan dan
pengembangan sarana
prasarana agribisnis.
1) Peningkatan fasilitasi
dan pendampingan
bagi petani dan pelaku
usaha agribisnis
lainnya.
2) Peningkatan
pendapatan petani
melalui diversifikasi
usaha tani dan
perbaikan sistem
pemasaran.
1) Sosialisasi tentang
pangan yang aman,
bermutu, dan bergizi
bagi konsumsi kepada
masyarakat

o. Meningkatkan .........

- 170 -

No.

Misi

o.

p.

q.

Strategi
Meningkatkan daya
saing dan daya jual
destinasi pariwisata,
dengan
meningkatkan
pelayanan bagi
wisatawan.
Membangun gedung
kesenian sebagai
upaya melestarikan
dan
mengembangkan
seni dan budaya.
Memfasilitasi sinergi
masyarakat untuk
menggali dan
memelihara
lembaga/ kelompok
seni budaya.

q.

Menggiatkan
aktualisasi ekonomi
kreatif dan
memperluas
jangkauan promosi
untuk pencitraan
daerah.

r.

Mewujudkan
pembibitan,
pembinaan,
pemanduan olah
raga secara kontinyu
dan teratur

Arah Kebijakan
1) Inventarisasi potensi
wisata.
2) Peningkatan pembinaan
penyedia layanan bagi
wisatawan di lokasi
objek wisata, tempat
penginapan, dan sentral
perbelanjaan.
1) Terbangunnya gedung
kesenian sebagai upaya
melestarikan dan
mengembangkan seni
dan budaya.
1) Analisis terhadap
stakeholder organisasi/
kelompok
masyarakat yang
bergerak di bidang seni
budaya.
2) Pengembangan model
Pemberdayaan
organisasi/ kelompok
masyarakat seni budaya
untuk bersinergi dalam
forum pengembangan
seni budaya daerah.
1) Analisis terhadap
stakeholder organisasi/
kelompok
masyarakat yang
bergerak di ekonomi
kreatif.
2) Pengembangan model
Pemberdayaan
organiasi/ kelompok
masyarakat untuk
bersinergi dalam
forum pengembangan
ekonomi kreatif.
1) Analisis stakeholder
organisasi / kelompok
masyarakat yang
bergerak di bidang olah
raga.
2) Pembangunan dan
pemeliharaan tempattempat olah raga.
3) Pembinaan .........

- 171 -

No.

Misi

Strategi

s.

5.

Misi 5 :
Meningkatkan
keamanan,
ketertiban,
keindahan, dan
kebersihan kota

a.

Meningkatnya
kualitas dan
partisipasi generasi
muda dalam
pembangunan
daerah.
Meningkatkan upaya
mendidik
masyarakat untuk
berlaku tertib dan
disiplin, serta
menjaga ketertiban
umum.

3)
1)
2)
1)

2)
3)
4)

5)

b.

c.

Meningkatkan
kesadaran dan
ketanggapan
masyarakat dan
aparatur terhadap
bencana.

1)

Meningkatkan
pembinaan politik
bagi masyarakat,
serta melakukan
pendataan terhadap
Lembaga swadaya
masyarakat, dan
Organisasi
Kemasyarakatan.

1)

2)

2)

Arah Kebijakan
Pembinaan terhadap
olahragawan
berprestasi.
Berperan serta dalam
pembinaan organisasi
kepemudaan.
Fasilitasi kegiatan yang
melibatkan unsur
organisasi kepemudaan.
Peningkatan
penyelesaian
penanganan
pelanggaran Peraturan
Daerah.
Peningkatan kapasitas
anggota Polisi Pamong
Praja.
Peningkatan kapasitas
anggota Linmas.
Mengoptimalkan
antisipasi gangguan
keamanan,
ketenteraman, dan
ketertiban masyarakat.
Optimalisasi
pencegahan dan
penanganan tawuran
pelajar.
Meningkatkan
pemahaman aparatur
dan masyarakat
terhadap
penanggulangan
bencana.
Optimalisasi
penanganan korban
dari kejadian bencana.
Pemberian pendidikan
politik bagi masyarakat.
Pendataan terhadap
Lembaga swadaya
masyarakat, dan
Organisasi
Kemasyarakatan.

d. Meningkatkan .........

- 172 -

No.

Misi

d.

e.

f.

Strategi
Meningkatkan
peranan MUI, FKUB
dan lembaga
keagamaan lain guna
meningkatkan
pengamalan nilainilai agama dalam
kehidupan
Penyediaan tempat
pengelolaan
persampahan, baik
berupa TPST, unit
bank sampah dan
pengelola daur ulang
sampah.
Meningkatkan
eksistensi kebersihan
dan keindahan
wilayah perkotaan.

1)

1)

1)
2)

3)

g.

Meningkatkan
pembuatan biopori
dan penanaman
tanaman yang
menyerap air

1)
2)

Arah Kebijakan
Melaksanakan
revitalisasi peranan
MUI, FKUB dan
lembaga keagamaan
lain guna meningkatkan
kerukunan pengamalan
nilai-nilai agama dalam
kehidupan.
Tersedianya tempat
pengelolaan
persampahan, baik
berupa TPST, unit bank
sampah dan pengelola
daur ulang sampah
pada lokasi yang
representatif.
Pemeliharaan rutin
kebersihan dan
keindahan lingkungan.
Peningkatan jumlah
kawasan atau lokasi
yang mendapatkan
penanganan khusus
kebersihan dan
keindahan lingkungan.
Melakukan penggunaan
ruang untuk aktivitas
perekonomian dan
pemerintahan secara
bertahap yang berjalan
di wilayah kota baru.
Perluasan atau
peningkatan kawasan
ruang terbuka hijau.
Pembangunan
infrastruktur yang
berwawasan
lingkungan.

BAB VII .........

- 173 -

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

A. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN


Sesuai Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 7 tahun 2008, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi Tahun 2005-2015,
digariskan bahwa kebijakan umum tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 adalah :
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Beriman, Bertaqwa dan
Berbudaya.
Strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah menititikberatkan pada
upaya perwujudan peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing, ditandai
dengan terus meningkatnya kualitas kesejahteraan rakyat dan aparatur
pemerintah yang meningkat sebanding dengan tingkat kesejahteraan daerahdaerah berpenghasilan menengah. Di samping itu indikator lainnya adalah
menguatnya kinerja kelembagaan pengelola SDM, dan tetap konsisten dalam
upaya penegakan hukum serta pendayagunaan SDM yang berkesinambungan.
2. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas
Strategi yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan menititikberatkan
kepada :
a. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, termasuk yang berbasis
keunggulan lokal;

b. Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan yang efektif dan efisien;


dan/atau

c. Mensinergikan antara pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan


teknologi serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan
standar pelayanan nasional.
3. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas
Strategi yang dilakukan adalah dengan upaya untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pada tahap ini ditandai dengan akreditasi
seluruh .........

- 174 -

seluruh pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan yang


dikelola secara profesional oleh tenaga kesehatan yang sudah mengikuti sertifikasi
profesi dan berdampak pada menurunnya penderita gizi buruk, gizi kurang serta
meningkatnya aksesibilitas penduduk miskin ke pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan dengan menggunakan jaminan/asuransi kesehatan masyarakat miskin
dengan contact rate nya mencapai 1 kali setiap tahunnya.
4. Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha
Lainnya yang Berdaya Saing Tinggi
Strategi yang dilakukan pada tahap ini dengan menititikberatkan pada
upaya untuk mewujudkan kegiatan usaha yang berdaya saing antara lain :
a. Peningkatan mutu dan pengembangan teknologi agribisnis mulai dari hulu
sampai hilir dalam kerangka merespons tuntutan konsumen terhadap mutu,
kenyamanan, keamanan, kesehatan, dan kelestarian produk;
b. Menciptakan lingkungan usaha yang nyaman dan kondusif, pengembangan
kemampuan inovasi dan peningkatan kemampuan sumber daya industri kecil;
dan/atau
c. Perluasan kawasan perdagangan di daerah yang cepat tumbuh serta penataan
distribusi barang.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dengan Aparatur


Pemerintah Daerah Yang Profesional Dan Amanah
Pembangunan

pemerintahan

diarahkan

pada

pelembagaan

aspek

demokrasi yang menjunjung etika, penguatan produk hukum daerah (Perda)


untuk memantapkan pelaksanaan otonomi dan penyelenggaraan pemerintahan.
Pada tahap ini dititikberatkan pada :
a. Peningkatan operasionalitas dan profesionalitas aparatur yang didukung oleh
standar prosedur operasional yang jelas dan tata laksana serta kompetensi
yang memadai;
b. Aspek keuangan daerah adalah dengan melanjutkan upaya-upaya yang telah
dilaksanakan pada lima tahun kedua serta diarahkan pada peningkatan daya
guna kekayaan dan asset daerah, optimalisasi pengelolaan belanja daerah
terutama di Satuan Kerja Perangkat Daerah;
c. Menjaga .........

- 175 -

c. Menjaga kesinambungan fiskal daerah dan intensifikasi peluang-peluang


untuk mendapatkan sumber dana di luar APBD Kota Sukabumi; dan/atau

d. Mengintensifkan kerjasama antar daerah, antara Kota Sukabumi dengan

kota/kabupaten di dalam negeri maupun dengan kota-kota diluar negeri


sebagai bentuk implementasi kerjasama Citynet (government to government dan
city to city cooperation).

6. Mewujudkan Kota Sukabumi yang Nyaman dan Indah


Strategi yang dilakukan adalah dengan upaya untuk mewujudkan Kota
Sukabumi yang nyaman dan indah pada tahap ini ditandai dengan semakin efisien
dan efektifnya pemanfaatan ruang yang didukung oleh pemenuhan infrastruktur
kota yang semakin memadai, penggunaan ruang untuk aktivitas perekonomian
dan pemerintahan secara bertahap telah berjalan di wilayah kota baru. Sejalan
dengan itu pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung
oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien,
dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa
permukiman kumuh.
Dalam konteks regional Kota Sukabumi sebagai bagian pembangunan di
Provinsi

Jawa

Barat,

Kota

Sukabumi

merupakan

bagian

dari

Wilayah

Pengembangan Sukabumi (WP Sukabumi) dan bagian dari Pusat Kegiatan


Wilayah

(PKW)

Sukabumi.

Pembangunan

kewilayahan

diarahkan

untuk

mengatasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar wilayah, baik antar


kabupaten dan kota maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan, sehingga
dapat mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan dan berkeadilan. Fokus
pengembangan Kota Sukabumi di dalam WP Sukabumi, diarahkan untuk
pengembangan pusat pengolahan agribisnis dan peternakan, agropolitan, wisata
agro, industry non-polutan serta perdagangan dan jasa.
Kebijakan

umum

pembangunan

yang

tertuang

dalam

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi tahun 2008-2025 dan


strategi yang direncanakan pada tahapan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah tersebut, selaras dengan program prioritas yang dicanangkan
oleh .........

- 176 -

oleh Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-2018, dengan visi dan
penjabaran ke dalam 5 (lima) misi yang ingin di raih dalam 5 (lima) tahun ke
depan.
B. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam upaya pencapaian visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, maka disusun prioritas pembangunan yang menjadi indikator
terhadap pencapaian target-target pembangunan. Program pembangunan yang
menjadi indikator pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota tersebut
dikaitkan dengan pencapaian terhadap 7 (tujuh) aspek prioritas pembangunan
tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.1. Aspek Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
No. Prioritas Pembangunan
1

Aspek Agama dan


Sosial Budaya

Aspek Reformasi
Birokrasi

Program Pembangunan
1. Program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan.
2. Program Pembinaan lembaga pendidikan,
kesehatan, sosial dan keagamaan.
3. Program Pengembangan Ekonomi Kreatif.
4. Program Peningkatan peran serta dan
kesetaraan jender dalam pembangunan.
5. Program pembinaan panti asuhan/ panti
jompo.
6. Program Peningkatan peran serta
kepemudaan.
7. Program pemberdayaan masyarakat untuk
menjaga ketertiban dan keamanan.
8. Program Pengelolaan Keragaman Budaya.
9. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya.
10. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan
Olah Raga.
11. Peningkatan sarana dan prasarana olah
raga.
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur.
2. Program Pendidikan Kedinasan.
3. Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur.
4. Program Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah.
5. Program .........

- 177 -

No. Prioritas Pembangunan

Aspek Pemeliharaan
dan Pembangunan
Infrastruktur dan
Lingkungan Hidup

Aspek Pendidikan

Program Pembangunan
5. Program Perencanaan Pembangunan
Daerah.
6. Program peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah.
7. Program Peningkatan Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan di
Kecamatan/Kelurahan.
8. Program Pemeliharaan Kantrantibmas Dan
Pencegahan Tindak Kriminal.
9. Program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan.
10. Program Peningkatan Kerjasama Antar
Pemerintah Daerah
11. Program Kerjasama Pembangunan.
12. Program Pengembangan Komunikasi
Informasi dan Media Massa
13. Program Kerjasama Informasi Media
Massa
14. Program kelembagaan dan Ketatalaksanaan
antar Pemerintah dan Pemda.
15. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah.
16. Pemberian bantuan pembangunan ke
masyarakat dalam bentuk hibah
1. Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan
dan Jembatan.
2. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.
3. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan
Jembatan.
4. Program Penguatan Infrastruktur dan
Prasarana Daerah (DPIPD).
5. Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan.
6. Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup.
7. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH).
1. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.
2. Program Pendidikan Anak Usia Dini.
3. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun.
4. Program Pendidikan Menengah.
5. Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan.
6. Program Pendidikan Non Formal.

5. Aspek .........

- 178 -

No. Prioritas Pembangunan


5

Aspek Kesehatan

Aspek Daya Saing


Daerah Ekonomi,
Pemberdayaan Koperasi
dan UMKM, serta
Penanggulangan
Kemiskinan

Program Pembangunan
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.
2. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan.
3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Anak Balita.
4. Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak.
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular
7. Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan masyarakat
8. Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
Jaringannya.
9. Program Keluarga Berencana.
1. Program Peningkatan Pelaksanaan
Pelayanan Perizinan.
2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi.
3. Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi.
4. Program Peningkatan Kualitas dan
Produktifitas Tenaga Kerja.
5. Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha Bagi KUMKM
6. Program Peningkatan Kualitas dan
Produktifitas Tenaga Kerja.
7. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.
8. Perlindungan dan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan.
9. Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah.
10. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima
dan Asongan.
11. Program Pengembangan Kewirausahaan
dan Keunggulan Kompetitif.
12. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri.
13. Program Pengembangan Sentra-sentra
Industri Potensial.
14. Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi.
15. Program Pengembangan Kewirausahaan
dan Keunggulan Kompetitif UKM.
16. Program .........

- 179 -

No. Prioritas Pembangunan

Aspek Peningkatan
Pelayanan Dasar
Adminsitrasi
Kependudukan

Program Pembangunan
16. Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha bagi UMKM.
17. Program Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan.
18. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pertanian/ Perkebunan.
19. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
dan Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian/ Perkebunan.
20. Program Pengembangan Budidaya
Perikanan.
21. Program Peningkatan Pemasaran Hasil
Produksi Peternakan.
22. Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani.
23. Program Pengembangan Kemitraan.
24. Program Pengembangan dan Pemasaran
Pariwisata.
25. Program Pengembangan Destinasi.
26. Program Pengembangan Ekonomi
Kreatif.
1. Program Penataan Administrasi
Kependudukan.
2. Bantuan Sosial

Ketujuh aspek prioritas pembangunan tersebut atas, juga merupakan dasar


penetapan indikator kinerja dalam mengukur target program pembangunan
daerah. Dalam menjamin keselarasan pembangunan nasional, Provinsi Jawa Barat
dan daerah Kota Sukabumi maka dalam penetapan indikator kinerja daerah,
dipergunakan indikator-indikator yang bersumber pada: 1) Standar pelayanan
minimal (SPM) sebagaimana telah ditetapkan oleh peraturan kementerian
pemerintah; 2) Indikator kinerja kunci yang termuat dalam Peraturan Pemerintah;
dan 3) Kearifan lokal dan potensi yang dimiliki.
Pada tabel berikut disajikan Kebijakan Umum Pembangunan di Kota
Sukabumi, yang berisikan sasaran dengan program pembangunan daerah Kota
Sukabumi :

Tabel 7.2 .........

- 180 -

Tabel 7.2. Program Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018


No.

Misi

Sasaran

1.

Misi 1 :
Mewujudkan
reformasi
birokrasi
menuju
sumber daya
manusia
yang
beriman,
bertaqwa dan
berilmu

Meningkatnya
aktifitas
masyarakat
dalam
kehidupan
beragama dan
kesetiakawanan
sosial.
Meningkatnya
sarana dan
prasarana
peribadatan.

Menurunnya
laju
pertumbuhan
penyandang
masalah
Kesejahteraan
Sosial

Terwujudnya
sumber daya
aparatur
pemerintah
yang berkualitas

Terwujudnya
pendidikan budi
pekerti,
wawasan
kebangsaan dan
kearifan lokal
bagi masyarakat

Program
Pembangunan
Daerah
Program
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan

Program
Pembinaan
lembaga
pendidikan,
kesehatan, sosial
dan keagamaan
1. Program
Pemberdayaan
Fakir Miskin,
Komunitas
Adat Terpecil
(KAT) dan
PMKS lainnya.
2. Program
Pelayanan dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial.
3. Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial.
4. Program
pembinaan
panti asuhan/
panti jompo
1. Program
peningkatan
kapasitas
sumber daya
aparatur
2. Program
Pendidikan
kedinasan
1. Program Wajib
Belajar
Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun
2. Program
Pendidikan
Menengah

Bidang Urusan
Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian.
Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian.
Sosial

Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian
Pendidikan

SKPD
Penanggung
Jawab
Sekretariat
Daerah

Sekretariat
Daerah

Dinas Sosial,
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi

Badan
Kepegawaian
Pendidikan dan
Pelatihan

Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaan

Meningkatnya .........

- 181 -

No.

2.

Misi

Misi 2 :
Mewujudkan tata
kelola
pemerintaha
n yang baik,
bersih,
berwibawa,
jujur, adil,
profesional,
mendengar
dan melayani
masyarakat
dengan
ikhlas

Sasaran
Meningkatnya
apresiasi
masyarakat
terhadap
budaya baca
Meningkatnya
mutu
pengawasan
dan pelaksanaan
pengendalian
intern dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
Meningkatnya
kualitas
dokumen
perencanaan
dan
pengendalian
pembangunan
daerah yang
terpadu
Meningkatnya
efisiensi dan
efektifitas
penggunaan
anggaran yang
seimbang dan
terkelolanya
aset daerah
berorientasi
pada
kepentingan
publik
Meningkatnya
pemanfaatan
teknologi
informasi
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
masyarakat

Program
Pembangunan
Daerah
Program
Pengembangan
budaya baca dan
pembinaan
perpustakaan
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan Kepala
Daerah

SKPD
Penanggung
Jawab
Kantor
Perpustakaan
Umum dan
Arsip Daerah

Bidang Urusan
Perpustakaan

Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian

Inspektorat

Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

Perencanaan
Pembangunan

Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah

Program
peningkatan dan
Pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah

Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian

Dinas
Pendapatan,
Pengelolaan
Keuangan, dan
Aset Daerah

Program
Pengembangan
Komunikasi
Informasi dan
Media Massa
1. Program
kelembagaan
dan
Ketatalaksanaa
n antar
Pemerintah
dan Pemda
2. Program
Pembinaan
dan Pelayanan
Administrasi
Pemerintah
Tingkat
Kewilayahan

Komunikasi dan
informatika

Kantor
Komunikasi
dan
Informatika

Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian

Sekretariat
Daerah
Kecamatan

Meningkatnya .........

- 182 -

No.

Misi

Sasaran
Meningkatnya
kapasitas
anggota DPRD

3.

Misi 3 :
Mewujudkan
pelayanan
dasar yang
lebih baik
dan
berkualitas

Program
Pembangunan
Daerah
Program
peningkatan
kapasitas lembaga
perwakilan rakyat
daerah

Meningkatnya
penegakan dan
kepastian
hukum yang
adil bagi semua
pihak

Program Penataan
Peraturan
Perundangundangan

Meningkatnya
kualitas layanan
administrasi
kependudukan
Meningkatnya
pengelolaan dan
pelayanan
kearsipan
daerah
Meningkatnya
pemerataan,
akses, mutu,
relevansi dan
daya saing di
setiap jenjang
pendidikan

Program Penataan
Administrasi
Kependudukan

Meningkatnya
kinerja pendidik
dan tenaga
kependidikan
Meningkatnya
Kesehatan ibu,
anak dan gizi
masyarakat

Meningkatnya
upaya
Kesehatan
Masyarakat

Bidang Urusan
Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian
Otonomi Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian
Kependudukan
dan Catatan Sipil

SKPD
Penanggung
Jawab
Sekretariat
DPRD

Sekretariat
Daerah

Dinas
Kependudukan
dan Pencatatan
Sipil
Kantor
Perpustakaan
dan Arsip
Daerah

Perbaikan sistem
administrasi
kearsipan

Kearsipan

1. Program
Pendidikan
Anak Usia
Dini
2. Program Wajib
Belajar
Pendidikan
Dasar 9 Tahun
3. Program
Pendidikan
Menengah
4. Program
Manajemen
Pelayanan
Pendidikan
Program
Peningkatan Mutu
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
1. Program
Peningkatan
Keselamatan
Ibu dan Anak
2. Program
perbaikan gizi
masyarakat
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat

Pendidikan

Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaan

Pendidikan

Dinas
Pendidikan dan
Kebudayaan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Meningkatnya .........

- 183 -

No.

Misi

Sasaran
Meningkatnya
pelayanan
promotiv dan
preventif bidang
kesehatan

Berkurangnya
kasus penyakit
menular.
Terwujudnya
cakupan
jaminan
pemeliharaan
kesehatan
keluarga miskin.

Meningkatnya
Kualitas
Kesehatan
Lingkungan

Meningkatnya
jaminan
keamanan obat
dan makanan
bagi kesehatan
masyarakat.
Meningkatnya
Pengawasan
obat dan
makanan

Program
Pembangunan
Daerah
1. Program
promosi
kesehatan dan
pemberdayaan
masyarakat
2. Program
pengembangan
Lingkungan
sehat
Program
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
menular
1. Program
Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan.
2. Program
pelayanan
Kesehatan
untuk
penduduk
miskin.
3. Program
Pangadaan,
Peningkatan
dan Perbaikan
Sarana Dan
Prasarana
puskesmas,
pustu dan
jaringannya
1. Program
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
2. Program
Penyehatan
Lingkungan
Program obat dan
perbekalan
kesehatan

Program obat dan


perbekalan
kesehatan

Bidang Urusan
Kesehatan

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Meningkatnya .........

- 184 -

No.

Misi

Sasaran
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas
sumber daya
manusia dalam
pelayanan
kesehatan.
Terwujudnya
sistem Informasi
Kesehatan

Program
Pembangunan
Daerah
Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan

Program Pangadaan, Peningkatan


Dan Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
puskesmas, pustu
dan jaringannya
Program
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit menular

Bidang Urusan
Kesehatan

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Meningkatnya
pengawasan
terhadap HIVAIDS dan
penyalahgunaan
narkoba dan
zat adiktif
lainnya
Meningkatnya
1. Program Standapengembangan
risasi Pelayanan
dan diversifikasi
Kesehatan
unit pelayanan 2. Program
sesuai perspektif
pengadaan,
masyarakat.
peningkatan
sarana dan
prasarana
rumah sakit/
rumah sakit
jiwa/rumah
sakit paruparu/rumah
sakit mata
Terkendalinya
Program Keluarga
pertumbuhan
Berencana
penduduk serta
meningkatnya
keluarga yang
berkualitas dan
sejahtera.
Meningkatnya
Program
peran
Penguatan
perempuan
Kelembagaan
dalam
Pengarusutamaan
pembangunan
Gender dan Anak

Kesehatan

Dinas
Kesehatan

Kesehatan

Dinas
Kesehatan dan
RSUD. R.
Syamsudin, SH

Keluarga
Berencana dan
Keluarga Sejahtera

Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan dan
Keluarga
Berencana

Pemberdayaan
Perempuan

Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas
potensi
pemberdayaan
masyarakat

Keluaraga
Berencana dan
Keluarga Sejahtera

Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan dan
Keluarga
Berencana
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan dan
Keluarga
Berencana

Program Keluarga
Berencana

Terciptanya .........

- 185 -

No.

Misi

Sasaran
Terciptanya dan
terkendalinya
pemanfaatan
ruang yang
serasi.

Meningkatnya
kualitas
lingkungan
hidup kota.

Meningkatnya
kualitas dan
ketersediaan
infrastruktur
pendukung
kota.

4.

Misi 4 :
Mendorong
pertumbuhan
ekonomi dan
daya saing
daerah

Meningkatnya
kualitas
pelayanan jasa
transportasi
jalan.
Terwujudnya
prosedur di
bidang
perizinan dan
investasi yang
lebih mudah,
cepat, dan
transparan
sesuai peraturan
yang berlaku.
Meningkatnya
nilai investasi
PMA dan
PMDN

Program
Pembangunan
Daerah
1. Program
Perencanaan
Tata Ruang.
2. Program
Pengelolaan
ruang terbuka
hijau (RTH).

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas Tata
Ruang,
Perumahan dan
Permukiman.
Kantor
Lingkungan
Hidup.
Dinas
Pengelolaan
Sampah,
Pertamanan,
dan
Pemakaman
Dinas
Pengelolaan
Sampah,
Pertamanan,
dan
Pemakaman
Dinas Tata
Ruang,
Perumahan dan
Permukiman
Kantor
Lingkungan
Hidup

Bidang Urusan
Penataan Ruang
Lingkungan
Hidup

1. Program
pengembangan kinerja
pengelolaan
persampahan
2. Program
pengembangan
perumahan
3. Program
perlindungan
dan konservasi
sumber daya
alam
1. Program
Penguatan
Infrastruktur
dan Prasarana
Daerah
(DPIPD)
2. Program
Pembangunan
Jalan dan
Jembatan
Program
peningkatan dan
pengamanan lalu
lintas

Lingkungan
Hidup
Perumahan

Pekerjaan Umum
Perumahan

Dinas
Perhubungan
Dinas Tata
Ruang,
Perumahan dan
Permukiman

Perhubungan

Dinas
Perhubungan

Program
Peningkatan
Pelaksanaan
Pelayanan
Perizinan

Penanaman modal

Badan
Penanaman
Modal dan
Pelayanan
Terpadu

Program
Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama
Investasi

Penanaman modal

Badan
Penanaman
Modal dan
Pelayanan
Terpadu
Meningkatnya .........

- 186 -

No.

Misi

Sasaran
Meningkatnya
kualitas tenaga
kerja sehingga
mampu
bersaing di
pasar kerja.
Meningkatnya
Partisipasi
Angkatan Kerja

Meningkatnya
penyerapan
tenaga kerja
Meningkatnya
produktifitas
UMKM melalui
pemanfaatan
teknologi dan
pemenuhan
sarana
prasarana
usaha.
Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan
koperasi sesuai
dengan jati diri
koperasi.
Meningkatnya
akses permodalan bagi
pelaku koperasi
dan UKM.
Meningkatnya
iklim usaha
Perdagangan
yang kondusif

Program
Pembangunan
Daerah
Program
Peningkatan
Kualitas dan
Produktifitas
Tenaga Kerja
1. Program
Peningkatan
Kualitas dan
Produktifitas
Tenaga Kerja
2. Program
Peningkatan
Kesempatan
Kerja
Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama
Investasi
1. Program
Pengembangan Industri
Kecil dan
Menengah
2. Program
Peningkatan
Efisiensi
Perdagangan
Dalam Negeri
Pengembangan
Kewirausahaan
dan Keunggulan
Kompetitif UKM

Bidang Urusan
Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan

Dinas Sosial
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi

Ketenagakerjaan

Dinas Sosial
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Dinas Koperasi,
Perindustrian
dan
Perdagangan

Koperasi dan
usaha kecil
menengah
Perdagangan

Koperasi dan
usaha kecil
menengah

Koperasi dan
usaha kecil
menengah
1. Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
2. Program
Pembinaan
Pedagang Kaki
Lima dan
Asongan
3. Program
Peningkatan
Efisiensi
Perdagangan
Dalam Negeri

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas Sosial
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi

Dinas Koperasi,
Perindustrian
dan
Perdagangan
Dinas Koperasi,
Perindustrian
dan
Perdagangan

Perdagangan

Dinas Koperasi,
Perindustrian
dan
Perdagangan

Meningkatnya .........

- 187 -

No.

Misi

Sasaran
Meningkatnya
kondisi
ketahanan
pangan daerah.

Meningkatnya
kemandirian
dan
produktivitas
lembaga usaha
bidang
agribisnis.
Meningkatnya
produksi,
produktivitas,
dan mutu
produk
agribisnis.
Meningkatnya
kesejahteraan
pelaku
agribisnis

Meningkatnya
masyarakat
yang
mengkonsumsi
makanan non
beras dan terigu
Tercapainya
peningkatan
daya saing dan
daya jual destinasi pariwisata.
Terwujudnya
gedung
kesenian untuk
melestarikan
dan mengembangkan
budaya.

