V Diagnostik
Neonatus Bayi
Keterampilan
Penyegaran
Manajemen
Anak
Remaja
Tinjauan Pustaka
Masalah
Dewasa
Istimewa
Lansia
Bumil
Deskripsi :
Anak laki-laki, 7 tahun, datang dengan keluhan nyeri telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu,
nyeri dirasakan terus menerus terutama saat malam hari menjelang tidur, batuk (-), pilek (-),
demam (-).
Tujuan :
1. Menegakkan diagnosis otitis eksterna
2. Memberikan tatalaksana serta edukasi mengenai otitis eksterna kepada pasien dan
keluarga.
Bahan Bahasan :
v Tinjauan Pustaka
Cara Membahas :
v Diskusi
Riset
Presentasi dan
Kasus
Audit
Pos
diskusi
Data Pasien :
Nama : An. AP
No. Registrasi : -
Respirasi : Tdp
Suhu
: 36, 3 C
2.
3.
4.
5.
Telinga Kanan
(+) warna kekuningan
Hiperemis
(+)
(+)
(-)
(-)
Tidak tampak
Telinga Kiri
(-)
Tidak hiperemis
(-)
(-)
(-)
(-)
Intak
Daftar Pustaka :
Soepardi, Efiaty Arsyah, 1995, Buku Ajar Telinga hidung Tenggorok, FKUI, Jakarta.
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu menegakkan diagnosis otitis eksterna
2. Dapat memberikan terapi awal dan edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga
1. Subjektif
Pasien seorang anak laki-laki, umur 7 tahun, datang ke poliklinik THT RSUD Kabupaten
Kepulauan Meranti dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu,
nyeri dirasakan terus menerus terutama saat malam hari menjelang tidur, menurut ibu
pasien pernah berenang bersama teman-teman nya 2 minggu yang lalu, riwayat batuk (-),
pilek (-), demam (-).
2. Objektif
Telinga :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Daun telinga normal, sekret (+) bening pada liang telinga kanan
:: Nyeri tekan tragus (+) pada telinga kanan sedangkan telinga kiri (-)
:-
Udara: keadaan yang hangat dan lembab, kuman dan jamur dapat mudah
tumbuh.
Trauma ringan: pada saat mengorek telinga atau karena berenang yang
menyebabkan perubahan kulit karena kena air.
Lapisan mukosa MAE terdiri dari berbagai kelenjar, seperti kelenjar penghasil
serumen yang berfungsi sebagai faktor pelembab dan pertahanan pada saluran telinga luar
terhadap serangga karena sifat yang asam, debu dan bahan iritan lainya, pada kondisi dimana
terlalu banyak serumen yang ada pada liang telinga dapat menyebabkan suatu penyempitan
lumen mukosa, serumen yang terlalu banyak dapat mngembang ketika tercampur dengan air.
Hal ini menyebabkan kondisi telinga luar menjadi lebih lembab dan pH meningkat, akibatnya
terjadi penurunan dari fungsi serumen itu sendiri sehingga memudahkan telinga luar
mengalami iritasi oleh benda asing atau infeksi oleh mikro organisme. Bahan iritan yang
dapat menyebabkan reaksi inflamasi pada telinga antara lain: serangga, debu, bakteri, virus,
dan jamur.
Terjadi infeksi mikroorganisme biasanya jika telinga yang awalnya sudah teriritasi
atau pertahanan serumennya menurun kemasukan air bisa saat mandi atau berenang, bakteri
penyebab infeksi disebabkan oleh infeksi kuman Streptokokus, Stafilokokus dan
Pseudomonas. Liang telinga menjadi basah dan lembab yang merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan bakteri.
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit
yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan
cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa
mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk
disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air
yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada
saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Klasifikasi
Otitis eksterna terbagi menjadi akut, kronis, dan sesuai dengan klinis dan kausa. Pembagianya
adalah sebagai berikut:
1. Otitis Eksterna akut
o Sirkumkripta/Furunkel
o Difus
2. Infeksi Kronis liang telinga
3. Otomikosis
4. Herpes Zoster otikus
5. Otitis Eksterna maligna
6. Keratosis Obturans dan Kolesteatoma Eksternal
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya penyakit
diabetes melitus.
Otomikosis
Pengertian:
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah jamur Pityosporum, Aspergilus niger, Actinomises kadangkadang juga Kandida albicans.
Klinis:
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal yang dominan dan rasa penuh di liang telinga,
dan sedikit nyeri, tetapi sering pula tanpa keluhan. Pada pemeriksaan tampak filament jamur
berwarna keputihan. Seringkali terjadi infeksi jamur oleh karena trauma akibat mengorek
telinga.
Terapi:
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga. Dapat diberikan larutan asam
asetat 2-5% dalam alkohol, larutan povidon iodin 5% yang diteteskan ke telinga atau tetes
telinga yang mengandung antibiotik dan steroid yang diteteskan ke liang telinga biasanya
dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang
diberikan secara topikal yang mengandung nistatin atau klotrimazol.
Komplikasi:
Komplikasi dari otomikosis dapat berupa perforasi membran timpani, otitis media
serosa dan osteitis meatus akustikus eksternus. Perforasi membran timpani terjadi akibat
terbentuknya trombosis mikotik pada pembuluh darah membran timpani sehingga
menyebabkan nekrosis pada pembuluh darah.
pereda nyeri golongan opioid. Penderita yang mengalami kelumpuhan lengkap pada otot
wajah mungkin memerlukan tindakan bedah untuk mengatasi tekanan pada saraf wajah (saraf
ke VII), misalnya dengan memperlebar lubang yang dilalui oleh saraf wajah.
Pada kolesteatoma terjadi pada usia tua tanpa riwayat penyakit terkait seperti sinusitis,
nyeri yang dialami tumpul dan menetap, terjadi pada satu sisi telinga. Erosi tulang yang
terjadi terlokalisir dengan nekrosis tulang dan ditemukan otore.
Terapi:
Oleh karena keratosis obturans disebabkan oleh radang yang kronis serta terjadi
migrasi epitel maka perlu dilakukan pengeluaran gumpalan keratin tersebut dan pembersihan
debris secara berkala.
Pada kolesteatoma perlu dilakukan mastoidektomi untuk mengangkat kolesteatom dan
tulang yang nekrotik, tujuan dilakukan operasi adalah untuk mencegah proses lanjut erosi
tulang tersebut. Indikasi operasi adalah bila telah terjadi erosi yang meluas bahkan sampai ke
telinga tengah, kelumpuhan saraf fasialis, terjadi fistel labirin, atau otore yang
berkepanjangan.
Bila kolesteatom masih kecil bisa diangkat dengan jaringan nekrotik disekitar lalu diberikan
pembersihan dengan antibiotic topical berkala.
Pemberian obat tetes telinga campuran alcohol atau gliserin H2O2 3% selama seminggu 3x1.\
dapat menolong.
Anamnesis yang dilakukan pada pasien ini mengarah pada diagnosis otitis eksterna karena
ditemukan adanya nyeri telinga, keluar cairan, dan riwayat pernah berenang sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik tampak ada sedikit cairan jernih yang keluar dari liang telinga kanan
dan adanya nyeri tragus. Dengan menggunakan otoskopi pada liang telinga kanan pasien ini
tampak mukosa telinga kanan hiperemis dan ditemukan adanya furunkel pada 1/3 liang
telinga luar sehingga diagnose pada pasien ini adalah otitis eksterna sirkumkripta.
4. Plan
Diagnosis
Tatalaksana :
Pendidikan :
Konsultasi :