Anda di halaman 1dari 184

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :

Aditya Nugraha Putra


NIM : 109084000070

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap

: Aditya Nugraha Putra

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta Pusat, 16 Oktober 1991


3. Jenis Kelamin

: Laki-Laki

4. Agama

: Islam

5. Alamat

: Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118,


Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat

6. Telepon

: 08998276783/085717227852/02191897054

7. Email

: putraaditya@yahoo.com

B. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Aulia Bekasi, 1995-1997
2. SDN Mustika Jaya 2 Bekasi, 1997-2003
3. SMPN 26 Bekasi, 2003-2006
4. SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, 2006-2009
C. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. 2006-2007

Kursus Bahasa Inggris di LPIA, Bekasi

2. 2006-2009

Latihan Tae Kwon Do, Bekasi

3. 2008-2009

Kusus BKB Nurul Fikri, Bekasi

4. 2011-2012

Kursus Bahasa Arab di Lughatuna Language Center, Bekasi

vi

D. LATAR BELAKANG KELUARGA


1.

Ayah

: Sencoko

2.

Ibu

: Paryati

3.

Alamat

: Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118,


Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat

4.

Telepon

: 08567699825

5.

Anak ke

: 1(satu) dari 2 (dua) bersaudara

vii

ABSTRACT
The study was backed by the excellent potential of the phenomenon by
the classification as well as the County/city in the Yogyakarta special region
province have not been identified and utilized optimally for the development
of construction. This study aims to find out and analyse sectors base/top
which has a competitive advantage and specialization in each
kabupaten/kota, as well as determine priority regions and sectors of the
typology of the base for the development of the construction of Regency/city.
The Data used in this study is secondary data in the period 20062010. Data sourced from BPS Province BPS regency/town in Province of
DIY, and also Bappeda Province of DIY. The Analysis Model used the
analysis of LQ, Shift-Share, Typology Klassen and growth Ratio Model
(MRP).
The results of this research concluded that the district/city has the
potential of each according to its condition. Agricultural Sector, mining and
quarrying Sector, manufacture sevtor, and services sector still represent
dominant bases sector because its 3 regency have bases / pre-eminent in this
sector; While other sectors varied. The electricity, gas and clean water, and
transportation and communication sector only owned by Yogyakarta Town as
well as the city of the most numerous having sector basis same as district
sleman ( 5 sector base ).
The city of Yogyakarta which are classified into fast forward and fastgrowing. Then the Sleman Regency which are classified into fast-growing
areas. Three other regencies terklasifikasi into the relative left behind. from
the results of the analysis of LQ, Shift-Share, Klassen thypology and sectoral
growth Typology can be determined regency/city priority development sectors
flagship owned. Yogyakarta city and Regency of gunung Kidul have first
priority to the development of all sectors of the area of the base.

Keywords: GDP, Location Analysis and Shift Share Quetiont. Priority


Development

viii

ABSTRAK
Studi ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena potensi unggulan serta
klasifikasi daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum
teridentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan
pembangunan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektorsektor basis/unggulan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di
masing-masing kabupaten/kota, serta menentukan tipologi daerah dan prioritas
sektor basis guna pengembangan pembangunan kabupaten/kota.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam kurun
waktu tahun 2006-2010. Data bersumber dari BPS Provinsi, BPS kabupaten/kota.
Serta Bappeda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Model analisis yang
digunakan yakni Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Klassen serta Model Rasio
Pertumbuhan (MRP).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kabupaten/kota mempunyai
potensi masing-masing sesuai dengan kondisinya. Sektor Petanian, Sektor
pertambangan dan penggalian, sektor Industri pengolahan serta sektor jasa-jasa
merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi DIY karena 3 Kabupatennya
mempunyai basis/unggulan di sektor ini; sedangkan sektor lainnya bervariasi
khusus sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi
hanya dimiliki Kota Yogyakarta sekaligus sebagai Kota yang paling banyak
memiliki sektor basis sama seperti Kabupaten Sleman (5 Sektor basis).
Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi daerah cepat maju dan cepat
tumbuh. Kemudian Kabupaten Sleman yang masuk dalam Tipologi daerah
berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya masuk dalam tipologi daerah relative
tertinggal. Dari hasil analisis LQ, Shift-Share, Tipologi daerah dan pertumbuhan
sektoral dapat ditentukan kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan
sektor-sektor unggulan yang dimiliki. Kota Yogyakarta dan Kabupaten gunung
Kidul mempunyai prioritas pertama untuk pengembangan wilayah atas semua
sektor basis yang dimilikinya.

Kata kunci : PDRB, Analisis Location Quetiont dan Shift


Pembangungan

ix

Share, Prioritas

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Allah Taala yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayangNya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shollallahualaihi Wassalam sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi
ummatnya dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan
skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan
dibalas oleh Allah Taala dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus,
apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada:
1. Ayahanda Sencoko dan Ibunda Paryati atas doa dan kasih sayang yang tidak
terbatas kepada peneliti hingga saat ini. Banyak hal yang sampai saat ini tidak
dapat peeneliti berikan untuk mereka. Semoga Allah Taala selalu menyayangi
keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan mengarahkan penulis
selama penulisan skripsi.
3. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang
telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih bapak
atas jasa dan support serta selama ini sangat baik kepada saya, mudah ditemui,
mudah.

4. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada Bapak Lukman, Bapak Darmajaya, dan Ibu Utami Baroroh penguji
ujian komprehensif yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan soal
dan juga nilainya.
7. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati khususnya Ibu Siska dan Bapak Ajis
yang telah membantu penulis dalam hal hal akademik sehingga dapat
dilancarkan segala urusan penulis saat ini
8. Bonita dan Chandra sebagai adikki paling teramat banyak bantuannya sampai
sampai tidak

dapat

disebutkan apa

saja

yang

sudah diberikannya

olehnya,terima kasih.
9. Keluarga besar IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) seluruh
angkatan, khususnya angkatan 2009 : kelas B yaitu Gery, Raihan, Udin, Aziz
dan semua teman dari kelas B yang lain.
Kami berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan
referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para
pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.
Jazkumullah Khoiron.
Bekasi, Mei 2013

Aditya Nugraha Putra

xi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
I
HALAMAN PERSETUJUAN ....
II
HALAMAN PERNYATAAN .
III
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
VI
ABSTRACT . VIII
ABSTRAKSI ...
IX
KATA PENGANTAR . ...
X
DAFTAR ISI ...
XII
DAFTAR TABEL .. XVII
DAFTAR GAMBAR ..
XIX
DAFTAR LAMPIRAN ...
XX
BAB I :

BAB II :

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ...

B. Perumusan Masalah ........................................................

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................

11

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ...

13

1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah ............

13

a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

13

b. Teori Lokasi ..

14

c. Teori Tempat Sentral

16

d. Teori Kausasi Kumulatif ...

16

e. Model Daya Tarik (Attraction) .

17

2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah ...

17

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah

18

a. Teori Adam Smith

18

b. Teori Whilt Whitman Rostow ..

19

xii

BAB III :

c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional ...

19

d. Teori Thomas Robert Malthus ..

20

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...

21

5. Analisis Shift-Share ...

22

6. Tipologi Ekonomi Regional ..

23

B. Penelitian Sebelumnya ....................................................

24

C. Kerangka Berpikir ...........................................................

29

METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................

31

B. Metode Penentuan Sampel .

32

C. Metode Pengumpulan Data .............................................

32

1. Field Research ...........................................................

32

2. Library Research .......................................................

33

D. Metode Analisis ..............................................................

33

1. Analisis Location Quotient (LQ) ...............................

33

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ..............

35

3. Analisis Overlay.........................................................

37

4. Analisis Shift-Share (S-S) .........................................

40

5. Penentuan Tipologi Daerah........................................

44

6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan


Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta .....

46

E. Operasional Variabel Penelitian .....................................

47

1. Potensi Ekonomi ........................................................

47

xiii

BAB IV :

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...............

47

3. Pertumbuhan Ekonomi ..............................................

48

4. Pendapatan Perkapita .................................................

48

5. Sektor-Sektor Ekonomi .............................................

48

6. Kegiatan Ekonomi......................................................

49

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ...

50

1. Pembentukkan Provinsi DIY .....................................

50

2. Letak Geografis .........................................................

50

3. Demografi ..................................................................

52

4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY ........................

53

B. Pembahasan .

57

1. Sektor-Sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota 57


a. Sektor Pertanian ....................................................

57

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian ..................

59

c. Sektor Industri Pengolahan ...................................

60

d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ......................

61

e. Sektor Bangunan ...................................................

62

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .............

63

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................

64

h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

65

i. Sektor Jasa-Jasa ....................................................

66

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ..

68

xiv

a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo ................

70

b. Analisis MRP Kabupaten Bantul ..........................

71

c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul .............

72

d. Analisis MRP Kabupaten Sleman ........................

74

e. Analisis MRP Kota Yogyakarta ...........................

75

3. Hasil Analisis Shift-Share Tentang Keunggulan Komparatif


dan Spesialisasi ..........................................................

78

4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY


...................................................................................

83

5. Prioritas Wilayah Untuk Pengembangan Pembangunan

86

a. Prioritas Sektor Pertanian .....................................

86

b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian

87

c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan ....................

88

d. Prioritas Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ........

88

e. Prioritas Sektor Bangunan ....................................

88

f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

89

g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ..

90

h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa


Perusahaan ....................................
i. Prioritas Sektor Jasa
BAB V :

90
91

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ....................................................................

95

B. Saran ...............................................................................

97

xv

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

99

LAMPIRAN

101

xvi

DAFTAR TABEL
No

Keterangan

Halaman

1.1

Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se


Jawa Tahun 2010

Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan


Ekonomi Provinsi se Jawa Tahun 2004 dan 2008 Atas Dasar
Harga Konstan 2000

PDRB
dan Laju
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut
Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan
2000

2.1

Tipologi Daerah

24

2.2

Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010

26

4.1

Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010

51

4.2

Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi


DIY Tahun 2008-2010

52

Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas


Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase)

54

Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2010


(persentase)

55

PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB


Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY
Tahun 2010

56

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor


Pertanian Tahun 2005-2010

58

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor


Pertambangan dan Penggalian Tahun 2005-2010

60

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor


Industri Pengolahan Tahun 2005-2010

61

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor


Listrik, Gas, dan Air Bersih Tahun 2005-2010

62

4.10 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor


Bangunan Tahun 2005-2010

63

4.11 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

64

1.2

1.3

4.3
4.4
4.5

4.6
4.7
4.8
4.9

xvii

Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2005-2010


4.12 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2005-2010

65

4.13 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor


Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010

65

4.14 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor JasaJasa Tahun 2005-2010

67

4.15 Hasil Kompilasi Analisis LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010

68

4.16 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon


Progo Tahun 2005-2010

71

4.17 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul


Tahun 2005-2010

72

4.18 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung


Kidul Tahun 2005-2010

74

4.19 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman


Tahun 2005-2010

75

4.20 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kota


Yogyakarta Tahun 2005-2010

76

4.21

Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan


Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta

82

Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY


Periode 2005-2010

86

4.23 Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010

87

4.24 Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat


dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan
Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

87

4.25 Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis


LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral
Tahun 2005-2010

88

4.26 Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010

89

4.22

xviii

4.27 Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dilihat


dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan
Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

90

4.28 Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa


Perusahaan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi
Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

91

4.29 Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010

91

4.30 Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi


DIY Tahun 2005-2010

92

xix

DAFTAR GAMBAR
No

Keterangan

Halaman

2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

30

3.1

Klasifikasi Tipologin Klassen

45

4.1

Peta Pulau Jawa

51

4.2

Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010

85

xx

DAFTAR LAMPIRAN
No

Keterangan

Halaman

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000


Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)

101

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan


2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)

102

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan


2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun
2005 2010 (Juta Rupiah)

103

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan


2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)

104

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan


2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun
2005 2010 (Juta Rupiah)

105

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan


2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005
2010 (Juta Rupiah)

106

VII

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Kulon Progo

107

VIII

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bantul

110

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Gunung


Kidul

113

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sleman

116

XI

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta

119

XII

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten


Kulon Progo

122

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten


Bantul

125

II

III

IV

VI

IX

XIII

xxi

XIV

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten


Gunung Kidul

128

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten


Sleman

131

XVI

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta

134

XVII

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi


DIY

137

XVIII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan


Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo

140

XV

XIX

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan


Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul

144

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan


Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul

148

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan


Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman

152

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan


Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta

156

XXIII Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi


DIY (Pertumbuhan %)

160

XX

XXI

XXII

xxii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan nasional di negara-negara yang mayoritas penduduknya
muslim pada umumnya terfokus pada pembangunan ekonomi dengan
memprioritaskana upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan yang
menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat berkaitan
erat dengan peningkatan kualitas dan standar hidup yang diukur antara lain
melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional dan Produk
Domestik Regional Bruto pada tingkat daerah baik provinsi, kabupaten
maupun kota.
Indonesia

yang

masyarakatnya

mayoritas

Muslim melaksanakan

pembangunan tidak terlepas dari pandangan tersebut. Pembangunan nasional


harus memperhatikan kondisi masyarakat (mayoritas Muslim). Namun
demikian tetap harus memperhatikan minoritas yang sama-sama mempunyai
hak dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, pembangunan nasional
juga harus memperhatikan kondisi daerah-daerah diseluruh Indonesia karena
pembangunan daerah tidak bisa disamaratakan dengan alasan perbedaan
karakteristik, budaya, keadaan sosial dan sebagainya. Maka dari itu,
keberhasilan pembangunan nasional bisa terlihat dari pembangunan daerahdaerah yang ada.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor


swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut (Arsyad, 2002:108). Masalah pokok dalam pembangunan daerah
terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang
didasarkan

pada

kekhasan

daerah

yang

bersangkutan

(endogenous

development) dengan menggunakan potensi sumberdaya fisik secara lokal


(daerah). Dengan perencanaan yang baik dan kebijakan yang tepat akan
mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi daerah tersebut. Todaro
mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga
nilai pokok yaitu berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memilih. Namun begitu harus diperhatikan
bahwa pembangunan ekonomi tanpa pembangunan moral masyarakatnya dari
sisi agama akan menjadi salah satu penyebab tidak berkembangnya
pembangunan tersebut.
Sudah dua belas tahun Indonesia menghadapi perubahan kondisi
pembangunan secara keseluruhan. Pemerintahan dan pembangunan diseluruh
Indonesia sudah memasuki otonomi daerah yang memiliki hakikat bahwa
pengelolaan pembangunan diserahkan oleh pemerintah pusat
pemerintah daerah.

kepada

Perubahan sistem pemerintahan dan pengelolaan

pembangunan daerah serta terjadinya globalisasi kegiaatan ekonomi tersebut


tentunya akan menimbulkan perubahan yang cukup drastis dalam pengelolaan

pembangunan daerah. Pola pembangunan daerah yang selama ini cenderung


seragam mulai berubah dan bervariasi. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi
daerah tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang dialami oleh
daerah yang bersangkutan (Sjafrizal, 2008:229).
Arsyad (2002) mengatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja
(job creation). Jika dilihat dari kemakmuran suatu daerah, maka daerah satu
tidak akan sama dengan daerah yang lainnya walaupun dalam satu provinsi.
Kaum klasik berpandangan bahwa daerah yang memiliki atau kaya SDA akan
lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan daerah yang miskin
SDA (Emilia, 2006). Perbedaan SDA tersebut merupakan modal awal dalam
pembangunan

yang

selanjutnya

harus

terus

dikembangkan.

Selain

mengandalkan SDA yang ada dibutuhkan juga sinergi dengan faktor-faktor lain
sepeti SDM yang mengelola SDA, teknologi sebagai alat tools untuk
mengelola SDA. Sehingga akan dihasilkan barang dan jasa yang baik dan
berkualitas, yang akhirnya berdampak pada pendapatan daerah tersebut.
Seketika tejadi multiplier effect dalam kegiatan perekonomian dan perputaran
uang akan terjadi.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai salah satu provinsi yang ada
di pulau Jawa, merupakan provinsi terkecil kedua di pulau Jawa setelah DKI

Jakarta bila ditinjau dari segi luas wilayah. DIY mempunyai luas wilayah
sebesar 3185,80 km2 sedangkan provinsi DKI Jakarta hanya sebesar 664,01
km2, provinsi yang paling besar luas wilayahnya di pulau jawa yaitu Jawa
Timur dengan luas wilayah 47.799,75 km2, kemudian provinsi Jawa Barat
dengan luas wilayah sebesar 35.377,76 km2 dan provinsi Jawa Tengah
mempunyai luas wilayah 32800,69 km2 serta provinsi Banten yang memiliki
luas wilayah sebesar 9.662,92 km2. Namun demikian dengan luas wilayah yang
relatif kecil DIY memiliki jumlah penduduk yang tidak banyak yaitu sebesar
3.457.491 jiwa berbeda jauh dengan propinsi DKI Jakarta dengan luas wilayah
yang kecil dengan jumlah penduduk sebanyak 9.607.787 jiwa, seperti yang
terlihat dalam Tabel 1.1 berikut:
Tabel.1.1.
Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se-Jawa
Tahun 2010
Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
2
(km )
(jiwa)
1
DKI Jakarta
664,01
9.607.787
2
Jawa Barat
35.377,76
43.053.732
3
Banten
9.662,92
10.632.166
4
Jawa Tengah
32.800,69
32.382.657
5
DIY
3185,80
3.457.491
6
Jawa Timur
47.799,75
37.476.757
Sumber data: BPS-Statistik Indonesia 2011
Provinsi DIY mempunyai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
No

Wilayah

yang paling rendah yakni hanya sebesar Rp. 5009 milyar pada tahun 2004 dan
tahun 2008 sebesar Rp. 19.212,5 milyar atau berada diurutan paling bawah
setelah Provinsi Banten dengan PDRB-nya sebesar Rp. 68.802,9 milyar tahun
2008 dan Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 168.034,5 milyar pada tahun
2008. Laju pertumbuhan ekononomi DIY sebesar 5,03%, jauh dari laju
4

pertumbuhan provinsi lainnya di pulau jawa seperti Jawa Barat dengan 6,21%
dan DKI Jakarta dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,23%. Hal inilah yang
harus dilakukan Pemda DIY untuk meningkatkan pertumbuhan agar tidak
tertinggal jauh dari provinsi lainnya seperti ditunjukkan dalam tabel.1.2.

Tabel.1.2.
Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan ekonomi
Propinsi se Jawa tahun 2004 dan 2008 atas dasar harga konstan 2000
PDRB
Thn 2004
No
Wilayah
(miliar
Rp)
1
DKI Jakarta 31.832,2
2
Jawa Barat
5.957,0
3
Banten
6.011,8
4
Jawa Tengah 4.172,7
5
DIY
5.009,0
6
Jawa Timur
6.639,7
Sumber: BPS-Statistik Indonesia 2011

PDRB Thn
2008
(miliar Rp)

PDRB/kap
Thn 2008
(ribu Rp)

353.723,4
291.205,8
68.802,9
168.034,5
19.212,5
305.538,7

37.782,5
7.005,5
6.814,3
5.220,7
5.662,4
8.264,0

Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
(%)
6,23
6,21
5,77
5,61
5,03
6,16

Sebuah hasil studi tentang anatomi makro ekonomi regional di provinsi


DIY menunjukkan bahwa pertumbuhan Propinsi DIY masih di bawah
pertumbuhan nasional yakni berkisar antara 3,70% sampai 5,02% (Maruf,
2009).
Bencana alam terjadi di salah satu kabupaten di DIY yaitu Kabupaten
Bantul pada tahun 2006 dan berkelanjutan hingga tahun 2010 di Kabupaten
Sleman. Seiring dengan terjadinya bencana alam di daerah tersebut jelas
mempengaruhi DIY secara keseluruhan. Ini memiliki dampak yang besar
terhadap kegiatan ekonomi di daerah karena bencana alam dapat menimbulkan
dampak langsung berupa kematian, kerugian materiil, rusaknya sektor-sektor
5

ekonomi seperti yang terjadi di Kabupaten bantul 2006 yang lalu. Hal ini jelas
memperparah kondisi ekonomi daerah meskipun saat ini DIY berada dalam
taraf pemulihan dari adanya bencana alam yang sering melanda.
Dengan adanya otonomi daerah, setiap daerah kabupaten/kota dituntut
untuk mandiri mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu indikatornya
melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan hasil murni yang
didapatkan oleh suatu daerah. Semakin besar PAD, maka menunjukkan
kemandirian daerah tersebut. Untuk meningkatkan PAD nya yang nanti akan
berpengaruh terhadap PDRB, maka pemerintah daerah harus terus menggali
potensi ekonomi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan warisan alam
untuk pariwisata yang ada di Provinsi DIY dan selalu mensyukuri pemberian
dari Allah Taala sehingga nikmat tersebut akan ditambah oleh Allah Taala.
Di Provinsi DIY terdapat empat kabupaten dan satu kota dimana
tentunya setiap kabupaten dan kota masing-masing mempunyai potensi
ekonomi yang khas sesuai keadaan daerahnya masing-masing sehingga akan
mempunyai PDRB, tingkat pertumbuhan dan prioritas sektoral yang berbedabeda pula seperti yang terlihat dalam Tabel.1.3. berikut ini.

