Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN AUDIT

Oleh:
Serly Pebriyanti

140810301240

Nindy Alfioreta

140810301247

Elok Dwi Setyaningrum

140810301248

Shofiyatus Sholehah

140810301241

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit
dan program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam
perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Perencanaan audit meliputi
pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.
sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas
entitas, pengalaman mengenai entitas,dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan
tahapan yang penting dalam audit, karena perencanaan mengatur mengenal urutan
setiap bagian atau tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan
1. Memahami ruang lingkup perencanaan audit
2. Memahami Program Kerja Audit (PKA)
3. Memahami Kertas Kerja Audit (KKA)

BAB 2. PEMBAHASAN
PERENCANAAN AUDIT MANAJEMEN
Perencanaan audit adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan oleh auditor
selama proses audit dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dibawah ini
merupakan susunan audit yang biasa dilakukan oleh seorang auditor :
1. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis perusahaan
Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus
memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi,
dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis
klien. Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumberdayanya
secara bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami
kekuatan pasar dam peraturan yang mendefinisikan lingkungan kompetitif, dan
membuat keputusan penting yang berkenaan dengan penyebaran sumberdayasumberdaya

ke

dalam

proses

inti

untuk

memperoleh

konsumen

serta

mendistribusikan produk dan jasanya


2. Penentuan Tujuan Audit
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung
pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan
hasil audit. Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit adalah:
a. Kriteria
b. Penyebab
c. Akibat (effect)
Dalam merumuskan tujuan, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai
berikut:
a. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada
pemberi tugas.
b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.

c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.


Jika auditor memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan
cermat tentang arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat
memberikan petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit.
Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan
cermat apakah:
a. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
b. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
c. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit
dapat dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor
harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit,
auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
3. Penentuan Ruang lingkup
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping
itu, penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah
ditetapkan. Ruang lingkup audit manajemen terdiri atas :
a. Bidang Keuangan
b. Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c. Ekonomisasi
d. Efisiensi
e. Efektivitas
4.

Pemahaman terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek


audit
Pemahaman ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-

peraturan yang berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang
berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada

objek audit, sehingga auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit
dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.
5. Pengembangan Kriteria Awal dalam audit
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap
individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a. Tujuan dari kegiatan yang diaudit
b. Pendekatan audit
c. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
a. Realistis
b. Dapat dipercaya
c. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
d. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemberi tugas audit.
e.

Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat
menimbulkan interpretasi yang berbeda.

f. Dapat dibandingkan
g. Diterima semua pihak
h. Lengkap
i. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan
berlangsung.
Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa
sumber, antara lain :
a. Undang-undang (peraturan) yang berlaku
b. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
c. Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum

d. Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis


e. Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek audit sejenis
6. Kesimpulan Hasil Audit
Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam tahapan audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat
mengindentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu
auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit
walaupun masih bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat
tentang hal-hal sebagai berikut :
a. Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan
b.
c.

audit pada tahap audit selanjutnya.


Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan
yang termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan,

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.


d. Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ada.
e. Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan
rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya.
f. Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
sementara yang telah ditetapkan.
Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control,
pengawasan, dan manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak
dilakukannya audit. Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan
lapangan akan dilakukan, mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil
survey dan melaporkan secara informal ke manajemen.
PENETAPAN SASARAN AUDIT MANAJEMEN

Sasaran audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program dan bidangbidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan
perbaikan baik dari segi ekonomi, efisiensi dan efektifitas .
Sasaran pemeriksaan audit manajemen dapat dibagi menjadi tiga elemen
penting , yaitu :
1. Kriteria (Criteria)
Merupakan standar atau pedoman bagi setiap individu/kelompok didalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya
2. Penyebab (cause)
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok didalam
perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif atau sebaliknya negative.
3. Akibat (effect)
Merupakan perbandingan antara penyebab dan criteria yang saling
berhubungan. Akibat yang negative biasanya dikarenakan program/aktivitas
berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari standar yang telah
ditetapkan perusahaan.