Program
Pembangunan
Daerah
1. Program
pengembangan dan
pengelolaan
jaringan
irigasi, rawa
dan jaringan
pengairan
lainnya
2. Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian/
Perkebunan
1. Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
2. Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/
Perkebunan
Program
Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi
Pertanian/
Perkebunan.
1. Program
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
2. Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/
Perkebunan
Program
Peningkatan
Ketahanan Pangan
Pertanian/
Perkebunan

Bidang Urusan
Pekerjaan Umum
Ketahanan Pangan

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas Tata
Ruang,
Perumahan dan
Permukiman.
Dinas
Pertanian,
Perikanan dan
Ketahanan
Pangan

Pertanian

Dinas
Pertanian,
Perikanan dan
Ketahanan
Pangan

Pertanian

Dinas
Pertanian,
Perikanan dan
Ketahanan
Pangan

Ketahanan Pangan

Dinas
Pertanian,
Perikanan dan
Ketahanan
Pangan

Ketahanan Pangan

Dinas
Pertanian,
Perikanan dan
Ketahanan
Pangan

Program
Pengembangan
Kemitraan

Pariwisata

Program
Pengembangan
Ekonomi Kreatif

Pariwisata

Dinas Pemuda,
Olahraga,
Pariwisata dan
Ekonomi
Kreatif
Dinas Pemuda,
Olahraga,
Pariwisata dan
Ekonomi
Kreatif
Meningkatnya .........

- 188 -

No.

5.

Misi

Misi 5 :
Meningkatkan
keamanan,
ketertiban,
keindahan,
dan
kebersihan
kota

Sasaran
Meningkatnya
pembinaan
lembaga/
kelompok
seni dan
budaya.
Meningkatnya
perkembangan
ekonomi kreatif
yang berbasis
keunggulan
daerah.
Meningkatnya
pembinaan
olahraga yang
berorientasi
pada prestasi.
Meningkatnya
jumlah
masyarakat
yang
berolahraga
untuk
menjaga
kesehatan
Meningkatnya
pembinaan
potensi
kepemudaan
dalam peran
pembangunan.
Meningkatnya
ketertiban,
disiplin dan
perlindungan
masyarakat.

Meningkatnya
pemahaman dan
kemampuan
aparatur dan
masyarakat
dalam
penanganan
resiko bencana.

Program
Pembangunan
Daerah
Program
Pengembangan
Ekonomi Kreatif

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas Pemuda,
Olahraga,
Pariwisata dan
Ekonomi
Kreatif

Bidang Urusan
Pariwisata

Program
Pengembangan
Ekonomi Kreatif

Pariwisata

Dinas Pemuda,
Olahraga,
Pariwisata dan
Ekonomi
Kreatif

Program
Pembinaan dan
Pemasyarakatan
Olah Raga

Kepemudaan dan
olahraga

Program
Pembinaan dan
Pemasyarakatan
Olah Raga

Kepemudaan dan
olahraga

Dinas Pemuda,
Olahraga,
Pariwisata dan
Ekonomi
Kreatif
Dinas Pemuda,
Olahraga,
Pariwisata dan
Ekonomi
Kreatif

Peningkatan peran
serta kepemudaan

Kepemudaan dan
olahraga

Dinas Pemuda,
Olahraga,
Pariwisata dan
Ekonomi
Kreatif

1. Program
pemeliharaan
kamtrantibmas dan
pencegahan
tindak
kriminal.
2. Program
pengembangan wawasan
kebangsaan.
3. Program
peningkatan
keamanan dan
kenyamanan
lingkungan.
Program
pencegahan dini
dan
penanggulangan
korban bencana
alam

Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam
Negeri

Polisi Pamong
Praja dan
Kantor
Kesatuan
Bangsa dan
Politik

Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam
Negeri

Badan
Penanggulangan Bencana
Daerah

Meningkatnya .........

- 189 -

No.

Misi

Sasaran
Meningkatnya
pembinaan
politik daerah,
Lembaga
swadaya
masyarakat, dan
Organisasi
Kemasyarakatan
.
Terwujudnya
kerukunan antar
dan inter umat
beragama
sebagai
perwujudan
nilai-nilai
agama.
Meningkatnya
penanganan
persampahan
perkotaan.

Program
Pembangunan
Daerah
Program
pendidikan politik
masyarakat

Bidang Urusan
Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam
Negeri

SKPD
Penanggung
Jawab
Kantor
Kesatuan
Bangsa dan
Politik

Program
pengembangan
wawasan
kebangsaan

Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam
Negeri

Kantor
Kesatuan
Bangsa dan
Politik

Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan

Lingkungan
Hidup

Meningkatnya
kebersihan dan
keindahan kota.

Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan

Lingkungan
Hidup

Meningkatnya
biopori dan
tanaman yang
menyerap air

Program
Pengelolaan
Ruang Terbuka
Hijau

Lingkungan
Hidup

Dinas
Pengelolaan
Sampah,
Pertamanan,
dan
Pemakaman
Dinas
Pengelolaan
Sampah,
Pertamanan,
dan
Pemakaman
Dinas
Pengelolaan
Sampah,
Pertamanan,
dan
Pemakaman

Indikator dan capaian kinerja atas program pembangunan daerah ini lebih
lanjut akan ditetapkan melalui peraturan Kepala Daerah.

BAB VIII

- 190 -

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Berlandaskan pada pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan


RPJMD fase ke II (tahun 2008-2013), pada RPJMD fase ke III (2013-2018) ini
ditandai dengan daya saing perekonomian Kota Sukabumi yang semakin kuat,
kompetitif dan terpadu, terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung
oleh mantapnya kerjasama pemerintah dan swasta, penataan kelembagaan
ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan
penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Pada sektor
perdagangan dan jasa tahapan pembangunan ini diarahkan pada penciptaan
lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif, pengembangan kemampuan
inovasi, pengembangan industri kecil yang tangguh, perluasan kawasan
perdagangan di daerah cepat tumbuh, pemberdayaan produk dalam lokal serta
pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut serta mempertajam hal-hal yang
telah disampaikan kepala daerah dalam proses perencanaan politik melalui
program-program pembangunan, ditetapkan hal-hal yang menjadi prioritas
pembangunan, baik dengan kemampuan pembiayaan APBD Kota Sukabumi,
maupun bersumber pembiayaan lainnya, seperti APBD Provinsi Jawa Barat dan
APBN.
Tabel 8.1. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
No
1

Aspek
Prioritas
Pembangunan
Aspek Agama
dan Sosial
Budaya

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
1. Mengoptimalkan
peranan MUI,
FKUB dan
lembaga-lembaga
keagamaan guna
meningkatkan
pengamalan nilainilai agama dalam
kehidupan dan
terwujudnya
kerukunan antar
dan inter umat
beragama.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
1.600.000

SKPD
Penanggung
Jawab
Sekretariat
Daerah.

2. Meningkatkan .........

- 191 -

No

Aspek
Prioritas
Pembangunan
2.

3.

4.

5.

6.

Aspek
Reformasi
Birokrasi

1.

2.

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
Meningkatkan
kesadaran umat
muslim dalam
membayar zakat,
infaq, sodaqoh,
dan berqurban
Meningkatkan
kesadaran untuk
kesetiakawanan
sosial.
Pembangunan
Gedung Kesenian
untuk
melestarikan dan
mengembangkan
budaya dan
kearifan lokal.
Meningkatkan
pembinaan
organisasi
kepemudaan,
olahraga, linmas,
wanita,
pengarustamaan
gender berbudaya
bangsa, pensiunan,
lansia.
Mewajibkan setiap
siswa muslim yang
akan melanjutkan
ke jenjang
pendidikan SMP
Negeri, memiliki
STTB atau Surat
Keterangan sedang
mengikuti
pendidikan dari
Madrasah Diniyah.
Mewujudkan
reformasi birokrasi
melalui
peningkatan
aparatur yang
jujur, adil,
profesional, taat
hukum,
mendengar dan
melayani
masyarakat
dengan ikhlas.
Efektivitas dan
efisiensi anggaran
Walikota dan
Wakil Walikota,
untuk dialokasikan
bagi kepentingan
masyarakat.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
3.500.000

SKPD
Penanggung
Jawab
Sekretariat
Daerah.

2013-2018

3.500.000

Sekretariat
Daerah.

2014-2015

2.000.000

Dinporarekraf

2013-2018

20.000.000

Sekretariat
Daerah,
Dinporarekraf
dan BPMPKB

2013-2018

Sekretariat
Daerah, dan
Dinas P dan K

2013-2018

10.000.000

BKPP dan
Inspektorat

2013-2018

Sekretariat
Daerah

3. Transparasi .........

- 192 -

No

Aspek
Prioritas
Pembangunan
3.

4.

5.

6.

7.

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
Transparansi
pelayanan, mulai
dari persyaratan,
prosedur, biaya
dan waktu yang
terukur sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku.
Memberikan
penghargaan
kepada lembaga
kemasyarakatan
yang sudah
ditetapkan dalam
Peraturan Daerah,
yaitu :
a. Ketua RW Rp.
150.000,- per
bulan.
b. Ketua RT Rp.
100.000,- per
bulan.
Memberikan
bantuan untuk
pembangunan di
wilayah RW yang
dikelola pengurus
RW, RT dan tokoh
masyarakat,
sebesar Rp.
15.000.000,pertahun per-RW
Mewujudkan Kota
Sukabumi yang
tertib, aman,
nyaman dan bebas
tawuran, melalui
peningkatan
koordinasi,
integrasi sinergi
dan simplifikasi
dengan seluruh
institusi militer,
Polri, sipil, MUI,
tokoh agama,
tokoh masyarakat,
organisasi sosial,
organisasi masyarakat, organisasi
pemuda,
organisasi pelajar
dan tokoh
pendidik.
Meningkatkan
peranan dan
fungsi LPM.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
5.000.000

SKPD
Penanggung
Jawab
BPMPT dan
DKPS

2014-2018

12.495.000

Kecamatan

2014-2018

26.625.000

Sekretariat
Daerah dan
DPPKAD

2013-2018

1.750.000

2013-2018

300.000

Kantor
Kesbang dan
Politik, Satuan
Pol PP

Sekretariat
Daerah.

8. Meningkatkan .........

- 193 -

No

Aspek
Prioritas
Pembangunan

Aspek
Pemeliharaan
dan
Pembangunan
Infrastruktur
dan
Lingkungan
Hidup

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
8. Meningkatkan
ruang komunikasi
antara Walikota
dan Wakil
Walikota dengan
masyarakat.
9. Meningkatkan
pengelolaan
keuangan dan aset
daerah menuju
opini WTP oleh
BPK-RI.
10. Meningkatkan
sinergitas dengan
pemerintah daerah
lain.
1. Pemeliharaan
infrastruktur, serta
pembangunan/
pembukaan akses
jalan baru atas
permintaan
masyarakat dan
kajian teknokratik.
2. Meningkatkan
kebersihan kota,
membangun hutan
dan taman kota,
ruang terbuka
hijau, penanaman
dan pemeliharaan
pohon.
3. Mengembangkan
pembangunan
yang ramah
lingkungan.
4. Pengelolaan sampah melalui daur
ulang sampah dan
pembuatan
kompos organik.
5. Mengembangkan
dan memperbanyak biopori,
melakukan
pemeriksaan CO2
dari kendaraan
dan kualitas air.
6. Menyediakan dana
pendampingan
untuk Program
PNPM.
7. Pembangunan
kawasan
pemerintahan
pada wilayah baru.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
1.750.000

SKPD
Penanggung
Jawab
Kantor
Kominfo.

2014-2018

6.350.000

Inspektorat
dan DPPKAD

2013-2018

1.000.000

Sekretariat
Daerah dan
Bappeda

2013-2018

120.000.000

2013-2018

25.000.000

DPSPP dan
KLH

2013-2018

10.000.000

DTPP

2013-2018

10.000.000

DPSPP

2013-2018

1.000.000

KLH

2013-2014

5.000.000

DPPKAD

2014-2018

40.000.000

Dinas
Perhubungan

DPPKAD dan
DTPP

4. Aspek .........

- 194 -

No
4

Aspek
Prioritas
Pembangunan
Aspek
Pendidikan

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
Meningkatkan
kualitas tenaga
pendidik,
kependidikan dan
pengawas
pendidik.
Meningkatkan
penerapan standar
kompetensi dan
kompetensi dasar
sebagai sarana
peningkatan
kualitas siswa.
Mencukupi
kebutuhan
operasional
sekolah melalui
program Kartu
Cerdas sampai
dengan SLTA.
Meningkatkan
kerjasama dengan
dunia usaha dan
dunia industri
dalam rangka
penyerapan tenaga
kerja lulusan SMK
dan SMA.
Menyediakan bea
siswa bagi anak
berprestasi
Memperkuat
kurikulum muatan
lokal dalam rangka
melestarikan
budaya lokal.
Meningkatkan
penerapan
teknologi
informasi dan
komunikasi sebagi
sarana
peningkatan
kualitas siswa.
Melatih tenaga
pengelola
keuangan di setiap
sekolah dan
meningkatkan
peran komite
sekolah untuk
melindungi
masyarakat
berpenghasilan
bawah dan
menengah.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
1.000.000

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas P dan K

2013-2018

35.000.000

Dinas P dan K

2013-2018

10.000.000

Dinas P dan K

2014-2018

10.000.000

Dinas P dan K

2014-2018

30.000.000

Dinas P dan K

2014-2018

2.000.000

Dinas P dan K

2013-2018

2.000.000

Dinas P dan K

2013-2018

1.000.000

Dinas P dan K

5. Aspek .........

- 195 -

No
5

Aspek
Prioritas
Pembangunan
Aspek
Kesehatan

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
1. Meningkatkan
kemudahan akses
pelayanan dan
kualitas pelayanan
kesehatan dengan
Program Kartu
Sehat
2. Pembangunan
Rumah Sakit
Gratis untuk
masyarakat
miskin.
3. Gratis pelayanan
kesehatan dasar
dan persalinan di
puskesmas dan
Pustu meliputi:
a. Pelayanan
rawat inap
umum dan
rawat inap
persalinan.
b. Pemeriksaan
dokter,
pengobatan,
dan konsultasi
kesehatan.
c. Tindak medik
dasar.
d. Pelayanan
dasar kesehatan
ibu dan anak.
e. Pelayanan
laboratorium
dasar untuk
item tertentu.
f. Surat
keterangan
lahir, sakit dan
kematian.
g. Pelayanan
kesehatan
lanjutan di
RSUD R.
Syamsudin, SH
atau rumah
sakit yang
ditunjuk, terdiri
atas pelayanan
kesehatan
rawat lanjutan
dan pelayanan
rawat inap
lanjutan di
kelas tiga.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
30.000.000

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas
Kesehatan

2014-2015

40.000.000

Dinas
Kesehatan

2014-2018

20.000.000

Dinas
Kesehatan dan
RSUD

4. Peningkatan .........

- 196 -

No

Aspek
Prioritas
Pembangunan

Aspek Daya
Saing Daerah
Ekonomi,
Pemberdayaan
Koperasi dan
UMKM, serta
Penanggulangan
Kemiskinan

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
4. Peningkatan
Program KB.
5. Memenuhi
sarana dan
prasarana serta
peningkatan
ketrampilan
Posyandu dan
Posbindu.
6. Meningkatkan
program
promotif dan
preventif bidang
kesehatan.
7. Penurunan angka
kematian bayi
dan ibu
melahirkan,
8. Pencegahan dan
menanganan
penyakit menular
seperti HIV/AIDS,
TBC dan malaria.
9. Penanganan Balita
Gizi Buruk.
10. Mempermudah
izin kuliah dan
melakukan diklat
kepada para
dokter, para medis
secara berkala.
11. Meningkatkan
akses air bersih
bagi masyarakat
dengan menambah
pembangunan
sumur-sumur
artesis dan MCK
plus-plus yang
dikelola oleh
masyarakat,
termasuk di
wilayah Pasar
Pelita dan Tipar
Gede.
1. Penetapan SOP
dan memulai ISO
di bidang
perizinan,
investasi dan
pelayanan publik
yang lebih mudah,
cepat dan
transparan sesuai
aturan berlaku.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
2.500.000

SKPD
Penanggung
Jawab
BPMPKB

2013-2018

5.000.000

BPMPKB

2013-2018

5.000.000

Dinas
Kesehatan

2013-2018

5.000.000

Dinas
Kesehatan

2013-2018

5.000.000

Dinas
Kesehatan

2013-2018

5.000.000

2013-2018

Dinas
Kesehatan
Dinas
Kesehatan dan
BKPP

2013-2018

15.000.000

2014-2018

350.000

DTPP

BPMPT

2. Mengembangkan .........

- 197 -

No

Aspek
Prioritas
Pembangunan
2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
Mengembangkan
pasar-pasar
tradisional dan
penataan PKL
(Pedagang Kaki
Lima).
Mendorong
pertumbuhan dan
perkembangan
koperasi, UMKM
dan ekonomi
kreatif dengan
memberikan kredit
murah, membantu
keterampilan
managerial dan
kemitraan dengan
usaha yang lebih
besar.
Mengoptimalkan
balai latihan
kerja untuk mencetak usahawanusahawan baru
maupun pekerjapekerja yang jujur
dan terampil.
Mendorong
tumbuh
kembangnya
industri-industri
rumah tangga
yang mengarah
pada produk
unggulan daerah
melalui bantuan
modal usaha bagi
pengusaha kecil
tanpa bunga.
Memfasilitasi
penyediaan
lapangan
pekerjaan yang
dapat mengakomodir 25.000
tenaga kerja.
Mewujudkan Kota
Sukabumi sebagai
Kota Jasa dan
Tujuan Wisata
Kuliner.
Menyediakan
kredit murah bagi
UMKM, Home
Industry dan
Pertanian.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2014-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
60.000.000

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinkoperindag

2013-2018

100.000.000

Dinkoperindag

2014-2018

2.500.000

Dinsostektrans

2013-2018

5.000.000

Dinkoperindag

2013-2018

BPMPT dan
Dinsostektrans

2013-2018

5.000.000

Dinkoperindag

2013-2018

6.000.000

Dinkoperindag

5. Memperbaiki .........

- 198 -

No

Aspek
Prioritas
Pembangunan

Aspek
Peningkatan
Pelayanan
Dasar
Adminsitrasi
Kependudukan

Indikasi Arah
Program Prioritas
Pembangunan
9. Memperbaiki
infrastruktur
pertanian,
peningkatan
kualitas
penyuluhan
pertanian
penguatan dan
pemberdayaan
petani serta
pengembangan
agrobisnis.
10. Bantuan bibit
unggul pertanian
11. Bantuan
pengemasan
produk-produk
pertanian, industri
perumahan dan
UMKM.
1. Gratis pelayanan
administrasi
kependudukan
meliputi:
a. Penerbitan akta
kelahiran yang
pelaporannya
sesuai dengan
ketentuan.
b. Penerbitan dan
perubahan
kartu keluarga.
c. Penerbitan dan
perpanjangan
KTP.
d. Penerbitan akta
kematian.
e. Seluruh jenis
surat
keterangan
pindah.
2. Santunan
kematian bagi
warga miskin.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2013-2018

Pagu Indikasi
Untuk 5 Tahun
(Rp.000)
15.000.000

SKPD
Penanggung
Jawab
DPPKP

2013-2018

2.000.000

DPPKP

2013-2018

1.500.000

DPPKP dan
Dinkoperindag

2014-2018

2.000.000

DKPS dan
Sekretariat
Daerah

Dalam mendukung capaian target pembangunan untuk tingkat Provinsi


Jawa Barat dan Nasional dengan sasaran manfaat bagi masyarakat Kota Sukabumi,
juga ditetapkan program prioritas pembangunan, baik sifatnya dilaksanakan
sendiri maupun yang bersifat fasilitasi atau dukungan pembangunan, dengan
sumber pembiayaan bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 8.2. .........

- 199 -

Tabel 8.2. Prioritas Pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 Dengan


Sumber Pembiayaan APBD Provinsi Jawa Barat dan APBN
No.
1

Aspek Prioritas
Pembangunan
Aspek Agama dan
Sosial Budaya

Indikasi Arah Program Prioritas


Pembangunan
1.
2.

Aspek Reformasi
Birokrasi

1.

2.
3

Aspek
Pemeliharaan dan
Pembangunan
Infrastruktur dan
Lingkungan
Hidup

1.
2.

3.

4.

5.
6.
7.
8.
9.
4

Aspek Pendidikan

1.
2.

3.

Penguatan Peran Tokoh


Agama dan Tokoh
Masyarakat.
Penguatan pendidikan
karakter menuju SDM Jawa
Barat berakhlakul karimah.
Peningkatan kinerja
pemerintahan melalui
pemberian insentif dan
fasilitas kerja bagi aparatur
Kelurahan.
Pengembangan Pusat Data
yang dapat diakses oleh
seluruh masyarakat.
Pembangunan Jalan Lingkar
Sukabumi.
Pembangunan dan
Pengembangan terminal
angkutan umum regional
terpadu dan modern.
Pembangunan dan
peningkatan sistem jaringan
Kereta Api yang
menghubungkan wilayah
Bogor-Sukabumi-CianjurPadalarang.
Pembangunan Jalan Tol yang
menghubungkan wilayah
Ciawi-Sukabumi-CianjurPadalarang.
Pengembangan kawasan siap
bangun dan lingkungan siap
bangun.
Pengembangan sistem
pelayanan air bersih.
Peningkatan sistem
pengelolaan air limbah.
Penataan jaringan drainase
perkotaan.
Pembangunan kawasan
pemerintahan terpadu pada
wilayah baru (selatan kota).
Pendidikan Menengah
Universal
Beasiswa pendidikan untuk
pemuda, tenaga medis, serta
keluarga atlit berprestasi dan
guru
Peningkatan dan perluasan
sarana dan kapasitas
pendidikan dasar, menengah
dan tinggi.

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2014-2018

SKPD
Penanggung
Jawab
Sekretariat
Daerah

2014-2018

Sekretariat
Daerah

2014-2018

Sekretariat
Daerah

2014-2018

Kantor Kominfo

2014-2016

Dinas
Perhubungan
Dinas
Perhubungan

2014-2016

2016-2018

Dinas
Perhubungan

2014-2018

Dinas
Perhubungan

2014-2018

DTPP

2014-2018

DTPP

2014-2018

DTPP

2014-2018

DTPP

2014-2018

DTPP

2014-2018

Dinas P dan K

2014-2018

Dinas P dan K,
dan
Dinporarekraf

2014-2018

Dinas P dan K

5. Aspek .........

- 200 -

No.
5

Aspek Prioritas
Pembangunan
Aspek Kesehatan

Indikasi Arah Program Prioritas


Pembangunan
1.
2.
3.

Aspek Daya Saing


Daerah Ekonomi,
Pemberdayaan
Koperasi dan
UMKM, serta
Penanggulangan
Kemiskinan

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
7

Aspek
Peningkatan
Pelayanan Dasar
Adminsitrasi
Kependudukan

1.

Pembangunan Rumah Sakit.


Revitaliasi posyandu dan
dana operasional kader
posyandu.
Pembangunan Gedung
Rawat Inap Keluarga Miskin.
Pembangunan kawasan
olahraga dan penyedia sarana
olahraga.
Pembangunan pusat seni dan
budaya Jawa Barat.
Rehabilitasi rumah rakyat
miskin.
Membuka lapangan kerja
baru yang mengakomodir
tenaga kerja.
Pengolahan agribisnis dan
peternakan, agropolitan,
wisata agro, industri nonpolutan
Pembangunan dan
Pemberdayaan Kluster
Industri kreatif
Perlindungan lahan pertanian
berkelanjutan
Peningkatan rasio
elektrifikasi keluarga
Percepatan Penanganan dan
Pelayanan kepada
masyarakat

Rencana
Waktu
Pelaksanaan
2015-2016
2014-2018

SKPD
Penanggung
Jawab
Dinas Kesehatan
BPMPKB

2015-2016

Dinas Kesehatan

2014-2016

Dinporarekraf

2014-2016

Dinporarekraf

2014-2018

DTPP

2014-2018

Dinsostektrans
dan BPMPT

2014-2018

DPPKT

2014-2018

Dinkoperindag

2014-2018

DPPKT

2014-2018

DTPP

2014-2018

DKPS

Untuk penjabaran program prioritas tersebut, di dalam Peraturan Menteri


nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, mengatur
klasifikasi belanja daerah menurut urusan pemerintah daerah. Urusan pemerintah
daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Klasifikasi belanja
berdasarkan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari:
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan umum;
4. Perumahan;
5. Penataan ruang;
6. Perencanaan pembangunan;
7. Perhubungan;
8. Lingkungan Hidup
9. Pertanahan .........

- 201 -

9. Pertanahan;
10. Kependudukan dan catatan sipil;
11. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
12. Pemberdayaan masyarakat dan desa;
13. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
14. Sosial;
15. Ketenagakerjaan;
16. Koperasi dan usaha kecil menengah;
17. Penanaman modal;
18. Kebudayaan;
19. Kepemudaan dan olah raga;
20. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
21. Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;
22. Ketahanan pangan;
23. Statistik;
24. Kearsipan;
25. Komunikasi dan informatika;
26. Perpustakaan;
Sedangkan klasifikasi belanja berdasarkan urusan pilihan pemerintah
daerah terdiri dari:
1. Pertanian;
2. Kehutanan;
3. Energi dan sumberdaya mineral;
4. Pariwisata;
5. Kelautan dan perikanan ;
6. Perdagangan;
7. Industri;
8. Transmigrasi.
Dalam Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 16 tahun 2012 tentang
Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan struktur organisasi perangkat daerah
Kota Sukabumi yang terdiri atas:
1. Sekretariat .........

- 202 -

1. Sekretariat Daerah.
2. Sekretariat DPRD.
3. Inspektorat.
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Dinas Kesehatan.
7. Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan.
8. Dinas Perhubungan.
9. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah.
10. Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan.
11. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman.
12. Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
13. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.
14. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
15. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan, dan Pemakaman.
16. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan.
17. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana.
18. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.
19. Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah.
20. Kantor Komunikasi dan Informatika.
21. Kantor Lingkungan Hidup.
22. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.
23. RSUD R Syamsudin, SH.
24. Satuan Polisi Pamong Praja.
25. 7 Kecamatan.
26. 33 Kelurahan.
27. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Dari organisasi perangkat daerah yang disebut di atas yang belum menjadi
satuan kerja perangkat daerah adalah kelurahan. Organisasi kelurahan masih
masuk ke dalam satuan kerja perangkat daerah kecamatannya. Sehingga
kelurahan belum dapat mengelola keuangannya secara mandiri. Pengelompok
urusan wajib dan urusan pilihan dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 8.3. .........

- 203 -

Tabel 8.3. Pengelompok Urusan Berdasarkan SKPD Kota Sukabumi


Urusan Wajib/ Urusan
Pilihan
A Urusan Wajib
1 Pendidikan
2 Kesehatan

No.

3 Pekerjaan umum

4 Perumahan

5 Penataan ruang
6 Perencanaan
Pembangunan
7 Perhubungan
8 Lingkungan hidup

9 Pertanahan
10 Kependudukan dan
catatan sipil
11 Pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
12 Keluarga berencana dan
keluarga sejahtera
13 Sosial
14 Pemberdayaan
masyarakat dan desa
15 Ketenagakerjaan
16 Koperasi dan usaha
kecil menengah
17 Penanaman modal
18 Kebudayaan
19 Kepemudaan dan
olahraga

Satuan Kerja Perangkat Daerah


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
a. Dinas Kesehatan
b. RSUD R. Syamsudin, SH
a. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan
Permukiman
b. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan, dan
Pemakaman
c. Dinas Perhubungan
a. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan
Permukiman
b. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
c. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan
Pemakaman
d. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dinas Perhubungan
a. Kantor Lingkungan Hidup
b. Dinas Perhubungan
c. Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan
Pemakaman
a. Sekretariat Daerah
b. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan
dan Keluarga Berencana
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan
dan Keluarga Berencana
Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan
dan Keluarga Berencana
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
20. Kesatuan .........

- 204 -

Urusan Wajib/ Urusan


Pilihan
20 Kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri

No.

21 Otonomi daerah,
pemerintahan umum,
aministrasi keuangan
daerah, perangkat
daerah, kepegawaian
dan persandian
22 Ketahanan Pangan
23 Statistik
24 Kearsipan
25 Komunikasi dan
Informatika
26 Perpustakaan
B

Satuan Kerja Perangkat Daerah


a.
b.
c.
a.
b.

Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik


Satuan Polisi Pamong Praja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Sekretariat Daerah
Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan
c. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah
d. Sekretariat DPRD
e. Inspektorat
f. Kecamatan
Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan
Pangan
Badan Perencanaan Pembangunan dan
Pengendalian Daerah
Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah
Kantor Komunikasi dan Informatika
Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah

Urusan Pilihan

1 Pertanian
2 Kehutanan
3 Pariwisata
4 Kelautan dan Perikanan
5 Perdagangan
6 Industri
7 Transmigrasi

Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan


Pangan
Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan
Pangan
Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan
Pangan
Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Mengacu pada hubungan klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah


daerah dan satuan kerja perangkat daerah di atas, maka program pembangunan
yang menjadi prioritas dalam 5 (lima) tahun disusun berdasarkan program
prioritas dan beserta pagu indikatif pelaksanaannya. Program dan Pagu indikatif
berdasarkan urusan pembangunan lebih lanjut ditetapkan melalui Peraturan
Kepala Daerah.

BAB IX

- 205 -

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran


tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi
kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing. Hal ini ditunjukkan
dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun, sehingga
kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan
mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau
kompositnya (impact). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan
berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja
program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah, berkenaan
setelah program dan kegiatan prioritas ditetapkan.
Pencapaian

indikator

kinerja

yang

telah

ditetapkan

merupakan

keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah periode 2013-2018


yang telah direncanakan. Hal ini menuntut adanya berbagai indikator kinerja
daerah terutama dalam kaitannya dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah. Ukuran keberhasilan/pencapaian suatu daerah membutuhkan indikator
yang mampu menggambarkan kemajuan daerah tersebut. lndikator kinerja
dimaksud juga diperlukan oleh publik dalam rangka perwujudan transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Data dan informasi juga berguna sebagai dasar untuk mengidentifikasi
masalah, memilih berbagai alternatif kebijakan, menentukan alokasi anggaran,
memberikan peringatan dini (early warning) terhadap masalah yang berkembang,
memantau perkembangan pelaksanaan kebijakan, membuat tindakan korektif
secara dini, sebagai bahan pengendalian dan evaluasi dampak dari kebijakan yang
telah dibuat serta sebagai laporan pertanggungjawaban kepada publik.

Skenario

- 206 -

Skenario dan asumsi pembangunan daerah tahun 2013-2018 berpedoman


kepada Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, visi dan misi serta janji
Kepala Daerah terpilih periode 2013-2018, serta memperhatikan peluang dan
tantangan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang sampai dengan tahun
2018.
Salah satu tujuan akhir dari pelaksanaan otonomi daerah adalah
memajukan perekonomian daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dijelaskan bahwa parameter
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dapat diukur berdasarkan indikator berupa Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Adapun penetapan indikator turunan IPM yaitu
prosentase Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka
Harapan Hidup (AHH) dan Kemampuan daya beli masyarakat (Purchasing Power
Parity).
Indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu; aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah,
yang meliputi sebagai berikut :
Tabel 9.1.
Indikator Kinerja Daerah di Kota Sukabumi
No
1.

Aspek Kinerja
Aspek
Kesejahteraan
Masyarakat

Penjelasan Aspek
Kinerja
Kegiatan pembangunan
sosial ekonomi
masyarakat

Indikator Kinerja
1) Laju pertumbuhan
penduduk
2) Laju pertumbuhan
ekonomi
3) Inflasi
4) Tingkat pengangguran
terbuka
5) Angka partisipasi
angkatan kerja
6) Indek gini
7) Nilai tukar petani
8) Persentase penduduk
miskin
9) Indek Pembangunan
Manusia.
10) Persentase

- 207 -

No

2.

Aspek Kinerja

Penjelasan Aspek
Kinerja

Aspek Pelayanan Bentuk pelayanan yang


Publik
dilakukan oleh
pemerintah daerah
sesuai dengan
kewenangan atau
urusan yang telah
diserahkan sesuai
dengan ketentuan
perundang-undangan
sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Indikator Kinerja
10) Angka kematian bayi
11) Jumlah grup kesenian
12) Jumlah gedung kesenian
13) Jumlah gedung olahraga
1) Angka Partisipasi PAUD
2) Jumlah Penduduk yang
berusia >15 tahun melek
huruf
3) Angka partisipasi murni
(APM) SD/MI/Paket A
4) Angka partisipasi Kasar
(APK) SD/MI/Paket A
5) Angka Putus Sekolah
(APS) SD/MI
6) Angka Melanjutkan (AM)
SD/MI ke SMP/MTs
7) Angka partisipasi murni
(APM) SMP/MTs/
Paket B
8) Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMP/MTs/Paket B
9) Angka Putus Sekolah
(APS) SMP/MTs
10) Angka Melanjutkan (AM)
SMP/MTs ke SMA/SMK
11) Angka Lulusan (LS)
SMP/MTs
12) Angka partisipasi murni
(APM) SMA/SMK/
Paket C
13) Angka Partisipasi Kasar
(APK)
SMA/SMK/MA/Paket C
14) Angka Putus Sekolah
(APS) SMA/SMK
15) Angka Melanjutkan (AM)
SMA/SMK ke Perguruan
Tinggi
16) Angka Lulusan (LS)
SMA/SMK
17) Cakupan desa/ kelurahan
Universal Child
Immunization
18) Rasio puskemas
persatuan penduduk

19) Rasio

- 208 -

No

Aspek Kinerja

Penjelasan Aspek
Kinerja

Indikator Kinerja
19) Rasio Rumah Sakit
persatuan penduduk
20) Cakupan Balita Gizi
Buruk Mendapat
Perawatan
21) Cakupan masyarakat
miskin yang difasilitasi
oleh kartu jaminan
kesehatan
22) Cakupan masyarakat
miskin yang difasilitasi
oleh kartu jaminan
kesehatan
23) Aksesibilitas Penduduk
Kota
24) Aksesibilitas Jalan
Lingkungan
25) Luas Ruang Terbuka
Hijau: Lahan Pemakaman
26) Luas Ruang Terbuka
Hijau: Taman Kota dan
Jalur Hijau
27) Luas Ruang Terbuka
Hijau: Hutan Kota
28) Persentase Jumlah Rumah
Layak Huni
29) Persentase fasilitas
perlengkapan jalan
a) Rambu
b) Marka
c) APILL siap ATCS
d) Cermin Tikungan
e) Pagar Pengaman
f) PJU
30) Jumlah Terminal Tipe A
31) Persentase ketercapaian
indikator sasaran
pembangunan yang
tercantum dalam RPJMD
32) Persentase Penanganan
Sampah
33) Cakupan penerbitan
Kartu Tanda Penduduk
(KTP)
34) Cakupan Peserta KB Aktif
35) Persentase Posyandu
Aktif
36) Persentase

- 209 -

No

Aspek Kinerja

Penjelasan Aspek
Kinerja

Indikator Kinerja
36) Persentase Penyandang
Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) yang
ditangani
37) Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi
38) Besaran pekerja/buruh
yang menjadi peserta
program Jamsostek
39) Jumlah UMKM yang
memperoleh penguatan
modal
40) Jumlah penyerapan
tenaga kerja (orang)
41) Benda Situs dan Kawasan
Cagar Budaya yang
dilestarikan
42) Persentase nomor cabang
olahraga yang meraih
medali dalam kompetisi
tingkat regional/nasional
43) Persentase penurunan
tingkat tawuran pelajar
44) Persentase unjukrasa
yang disebabkan konflik
inter dan antar umat
beragama
45) Rasio belanja tidak
langsung pegawai
terhadap belanja APBD
46) Persentase sumber daya
aparatur yang memiliki
kompetensi dalam
menduduki jabatan
47) Peningkatan pendapatan
daerah
48) Luas lahan ruang
aktivitas perekonomian
dan pemerintahan baru
49) Opini BPK
50) Jumlah Kelurahan yang
berketegori:
a) Swasembada
b) Swakarya
c) Swadaya
51) Penanganan

- 210 -

No

Aspek Kinerja

Penjelasan Aspek
Kinerja

Indikator Kinerja
51) Penanganan

52)

53)
54)

55)
56)

57)

58)

3.

Aspek Daya
Saing Daerah

Kemampuan
perekonomian daerah
dalam mencapai
pertumbuhan tingkat
kesejahteraan yang
tinggi dan berkelanjutan.

daerah rawan
pangan
Cakupan Sosialisasi
Program One Day No
Rice kepada
Masyarakat
Jumlah kunjungan
masyarakat ke
perpustakaan
Persentase OPD yang
mengisi data dan
informasi di website
resmi
Tingkat konsumsi
ikan
Jumlah Pengembangan
Pasar Tradisional dan
pembangunan Pasar
Induk
Jumlah kawasan
Penataan PKL dan
Pemberdayaan
Pedagang
Pertumbuhan Industri
Kecil dan Menengah
(IKM)

1)
2)
3)
4)

Nilai Investasi PMA


Nilai Investasi PMDN
Perizinan tepat waktu
Jumlah kawasan Objek
dan Daya Tarik Wisata
(ODTW) kuliner yang
dikembangkan
5) Jumlah produk olahan
pertanian/ peternakan/
perikananan unggulan
yang berkembang dan
disertifikasi.

Nilai indikator kinerja daerah lebih lanjut ditetapkan melalui Peraturan


Kepala Daerah.
BAB X

- 211 -

BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

A. PEDOMAN TRANSISI
Masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-2018
dimulai tanggal 13 Mei 2013 sejak terhitung pelantikan. Sehingga ada rentang
waktu sampai dengan akhir tahun 2013 untuk tetap menjalankan dokumen
RPJMD periode 2008-2013. Untuk akhir masa jabatan Walikota dan Wakil
Walikota periode 2013-2018 akan jatuh pada tanggal 13 Mei 2018, di sisi lain
pemerintah Kota Sukabumi harus menyusun RKPD tahun 2019, KUA dan PPA
tahun 2019 serta RAPBD tahun 2019. Oleh karena itu perlu ditetapkan pedoman
selama masa transisi sebagai berikut :
1. Walikota dan Wakil Walikota periode 2013-2018 tetap mempedomani RPJMD
Kota Sukabumi Tahun 2008-2013 sampai dengan berakhirnya tahun 2013.
2. Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil pemilihan tahun 2018 tetap
mempedomani RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran 2018.
3. Untuk mengantisipasi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah
pada akhir jabatan Walikota Sukabumi, maka RPJMD Kota Sukabumi Tahun
2013-2018 akan menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) Kota Sukabumi sampai dengan tahun 2019, yang merupakan tahun
pertama dari masa bakti Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode
berikutnya, dengan mengacu kepada tahapan dan skala prioritas sebagaimana
yang telah ditetapkan di dalam RPJPD Kota Sukabumi Tahun 2005-2025 pada
fase ke-4 RPJMD Tahun 2018-2023, yaitu berlandaskan pada pelaksanaan,
pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD fase ke-3, ditandai dengan daya
saing perekonomian yang kompetitif serta terpadunya antara sektor jasa dan
pertanian. Lembaga dan pranata telah tersusun dan tertata serta berfungsi
dengan baik. Kondisi ini didukung dengan kemampuan iptek yang makin
maju sehingga mendorong perekonomian lebih efisien dan produktivitas
tinggi.
4. RPJMD .........

- 212 -

4. RPJMD fase ke-4 sebagaimana dimaksud di atas ditujukan untuk lebih


memantapkan pada sektor :
a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Beriman, Bertaqwa dan
Berbudaya. Dalam tahap ini upaya meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berdaya saing antara lain ditandai oleh semakin
tingginya solidaritas dan kepedulian sosial masyarakat untuk kesejahteraan
masyarakat, ditunjukkan dengan makin tingginya pendapatan dan
kemandirian

masyarakat,

mantapnya

sumber

daya

manusia

yang

berkualitas dan berdaya saing serta makin membaiknya kinerja pengelolaan


SDM yang handal.
b. Mewujudkan

Pelayanan

Pendidikan

yang

Berkualitas.

Perwujudan

pelayanan pendidikan yang berkualitas pada tahap ini ditandai dengan


meningkatnya dan meratanya tingkat akses, tingkat kualitas dan relevansi
pendidikan seiring dengan semakin efiktif dan efisiennya manajemen
pelayanan pendidikan, meningkatnya kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat.
c. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas. Upaya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas pada tahap ini
ditandai dengan adanya peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan oleh masyarakat Kota Sukabumi dan sekitarnya melalui
mekanisme asuransi kesehatan serta terdapat peningkatan proporsi
pembiayaan kesehatan pada upaya promotif dan preventif sebagai
perwujudan dan implementasi dari paradigma sehat dan pembangunan
berwawasan kesehatan yang berimbas pada menurunnya penyakit yang
disebabkan oleh faktor lingkungan dan penyakit yang disebabkan oleh
faktor perilaku yang tidak sehat serta di sisi lain status gizi masyarakat
meningkat, tumbuh kembang balita optimal, kesejahteraan meningkat,
terwujudnya

kesetaraan

gender,

dan

terkendalinya

pertumbuhan

penduduk alami.
d. Mewujudkan Pengembangan Perdagangan dan Sektor Lapangan Usaha
Lainnya yang Berdaya Saing Tinggi. Dalam tahap ini upaya untuk
mewujudkan kegiatan usaha yang berdaya saing antara lain ditandai oleh
struktur .........

- 213 -

struktur perekonomian yang semakin maju dan kokoh. Pada tahap ini
diharapkan UMKM sudah dapat menguasai jaringan bisnis yang luas, hal
ini ditunjukkan dengan adanya integrasi vertikal dan integrasi horizontal
dalam sistem agribisnis. Untuk itu diperlukan : 1) Holding Company dan
integrasi vertikal tingkat lokal dan regional; Kolaborasi bisnis di tingkat
Kota Sukabumi dan Jawa Barat; 3) Relasi bisnis di pasar regional, nasional
dan

internasional;

4)

Pemantapan

perdagangan

diarahkan

kepada

peningkatan daya saing industri yang berorientasi eksport; dan/atau 5)


Menciptakan

kesempatan

kerja

dalam

jumlah

yang

besar

dan

mengoptimalkan pendayagunaan potensi Kota Sukabumi serta perluasan


jaringan perdagangan baik lokal, regional, nasional maupun internasional.
e. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah Yang Profesional Dan
Amanah. Pada tahap ini pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang profesional diarahkan pada penguatan
kemitraan dengan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan otonomi
daerah. Titik berat arah dan kebijakan pembangunan adalah pada : 1)
Pemantapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan harmonisasi
produk hukum daerah baik dari sisi substansi, pelaksanaan dan
penegakannya; 2) Pemantapan proses Check and Balances antar lembaga di
Kota Sukabumi; 3) Pemantapan profesionalisme aparatur dalam pelayanan
kepada masyarakat yang didukung oleh standar pelayanan yang teruji;
dan/atau 4) Pemantapan aspek keuangan daerah melalui upaya-upaya
yang telah dilakukan pada RPJMD ke III dan peranan sektor swasta dan
masyarakat

diharapkan

semakin

signifikan

dalam

berkontribusi

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


f. Mewujudkan Kota Sukabumi yang Nyaman dan Indah. Upaya untuk
mewujudkan Kota Sukabumi yang nyaman dan indah dalam tahap ini
ditandai dengan semakin lengkapnya infrastruktur kota dan semakin
meningkatnya daya dukung fisik lingkungan kota. Kebutuhan ruang
terbuka hijau dan taman-taman kota semakin terpenuhi secara bertahap.
Seiring dengan semakin tingginya aktifitas baik perekonomian maupun
pemerintahan di wilayah kota baru, revitalisasi kota lama mulai ditata
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri.
5. RKPD .........

- 214 -

5. RKPD tahun 2019 merupakan RKPD masa transisi dan bagian yang tidak
terpisahkan dari RPJMD Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil pemilihan
kepala daerah pada periode berikutnya. Sehingga RKPD 2019 di masa transisi
tersebut juga memuat visi, misi dan program prioritas Walikota dan Wakil
Walikota terpilih berdasarkan hasil pemilihan tahun 2018. RKPD tersebut akan
dijadikan dasar dalam penyusunan RAPBD Kota Sukabumi Tahun 2019,
dengan agenda penyelesaian masalah pembangunan yang belum seluruhnya
tertangani dan terselesaikan sampai dengan tahun 2018, masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun 2019, dan program prioritas
tahun 2019 Walikota dan Wakil Walikota terpilih.
6. RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 menjadi pedoman penetapan
pencapaian besaran nilai indikator kinerja daerah dalam penyusunan RKPD
tahun 2019, KUA dan PPA tahun 2019 serta RAPBD tahun 2019, dengan
memperhatikan capaian standar pelayanan minimal dan peraturan perundangundangan atas target kinerja pembangunan lainnya. Besaran nilai indikator
kinerja daerah tersebut ditetapkan melalui Keputusan Walikota terpilih
berdasarkan hasil pemilihan tahun 2018. Setelah diterbitkannya RPJMD Kota
Sukabumi Tahun 2018-2023, maka penetapan nilai indikator kinerja daerah
mengacu kepada dokumen RPJMD yang baru.
B. KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
merupakan pedoman bagi setiap kepala SKPD menyusun Rencana Strategis
(Renstra)

SKPD,

pedoman

untuk

menyusun

RKPD

dan

perencanaan

penganggaran Pemerintah Kota Sukabumi setiap tahunnya. Sehubungan dengan


hal tersebut, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Lembaga Eksekutif dan Legislatif Pemerintah Kota Sukabumi dengan
didukung oleh Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota Sukabumi, serta
masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan
program-program dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dengan
sebaik-baiknya;
2. Walikota .........

- 215 -

2. Walikota

dan

Wakil

Walikota

Sukabumi

dalam

menjalankan

tugas

penyelenggaraan pemerintahan daerah berkewajiban untuk mengarahkan


pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 dengan menggerakkan
secara optimal semua potensi dan kekuatan daerah;
3. Sekretaris

Daerah

Kota

Sukabumi

berkewajiban

mengkoordinasikan

pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018;


4. RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD, oleh karena
itu seluruh SKPD di dalam lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi
berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pokok, dan unggulan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dan menjadi pedoman
dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun, dengan berpedoman pada RPJMD
untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program, kegiatan beserta
pendanaan dan ditetapkan oleh kepala SKPD serta disahkan oleh Walikota.
5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kota Sukabumi
Tahun 2013-2018, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Sukabumi berkewajiban untuk memandu proses perencanaan pembangunan,
pemantauan, fasilitasi dan mediasi dalam penyusunan Renstra SKPD di Kota
Sukabumi;
6. Penjabaran lebih lanjut RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 untuk setiap
tahunnya dilakukan melalui penyusunan RKPD Kota Sukabumi;
7. Sesuai dengan amanah UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 3 tahun 2007,
Walikota harus menyampaikan laporan keterangan pertanggung jawaban
Akhir Tahun Anggaran dan menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban Akhir masa jabatan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan. Maka untuk menjamin konsistensi antara kebijakan dengan
pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah, Pemerintah Kota
Sukabumi melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD Kota
Sukabumi Tahun 2013-2018, yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD dan
dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Sukabumi.
8. Bahwa untuk mewujudkan Visi, Misi, Kebijakan, dan Program dalam RPJMD
diperlukan instrument antara lain organisasi perangkat daerah dan sumber
daya .........

- 216 -

daya manusia (SDM). Maka penyusunan organisasi perangkat daerah harus


berpedoman pada RPJMD 2013-2018 dan membagi atau memisahkan secara
jelas tanggungjawab perangkat daerah antara sebagai regulator dengan sebagai
operator, artinya tidak diperkenankan saat perangkat daerah mempunyai
peran ganda sebagai regulator sekaligus operator karena fungsi evaluasi dan
pengawasannya menjadi tumpang tindih serta dijalankan oleh SDM yang
mempunyai kompetensi.
9. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang berada di luar kendali
Pemerintah Kota Sukabumi dan diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan
RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018, maka strategi, arah kebijakan dan
program yang telah dirumuskan dapat ditinjau kembali. Kemudian, hasilnya
dikonsultasikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan DPRD Kota
Sukabumi untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam proses
pelaksanaannya.

BAB XI .........

- 217 -

BAB XI
PENUTUP

RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disusun sebagai bentuk


pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD Kota Sukabumi Tahun 20132018 berisi tentang Visi, Misi, Strategi, Kebijakan dan Program Pembangunan
Walikota dan Wakil Walikota terpilih masa jabatan tahun 2013-2018, sebagai janji
dan kesepakatan dengan masyarakat untuk membangun Kota Sukabumi dalam 5
(lima) tahun ke depan. Untuk tercapainya kondisi yang diharapkan pada akhir
tahun 2018, maka peran serta masyarakat dan sektor swasta mutlak diperlukan
dalam kerangka pembangunan Kota Sukabumi Tahun 2013-2018.
Demikian RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018 disepakati bersama
antara Pemerintah Kota Sukabumi dengan DPRD Kota Sukabumi.

Ditetapkan di Sukabumi
Pada tanggal
WALIKOTA SUKABUMI

MOHAMAD MURAZ
Diundangkan di Sukabumi
Pada Tanggal
SEKRETARIS DAERAH KOTA SUKABUMI

M. N. HANAFIE ZAIN

Anda mungkin juga menyukai