Tabel.1.3.
PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di
Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan 2000

PDRB
No Kabupaten/Kota tahun 2005
(Juta Rp)

Perse
ntase
(%)

1
2
3
4
5

Kulonprogo
1.465.477
9,05
Bantul
3.080.313
19,02
Gunungkidul
2.613.269
16,14
Sleman
4.837.435
29,88
Yogyakarta
4.194.945
25,91
DIY
16.191.439
100
Sumber Data: BPS-DIY Dalam Angka 2010

PDRB
Tahun 2009

Perse
ntase
(%)

1.728.304
3.779.948
3.197.365
6.099.557
5.244.851
20.050.025

8,62
18,85
15,95
30,42
26,16
100

Laju
pertumb
uhan
ekonomi
rata-rata
(%)
4,31
3,98
4,11
4,74
4,56
4,41

Tabel di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di


masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2005-2009 terdapat kabupaten yang
mempunyai laju pertumbuhan ekonomi rata-rata terendah dalam kurun waktu
lima tahun dibandingkan kabupaten lainnya berada di bawah 4% yaitu
Kabupaten bantul sebesar 3,98%.
Hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius dari pemerintah DIY
terutama Pemda Kabupaten Bantul. Meskipun diketahui bahwa untuk
kabupaten Bantul kemunduran ekonominya lebih dipengaruhi oleh adanya
bencana alam yang melanda pada tahun 2006 sehingga pertumbuhan ekonomi
pada saat itu hanya sebesar 2,02 %. Gempa yang melanda Kabupaten Bantul
membuat

lumpuh

sektor-sektor

ekonomi

yang

ada.

Perhatian

dan

pengembangan pembangunannya perlu direncanakan kembali sesuai dengan


potensi yang dimiliki daerah tersebut dan antisipasi bencana harus disiapkan.

Selain bencana alam yang menjadi salah satu masalah di Provinsi DIY,
ada beberapa masalah lain yang berhubungan dengan potensi ekonomi itu
sendiri. Setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-masing
kabupaten/kota, namun belum diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor
basis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Hal ini
penting dan bagian dari identifikasi potensi ekonomi.
Masalah selanjutnya, dari pertumbuhan ekonomi yang ada belum
diketahui sektor ekonomi yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan
komparatif. Sehingga pertumbuhan yang ada hanya terbatas pada nagka-angka
kuantitatif saja. Untuk itu setelah sektor basis diketahui, dilanjutkan dengan
identifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan
komparatif.
Tidak hanya itu, masalah lain yang harus diselesaikan agar pertumbuhan
ekonomi tidak hanya sebatas angka-angka dan memiliki arti penting adalah
dengan mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki potensidaya saing
kompetitif dan spesialisasi. Ini menjadi penting, dikarenakan potensi yang
belum diketahui keunggulannya sulit dikembangkan. Namun jika sudah
diketahui sektor mana saja yang memiliki potensi masing-masing, maka
pemerintah bisa mengambil sikap dan kebijakan terhadap sektor-sektor tersebut
dengan lebih tepat.
Masalah yang melanda Provinsi DIY berhubungan dengan potensi
ekonomi yaitu belum diketahui daerah masing-masing kabupaten.kota yang
digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan. Dengan adanya

otonommi daerah, semua kabupaten/kota berjalan sendiri-sendiri membangun


daerahnya.

Tapi

Provinsi

memiliki

peran

sebagai

kordinasi

antar

kabupaten/kota sehingga Provinsi harus mengetahui daerah mana yang bisa


dijaidkan contoh untuk memacu pengembangan pembangunan.
Masalah terakhir yang penting yaitu belum adanya prioritas sektor basis
dalam pengembangan pembangunan. Sembilan sektor yang dimiliki oleh
kabuaten/kota memiliki program dalam kegiatan ekonominya. Namun tidak
semua dapat dijalankan serentak. Hal ini terkendala oleh anggaran yang
dialokasikan, kemudian RPJMD dan urgensi program tersebut. Untuk itu
prioritas penentuan sektor basis harus dilaksanakan dengan harapan pemerintah
dengan kebijakanya dan keterbatasan anggarannya memprioritaskan sektorsektor basis.
Meskipun laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir di
kabupaten/kota yang lain cukup baik, namun masing-masing kabupaten/kota
harus lebih meningkatkan PDRB nya. Agar hasil pendapatan daerah berkah
untuk rakyat setempat, perlu dihindari kegiatan ekonomi atau sektor-sektor
yang haram, bertentangan dengan syariat Islam serta merugikan orang banyak.
Pemda harus kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang
ada. Karena masih banyak potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara
optimal. Sehingga kabupaten/kota di DIY menemukan dan mengetahui sektorsektor yang unggul di daerahnya.
Banyaknya provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia yang meyebar dari
Sabang sampai Merauke dan beragamnya potensi daerah yang berbeda

diperlukan perhatian yang serius dalam upaya pengembangan pembangunan


oleh Pemerintah. Tidak setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang sama,
untuk itu penelitian dan studi lanjutan secara terus-menerus harus dilakukan
agar pembangunan di daearah lebih cepat dan sesuai dengan keadaan daerah
tersebut. Pemerintah juga harus menjaga agar potensi-potensi tersebut tidak
dikuasai pihak asing dengan sesukanya sehingga akan berdampak merugikan
daerah tersebut.
Dari uraian diatas maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui
potensi serta identifikasi sektor-sektor ekonomi daerah kabupaten dan kota
yang berada dalam wilayah DIY sebagai pedoman dalam merumuskan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di era otonomi daerah. Peneliti mengambil judul penelitian Analisis
Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY).
B. Perumusan Masalah
Provinsi DIY termasuk daerah yang perekonomiannya paling rendah
dibandingkan dengan lima provinsi lainnya yang setara di Jawa yakni DKI
Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten, yang tercermin dari
tingkat Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB)nya (lihat Tabel 1.2.).
Demikian pula dengan volume ekspornya. Hal ini disebabkan belum
optimalnya pemgembangan potensi daerah. Mengacu pada latar belakang
masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang akan dikaji adalah:

10

1. Sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan


ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY;
2. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif
dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY;
3. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif
dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY;
4. Daerah mana yang dapat digunakan untuk memacu pengembangan
pembangunan.;
5. Bagaimana penentuan prioritas sektor

basis

untuk pengembangan

pembangunan di DIY ditiap kabupaten/kota.


C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan
mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi di masing-masing kabupaten/kota di
wilayah DIY dengan cara:
1. Mengetahui sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY;
2. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing
kompetitif dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi
DIY;
3. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing
kompetitif dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi
DIY

11

4. Menganalisis tipologi masing-masing daerah berdasarkan potensi yang


dimilikinya.
5. Menentukan priorotas sektor basis guna pengembangan pembangunan di
DIY umumnya serta Kabupaten dan Kota Khususnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi, informasi
dan pedoman bagi pengambil kebijakan serta peneliti lainnya yang berminat
dibidang ini:
1. Memudahkan pemerintah provinsi DIY membuat perencanaan kebijakan
pembangunan ekonomi daerah baik jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang berdasarkan potensi ekonomi dan tipologi yang
dimiliki tiap kabupaten/kota.
2. Sebagai bahan informasi untuk dipertimbangkan oleh pemerintah DIY
tentang kinerja masing-masing sektor.
3. Menambah referensi tentang pertumbuhan ekonomi di suatu daerah untuk
dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan studi-studi selanjutnya.

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan Variabel yang diambil
1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)
Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung
dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 2002:116).
Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan
sektor non basis.
Sektor
berorientasi

basis
ekspor

merupakan
keluar

sektor

batas

yang

wilayah

melakukan aktifitas
perekonomian

yang

bersangkutan. Sektor basis memiliki peran penggerak utama (primer


mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu
wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang
terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda dalam perekonomian
regional.
Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian
bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti
dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah
ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.

13

Strategi pembangunan daerah yang muncul berdasarkan teori ini


adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha
yang

mempunyai

pasar

secara

nasional

maupun

internasional.

implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan


terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan
akan didirikan di daerah tersebut.
Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan
analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara
membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut
dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian
regional (Emilia, 2006:24).
LQ menggunakan rasio total nilai PDRB disuatu daerah
(kabupaten/kota) dibandingkan dengan rasio PDRB pada sektor yang
sama di wilayah referensi (provinsi/nasional).
b. Teori Lokasi
Alfred Weber seorang ahli ekonomi Jerman menulis buku berjudul
Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Buku ini
diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1929 oleh C.J.Friedrich
dengan judul Alfred Webers Theory of Location of Industries (Tarigan,
2005:96). Teori yang dipelopori oleh Weber ini khusus untuk kegiatan
industri pengolahan.

Sehingga teori ini

sangat

terkait

dengan

pengembangan kawasan industri. Untuk lebih mendalami digunakan

14

pendekatan Least cost analysis dalam penerapannya. Teori ini


mengemukakan mengenai perusahaan yang meminimumkan biaya
dengan cara pemilihan lokasi yang strategis dan mendekati pasar.
Strategis dalam arti mudah dalam mendapatkan bahan baku dan mudah
dalam distribusi barang atau jasa.
Analisis least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok
yaitu lokasi pasar dan sumber bahan baku, sebahagian bahan baku adalah
localized materials, tidak terjadi perubahan teknologi serta ongkos
transportasi tetap. Weber menyimpulkan bahwa lokasi optimum dari
suatu perusahaan industri umumnya terletak dimana permintaan
terkonsentrasi atau sumber bahan baku. Bila suatu perusahaan industri
memilih lokasi pada salah satu dari kedua tempat tersebut, maka ongkos
angkut untuk bahan baku dan hasil produksi akan dapat diminimumkan
dan keuntungan aglomerasi yang ditimbulkan dari adanya konsentrasi
perusahaan pada suatu lokasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
(Emilia, 2006:16).
Banyak variabel yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas
suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan
pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat),
kualitas pemerintah daerah dan tanggung jawabnya serta sanitasi
(Arsyad, 2002:116).

15

c. Teori Tempat Sentral


Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada
hirarki tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh
sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya
(industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu
pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang
mendukungnya.
Teori ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik
di perkotaan maupun di pedesaaan. Misalnya perlunya melakukan
pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang berbatasan. Beberapa
daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya
sebagai daerah pemukiman (Arsyad, 2002:117).
d. Teori Kausasi Kumulatif
Kondisi

daerah-daerah

sekitar

kota

yang

semakin

buruk

menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative


causation) ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderng memperpanjang
kesenjangan antara daerah-daerah tersebut. Maka dari itu kita mengenal
ada yang disebut daerah maju dan daerah terbelakang. Daerah maju
mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah
lainnya. Inilah yang disebut sebagai backwash effect (Mrydal, 1957
dalam Arsyad, 2002).
Menurut model ini, ketimpangan pembangunan regional hanya
akan dapat dikurangi melalui program pemerintah. Apabila hanya

16

diserahkan pada mekanisme pasar, maka ketimpangan regional akan


terus meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan (Sjafrizal,
2008:98).
e. Model Daya Tarik (Attraction)
Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang
mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi
pasarnya terhadap industrialis melaui pemberian subsidi dan insentif
(Arsyad, 2002:118)
2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
Tujuan perencanaan pembangunan ekonomi yang utama adalah untuk
memberikan kesempatan kerja bagi penduduk. Selanjutnya untuk mencapai
stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi akan sukses jika mampu
memenuhi

kebutuhan

dunia

usaha

seperti

lahan,

keuangan,

dan

infrastruktur. Selain sukses, pembangunan ekonomi akan berkah apabila


aktifitas di dalamnya terhindar serta terbebas dari praktek-praktek ribawi.
Tujuan berikutnya, untuk mengembangkan sektor basis ekonomi dan
kesempatan kerja yang beragam. Hal ini sebagai antisipasi kemungkinan
fluktuasi ekonomi sektoral yang akan mempengaruhi keempatan kerja
masyarakat.
Secara garis besar, strategi pembangunan ekonomi daerah dapat
dikelompokkan

menjadi

empat

yaitu:

(1)

Strategi

Pengembangan

Fisik/Lokalitas, (2) Strategi Pengembangan Dunia Usaha, (3) Strategi

17

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (4) Strategi Pengembangan


Masyarakat. (Evi dan Hastarini, 2008:167)
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah
a. Teori Adam Smith
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi
lima tahap yang berurutan dimulai dari masa berburu, masa berternak,
masa bercocok tanam, masa berdagang, dan tahap masa industri.
Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional
kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan
ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja
antar pelaku ekonomi. Smith memandang pekerja sebagai salah satu
input produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral
pembahasan dalam teori ini sebagai upaya peningkatan produktifitas
kerja. Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan penting.
Akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya
pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses
pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan
keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kerja pada suatu
sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong
kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar.
Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat.
Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya

18

harus tunduk pada funsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi
(Kuncoro, 1997 dalam Akrom, 2010)
b. Toeri Whilt Whitman Rostow
Menurut Rostow dalam bukunya The Stage of Economics Growth
(1965) proses pertumbuhan ekonomi bisa dibedakan kedalam lima tahap
yaitu: pertama, masyarakat tradisional dimana pada tahapan ini
masyarakat menggunakan metode produksi yang masih primitif dengan
kebiasaan turun-temurun. Kedua, tahapan prasyarat tinggal landas
dimana terjadi transformasi

diseluruh sektor

kehidupan seperti

transformasi dari sektor pertanian menuju sektor perkotaan. Ketiga,


tahapan tinggal landas dimana terjadi berbagai perubahan yang drastis
baik berbentuk revolusi politik, terciptanya berbagai inovasi dan
munculnya pasar-pasar baru. Keempat, tahap menuju kedewasaan
dimana industri sudah berkembang dengan pesat, penggunaaan teknologi
secara efektif disemua sektor produksi, keahlian tenaga kerja meningkat
dan terjadi perubahan-perubahan sosial. Kelima, tahap konsumsi tinggi
dimana segala sesuatu berorientasi pada masalah konsumsi bukan
produksi (Zakaria, 2009:113-116).
c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional
Teori ini dikembangkan oleh Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan
Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Berbeda dengan Keynes
yang melihat perekonomian dalam jangka pendek, teori ini melihat dari
sisi jangka panjang yang didasarkan beberapa asumsi:
1) Perekonomian bersifat tertutup
19

2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan


3) Proses produksi memiliki koefesien yang tetap
4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan
timgkat pertumbuhan penduduk.
Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat
analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang
mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa
tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :
g = k= n,

Keterangan :
g = Growth (tingkat pertumbuhan output
k = Capital (tingkat pertumbuhan modal)
n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I)
harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k
untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal
output). (Tarigan, 2007:49).
d. Teori Thomas Robert Malthus
Malthus

menitikberatkan

perhatian

pada

perkembangan

kesejahteraan suatu negara, yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat


dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan
suatu negara sebagian tergantung pada jumlah output yang dihasilkan
oleh tenaga kerja dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut
(Jhingan, 1993 dalam Akrom, 2010).
20

4. Produk Domestik regional Bruto (PDRB)


Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat Statistik (2011:2)
PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas
dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku. PDRB ata dasar
harga konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun
tertentu sebagai dasar/referensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas dasar
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa.
Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitunan PDRB, yaitu:
a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah pada
suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).
b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua komponen permintaan
akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu. Komponen
permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi rumah tangga,
pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan
inventori/stok, dan ekspor neto.

21

c. Pendekatan pendapatan, yaitu jumlah semua balas jasa yang diterima


oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Komponen balas jasa faktor
produksi yang dimaksud adalah: upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal,
dan keuntungan. Semoa komponen tersebut sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya.
Namun pada pendekatan pendapatan ada satu komponen balas jasa
yang bertentangan dengan kaidah Islam, yaitu adanya balas jasa dari
modal yang dipinjamkan berupa bunga. jika landasannya investasi
hendaknya balas jasa berupa bagi hasil bukan bunga karena dalam
investasi belum diketahui keuntungan maupun kerugian di masa
mendatang.
5. Analisis Shift-Share
Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingnkan dengan
perekonomian nasional. Tujuan analisis ini sendiri adalah untuk menentukan
kinerja

atau

produktivitas

kerja

perekonomian

daerah

dengan

membandingkanya dengan daerah yang lebih besar (region/nasional).


Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu (Arsyad, 2002:139-140):
a. Pertumbuhan

ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis

perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada


sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.

22

b. Pereseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif


pertumbuhan atau penurunan pada daerah dibandingkan dengan
perekonomian yang yang lebih besar untuk dijadikan acuan. Dengan
demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi
pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian
yang dijadikan acuan.
c. Peregeseran diferensial (differential shift) digunakan untuk menentukan
seberapa besar daya saing industri daerah dengan perekonomian yang
dijadikan acuan.
6. Tipologi Ekonomi Regional
Menurut Leo Klassen (1965) analisis ini digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing
daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan eonomi daerah dan pendapatan
perkapita daerah (Emilia, 2006:55). Kemudian daerah yang diamati dibagi
menjadi empat klasifikasi yaitu:
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh
b. Daerah maju tapi tertekan
c. Daerah berkembang cepat
d. Daerah relatif tertinggal
Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

23

Tabel.2.1.
Tipologi Daerah
PDRB perkapita (y)
Laju
Pertumbuhan (r)
ri > r
ri < r

yi > y

yi < y

Daerah maju dan


Tumbuh Cepat
Daerah maju tapi
tertekan

Daerah berkembang
cepat
Daerah relatif tertinggal

Sumber: Mudrajat Kuncoro dalam Nudiatulhuda (2007)


Keterangan:
r = Rata-rata pertumbuhan kabupaten/kota
y = Rata-rata PDRB per kapita kabupaten/kota
ri = Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang diamati
yi = PDRB per kapita kabupaten/kota yang diamati
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai sektor basis telah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Analisis yang digunakan sebagian besar adalah analisis shift-share dan LQ.
Selain menggunakan analisis tersebut, ada pula yang menggunakan analisis
klassen tipologi atau analisis LQ digabungkan dengan klassen tipologi dan
Logistic Regression.
Wali I Mondal (2009) hasil analisis mengenai potensi pembangunan
industrial di Malaysia. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan
pendekatan shift-share menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di
wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat
wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah
lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang
berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor

24

perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting


dalam perekonomian Malaysia.
AguS Tri Basuki (2009) hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Yapen, Provinsi Papua Tahun 2004-2008. Kabupaten kepulauan Yapen adalah
sebuah kabupaten yang baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di
daerah yang sangat dekat ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di
sebagian besar sektor kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur.
Sektor yang paling menguntungkan adalah keuangan,, persewaan, dan jasa
perusahaan jasa, serta sektor konstruksi. Sektor lain yang menguntungkan
adalah industri wisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran. Secara lengkap
penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut:

25

Tabel.2.2.
Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010
No

Peneliti

Alat
Analisis
- Shift Share

Wali I. Mondal (2009)

Agus Tri Basuki (2009) - Klasifikasi


Pertumbuhan
- LQ
- MRP (Rps, Rpr)
- Overlay
- Shift-Share
- Klassen
Tipology
- overlay

Fafurida (2009)

- LQ
- Shift Share
- Analisis Indeks

Judul dan Hasil Penelitian


Judul: An Anlysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A
shift-Share Approach
Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa malaysia
mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar
Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik
dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan
sumberdaya alam yang berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan
sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata
memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia.
Judul: Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Yapen dalam Menopang
Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008
Hasil Penelitian: Kabupaten kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten yang
baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di daerah yang sangat dekat
ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di sebagian besar sektor
kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur. Sektor yang paling
mneguntungkan adalah layanan, keuangan, perusahaan jasa, dan konstruksi.
Sektor lain yang menguntungkan adalah industri wisata, seperti perdagangan,
hotel dan restoran.
Judul: Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman
Pangan di Kabupaten Kulonprogo
Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan
26

Sentralitas

Kartika Hendra Titisari


(2009)

- Perbandingan
PDRB
- Tipologi
Klassen
- LQ
- MRP

dalam pengembangna sektor pertanian terutama makanan pertanian . hasil


penelitian menunjukkan bahwa untuk produksi padi dipusatkan di Kecamatan
Temno, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap, Girimulyo, Nanggulan dan
Kecamatan Samigaluh. Sedangkan untuk penggilingna beras dikembangkan di
Kecamatan Wates, dan Kecamatan Pengasig. Untuk komoditas jagung
pengembangan industri pengolahannya bisa dikembangkan di Kecamatan
Sentolo dan Pengasih dan pusat produksi bisa dilakukan di Kecamatan Temonb,
Lendah, Kokap, Kalibawang, dan Samigaluh.
Untuk komoditas tanaman singkong pusat produksi di Kecamatan Temon,
Kokap, Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh. Sedangkan industri
pengolahannya bisa dilakukan di Kecamatan Sentolo dan Pengasih. Pusat
produksi Ubi jalar di Kecamatan Panjatan, Pengasih dan Girimulyo. Sedangkan
untuk industri pengolahan di Kecamatan Wates. Untuk komoditas Kacang Pusat
produksi di Kecamatan Temon, Lendah, Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh.
Sedangkan industri pengolahannnya di Kecamatan Wates, dan Pengasih. Pusat
produksi kedelai terletak di Kecamatan Temon, Galur, Lendah, Nanggulan, dan
Kalibawang. Sedangkan industri pengolahannya di Kecamatan Sentolo, dan
Pengasih. Kecamatan Temon, Sentolo, dan Pengasih adalah pusat produksi
tanaman kacang hijau sedangkan industri pengolahnanya di Kecamatan Wates.
Judul: Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen
Hasil Penelitian: Analisis Potensi internal (pertumbuhan dan kontribusi) yang
menempati psosisi prima dan berkembang di Boyolali ialah sektor listrik, gas
dan air bersih, lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan serta
jasa-jasa. Sedangkan di Karanganyar sektor yang menduduki posisi
berkembang adalah sektor listrik, gas dan air bersih, pengangkutan dan
perhubungan, sewa bangunan dan jasa perusahan, serta jasa-jasa. Untuk Sragen
yang menduduki posisi prima dan berkembang adalah sektor industri dan sektor
jasa-jasa.
27

Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata per kapita di


Karanganyar di atas pendapatan per kapita rata-trata di Jawa Tengah.
Sedangkan Boyolali dan Sragen berada di bawah rata-rata pendapatan per
kapita Jawa Tengah.
5

Ahmad Marruf (2009) - LQ (DLQ)


- Shift-Share
- ICOR

Janaranjana Heralth,
Tesfa G. Gebremedhin
dan Blessing M.
Maumble (2010)

- Shift-Share
Dinamis

Judul: Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasu Provinsi DIY.


Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitianj ini adalah untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan, deskripsi struktur ekonomi daerah dan menganalisis sektor
perekonomian ynag potensial serta mengetahui tingkat investasi dan stabilitas
perekonomian di DIY. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dinamika
pertumbuhan ekonomi DIY sejalan dengan pertumbuhan nasional. Kemudian
sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah perdagangan, hotel dan
restoran. Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sektor-sektor yang potensial
untuk dikembangkan adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan
sektor jasa-jasa.
Judul: A Dynamic Shift Share Analysis of economic Growth in West Virginia.
Hasil Penelitian: pertanian, pertambangan dan manufaktur tidak lagi menjadi
tulang punggung perekonomian Virginia Barat. Tiga sektor menunjukkan
kinerja yang menurun dalam periode 38-tahun. Layanan ,keuangan asuransi
dan real estat adalah sektor yang paling kuat berkontribusi 91 persen dari
pertumbuhan pekerjaan sejak 1970 hingga 2007. Terlepas dari dua sektor,
sektor grosir dan ritel dan konstruksi menunjukkan positif pertumbuhan
ekonomi. Identifikasi investasi prioritas dalam sektor ini potensi dan
pelaksanaan rencana kebijakan pembangunan daerah komprehensif pasti akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi di WVirginia Barat

28

C. Kerangka Berpikir
Suatu daerah memiliki potensi ekonomi masing-masing. Namun tidak
semua potensi ekonomi yang ada yang teridentifikasi dengan benar. Provinsi
DIY yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota memiliki potensi ekonomi
terhadap sektor-sektornya. Namun belum teridintifikasi dengan benar. Seperti
sektor basis dengan keungguylan kompetitif, komparatif dan spesialisasi belum
diketahui. Ini menjadi masalah dalam pengembangan pembangunan di daerah
tersebut.

Begitu

juga

dengan daerah acuan

sebagai

pengembangan

pembangunan yang belum terlihat.


Merujuk kepada Teori yang ada seperti teori pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi wilayah, maka untuk mengidentifikasi daerah yang
bisa dijadikan acuan pembangunan bisa digunakan alat analisis Tipologi
Klassen. Sedangkan untuk mengetahui sektor potensial dalam pengembangan
wlayah dapat digunakan alat analisis LQ. Lalu Pengembangan potensi ekonomi
daerah dapat menggunakan Alat analisis MRP dan Overlay.
Setelah semua alat analisis digunakan, maka akan didapatkan suatu hasil.
Hasil tersebut dijadikan kesimpulan dan pengambilan kebijakan. Dengan
kebijakan tersebut akan ada implikasinya berupa prioritas pembangunan
daerah. Dengan demikian terlihat dari penelitian ini akan memiliki peran dalam
penentuan prioritas pembangunan daerah khususnya di Provinsi DIY.

Dari uraian diatas maka dapatlah disusun suatu skema sebagai berikut:

29

Gambar.2.1.
Bagan Kerangka Pemikiran
Potensi Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY
Belum
Teridentifikasinya
Sektor-Sektor Basis yang
Potensial Baik Kompetitif,
Komparatif
maupun
Spesialisasi

Belum teridentifikasi daerah


yang
menjadi
acuan
pembangunan dan prioritas
sektor basis

Teori
Pembangunan
&
Pertumbuhan EkonomiWilayah

Tipologi Klassen

Sektor Potensial Dalam


Pengembangan Wilayah

Analisis LQ

Pengembangan potensi Ekonomi


Daerah

Analisis MRP
& Overlay

Analisis ShiftShare

Kesimpulan dan Pengambilan Kebijakan

Implikasi Kebijakan Berupa Prioritas Pembangunan Daerah

30

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah daerah di
provinsi DIY yaitu seluruh kabupaten dan kota. Periode waktu yang digunakan
pada penelitian ini meliputi tahun 2005-2010 dengan menggunakan data series
(time series). Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak
kedua (data eksternal) dan data yang digunakan merupakan data tahunan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost
facto, dimana menggunakan data masa lampau yang sudah ada tanpa
memberi perlakuan maupun treatment khusus pada variabel yang diteliti. Di
dalam bukunya Sugiyono (2005:7), mengemukakan expost facto adalah:
Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Penelitian ini hanya mengungkapkan gejala-gejala seperti apa adanya
tanpa intervensi langsung dari peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak
perlu memberikan treatment atau perlakuan apapun terhadap variabel dalam
penelitian.

31

B. Metode Penentuan Sampel


Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, dikutip dalam
Kuncoro, 2003). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Provinsi di
Indonesia. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:56) sampel adalah sebagian
dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik
pengambilan sampel dari penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbanganpertimbangan tertentu dari peneliti. Sugiyono (2005:78) mengungkapkan:
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah Provinsi DIY.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode

pengumpulan

data

sangat

penting

untuk

mempertanggungjawabkan kebenaran ilmiah suatu penelitian, selain itu metode


penelitian juga diperlukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
penelitian yang dikehendaki. Metode yang peneliti gunakan yaitu:
1. Field Research
Penulis melakukan penelitian ke tempat-tempat yang menyediakan data-data
sekunder yang diperlukan sebagai bahan referensi seperti Badan Pusat
Statistik.

32

2. Library research
Landasan dan teori yang kuat dibutuhkan dalam pemecahan masalah,
sehingga penulis melakukan penelitian keputusan dengan mengumpulkan
buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel ilmiah, data-data dari internet, dant
lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Dengan metode field research dan library research didapatkan berbagai
informasi data sekunder untuk digunakan dalam penelitian ini yang
dipublikasikan oleh berbagai instansi atau lembaga terkait antara lain:
1. Badan Pusat Statistik (BPS) (DIY Dalam Angka 2005-2009).
2. Badan Pusat Statistik (BPS) (Kabupaten Dalam Angka Se-DIY).
3. Buku Statitik Tahunan Indonesia serta berbagai jurnal ilmiah lainnya.
D. Metode Analisis
1. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor
basis) suatu wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar
tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sector) di suatu
wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan
PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB.(Emilia,
2006:24).
Analisis LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam
suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian
daerah tersebut dengan peranan kegiatan ekonomi sejenis pada lingkup yang

33

lebih luas (regional atau nasional). Secara matematis rumus LQ sebagai


berikut:

Keterangan:
Xij = Nilai Tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)
Xj = Total nilai tambah sektor i di daerah j
Yi = Nilai tambah sektor i di daerah p (propinsi/Nasional)
Y = Total nilai tambah sektor di p (Propinsi/Nasional)
Xij/Xj = Prosentasi employment regional dalam sektor i
Yi/Y = Prosentasi empolyment nasional dalam sektor i
Setelah dihitung, maka hasil LQ tersebut dapat diinterpretasikan.
Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang
terjadi yaitu (Choliq, 2007:56):
a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya
tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi.
Produksi komoditas yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan
konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan
kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor).
b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten/kota sama dengan di
tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup
untuk kebutuhan daerah setempat. Produksi komoditas tersebut belum
34

mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan


pemenuhannya didatangkan dari daerah lain
c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya
tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi.
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
Analisis Model Rasio Pertumbuhan merupakan alat analisis yang
digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi) yang
potensial, terutama struktur ekonomi kabupaten/kota maupun provinsi DIY
berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi wilayah baik
internal maupun eksternal (Yusuf, 1999, dalam Agus, 2009).
Analisis MRP ini dibagi lagi ke dalam dua kriteria, yaitu Rasio
Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah
Referensi (RPr). Berikut ini penjelasan dari masing-masing kriteria MRP:
a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) yaitu perbandingan antara
pertumbuhan pendapatan dalam hal ini ialah pertumbuhan PDRB sektor i
di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan PDRB sektor i di
wilayah referensi (Kabupaten/Kota terhadap Provinsi). Berikut formula
dari RPs:

Keterangan:
35

Eij = Perubahan PDRB sektor i di wilayah


Eij

= PDRB sektor i di wilayah j pada awal tahun penelitian

Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi


Ein

= PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun


penelitian
Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota)


lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah
referensi (provinsi/nasional).
Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota)
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah
referensi (provinsi/nasional).
b. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) yaitu perbandingan antara
laju pertumbuhan pendapatan kegiatan i di wilayah referensi dengan laju
pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi (Provinsi). Berikut
formula dari RPr:

Keterangan:
Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi

36

Ein

= PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun


penelitian

En = Perubahan PDRB nasional/provinsi


En

= Total PDRB nasional/Provinsi pada awal tahun penelitian


Jika nilai RPr > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi


(provinsi/nasional) lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah
tersebut (provinsi/nasional).
Jika RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi
(provinsi/nasional)lebih rendah dari pertumbuhan PDRB total wilayah
tersebut (provinsi/nasional).
3. Analisis Overlay
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari
segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari
analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga
kompenen yaitu Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah
Referensi (RPr) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs).
Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi
postif (+) atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari
satu diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang
dari satu diberi notasi negatif (-).

37

Ada 8 kriteria dalam hasil intepretasi dari analisis overlay. Kriteria


tersebut yaitu:
a. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi positif yang
berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral
ditingkat Provinsi DIY tinggi. Pertumbuhan sektoral tersebut lebih tinggi
di kabupaten/kota dibandingkan dengan di Provinsi DIY dan kontribusi
sektoral di kabupaten/kota juga lebih tinggi dari Provinsi DIY. Hal ini
menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki potensi daya saing
kompetitif dan komparatif yang lebih unggul dibandingkan dengan
kegiatan yang sama pada tingkat Provinsi DIY. Kemudian, kegiatan
ekonomi tersebut mempunyai prospek yang bagus, ini terlihat dari
pertumbuhan sektor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
total kegiatan ekonomi.
b. Hasil overlay yang menunjukkan notasi positif untuk RPs dan LQ yang
berarti kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih unggul dari kegiatan
yang sama di Provinsi DIY, baik dari sisi pertumbuhan maupun
kontribusinya. Sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi
kabupaten/kota di Provinsi DIY.
c. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi negatif
yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral
yang rendah ditingkat Provinsi DIY maupun kabupaten/kota dan
kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. Artinya
sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun
38

komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada


tingkat DIY.
d. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan
(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral tersebut di kabupaten/kota
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah
DIY, begitu juga dengan kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih
rendah dari DIY. Namun dari sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi
tertentu di DIY lebih tinggi dari pertumbuhan total wilayah di DIY.
e. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan
(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Sedangkan sisi
pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari
pertumbuhan total wilaya DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di
kabupaten/kota lebih rendah dari DIY.
f. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan
(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
lebih tinggi dari pertumbuan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi
pertumbuhan suatu sektor ekonomni di DIY lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan total di DIY. Namun untuk kontribusi sektoral di
kabupaten/kota lebih rendah dari DIY.
g. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan
(+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
39

lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga
kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY. Namun sisi
pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari
pertumbuhan total wilayah DIY.
h. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan
(+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota
lebih rendah dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi
pertumbuhan sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total
di DIY. Namun kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi
dibandingkan DIY.
Adapun dalam penelitian ini akan diidentifikasi dengan menggunakan
3 kriteria saja. Dengan pertimbangan 3 kriteria tersebut menjawab
permasalahan dari masalah yang ada. Kriteria yang digunakan yaitu kriteria
(+++), (-++), dan (---). Sehingga dalam interpretasi hasil akan terlihat sektor
mana yang memiliki keunggulan kmompetitif dan komparatif.
4. Analisis Shift-Share (S-S)
Analisis shift-share merupakan teknik teknik dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian
nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau
produktivitas kerja perekonomian daerah dengan daerah yang lebih besar
(regional atau nasional) (Arsyad, 2002).

40

Analisis ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu


variabel daerah selama waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh
pertumbuhan nasional (N), bauran industru (M) dan keunggulan kompetitif
(C). Pengaruh pertumbuhan dari wilayah yang lebih besar disebut pangsa
(share), pengaruh bauran industri disebut proporsional shift dan pengaruh
keunggulan kompetitif disebut differential shift atau regional share
(Soepono, 1993 dalam Agus, 2009).
Menurut Prasetyo Soepomo yang dikutip dalam Akrom (2010) bentuk
umum persamaan dari Analisis Shift-Share dan komponenya adalah sebagai
berikut:
Dij = Nij + Mij + Cij
Keterangan:
i

= Sektor-sektor ekonomi yang diteliti (9 Sektor)

= Variabel wilayah yang diteliti (kabupaten/kota)

= Variabel wilayah provinsi/nasional (Provinsi)

Dij = Perubahan sektor i di kabupaten/kota


Nij = Pertumbuhan nasional sektor i di kabupaten/kota
Mij = Bauran Industri sektor i di kabupaten/kota
Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten/kota
Dalam penelitian ini variabel daerah yang digunakan adalah PDRB
yang dinotasikan sebagai (E). Persamaan (1) di atas dapat dicari dengan
formulasi berikut:

41

Keterangan:
Eij = PDRB sektot i di kabupaten/kota
E*ij = PDRB sektor i di kabupaten/kota akhir tahun analisis
rij

= Laju pertumbuhan sektor i di kabupaten/kota

rin = Laju pertumbuhan sektor i di provinsi


rn

= Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi


Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi (rn) dapat didefinisikan

sebagai berikut:

Keterangan:
Ein = PDRB sektor i di Provinsi
E*in = PDRB sektor i di Provinsi akhir tahun analisis
En = Total PDRB semua sektor di Provinsi
E*n = Total PDRB semua sektor di Provinsi akhir tahun analisis
Sehingga persamaan (1) tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut:
Dij = Eij (rn) + Eij (rin rn) + Eij (rij rin)

42

Penelitian ini akan melihat keunggulan kompetitif dan spesialisasi


suatu daerah, maka dari analisis shift share tersebut dimodifikasi dengan
rumus

Shift-Share

Nudiatulhuda,

Estaban

2007).

Marquillas

(Sopono,

Komponen differentional

shift

19933

dalam

yaitu

berupa

keunggulan kompetitif dapat disempurnakan dengan Shift-Share Estaban


Marquillas sebagai berikut:
Cij = Eij (rij rn)
Disempurnakan menjadi:
Cij = Eij (rij rn)
Keterangan:
Cij

= Persaingan atau ketidak \unggulan kompetitif disektor i pada


perekonomiansuatu wilayah menurut analisis S-S tradisional.

Eij

= Eij yang diharapkan


Rumus untuk mencari Eij adalah sebagai berikut:
Eij = Ej (Ein / En)
Sedangkan pengaruh alokasi sebagai bagian yang belum dijelaskan

dari suatu variabel wilayah (Aij) dapat dirumuskan sebagai berikut:


Aij = (Eij Eij) (rij rin)
Keterangan:
Aij

= pengaruh alokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu adanya


tingkat spesialisasi sektor i di kabupaten/kota dikalikan
dengan keunggulan kompetitif.

43

(Eij Eij)

= Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata


(Eij) lebih besar dari variabel yang diharapkan (Eij)

(rij rin)

= Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan


sektor di kabupaten/kota lebih besar dari pada laju
pertumbuhan sektor di provinsi.

Maka pengaruh alokasi ini disubstitusikan dalam analisis S-S


tradisional menjadi S-S yang dimodifikasi oleh Estaban Marquillas (E-M)
menjadi berikut:
Dij = Eij (rn) + Eij (rin- rn) + Eij (rij rin) + (Eij Eij) (rij rin)
Berdasarkan analisis ini maka akan diketahui sektor-sektor yang
mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi dimasing-masing
kabupaten/kota yang ada di Provinsi DIY.
5. Penentuan Tipologi Daerah
Tipologi wilayah (tipologi klassen) digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing
daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua
indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per
kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai
sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu
horizontal. Kemudian terbagilah kedalam 4 klasfikasi atau empat kuadran
(Emilia dan Amilia, 2006) yaitu:

44

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yang berarti memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding
rata-rata provini/nasional (dalam hal ini provinsi DIY).
b. Daerah maju tapi tertekan yang berarti memiliki pendapatan perkapita
lebih tinggi tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dibanding rata-rata provinsi.
c. Daerah berkembang cepat yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan
tinggi tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih randah dibanding ratarata provinsi.
d. Daerah relatif tertinggal yang berarti memilikitingkat pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata
provinsi.
Berikut ini gambaran atau skema dari Tipologi Klassen
Gambar.3.1.
Klasifikasi Tipologi Klassen

Kuadrann III
Yi < Y dan Ri > R
Daerah Berkembang Cepat

Kuadran I
Yi > Y dan Ri > R
Daerah Cepat Maju dan
Cepat Tumbuh

Kuadrann IV
Yi <Y dan Ri < R
Daerah Relatif Tertinggal

Kuadrann II
Yi > Y dan Ri < R
Daerah Maju tapi Tertekan

45

Untuk menghitung rata-rata pertumbuhan PDRB kabupaten/kota


selama beberapa periode da[at digunakan rumus rata-rata deometrik
(Geometric Mean) sebagai berikut:

Atau
Keterangan:
G
= antilog (log G) = Rata-rata geometrik G
Xi = data ke-i
N
= banyak data
Sedangkan untuk menghitung rata-rata

pendapatan

perkapita

kabupaten/kota dan Provinsi DIY digunakan rumus rata-rata hitung sebagai


berikut:

Keterangan:
= Rata-rata pendapatan perkapita
N = Jumlah tahun pengamatan
Xi = Pendapatan perkapita tiap tahun
Dengan analisis ini dapat ditentukan tipologi masing-masing
kabupaten/kota di Provinsi DIY yang dapat digunakan sebagai acuan
pendukung untuk menentukan prioritas dalam pengembangan daerah.
6. Penentuan

Prioritas

Sektor

Basis

untuk

Pembangunan

Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta


Dari hasil analisis LQ, Shift-Share untuk keunggulan kompetitif
dan spesialisasi serta tipologi daerah yang semua komponen diberi skor
sesuai dengan range yang ada di masing-masing sektor, maka dapat
ditentukan

wilayah

yang

doprioritaskan

dalam

pengembangan

46

pembangunan bagi sektor-sektor yang potensial untuk kabupaten/kota di


Provinsi DIY. Interval kelas mengikuti Tipologi Daerah, sedangkan
rangenya (Purbayu dan Ashari, 2003 dalam Nudiatulhuda, 2007) adalah:

D. Operasional Variabel Penelitian


1. Potensi Ekonomi
Potensi Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan
sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat
setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara lkeseluruhan
untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko
dalam Nudiatulhuda, 2007)
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah
barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di
suatu daerah (BPS, 2010).
PDRB

merupakan

salah

satu

indikator

untuk

mengetahui

perkembangan ekonomi suatu daerah. PDRB dihitung berdasarkan atas


dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB dalam penelitian
ini dilihat berdasarkan atas harga konstan tahun 2000.

47

3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan PDRB rata-rata
sejak tahun 2005-2010 yang dihitung dengan menggunakan rumus:
a. Untuk pertumbuhan menurut lapangan usaha digunakan (E*ij - Eij)/ Eij
b. Untuk pertumbuhan PDRB digunakan (E*j - Ej )/ Ej.

Di mana :
E = Output
I = Lapangan usaha (sektor)
J = Kabupaten/Kota
*adalah tahun terakhir
4. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro.
Semakin tinggi PDRB yang diterima penduduk di suatu wilayah maka
tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut dapat dikatakan baik.
Dengan pendapatan perkapita tersebut dapat dilihat gambaran pendapatan
yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk. Pendapatan
perkapita tersebut dihasilkan dengan membagi pendapatan regional dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun.
5. Sektor-Sektor Ekonomi
Merujuk kepada data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten/Kota di
Provinsi DIY terdapat 9 sembilan sektor ekonomi yang diteliti, maka yang
dimaksud dengan sektor ekonomi yaitu:

48

a. Pertanian
b. Peertambangan dan Penggalian
c. Industri Pengolahan
d. Listrik, Gas, dan Air
e. Bangunan
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran
g. Pengangkutan dan Komunikasi
h. Keuangna, Sewa dan Jasa Perusahaan
i. Jasa-Jasa
6. Kegiatan Ekonomi
Dalam kajian ekonomi regional ada istilah yang disebut dengan
kegiatan ekonomi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kegiatan
ekonomi yaitu kegiatan ekonomi basis dan kegiatan ekonomi non basis.

49

50

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Pembentukan Provinsi DIY
Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara legal formal
berdasarkan UU No. 3 Tahun 1950, mengatur wilayah dan ibu kota, jumlah
anggota DPRD serta macam kewenangan. Kemudian direvisi dengan UU
No. 19 Tahun 1950 yang berisi penambahan wewenang. Status DIY
menjadi provinsi di Indonesia baru pada tahun 1965. Dasar filosofi
pembangunan DIY adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita
luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta
berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
2. Letak Geografis
Propinsi DIY dengan luas wilayah 3185,80 km2, terletak diantara
7033 Lintang Utara dan 8012 Lintang Selatan serta 110000 dan 110050
Bujur Timur dengan batas-batas wilayahnya:
Sebelah Barat Laut

: Kabupaten Magelang

Sebelah Tenggara

: Kabupaten Wonogiri

Sebelah Selatan

: Samudra Indonesia

Sebelah Barat

: Kabupaten Purworejo

Secara administratif terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota dengan 78


kecamatan serta 438 Desa/Kelurahan definitif (BPS, DIY 2010). Luas
wilayah sampai tahun 2011 adalah 3185,80 km2 atau sekitar 0,17% dari luas

50

wilayah Indonesia serta 0,24 persen dari luas wilayah Pulau Jawa dan
menempati urutan empat. Kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar
adalah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 1.485,36 km2 atau 46,63%
dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY, sedangkan yang paling kecil adalah
Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,50 km2 atau sekitar 1,02% dari
luas wilayah Provinsi. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.1 berikut:
Tabel.4.1.
Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010

No

Kabupaten/Kota

1
Kab. Kulon Progo
2
Kab. Bantul
3
Kab. Gunung kidul
4
Kab. Sleman
5
Kota Yogyakarta
Sumber : Profil DIY 2011

Luas Wilayah (Km )


586,27
506,85
1.485,36
574,82
32,50

Persentase
terhadap luas
provinsi
18,40
15,91
46,63
18,04
1,02

Selanjutnya Gambar 4.1 berikut memperlihatkan Peta Letak Propinsi DIY di


pulau Jawa dan Wilayah Republik Indonesia sebagai berikut :
Gambar.4.1.
Peta Pulau Jawa

51

3. Demografi
Penduduk Provinsi DIY pada tahun 2008 sebanyak 3.468.502 jiwa
menurun pada tahun 2010 menjadi 3.457.491 jiwa dengan perincian
1.709.038 jiwa laki-laki (49,43%) dan 1.748.453 jiwa penduduk perempuan
(50,57%) dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1085 jiwa/km2.
Penduduk DIY belum menyebar secara merata di seluruh wilayah.
Penduduk terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.093.110
jiwa atau sekitar 31,62% dari total penduduk DIY dan yang mempunyai
penduduk paling sedikit adalah Kota Yogyakarta dengan 388.627 jiwa atau
sekitar 11,24% dari total penduduk DIY. Namun jika dilihat dari kepadatan
penduduk,

maka

Kota

Yogyakarta

merupakan

wilayah

terpadat

dibandingkan kabupaten lainnya yaitu sebesar 11958 jiwa/Km2, sedangkan


kepadatan penduduk terendah dimiliki Kabupaten Gunungkidul yaitu
sebesar 455 jiwa/Km2. Selanjutnya dapat dilihat Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel.4.2.
Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi DIY Tahun
2008-2010
Indikator

2008
Jumlah Penduduk
3.468.502
Laki-laki (jiwa)
1.740.841
Perempuan (Jiwa)
1.727.661
Kepadatan Penduduk
1.089
Laju Pertumbuhan
0,99
(%)
Sumber: BPS Propinsi DIY

Tahun
2009
3.501.869
1.711.363
1.790.506
1.099

2010
3.457.491
1.709.038
1.748.453
1.085

0,96

1,02

52

4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY


Proses pemulihan ekonomi dari keadaan bencana alam yang melanda
Indonesia khususnya DIY mengalami percepatan di Tahun 2010. Meskipun
dilihat secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir (2006-2010) ternyata
belum menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti,
dimana posisi masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat
perubahan besarnya kontribusi. Struktur ekonomi Provinsi DIY tahun 20062010 seperti ditunjukkan dalam tabel 4.3, ternyata sektor jasa-jasa masih
merupakan sektor yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan
PDRB DIY, yaitu pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 20,05% dan
ditahun 2010 sebesar 20,07%.
Sektor lain yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan peranan sebesar 19,03%
ditahun 2006 dan 19,74% pada tahun 2010. Kontribusi terkecil dalam
pembentukan PDRB berasal dari sektor penggalian hanya sebesar 0,74%
pada tahun 2006 dan 0,67% pada tahun 2010. Selanjutnya dapat terlihat
dalam Tabel 4.3 berikut ini:

53

Tabel.4.3.
Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase)
Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2009*
Pertanian
15,55
15,01
15,73
15,38
Penggalian
0,74
0,79
0,74
0,71
Industri Pengolahan
13,86
13,60
13,29
13,35
Listrik dan Air Bersih
1,28
1,29
1,28
1,35
Bangunan
9,75
10,54
10,70
10,70
Perdagangan, Hotel dan
19,03
19,22
19,22
19,72
Restoran
7. Pengangkutan dan
10,37
10,08
9,82
9,20
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan,
9,37
9,69
9,77
9,88
Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
20,05
19,79
19,46
19,71
PDRB
100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber Data: BPS Propinsi DIY, Pendapatan Regional DIY Tahun 2010
1.
2.
3.
4.
5.
6.

2010
14,56
0,67
14,02
1,33
10,59
19,74
9,03
9,98
20,07
100,00

Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di tahun


2011 sebesar 5,16%, lebih tinggi dari yang dicapai tahun 2007 yaitu sekitar
5,03%. Dari sisi produksi beberapa sektor mengalami percepatan, seperti
sektor penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 11,96%, sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,00%. Namun beberapa sektor
mengalami penurun. Laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dalam
laju pertumbuhan atas dasar harga konstan tahun 2000 Provinsi DIY tahun
2007-2011 dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut:

54

Tabel.4.4.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2011 (persentase)
Lapangan Usaha
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pertanian
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB
Sumber : BPS Propinsi DIY

2007
0,80
9,69
1,89
8,45
9,66
5,06
6,45
6,49
3,61
4,31

2008
5,72
-0,02
1,37
5,53
6,09
5,26
7,12
5,82
4,94
5,03

2009
3,37
0,30
1,88
6,10
4,64
5,43
5,96
6,11
4,49
4,43

2010 2011
-0,27 -2.12
0,88 11,96
7,00 6,79
4,00 4,26
6,06 7,23
5,33 5,19
5,73 8,00
6,35 7,95
6,44 6,47
4,88 5,16

Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh sektor mengalami pertumbuhan


kecuali sektor pertanian yang tidak menunjukkan pertumbuhan bahkan
minus. Penurunan cukup drastis terjkadi antara tahun 2009-2011 sebesar
3,37% menjadi -0,27% pada tahun 2010 dan -2,27% di tahun 2011.
Pertumbuhan paling tinggi tahun 2010 berasal dari sektor industri
pengolahan dan sektor jasa-jasa sebesar 6,44% dibandingkan dengan sektorsektor lainnya, sedangkan tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian
mengalami pertumbuhan yang cukup besar yakni 11,96% diatas sektor
pengangkiutan dan komunikasi sebesar 8,00%.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan dan
pendapatan perkapita di DIY tidak merata untuk setiap kabupaten dan kota,
karena masing-masing daerah mempunyai keunggulan dan kelemahan yang
menjadi ciri khas daerah tersebut.

55

Secara rinci PDRB, Laju pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita


perkabupaten untuk tahun 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
dapat terlihat dalam Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel.4.5.
PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY Tahun 2010

No

Kabupaten/Kota

PDRB
(Juta Rp)

1
2
3
4
5

Kab. Kulon Progo


1.781.227
Kab. Bantul
3.967.928.
Kab. Gunung Kidul
3.330.080
Kab. Sleman
6.373.200
Kota Yogyakarta
5.505.942
DIY
21.044.042
Sumber Data: BPS, DIY Dalam Angka Tahun 2010

PDRB
Perkapita(Rp)
4.580.532
4.353.170
4.930.660
5.830.337
14.167.677
6.086.507

Laju
Pertumbuhan
PDRB (%)
3,06
4,97
4,15
4,49
4,98
4,88

Pada Tabel 4.5, terlihat bahwa kabupaten yang mempunyai PDRB


total terbesar adalah Kabupaten Sleman dengan nilai PDRB total sebesar Rp
6.373.200 juta sedangkan PDRB perkapita tertinggi terdapat di Kota
Yogyakarta dengan nilai sebesar Rp 14.167.677. Hal ini cukup beralasan
karena Kota Yogyakarta merupakan ibu kota provinsi dengan tingkat
aktivitas perekonomian yang tinggi.
Jika dilihat dari laju pertumbuhan maka kabupaten yang memiliki laju
pertumbuhan terbesar adalah Kota Yogyakarta sebesar 4,98% diatas laju
pertumbuhan provinsi yang hanya sebesar 4,88% sedangkan kabupaten yang
memiliki laju pertumbuhan terendah adalah Kabupaten Kulon Progo yakni
sebesar 3,06% dibawah rata-rata laju pertumbuhan total Provinsi DIY.

56

B. Pembahasan
Hasil perhitungan dengan metode LQ menunjukkan bahwa sejak tahun
2005 sampai tahun 2010 tidak mengalami perubahan yang berarti. Sektor basis
ditiap kabupaten/kota cenderung tetap, tidak banyak sektor yang mengalami
perubahan dari sektor bukan basis ke sektor basis demikian sebaliknya. Hal ini
menandakan bahwa pembangunan di kabupaten-kabupaten dan kota di Provinsi
DIY mulai tahun 2005 sampai 2010 tidak banyak mengalami perubahan.
Secara lengkap berikut ini dapat dijelaskan hasil analisis LQ untuk masingmasing sektor selama 6 tahun sejak tahun 2005-2010.
1. Sektor-sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota
a. Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor basis ditiga kabupaten dari
lima kabupaten dan kota yang ada di DIY sejak awal tahun sampai akhir
tahun analisis. Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun
2005 bahkan nilainya terus menurun sampai tahun 2010, hal ini tentu saja
diakibatkan karena Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi DIY yang
setiap tahun melakukan pembangunan-pembangunan sehingga lahanlahan pertanian berubah alih. Lengkapnya dapat terlihat dalam tabel 4.6
sebagai berikut:

57

Tabel.4.6.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertanian Tahun
2005-2010
No

Kabupaten/Kota
2005

2006

Tahun
2007
2008

2009

2010

Kab. Kulon
1,462
1,433 1,468 1,491 1,512 1,521
Progo
2
Kab. Bantul
1.299
1.309 1.334 1.326 1.340 1.363
3
Kab. Gunung
2.087
2.105 2.129 2.133 2.192 2.206
Kidul
4
Kab. Sleman
0.929
0.924 0.912 0.922 0.907 0.911
5
Kota
0.026
0.025 0.022 0.020 0.018 0.018
Yogyakarta
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
Pada Tabel 4.6 menggambarkan bahwa hasil analisis LQ pada
sektor pertanian tahun 2005-2010, Kabupaten yang mempunyai sektor
basis pertanian adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung
Kidul. Khusus untuk Kabupaten Sleman hasil perhitungan menunjukkan
pada tahun 2005-2010 berada pada LQ < 1, padahal luas lahan pertanian
yang dimilikinya sangat luas, hal ini dapat dimaklumi karena kabupaten
Sleman berada di kawasan rawan bencana terutama gunung merapi, dan
puncaknya pada Oktober tahun 2010 terjadi erupsi merapi sehingga
terjadi gagal panen.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih merupakan
sektor yang diunggulkan untuk wilayah DIY karena tiga dari lima
kabupaten yang ada, sektor pertanian merupakan sektor basis dan selama
perioda analisis sektor tersebut mempunyai kontribusi yang besar
terhadap pembentukan PDRB. Dengan kata lain sektor pertanian
mempunyai kemampuan terhadap peningkatan perekonomian baik di
58

kabupaten maupun ditingkat Provinsi. Sejalan dengan hal tersebut


kebijakan

operasional

pertanian

yang

tertuang

dalam

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DIY tahun


2009-2013 selalu diarahkan pada penerapan sistem agribisnis terpadu
dengan memanfaaatkan secara optimal sumberdaya pertanian yang ada
dalam satu kawasan ekosistem. Dengan adanya kebijakan tersebut
diharapkan bisa mengembangkan pertanian yang tangguh dengan
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui peningkatan
produktifitas tenaga kerja.
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Hasil analisis LQ untuk sektor pertambangan dan penggalian,
terdapat tiga kabupaten yang menunjukkan sebagai sektor basis utnuk
daerahnya, yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Untuk
Kabupaten Giunung Kidul terlihat jelas sekali indeks yang begitu besar,
maka ini merupakan hal yang perlu terus dikembangkan. Kabupaten
Gunung Kidul memiliki berbagai macam jenis barang tambang yang
masuk dalam golongan C. Potensi barang tambang di Kabupaten Gunung
Kidul meliputi Kaolin, Pasir, Andesit, Zeolit, Batu Gamping, Blok, Tras
dan Kalsedon. Masing-masing dari macam barang tambang tersebut
menyumbang

produksi

dalam

pembentukan

PDRB

di

sektor

pertambangan. Sehingga sangat berpotensi untuk diekspor ke daerah lain.


Sedangkan Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2005
stabil sampai tahun 2007 dan mengalami penurunan pada tahun

59

berikutnya. Gambaran lebih rinci dapat terlihat pada Tabel 4.7 berikut
ini:
Tabel.4.7.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertambangan
dan Penggalian Tahun 2005-2010
No

Kabupaten/Kota

Tahun
2007
2008

2005
2006
2009
2010
Kab. Kulon
1,229
1,643
1,473
1,423
1,550
1,069
Progo
2
Kab. Bantul
1.401
1.432
1.342
1.375
1.369
1.384
3
Kab. Gunung
2.829
2.793
2.508
2.508
2.530
2.640
Kidul
4
Kab. Sleman
0.511
0.495
0.786
0.723
0.685
0.786
5
Kota
0.008
0.008
0.008
0.007
0.007
0.007
Yogyakarta
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
1

c. Sektor Industri Pengolahan


Hasil analisis LQ pada sektor industri seperti terlihat dalam Tabel
4.8 menunjukkan bahwa terdapat tiga kabupaten yang memiliki sektor
basis di sektor industri selama periode analisis. Industri Pengolahan di
Kabupaten Bantul hampir merata keseluruh wilayah Bantul. Uniknya di
Kabupaten Bantul banyak pengrajin dalam memproduksi suatu prosuk
yang turun-temurun mewarisi ilmu dan usahanya. Sehingga umumnya
dalam suatu desa membentuk suatu sentra produksi (Bappeda, 2007).
Bagi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2005 sampai tahun 2009 sektor
ini mengalami kenaikan secara konsisten walaupun di tahun 2010
mengalami penurunan sedikit. Hal ini bisa dilihat dari nilai LQ yang
terus naik setiap tahun. Jelasnya terlihat dalam tabel sebagai berikut:

60

Tabel.4.8.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Industri
Pengolahan Tahun 2005-2010
No
1
2
3

Kabupaten/Kota

2005
1.107
1.368

2006
1.129
1.217

Tahun
2007
2008
1.146
1.152
1.222
1.235

2009
1.161
1.242

2010
1.149
1.230

Kab. Kulon Progo


Kab. Bantul
Kab. Gunung
0.805
0.819
0.818
0.823
0.820
0.833
Kidul
4
Kab. Sleman
1.149
1.163
1.161
1.162
1.162
1.123
5
Kota Yogyakarta
0.809
0.818
0.817
0.811
0.805
0.814
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih


Kota Yogyakarta selama periode analisis menunjukkan nilai LQ > 1
yang berarti sektor Listrik dan Air Bersih menjadi sektor basis bagi Kota
Yogyakarta. Berbeda dengan empat kabupaten lainnya secara konsisten
selama periode analisis bukan sebagai sektor basis. Kabupaten Sleman
empat tahun pertama belum menjadikan sektor ini sebagai sektor basis
namun di tahun 2010 sektor ini sudah menjadi sektor basis. Dengan
indeks Kabupaten Sleman yang terus meningkat maka di harapkan tahuntahun berikutnya sektor ini konsisten menjadi sektor basis.
Untuk sementara ini dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY
hanya terdapat satu kota yang memiliki sektor basis pada sektor ini
selama tahun analisis. Berikut ini adalah hasil perhitungan LQ untuk
sektor listrik dan air bersih selengkapnya:

61

Tabel.4.9.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Listrik dan Air Bersih
Tahun 2005-2010
No

Kabupaten/Kota

2005

2006

Tahun
2007
2008

2009

2010

Kab. Kulon
0.654
0.691
0.668
0.683
0.688
0.709
Progo
2
Kab. Bantul
0.990
0.943
0.937
0.962
0.985
0.997
3
Kab. Gunung
0.524
0.544
0.560
0.572
0.600
0.622
Kidul
4
Kab. Sleman
0.965
0.982
0.997
0.993
0.994
1.005
5
Kota
1.512
1.524
1.483
1.432
1.385
1.361
Yogyakarta
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)

e. Sektor Bangunan
Untuk sektor bangunan dari lima kabupaten/kota yang ada di DIY
hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang mempunyai sektor
basis di sektor bangunan selama periode analisis. Untuk Kabupaten
Bantul

Sebagai

konsekwensi

dari

konsentrasi

dukungan

pada

pembangunan dan rehabilitasi sektor perumahan dan infrastruktur pasca


gempa tektonik di Kabupaten Bantul maka pertumbuhan positif
perekonomian Bantul terjadi terutama karena pertumbuhan yang luar
biasa pada sektor kontruksi dengan permintaan besar pada bahan-bahan
bangunan. Begitu Juga dengan Kabupaten Sleman sendiri sektor
bangunan menjadi sektor basis berkaitan dengan kebiajakan pemerintah
Kabupaten Sleman yang terfokus pada program padat karya infrastruktur
dalam penanganan bencana gempa. Untuk itu anggaran sebesar 3 milyar
rupiah pada tahun 2010 disiapkan untuk hal tersebut (RKPD 2012).

62

Sedangkan Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta


belum menjadikan sektor bangunan sebagai sektor basis. Tabel 4.10
memperlihatkan hasil analisis LQ untuk sektor bangunan sebagai berikut:
Tabel.4.10.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Bangunan Tahun
2005-2010
No

Kabupaten/Kota

Tahun
2007
2008

2005
2006
2009
2010
Kab. Kulon
0.541
0.528
0.518
0.516
0.518
0.531
Progo
2
Kab. Bantul
1.035
1.284
1.266
1.263
1.199
1.181
3
Kab. Gunung
0.933
0.847
0.844
0.852
0.854
0.866
Kidul
4
Kab. Sleman
1.192
1.159
1.143
1.150
1.170
1.181
5
Kota
0.849
0.879
0.863
0.860
0.823
0.799
Yogyakarta
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)
1

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran


Di DIY aktifitas perdagangan sangat berfluktuasi, hal ini terjadi
mengingat komoditi ekspor provinsi DIY masih didominasi oleh bahan
mentah dan setengah jadi, sehingga menciptakan nilai ekspor yang relatif
rendah.
Hasil analisis LQ untuk perdagangan, hotel dan restoran hanya dua
Kabupaten yang menunjukkan sektor tersebut mempunya LQ > 1 atau
sebagai sektor basis selama periode analisis yaitu Kabupaten Sleman dan
Kota Yogyakarta. Kabupaten Bantul walaupun sampai 2010 belum
sebagai sektor basis namun indeksnya terus bertahan dikisaran 0.9 dari
tahun ke tahun. Melihat perkembangannya diharapkan sektor ini akan

63

menjadi sektor basis pada tahun yang akan datang dan harus lebih
ditingkatkan. Selanjutnya lihat Tabel 4.11 yang menunjukkan hasil
perhitungan LQ untuk sektor tersebut.
Tabel.4.11.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran Tahun 2005-2010
No

Kabupaten/Kota

Tahun
2007
2008

2005
2006
2009
2010
Kab. Kulon
1
0.805
0.808
0.818
0.824
0.819
0.828
Progo
2
Kab. Bantul
0.930
0.929
0.932
0.945
0.952
0.955
Kab. Gunung
3
0.691
0.688
0.712
0.710
0.705
0.716
Kidul
4
Kab. Sleman
1.045
1.042
1.058
1.064
1.075
1.082
Kota
5
1.237
1.231
1.213
1.215
1.224
1.215
Yogyakarta
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi


Hasil analisis LQ pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi
seperti terlihat dalam Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari lima
kabupaten/kota yang ada di DIY hanya terdapat satu daerah yang
konsisten memiliki sektor basis di sektor ini yaitu Kota Yogyakarta.
Kabupaten Kulon Progo mempunyai nilai LQ > 1 untuk sektor ini tahun
2005-2007, namun indeksnya terus menurun dan di tahun 2008 berubah
menjadi sektor non basis karena memiliki nilai LQ < 1. Jelasnya terlihat
dalam Tabel 4.12 sebagai berikut:

64

Tabel.4.12.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi Tahun 2005-2010
No

Kabupaten/Kota

1
2
3

2005
1.024
0.695

2006
1.030
0.662

Tahun
2007
2008
1.005
0.986
0.664
0.658

2009
0.978
0.669

2010
0.967
0.677

Kab. Kulon Progo


Kab. Bantul
Kab. Gunung
0.679
0.684
0.686
0.668
0.649
0.659
Kidul
4 Kab. Sleman
0.558
0.564
0.565
0.556
0.558
0.565
5 Kota Yogyakarta
1.870
1.877
1.859
1.876
1.896
1.865
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)

h. Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan


Hasil analisis LQ untuk sektor keuangan, persewaan, jasa
perusahaan untuk kabupaten/kota lengkapnya terlihat sebagai berikut:
Tabel.4.13.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Keuangan,
Persewaan, Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010
No
1
2
3

Kabupaten/Kota
2005
0.633
0.661

2006
0.656
0.646

Tahun
2007
2008
0.668
0.654
0.634
0.630

2009
0.672
0.644

2010
0.681
0.660

Kab. Kulon Progo


Kab. Bantul
Kab. Gunung
0.458
0.475
0.484
0.495
0.480
0.499
Kidul
4 Kab. Sleman
1.073
1.120
1.102
1.097
1.091
1.092
5 Kota Yogyakarta
1.490
1.464
1.473
1.486
1.471
1.455
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)

Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa ada dua kabupaten/kota yang


mempunyai nilai LQ > 1, masing-masing Kabupaten Sleman dan Kota
Yogyakarta. Indeks LQ Kota Yogyakarta cukup tinggi. Hal ini
menunjukkan perubahan struktural dalam perekonomian di DIY lebih

65

bergeser dari sektor agraris (sektor primer) menuju sektor jasa-jasa


(tersier). Jika kita bandingkan sektor-sektor sebelumnya di Kota
Yogyakarta, maka akan terlihat pergeseran tersebut mulai dari agraris
dan sekarang menuju ke sektor jasa-jasa (tersier). Hali ini cukup
dimaklumi bagi sebuah ibu kota.
Sedangkan kabupaten lainnya menunjukkan angka yang fluktuasi
dimana pada setiap tahun indeks LQ berubah dan sulit diprediksi.
i. Sektor Jasa-Jasa
Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa seperti terlihat dalam tabel
4.15 menunjukkan bahwa Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman
dan Kota Yogyakarta yang memiliki sektor basis di sektor ini. Kota
Yogyakarta memiliki sektor basis yang paling besar. Sektor ini
didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum, sehingga besarnya
peranan sektor jasa-jasa juga menunjukkan peran dan kinerja
pemerintahan yang semakin besar. Sektor jasa oleh pemerintah daerah
melebihi dari PDRB yang disumbang oleh pihak swasta. Untuk Jelasnya
indeks LQ terlihat dalam tabel sebagai berikut:

66

Tabel.4.14.
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Jasa-Jasa Tahun
2005-2010
No
1
2
3

Kabupaten/Kota
2005
1.055
0.770

2006
1.047
0.783

Tahun
2007
2008
1.043
1.034
0.783
0.779

2009
1.014
0.787

2010
1.047
0.785

Kab. Kulon Progo


Kab. Bantul
Kab. Gunung
0.803
0.794
0.797
0.788
0.773
0.785
Kidul
4 Kab. Sleman
1.044
1.031
1.030
1.027
1.026
1.022
5 Kota Yogyakarta
1.266
1.271
1.262
1.242
1.223
1.211
Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun
2005-2010 (diolah)

Dari sembilan sektor yang ada dan empat Kabupaten serta 1 Kota
terdapat beberapa daerah yang mempunyai lebih dari 2 sektor basis
konsisten sepanjang tahun analisis meskipun ada pula yang hanya memiliki
2 sektor basis saja. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta merupakan
daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 5 sektor.
Sedangkan kabupaten yang memiliki sektor basis paling sedikit adalah
kabupaten Gunung Kidul yang hanya memiliki 2 sektor basis konsisten
sepanjang tahun analisis yakni sektor pertanian serta sektor pertambangan.
Urutan terbanyak lainnya adalah Kabupaten Kulon Progo dan
Kabupaten Bantul yang memiliki masing-masing 4 sektor basis. Di Provinsi
DIY terdapat beberapa sektor basis diantaranya, sektor pertanian yang
dimiliki oleh 3 kabupaten, Sektor Pertambangan menjadi sektor basis bagi 3
Kabupaten, Sektor industri pengolahan menjadi sektor basis bagi 3
Kabupaten/Kota dan sektor jasa-jasa yang dimilki oleh 3 kabupaten/kota.
Adapun satu-satunya sektor basis yang hanya dimiliki Kota Yogyakarta

67

(kabupaten lain tidak memilikinya) yaitu sektor Listrik, Gas &air bersih
serta sektor pengangkutan&komunikasi. Tentu ini dikarenakan sebagai
ibukota provinsi, Kota Yogyakarta berkewajiban memaksimalkan keperluan
Listrik, Gas&Air serta pengangkutan dan komunikasi untuk mobilitas
masyarakat. Secara rinci kompilasi analisis LQ untuk 5 kabupaten/kota di
Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis konsisten sepanjang tahun
analsis terlihat dalam Tabel 4.16 berikut:
Tabel.4.15.
Hasil Kompilasi Analisi LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010
Sektor
No

Kabupaten/Kota

Jumlah
Sektor
Basis
4
4

Kab. Kulon Progo

Kab. Bantul

Kab. Gunung
3
2

Kidul
4 Kab. Sleman
5

5 Kota Yogyakarta
5

Jumlah Kabupaten/Kota 3
3
3
1
2
2
1
2
3
20
Sumber: Hasil analisis LQ per sektor
Keterangan : 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, persewaan,
Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
1
2

Analisis model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan salah satu alat


analisis alternatif guna mendukung penentuan deskripsi kegiatan ekonomi
yang potensial bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY. MRP ini serupa dengan
LQ, perbedaanya terletak pada cara menghitung. Analisis LQ menggunakan
distribusi PDRB, sedangkan MRP menggunakan kriteria pertumbuhan.
Untuk mengidentifikasi kegiatan sektor yang unggul, baik dari sisi

68

kontribusi maupun sisi pertumbuhannya, maka MRP dan LQ digabung yang


disebut overlay (Yusuf dalam Nudiatulhuda, 2007).
Melalui overlay antara rasio pertumbuhan wiayah referensi (RPr),
rasio pertumbuhan studi (RPs) dan Location Quotient (LQ) dapat dilihat
identifikasi kegiatan-kegiatan unggulan. Koefisien dari ketiga komponen ini
harus disamakan satuannya dengan diberi notasi positif (+) atau negatif (-).
Notasi positif berarti koefisien komponen tersebut bernilai lebih dari
satu dan negatif berarti koefisien komponen kurang dari satu. RPr bernotasi
positif artinya pertumbuhan sektor i lebih tinggi dibanding pertumbuhan
total di wilayah referensi. RPs bernotasi positif berarti pertumbuhan sektor i
di wilayah studi lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor yang sama di
wilayah referensi. Sedangkan LQ bernotasi positif berarti kontribusi sektor i
terhadap PDRB di wilayah studi lebih tinggi dibanding kontribusi sektor
yang sama terhadap PDRB di wilayah referensi.
Identifikasi unggulan dari hasil overlay dalam penelitian iini
dibedakan dalam tiga kriteria. Pertama, notasi overlay ketiga komponen
bertanda positif (+++), artinya kegiatan tersebut mempunyai pertumbuhan
sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, pertumbuhan sektoral
kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY dan kontribusi sektoral kabupaten/kota
lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Secara keseluruhan menyatakan bahwa
sektor ekonomi tersebut mempunyai potensi daya saing kompetitif dan
komparatif di kabupaten/kota lebih unggul dibandingkan kegiatan yang
sama pada tingkat DIY, dan di DIY sendiri sektor mempunyai prospek yang

69

bagus ditunjukkan dengan pertumbuhan sektor tersebut lebih tinggi


dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi. Kedua, jika
ketiganya bernotasi negatif (---) memiliki pengertian yang sebaliknya dari
pengertian pertama. Ketiga, jika hasil overlay bertanda positif pada RPs dan
LQ, itu menunjukkan bahwa kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih
unggul dari kegiatan yang sama di tingkat provinsi DIY, dilihat dari sisi
pertumbuhan dan kontribusinya, dengan kata lain bahwa sektor tersebut
menunjukkan spesialisasi kegiatan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi
DIY.
a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo
Menurut analisis MRP di Kabupaten Kulon Progo setelah
dilakukan overlay tidak satu pun sektor ekonomi bernotasi positif untuk
ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Kulon Progo tidak
terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan kontribusi
yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya sektor-sektor yang ada di
Kabupaten Kulon Progo tidak mempunyai potensi daya saing kompetitif
maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama
di tingkat DIY.
Hasil analisis overlay menunjukkan bahwa kegiatan sektorl di
Kabupaten Kulon Progo yang memenuhi criteria kedua adalah sektor
pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industry
pengolahan. Artinya kegiatan sektor tersebut di Kabupaten Kulon Progo
lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat

70

DIY, baik dari sisi pertumbuhannya maupun ontribusinya. Dengan kata


lain, sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi Kabupaten
Kulon Progo di DIY. Selanjutnya lihat Tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel.4.16.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2005-2010
No

Lapangan Usaha

RPr

RPs

Pertanian
0,611
2,435
Pertambangan&Penggalian
0,667
35,542
Industri Pengolahan
0,553
1,781
Listrik, gas & air minum
1,041
-6,140
Konstruksi
1,866
0,912
Perdagangan, hotel&restoran
1,103
1,034
Pengangkutan & Komunikasi
1,372
0,738
Keuangan, persewaan & jasa
8
0,964
0,629
perusahaan
Jasa-jasa
9
1,049
0,834
Sumber: PDRB Kabupaten Kulon Progo dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
1
2
3
4
5
6
7

LQ

Overlay

1,481
1,398
1,141
0,682
0,525
0,817
0,998

-++
-++
-++
+-+-+++--

0,661

---

1,040

+-+

b. Analisis MRP Kabupaten Bantul


Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Bantul setelah di overlay
ditemukan satu sektor ekonomi yang masuk kriteria pertama dengan
ketiga komponen bernilai positif. Sektor tersebut adalah sektor
konstruksi. Hal ini berarti sektor konstruksi mempunyai pertumbuhan
sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, kemudian pertumbuhan
sektoral Kabupaten Bantul lebih tinggi dari pertumbuhan sektoral
Provinsi DIY, serta kontribusi sektor ini di Kabupaten Bantul lebih tinggi
pula dari Provinsi DIY. Artinya, sektor konstruksi di Kabupaten Bantul

71

mempunyai potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih


unggul dibandingkan sektor konstruksi di DIY
Kemudian tidak ditemukan adanya sektor yang memiliki potensi
yang rendah di Kabupaten ini. Kegiatan spesialisasi juga tidak ditemukan
di Kabupaten ini. Sektor lain notasinya bervariasi seperti terlihat pada
table 4.17 berikut:
Tabel.4.17.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul
Tahun 2005-2010
No

Lapangan Usaha

RPr

Pertanian
0,611
Pertambangan&Penggalian
0,667
Industri Pengolahan
0,553
Listrik, gas & air minum
1,041
Konstruksi
1,866
Perdagangan, hotel&restoran
1,103
Pengangkutan & Komunikasi
1,372
Keuangan, persewaan & jasa
8
0,964
perusahaan
Jasa-jasa
9
1,049
Sumber: PDRB Kabupaten Bantul dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
1
2
3
4
5
6
7

RPs

LQ

Overlay

0.227
(20.539)
(2.211)
8.859
1.061
1.021
0.843

1.329
1.384
1.252
0.969
1.205
0.941
0.671

--+
--+
--+
+++++
+++--

1.481

0.646

-+-

1.029

0.781

++-

c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul


Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa selama
periode tahun 2006-2010 di Kabupaten Gunung Kidul tidak terdapat
satupun sektor ekonomi masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi
positif untuk ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Gunung
Kidul tidak terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan
kontribusi yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya, sektor-sektor
72

tersebut tidak mempunyai daya saing kompetitif maupun kompartaif


terhadap DIY.
Walaupun tidak ada yang masuk dalam daya saing kompetitif dan
komperatif, Kabupaten Gunung Kidul masih ditopang dengan kegiatan
spesialisasi yaitu sektor pertanian serta sektor pertambangan dan
penggalian. Karena sektor-sektor tersebut di Kabupaten Gunung Kidul
lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di DIY,
baik dari sisi pertumbuhannya maupun konribusinya.
Hasil overlay yang masuk kriteria ketiga adalah sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Sektor tersebut mempunyai pertumbuhan
sektoral yang rendah di DIY, dan kontribusi sektoral di Kabupaten
Guinung Kidul lebih rendah dari DIY. Artinya sektor tersebut kurang
memiliki daya saing kompetitif maupun komperatif yang lebih unggul
dibandingkan kegiatan yang sama pada DIY. Seperti ditunjukkan pada
table 4.18 berikut.

73

Tabel.4.18.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2005-2010
No

Lapangan Usaha

RPr

RPs

Pertanian
0,611
1.423
Pertambangan&Penggalian
0,667
7.754
Industri Pengolahan
0,553
1.423
Listrik, gas & air minum
1,041
(3.331)
Konstruksi
1,866
0.860
Perdagangan, hotel&restoran
1,103
1.065
Pengangkutan & Komunikasi
1,372
0.851
Keuangan, persewaan & jasa
8
0,964
0.722
perusahaan
9 Jasa-jasa
1,049
0.799
Sumber: PDRB Kabupaten Gunung Kidul dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
1
2
3
4
5
6
7

LQ

Overlay

2.142
2.635
0.820
0.570
0.866
0.704
0.671

-++
-++
-++-+-+++--

0.482

---

0.790

+--

d. Analisis MRP Kabupaten Sleman


Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Sleman setelah di overlay
ditemukan dua sektor yang ketiga komponennya bernotasi positif.
Sektor-sektor tersebut yaitu sektor konstruksi, serta sektor perdagangan,
hotel dan restaurant. Dengan demikian sektor tersebut mempunyai
potensi daya saing kompetitif dan komparatif di Kabupaten Sleman yang
lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY.
Sektor industri pengolahan menjadi keunggulan spesialisasi di
Kabupaten Sleman. Artinya, kegiatan sektor industry pengolahan lebih
unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat DIY,
baik sisi pertumbuhannya maupun kontribusinya.
Selain itu terdapat satu sektor yang ketiga komponennya memiliki
notasi negatif yaitu sektor pertanian. Jelas sektor pertanian kurang
74

memiliki daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul


dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. Secara rinci hasil
MRP dapat dilihat pada table 4.19 berikut.
Tabel.4.19.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman
Tahun 2005-2010
No

Lapangan Usaha

RPr

RPs

Pertanian
0,611
0.753
Pertambangan&Penggalian
0,667
75.267
Industri Pengolahan
0,553
1.463
Listrik, gas & air minum
1,041
(1.939)
Konstruksi
1,866
1.063
Perdagangan, hotel&restoran
1,103
1.183
Pengangkutan & Komunikasi
1,372
1.088
Keuangan, persewaan & jasa
8
0,964
0.388
perusahaan
9 Jasa-jasa
1,049
0.951
Sumber: PDRB Kabupaten Sleman dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
1
2
3
4
5
6
7

LQ

Overlay

0.917
0.664
1.153
0.989
1.166
1.061
0.561

---+-++
+-+++
+++
++-

1.096

--+

1.030

+-+

e. Analisis MRP Kota Yogyakarta


Hasil perhitungan MRP di Kota Yogyakarta setelah di overlay
terdapat satu sektor ekonomi yang masuk kategori pertama. Sektor
tersebut adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Berarti jelas bahwa
sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif maupun
komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama di
tingkat DIY.
Sebagai sebuah Kota, sektor pertanian terbukti tidak memilki daya
saing sebagaimana yang dimiliki oleh sektor pengangkutan dan
komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan notasi negatif dari ketiga
75

komponen yang ada pada sektor pertanian. Namun demikian, sektor


keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih berkontribusi dengan
kegiatan spesialisasinya. Perhatikan Tabel 4.20 berikut:
Tabel.4.20.
Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kota Yogyakarta
Tahun 2005-2010
No

Lapangan Usaha

RPr

RPs

Pertanian
0,611
(3.477)
Pertambangan&Penggalian
0,667
72.628
Industri Pengolahan
0,553
1.266
Listrik, gas & air minum
1,041
(0.633)
Konstruksi
1,866
0.728
Perdagangan, hotel&restoran
1,103
0.946
Pengangkutan & Komunikasi
1,372
1.010
Keuangan, persewaan & jasa
8
0,964
1.145
perusahaan
9 Jasa-jasa
1,049
0.837
Sumber: PDRB Kota Yogyakarta dan
PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
1
2
3
4
5
6
7

LQ

Overlay

0.022
0.008
0.812
1.450
0.845
1.222
1.874

---+-++-+
+-+-+
+++

1.473

-++

1.246

+-+

Dari analisis MRP di atas secara keseluruhan terlihat bahwa beberapa


kabupaten/kota di Provinsi DIY memiliki sektor ekonomi yang masuk
dalam kriteria pertama yang bernotasi postif untuk ketiga komponenya
(+++), artinya bahwa kabupaten/kota tersebut mempunyai pertumbuhan
sektoral di tingkat

provinsi tinggi,

diikuti

pertumbuhan sektoral

kabupaten/kota lebih tinggi dari Provinsi DIY, dan kontribusi sektoral


kabupaten/kota lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Dengan kata lain,
sektor-sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif dan
komparatif di kabupaten/kota yang lebih unggul dibandingkan kegiatan

76

yang sama pada tingkat Provonsi DIY serta di Provinsi DIY sendiri sektor
tersebut mempunyai prospek yang bagus.
Kabupaten/kota yang memiliki sektor bertanda positif terbanyak untuk
ketiga komponennya adalah Kabupaten Sleman yang meliputi; sektor
konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran Hal ini
dilatarbelakangi dengan banyaknya bencana alam yang terjadi sehingga
membutuhkan pembangunan fisik berkelanjutan, kemudian adanya usahausaha di Sleman yang berkontribusi terhadap sektor perdagangan.
Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta memiliki satu sektor yang bertanda
positif untuk ketiga komponenya yaitu sektor konstruksi di Kabupaten
Bantul kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.
Begitu juga terdapat beberapa kabupaten yang memiliki kegiatan
spesialisasi

terhadap

sektor-sektormya.

Seperti

Kabupaten

Bantul

memegang tiga kegiatan spesialisasi yaitu sektor pertanian, sektor


pertambangna dan penggalian serta sektor industry pengolahan. Di ikuti
oleh Kabupaten Gunung Kidul yang juga berspesialisasi pada sektor
pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian, namun tidak pada
sektor industry pengolahan. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta
masing-masing hanya berspesialisasi pada sektor industri pengolahan untuk
Kabupaten Sleman serta sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan
untuk Kota Yogyakarta.
Kemudian terlihat juga bahwa terdapat dua kabupaten yang memiliki
sektor ekonomi yang bertanda negatif untuk ketiga komponennya (---) pada

77

sektor yang sama yaitu sektor pertanian. Kabupaten tersebut yaitu Sleman,
dan Kota Yogyakarta. Selain itu sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan pada Kabupaten Sleman mengalami hal yang sama (---), namun
tidak pada sektor pertaniannya.
3. Hasil analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan
Spesialisasi
Analisis

shift-share

merupakan

tehnik

yang

menggambarkan

performance (kinerja) sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan kinerja


sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan demikian dapat ditemukan
adanya shift (pergesaran) hasil pembangunan perekonomian daerah, bila
daerah itu memperoleh kemajuan lebih lambat atau lebih cepat dari
kemajuan nasional (Bendavid-Val (1983), Hoover (1984) Lihat Prasetyo,
1993:44 dalam Nudiatulhuda, 2007:44). Selanjutnya Lincolyn Arsyad
(1997:290) dan Latif Adam (1994), mengemukakan bahwa analisis shiftshare merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan
sruktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.
Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah
dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya, dan
mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan
itu. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif
dari suatu sektor dalam wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil analisis shift-share (S-S) tentang keunggulan
kompetitif dan spesialisasi menurut sektor setiap kabupaten/kota di Provinsi

78

DIY, terlihat bahwa setiap kabupaten/kota memiliki keunggulan kompetitif


dan keunggulan spesialisasi. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
dan pendapatan perkapita kabupaten/kota di Provinsi DIY bervariasi dan
tentunya ditopang oleh sektor spesialis dan sektor kompetitif.
Daerah kabupaten/kota di DIY yang mempunyai kompetitif ditandai
dengan K-K positif. Untuk sektor pertanian terdapat tiga kabupaten yang
mempunyai keunggulan kompetitif masing-masing di Kabupaten Kulon
Progo, Bantul dan Gunung Kidul serta sektor pertambangan dan penggalian
terdapat tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi, yaitu Kulo Progo,
Bantu dan Gunung Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten/kota bernilai K-K
negative artinya tidak memiliki keunggulan kompetitif.
Kemudian diketahui juga bahwa dari lima kabupaten/kota hanya
Kabupaten Sleman yang memiliki keunggulan kompetitif di sektor
pertambangan dan penggalian. Keunggulan kompetitif di sektor industry
pengolahan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung
Kidul, dan Kota Yogyakarta.. Selain itu, keunggulan kompetitif di sektor
listrik, gas, dan air bersih dijumpai di Kabupaten Kulon Progo, Gunung
Kidul dan Sleman. Keunggulan kompetitif di sektor bangunan hanya
dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Di sektor perdagangan, hotel dan restoran
keunggulan kompetitif dimiliki oleh seluruh kabupaten, kecuali Kota
Yogyakarta. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta mempunyai
keunggulan

kompetitif

di

sektor

pengangkutan

dan

komunikasi.

Kabupaten/kota yang keunggulan kompetitifnya di sektor keuangan,

79

persewaan dan jasa perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo,


Gunung Kidul dan Sleman. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki
keunggulan kompetitif pada sektor jasa-jasa hanya Kabupaten Bantul.
Selain itu, kita bisa melihat keunggulan spesialisasi yang dimiliki
masing-masing daerah. Spesialisasi dapat dilihat dengan nilai S-S positif.
Untuk sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian terdapat
tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi untuk dua sektor tersewbut,
masing masing terdapat di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung
Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten bernilai S-S negative artinya tidak
memiliki spesialisasi.
Spesialisasi di sektor industri pengolahan dimiliki oleh Kabupaten
Kulon Progo, Bantul dan Sleman. Spesialisasi di sektor listrik, gas, dan air
bersih hanya dimiliki oleh Kota Yogyakarta. Selanjutnya, spesialisasi di
sektor bangunan dijumpai di Kabupaten Bantul dan Sleman. Kemudian
Kabupaten Sleman dan Kota Yohyakarta berspesialisasi di sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan
Kota Yogyakarta bertumpu pada sektor pengangkutan dan komunikasi.
Kabupaten yang spesialisasinya di sektor keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Sedangkan kabupaten/kota yang berspesialisasi pada sektor jasa-jasa adalah
Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Dari keunggulan kompetitif dan spesialisasi yang dimiliki masingmasing kabupaten/kota, ada yang dimiliki keduanya sekaligus. Artinya

80

sektor tersebut memiliki kenggulan kompetitif sekaligus spesialisasi di


daerah tersebut. Namun tidak semua seperti itu, hanya beberapa sektor
tertentu dan daerah tertentu.
Terlihat bahwa di sektor pertanian di tiga kabupaten yang ada yaitu
Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul mereka mempunyai keunggulan
kompetitif dan spesialisasi di sektor pertanian. Kemudian Kabupaten Bantul
memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor bangunan.
Kabupaten Sleman memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan. Kota Yogyakarta sendiri memiliki keunggulan
kompetitif dan spesialkisasi di sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil
analisis ini akan sama jika dibandingkan dengan hasil analisis overlay.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut:

81

Tabel.4.21.
Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten/Kota
1.
2.
3.
4.
5.

Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Yogyakarta

Kabupaten/Kota
1.
2.
3.
4.
5.

Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Yogyakarta

Sektor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
S
S
S
S
S
S
S
S
S
5358.0
30505.4
(4651.2) (69926.5) (60444.2)
477.2
(51075.6)
10154.7
139602.1
9602.5
122573.0 (1133.2) 68741.8 (43893.6) (118143.6) (116248.9) (128384.6)
206906.7
34660.7 (74244.8) (11701.8) (37123.8) (180747.6) (99362.5) (144032.4) (104042.1)
616594.3
(84032.0) (14249.6) 121917.5
(663.6)
82998.3
29323.3
65793.0 (251940.2) 50245.1
(867302.6) (34388.0) (124114.9) 20132.3 (64643.6) 220350.4
214286.9
203528.8
432150.7

1
K
0.003
0.007
0.008
(0.002)
(0.070)

2
K
(0.008)
(0.006)
(0.018)
0.128
(0.002)

3
K
0.003
(0.023)
0.003
(0.003)
0.003

4
K
0.012
(0.000)
0.033
0.010
(0.021)

Sektor
5
K
(0.010)
0.033
(0.020)
(0.001)
(0.011)

6
K
0.001
0.003
0.004
0.009
(0.003)

7
K
(0.017)
(0.008)
(0.010)
0.004
0.001

8
K
0.010
(0.002)
0.014
0.005
(0.004)

9
K
(0.006)
0.001
(0.009)
(0.003)
(0.008)

Sumber: Data diolah


Keterangan: 1= pertanian, 2= pertambangan&penggalian, 3= industri pengolahan, 4= listrik, gas &air bersih, 5= bangunan, 6=
perdagangan, hotel&restoran, 7= pengangkutan&komunikasi, 8= keuangan, persewaan&jasa perusahaan, 9= jasa-jasa
S= Spesialisasi

K=Kompetitif
82

4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi DIY


Metode Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi
daerah pada penelitian ini. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan
dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan
perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi
sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu
horizontal. Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu:
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income)
adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita di daerah lebih
tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata-rata
provinsi.
b. Daerah maju tapi tertekan (high income but low growrth) yaitu daerah
yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju petumbuhan
menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan.
Daerah ini merupakan daerah yang telah maju, tapi dimasa mendatang
pertumbuhannya

tidak

akan

begitu

cepat

walaupun

potensi

pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini


mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi dari pendapatan rata-rata
perkapita provinsi, tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah
dibandingkan rata-rata provinsi.
c. Daerah berkembang cepat (high growth but low income) adalah daerah
yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang
dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat

83

pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan


perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah
dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata provinsi.
d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income) adalah daerah
yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita
lebih rendah dari pada rata-rata provinsi.
Hasil analisis Tipologi untuk Provinsi DIY terlihat bahwa dari lima
kabupaten/kota yang dimilikinya hanya satu yang masuk klasifikasi Daerah
Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

yaitu Kota Yogyakarta. Sedangkan

Kabupaten Sleman masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat. Tiga


kabupaten lainnya yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk
dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal. Hal ini terlihat dari pertumbuhan
rata-rata dan pendapatan per kapita rata-rata masih jauh di bawah
pertumbuhan dan pendapatan per kapita DIY , seperti terlihat dalam skema
berikut :

84

4, 49

Pertumbuhan

Gambar.4.2.
Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010
Klasifikasi III
Daerah Berkembang Cepat
Kab. Sleman (4.70 ; 5.389.195)

Klasifikasi IV
Daerah Relatif Tertinggal
Kab. Kulon Progo
(4.07;4.230.784)
Kab. Bantul (4.13;4.041.477)
Kab. Gunung Kidul
(4.13;4.459.596)

Klasifikasi I
Daerah Cepat maju dan Cepat
Tumbuh
Kota Yogyakarta
(4.62 ; 12.699.691)

Klasifikasi II
Daerah Maju Tetapi Tertekan

Rp 5.557.744
Pendapatan Per Kapita
Tabel 4.17 berikut ini memperlihatkan bahwa terdapat tiga
Kabupaten/Kota yang masuk klasifikasi Daerah Relaif Tertinggal yaitu
daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan
perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Kabupaten/kota yang
masuk kategori ini adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung
Kidul. Sedangkan untuk Kabupaten Sleman masuk dalam kategori Daerah
Berkembang Cepat. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh diwakili oleh
Kota Yogyakarta sekaligus cermin dari ibukota Provinsi DIY..

85

Tabel.4.22.
Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Periode
2005-2010
No

Kabupaten/Kota

Pertumbuhan
Pendapatan
Ekonomi
Perkapita
Rata-Rata
(%)
(%)
1
Kab. Kulon Progo
4.07
Rp 4.230.784
2
Kab. Bantul
4.13
Rp 4.041.477
3
Kab. Gunung Kidul
4.12
Rp 4.459.596
4
Kab. Sleman
4.70
Rp 5.389.195
5
Kota Yogyakarta
4.63
Rp 12.699.691
DIY
4.49
Rp 5.557.744
Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka 2010
BPS Provinsi DIY Dalam Angka 2010 (diolah)

Tipologi
Daerah

4
4
4
2
1

5. Prioritas Wilayah untuk Pengembangan Pembangunan


Penentuan Prioritas wilayah untuk pembangunan selain dilihat dari
sektor basis yang tercermin pada analisis LQ, keunggulan kompetitif dan
tipologi daerah juga diperlukan pertumbuhan persektor. Analisis tersebut
selanjutnya dibuat Ranking nilai dengan range untuk masing-masing
kategori sehingga dapat ditentukan kabupaten/kota yang potensial untuk
dikembangkan dengan sektor basisnya sebagai berikut:
a. Prioritas Sektor Pertanian
Tabel 4.23 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk
sektor pertanian. Hasil analisis menunjukkan dari tiga Kabupaten yang
mempunyai LQ > 1 untuk sektor pertanian, prioritas pertama kabupaten
yang dapat dikembangkan adalah Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan
prioritas keempat meliputi Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten
bantul.

86

Tabel.4.23.
Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010

Kabupaten/Kota

LQ

PS

Total
Skor
N R
17 4
16 4
11 1

PRIO
N
R N
R
N
R
N
R R
1,481 4 3.18 4 139602.1 4 0.003 1
Kulon Progo
4
4
1.329 4 3.40 3 206906.7 4 0.007 1
Bantul
4
4
2.142 1 3.62 1 616594.3 1 -0.018 4
Gunung Kidul
4
1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai
T = Tipologi
R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis
PS = Pertumbuhan Sektoral

b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian


Tabel 4.18 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk
sektor pertambangan dan penggalian. Dari tiga kabupaten yang memiliki
LQ > 1 untuk sektor ini diketahui bahwa Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Gunung Kidul masuk prioritas pertama sedangkan Kabupaten
Kulon Progo masuk prioritas keempat.
Tabel.4.24.
Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat dari
Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan
Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota

LQ

PS

Total
Skor
N R
15 4
14 1
14 1

PRIO
N
R N
R
N
R
N
R R
Kulon Progo
1,398 4 2.04 1 5358.0
4 -0.008 2
4
4
Bantul
1.384 4 1.96 1 9602.5
4 -0.006 1
4
1
Gunung Kidul
2.635 1 0.52 4 34660.7
1 -0.018 4
4
1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai
T = Tipologi
R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis
PS=Pertumbuhan Sektoral

87

c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan


Terdapat tiga Kabupaten/Kota yang mempunyai sektor basis atau
mempunyai LQ > 1 disektor Industri Pengolahan seperti terlihat dalam
Tabel 4.19 berikut:
Tabel.4.25.
Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis LQ,
Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota

LQ

PS

Total
Skor
N R
14 4
14 4
11 1

PRIO
N
R N
R
N
R
N
R R
Kulon Progo
1,141 4 3.27 1 30505.4 4 0.003 1
4
4
1.252 1 0.78 4 122573.0 1 -0.023 4
Bantul
4
4
1.153 4 2.53 3 121917.5 1 -0.003 2
Sleman
1
1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai
T = Tipologi
R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
Tabel 4.19 diatas terlihat bahwa Kabupaten/Kota yang termasuk
dalam prioritas pertama adalah Kabupaten Sleman.

Sedangkan

Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul termasuk prioritas


keempat.
d. Prioritas Listrik dan Air Bersih
Lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki sektor basis di
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih hanya Kota Yogyakarta. Dengan
demikian prioritas pengembangannya pun hanya berada di Kota
Yogyakarta.
e. Prioritas Sektor Bangunan
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor
basis di sektor bangunan hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten

88

Sleman. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya hanya pada dua


daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kabupaten Bantul dan
prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.21
sebagai berikut:
Tabel.4.26.
Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota

LQ

PS

Total
Skor
N R
11 1
14 4

PRIO
N
R N
R
N
R
N
R R
1.205 1 10.68 1 68741.8 4 0.033 1
Bantul
4
1
1.166 4 8.14 4 82998.3 1 -0.001 4
Sleman
1
4
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai
T = Tipologi
R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis
PS = Pertumbuhan Sektoral
f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor
basis di sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya Kabupaten Sleman
dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya
hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kota
Yogyakarta dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti
dalam Tabel 4.22 sebagai berikut:

89

Tabel.4.27.
Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dilihat
dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral
Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota

LQ

PS

Total
Skor
N R
14 4
11 1

PRIO
N
R N
R
N
R
N
R R
1.061 4 5.72 1 82998.3 4 0.009 1
Sleman
4
4
1.222 1 4.72 4 220350.4 1 -0.003 4
Yogyakarta
1
1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai
T = Tipologi
R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis
PS = Pertumbuhan Sektoral
Tabel 4.22 terdapat dua Kabupaten termasuk dalam prioritas
pertama yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul sedangkan
prioritas kedua adalah Kabupaten Sleman dan prioritas keempat yaitu
Kota Yogakarta.
g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki LQ > 1
atau yang mempunyai sektor basis di sektor pengangkutan dan
komunikasi hanya Kota Yogyakarta. Dengan demikian prioritas
pengembangannya pun hanya berada di Kota Yogyakarta.
h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor
basis di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya
Kabupaten

Sleman

dan

Kota

Yogyakarta.

Sehingga

prioritas

pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan


prioritas pertama untuk Kota Yogyakarta dan prioritas keempat untuk
Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.24 sebagai berikut:.

90

Tabel.4.28.
Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan
Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota

LQ

PS

Total
Skor
N R
14 4
11 1

PRIO
N
R N
R
N
R
N
R R
1.096 4 5.22 1 50245.1 4 0.005 1
Sleman
4
4
1.473 1 4.76 4 214286.9 1 -0.004 4
Yogyakarta
1
1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai
T = Tipologi
R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis
PS = Pertumbuhan Sektoral
i. Prioritas Sektor Jasa-Jasa
Tabel 4.25 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk
sektor jasa-jasa. Dari tiga kabupaten/kota yang memiliki LQ > 1 untuk
sektor ini yang masuk prioritas satu untuk pengembangan wilayah adalah
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan Kabupaten Kulon
Progo menjadi prioritas keempat.
Tabel.4.29.
Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota

LQ

PS

Total
Skor
N R
17 4
12 1
11 1

PRIO

N
R N
R
N
R
N
R R
1.040
4.02
10154.7
4
-0.006
Kulon Progo
4
2
3
4
4
1.030 4 4.18 1 29323.3 4 -0.003 1
Sleman
2
1
1.246 1 3.66 4 203528.8 1 -0.008 4
Yogyakarta
1
1
Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)
Keterangan: N = Nilai
T = Tipologi
R = Ranking S = Spesialisasi
K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis
PS = Pertumbuhan Sektoral

91

Secara

keseluruhan

hasil

analisis

unutk

penentuan

prioritas

pengembangan wilayah bagi daerah yang mempunyai sektor basis di


Provinsi DIY terlihat dalam Tabel 4.26 berikut:
Tabel.4.30.
Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi
DIY Tahun 2005-2010
Sektor Ekonomi/Prioritas ke
1 2
3
4
5
6
7
8
9
1 Kab. Kulon Progo
4 4
4
4
2 Kab. Bantul
4 1
4
1
3 Kab. Gunung Kidul 1 1
4 Kab. Sleman
- 1
4
4
4
1
5 Kota Yogyakarta
- 1
1
1
1
1
Sumber: Hasil Analisis LQ, Shift-Share, Pertumbuhan Persektor (diolah)
No

Kabupaten/Kota

Keterangan : 1= Sektor Pertanian


2= Sektor Pertambangan, Penggalian
3= Industri Pengolahan 4= Listrik dan Air Bersih
5= Bangunan 6= Perdagangan, Hotel, Restoran
7= Pengangkutan, Komunikasi 8= Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan 9= Jasa-jasa
- = Tidak masuk prioritas
Dalam pengembangan wilayah, pengembangan tidak dapat dilakukan
serentak pada semua sektor perekonomian kecuali pada sektor-sektor yang
mempunyai

potensi

berkembangnya

cukup

besar,

Tabel

4.26

memperlihatkan bahwa prioritas pengembangan wilayah sektor basis di


Provinsi DIY tidak sama untuk tiap kabupaten/kota, meskipun terlihat
terdapat dua kabupaten/kota yang termasuk pada prioritas pertama yang
perlu dikembangkan, masing-masing yaitu Kota Yogyakarta untuk semua
sektor basisnya (5 sektor) meliputi Sektor Industri Pengolahan; Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi;
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa serta

92

Kabupaten Gunung Kidul (2 Sektor) meliputi Sektor Pertanian serta Sektor


Pertambangan dan oenggalian.
Bagi Kota Yogyakarta hal ini dimungkinkan karena Kota Yogyakarta
merupakan ibukota Provinsi DIY yang secara tidak langsung menjadi
mascot untuk Provinsi DIY. Kabupaten lainnya yang mempunyai prioritas
pertama lebih dari satu adalah Kabupaten Bantul (2 dari 4 sektor),
Kabupaten Sleman (2 dari 5 sektor) tapi adapula kabupaten yang tidak
mempunyai prioritas pertama yakni Kabupaten Kulon Progo.
Dalam RKPD 2012 sebagaimana diketahui, prioritas pembangunan
yang dimiliki oleh Provinsi DIY pada tahun 2010 adalah meliputi:
1) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Kualitas Sumberdaya
Manusia melalui Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Dasar,
Pengentasan Kemiskinan dan Penciptaan Lapangan Kerja.
2) Peningkatan Daya saing Daerah Berbasis Keunggulan Ekonomi Lokal
melalui Pemberdayaan dan Peningkatan Kreativitas Masyarakat,
Dukungan Fasilitasi dan Pengembangan Pasar.
3) Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan melanjutkan
Reformasi Birokrasi melalui Internalisasi Nilai-nilai Budaya Yogya dan
Peningkatan Profesionalisme.
4) Peningkatan Pelayanan Publik

melalui

Penataan

Kawasan dan

Peningkatan Sarana Prasarana Ekonomi dan Fisik.


Sejalan dengan RKPD 2012 bahwa Pemerintah Provinsi DIY akan
meningkatkan daya saing daerah berbasis keunggulan ekonomi lokal, maka

93

dengan teridentifikasinya sektor-sektor unggulan disetiap kabupaten/kota


akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam mencapai program tersebut.
Sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dikemudian hari.

94

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian,

sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta sektor jasajasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta karena terdapat di tiga kabupaten/kota dari lima kabupaten/kota.
Sedangkan sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terdapat di dua
kabupaten/kota. Untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor
pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki oleh satu kabupaten/kota.
Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki sektor basis terbanyak
dengan lima sektor basis. Sedangkan Kabupaten Gunung Kidul memiliki
sektor basis paling sedikit yaitu hanya dua sektor.
2. Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa terdapat beberapa
kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki potensi daya saing
kompetitif dan komperatif terhadap sektor ekonominya. Sektor tersebut
adalah sektor bangunan di Kabupaten Bantul, kemudian sektor bangunan
serta sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Sleman begitu
juga untuk sektor perdagangan, hotel dan resetoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.

95

3. Hasil analisis Shift-Share di Provinsi DIY menunjukkan hasil bahwa


terdapat beberapa kabupaten/kota yang memiliki keunggulan/daya saing
kompetitif maupun spesialisasi. Sektor tersebut antara lain:
a. Sektor pertanian mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di 3
kabupaten yaitu Kulon Progo, Bantul dan Sleman;
b. Sektor Bangunan mempunyaikeunggulan kompetitif dan Spesialisasi di
Kabupaten Bantul;
c. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai keunggulan
kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman;
d. Sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaaan mempunyai

keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman;


e. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai keunggulan kompetitif
dan spesialisasi di Kota Yogyakarta.
Tidak semua sektor basis di kabupaten/kota mempunyai spesialisasi.
Demikian sebaliknya tidak semua yang masuk kriteria spesialisasi belum
tentu sebagai sektor basis.
4. Berdasarkan Tipologi Klassen, Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi
Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh. Sedangkan Kabupaten Sleman
masuk dalam Tipologi Daerah Berkembang Cepat. Tiga kabupaten lainnya
yaitu Kulo Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam Tipologi Daerah
Relatif Tertinggal.
5. Menentukan Prioritas Pengembangan Wilayah berdasarkan analisis LQ,
Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral maka dapat ditentukan

96

kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan masing-masing


sektor. Prioritas pertama untuk sektor pertanian adalah Kabupaten Gunung
Kidul; Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Bantul dan
Gunung Kidul; Sektor industri pengolahan di Kabupaten Sleman; Sektor
Listrik, gas dan air bersih di Kota Yogyakarta; Sektor bangunan di
Kabupaten Bantul; Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota
Yogyakarta; Sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta;
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kota Yogyakarta serta
untuk sektor jasa-jasa diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten
Sleman dan Kota Yogyakarta.
B. Saran
1. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan
kebijakan pembangunan dengan prioritas sektor unggulan/basis di masingmasing kabupaten/kota dengan tetap memperhatikan sektor non basis secara
proporsional.
2. Perlu mengenal secara baik daerah yang mempunyai potensi ekonomi
spesialis dan potensi ekonomi rendah agar bijak dalam menentukan skala
prioritas pembangunan, sehingga dapat merubah posisi kabupaten/kota
masuk ke dalam tipologi daerah yang lebih baik atau meminimalisir
keberadaan kabupaten pada tipologi daerah relatif tertinggal.
3. Perlu melakukan revitalisasi semua sektor dimulai sektor yang memiliki
nilai LQ > 1 kemudian LQ < 1 serta memacu peningkatan produktifitas dan
profesionalisme dalam mengelola sektor-sektor potensial agar mempunyai

97

keunggulan kompetitif dan komperatif untuk meningkatkan pedapatan


daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi.
4. Bagi investor yang ingin berinvestasi di Provinsi DIY diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperhatikan sektor-sektor
yang potensial untuk dikembangkan serta prioritas pembangunan masingmasing sektor di kabupaten/kota.

98

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. Pengantar Perencanaan Ekonomi Daerah (edisi kedua).
Yogyakarta: BPFE. 2002
Basuki, Agus Tri. Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen
dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008 dalam
Unisia Vol XXXII No. 71, 2009. h. 5-19
BPS. DIY Dalam Angka. BPS Jakarta, 2011
BPS. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2007-2011. BPS Jakarta, 2011
Emilia dan Imelia. Modul Ekonomi Regional Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Jambi. 2006
Evi dan Hastarini. Analisis Sektor dan Produk Unggulan Kabupaten Kendal
dalam Media Ekonomi dan Manajemen Vol XVIII No. 2, 2009.h. 165-177
Fafurida. Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman
Pangan di Kabupaten Kulonprogo dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 144155
Hasani, Akrom. Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan ShiftShare di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003-2008 Skripsi S-1
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang. 2010
Heralth, Janaranjana et al. A Dynamic Share Analysis of Economic Growth in
West Virginia dalam Research Paper 2010-12
Kuncoro, M. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. 2003
Maruf, Ahmad. Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasus Provinsi DIY
dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h 114-125
Mangun, Nudiatulhuda. Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di
Provinsi Sulawesi Tengah Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang. 2007
Mondal, Wali I. An Analysis of The Industrial Developmemt Potential of
Malaysia: A Shift-Share Approach dalam Journal of Business & Economic
Research Vol. VII No. 5, 2009. h. 41-46

99

Sabana, Choliq. Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai Salah Satu


Kawasan Andalan di Jawa Timur Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang. 2007
Sekaran, Uma. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
2009
Sjafrizal. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media.
2008
Tarigan, Robinson. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi).
Jakarta: Bumi Aksara. 2007
Tarigan, Robinson. Perencanaan Pembangunan Wilayah (edisi revisi). Jakarta:
Bumi Aksara. 2005
Titisari, Kartika Hendra. Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali,
Karanganyar, dan Sragen dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 167-182
Zakaria, Junaiddin. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Gaung Persada
Press. 2009

100

Lampiran I
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2005
2006
2007
2008
2009*
2010**
Pertanian

3.185.771

3.306.928

3.333.382

3.523.943

3.642.696

3.632.681

122.332

126.137

138.358

138.328

138.748

139.967

2.463.230

2.481.167

2.528.020

2.562.549

2.610.760

2.793.580

153.115

152.862

165.772

174.933

185.599

193.027

Bangunan

1.395.079

1.580.312

1.732.945

1.838.429

1.923.720

2.040.306

Perdagangan, hotel dan restoran

3.444.828

3.569.622

3.750.365

3.947.662

4.162.116

4.383.851

Pengangkutan dan komunikasi

1.673.352

1.761.672

1.875.307

2.008.919

2.128.594

2.250.664

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

1.623.210

1.591.885

1.695.163

1.793.789

1.903.411

2.024.368

Jasa-jasa

2.849.959

2.965.164

3.072.200

3.223.929

3.368.614

3.585.598

16.910.876
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2011

17.535.749

18.291.512

19.212.481

20.064.258

21.044.042

Pertambangan dan penggalian


Industri pengolahan
Listrik, gas dan air bersih

PDRB

101

Lampiran II
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2005
2006
2007
2008
2009