Penetapan

sasaran

audit

manajemen

umumnya

dilakukan

untuk

mengidentifikasi hal-hal berikut ini :


a. Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c. Adanya alternatif yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan
f. Sistem informasi dan pelaporan yang kurang baik
PROGRAM KERJA AUDIT
Program Kerja Audit (PKA) adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis,
yang berguna sebagai pedoman kerja bagi tim audit yang terdiri dari berbagai teknik

dan prosedur, untuk mencapai tujuan dari audit itu sendiri. Program kerja audit berisi
tahap-tahap kegiatan yang bisa dikomunikasikan kepada setiap tim audit yang
biasanya mengandung hal-hal pokok diantaranya:
1

Pendahuluan

Pernyataan tujuan audit

Langkah-langkah kerja audit

Informasi-informasi yang mendukung terhadap pelaksanaan audit itu sendiri,


seperti : Informasi pembagian tugas pada anggota tim, informasi waktu yang
dibutuhkan pelaksanaan tugas audit, serta informasi yang memudahkan
penulusuran sampai kepada bukti-bukti audit dalam bentuk penomoran Kertas
Kerja Audit.

Sedangkan tujuan dan manfaat dari PKA itu sendiri adalah :


1

Sarana pemberian tugas kepada tim audit

Sarana pengawasan berjenjang dalam pelaksanaan audit, mulai dari ketua tim,
pengendali teknis, sampai pada pengendali mutu (terutama unutk auditor
pemerintah)

Landasan atau dasar untuk membuat laporan bertingkat.

Sebagai sarana untuk mengawasi mutu audit.

PKA disusun oleh auditor terutama oleh ketua tim dan direview oleh tingkatan
diatasnya seperti pengendali teknis. Anggota tim senior bisa memberikan masukan
mengenai penyempurnaan PKA ini kepada ketua tim, yang nanti akan akan
memberikan pemahaman yang cukup tentang tujuan audit. Untuk mencapai tujuan

dan manfaat dari PKA itu sendiri, sebaiknya PKA memperhatikan sasaran, ruang
lingkup, dan alokasi sumber daya. Sedangkan format dari PKA itu sendiri hendaknya
menyajikan :
1

Identifikasi kegiatan / program yang akan di audit. Kegiatan /program yang


akan diaudit merupakan bagian dari objek audit, sesuai jenis auditnya.

Identifikasi tujuan audit. Identifikasi tujuan audit harus searah dengan jenis
audit yang akan dilaksanakan. Kita ambil contoh jenis audit yang akan
dilaksanakan adalah audit kinerja terhadap Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) untuk bagian gudang farmasi. Tujuan audit tersebut memastikan
apakah gudang farmasi pada RSUD telah melaksanakan programnya sesuai
dengan prinsip ekonomi, efisien dan efektif (3E).

Identifikasi Langkah Kerja Audit. Identifikasi ini adalah penjabaran teknis


secara terinci bagi auditor dalam pelaksanan penugasan.

Dengan penyusunan PKA secara cermat, diharapkan nantinya akan mudah memandu
tim audit untuk memperoleh keyakinan yang cukup tentang audit yang telah
dihasilkan. Seperti contoh audit kinerja pada bagian gudang farmasi diatas, dimana
PKA adalah cara mengetahui apakah prinsip ekonomi, efisien dan efektif telah
memadai, serta memastikan apakah auditan sudah benar-benar melaksanakan
tugasnya sesuai aturan-aturan atau regulasi yang telah ditetapkan.
Pada Program kerja audit internal, terdapat kegiatan audit yang dibagi dalam
beberapa tahap sebagai berikut :
1

Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa.

Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis


terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan diaudit. Survey
pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan berbagai
teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai
upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian
risiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik
audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah
survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di
lokasi unit yang diaudit (on site audit).

The Opening Conference

The opening Conference (Pertemuan Pendahuluan) dilakukan antara anggota tim


audit

internal

dengan

manajemen

perusahaan.

Pertemuan

ini

biasanya

diselenggarakan ditempat kerja auditee.

Peninjauan Lapangan (On-Site Tour)

On-site tour merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk meninjau lokasi atau
tempat dilakukan audit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan suatu gambaran
luas mengenai operasional perusahaan. Namun demikian, auditor internal harus
mengamati aktivitas operasional yang tidak biasa atau indikasi penyalahgunaan
fasilitas serta melihat sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Dalam hal ini, auditor
internal dapat melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk
memperoleh informasi secara jelas dan efektif. Dengan demikian, jelas bahwa
wawancara merupakan alat komunikasi yang sangat efektif dilakukan antara auditor
dan objek yang diaudit, sehingga auditor memperoleh informasi dengan cepat karena
terciptanya hubungan yang baik antara kedua belah pihak.

Mempelajari Dokumen (Study of Documents)

Study of Documents (Mempelajari Dokumen) yang dipilih memberikan dasar untuk


deskripsi tertulis dari kegiatan audit yang tercakup dalam file audit. Dokumen yang
diperiksa oleh auditor adalah dokumen yang digunakan klien dalam menyediakan
informasi untuk menuntun bisnis dalam suatu organisasi. Auditor internal akan
mempelajari dokumen tentang grafik organisasi, pernyataan tujuan organisasi,
gambaran kerja, dokumen kegiatan lain serta laporan-laporan relevan. Kunci dari
kegiatan ini dalah auditor internal dapat mengetahui bagaimana dokumen tersebut,
bagaimana cara menyimpannya dan bagaimana cara pengamanannya. Kegiatan ini
sangat berguna untuk mendeteksi perubahan-perubahan sistem pengendalian yang
telah dilakukan manajemen.

Menulis Uraian Kegiatan Auditan (Written Description Of The Auditee)

Auditor internal harus meengerti tentang kegiatan auditee dalam hal mengevaluasi
sistem pengendalian internal yang memadai. Written Description of the auditee
disimpan dalam file permanen yang dapat dimengerti dan memberikan referensi
untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal dan prosedur audit. Uraian dalam
catatan tertulis itu sebaiknya disusun dalam bentuk gabungan antara narasi, bagan
arus, dengan rangka sebagai berikut :
1
2
3
4

Tujuan kegiatan operasional auditan


Batasan-batasan lingkungan
Fungsi-fungsi dari komponen-komponen dalam organisasi
Sumber daya (jumlah dan klasifikasi tenaga kerja, arus kas, tanah, gedung dan

peralatan, sistem informasi dan sebagainya.


Aspek manajemen
Analytical Procedures

Analitycal Procedures (Prosedur Analitis) memberikan analisis laporan Singkat dari


rangkuman data kuantitatif yang mencakup laporan keuangan dan laporan kegiatan
lainnya. Saat pelaksanaan tinjauan prosedur analitis, auditor internal membandingkan
hasil nyata untuk aktivitas audit dari tahun ke tahun, contohnya membandingkan hasil

operasi dengan anggaran. Prosedur analitis digunakan untuk membandingkan dan


menghubungkan apakah account balances atau data yang lain relevan.
2

Penilaian Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)


Pada tahap ini dilakukan penelitian mengenai efektivitas pengendalian yang

perlu mendapat perhatian sebagaimana direncanakan pada tahap survei pendahuluan.


Hasilnya berupa simpulan mengenai kondisi pengendalian yang diuji, berupa
pernyataan mengenai keandalan sistem pengendalian. Kesimpulan tersebut digunakan
sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan pada tahap audit lanjutan melalui
penyusunan PKA Lanjutan. Penilaian SPM dilakukan pada tahap kedua dalam
kegiatan audit yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a
b
c

Memahami dan menganalisis sistem pengendalian manajemen


Pengujian Pengendalian (test of control)
Menaksir risiko pengendalian

Penjelasan umum tentang informasi yang dimuat dalam format PKA diatas :
1

Pendahuluan
Dalam PKA penilaian SPM, bagian pendahuluan ini berisi informasi tentang
hasil survei pendahuluan atas SPM auditan yang akan dievaluasi. Auditor harus
memperhatikan bagian ini terlebih dahulu untuk memahami latar belakang yang

berhubungan dengan prosedur dan teknik audit yang akan dilaksanakannya.


Tujuan Audit
Tujuan audit adalah sasaran yang ingin dicapai dari audit yang telah
diidentifikasi mengandung kelemahan dan yang memerlukan perbaikan. Tujuan
audit harus jelas, agar dapat menjadi pedoman bagi auditor untuk dikembangkan.
Auditor harus memahami tujuan audit ini dengan baik, karena langkah-langkah
kerja yang akan dilaksanakan harus diarahkan untuk mencapai tujuan dimaksud.
Pada saat membuat simpulan hasil audit, ia harus mengevaluasi apakah hasil dari
langkah-langkah kerjanya telah memenuhi tujuan audit yang ditetapkan. Apabila
tujuan audit tertentu masih belum tercapai, maka ia dapat menambah atau

mengganti suatu prosedur/teknik audit tertentu sesuai dengan keadaan, dengan


persetujuan ketua tim. Pada PKA Penilaian SPM, tujuan audit adalah menilai
keandalan SPM auditan yang akan dijadikan dasar bagi auditor untuk melakukan
3

perencanaan audit lanjutan dan pengembangan temuan hasil audit.


Langkah-Langkah Kerja Audit
Langkah-langkah kerja audit adalah perintah kerja kepada auditor dalam
melaksanakan audit. Biasanya merupakan instruksi yang ditulis dengan kalimat
perintah dengan menerapkan prosedur dan teknik-teknik audit. Contoh : amati,
bandingkan, evaluasi, konfirmasi dan lain-lain. Auditor dalam kaitan ini harus
melaksanakan prosedur dan teknik audit tertentu yang ditetapkan dalam PKA dan

menuangkan dalam KKA.


Dilaksanakan oleh
PKA sebagai printah kerja ditujukan kepada auditor yang ditugasi untuk

melaksanakan dan sarana pembagian tugas bagi tim.


Waktu yang dibutuhkan
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan prosedur dan teknik audit
yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan mendapatkan bukti audit dan

banyaknya jumlah bukti yang diperlukan.


Nomor KKA
Untuk memudahkan penelusuran pelaksanaan PKA ke bukti audit yang diperoleh
perlu disebutkan nomor KKA terkait. Setelah auditor menyelesaikan suatu
langkah kerja yang ditetapkan dalam PKA, lembar KKA diberikan nomor dan
dituliskan dalam PKA yang bersangkutan, sehingga dapat dengan mudah
diketahui bahwa suatu langkah kerja telah diselesaikan. Apabila hal ini dipatuhi
akan memudahkan Ketua Tim atau Pengendali Teknis dalam meriew dan
mengendalikan kegiatan audit.

KERTAS KERJA AUDIT (KKA)


Kertas kerja audit adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor
mengenai prosedur audit yang diterapkan, pengujian-pengujian yang dilaksanakan,
informasi yang diperoleh dan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat sehubungan
dengan auditnya. Kertas kerja audit harus meliputi semua informasi yang dipandang

perlu oleh auditor bagi pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung
laporan audit atau pendapat yang akan diberikan oleh auditor. Tujuan menyeluruh
dari pendokumentasian audit dalam bentuk kertas kerja adalah untuk membantu
auditor memberikan keyakinan memadai bahwa audit yang layak telah dilakukan
sesuai dengan standar auditing.
Contoh kertas kerja adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Program audit
Analisis
Memorandum
Representasi
Ikhtisar dari dokumen perusahaan
Daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor
Dapat berupa data yang disimpan dalam pitamagnetik, film atau media lain.

Tujuan Kertas Kerja Audit


Tujuan dari kertas kerja audit (KKA) adalah:
1.
2.
3.
4.

Mendukung pendapat auditor tentang rekomendasi terhadap perusahaan


Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya
Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit
Memberikan pedoman dalam audit berikutnya

Manfaat Kertas Kerja Audit


Manfaat utama dari kertas kerja audit (KKA) antara lain:
1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.
2. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para
pelaksana audit.
3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi.
5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya.

Syarat Penyusunan Kertas Kerja Audit


Penyusunan KKA oleh auditor harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
a. Lengkap
b. Bebas dari kesalahan
c. Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional
d. Sistematis, bersih, mudah dipahami, dan diatur dengan rapi
e. Memuat hal hal penting yang relevan dengan audit
f.

Mempunyai tujuan yang jelas

g. Sedapat mungkin hindari pekerjaan menyalin ulang


h. Dalam setiap kertas kerja harus mencantumkan kesimpulanhasil audit dan
komentar atau catatan reviewer.
Isi Kertas Kerja Audit
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan:
1. Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik
2. Pemahaman memedai atas pengendalian intern
3. Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan.
Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari perencanaan
sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiridari: program audit, hasil
pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis,memorandum, surat konfirmasi,
pernyataan dari klien, ikhtisar dan salinan/copy dari dokumen yang dikumpulkan,
daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor, draft laporan hasil audit, dan
sebagainya. Kertas kerja tidak hanya berwujud kertas, tetapi dapat pula berupa pita
magnetis, film, atau media yang lain. Kertas kerja berupa salinan/copy dokumen
auditi diberi cap COPY SESUAI ASLINYA, DIBERIKAN UNTUK AUDITOR
dan ditanda tangani/paraf oleh petugas/counterpart yang ditugaskan manajemen.

Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada KKA harus meliputi aspekaspek berikut:
1. Perencanaan
2. Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian
internal
3. Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, analisa yangdibuat dan
kesimpulan yang dicapai oleh auditor
4. Review atas KKA
5. Pelaporan hasil audit
6. Monitoring tindak lajut terhadap hasil audit.
Bentuk Kertas Kerja Audit
Bentuk KKA pada audit manajemen audit menekankan kepada bagaimana
menyiapkan temuan temuan audit untuk digunakan dalam penyusunan laporan audit.
a.

Pada Sampul ditulis Kertas Kerja Audit kemudian dibawahnya Nama Objek
audit, Program Aktivitas yang diaudit dan Periode Audit.

b. Halaman pertama berisi Daftar Isi


c. Halaman berikutnya daftar symbol audit, tembusan surat tugas, program kerja
audit dan kelompok-kelompok kertas kerja.
Isi dan pengelompokan kertas kerja disusun sebagai berikut :

Kelompok 1 AUDIT PENDAHULUAN, meliputi :

Subkelompok 1 : Program audit pendahuluan


Subkelompok 2 : Hasil audit pendahuluan, meliputi :
a.

Informasi umum tentang program/aktivitas yang diaudit

b. Penelaahan

berbagai

peraturan

dan

program/aktivitas yang diaudit


c. Ikhtisar hasil temuan audit pendahuluan

kebijakan

yang

berkaitan

dengan

Kelompok

REVIEW

DAN

PENGUJIAN

PENGENDALIAN

MANAJEMEN, meliputi :
Subkelompok 1 : Program kerja audit atas review dan pengujian pengendalian
manajemen termasuk ICQ yang digunakan.
Subkelompok 2 : hasil audit atas review dan pengujian pengendalian manajemen,
meliputi :
a.

Penelaahan terhadap berbagai peraturan dan kebijakan yang berlaku pada objek
audit

b. Ikhtisar hasil temuan audit atas review dan pengujian pengendalian manajemen

Kelompok 3 AUDIT LANJUTAN, meliputi :

Subkelompok 1 : Program kerja audit lanjutan


Subkelompok 2 : Hasil audit lanjutan, terdiri atas :
a. Pengembangan temuan
b. Daftar temuan dan rekomendasi

a
b

Kelompok 4 LAPORAN HASIL AUDIT, meliputi :


Konsep laporan hasil audit dan tembusan laporan audit.
Pengorganisasian Kertas Kerja Audit

PENGORGANISASIAN KERTAS KERJA AUDIT


Pengelompokkan KKA harus didasarkan pada sasaran utama atau sub
subtujuan audit yang telah ditetapkan. KKA pada audit manajemen mengelompokkan
bukti bukti yang diperoleh sesuai dengan elemen tujuan audit.
PRINSIP PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT

Faktor-Faktor Yang harus Diperhatika Oleh Auditor Dalam Pembuatan Kertas Kerja
Yang Baik.
Kecakapan teknis dan keahlian professional seorang auditor harus independen
akan tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya dan dapat menghasilkan kertas kerja
yang bermanfaat, untuk memenuhi tujuan ini ada 5 faktor yang harus diperhatikan:
1. Lengkap
Kertas kerja dikatakan lengkap apabila memenuhi dua syarat berikut ;

Berisi semua informasi pokok


Tidak memerlukan penjelasan lisan sebagai tambahan
2. Teliti
Kertas kerja yang dibuat auditor harus bebas dari kesalahan, baik kesalahan
penulisan maupun kesalahan dalam penjumlahan. Untuk itu, pembuatan kertas
kerja harus dilakukan secara cermat dan teliti

3. Ringkas
Kertas kerja dikatakan ringkas apabila hanya berisi informasi pokok dan relevan
dengan tujuan pemeriksaan. Dengan demikian penyajian kertas kerja dapat ringkas
tetapi tetap dapat dimengerti
4. Jelas
Auditor harus menggunakan istilah istilah yang tidak menimbulkan pengertian
ganda. Auditor harus menyajikan kertas kerja secara sistematis.
5. Rapi
Kerapian kertas kerja akan mempermudah pemahaman terhadap kertas kerja
tersebut. Dengan demikian, auditor dengan mudah dapat memperoleh informasi
yang diperlukan dari kertas kerja tersebut.
Susunan Dan Pengarsipan Kertas Kerja Audit
1. Susunan Kertas Kerja
Akuntan senior yang akan mereview kertas kerja biasanya menghendaki susunan
kertas kerja dalam urutan berikut ini:

