PENDAHULUAN
Pertumbuhan
adalah
peristiwa
perubahan biologi yang terjadi pada
makhluk
hidup
yang
berupa
pertambahan
ukuran
(volume,
massa, dan tinggi) Irreversibel (tidak
kembali ke asal) dan dapat diukur
serta dinyatakan secara kuantitatif.
Auksanometer adalah Suatu alat
untuk
mengukur
pertumbuhan
memanjang suatu tanaman, yang
terdiri atas sistem kontrol yang
dilengkapi jarum penunjuk pada
busur skala atau jarum yang dapat
gymnospermae.
Pertumbuhan
sekunder disebabkan oleh kegiatan
meristem
sekunder.
Pertama
Kambium gabus (felogen), adalah
pertumbuhan felogen menghasilkan
jaringan gabus. Jaringan gabus
berperan sebagai pelindung, yaitu
menggantikan fungsi epidermis yang
mati
dan
terkelupas,
juga
merupakan bagian dari jaringan
sekunder yang disebut periderm.
Kedua Kambium fasis (vasikuler)
yang berperan membentuk xylem
sekunder ke arah dalam dan
membentuk floem sekunder ke arah
luar. Selain itu juga menghasilkan
sel-sel hidup yang berderet-deret
menurut arah jari-jari dari bagian
xylem ke bagian floem yang disebut
jari-jari empulur. Bagian xylem lebih
tebal dari pada bagian floem karena
kegiatan kambium ke arah dalam
lebih besar dari pada kegiatan ke
arah luar. Ketiga kambium interfasis
(intervasikuler) yaitu
merupakan
kambium yang membentuk jari-jari
empulur. Tumbuhan monokotil yang
tidak mempunyai kambium, tumbuh
dengan cara penebalan. Tetapi
pada
umumnya,
pertumbuhan
terjadi karena adanya peningkatan
banyaknya
dan
ukuran
sel.
Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil
yang berkayu menyangkut kedua
aktivitas tersebut, sel-sel baru yang
kecil yang dihasilkan kambium dan
meristem apikal, kemudian sel-sel
ini membesar dan berdifferensiasi
(Salisbury, 1995).
Pengatur
pertumbuhan
adalah
zat
organik
yang
keaktifannya jauh berlipat seperti
hormon yang dikenal adalah auksin,
giberelin,
dan
sitokinin.
Perpanjangan sel, contoh dari
diferensiasi anatomi yang secara
langsung
dipengaruhi
oleh
konsentrasi auksis, fototropisme,
pembengkokan ke arah cahaya dari
kecambah akibat penyebaran auxin
yang
tidak
merata
dan
penghambatan sintesa auxin pada
titik tumbuh oleh cahaya. Dominasi
pucuk yaitu penghambatan pada
pertumbuhan tunas dibawahnya,
nampaknya merupakan fungsi dari
distribusi auxin (Sitompul, dan
Guritno, 1995).
Pertumbuhan primer akar
akan mendorong akar menembus
tanah. Ujung akar ditutupi oleh
tudung akar yang secara fisik
melindungi meristem yang rapuh
pada saat akan menembus tanah
yang abrasif. Tudung akar akan
mensekresikan lendir polisakarida
yamg melumasi tanah disekitar
ujung
arah atas, terdapat zona
pembelahan sel, zona pemanjangan
sel, dan zona pematangan sel
(Rubatzky dan Mas, 1998).
Zona
pembelahan
sel
bergabung
dengan
zona
pemanjangan.
Disini
sel-sel
memanjang sampai lebih dari
sepuluh kali panjang semula.
Meskipun meristem menyediakan
sel-sel baru untuk pertumbuhan,
(t).
Ini
berarti
laju
kurva
pertumbuhan (dV/dt) lambat pada
awalnya.
Tetapi
kemudian
meningkat terus. Laju berbanding
lurus dengan organisme, semakin
besar organisme semakin cepat ia
tumbuh (Drew, 1988).
Adapun tujuan dari praktikum
ini adalah meneliti laju tumbuh daun
sejak dari embrio sampai daun
mencapai
ukuran
tetap,
dan
mengamati daerah tumbuh pada
akar dan batang.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu Dan Tempat
Praktikum Pertumbuhan Tanaman
dilaksanakan senin, di Laboratorium
Pendidikan IV, Jurusan Biologi,
Fakultas Matemtika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas, Padang.
Alat dan Bahan
Alat
yang
digunakan
pada
percobaan kali ini antara lain kertas
milimeter, pisau silet, pot berisi
campuran pasir dan tanah dengan
perbandingan 1:1, tabung gelas,
lempengan
kaca,
penggaris.
Sedangkan bahan yang digunakan
adalah biji tanaman kacang padi,
kecambah dari tanaman kangkung
darat, dan tinta cina
Cara Kerja
a. Kurva Sigmoid
Daun
Pertumbuhan
Hari ke-3
Rata-rata
pertumbuhan
0
Hari ke-7
2.2
2.5
2.2
3.3
Hari ke-9
2.8
2.6
2.8
Hari ke-11
3.6
3.1
3.0
4.2
Hari ke-14
4.1
3.5
3.8
Tum 1 (cm)
Tum 2 (cm)
Tum 3 (cm)
berada
pada
fase
logaritmik.
Menurut literatur Suatmadja (1993),
yang menyatakan bahwa kurva
menunujukkan ukuran kumulatif
sebagai fungsi dari waktu. Fase
logaritmik
berarti
bahwa
laju
pertumbuhan lambat pada awalnya,
tapi kemudian meningkat terus. Laju
berbanding lurus dengan ukuran
organisme.
Apabila digambarkan dalam
grafik, dalam waktu tertentu maka
akan terbentuk kurva sigmoid
(bentuk S). Bentuk kurva sigmoid
untuk semua tanaman kurang lebih
tetap. Tetapi penyimpangan dapat
terjadi sebagai akibat variasi-variasi
di dalam lingkungan. Ukuran akhir,
rupa
dan
bentuk
tumbuhan
ditentukan oleh kombinasi pengaruh
faktor keturunan dan lingkungan
(Fitter dan Hay, 1991).
Pada
fase
linier,
pertambahan ukuran berlangsung
secara konstan. Biasanya pada
waktu maksimum selama beberapa
waktu lamanya. Laju pertumbuhan
ditunjukkan oleh kemiringan yang
konstan pada bagian atas, kurva
tinggi
tanaman
oleh
bagian
mendatar
kurva
laju
tumbuh
dibagian bawah. Fase senescence
ditunjukkan oleh laju pertumbuhan
yang menurun saat tumbuhan sudah
mencapai kematangan dan mulai
menua
(Salisbury,
1995).
No
Panjang akar
control (mm)
Panjang akar
perlakuan (mm)
1.
10
10 (pada ujung)
2.
3.
4.
11 (pada ujung)
5.
15 (pada ujung)
hijau.
Terjadinya
pertambahan
panjang pada batang karena selain
pada akar daerah meristematik
lainnya
terdapat
di
kambium
pembuluh dan tepat diatas nodus
tumbuhan monokotil, atau di dasar
daun rumputan. Meristem apikal
tajuk dan meristem akar terbentuk
selama
proses
perkembangan
embrio saat pembentukan biji, dan
disebut meristem primer. Kambium
pembuluh dan daerah meristematik
pada nodus monokotil; dan daun
rumputan tidak mudah dikenali,
kecuali setelah perkecambahan
terjadi; itu dinamakan meristem
sekunder (Salisbury and Ross,
1995).
Kesimpulan
Panjang akar
control (mm)
5
5
2
2
5
Panjang akar
perlakuan (mm)
9 (epikotil)
5 (hipokotil)
3 (epikotil)
2 (hipokotil)
8 (epikotil)
Dari
praktikum
yang
telah
dilaksanakan maka dapat ditarik
kesimpulan
yaitu
pertumbuhan
tanaman kacang hijau (Phaseolus)
dapat digambarkan dengan kurva
sigmoid yang menggambar 3 fase
dari pertumbuhan tanaman tersebut
yaitu fase logaritmik, linier dan fase
penuaan. Pada percobaan daerah
tumbuh
akar
tidak
terdapat
pertambahan panjang akar yang
jelas sehingga panjang akar tetap
seperti pada awal percobaan. Pada
daerah tumbuh batang didapatkan
bahwa batang tanaman mengalami
pertambahan
panjang,
daerah
pertambahan tersebut mengarah
pada pangkal batang
Saran
Diharapkan kepada praktikan agar
lebih teliti, cermat dan berhati-hati
dalam melaksanakan praktikum
terutama
dalam
melakukan
pengukuran yang dilakukan pada
tanaman
selama
pengamatan.
Pengamatam
hendaknya
dilaksanakan sesuai dengan hari
yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Drew,
M. C. 1988. Effects Of
Flooding Oxygen Deficiencion
Plant Nutrition. Advebces in
Plant Nutritions: New York.
Fahruddin, R., 2007. Budidaya
Kacang-Kacangan. Kanisius:
Jakarta.
Fitter, A.H dan R.K.M. Hay, 1991.
Fisiologi
Ligkungan
Tanaman.
Diterjemahkan
oleh
Sri
Andani
dan
Purbayanti.
UGM-Press:
Yogyakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L.
Mitchell,
1991.
Fisiologi
Tanaman
Budidaya.Diterjemahkan oleh
H.Susilo.
Universitas
Indonesia Press: Jakarta.
Gardner.F.P.
1999.
Fisiologi
Tanaman Budidaya.UI Press :
Jakarta.
Herklots, 1972. Vegetables in South
East Asia. George Allen
Unatacted: London.