Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Serly Pebriyanti
140810301240
Nindy Alfioreta
140810301247
140810301248
Shofiyatus Sholehah
140810301241
BAB 1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit
dan program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam
perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Perencanaan audit meliputi
pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.
sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas
entitas, pengalaman mengenai entitas,dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan
tahapan yang penting dalam audit, karena perencanaan mengatur mengenal urutan
setiap bagian atau tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan
1. Memahami ruang lingkup perencanaan audit
2. Memahami Program Kerja Audit (PKA)
3. Memahami Kertas Kerja Audit (KKA)
BAB 2. PEMBAHASAN
PERENCANAAN AUDIT MANAJEMEN
Perencanaan audit adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan oleh auditor
selama proses audit dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dibawah ini
merupakan susunan audit yang biasa dilakukan oleh seorang auditor :
1. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis perusahaan
Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus
memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi,
dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis
klien. Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumberdayanya
secara bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami
kekuatan pasar dam peraturan yang mendefinisikan lingkungan kompetitif, dan
membuat keputusan penting yang berkenaan dengan penyebaran sumberdayasumberdaya
ke
dalam
proses
inti
untuk
memperoleh
konsumen
serta
peraturan yang berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang
berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada
objek audit, sehingga auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit
dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.
5. Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap
individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a. Tujuan dari kegiatan yang diaudit
b. Pendekatan audit
c. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
a. Realistis
b. Dapat dipercaya
c. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
d. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemberi tugas audit.
e.
Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat
menimbulkan interpretasi yang berbeda.
f. Dapat dibandingkan
g. Diterima semua pihak
h. Lengkap
i. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan
berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa
sumber, antara lain :
a. Undang-undang (peraturan) yang berlaku
b. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
c. Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum
Sasaran audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program dan bidangbidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan
perbaikan baik dari segi ekonomi, efisiensi dan efektifitas .
Sasaran pemeriksaan audit manajemen dapat dibagi menjadi tiga elemen
penting , yaitu :
1. Kriteria (Criteria)
Merupakan standar atau pedoman bagi setiap individu/kelompok didalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya
2. Penyebab (cause)
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok didalam
perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif atau sebaliknya negative.
3. Akibat (effect)
Merupakan perbandingan antara penyebab dan criteria yang saling
berhubungan. Akibat yang negative biasanya dikarenakan program/aktivitas
berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari standar yang telah
ditetapkan perusahaan.
Penetapan
sasaran
audit
manajemen
umumnya
dilakukan
untuk
dan prosedur, untuk mencapai tujuan dari audit itu sendiri. Program kerja audit berisi
tahap-tahap kegiatan yang bisa dikomunikasikan kepada setiap tim audit yang
biasanya mengandung hal-hal pokok diantaranya:
1
Pendahuluan
Sarana pengawasan berjenjang dalam pelaksanaan audit, mulai dari ketua tim,
pengendali teknis, sampai pada pengendali mutu (terutama unutk auditor
pemerintah)
PKA disusun oleh auditor terutama oleh ketua tim dan direview oleh tingkatan
diatasnya seperti pengendali teknis. Anggota tim senior bisa memberikan masukan
mengenai penyempurnaan PKA ini kepada ketua tim, yang nanti akan akan
memberikan pemahaman yang cukup tentang tujuan audit. Untuk mencapai tujuan
dan manfaat dari PKA itu sendiri, sebaiknya PKA memperhatikan sasaran, ruang
lingkup, dan alokasi sumber daya. Sedangkan format dari PKA itu sendiri hendaknya
menyajikan :
1
Identifikasi tujuan audit. Identifikasi tujuan audit harus searah dengan jenis
audit yang akan dilaksanakan. Kita ambil contoh jenis audit yang akan
dilaksanakan adalah audit kinerja terhadap Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) untuk bagian gudang farmasi. Tujuan audit tersebut memastikan
apakah gudang farmasi pada RSUD telah melaksanakan programnya sesuai
dengan prinsip ekonomi, efisien dan efektif (3E).
Dengan penyusunan PKA secara cermat, diharapkan nantinya akan mudah memandu
tim audit untuk memperoleh keyakinan yang cukup tentang audit yang telah
dihasilkan. Seperti contoh audit kinerja pada bagian gudang farmasi diatas, dimana
PKA adalah cara mengetahui apakah prinsip ekonomi, efisien dan efektif telah
memadai, serta memastikan apakah auditan sudah benar-benar melaksanakan
tugasnya sesuai aturan-aturan atau regulasi yang telah ditetapkan.
Pada Program kerja audit internal, terdapat kegiatan audit yang dibagi dalam
beberapa tahap sebagai berikut :
1
Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa.
internal
dengan
manajemen
perusahaan.
Pertemuan
ini
biasanya
On-site tour merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk meninjau lokasi atau
tempat dilakukan audit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan suatu gambaran
luas mengenai operasional perusahaan. Namun demikian, auditor internal harus
mengamati aktivitas operasional yang tidak biasa atau indikasi penyalahgunaan
fasilitas serta melihat sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Dalam hal ini, auditor
internal dapat melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk
memperoleh informasi secara jelas dan efektif. Dengan demikian, jelas bahwa
wawancara merupakan alat komunikasi yang sangat efektif dilakukan antara auditor
dan objek yang diaudit, sehingga auditor memperoleh informasi dengan cepat karena
terciptanya hubungan yang baik antara kedua belah pihak.
Auditor internal harus meengerti tentang kegiatan auditee dalam hal mengevaluasi
sistem pengendalian internal yang memadai. Written Description of the auditee
disimpan dalam file permanen yang dapat dimengerti dan memberikan referensi
untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal dan prosedur audit. Uraian dalam
catatan tertulis itu sebaiknya disusun dalam bentuk gabungan antara narasi, bagan
arus, dengan rangka sebagai berikut :
1
2
3
4
Penjelasan umum tentang informasi yang dimuat dalam format PKA diatas :
1
Pendahuluan
Dalam PKA penilaian SPM, bagian pendahuluan ini berisi informasi tentang
hasil survei pendahuluan atas SPM auditan yang akan dievaluasi. Auditor harus
memperhatikan bagian ini terlebih dahulu untuk memahami latar belakang yang
perlu oleh auditor bagi pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung
laporan audit atau pendapat yang akan diberikan oleh auditor. Tujuan menyeluruh
dari pendokumentasian audit dalam bentuk kertas kerja adalah untuk membantu
auditor memberikan keyakinan memadai bahwa audit yang layak telah dilakukan
sesuai dengan standar auditing.
Contoh kertas kerja adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Program audit
Analisis
Memorandum
Representasi
Ikhtisar dari dokumen perusahaan
Daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor
Dapat berupa data yang disimpan dalam pitamagnetik, film atau media lain.
Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada KKA harus meliputi aspekaspek berikut:
1. Perencanaan
2. Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian
internal
3. Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, analisa yangdibuat dan
kesimpulan yang dicapai oleh auditor
4. Review atas KKA
5. Pelaporan hasil audit
6. Monitoring tindak lajut terhadap hasil audit.
Bentuk Kertas Kerja Audit
Bentuk KKA pada audit manajemen audit menekankan kepada bagaimana
menyiapkan temuan temuan audit untuk digunakan dalam penyusunan laporan audit.
a.
Pada Sampul ditulis Kertas Kerja Audit kemudian dibawahnya Nama Objek
audit, Program Aktivitas yang diaudit dan Periode Audit.
b. Penelaahan
berbagai
peraturan
dan
kebijakan
yang
berkaitan
dengan
Kelompok
REVIEW
DAN
PENGUJIAN
PENGENDALIAN
MANAJEMEN, meliputi :
Subkelompok 1 : Program kerja audit atas review dan pengujian pengendalian
manajemen termasuk ICQ yang digunakan.
Subkelompok 2 : hasil audit atas review dan pengujian pengendalian manajemen,
meliputi :
a.
Penelaahan terhadap berbagai peraturan dan kebijakan yang berlaku pada objek
audit
b. Ikhtisar hasil temuan audit atas review dan pengujian pengendalian manajemen
a
b
Faktor-Faktor Yang harus Diperhatika Oleh Auditor Dalam Pembuatan Kertas Kerja
Yang Baik.
Kecakapan teknis dan keahlian professional seorang auditor harus independen
akan tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya dan dapat menghasilkan kertas kerja
yang bermanfaat, untuk memenuhi tujuan ini ada 5 faktor yang harus diperhatikan:
1. Lengkap
Kertas kerja dikatakan lengkap apabila memenuhi dua syarat berikut ;
3. Ringkas
Kertas kerja dikatakan ringkas apabila hanya berisi informasi pokok dan relevan
dengan tujuan pemeriksaan. Dengan demikian penyajian kertas kerja dapat ringkas
tetapi tetap dapat dimengerti
4. Jelas
Auditor harus menggunakan istilah istilah yang tidak menimbulkan pengertian
ganda. Auditor harus menyajikan kertas kerja secara sistematis.
5. Rapi
Kerapian kertas kerja akan mempermudah pemahaman terhadap kertas kerja
tersebut. Dengan demikian, auditor dengan mudah dapat memperoleh informasi
yang diperlukan dari kertas kerja tersebut.
Susunan Dan Pengarsipan Kertas Kerja Audit
1. Susunan Kertas Kerja
Akuntan senior yang akan mereview kertas kerja biasanya menghendaki susunan
kertas kerja dalam urutan berikut ini:
informasi yang dimaksukkan dalam berkas berjalan, yaitu: berkaas umum dan
berkas analisis
Berkas umum terdiri atas : surat penugasan audit, informasi umum, hasil
pertemuan awal, program audit, manajemen waktu audit, ikhtisar temuan audit,
draf laporan audit, tanggapan audit, pertemuan akhir dan tindak lanjut hasil
audit
Berkas analisis, memuat dokumentasi rinci atas proses pengumpulan dan
pengujian bukti audit untuk masing-masing data yang dicakup dalam penugasn
audit.
c. Berkas lampiran
Berkas ini Berkas ini berisikan lampiran data, catatan dan dokumen yang
menjadi data mentah bagi proses pengujian bukti audit. Informasi mengenai
proses dan hasil pengujiannya sendiri dimasukkan dalam berkas audit analisis
d. Berkas khusus
Berkas ini berisikan informasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Sebagian besar informasi ini berkaitan dengan indikasi kecurangan yang perlu
ditindak lanjuti dengan pemeriksaan khusus. Kertas kerja audit harus disusun
dalam satu berkas dan diserahkan oleh ketua tim kepada sub bagian tata usaha
wilayah untuk diarsipkan
DAFTAR PUSTAKA
Yuliakurnia.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html?m=1
Anhyfreedom.
2013.
Survey
Pendahuluan
Internal
Audit.
Tersedia
di