PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia,merupakan hal
yang mendukung munculnya pabrik-pabrik industri sebagai pengolah
bahan mentah untuk kemudian diolah dengan sedemikian rupa menjadi
barang setengah jadi maupun barang siap pakai, untuk selanjutnya akan
dikonsumsi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan. Saat ini, usaha tahu
di Indonesia rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana,
sehingga tingkat efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku)
dirasakan masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi.
Kegiatan industri tahu di Indonesia didominasi oleh usaha-usaha
skala kecil dengan modal yang terbatas. Sumber daya manusia yang
terlibat pada umumnya bertaraf pendidikan yang relatif rendah, serta
belum banyak yang melakukan pengolahan limbah. Industri tahu dalam
proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat maupun
cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan.
Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan,
pengepresan dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang
dihasilkan sangat tinggi.
Limbah cair industri pangan mengandung bahan organik yang
tinggi, bila dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu akan
menimbulkan dampak negatif berupa penurunan kualitas badan air
penerima. Kandungan bahan organik dalam limbah industri pangan
memiliki bahan organik yang tinggi dan dapat bertindak sebagai sumber
makanan untuk pertumbuhan mikroba. Dengan pasokan makanan yang
berlimpah, mikroorganisme akan berkembang biak dengan cepat dan
mereduksi oksigen terlarut yang terdapat dalam air.
Limbah cair tahu dengan karakteristik mengandung bahan organik
tinggi, suhu mencapai 40oC-46oC, kadar BOD5 (6.000-8.000 mg/1), COD
(7.500 14.000 mg/1), TSS dan pH yang cukup tinggi pula. Jika langsung
dibuang ke badan air, maka akan menurunkan daya dukung lingkungan.
Sehingga industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang
bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada. Gas-gas
yang biasa ditemukan dalam limbah tahu adalah gas nitrogen (N2).
Oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida
(CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi
bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan (Herlambang,
2002, 15-17).
Dalam jumlah produksi yang sangat besar tiap harinya akan
menghasilkan sisa sisa hasil dari proses pengolahan yang tidak terpakai.
Sisa-sisa inilah (limbah) bila terakumulasi dalam jangka waktu yang lama
dapat mencemari lingkungan bila tidak ada penanganan khusus.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran mengenai proses pengelolaan limbah
tahu.
2. Untuk mengetahui bentuk limbah yang dihasilkan oleh produksi tahu.
3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan limbah tahu.
4. Untuk mengetahui gangguan yang ditimbulkan apabila limbah tahu
yang tidak diolah dibungan langsung kelingkungan.
C. Manfaat
1. Memahami proses pengolahan limbah tahu
2. Memahami pemanfaatan limbah tahu sehingga tidak menjadi limbah
yang mencemari lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Limbah
Menurut Udin Djabu (1991) yang disebut air limbah adalah air
yang bercampur zat- zat padat ( dissolved dan suspended ) yang berasal
dari buangan kegiatan rumah tangga, pertanian, perdagangan dan industri.
Sedangkan menurut Azrul Azwar (1983) mendefinisikan air limbah adalah
air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia dan atau hewan dan lazimnya muncul
karena hasil perbuatan manusia.
1. Sumber Air Limbah
a. Air buangan rumah tangga.
Air buangan ini biasanya dihasilkan dari aktifitas manusia yang
terdiri dari ekskreta,air cucian,air mandi/ wc,air buangan dapur dan
lainnya.
b. Air buangan perdagangan
Air buangan yang dihasilkan dari aktifitas hotel, pasar, tempat
ibadah,restoran dan lainnya.
c. Air buangan industry
Air buangan industri biasanya memiliki kandungan zat yang
komplek karena hasil buangan dari proses industri. Biasanya
mengandung zat organik, logam berat,minyak,zat pewarna, sulfida
ammonia yang bersifat racun sehingga memerlukan penanganan
yang khusus. (haryanto Kusnoputranto, 1983)
2. Komposisi Air Limbah
Komposisi air limbah sebagian besar terdiri dari air (99,9%) dan
sisanya terdiri dari partikel-partikel padat terlaraut (dissolved solid)
dan tidak terlarut (suspended solid) sebesar 0,1%. Partikel-partikel
padat dari zat organik ( 70%) dan zat anorganik (( 30%). Zat-zat
organik terdiri dari protein ( 65%), karbohidrat ( 25%),lemak (
25%). (Udin Djabu, 1991).
B. Pengolahan Limbah Tahu
Air limbah tahu adalah buangan yang mengandung unsur nabati yang
mudah membusuk. Secara fisik dan kimia apabila dibiarkan dilingkungan
akan mencemari lingkungan sekitarnya. Secara umum penanganan air
buangan yang banyak mengandung zat organik dilakukan dengan cara:
1. Cara fisika
dalam
pengelolaan
air
limbah
tahu.
Bak-bak
penampungan tersebut ada yang dibuat sistem kedap udara/ rapat udara
dan ada yang sistem terbuka. Bak sistem kedap udara dengan proses
anaerobik yang dapat menghasilkan gas alami (bio gas) yang
kemudian ditampung dengan drum kemudian gas tersebut disalurkan
melalui selang ke dapur yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
memasak.
4
tahu, biasanya berwarna kuning muda dan apabila diperam dalam satu
hari akan berasa asam.
2. Warna
Warna air buangan transparan sampai kuning muda dan disertai
adanya suspensi warna putih. Zat terlarut dan tersuspensi yang
mengalami penguraian hayati dan kimia akan berubah warna. Hal ini
merupakan proses yang merugikan, karena adanya proses dimana
kadar oksigen didalam air buangan menjadi nol maka air buangan
berubah menjadi warna hitam dan busuk.
3. Bau
Bau air buangan industri tahu dikarenakan proses pemecahan
protein oleh mikroba alam. Bau sungai atau saluran menyengat apabila
disaluran tersebut sudah berubah an aerob. Bau tersebut adalah
terpecahnya penyusun dari protein dan karbohidrat sehingga timbul
bau busuk dari gas H2S.
4. Kekeruhan
Padatan yang terlarut dan tersuspensi dalam air limbah pabrik tahu
menyebabkan air keruh. Zat yang menyebabkan air keruh adalah zat
organik atau zat-zat yang tersuspensi dari tahu atau kedelai yang
tercecer atau zat organik terlarut yang sudah terpecah sehingga air
limbah berubah seperti emulsi keruh.
5. BOD
Padatan yang terdapat dalam air buangan terdiri dari zat organik
dan zat an organik . Zat organik tersebut misalkan protein,
karbohidrat,lemak dan minyak. Protein dan karbohidrat biasanya lebih
mudah terpecah secara proses hayati menjadi amoniak, sulfida dan
asam- asam lainnya. Sedangkan lemak lebih stabil terhadap
pengrusakan hayati, namun apabila ada asam mineral dapat
menguraikan asam lemak menjadi glicerol. Pada limbah tahu adanya
lemak ditandai banyak zat-zat terapung berbentuk skum. Untuk
mengetahui berapa besarnya jumlah zat organik yang terlarut dalam air
limbah tahu dapat diketahui dengan melihat besarnya angka BOD ( bio
7
diolah menjadi
kompos
dan
dihasilkan
dari
proses
tersebut. Akibat-akibat
yang
sekitarnya.
Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena
penyakit gatal-gatal dan diare.
9
3) Asap dari pengolahan tahu, asap dari sekam padi yang sering
bahan
baku
tahu
yang
mengandung
ammonia.
10
Perombakan
(degradasi)
11
limbah
cair
organik
akan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada proses pengolahan tahu akan dihasilkan limbah berupa ampas
tahu yang apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan bau tidak
sedap. Ampas tahu masih mengandung zat gizi yang tinggi yaitu
protein (26.6%), lemak (18.3%), karbohidrat (41.3%), fosfor (0.29%),
kalsium (0.19%), besi (0.04%), dan air (0.09%). Oleh karena itu masih
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar atau
campuran pada proses pengolahan pada produk tertentu.
2. Pengolahan limbah tahu dapat dilakukan dengan penerapan prinsip 3R
yaitu :
14
a.
biologi.
b. Reuse dengan cara limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan
tahu dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak.
c. Recycle yaitu Larutan bekas pemasakan dan perendaman dapat
didaur ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal
kedelai.
3. Pengolahan tahu akan mempengaruhi kesehatan warga sekitar
dikarenakan pencemaran, seperti pencemaran air, udara dan tanah
yang dihasilkan dari proses tersebut.
4. Limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas dan
air tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang
bermanfaat. Pemanfaatan limbah cair tahu menjadinata de soya
daabon merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan
baku ampas tahu.
B. Saran
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif,
misalnya dengan tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan
membuang limbah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya
diberantas dengan memberlakukan peraturan peraturan yang diterapkan
di lingkungan masing masing secara konsekuen. Limbah industri
hendaknya dibuang pada wadah yang telah di sediakan. Masyarakat di
sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan perlu
memahami mengenai pemanfaatan sungai, agar sungai tidak lagi
dipergunakan sebagai tempat pembuangan limbah. Peraturan pembuangan
limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya
dijatuhi hukuman.Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan
teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air
buangan baru bisa di alirkan ke sungai. Dengan demikian akan tercipta
sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
15
16