Anda di halaman 1dari 1

TRADISI MASANGIN

MELEWATINYA, KEINGINAN TERWUJUD!


Senja segera menguasai Jogja dalam warna emasnya yang mengajak warga di kota tercinta ini
untuk rehat dari rutinitas. Angin berembus pelan, sepoi menerpa wajah wajah penuh keceriaan di
salah satu tempat yang ramai namun magis. Di Alun alun Kidul inilah muda mudi, tua muda,
berkumpul merayakan kegembiraan bersama.
Aturan Masangin sederhana: Santap Mania musti menutup kedua mata dengan slayer atau kain
batik dan berjalan untuk menembus area di antara dua pohon beringin yang berada di tengah
Alun alun Kidul. Barang siapa yang mampu melewatinya, segala keinginan akan terwujud! Wah,
Santap Mania yang pengin segera dapat jodoh bisa nggak ya terkabul doanya .
Syaratnya satu: punya hati yang tulus. Konon, seseorang yang memiliki hati bersih akan mampu
menembus antara dua beringin tanpa berbelok, bergeser kanan atau kiri, dan fokus meraih target.
Percaya tidak dengan permainan Masangin ini?
MASANGIN TEMPO DULU
Masangin dari waktu ke waktu bertransformasi jadi seperti sekarang ini. Awal muasalnya, Alun
alun Kidul merupakan sebuah tempat para abdi dalem, prajurit beserta anak buahnya
melaksanakan berbagai acara seperti Perayaan Penyambutan Lailatul Qadar pada bulan puasa
bagi kaum Muslim. Pula di sini ritual topo bisu dan berkeliling benteng dilakukan pada 1 Sura
atau ulang tahun berdirinya Keraton Jogja. Warga Jogja pun tumplek bergabung merayakan
tradisi keraton yang sarat makna ini.
Nah, masangin merupakan salah satu bagian dari acara tersebut yang dipercaya sebagai sarana
ngalap berkah atau simbol permohonan pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar melingkupi Jogja
dengan keamanan dan kenyamanan. Masangin dianggap masyarakat Jogja sebagai tolak bala
agar kekuatan musuh yang dapat menggerogoti kekuasaan Keraton Jogja bisa lumpuh.

Anda mungkin juga menyukai