Daftar laporan audit


Laporan keuangan auditan
Ringkasan informasi bagi reviewer
Program auditan
Laporan keuangan atau lembaga kerja yang dibuat oleh klien
Ringkasan jurnal adjustment
Working trial balance
Skedul utama
Skedul pendukung
2. Pengarsipan Kertas Kerja
Untuk memudahkan akses dan pemeliharaannya, dokumen KKA perlu dipilah
dalam beberapa kategori, pada umumnya terdapat empat kategori berkas KKA,
yaitu:
a. Berkas permanen
Berkas permanen berisikan data/informasi yang diperlukan oleh auditor
untuk memahami gambaran umum audit. Dilihat dari dimensi wakt, informasi
yang dimasukkan kedalam berkas permanen adalah informasi yang relatif tidak
sering berubah.dengan adanya berkas permanen, auditor tidak perlu meminta
informasi tersebut pada audit setiap tahun atau setiap kali akan melaksanakan
audit. Jenis informasi yang dimaksudkan dalam berkas permanen antara lain
meliputi : data organisasi audit, kebijakan dan prosedur operasi, kebijakan
akuntansi dan pengendalian internal, dan informasi administratif berkaitan
dengan penugasan audit. Data organisasi meliputi : struktur organisasi dan
uraian tugas, sejarah dan uraian pokokdan fungsi audit, daftar lokasi unit-unit
dibawah organisasi audit, kontrak dan perjanjian penting (jika ada),daftar
personil kunci, daftar pihak yang mempunyai hubungan istimewa, serta
ketentuan hukum dan perundan-undangan terkait.
b. Berkas berjalan
Berkas berjalan berisikan informasi yang berkaitan dengan audit yang
sedang dilakukan atau audit yang baru lalu. Terdapat dua sub klasifikasi untuk

informasi yang dimaksukkan dalam berkas berjalan, yaitu: berkaas umum dan
berkas analisis
Berkas umum terdiri atas : surat penugasan audit, informasi umum, hasil
pertemuan awal, program audit, manajemen waktu audit, ikhtisar temuan audit,
draf laporan audit, tanggapan audit, pertemuan akhir dan tindak lanjut hasil
audit
Berkas analisis, memuat dokumentasi rinci atas proses pengumpulan dan
pengujian bukti audit untuk masing-masing data yang dicakup dalam penugasn
audit.
c. Berkas lampiran
Berkas ini Berkas ini berisikan lampiran data, catatan dan dokumen yang
menjadi data mentah bagi proses pengujian bukti audit. Informasi mengenai
proses dan hasil pengujiannya sendiri dimasukkan dalam berkas audit analisis
d. Berkas khusus
Berkas ini berisikan informasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Sebagian besar informasi ini berkaitan dengan indikasi kecurangan yang perlu
ditindak lanjuti dengan pemeriksaan khusus. Kertas kerja audit harus disusun
dalam satu berkas dan diserahkan oleh ketua tim kepada sub bagian tata usaha
wilayah untuk diarsipkan

DAFTAR PUSTAKA
Yuliakurnia.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html?m=1
Anhyfreedom.

2013.

Survey

Pendahuluan

Internal

Audit.

Tersedia

di

http://anhyfreedom.blogspot.com/. Diakses : 30 Maret 2015 pukul 18.32.


Bajariah. 2013. Program Kerja Audit. Tersedia di http://bajariah.blogspot.com/.
Diakses : 30 Maret 2015 pukul 18.30.
BPKP. 2008. Teknik Penilaian Sistem Pengendalian Manajemen dan Penyusunan
Program Kerja Audit. Tersedia di http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/. Diakses :
30 Maret 2015 pukul 18.00.
Kumaat,Valery G. 2011. Internal Audit. Jakarta : Erlangga.
Sri Kustono,Alwan. 2009. Pengauditan Manajemen. Surabaya: Litera Media Center.
http://nurhayati-willa.blogspot.com/p/blog-page.html
http://masphatar.blogspot.com/2013/03/kertas-kerja-dalam-audit.html
http://zetzu.blogspot.com/2010/10/kertas-kerja-audit.html
file:///D:/Materi%20S1/PM/Fandy%20Fendo%20%20TUGAS
%204%20AUDITING%20I_KERTAS%20KERJA%20AUDIT.htm
jbptunikompp-gdl-ellysuhaya-18683-8
https://lindasyaifullah04.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai