PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perairan merupakan suatu ekosistem yang memiliki peran dan manfaat yang
sangat besar bagi kehidupan manusia. Salah satu contoh perairan yakni perairan tawar.
Perairan air tawar, salah satunya ialah waduk,telaga, dan danau yang menempati ruang
yang lebih kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian
ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber
air rumah tangga dan industri yang murah. Kehidupan di dalamnya sangat beragam.
Mulai dari organisme mikroskopik sampai ukuran yang makro dapat terlihat langsung
oleh mata tanpa bantuan alat.
Salah satu organisme yang terdapat di perairan adalah plankton. Plankton
merupakan organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan berfungsi
sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton
sangat berperan sebagai produsen primer dan sekunder. (Michael, 1995).
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton
menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan serta mampu
berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme renik yang hidup melayang-layang
mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani. Keragaman spesies plankton
di dalam ekosistem perairan sering digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui
produktivitas primer perairan dan kondisi ekosistem perairan tersebut. Kedua hal
tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Mikroorganisme ini baik dari
segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu komponen
utama dalam sistem mata rantai makanan dan jaring makanan (Gusrina, 2008).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menunjang pertumbuhan fitoplankton
tersebut. Faktor-faktor tersebut sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor
fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu, dan
ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor. Berdasarkan uraian diatas maka
dilakukanlah percobaan analisis vegetasi plankton dengan pengambilan sample air di
Danau Unesa Ketintang.
B.
Rumusan Masalah
Laporan Plankton
Page 1
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan percobaan sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan kualitas air danau Unesa ditinjau dari parameter biologi.
2. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis plankton yang terdapat di danau Unesa
Ketintang.
3. Untuk menghitung indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks
dominasi plankton di danau Unesa Ketintang.
Laporan Plankton
Page 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Fitoplankton
Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopik (bersel tunggal, berbentuk filamen
atau berbentuk rantai) yang menempati bagian atas perairan (zona fotik) laut terbuka
dan lingkungan pantai. Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau
"tanaman" dan planktos berarti "pengembara" atau "penghanyut. Walaupun bentuk
uniseluler/bersel tunggal meliputi hampir sebagian besar fitoplankton, beberapa alga
hijau dan alga biru-hijau ada yang berbentuk filamen (yaitu sel-sel yang berkembang
seperti benang). Koloni diatom dan alga biru-hijau juga memproduksi rangkaian sel
yang saling berhubungan. Tidak seluruh organisme fotosintetik pelagis bersifat
mikroskopik, sebagai contohnya adalah alga multiseluler makroskopik Sargassum spp,
yang merupakan hasil biomasa utama di Laut Sargasso di Atlantik Utara.
Selain digolongkan berdasarkan taksonominya, fitoplankton biasa digolongkan
berdasarkan ukurannya. Berdasarkan ukurannya ada beberapa golongan fitoplankton
(Tabel 1).
Laporan Plankton
Page 3
1.
Laporan Plankton
Page 4
Laporan Plankton
Page 5
2.
Laporan Plankton
Page 6
dkk (1994) cahaya ini terpancar karena oksidasi zat non protein (luciferin)
dengan bantuan enzim (luciferase). Umumnya dinoflagellata bereproduksi secara
aseksual dengan melalui pembelahan sel, meskipun ada beberap individu
bereproduksi secara seksual seperti Ceratium dan Glenodinium.
3.
Ukuran BGA berkisar dari <1 m untuk yang bersel tunggal sampai lebih
dari 100 m untuk tipe filamen. Cyanophyceae pelagis mencakup spesies dari
Haliarachne, Katagnymene, Oscillatoria dan Trichodesmium. Spesies bentik
sering berada pada lapisan dasar dekat substrat dan terapung kepermukaan oleh
pergerakan air pasang.
B.
Zooplankton
Zooplankton merupakan plankton hewani yang terhanyut secara pasif karena
terbatasnya kemampuan bergerak. Beberapa contoh jenis zooplankton dapat dilihat
pada Gambar 7. Berbeda dengan fitoplankton, zooplankton hampir meliputi seluruh
Laporan Plankton
Page 7
filum hewan mulai dari protozoa (hewan bersel tunggal) sampai filum Chordata
(hewan bertulang belakang). Para ahli kelautan juga mengklasifikasikan zooplankton
sesuai ukuran dan lamanya hidup sebagai plankton.
Pseudodiaptomus
dan
Tortanus.
Spesies
copepoda
umumnya
Produktivitas Plankton
Pada tiap tingkat tropik ada produksi. Pada tingkat tropik terbawah dimana
terjadi proses fotosintesis oleh organisme autotrop di hasilkan produksi primer.
Laporan Plankton
Page 8
C6H12O6 + 6 O2
Persamaan ini menunjukkan bahwa proses tersebut adalah sebuah reaksi reduksioksidasi. CO2 direduksi dan H2O dioksidasi (Forti, 1969; Valiela, 1984). Apabila
produksi sekunder adalah produksi yang dihasilkan pada tingkat konsumer, maka
produktivitas sekunder sebenarnya meliputi banyak organisme pada tingkat konsumer
seperti herbivora dan karnivora. Akan tetapi biasanya produktivitas sekunder dihitung
berdasarkan produksi konsumer primer dalam hal ini zooplankton. Produksi dari
populasi hewan mengacu pada pembentukan biomassa baru dalam periode waktu
tertentu. Ada dua pendekatan yang telah diterapkan dalam studi produksi yaitu metode
dinamika populasi dan metode pengaturan energi (energy
Page 9
planktonik meliputi organisme yang memiliki pergerakan lemah dan tidak mampu
mempertahankan posisinya dari pergerakan arus air. Termasuk didalamnya adalah
plankton baik yang bersifat nabati (fitoplankton) maupun hewani (zooplankton).
Organisme nektonik adalah organisme yang memiliki pergerakan yang kuat dan
mampu mempertahankan posisinya dari pengaruh arus. Kemampuan pergerakan ini
merupakan ciri khas organisme jenis ini sehingga organisme ini dapat memperoleh
makanannya dengan memangsa, menghindari pemangsaan, serta menghindari kondisi
lingkungan yang tidak cocok bagi kehidupannya.
Organisme nektonik sebagian besar terdiri dari ikan, reptil, dan invertebrate
cepalopoda. Sedangkan organisme bentik adalah organisme dengan pergerakan yang
sangat terbatas dan oleh karena itu organisme ini banyak terdapat pada daerah bentik
(dasar perairan). Organisme bentik umumnya dari jenis organisme yang hidup
menancap, membuat lubang (burrowing) atau merayap didasar perairan. Beberapa
contoh organisme menancap misalnya lamun, karang, teritip, tiram dan remis. Contoh
organisme pembuat lubang antara lain cacing, kimia, kerang, dan keong. Beberapa
jenis crustacean seperti udang dan kepiting merupakan organisme yang hidup merayap.
Pada ekosistem perairan organisme utama yang mampu memanfaatkan energi cahaya
adalah tumbuhan hijau terutama fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme
autotrop yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan
anorganik melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya. Sebagai organisme
autotrop fitoplankton berperan sebagai produser primer yang mampu mentransfer
energi cahaya menjadi energi kimia berupa bahan organik pada selnya yang dapat
dimanfaatkan oleh organisme lain pada tingkat tropis diatasnya. Fitoplankton
merupakan produser terbesar pada ekosistem laut. Pada ekosistem akuatik sebagian
besar produktivitas primer dilakukan oleh fitoplankton (Parsons dkk, 1984).
Steeman-Nielsen (1975) menyatakan bahwa kurang lebih 95% produksi
primer di laut be rasal dari fitoplankton.
Laporan Plankton
Page 10
zooplankton dan ikan tetapi ukurannya jauh lebih kecil. Bahan organic hasil proses
fotosintesis dapat dimanfaatkan oleh zooplankton yang menduduki tropic level kedua
pada piramida makanan. Pada tingkat tropik ini zoplankton berperan sebagai organisme
herbivora atau konsumer primer. Sebagian besar zooplankton memakan fitoplankton
atau detritus dan memiliki peran penting dalam dalam rantai makanan pada ekosistem
perairan.
Laporan Plankton
Page 11
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
B.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasi karena dalam penelitian ini tidak
menggunakan variabel, baik variable manipulasi, kontrol maupun respon.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 22 September 2014 di
Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi UNESA dengan pengambilan sampel air dari air
C.
D.
Alat:
1. Jaring plankton
2. Timba plastik volume 5 liter
3. Botol plankton kecil volume 15 ml
4. Pipet tetes
5. Sedwick rafther
6. Mikroskop
7. Gelas benda dan gelas kaca
8. Buku identifikasi plankton
Bahan:
Sampel air
Formalin 5%
Cara Kerja
1.
Menentukan lokasi perairan yang akan diambil sampel airnya.
2.
Menyiapkan jaring plankton
3.
Mengisi timba plastic volume 5 liter dengan air sampai penuh
4.
Menuang air yang ada di dalam timba plastik pada jaring plankton
5.
Mengulangi sampai 5 timba penuh 250 liter
6.
Menyaring sampel air tersebut dengan jaring plankton
7.
Menuangkan air hasil saringan tersebut ke dalam botol plankton
8.
Menetesi dengan larutan formalin 4% sebanyak 2 tetes dan menutupnya.
9.
10.
dengan mikroskop.
Melakukan pengamatan sebanyak 5 kali. Kemudian hasil plankton dikalikan 3
11.
12.
H =
I 1
Laporan Plankton
Ni
Ni
log e
N
N
Page 12
tidak tercemar
Menghitung indeks keseragaman plankton dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
E = H/ln N
Keterangan :
E = indeks keseragaman
H = indeks keanekaragam
N = total genus
Indeks Keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai mendekati 1 sebaran
individu antar jenis merata. Nilai E mendekati 0 apabila sebaran individu antar
jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan
E.
Rancangan Percobaan
Laporan Plankton
Page 13
3 Botol fial @ 15 ml +
folmalin 1 %
Mikroskop
1 ml air dengan
Sedwich rafter
Laporan Plankton
Page 14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dari hasil praktikum identifikasi plankton di danau UNESA maka diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel :1 Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan indeks
dominansi plakton
Jenis Plankton
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Genus
Pediastrum
Diatom
Desmid
Gammarus
lacustris
Closteriosis
Pandorina
Ulothrix kutzing
Chlorochytrium
Euglena
Closteriopsis
longissima
Anisonema ovale
Lemanea annulata
Leptothrix
Laporan Plankton
Jum
-lah
25
15
10
Fitoplankto
n
v
v
v
Zooplankton
Indeks
Indeks
Keaneka Kesergam
ragama
an
nH
0,21347
0,15497
0,11754
0,07093
15
15
15
5
5
v
v
v
v
v
0,15497
0,15497
0,15497
0,07093
0,07093
40
0,27559
35
45
30
V
v
v
0,25754
0,29144
0,23697
Indeks
Dominan
si (%)
0,0009
0,0005
0,0004
0,0002
0,0005
0,0005
0,0005
0,0002
0,0002
0,0014
0,0012
0,0016
0,0011
Page 15
14
15
ochracea
Leptotrix
Closteriopsis
longissima
Jumlah
15
0,15497
10
0,11754
285
13
2,49776
0,0005
0,44188
0,0004
0,0100
Analisis Data
Berdasarkan observasi yang dilakukan di danau Unesa Surabaya menunjukkan bahwa
terdapat 15 genus plankton yang terdiri dari 13 genus fitoplankton dan 2 genus zooplankton.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa jumlah genus dari fitoplankton lebih banyak
dibandingkan dengan zooplankton. Dari tabel dapat diketahui bahwa genus yang paling sedikit
adalah Gammarus lacustris, Chlorochytrium, dan Euglena yang jumlahnya masingmasing adalah 5 tiap genus. Kemudian disusul oleh Desmid yang jumlahnya adalah 10.
Sedangkan genus yang mendominasi adalah Closteriopsis longissima dan Lemanea
annulata yang jumlahnya adalah 40 dan 45.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman plankton di danau
Unesa Surabaya adalah 2,49776 yang menunjukkan bahwa perairan di danau Unesa
keanekaragaman dan kestabilan komunitas plankton sedang atau berada dalam zona tercemar
ringan. Dari perhitungan indeks keseragaman didapatkan hasil 0,44188 yang berarti bahwa
persebaran individu antar jenis kurang merata pada perairan tersebut atau ada jenis
tertentu yang dominan yaitu Lemanea annulata dengan indeks dominasi 0,0016. Untuk
BOD yang diukur diperoleh angka 0,35 ppm dan kadar CO2 adalah 0 ppm.
C.
Pembahasan
Laporan Plankton
Page 16
Plankton dapat dijadikan sebagai indikator atau penanda bahwa perairan tersebut
tercemar atau tidak karena tingkat pencemaran akan mempengaruhi jumlah dari genus
yang ada, sebab hanya terdapat beberapa genus atau genus tertentu yang dapat bertahan
dan adanya genus yang mendominasi terhadap tingkat pencemaran tertentu. Plankton
akan bergerak mencari tempat yang sesuai dengan hidupnya apabila terjadi pencemaran
yang mengubah kondisi tempat hidupnya. Karena itu jika terjadi perubahan susunan
komunitas organisme di suatu perairan hal tersebut dapat dijadikan petunjuk terjadinya
pencemaran di perairan. Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan 13 genus
fitoplankton dan 2 genus zooplankton.
Dominansi fitoplakton di perairan danau Unesa sebesar 86,67% dan dominansi
zooplankton adalah 13,33%. Adanya fitoplankton di perairan berfungsi sebagai
penyedia dan mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dengan bantuan
cahaya matahari, serta merupakan produsen tingkat pertama di dalam ekosistem
perairan sebagai makanan organisme lain di perairan tersebut. Dengan lebih banyaknya
jumlah fitoplankton (produsen) daripada zooplankton mencerminkan keseimbangan
ekosistem perairan di danau Unesa. Keberadaan dan keseimbangan jumlah fitoplankton
dan zooplankton dipengaruhi oleh keberadaan cahaya dan nutrien. Dari berbagai genus
plankton yang ditemukan, menandakan bahwa danau Unesa Surabaya berada dalam
kualitas sedang karena terdapat 15 genus plankton. Karena, kualitas suatu perairan
dapat dikatakan baik atau buruk dapat dilihat dari jumlah jenis plankton yang terdapat
diperairan tersebut. Ini menandakan bahwa danau Unesa dalam keadaan tercemar
sedang karena plankton merupakan suatu indikator untuk menduga kualitas perairan
apakah masih jernih atau sudah tak jernih (tercemar).
Nilai Indeks Keanekaragaman plankton (H) adalah 2,49776. Hal ini menunjukkan
bahwa perairan danau Unesa berada dalam keanekaragaman dan kestabilan komunitas
sedang yang artinya dalam keadaan tercemar ringan, organisme masih dapat hidup
dengan adanya adaptasi dari organisme yang hidup di perairan danau Unesa. Sedangkan
nilai Indeks Keseragaman plankton yang didapatkan pada praktikum ini adalah 0,44188
yang menunjukkan bahwa sebaran individu antar jenis/genus merata sedang dan
terdapat jenis/genus tertentu yang mendominasi perairan danau Unesa. Untuk Indeks
dominansi terbesar yaitu sebesar 0,0016 pada genus Lemanea annulata dengan jumlah
45. Indeks dominansi terbesar tersebut jauh dari angka 1 namun mendekati angka 0
yang menandakan bahwa tidak ada genus yang mendominansi perairan danau Unesa.
Hasil DO yang diperoleh menunjukkan kadar kurang dari 2 ppm yang berarti bahwa
Laporan Plankton
Page 17
perairan tersebut tercemar berat. Namun apabila dilihat dari Indeks Keragaman (H)
yang sebesar 2,49776 menunjukkan bahwa perairan Unesa tidak tercemar. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perairan danau Unesa tercemar ringan atau sedang.
Laporan Plankton
Page 18
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari observasi yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas air danau
Unesa ditinjau dari parameter biologi terdapat beberapa fitoplankton dan zooplankton
yang hidup didalamnya. Setelah melakukan pengidentifikasian plankton, ditemukan 15
genus plankton di Danau Unesa Ketintang Surabaya. Indeks keanekaragaman plankton di
danau Unesa sebesar 2,49776. Indeks Keseragaman plankton di danau Unesa sebesar
0,44188 dan indeks dominasi plankton di danau Unesa Ketintang menunjukkan bahwa
Laporan Plankton
Page 19
Daftar Pustaka
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Klaten: PT. Macaan Jaya Cemerlang.
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Anderson, D.M. 1994. Red Tide. Scientific American.
Charton, B dan J. Tietjen. 1989. Seas and Oceans. Collin. Glassglow and London.
Chusing, D.H. 1975. Marine Ecology and Fisheries. Cambridge University Press. London
Faliela, I. 1984. Marine Ecology Processis. Springer-Verlag. New York
Forti.G. 1969.
Laporan Plankton
Page 20
LAMPIRAN
Gambar. Closteriopsis
(perbesaran 10x10)
Gambar. leptothrix
(perbesaran 10x10)
Ket :
H : Indeks keaneragaman plankton
Ni : jumlah individu genus ke i
N : Jumlah total individu
Kisaran total indeks keanekaragaman plankton dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(modifikasi Wilm and Dorris (1986) dalam Mason (1981)
:
a. H <2,3026
: keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah
b. 2,3026 <H> 6,9078 : keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang
c. H >6,9078
: keanekaragaman tinggi dan kestabila komunitas tinggi.
2. Menghitung indeks keseragaman (Maguran, 1982), dengan rumus :
Keterangan
E : Indeks keseragaman
H : Indeks keanekaragaman
N : Jumlah genus A
Laporan Plankton
Page 21
Indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai E pada tiap titik
semakin
mendekati 1 sebaran individu antar jenis merata dan jika nilai E pada titik semakin
mendekati 0 sebaran individu antar jenis tidak merata atau jenis tertentu yang dominan.
3. Menghitung indeks dominansi indeks dominansi plankton dengan rumus :
Keterangan :
D : Indeks dominansi
Ni : jumlah individu genus ke i
N : Jumlah total individu
Apabila nilai D pada tiap tititk semakin mendekati 1 maka trdapat genus yang
mendominasi, dan jika nilai d pada titik semakin mendekati 0 maka tidak ada genus yg
mendominasi.
Laporan Plankton
Page 22