Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I..................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................2
A. Latar Belakang Penulisan..........................................................3
B. Tujuan Penulisan.......................................................................3
1. Tujuan Umum.........................................................................3
2. Tujuan Khusus........................................................................3
3. Metode Penulisan...................................................................4
4. Sistematika Penulisan............................................................4
BAB II.................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Konsep Dasar Medik.................................................................6
1. Pengertian..............................................................................6
2. Anatomi dan Fisiologi.............................................................7
3. Etiologi.................................................................................10
4. Patofisiologi..........................................................................11
5. Tanda dan Gejala.................................................................15
6. Test Diagnostik.....................................................................16
7. Komplikasi............................................................................18
8. Penatalaksanaan..................................................................19
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.......................................20
1. Pengkajian Keperawatan......................................................20
2. Diagnosa Keperawatan........................................................24
3. Perencanaan Keperawatan..................................................25
4. Evaluasi Keperawatan..........................................................36
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................37
I.
Pengkajian Keperawatan.........................................................37
A. Pengumpulan Data..............................................................37
B. Pengelompokkan Data.........................................................63
C. Analisis Data........................................................................63
IV.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................74
V. EVALUASI KEPERAWATAN........................................................77
BAB III..............................................................................................79
PENUTUP.........................................................................................79
A. KESIMPULAN...........................................................................79
B. SARAN.....................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan.
Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan
pada hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena,
selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga
menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan
masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk
mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang
mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah
menjadi keharusan, terlebih bila melihat angka penderita Stroke yang terus
meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan Stroke yang
cepat, tepat dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk
itulah penulis menyusun makalah mengenai Stroke yang menunjukan masih
menjadi salah satu pemicu kematian tertinggi di Indonesia.
B. Tujuan Penulisan.
1. Tujuan Umum.
Untuk memahami dan memberikan pengalaman nyata tentang Asuhan
Keperawatan dengan kasus system Neurologi yakni Stroke.
2. Tujuan Khusus.
a. Mampu memahami Pengertian Stroke.
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 3
3. Metode Penulisan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode perpustakaan
(liberary research) yakni pengutipan dan pengumpulan data-data pada buku
dan internet yang berkaitan dengan pembahasan pada penyakit dalam system
Neurology yakni Stroke.
4. Sistematika Penulisan.
BAB I PENDAHULUAN.
Berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan,
sistematika penulisan.
yang ditimbulkan pada penyakit ini, tes diagnostic atau juga pemeriksaan
yang menunjang, menjelaskan juga komplikasi-komplikasi yang dapat
ditimbulkan sebagai dampak dari penyakit serta penatalaksanaannya.
Dan pada bagian B akan menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan yang
isinya
mencakup
pengkajian
keperawatan,
diagnose
keperawatan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
utama
pada
kegiatan
memproses
dan
3) Lobus oksipitalis
Mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi
penglihatan dan menyadari sensasi warna.
4) Lobus temporalis
Merupakan area sensorik reseptif untuk impuls pendengaran. Korteks
pendengaran primer berfungsi sebagai penerima suara. Korteks
asosiasi pendengaran penting untuk memahami bahasa ucap, dan lesi
daerah ini (terutama pada sisi dominan) dapat mengakibatkan
penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti suatu bahasa
serta sulit mengulang kata-kata. Lobus ini bertanggung jawab terhadap
tiga fungsi utama:
(a) Aktivitas motorik volunter, yakni gerakan yang dihasilkan oleh
otot kerangka seperti pada pengolahan sensorik, korteks motorik di
tiap-tiap sisi otak mengontrol otot di sisi tubuh yang berlawanan.
Jaras jaras saraf yang berasal dari korteks motorik hemisfer kiri
menyilang sebelum turun ke korda spinalis untuk berakhir di
neuron-neuron motorik eferen yang nantinya akan mencetuskan
kontraksi otot rangka sisi kanan tubuh.
Kerusakan korteks motorik di sisi kiri otak akan menimbulkan
paralisis (kelumpuhan) otak terus dipengaruhi oleh serangkaian
pengalaman. Perlu disadari terdapat keterbatasan perkembangan,
seberapa
luas
pembentukan
dapat
dipengaruhi
oleh
pola
3. Etiologi
a) Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak dan leher).
Aterosklerosis serebral dan pelambatan sirkulasi serebral adalah penyebab
utama, trombosis serebral merupakan penyebab yang umum pada
serangan stroke.
b) Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain). Abnormalitas patologik pada jantung kiri,
seperti endokarditis, infeksi, penyakit jantung rematik dan infark miokard
serta infeksi pulmonal adalah tempat-tempat asal emboli. Embolus
biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabang yang
merusak sirkulasi serebral.
neurotransmitter yang mengaktifkan reseptor saraf yang dikenal N-Methyl DAspartate (NMDA). Reseptor ini menungkinkan sejumlah besar kalsium
diikati dengan glutamate untuk memasuki sel. Ketika glutamate memasuki sel
, maka tekanan akan meningkat dan menyebabkan aktifitas enzim mengalami
gangguan yang akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan sel.
Serangan sekunder ini akan memperluas zona atau daerah infark
serebral/kematia jaringan otak.
Ketika stroke hemorrhagic terjadi, kebocoran darah dari arteri intraserebral.
Penggumpalan darah dan menambah volume tekanan intracranial meningkat
sehingga mengakibatkan stroke hemorrhagic lebih sering terjadi di daerah
tertentu dari otak seperti otak kecil, yang memfasilitasi keseimbangan dan
koordinasi akan terganggu, juga di batang otak yang mengontrol pernapasan
juga detak jantung akan terganggu.
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang
disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat
berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia
karena gangguan paru dan jantung).
Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak,
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada
area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan:
a)
b)
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark
itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang
sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai
menunjukan perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika
tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh
embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi
septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi
abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah.
Hal ini akan menyebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau
ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro
vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk
jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10
menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi
salah satunya cardiac arrest.
Ada dua bentuk patofisiologi stroke hemoragik :
a)
arteri
di
ruang
subarakhnoid.
Vasispasme
ini
dapat
Aphasia ekspresif
Gangguan intelektual
Perilaku lambat dan hati-hati
Cacat di bidang visual
Kesulitan belajar hal baru
Bermasalah dengan pemikiran abstrak seperti konseptual.
Cacat spasial-persepsi
Mengabaikan deficit sisi yang terkena
Kecenderungan distractibility
Perilaku impulsive
CT Scan.
Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang
masuk ke ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak. CT-Scan/MRI
dapat membedakan CVA (Cardiovascular accident) dari gangguan lain,
seperti tumor otak/ edema serebral, menunjukan ukuran dan lokasi infark.
b) MRI.
Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi
sertaa besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya
didapatkan area yang mengalami lesi dan infark dari hemoragik.
c) Angiografi Serebri.
Membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurimsa atau malformasi vaskuler.
d) USG Doppler.
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis), USG Doopler transkranial menentukan ukuran pembuluh
intracranial dan arah aliran darah dan memperlihatkan pembuluh otak
yang terhambat.
e) EEG.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam
jaringan otak.
f) Pungsi Lumbal.
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau perdarahan pada
intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya proses
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 16
7. Komplikasi
Dini (0-48 jam pertama)
a) Edema Serebri.
Defisit neurologis cenderung memberat, mengakibatkan peningkatan TIK,
herniasi, kematian.
b) Infark miokard.
Penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
Jangka pendek (1-14 hari)
a) Pneumonia akibat immobilisasi lama.
b) Infark miokard.
c) Emboli paru.
Cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, seringkali terjadi pada saat
penderita mulai mobilisasi.
d) Stroke rekuren.
Dapat terjadi pada setiap saat.
Jangka panjang (> 14 hari)
a) Stroke rekuren.
b) Infark miokard.
c) Gangguan vaskuler lain: penyakit vaskuler perifer.
8. Penatalaksanaan
Terapi darurat memiliki tiga tujuan, yaitu: yang pertama mencegah terjadinya
cedera otak akut dengan memulihkan perfusi ke daerah iskemik non infark,
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 17
yang kedua membaikkan cedera saraf sedapat munkin, yang ketiga mencegah
cedera neurologik lebih lanjut dengan melindungi sel didaerah iskemik dari
kerusakan lebih lanjut (Smeltzer. 2002).
Pada stroke iskemik akut, mempertahankan fungsi jaringan adalah tujuan dari
apa yang disebut sebagai strategi Neuroprotektif. Terapinya dapat berupa
hipotermia, dan pemakaian obat neuroprotektif seperti antikoagulasi,
trombolisis intravena, trombolisis intra arteri. Selain itu terapi yang digunakan
adalah terapi perfusi dimana dilakukan induksi hipertensi untuk meningkatkan
tekanan darah arteri rata-rata sehingga perfusi otak dapat meningkat.
Pengendalian edema dan terapi medis umum juga dilakukan, serta terapi
bedah untuk mencegah tekanan dan distorsi pada jaringan yang masih sehat
(Price, 2006).
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai
berikut:
a)
b) Pengobatan Konservatif.
1) Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara
percobaan, tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 18
2) Mata.
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus
optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus
III), gangguan dalam memotar bola mata (nervus IV) dan gangguan
dalam menggerakkan bola mata kelateral (nervus VI).
3) Hidung.
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus
olfaktorius (nervus I).
4) Mulut.
Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus,
adanya kesulitan dalam menelan.
5) Dada
(a) Inspeksi
(b) Palpasi
(c) Perkusi
(d) Auskultas
: Bentuk simetris.
: Tidak adanya massa dan benjolan.
: Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.
: Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara jantung I
(d) Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan
tekanan pemeriksaan.
(e) Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi
kekuatanya berkurang.
(f) Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan
kekuatan penuh
2. Diagnosa Keperawatan.
a) Perubahan perpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan
intraserebral, oklusi otak, vasospasme, dan edema otak.
b) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
akumulasi secret, kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas fisik
sekunder, dan perubahan tingkat kesadaran.
c) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemipearese atau
hemiplagia, kelemahan neuromoskuler pada ekstremitas
d) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang
lama.
e) Defisist perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler,
menurunya kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot atau
koordinasi di tandai oleh kelemahan untuk ADL, seperti makan, mandi dll.
f) Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubunagn dengan imobilisasi dan
asupan cairan yang tidak adekuat.
g) Gangguan eliminasi urin ( inkontinensia urin) berhubungan dengan lesi
pada UMN.
h) Gangguan menelan berhubungan dengan hemiplegia; resiko aspirasi
berhubungan dengan gangguan menelan; resiko gizi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan ganguan menelan.
i) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan aphasia ekspresif.
j) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual
3. Perencanaan Keperawatan.
DK: Perubahan perpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 22
1. Berikan
keluarga
penjelasan
klien
tentang
RASIONAL
kepada 1. Keluarga lebih berpartisipasi dalam
sebab
proses penyembuhan.
tanda-tanda
status
klien.
4. Bantu pasien untuk membatasi 4. Aktivitas ini dapat meningkatkan
muntah dan batuk, anjurkan klien
tekanan
intracranial
dan
dapat
ulang.
6. Ciptakan lingkungan yang tenang 6. Rangsangan
dan batasi pengunjung.
7. Kolaborasi
pemberian
aktivitas
dapat
metabolic
sel
dan
kejang.
RASIONAL
1. Obstruksi
mungkin
dapat
di
postural
perkusi/penepukan.
5. Kolaborasi pemberian
100%.
mencegah hipoksia.
3. Batuk efektif dapat mengeluarkan
pernapasan
dan
atelektasis
dan
RASIONAL
cara
yang
teratur
mengidentifikasikan
iskemia jaringan.
meningkatkan
atropi
otot,
sirkulasi
dan
seperti
untuk
menemukan
kebutuhan klien.
DK: Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 25
lama.
Tujuan: Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit setelah di lakukan
tindakan keperawatan selama 2x24 jam.
Kriteria Hasil: Kliem mempau berpartisipasi dalam penyembuhan luka,
mengetahui cara dan penyebab luka, tidak ada tanda kemerahan atau luka.
INTERVENSI
RASIONAL
aliran
darah
ke
semua daerah.
2. Menghindari
tekanan
dan
yang
berlebihan
pada
daerah
yang
menonjol.
menonjol.
4. Lakukan masase pada daerah yang 4. Menghindari kerusakan kapiler.
menonjol yang baru mengalami
tekanan
pada
waktu
merubah
posisi.
5. Observasi terhadap eritema dan 5. Hangat dan pelunakan merupakan
kepucatan dan palpasi area sekitar
terhadap
kehangatan
dan
kulit.
terhadap kulit.
Tujuan: Setelah dilakukan tindkan keperawatan selam 2x24 jam terjadi perilaku
peningkatan perawatan diri.
Kriteria Hasil: Klien menunjukan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan
merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan
tingkat kemampuan, mengidentifikasi personal masyarakat yang dapat
membantu.
INTERVENSI
1. Kaji
kemampuan
dan
RASIONAL
tingkat 1. Membantu dalam mengantisipasi
dan
merencanakan
pertemua
melakukan ADL.
kebutuhan individu.
2. Hindari apa yang tidak dapat di 2. Klien dalam keadaan cemas dan
lakukan oleh klien dan bantu bila
perlu.
klien.
3. Menyadarkan tingkat laku atau 3. Klien memerlukan empati, tetapi
sugesti tindakan pada perlindungan
pola
klien
pikir
dan
izinkan
mencoba.
4. Rencanakan tindakan untuk deficit 4. Klien mampu melihat dan memakan
penglihatan dan seperti tempatkan
RASIONAL
2. Anjurkan
untuk
mengidentifikasi
masalah
feces
dan
multifaktoral
RASIONAL
1. Mengetahui masalah dalam pola
berkemih.
yang 2. Untuk menentukan tindakan yang
menyebabkan inkontinensia.
akan dilakukan.
3. Membatasi intake cairan 2-3 jam 3. Untuk mengatur
sebelum tidur.
supaya
tidak
4. Batasi
intake
menyebabkan
makanan
iritasi
yang 4. Untuk
kandung
kemih.
5. Kaji kemampuan berkemih.
menghindari
terjadinya
6. Modifikasi
pakaian
berkemih.
dan 6. Untuk mempermudah kebutuhan
lingkungan.
7. Kolaborasi pemasangan kateter.
eliminasi.
7. Mempermudah
memenuhi
klien
kebutuhan
dalam
eliminasi
urin.
RASIONAL
dan
menghadap
makanan/cairan
kesadaran
waktu.
dan
meningkatkan
perhatian
klien;
ketika
klien
sedang
mengikuti
dan
instruksi keperawatan
makan/minum.
4. Kolaborasi
makanan
memberikan
kental/bubur.
5. Meminta
terhadap
makanan
kecil
garpu/sendok
cairan
langit-langit
kental
dan
oral
faring.
tapi 5. Makanan dalam jumlah kecil tidak
sering.
6. Tawarkan
memanipulasi
mudah
jumlah sedikit.
7. Tempatkan bubur makanan di 7. Klien
bagian sisi yang tidak terpengaruh
dapat
merasakan
dan
diperlukan
untuk
memindahkan
makanan ke esophagus
10. Periksa mulut untuk menyuapi 10. Klien mungkin tak sadar bahwa
makanan
11. Instruksikan
klien
menggnakan
lidah
untuk
memindahkan makanan.
12. Kolaborasi dokter mengenai nutrisi 12. Rute parenteral dapat memberikan
parenteral jika asupan oral tidak
memadai.
terganggu.
nonverbal.
INTERVENSI
1. Ajukan
pertanyaan
RASIONAL
yang 1. Mengangguk kepala adalah bentuk
bahasa
mengkomunikasikan
klien
atau ketidaksetujuan.
dengan
menganggukkan
tubuh
yang
persetujuan
kepala.
2. Menginstruksikan
klien
berbicara
perlahan-lahan
mencoba
untuk
untuk 2. Jika
penekanan
kalimat
untuk
ketika
berkomunikasi
secara lisan.
secara lisan.
4. Dukungan dan praktek teknik yang 4. Berlatih teknik baru ini membantu
digunakan dalam terapi wicara.
DK: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual.
Tujuan: Klien mampu mempertahankan dan meningkatkan intake nutrisi.
Kriteria Hasil:
1. Klien
akan
memperlihatkan
perilaku
mempertahankan
atau
RASIONAL
1. Jelaskan pada pasien pntingnya 1. Asupan nutrisi yang baik saat sakit
sakit
memotivasi
meningkatkan
kebutuhan nutrisi.
2. Anjurkn klien makan sedikit tapi 2. Tidak memberikan
sering.
3. Anjurkan
pasien
untuk
pemenuhan
ras
bosan,
dapat
pasien.
berat badam.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam 6. Pemberian cairan parenteral penting
pemberian cairan parenteral.
7. Dokumentasikan
masukan
dehidrasi.
oral 7. Mengidentifikasi kecukupan atau
4. Evaluasi Keperawatan.
a)
b)
c)
d)
I. Pengkajian Keperawatan
A. Pengumpulan Data
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
: Tn. S
: 53 th.
: Laki-laki
: Islam
: Perguruan Tinggi
Pekerjaan
Tanggal Pengkajian
Tanggal Masuk
Diagnosa Medik
Alamat
: Karyawan BUMN.
: 10 November 2015
: 30 Oktober 2015
: Susp Stroke Infark DD/ PIS
: Jl. Garut No 137 RT 04 RW 12 Kec.
Karawang Barat Kabupaten Karawang.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit, pasien mengatakan bahwa
badannya terasa lemas sudah hari ke-5 dan juga mudah lelah
bila beraktifitas walaupun hanya aktifitas kecil dan kepalanya
terasa pusing, selain itu juga klien mengeluh mual.
b) Keluhan utama klien mengatakan bahwa badannya terasa
sangat lemas.
c) Riwayat penyakit sekarang:
P: Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, bertambah
bila melakukan aktivitas terus menerus dan berkurang dengan
istirahat.
Q: Badan terasa lemas terus menerus walaupun hanya
melakukan aktivitas kecil.
R: Kelemahan diseluruh badan terutana kelemahan di tungkai
ekstremitas bawah.
S: 0/10.
T: Kelemahan terjadi sepanjang hari.
sebelumnya,
klien
3. Data Biologis.
a. Penampilan umum:
Keadaan umum tampak sakit sedang, tidak terpasang oksigen,
terpasang infuse di tangan kiri ringer asetat 20 tetes/menit, tidak
terpasang selang NGT maupun Folley Kateter.
b. Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah: 160/80 mmHg di brakhialis.
Suhu 37 per axilla
Nadi 80 kuat teratur di arteri radialis.
Inspeksi:
Ictus Cordis tidak terlihat, edema tidak terlihat, clubbing of the
finger tidak terlihat, epistaksis tidak terlihat, cyanosis tidak
terlihat.
Palpasi:
Ictus Cordis tidak teraba di apeks jantung thrill systole. Capillary
refill time kembali sebelum 3 detik, edema tidak teraba.
Perkusi:
Terdengar sonor baik di paru kiri maupun di kanan. Batas-batas
jantung : Atas ICs 2 linea sternalis kanan, Bawah ICs 5, kiri mid
axillaris dan kanan linea sternalis kanan.
Auskultasi:
Bunyi jantung 1 lub yakni akibat penutupan katup mitral dan
trikuspidalis yang disebut systole di ICs 5 kiri mid axillaris. HR
69 kali permenit, kuat teratur. Bunyi jantung 2 dub yakni akibat
penutupan katup aorta dan pulmonalis yang disebut diastole di ICs
2 linea sternalis kanan. Bunyi jantung tambahan murmur tidak
terdengar, irama gallop tidak terdengar.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah.
3) System Pencernaan.
Anamnesa:
Nafsu makan menurun, klien mengatakan bahwa dirinya terkadang
merasa mual. Frekuensi BAB 1x perhari, konsistensinya lembek,
warna kuning.
Inspeksi:
Mulut: Bibir terlihat agak kering, stomatitis tidak terlihat, lidah
tidak terlihat lesi, gingivitis tidak terlihat. Gusi berdarah tidak
terlihat, tonsil T1. Gigi tetap: lengkap, Caries tidak terlihat, klien
tidak menggunakan gigi palsu. Lidah: lembab. Abdomen: bentuk
9) Sistem Reproduksi.
Anamnesa: Klien mengatakan bahwa dirinya tidak ada keluhan.
Inspeksi:
Genetalis eksterna bersih,tidak ada lesi. Pengeluaran
cairan/discharge: jumlah normal, berwarna bening, tidak berbau.
Hipospadia tidak terlihat, edema srotum tidak ada, massa tidak
terlihat, lessi tidak ada.
Palpasi:
Mammae: massa/benjolan tidak teraba adanya massa, lesi tidak
teraba, gynecomastia tidak teraba.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah.
10) Sistem Integumen.
Anamnesa: Tidak ada keluhan.
Inspeksi:
Rambut pendek/hampir botak plontos, warna putih, distribusi
merata. Kulit sedikit kering. Lesi tidak terlihat. Ptekieae tidak
terlihat, ekimosis tidak terlihat.
Palpasi:
Tekstur kulit lembut, kulit lembab, turgor kulit baik, kembali cepat
setelah dicubit, nyeri tekan tidak ada.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah.
11) Pemeriksaan Resiko Jatuh MFS
4. Data Psikologis.
a. Status emosi: Status emosi pasien stabil dan tenang.
b. Konsep diri pasien:
Gambaran diri: Klien adalah seorang kepala rumah tangga
sekaligus ayah dari 2 anaknya yang berusia 21 tahun dan 15 tahun.
Harga Diri: Keluarga mengatakan bahwa klien masih tetap dibutuhkan
dalam keluarganya untuk memimpin keluarganya serta membesarkan
anaknya.
Ideal Diri: Klien adalah seorang ayah dan kepala keluarga yang sehat
untuk dapat bekerja terus guna menafkahi keluarga.
Identitas Diri: Keluarga mengatakan bahwa klien menyadari bahwa
dirinya adalah seorang kepala keluarga yang mempunyai peranan
penting dan juga tanggung jawab yang besar.
Gaya komunikasi pasien: artikulasi jelas, bicara normal, intonasi
pasien jelas.
c. Pola interaksi pasien kooperatif , mampu diajak komunikasi.
d. Pola mengatasi masalah keluarga mengatakan bahwa pasien kerap kali
sholat dan membaca doa agamanya.
5. Data Sosio-Spiritual
a. Hubungan Sosial: Klien mengatakan bahwa hubungan socialnya
sedikit terganggu karena dirinya harus dirawat dirumah sakit dan
untuk sementara waktu ia belum bisa masuk bekerja seperti biasanya.
b. Kultur yang diikuti: Pasien menganut kultur sunda.
lVSd
LVIDd
LVPWd
IVSs
LVIDs
LVPWs
EF
TAPSE
Hasil
15.6
52.8
12.8
18.2
43.4
16.6
36.6
24
RVOT
AOD
ALS
LAD
MVA
LVMI
RWT
Hasil
20.5
30
17
32
184
0.5
Normal
>23mm
20-37mm
15-26mm
15-40mm
>3cm2
L:<115g/m2
P:<95g/m2
<0.42
Alamat
Tanggal Periksa
Pemeriksaan
Dokter ahli
Klinis: os dengan riwayat DM, jantung & HI. Hemiparese kiri 3/4 ,
bab (+) kanan. Hemihypestesi kiri + dizziness. Adakah stroke
vertebrobasiler ?
Pemeriksaan MRI mini otak dilakukan tanpa kontras dengan
potongan axial T2W FLAIR, T2W FSE, T2* GRE dan DWI
(Diffusion Weighted Imaging)
Perbandingan: Pemeriksaan MRI sekarang tanggan 2-11-2015
dibandingkan dengan pemeriksaan CT scan sebelumnya tanggal 3010-2015:
Medula oblongata kanan bagian tengah dn anterior pada T2W
tampak lesi hipertens, pada DWI terlihat sebagai lesi restricted
diffusion.
Daerah temporo parietal kiri tampak kavitas encephalomalacia
dikelilingi gliosis disertai atrofi dengan pelebaran sulci corticalis
dan ventrikel lateralis kiri.
Ventrikel lateralis kanan, ventrikel 3, sulci corticalis dan fissure
Sylvii dan cistern lebar ringan.
Cerebellum tidak tampak kelainan
KESIMPULAN:
Infarct akut medulla oblongata kanan bagian tengah dan anterior.
Infarct cerebri lama daerah temporo parietal kiri.
Atrofi ringan cerebri.
Tidak tampak tanda-tanda perdarahan intracranial atau SOL.
b. Terapi Oral
1) Nama Obat
Dosis
: Dramamine
: 3x1 tab
Indikasi
dokter
sebelum
menggunakan
air
kecil
akibatpembengkakan
prostat, glaukoma,
Sama
seperti
obat-obatan
lain,
2) Nama Obat
Dosis
: Brainact 500mg
: 500mg 1-0-1 tab
Indikasi
hamil
menyusui.
Hipersensitivitas,
pemberian
pada
kulit,
sakit
kepala
dan
pusing,
syok,
: Plavix
: 75gr 1-0-0 tab
: CPG diindikasikan untuk menurunkan
gangguan
pembekuan
darah
seperti
perdarahan
dan
konjungtivitis.
Gangguan
reproduksi
seperti
: Cardismo
Dosis
: 2 x tab
Indikasi
penurunan
: Betaserc
:24 mg 2x1
: Obat ini ditujukan terutama untuk mengatasi
Kontraindikasi
: Ultracet
: 2x1 tab.
: Tramadol adalah analgesic kuat yang bekerja
: Ativan k/p
: 1 mg
: Obat ini mempengaruhi zat kimia di otak
B. Pengelompokkan Data.
Data Subyektif
1. Klien
mengatakan
Data Obyektif
bahwa 1. Tekanan Darah: 160/80 mmHg di
cepat
merasa
lelah
walaupun
radialis.
Pernapasan
18
otot
kuat
untuk
C. Analisis Data
N
O
1
DATA
DS:
a. Klien
ETIOLOGI
MASALAH
KEPERAWATAN
Trombus atau embolus Defisist perawatan diri
mengatakan
bahwa
badannya
terasa
lemas
darah
dengan
ke kelemahan
neuromuskuler,
terutama di daerah
hemiparese,
Glukosa dan oksigen
tubuh kiri.
menurunya kekuatan
b. Klien mengatakan ke sel otak menurun.
di
tandai
oleh
bahwa dirinya cepat
penurunan glukosa
kelemahan
untuk
merasa
lelah
menurunnya ATP yang ADL, seperti makan,
walaupun
hanya
dihasilkan
mandi dll.
melakukan aktivitas
kecil.
Hemiparese.
DO:
a. Tekanan
160/80
Darah:
mmHg
di
brakhialis. Suhu 37
per axilla. Nadi 80
kuat teratur di arteri
radialis. Pernapasan
18 kuat teratur. SaO2
96%.
b. Klien tampak sedikit
pucat.
c. Nilai kekuatan otot
untuk
ekstremitas
kiri bernilai 3.
2 DS:
Trombus atau embolus Perubahan
a. Klien mengatakan
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 56
perpusi
bahwa
terasa pusing.
membawa darah ke
b. Klien mengatakan
otak bagian kanan
bahwa dirinya tidak
Glukosa dan oksigen
bisa tidur dengan
ke sel otak menurun
pulas
karena
otak
berhubungan
dengan
perdarahan
intraserebral,
oklusi
kepalanya pusing.
Sel otak kekurangan
DO:
oksigen
a. Klien
tampak
mengerenyitkan
dahi.
b. SaO2 96%.
c. Tekanan
160/80
3
oksigen
Darah:
mmHg
brakhialis.
DS:
Klien
Perubahan
di
perfusi
ke
jaringan
otak
Pusing
Adanya embolus atau Nutrisi
mengatakan thrombus
kurang
yg kebutuhan
berhubungan
adanya mual.
nutrisi
dan
oksigen
DO:
tidak
tersalurkan
a. Klien tampak tidak
sepenuhnya ke seluruh
nafsu makan.
b. Klien tidak muntah. tubuh
c. Klien
hanya
sel kekurangan nutrisi
menghabiskan
porsi makannya.
Perlambatan
pengosongan
isi
lambung
adanya mual
asupan
makanan
menurun.
Asuhan Keperawatan Klien dengan StrokePage 57
dari
tubuh
dengan
II. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
BERDASARKAN
PRIORITAS
MASALAH
1. Defisist perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler,
hemiparese, menurunya kekuatan di tandai oleh kelemahan untuk ADL,
seperti makan, mandi dll.
2. Perubahan perfusi jaringan
otak
berhubungan
dengan
perdarahan
TGL
1 10/11
/2015
PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
Kaji
INTERVENSI
berhubungan dilakukan
RASIONAL
Membantu
kemampuan
dalam
dan
mengantisipasi
neuromuskuler,
keperawatan
penurunan
dan
hemiparese,
selam
untuk
merencanakan
menurunya
jam
melakukan
pertemua
ADL.
kebutuhan
2x24
terjadi
kelemahan peningkatan
tingkat
individu.
hidup
untuk
apa
Klien
dalam
tidak
keadaan cemas
di
dan tergantung
lakukan oleh
hal
ini
klien dan bantu
dilakukan untuk
bila perlu.
mencegah
kebutuhan
merawat
frustasi
diri,
dan
klien
mampu Menyadarkan
laku Klien
melakukan
tingkat
aktivitas
atau
perawatan diri
tindakan pada
empati,
sesuai dengan
perlindungan
perlu
tingkat
kelemahan.
mengetahui
kemampuan,
Pertahnkan
perawatan yang
mengidentifika
dukungan pola
konsisten dalam
si
piker
menangani
personal
sugesti
dan
masyarakat
izinkan
yang
melakukan
dapat
membantu.
klien
tetapi
klien, sekaligus
meningkatkan
tugas,
beri
umpan
balik
yang
memerlukan
positif
dan
untuk
menganjurkan
usahanya.
klien
Rencanakan
untuk
terus mencoba.
tindakan untuk
Klien
mampu
deficit
melihat
dan
penglihatan
memakan
dan
seperti
makanan, akan
tempatkan
mampu melihat
makanan dan
keluar
masuk
peralatan
orang
ke
dalam
suatu
ruangan.
tempat,
dekatkan
tempat tidur ke
dinding.
Kaji
Untuk
kemampuan
mengidentifikas
secara
ikan kelemahan
fungsional
dan
dengan
cara
yang teratur.
dapat
memberikan
informasi
mengenai
pemulihan.
Ubah
posisi
Menurunkan
setiap 2 jam
terjadinya
dan sebagainya
trauma
atau
jika
iskemia
memungkinkan
jaringan.
bisa
lebih
sering.
Lakukan
Meminimalkan
gerakan ROM
atropi
otot,
aktif dan pasif
meningkatkan
pada
semua
sirkulasi
dan
ekstremitas.
mencegah
Bantu
terjadinya
kontraktur.
mengembangk Membantu
an
melatih kembali
keseimbangan
jaras saraf dan
duduk seperti
meningkatkan
meninggikan
respon
bagian
kepala
proprioseptik
tempat
tidur,
dan motorik.
bantu
untuk
duduk di sisi
tempat tidur.
Program
Konsultasi
dengan
ahli
yang
khusus dapat di
kembangkan
fisioterapi.
untuk
menemukan
2 10/11
/2015
Berikan
kebutuhan klien.
Keluarga lebih
otak dilakukan
penjelasan
berpartisipasi
kepada
dalam
keluarga klien
penyembuhan.
intraserebral,
tentang
berhubungan
oklusi
vasospasme,
edema otak.
tindakan
2x24
jam
otak, perfusi
sebab
peningkatan
dan jaringan
TIK
dan
Monitor
proses
tidak
posisi
tanda-
tanda
status
neurologis
dengan GCS.
tidur telentang
ada
tanpa bantal.
Untuk
keluhan nyeri
Monitor Tanda mengetahui
kepala
tanda vital.
keadaan umum
3.GCS 4,5,6
4.Pupil Isokor
klien.
5.Refleks cahaya
(+)
6.TTV
dalam Bantu
batas normal.
pasien Aktivitas
ini
untuk
dapat
membatasi
meningkatkan
muntah
dan
tekanan
batuk, anjurkan
intracranial dan
klien
menarik
intrabdomen
nafas
apabila
dan
dapat
bergerak
atau
melindungi diri
berbalik
dari
dari valsava.
tempat tidur.
Ajarkan
klien
Batuk
untuk
dan
mengejan dapat
menghindari
batuk
meningkatkan
dan
mengejan
tekanan
intracranial dan
berlebihan.
potensial terjadi
perdarahan
ulang.
Rangsangan
Ciptakan
lingkungan
aktivitas
yang
tenang
meningkatkan
dan
batasi
pengunjung.
dapat
tekanan
intracranial.
Kolaborasi
Tujuan yang di
pemberian
berikan dengan
terapi
tujuan:
sesuai
instruksi dokter
menurunkan
seperti steroid,
premeabilitas
aminofel,
kapiler,
antibiotika.
menurunkan
edema
serebri,
menurunkan
metabolic
3 10/11
/2015
tubuh mampu
berhubungan
dengan
mual.
sel
dan kejang.
pada Asupan nutrisi
pasien
yang
pentingnya
penting
asupan nutrisi
perbaikan
meningkatkan
terutama
intake nutrisi.
pasien sakit.
mempertahank
adanya an
dan
saat
baik
untuk
sel-
Penjelasan yang
Kriteria Hasil:
1. Klien akan
tepat
memperlihatka
pasien
meningkatkan
perilaku
akan
memotivasi
untuk
mempertahank
pemenuhan
Anjurkan klien
an
atau
nutrisi.
makan sedikit
meningkatkan
Tidak
tapi sering.
berat
badan
memberikan
dengan
nilai
rasa
bosan,
laboratorium
meningkatkan
normal.
asupan nutrisi
2.
Klien
Anjurkan klien dan
mengerti dan
membersihkan
meningkatkan
mengikuti
mulut sebelum nafsu makan.
anjuran diet.
3.
Tidak makan.
muntah.
yang
bersih
dapat
meningkatkan
nafsu makan.
Kolaborasi
dengan
gizi
Teknik relaksasi
ahli
dalam
mengurangi rasa
pemberian
nutrisi
tepat
mual pasien.
yang
pasien.
spesialisasi
dalam ilmu gizi
yang membantu
klien
Kolaborasi
memilih
dengan dokter
makanan sesuai
dalam
dengan keadaan
pemberian
sakitnya,
cairan
parenteral.
badan.
usia,
Pemberian
Dokumentasika
n masukan oral
selama 24 jam,
riwayat
parenteral
penting
dalam
proses rehidrasi,
sehingga pasien
makanan,
jumlah
cairan
kalori
tidak
jatuh
yang tepat.
dalam
kondisi
dehidrasi.
Mengidentifikasi
kan kecukupan
atau kekurangan
nutrisi
pasien,
sebagai
tolak
ukur
keberhasilan
tindakan
keperawatan.
JAM
10/11
08.05
NO
IMPLEMENTASI
NAMA
DK
& TTD
1 Mengkaji kemampuan dan tingkat penurunan untuk Jessica
/15
08.10
08.10
melakukan ADL.
Menghindari apa yang tidak dapat di lakukan oleh Jessica
klien dan bantu bila perlu.
Memandikan pasien dengan posisi berbaring diatas
Jessica
tempat tidur , kesadaran pasien CM, klien
kooperatif, terpasang infuse ringer asetat 20
tetes/menit di tangan kiri, tetesan lancar. Setelah
dimandikan, baju pasien diganti juga alat tenun
pasien diganti. Klien mengungkapkan segar
08.40
Jessica
1
1
keseimbangan
Jessica
duduk
08.50
09.30
mg/dL
Jessica
Mengantarkan pasien ke fisioterapi menggunakan
09.55
bed.
Menjemput pasien dari ruang fisioterapi ke kamar Jessica
12.00
rawat.
Melakukan pengukuran tanda tanda vital dengan Jessica
hasil tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 87 kuat
12.15
12.20
12.25
2
3
11/11
12.30
13.30
sering.
Menganjurkan klien membersihkan mulut sebelum
Jessica
Jessica
makan.
Mengajarkan teknik relaksasi.
Memberikan obat oral Dramamine jam sebelum
makan siang.
Jessica
Jessica
2
3
Jessica
Menanyakan berapa porsi makan siang yang sudah Jessica
/2015
15.00
1
2
1
dihabiskan.
Mencuci muka klien, klien mengungkapkan segar Jessica
setelah cuci muka.
Mengkaji kemampuan dan tingkat penurunan untuk
Jessica
melakukan ADL.
Membantu mengembangkan keseimbangan duduk
Jessica
seperti meninggikan bagian kepala tempat tidur,
bantu untuk duduk di sisi tempat tidur.
Menyadarkan tingkat laku atau sugesti tindakan
pada
perlindungan
kelemahan.
Pertahnkan Jessica
suatu tempat
Melakukan pengecekan GDS per kapiler dengan
15.30
18.05
Jessica
Jessica
V. EVALUASI KEPERAWATAN
TGL
10/11
NO.
DK
1
/2015
EVALUASI
NAMA
& TTD
S: Klien mengatakan ekstremitas sebelah kirinya masih Jessica
terasa lemas dan susah digerakan, badannya pun masih
terasa lemas.
O: Nilai kekutan otot untuk ekstremitas sebelah kiri
masing-masing 3 yakni dapat melawan gaya berat tetapi
Jessica
kanan.
A: Masalah sedang diatasi.
P: Intervensi dilanjutkan.
S: Klien mengatakan terkadang masih terasa mual.
O: Porsi makan yang dihabiskan klien hanya porsi.
A: Masalah sedang diatasi.
P: Intervensi dilanjutkan.
Jessica
11/11
/2015
Jessica
kanan.
A: Masalah sedang diatasi.
P: Intervensi dilanjutkan.
S: Klien mengatakan perasaan mual berkurang.
O: Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi penuh.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Intervensi dilanjutkan.
Jessica
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan
masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk
mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang
mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Stroke adalah gangguan dalam neurologis dimana serangannya mendadak sebagai
akibat dari tersumbatnya aliran darah ke otak sehingga suplai darah menuju otak
berkurang.
Ada dua tipe dari stroke; Stroke non hemorrhagic atau iskemik dan stroke
hemorrhagic. Stroke non hemorrhagic terjadi jika thrombus atau embolus yang
menghalangi arteri yang membawa darah ke otak. Stroke hemorrhagic terjadi
ketika pecahnya pembuluh darah di otak, dan darah mengalir pada jaringan otak.
B. SARAN
Kita sebagai tenaga medis khususnya perawat diharapkan mampu memahami
salah satu gangguan pada system neurologi yakni stroke yang banyak terjadi di
kalangan masyarakan dimanapun kita berada dan merupakan penyakit yang
sering kita jumpai dalam layanan kesehatan. Oleh sebab itu jika kita mampu
memahami apa pengertian, dimana letak gangguannya dan factor apa saja yang
menjadi penyebab atau pencetus maupun factor resiko yang menimbulkan
penyakit stroke ini, kita sebagai tenaga medis khususnya perawat dapat memberi
pendidikan kesehatan bagi masyarakat sebagai tindakan preventif penyakit stroke
sedari dini dan selain itu bagi klien yang sudah mengalaminya diharapkan kita
mampu menerapkan ilmu yang telah kita pelajari dalam menangani klien dengan
stroke demi peningkatan layanan kesehatan yang professional bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca, F. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Black, J. M. (2009). Medical Surgical Nursing: Clinical Management
for Positives Outcomes Jil I Ed.8. Singapore: Elsevier.
Corwin, E. J. (2001). Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Doengoes, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
Misbach, J. (2011). Stroke Aspek Diagnostik,
Manajemen. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Patofisiologi