Anda di halaman 1dari 5

1

3
4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14
15

KETUBAN PECAH DINI


Definisi
Pecahnya selaput korioamniotik sebelum terjadi proses
persalinan
Anamnesis
1. Perasaan basah atau keluar cairan dari vagina secara tiba-tiba
2. Bau dan warna cairan yang keluar
3. His belum ada atau belum teratur
4. Apakah keluar lendir bercampur darah dari vagina
Pemeriksaan Fisik
Keluar cairan dari OUE pada pemeriksaan in spekulo steril,
yang makin bertambah banyaak jika dilakukan penekanan
fundus
Kriteria Diagnosis
Tidak terdapat tanda awal persalinan dalam 1 jam setelah pecah
ketuban
Diagnosis Kerja
Ketuban Pecah Dini
Diagnosis Banding
1. Vaginitis
2. Cervicitis
3. Inkontinensia urin
Pemeriksaan Penunjang 1. Tes lakmus (Nitrazin) untuk menentukan pH cairan yang
keluar dari vagina. pH cairan amniotik biasanya alkalis (77,5)
2. Mikroskopik, menunjukkan gambaran daun pakis
3. USG, untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam cavum
uteri
Tatalaksana
1. Antibiotik profilaksis, seperti cefotaxim 3x1 gram
2. Induksi persalinan dengan oxytocin 2x10 jika persalinan
tidak terjadi dalam 24 jam dan usia janin > 37 minggu
Edukasi
Jelaskan kepada pasien tentang cairan ketuban dan fungsinya
Prognosis
Dubia ad bonam
Tingkat evidens
Tingkat rekomendasi
Telaah klinis
SMF Obstetri dan Ginekologi
Indikator
Klinis
Kepustakaan
1. Williams Obstetrics 24th edition
2. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo

1
2

5
6
7
8

9
10
11
12
13
14
15

RETENTIO PLACENTA
Definisi
Plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah
anak lahir
Anamnesis
1. Riwayat placenta previa
2. Riwayat bekas sectio caeserea
3. Riwayat kuret berulang
4. Multiparitas
Pemeriksaan Fisik
1. Pasien tampak anemis
2. Bisa terdapat tanda syok seperti hipotensi, takikardi, urin
output menurun
3. Bisa tampak darah yang keluar pervaginam jika plasenta
sudah terlepas
Kriteria Diagnosis
1. Kala uri berlangsung tidak lancar
2. Adanya kotiledon tidak lengkap saat melakukan
pemeriksaan plasenta
3. Masih ada perdarahan dari OUE saat kontraksi uterus
sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit
Diagnosis Kerja
Retentio placenta
Diagnosis Banding
1. Laserasi jalan lahir
2. Ruptur uteri
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan studi koagulasi
3. USG
Tatalaksana
1. Resusitasi dengan cairan kristaloid
2. Transfusi PRC, jika perkiraan kehilangan darah < 2000
mL atau pasien tetap menunjukkan tanda syok setelah
dilakukan resusitasi cairan yang adekuat
3. Eksplorasi ke dalam uterus dengan cara manual/digital
atau kuret
4. Ureterotonika (oxytocin)
Edukasi
Faktor risiko retentio placenta
Prognosis
Dubia ad malam
Tingkat evidens
Tingkat rekomendasi
Telaah klinis
SMF Obstetri dan Ginekologi
Indikator
Klinis
Kepustakaan
1. Williams Obstetrics 24th edition
2. Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo

NO
1.

MISSED ABORTION
Definisi

Abortus dimana hasil konsepsi sebagian atau


seluruhnya tetap tidak dikeluarkan lebih dari
enam minggu.

2.

Anamnesis

Keguguran yang terjadi dimana hasil


konsepsi masih tertinggal lebih dari 6

3.

Pemeriksaan Fisik

4.

Kriteria Diagnosis

5.

Diagnosis Kerja

minggu.
Hilangnya tanda-tanda kehamilan.
Denyut jantung janin tidak terdengar
Ostium uterus internum tertutup
Uterus semakin mengecil
Uterus melunak
uterus semakin mengecil
uterus melunak
USG: tanda kematian intrauterin
Denyut jantung tidak terdengar
Missed abortion

6.

Diagnosis Banding

Abortus iminens, blighted ovum, ovulasi


terlambat.

7.

Pemeriksaan Penunjang

8.

Tatalaksana

Hasil tes kehamilan negatif


USG: tanda kematian intrauterin
Dapat dijumpai kelainan pembekuan

darah karena DIC


Umur kehamilan diatas 14 minggu:

Estradiol 2x40 mg selama 3-5 hari


Laminaria stil 24 jam
Tampon vagina
Antibiotika adekuat
Induksi
persalinan/
pengguguran

kandungan:
Oksitosin drip
Prostaglandin
o Persalinan spontan/keguguran spontan:
Memeriksa plasenta
Membersihkan dengan kuretase

Umur kehamilan kurang dari 14 minggu:

9.

Edukasi

Dilatasi dan kuretase


Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
awal kehamilan, menghindari paparan zat-zat
kimia atau lingungan yang berbahaya bagi
kehamilan,mencegah terjadinya infeksi yang
dapat membahayakan kehamilan, mengontrol
kondisi hipertensi ataupun diabetes melitus.

10.

Prognosis

Dubia ad bonam

11.

Tingkat Evidens

12.

Tingkat Rekomendasi

13.

Telaah Klinis

SMF obstetri dan ginekologi

14.

Indikator

Klinisi

15.

Kepustakaan

Kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi,


kapita selekta kedokteran.

NO

Neoplasma Jinak Ovarium

1.

Definisi

2.

Anamnesis

3.

Pemeriksaan Fisik

Tumor yang berasal dari jaringan ovarium

Terasa benjolan pada daerah perut


Terasa nyeri atau perasaan tidak

nyaman pada perut bagian bawah


Adanya gangguan BAB dan BAK
Gangguan siklus menstruasi
Menarke lebih awal
Teraba benjolan pada perut bagian

bawah
Nyeri tekan pada perut bagian bawah
Pemeriksaan dalam: letak tumor di
parametrium kanan dan kiri, atau

mengisi

cavum

douglasi

dengan

konsistensi massa kistik, mobile, dan


4.

Kriteria Diagnosis

permukaan rata.
Adanya massa pada perut bagian bawah

disertai nyeri tekan dan gangguan haid.


Pemeriksaan dalam: letak tumor di
parametrium kanan dan kiri, atau
mengisi

cavum

douglasi

dengan

konsistensi massa kistik, mobile, dan

permukaan rata.
USG: terdapat

massa

unilokular

berdinding tipis, berisi cairan ataupun


5.

Diagnosis Kerja

padat,
Tumor jinak ovarium

6.

Diagnosis Banding

Kanker ovarium

7.

Pemeriksaan Penunjang

MRI: ditemukan massa pada pelvic


USG: terdapat massa unilokular
berdinding tipis, berisi cairan ataupun

padat,
Tes kehamilan
Operatif: jika ukuran tumor > 5 cm

8.

Tatalaksana

9.

Edukasi

Control

10.

Prognosis

Dubia ad bonam

11.

Tingkat Evidens

12.

Tingkat Rekomendasi

13.

Telaah Klinis

SMF obstetri dan ginekologi

14.

Indikator

Klinisi

15.

Kepustakaan

Kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi,


kapita selekta kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai