Anda di halaman 1dari 3

FATMA ZIADATI HUSNA

HUMAM M. IZZUDIN
ERIKA LUCITAWATI
VANEZA CITRA KURNIA
KANDA ARJUNA OCTRADHA

21080114120049
21080114130058
21080114130109
21080112140130
21080111110093

MEKANIKA TANAH

RESUME BAB I
PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN KONSEP DASAR
1.1

Cara Pelapukan, Tanah Endapan, dan Tanah Residu

Tanah dibentuk oleh pelapukan fisika dan kimiawi pada batuan. Pelapukan fisika terdiri
atas penghancuran dan pengikisan. Pelapukan kimiawi memerlukan air serta oksigen dan karbon
dioksida. Faktor- faktor penting adalah iklim, topografi, dan nilai ph dari yang merembes dalam
tanah. Selain pelapukan fisika dan kimiawi, ada faktor lain dalam pembentukan tanah yaitu
pengangkutan butir tanah dan kemudian pengendapannya di lain tempat seperti laut dan danau.
Hasil pelapukan fisika serta kimiawi pada batu bawahan disebut tanah residu. Selanjutnya erosi
hasil hujan langsung serta aliran air pada permukaan tanah diangkut oleh sungai kecil dan besar.
Kemudian pada dasar danau atau laut terjadi pengendapan (delta) yang disebut tanah endapan.
Setelah terjadi pengendapan, tanah ini masih mengalami perubahan yang akan menjadikan tanah
tersebut lebih kuat akibat dua factor yakni tekanan dari bahan tanah di atasnya yang
menyebabkan pemampatan serta perubahan kimia yang berlangsung perlahan-lahan dalam
jangka waktu lama yang disebut pengerasan atau penuaan.

1.2

Mineral Lempung

Mineral lempung merupakan suatu golongan butir tertentu yang menghasilkan sifat
khusus pada tanah yang mengandung mineral lempung. Jenis yang paling terkenal adalah
kaolinite, illite, dan montmorillonite. Jenis lainnya adalah berasal dari bahan vulkanis yaitu
hallosytedanallophane/ immogolite. Struktur mineral ini disebut kristalin yang memiliki kesatuan
khusus yaitu silica tetrahedron dan alumina octahedron dengan bentuk seperti piring yang
butirnya sangat kecil.
Umumnya, makin besar sifat aktivitas makin buruk sifat tekniknya yang akan
menyebabkan kerusakan pada fondasi gedung akibat pengembangan dan penyusutan. Namun
disamping itu masih ada keadaan yang memerlukan aktivitas tinggi yaitu bangunan untuk

menahan air seperti bendungan tanah. Montmorillonite memiliki sifat aktivitas tinggi; illite
memiliki sifat aktivitas sedang, dan kaolinite memiliki sifat aktivitas rendah.
Halloysitedanallophane/ immoglite menunjukkan aktivitas tinggi.
Pelapukan abu vulkanis di negara tropis dianggap mengikuti urutan berikut:
Ash allophane/immogolitehalloysite kaolinite sesqui-oxides laterite
Pada pelapukan kaolinite sampai sesqui-oxides, kadar silica berkurang akibat pelarutan air tanah
tetapi kadar senyawa alumunium dan besi dinaikkan. Pada jangka waktu lama senyawa ini
menjadi bahan pelekat antar butir sehingga mengahsilkan bahan yang dinamakan laterite, yaitu
bersifat seperti kerikil berpasir.

1.3

Pengaruh Topografi pada Proses Pelapukan

Pada daerah berbukit-bukit atau pegunugan, menjadikan drainasinya baik, rembesan


vertical, jenis tanah dengan sifat geoteknik baik. Sedangkan pada daerah dataratan rendah,
menjadikan drainasinya kurangbaik, rembesan vertical hampir tidak ada, jenis tanah sifat
geoteknik buruk.

1.4

Faktor- Faktor Yang Menentukan Sifat Tanah Endapan Atau Tanah Residu

Tanah residu terbentuk langsung dari batu asalnya yang berhubungan erat dengan sifat
tanah dan jenis batu asalnya, sehingga tanah residu terdapat apa yang disebut struktur, yaitu
butirannya teratur ataupun terikat satu sama lain sehingga membentuk kerangka tanah.
Sedangkan berbeda dengan sifat seandainya tidak ada struktur, yaitu butirannya merupakan
kumpulan butir lepas saja seperti tanah endapan.
Setelah pengendapan, tanah endapan mengalami pemampatan atau konsolidasi akibat
tekanan dari lapisan- lapisan yang kemudian mengendap diatasnya, sehingga menjadi lebih
keras. Pada keadaan tertentu terjadi uplift yaitu kenaikan akibat gaya tektonik. Setelah kenaikan,
proses erosi mulai berjalan lagi, yang mengurangi tekanan pada tanah. Apabila ini terjadi, tanah
akan mengembang sedikit. Tanah endapan yang belum pernah mengalami pengurangan tekanan
di atasnya disebut terkonsolidasi normal, sedangkan tanah yang pernah mengalami konsolidasi
akibat tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan yang berlaku pada masa sekarang disebut
terkonsolidasi lebih. Urutan tegangan yang berlaku pada tanah sejak pembentukan disebut
riwayat tegangan.
Ada dua factor penting yang menjadikan tanah endapan lebih teratur dan seragam dari
tanah residu yakni proses erosi, pengangkutan, dan pengendapan serta riwayat tegangan. Riwayat
tegangan diangggap sebagai factor dasar yang mempengaruhi kelakuan tanah endapan. Faktor
lainnya adalah seperti pengerasan dan penuaan, memiliki pengaruh yang sama penting dengan
riwayat tegangan yang berarti struktur terdapat juga pada tanah endapan dan pengaruhnya perlu

diperhatikan. Kedua factor ini tidak terdapat pada tanah residu. Ini berarti tanah ini tidak dapat
dibagi dalam beberapa golongan.
Pelapukan pada batu mengurangi kepadatan pada batu sehingga kekuatan turun. Pada
batuan tetap tidak ada pori sama sekali, sedangkan pada tanah, volume pori sering cukup besar
dibandingkan volume butir. Tanah endapan mengalami pemampatan akibat berat tanah sendiri,
sehingga volume pori menurun dan tanah menjadi lebih keras. Pengaruh tekanan pada volume
pori adalah angka pori terus menurun akibat kenaikan tekanan, tetapi bisa naik lagi seandainya
tekanan menurun.
Perbedaan utama antara tanah residu dan tanah endapan:
Tanah Residu

Tanah Endapan

Kurang seragam
Ada yang mengandung mineral lempung
Particulate (terdiri atas butir tersendiri)
Tidak dipengaruhi riwayat tegangan
Tidak berlaku pengertian mengenai kelakuan
yang berasal dari penelitian
Tidak didasarkan pada korelasi empiris
Dipengaruhi keadaan tegangan air pori di atas
muka air tanah

Seragam
Tidak mengadung mineral lempung
Ada yang tidak particulate
Dipengaruhi riwayat tegangan
Berlaku pengertian mengenai kelakuan yang
berasal dari penelitian
Didasarkan pada korelasi empiris
Tidak dipengaruhi keadaan tegangan air pori di
atas muka air tanah

1.5

Tanah Yang DibentukTidakAsli : Tanah Yang DibentukUlang

Golongan ketiga tanah yaitu tanah tidak asli atau disebut dibentuk ulang. Golongan ini
termasuk tanah yang dibentuk di laboratorium dengan memakai proses pengendapan dan tanah
yang dipadatkan. Istilah lain untuk golongan ini yaitu destructed yang artinya struktur tanah
dihapuskan akibat pembentukan ulang. Sifat tanah yang dibentuk ulang tidak lagi bergantung
pada struktur sehingga berbeda dari tanah aslinya. Tanah yang dipadatkan merupakan
pengecualian dari hal ini karena proses pemadatan dapat menghasilkan struktur , walaupun
pengaruhnya tidak besar. Permeabilitas tanah yang dipadatkan bisa lebih tinggi pada arah
horizontal dari pada arah vertical, akibat cara pemadatan dengan roda besi. Bisa jadi tanah ini
lebih kaku pada arah vertical daripada arah horizontal.

Anda mungkin juga menyukai