2010

Pertanian

403.695

412.026

424.719

454.656

474.560

467.714

Pertambangan dan penggalian

13.030

18.016

17.689

17.027

18.527

12.664

Industri pengolahan

236.286

243.686

251.351

255.420

261.033

271.689

Listrik, gas dan air bersih

8.682

9.184

9.611

10.333

11.007

11.586

Bangunan

65.463

72.612

77.911

82.096

85.790

91.657

Perdagangan, hotel dan restoran

240.301

250.662

266.357

281.420

293.574

307.245

Pengangkutan dan komunikasi

148.459

157.776

163.555

171.336

179.405

184.299

89.084

90.821

98.325

101.551

110.230

116.678

260.477

270.064

278.112

288.531

294.178

317.694

1.587.630

1.662.370

1.728.304

1.781.226

Keuangan, persewaan dan jasa


perusahaan
Jasa-jasa
PDRB

1.465.477
1.524.847
Sumber : Kulon Progo Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

102

Lampiran III
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2005
2006
2007
2008
2009*

2010**

Pertanian

791.592

814.742

838.545

880.148

919.417

933.259

Pertambangan dan penggalian

32.784

34.000

35.023

35.829

35.783

36.525

Industri pengolahan

644.544

568.064

582.328

596.187

610.781

647.939

Listrik, gas dan air bersih

29.001

27.127

29.294

31.675

34.448

36.289

Bangunan

276.078

381.915

413.693

437.151

434.409

454.479

Perdagangan, hotel dan restoran

612.904

624.196

659.401

702.353

746.833

789.789

Pengangkutan dan komunikasi

222.436

219.535

234.814

248.779

268.145

287.236

205.177

193.399

202.511

212.888

230.768

252.015

419.656

436.668

453.340

473.049

499.364

530.397

3.448.949

3.618.059

3.779.948

3.967.928

Keuangan, persewaan dan jasa


perusahaan
Jasa-jasa
PDRB

3.234.172
3.299.646
Sumber : Bantul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

103

Lampiran IV
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2005
2006
2007
2008
2009*
Pertanian

2010**

1.071.975

1.123.404

1.141.121

1.201.241

1.272.290

1.268.080

Pertambangan dan penggalian

55.802

56.860

55.808

55.442

55.939

58.472

Industri pengolahan

319.590

327.918

332.600

337.144

341.216

368.423

Listrik, gas dan air bersih

12.933

13.421

14.922

16.003

17.760

18.999

Bangunan

209.900

216.175

235.067

250.400

261.856

279.518

Perdagangan, hotel dan restoran

384.014

396.165

429.268

447.901

467.680

496.688

Pengangkutan dan komunikasi

183.272

194.580

206.779

214.371

220.126

234.644

119.825

121.954

131.857

141.824

145.597

159.910

369.079

380.105

393.866

405.972

414.901

445.345

3.070.298

3.197.365

3.330.079

Keuangan, persewaan dan jasa


perusahaan
Jasa-jasa
PDRB

2.726.390
2.830.582
2.941.288
Sumber : Gunung Kidul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

104

Lampiran V
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2005
2006
2007
2008
2009*

2010**

Pertanian

888.677

924.603

923.422

987.480

1.004.808

1.001.698

Pertambangan dan penggalian

18.766

18.899

32.998

30.372

28.901

33.304

Industri pengolahan

850.554

873.294

890.912

904.474

921.892

950.029

Listrik, gas dan air bersih

44.405

45.439

50.203

52.789

56.066

58.768

Bangunan

499.734

554.572

601.267

642.538

684.367

729.456

Perdagangan, hotel dan restoran

1.081.275

1.126.189

1.204.716

1.276.918

1.359.722

1.436.205

Pengangkutan dan komunikasi

280.552

300.628

321.854

339.243

361.363

384.891

523.061

539.620

567.159

598.190

631.510

669.291

893.541

925.816

961.049

1.006.243

1.050.928

1.109.558

5.553.580

5.838.247

6.099.557

6.373.200

Keuangan, persewaan dan jasa


perusahaan
Jasa-jasa
PDRB

5.080.565
5.309.060
Sumber : Sleman Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

105

Lampiran VI
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
2005
2006
2007
2008
2009*
Pertanian

2010**

21.835

21.351

19.209

18.140

17.359

17.455

242

270

279

258

265

272

Industri pengolahan

518.069

529.450

539.154

543.050

549.574

594.845

Listrik, gas dan air bersih

60.224

60.741

64.197

65.488

67.212

68.725

Bangunan

308.065

362.187

390.323

412.972

413.965

426.740

Perdagangan, hotel dan restoran

1.108.098

1.146.083

1.188.152

1.253.026

1.332.070

1.393.111

Pengangkutan dan komunikasi

813.669

862.341

910.568

984.783

1.055.067

1.097.987

629.162

607.748

651.968

696.816

731.975

770.658

938.485

982.333

1.012.551

1.046.615

1.077.364

1.135.751

4.776.401

5.021.148

5.244.851

5.505.544

Pertambangan dan penggalian

Keuangan, persewaan dan jasa


perusahaan
Jasa-jasa
PDRB

4.397.849
4.572.504
Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

106

Lampiran VII
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2005
PDRB 9
Total PDRB
PDRB 9
Total PDRB
Sektor Kl.
Kl. Progo
Sektor DIY
DIY
Progo
403695
1465477
3185771
16910876
13030
1465477
122332
16910876
236286
1465477
2463230
16910876
8682
1465477
153115
16910876
65463
1465477
1395079
16910876
240301
1465477
3444828
16910876
148459
1465477
1673352
16910876
89084
1465477
1623210
16910876
260477
1465477
2849959
16910876
Tahun 2006
PDRB 9
Total PDRB
PDRB 9 Total PDRB
Sektor Kl.
Kl. Progo
Sektor
DIY
Progo
DIY
412026
3306928
1524847
17535749
18016
126137
1524847
17535749
243686
2481167
1524847
17535749
9184
152862
1524847
17535749
72612
1580312
1524847
17535749
250662
3569622
1524847
17535749
157776
1761672
1524847
17535749
90821
1591885
1524847
17535749
270064
2965164
1524847
17535749
Tahun 2007
PDRB 9
Total PDRB
PDRB 9 Total PDRB
Sektor Kl.
Kl.Progo
Sektor
DIY
Progo
DIY
424719
3333382
1587630
18291512
17689
138358
1587630
18291512
251351
2528020
1587630
18291512
9611
165772
1587630
18291512
77911
1732945
1587630
18291512
266357
3750365
1587630
18291512
163555
1875307
1587630
18291512
98325
1695163
1587630
18291512
278112
3072200
1587630
18291512

LQ

1.46
1.23
1.11
0.65
0.54
0.80
1.02
0.63
1.05
LQ

1.43
1.64
1.13
0.69
0.53
0.81
1.03
0.66
1.05
LQ

1.47
1.47
1.15
0.67
0.52
0.82
1.00
0.67
1.04

107

Tahun 2008
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
454656
17027
255420
10333
82096
281420
171336
101551
288531
Tahun 2009
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
474560
18527
261033
11007
85790
293574
179405
110230
294178
Tahun 2010
PDRB 9
Sektor Kl.
Progo
467714
12664
271689
11586
91657
307245
184299
116678
317694

Total PDRB
Kl. Progo
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370
Total PDRB
Kl. Progo
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304
Tot PDRB
Kl. Progo
1781226
1781226
1781226
1781226
1781226
1781226
1781226
1781226
1781226

PDRB 9 Total PDRB


Sektor
DIY
DIY
3523943
19212481
138328
19212481
2562549
19212481
174933
19212481
1838429
19212481
3947662
19212481
2008919
19212481
1793789
19212481
3223929
19212481

LQ

PDRB 9 Total PDRB


Sektor
DIY
DIY
3642696
20064258
138748
20064258
2610760
20064258
185599
20064258
1923720
20064258
4162116
20064258
2128594
20064258
1903411
20064258
3368614
20064258

LQ

PDRB 9 Total PDRB


Sektor
DIY
DIY
3632681
21044042
139967
21044042
2793580
21044042
193027
21044042
2040306
21044042
4383851
21044042
2250664
21044042
2024368
21044042
3585598
21044042

LQ

1.49
1.42
1.15
0.68
0.52
0.82
0.99
0.65
1.03

1.51
1.55
1.16
0.69
0.52
0.82
0.98
0.67
1.01

1.52
1.07
1.15
0.71
0.53
0.83
0.97
0.68
1.05

108

Location Quotient (LQ) Rata-Rata


Kabupaten Kulon Progo
Sektor
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian
1.46 1.43 1.47 1.49 1.51 1.52
1.48
Pertambangan, Penggalian
1.23 1.64 1.47 1.42 1.55 1.07
1.40
Industri Pengolahan
1.11 1.13 1.15 1.15 1.16 1.15
1.14
Listrik, Gas, Air Bersih
0.65 0.69 0.67 0.68 0.69 0.71
0.68
Bangunan
0.54 0.53 0.52 0.52 0.52 0.53
0.53
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.80 0.81 0.82 0.82 0.82 0.83
0.82
Pengangkutan, komunikasi
1.02 1.03 1.00 0.99 0.98 0.97
1.00
Keuangan,Persewaan,Jasa
0.63 0.66 0.67 0.65 0.67 0.68
0.66
Perusahaan
Jasa-jasa lain
1.05 1.05 1.04 1.03 1.01 1.05
1.04

109

Lampiran VIII
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Bantul
Tahun 2005
PDRB 9
Total PDRB
PDRB 9
Total PDRB
Sektor
Bantul
Sektor DIY
DIY
Bantul
791592
3185771
3234172
16910876
32784
122332
3234172
16910876
644544
2463230
3234172
16910876
29001
153115
3234172
16910876
276078
1395079
3234172
16910876
612904
3444828
3234172
16910876
222436
1673352
3234172
16910876
205177
1623210
3234172
16910876
419656
2849959
3234172
16910876
Tahun 2006
PDRB 9
Total PDRB
PDRB 9 Total PDRB
Sektor
Bantul
Sektor
DIY
Bantul
DIY
814742
3306928
3299646
17535749
34000
126137
3299646
17535749
568064
2481167
3299646
17535749
27127
152862
3299646
17535749
381915
1580312
3299646
17535749
624196
3569622
3299646
17535749
219535
1761672
3299646
17535749
193399
1591885
3299646
17535749
436668
2965164
3299646
17535749
Tahun 2007
PDRB 9
Total PDRB
PDRB 9 Total PDRB
Sektor
Bantul
Sektor
DIY
Bantul
DIY
838545
3333382
3448949
18291512
35023
138358
3448949
18291512
582328
2528020
3448949
18291512
29294
165772
3448949
18291512
413693
1732945
3448949
18291512
659401
3750365
3448949
18291512
234814
1875307
3448949
18291512
202511
1695163
3448949
18291512
453340
3072200
3448949
18291512

LQ

1.30
1.40
1.37
0.99
1.03
0.93
0.70
0.66
0.77
LQ

1.31
1.43
1.22
0.94
1.28
0.93
0.66
0.65
0.78
LQ

1.33
1.34
1.22
0.94
1.27
0.93
0.66
0.63
0.78

110

Tahun 2008
PDRB 9
Total PDRB
Sektor
Bantul
Bantul
880148
3618059
35829
3618059
596187
3618059
31675
3618059
437151
3618059
702353
3618059
248779
3618059
212888
3618059
473049
3618059
Tahun 2009
PDRB 9
Total PDRB
Sektor
Bantul
Bantul
919417
3779948
35783
3779948
610781
3779948
34448
3779948
434409
3779948
746833
3779948
268145
3779948
230768
3779948
499364
3779948
Tahun 2010
PDRB 9
Total PDRB
Sektor
Bantul
Bantul
933259
3967928
36525
3967928
647939
3967928
36289
3967928
454479
3967928
789789
3967928
287236
3967928
252015
3967928
530397
3967928

PDRB 9 Total PDRB


Sektor
DIY
DIY
3523943
19212481
138328
19212481
2562549
19212481
174933
19212481
1838429
19212481
3947662
19212481
2008919
19212481
1793789
19212481
3223929
19212481

LQ

PDRB 9 Total PDRB


Sektor
DIY
DIY
3642696
20064258
138748
20064258
2610760
20064258
185599
20064258
1923720
20064258
4162116
20064258
2128594
20064258
1903411
20064258
3368614
20064258

LQ

PDRB 9 Total PDRB


Sektor
DIY
DIY
3632681
21044042
139967
21044042
2793580
21044042
193027
21044042
2040306
21044042
4383851
21044042
2250664
21044042
2024368
21044042
3585598
21044042

LQ

1.33
1.38
1.24
0.96
1.26
0.94
0.66
0.63
0.78

1.34
1.37
1.24
0.99
1.20
0.95
0.67
0.64
0.79

1.36
1.38
1.23
1.00
1.18
0.96
0.68
0.66
0.78

111

Location Quotient (LQ) Rata-Rata


Kabupaten Bantul
Sektor
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian
1.30 1.31 1.33 1.33 1.34 1.36
1.33
Pertambangan, Penggalian
1.40 1.43 1.34 1.38 1.37 1.38
1.38
Industri Pengolahan
1.37 1.22 1.22 1.24 1.24 1.23
1.25
Listrik, Gas, Air Bersih
0.99 0.94 0.94 0.96 0.99 1.00
0.97
Bangunan
1.03 1.28 1.27 1.26 1.20 1.18
1.20
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.93 0.93 0.93 0.94 0.95 0.96
0.94
Pengangkutan, komunikasi
0.70 0.66 0.66 0.66 0.67 0.68
0.67
Keuangan,Persewaan,Jasa
0.66 0.65 0.63 0.63 0.64 0.66
0.65
Perusahaan
Jasa-jasa lain
0.77 0.78 0.78 0.78 0.79 0.78
0.78

112

Lampiran IX
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2005
Li sektor i L Tot PDRB
Gunung
Gunung
Ni Sektor i Total PDRB
Kidul
Kidul
DIY
DIY
1071975
3185771
2726390
16910876
55802
122332
2726390
16910876
319590
2463230
2726390
16910876
12933
153115
2726390
16910876
209900
1395079
2726390
16910876
384014
3444828
2726390
16910876
183272
1673352
2726390
16910876
119825
1623210
2726390
16910876
369079
2849959
2726390
16910876
Tahun 2006
Li sektor i
L Tot PDRB
Gunung
Gunung
Ni Sektor i Total PDRB
Kidul
Kidul
DIY
DIY
1123404
3306928
2830582
17535749
56860
126137
2830582
17535749
327918
2481167
2830582
17535749
13421
152862
2830582
17535749
216175
1580312
2830582
17535749
396165
3569622
2830582
17535749
194580
1761672
2830582
17535749
121954
1591885
2830582
17535749
380105
2965164
2830582
17535749
Tahun 2007
Li sektor i
L Tot PDRB
Gunung
Gunung
Ni Sektor i Total PDRB
Kidul
Kidul
DIY
DIY
1141121
3333382
2941288
18291512
55808
138358
2941288
18291512
332600
2528020
2941288
18291512
14922
165772
2941288
18291512
235067
1732945
2941288
18291512
429268
3750365
2941288
18291512
206779
1875307
2941288
18291512
131857
1695163
2941288
18291512
393866
3072200
2941288
18291512

LQ
2.09
2.83
0.80
0.52
0.93
0.69
0.68
0.46
0.80

LQ
2.10
2.79
0.82
0.54
0.85
0.69
0.68
0.47
0.79

LQ
2.13
2.51
0.82
0.56
0.84
0.71
0.69
0.48
0.80

113

Tahun 2008
Li sektor i
L Tot PDRB
Gunung
Gunung
Ni Sektor i Total PDRB
Kidul
Kidul
DIY
DIY
1201241
3523943
3070298
19212481
55442
138328
3070298
19212481
337144
2562549
3070298
19212481
16003
174933
3070298
19212481
250400
1838429
3070298
19212481
447901
3947662
3070298
19212481
214371
2008919
3070298
19212481
141824
1793789
3070298
19212481
405972
3223929
3070298
19212481
Tahun 2009
Li sektor i
L Tot PDRB
Gunung
Gunung
Ni Sektor i Total PDRB
Kidul
Kidul
DIY
DIY
1272290
3642696
3197365
20064258
55939
138748
3197365
20064258
341216
2610760
3197365
20064258
17760
185599
3197365
20064258
261856
1923720
3197365
20064258
467680
4162116
3197365
20064258
220126
2128594
3197365
20064258
145597
1903411
3197365
20064258
414901
3368614
3197365
20064258
Tahun 2010
Li sektor i
L Tot PDRB
Gunung
Gunung
Ni Sektor i Total PDRB
Kidul
Kidul
DIY
DIY
1268080
3632681
3330079
21044042
58472
139967
3330079
21044042
368423
2793580
3330079
21044042
18999
193027
3330079
21044042
279518
2040306
3330079
21044042
496688
4383851
3330079
21044042
234644
2250664
3330079
21044042
159910
2024368
3330079
21044042
445345
3585598
3330079
21044042

LQ
2.13
2.51
0.82
0.57
0.85
0.71
0.67
0.49
0.79

LQ
2.19
2.53
0.82
0.60
0.85
0.71
0.65
0.48
0.77

LQ
2.21
2.64
0.83
0.62
0.87
0.72
0.66
0.50
0.78

114

Location Quotient (LQ) Rata-Rata


Kabupaten Gunung Kidul
Sektor
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian
2.09 2.10 2.13 2.13 2.19 2.21
2.14
Pertambangan, Penggalian
2.83 2.79 2.51 2.51 2.53 2.64
2.63
Industri Pengolahan
0.80 0.82 0.82 0.82 0.82 0.83
0.82
Listrik, Gas, Air Bersih
0.52 0.54 0.56 0.57 0.60 0.62
0.57
Bangunan
0.93 0.85 0.84 0.85 0.85 0.87
0.87
Perdagangan, Hotel, Restoran 0.69 0.69 0.71 0.71 0.71 0.72
0.70
Pengangkutan, komunikasi
0.68 0.68 0.69 0.67 0.65 0.66
0.67
Keuangan,Persewaan,Jasa
0.46 0.47 0.48 0.49 0.48 0.50
0.48
Perusahaan
Jasa-jasa lain
0.80 0.79 0.80 0.79 0.77 0.78
0.79

115

Lampiran X
Perhitungan Location Quotient (LQ)
Kabupaten Sleman
Tahun 2005
Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Sleman
Sleman
DIY
DIY
888677
3185771
5080565
16910876
18766
122332
5080565
16910876
850554
2463230
5080565
16910876
44405
153115
5080565
16910876
499734
1395079
5080565
16910876
1081275
3444828
5080565
16910876
280552
1673352
5080565
16910876
523061
1623210
5080565
16910876
893541
2849959
5080565
16910876
Tahun 2006
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Sleman
Sleman
DIY
DIY
924603
3306928
5309060
17535749
18899
126137
5309060
17535749
873294
2481167
5309060
17535749
45439
152862
5309060
17535749
554572
1580312
5309060
17535749
1126189
3569622
5309060
17535749
300628
1761672
5309060
17535749
539620
1591885
5309060
17535749
925816
2965164
5309060
17535749
Tahun 2007
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Sleman
Sleman
DIY
DIY
923422
3333382
5553580
18291512
32998
138358
5553580
18291512
890912
2528020
5553580
18291512
50203
165772
5553580
18291512
601267
1732945
5553580
18291512
1204716
3750365
5553580
18291512
321854
1875307
5553580
18291512
567159
1695163
5553580
18291512
961049
3072200
5553580
18291512

LQ
0.93
0.51
1.15
0.97
1.19
1.04
0.56
1.07
1.04

LQ
0.92
0.49
1.16
0.98
1.16
1.04
0.56
1.12
1.03

LQ
0.91
0.79
1.16
1.00
1.14
1.06
0.57
1.10
1.03

116

Tahun 2008
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Sleman
Sleman
DIY
DIY
987480
3523943
5838247
19212481
30372
138328
5838247
19212481
904474
2562549
5838247
19212481
52789
174933
5838247
19212481
642538
1838429
5838247
19212481
1276918
3947662
5838247
19212481
339243
2008919
5838247
19212481
598190
1793789
5838247
19212481
1006243
3223929
5838247
19212481
Tahun 2009
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Sleman
Sleman
DIY
DIY
1004808
3642696
6099557
20064258
28901
138748
6099557
20064258
921892
2610760
6099557
20064258
56066
185599
6099557
20064258
684367
1923720
6099557
20064258
1359722
4162116
6099557
20064258
361363
2128594
6099557
20064258
631510
1903411
6099557
20064258
1050928
3368614
6099557
20064258
Tahun 2010
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Sleman
Sleman
DIY
DIY
1001698
3632681
6373200
21044042
33304
139967
6373200
21044042
950029
2793580
6373200
21044042
58768
193027
6373200
21044042
729456
2040306
6373200
21044042
1436205
4383851
6373200
21044042
384891
2250664
6373200
21044042
669291
2024368
6373200
21044042
1109558
3585598
6373200
21044042

LQ
0.92
0.72
1.16
0.99
1.15
1.06
0.56
1.10
1.03

LQ
0.91
0.69
1.16
0.99
1.17
1.07
0.56
1.09
1.03

LQ
0.91
0.79
1.12
1.01
1.18
1.08
0.56
1.09
1.02

117

Location Quotient (LQ) Rata-Rata


Kabupaten Sleman
Sektor
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian
0.93 0.92 0.91 0.92 0.91 0.91
0.92
Pertambangan, Penggalian
0.51 0.49 0.79 0.72 0.69 0.79
0.66
Industri Pengolahan
1.15 1.16 1.16 1.16 1.16 1.12
1.15
Listrik, Gas, Air Bersih
0.97 0.98 1.00 0.99 0.99 1.01
0.99
Bangunan
1.19 1.16 1.14 1.15 1.17 1.18
1.17
Perdagangan, Hotel, Restoran 1.04 1.04 1.06 1.06 1.07 1.08
1.06
Pengangkutan, komunikasi
0.56 0.56 0.57 0.56 0.56 0.56
0.56
Keuangan,Persewaan,Jasa
1.07 1.12 1.10 1.10 1.09 1.09
1.10
Perusahaan
Jasa-jasa lain
1.04 1.03 1.03 1.03 1.03 1.02
1.03

118

Lampiran XI
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta
Tahun 2005
Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Yogya
Yogya
DIY
DIY
LQ
21835
3185771
0.03
4397849
16910876
242
122332
0.01
4397849
16910876
518069
2463230
0.81
4397849
16910876
60224
153115
1.51
4397849
16910876
308065
1395079
0.85
4397849
16910876
1108098
3444828
1.24
4397849
16910876
813669
1673352
1.87
4397849
16910876
629162
1623210
1.49
4397849
16910876
938485
2849959
1.27
4397849
16910876
Tahun 2006
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Yogya
Yogya
DIY
DIY
LQ
21351
3306928
0.02
4572504
17535749
270
126137
0.01
4572504
17535749
529450
2481167
0.82
4572504
17535749
60741
152862
1.52
4572504
17535749
362187
1580312
0.88
4572504
17535749
1146083
3569622
1.23
4572504
17535749
862341
1761672
1.88
4572504
17535749
607748
1591885
1.46
4572504
17535749
982333
2965164
1.27
4572504
17535749
Tahun 2007
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Yogya
Yogya
DIY
DIY
LQ
19209
3333382
0.02
4776401
18291512
279
138358
0.01
4776401
18291512
539154
2528020
0.82
4776401
18291512
64197
165772
1.48
4776401
18291512
390323
1732945
0.86
4776401
18291512
1188152
3750365
1.21
4776401
18291512
910568
1875307
1.86
4776401
18291512
651968
1695163
1.47
4776401
18291512
1012551
3072200
1.26
4776401
18291512

119

Tahun 2008
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Yogya
Yogya
DIY
DIY
18140
3523943
5021148
19212481
258
138328
5021148
19212481
543050
2562549
5021148
19212481
65488
174933
5021148
19212481
412972
1838429
5021148
19212481
1253026
3947662
5021148
19212481
984783
2008919
5021148
19212481
696816
1793789
5021148
19212481
1046615
3223929
5021148
19212481
Tahun 2009
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Yogya
Yogya
DIY
DIY
17359
3642696
5244851
20064258
265
138748
5244851
20064258
549574
2610760
5244851
20064258
67212
185599
5244851
20064258
413965
1923720
5244851
20064258
1332070
4162116
5244851
20064258
1055067
2128594
5244851
20064258
731975
1903411
5244851
20064258
1077364
3368614
5244851
20064258
Tahun 2010
Li sektor i
L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB
Yogya
Yogya
DIY
DIY
17455
3632681
5505544
21044042
272
139967
5505544
21044042
594845
2793580
5505544
21044042
68725
193027
5505544
21044042
426740
2040306
5505544
21044042
1393111
4383851
5505544
21044042
1097987
2250664
5505544
21044042
770658
2024368
5505544
21044042
1135751
3585598
5505544
21044042

LQ
0.02
0.01
0.81
1.43
0.86
1.21
1.88
1.49
1.24

LQ
0.02
0.01
0.81
1.39
0.82
1.22
1.90
1.47
1.22

LQ
0.02
0.01
0.81
1.36
0.80
1.21
1.86
1.46
1.21

120

Location Quotient (LQ) Rata-Rata


Kota Yogya
Sektor
2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ
Pertanian
0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
0.02
Pertambangan, Penggalian
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
0.01
Industri Pengolahan
0.81 0.82 0.82 0.81 0.81 0.81
0.81
Listrik, Gas, Air Bersih
1.51 1.52 1.48 1.43 1.39 1.36
1.45
Bangunan
0.85 0.88 0.86 0.86 0.82 0.80
0.85
Perdagangan, Hotel, Restoran 1.24 1.23 1.21 1.21 1.22 1.21
1.22
Pengangkutan, komunikasi
1.87 1.88 1.86 1.88 1.90 1.86
1.87
Keuangan,Persewaan,Jasa
1.49 1.46 1.47 1.49 1.47 1.46
1.47
Perusahaan
Jasa-jasa lain
1.27 1.27 1.26 1.24 1.22 1.21
1.25

121

Lampiran XII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo
2005-2006
eij/Eij
Eint
Ein
RPs
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein
Lapangan Usaha
Pertanian
412026 403695 8331
0.02064 3306928 3185771 121157
0.03803
0.543
Pertambangan, Penggalian
18016
13030
4986
0.38266 126137
122332
3805
0.03110
12.302
Industri Pengolahan
243686 236286 7400
0.03132 2481167 2463230 17937
0.00728
4.301
Listrik, Gas, Air Bersih
9184
8682
502
0.05782 152862
153115
-253
-0.00165
-34.993
Bangunan
72612
65463
7149
0.10921 1580312 1395079 185233
0.13278
0.822
Perdagangan, Hotel, Restoran
250662 240301 10361
0.04312 3569622 3444828 124794
0.03623
1.190
Pengangkutan, komunikasi
157776 148459 9317
0.06276 1761672 1673352 88320
0.05278
1.189
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
90821
89084
1737
0.01950 1591885 1623210 -31325 -0.01930
-1.010
Jasa-jasa lain
270064 260477 9587
0.03681 2965164 2849959 115205
0.04042
0.911
2006 2007
eij/Eij
Eint
Ein
RPs
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein
Lapangan Usaha
Pertanian
424719 412026 12693 0.030806 3333382 3306928 26454
0.008 3.850996
Pertambangan, Penggalian
17689
18016
-327 -0.01815
138358
126137 12221 0.096887 -0.18734
Industri Pengolahan
251351 243686
7665 0.031454 2528020 2481167 46853 0.018883 1.665713
Listrik, Gas, Air Bersih
9611
9184
427 0.046494
165772
152862 12910 0.084455 0.550515
Bangunan
77911
72612
5299 0.072977 1732945 1580312 152633 0.096584 0.755579
Perdagangan, Hotel, Restoran
266357 250662 15695 0.062614 3750365 3569622 180743 0.050634 1.236612
Pengangkutan, komunikasi
163555 157776
5779 0.036628 1875307 1761672 113635 0.064504 0.567838
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
98325
90821
7504 0.082624 1695163 1591885 103278 0.064878 1.273534
Jasa-jasa lain
278112 270064
8048
0.0298 3072200 2965164 107036 0.036098 0.825544

122

2007 2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
Jumlah
2008 2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eijt
454656
17027
255420
10333
82096
281420
171336

Eij
424719
17689
251351
9611
77911
266357
163555

101551
98325
288531 278112
1662370 1587630
Eijt
474560
18527
261033
11007
85790
293574
179405

Eij
454656
17027
255420
10333
82096
281420
171336

110230
294178

101551
288531

eij
29937
-662
4069
722
4185
15063
7781

eij/Eij
0.070487
-0.03742
0.016189
0.075122
0.053715
0.056552
0.047574

Eint
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

RPs
Ein Ein/Ein
190561 0.057167 1.232985
-30 -0.00022 172.5988
34529 0.013659 1.185233
9161 0.055263 1.359368
105484
0.06087 0.88246
197297 0.052607 1.07498
133612 0.071248 0.667726

3226 0.03281 1793789 1695163 98626


10419 0.037463 3223929 3072200 151729
19212481 18291512 920969
74740

0.058181 0.563924
0.049388 0.758555

eij/Eij
0.043778
0.088095
0.021976
0.065228
0.044996
0.043188
0.047095

Eint
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

Ein
RPs
Ein Ein/Ein
3523943 118753 0.033699 1.299097
138328
420 0.003036 29.01442
2562549 48211 0.018814 1.168063
174933 10666 0.060972 1.069803
1838429 85291 0.046393 0.969881
3947662 214454 0.054324 0.795005
2008919 119675 0.059572 0.790551

8679 0.085464
5647 0.019572

1903411
3368614

1793789 109622
3223929 144685

eij
19904
1500
5613
674
3694
12154
8069

0.061112 1.398489
0.044878 0.436101

123

2009 2010
eij/Eij
Eint
Ein
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein
Lapangan Usaha
Pertanian
467714 474560
-6846 -0.01443 3632681 3642696 -10015 -0.00275
Pertambangan, Penggalian
12664
18527
-5863 -0.31646
139967
138748
1219 0.008786
Industri Pengolahan
271689 261033 10656 0.040822 2793580 2610760 182820 0.070026
Listrik, Gas, Air Bersih
11586
11007
579 0.052603
193027
185599
7428 0.040022
Bangunan
91657
85790
5867 0.068388 2040306 1923720 116586 0.060604
Perdagangan, Hotel, Restoran
307245 293574 13671 0.046567 4383851 4162116 221735 0.053275
Pengangkutan, komunikasi
184299 179405
4894 0.027279 2250664 2128594 122070 0.057348
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
116678 110230
6448 0.058496 2024368 1903411 120957 0.063547
Jasa-jasa lain
317694 294178 23516 0.079938 3585598 3368614 216984 0.064413
21044042 20064258 979784
Jumlah
1781226 1728304 52922
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata
Lapangan Usaha
2005 - 2006
2006 - 2007
2007 - 2008
2008-2009
2009-2010
Pertanian
0.54263751
3.85099583
1.23298459
1.299097
5.247081
Pertambangan, Penggalian
12.3024972
-0.1873377
172.598783
29.01442
-36.0195
Industri Pengolahan
4.30079643
1.66571299
1.18523257
1.168063
0.582964
Listrik, Gas, Air Bersih
-34.992998
0.55051518
1.3593676
1.069803
1.314357
Bangunan
0.8224885
0.75557907
0.88245968
0.969881
1.128431
Perdagangan, Hotel, Restoran
1.19019996
1.2366123
1.07498008
0.795005
0.874103
Pengangkutan, komunikasi
1.18904369
0.56783831
0.66772633
0.790551
0.475678
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan
-1.0103777
1.27353363
0.56392384
1.398489
0.920506
Jasa-jasa lain
0.91050143
0.8255438
0.75855522
0.436101
1.241014

RPs
5.247081
-36.0195
0.582964
1.314357
1.128431
0.874103
0.475678
0.920506
1.241014

Rata-rata
2.435
35.542
1.781
(6.140)
0.912
1.034
0.738
0.629
0.834

124

Lampiran XIII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul
2005-2006
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2006 2007
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eijt
814742
34000
568064
27127
381915
624196
219535

Eij
791592
32784
644544
29001
276078
612904
222436

eij
23150
1216
-76480
-1874
105837
11292
-2901

eij/Eij
0.029245
0.037091
-0.11866
-0.06462
0.383359
0.018424
-0.01304

Eint
3306928
126137
2481167
152862
1580312
3569622
1761672

Ein
3185771
122332
2463230
153115
1395079
3444828
1673352

RPs
Ein Ein/Ein
121157 0.038031 0.768981
3805 0.031104 1.192496
17937 0.007282 -16.2949
-253 -0.00165 39.10694
185233 0.132776 2.887262
124794 0.036226 0.508572
88320
0.05278
-0.2471

193399
436668

205177
419656

-11778
-0.0574
17012 0.040538

1591885
2965164

1623210
2849959

-31325
115205

Eijt
838545
35023
582328
29294
413693
659401
234814

Eij
814742
34000
568064
27127
381915
624196
219535

eij
23803
1023
14264
2167
31778
35205
15279

eij/Eij
0.029215
0.030088
0.02511
0.079884
0.083207
0.056401
0.069597

Eint
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

Ein
3306928
126137
2481167
152862
1580312
3569622
1761672

RPs
Ein Ein/Ein
26454
0.008 3.65212
12221 0.096887 0.310551
46853 0.018883 1.329728
12910 0.084455 0.945868
152633 0.096584 0.861498
180743 0.050634 1.113895
113635 0.064504 1.078957

202511
453340

193399
436668

9112 0.047115
16672 0.03818

1695163
3072200

1591885
2965164

103278
107036

-0.0193 2.974586
0.040423 1.002834

0.064878 0.726212
0.036098 1.057682

125

2007 2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008 2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eijt
880148
35829
596187
31675
437151
702353
248779

Eij
838545
35023
582328
29294
413693
659401
234814

eij
41603
806
13859
2381
23458
42952
13965

eij/Eij
0.049613
0.023013
0.023799
0.081279
0.056704
0.065138
0.059473

Eint
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

RPs
Ein Ein/Ein
190561 0.057167 0.867859
-30 -0.00022 -106.136
34529 0.013659 1.742452
9161 0.055263 1.470784
105484
0.06087 0.93156
197297 0.052607 1.238189
133612 0.071248 0.834726

212888
473049

202511
453340

10377 0.051242
19709 0.043475

1793789
3223929

1695163
3072200

98626
151729

Eijt
919417
35783
610781
34448
434409
746833
268145

Eij
880148
35829
596187
31675
437151
702353
248779

eij
39269
-46
14594
2773
-2742
44480
19366

eij/Eij
0.044616
-0.00128
0.024479
0.087545
-0.00627
0.06333
0.077844

Eint
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

Ein
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

RPs
Ein Ein/Ein
118753 0.033699 1.323971
420 0.003036 -0.42285
48211 0.018814 1.301122
10666 0.060972 1.435831
85291 0.046393
-0.1352
214454 0.054324 1.165776
119675 0.059572 1.306728

230768
499364

212888
473049

17880 0.083988
26315 0.055628

1903411
3368614

1793789
3223929

109622
144685

0.058181 0.880731
0.049388 0.880281

0.061112 1.374327
0.044878 1.239536

126

2009 2010
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eijt
933259
36525
647939
36289
454479
789789
287236

Eij
919417
35783
610781
34448
434409
746833
268145

eij
13842
742
37158
1841
20070
42956
19091

eij/Eij
0.015055
0.020736
0.060837
0.053443
0.046201
0.057518
0.071197

Eint
3632681
139967
2793580
193027
2040306
4383851
2250664

Ein
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

252015 230768
21247 0.092071 2024368 1903411
530397 499364
31033 0.062145 3585598 3368614
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008
2008-2009
Pertanian
0.7689811 3.65211952 0.867859332 1.323970842
Pertambangan, Penggalian
1.1924963 0.31055067 -106.136489 -0.42284768
Industri Pengolahan
-16.294854 1.32972751 1.742451612 1.301121576
Listrik, Gas, Air Bersih
39.10694 0.9458678 1.470784391 1.435831281
Bangunan
2.8872618 0.86149794 0.931560357 -0.13520091
Perdagangan, Hotel, Restoran
0.5085718 1.11389463 1.238188725 1.165776098
Pengangkutan, komunikasi
-0.2470989 1.0789569 0.83472585 1.306728008
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan
2.9745858 0.7262119 0.88073092 1.374326649
Jasa-jasa lain
1.0028344 1.05768217 0.880281224 1.239536175

RPs
Ein Ein/Ein
-10015 -0.00275 -5.47594
1219 0.008786 2.360207
182820 0.070026 0.86878
7428 0.040022 1.335345
116586 0.060604 0.762332
221735 0.053275 1.079643
122070 0.057348 1.241489
120957
216984

0.063547 1.448851
0.064413 0.964784

2009-2010
-5.47593508
2.360207483
0.868780486
1.335345087
0.762331765
1.079643225
1.241488964
1.448850582
0.964783949

Rata-rata
0.227
(20.539)
(2.211)
8.859
1.061
1.021
0.843
1.481
1.029

127

Lampiran XIV
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul
2005-2006
eij/Eij
Eint
Ein
RPs
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein
Lapangan Usaha
Pertanian
1123404 1071975 51429 0.04798 3306928 3185771 121157 0.038031
1.262
Pertambangan, Penggalian
56860
55802
1058 0.01896
126137
122332
3805 0.031104
0.610
Industri Pengolahan
327918 319590
8328 0.02606 2481167 2463230 17937 0.007282
3.579
Listrik, Gas, Air Bersih
13421
12933
488 0.03773
152862
153115
-253 -0.00165
-22.836
Bangunan
216175 209900
6275 0.02990 1580312 1395079 185233 0.132776
0.225
Perdagangan, Hotel, Restoran
396165 384014 12151 0.03164 3569622 3444828 124794 0.036226
0.873
Pengangkutan, komunikasi
194580 183272 11308 0.06170 1761672 1673352 88320
0.05278
1.169
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
121954 119825
2129 0.01777 1591885 1623210 -31325
-0.0193
-0.921
Jasa-jasa lain
380105 369079 11026 0.02987 2965164 2849959 115205 0.040423
0.739
2006 2007
eij/Eij
Eint
Ein
Lapangan Usaha
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein RPs
Pertanian
1141121 1123404 17717 0.015771 3333382 3306928 26454
0.008 1.971458
Pertambangan, Penggalian
55808
56860
-1052
-0.0185
138358
126137 12221 0.096887 -0.19096
Industri Pengolahan
332600 327918
4682 0.014278 2528020 2481167 46853 0.018883 0.75611
Listrik, Gas, Air Bersih
14922
13421
1501 0.11184
165772
152862 12910 0.084455 1.324247
Bangunan
235067 216175 18892 0.087392 1732945 1580312 152633 0.096584 0.90483
Perdagangan, Hotel, Restoran
429268 396165 33103 0.083559 3750365 3569622 180743 0.050634 1.650259
Pengangkutan, komunikasi
206779 194580 12199 0.062694 1875307 1761672 113635 0.064504 0.971939
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
131857 121954
9903 0.081203 1695163 1591885 103278 0.064878 1.251626
Jasa-jasa lain
393866 380105 13761 0.036203 3072200 2965164 107036 0.036098 1.002918

128

2007 2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008 2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eijt
Eij
1201241 1141121
55442
55808
337144 332600
16003
14922
250400 235067
447901 429268
214371 206779
141824
405972

131857
393866

Eijt
Eij
1272290 1201241
55939
55442
341216 337144
17760
16003
261856 250400
467680 447901
220126 214371
145597
414901

141824
405972

eij
60120
-366
4544
1081
15333
18633
7592

eij/Eij
Eint
Ein
0.052685 3523943 3333382
-0.00656
138328
138358
0.013662 2562549 2528020
0.072443
174933
165772
0.065228 1838429 1732945
0.043406 3947662 3750365
0.036716 2008919 1875307

9967 0.075589
12106 0.030736
eij
71049
497
4072
1757
11456
19779
5755

1793789
3223929

Ein Ein/Ein RPs


190561 0.057167 0.921591
-30 -0.00022 30.24598
34529 0.013659 1.000259
9161 0.055263 1.310892
105484
0.06087 1.071602
197297 0.052607 0.825101
133612 0.071248 0.51532

1695163 98626
3072200 151729

0.058181 1.299216
0.049388 0.622348

eij/Eij
Eint
Ein
Ein Ein/Ein RPs
0.059146 3642696 3523943 118753 0.033699 1.755141
0.008964
138748
138328
420 0.003036 2.952421
0.012078 2610760 2562549 48211 0.018814 0.641975
0.109792
185599
174933 10666 0.060972 1.800697
0.045751 1923720 1838429 85291 0.046393 0.986149
0.044159 4162116 3947662 214454 0.054324 0.812883
0.026846 2128594 2008919 119675 0.059572 0.450649

3773 0.026603
8929 0.021994

1903411
3368614

1793789 109622
3223929 144685

0.061112 0.435322
0.044878 0.490082

129

2009 2010
eij/Eij
Eint
Ein
RPs
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein
Lapangan Usaha
Pertanian
1268080 1272290
-4210 -0.00331 3632681 3642696 -10015 -0.00275
1.204
Pertambangan, Penggalian
58472
55939
2533 0.045281
139967
138748
1219 0.008786
5.154
Industri Pengolahan
368423 341216 27207 0.079735 2793580 2610760 182820 0.070026
1.139
Listrik, Gas, Air Bersih
18999
17760
1239 0.069764
193027
185599
7428 0.040022
1.743
Bangunan
279518 261856 17662 0.067449 2040306 1923720 116586 0.060604
1.113
Perdagangan, Hotel, Restoran
496688 467680 29008 0.062025 4383851 4162116 221735 0.053275
1.164
Pengangkutan, komunikasi
234644 220126 14518 0.065953 2250664 2128594 122070 0.057348
1.150
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
159910 145597 14313 0.098306 2024368 1903411 120957 0.063547
1.547
Jasa-jasa lain
445345 414901 30444 0.073377 3585598 3368614 216984 0.064413
1.139
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul Rata-Rata
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
1.2615064
1.9714584
0.9215912
1.755141
1.203561
1.423
Pertambangan, Penggalian
0.6095668
-0.190961
30.245979
2.952421
5.153989
7.754
Industri Pengolahan
3.5785138
0.7561096
1.0002593
0.641975
1.138661
1.423
Listrik, Gas, Air Bersih
-22.835881
1.3242473
1.3108921
1.800697
1.743139
(3.331)
Bangunan
0.2251551
0.9048297
1.0716024
0.986149
1.112943
0.860
Perdagangan, Hotel, Restoran
0.8734515
1.6502586
0.8251014
0.812883
1.164257
1.065
Pengangkutan, komunikasi
1.1690092
0.9719389
0.5153196
0.450649
1.150057
0.851
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan
-0.9206867
1.2516261
1.2992159
0.435322
1.546963
0.722
Jasa-jasa lain
0.7390366
1.0029176
0.6223477
0.490082
1.13915
0.799

130

Lampiran XV
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman
2005-2006
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2006 2007
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

eij
35926
133
22740
1034
54838
44914
20076

eij/Eij
0.0404
0.0071
0.0267
0.0233
0.1097
0.0415
0.0716

Eint
3306928
126137
2481167
152862
1580312
3569622
1761672

Ein
Ein Ein/Ein
3185771 121157 0.038031
122332
3805 0.031104
2463230 17937 0.007282
153115
-253 -0.00165
1395079 185233 0.132776
3444828 124794 0.036226
1673352 88320
0.05278

523061
893541

16559
32275

0.0317
0.0361

1591885
2965164

1623210 -31325
2849959 115205

Eijt
Eij
923422 924603
32998
18899
890912 873294
50203
45439
601267 554572
1204716 1126189
321854 300628

eij
-1181
14099
17618
4764
46695
78527
21226

eij/Eij
-0.00128
0.746018
0.020174
0.104844
0.0842
0.069728
0.070606

Eint
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

Ein
RPs
Ein Ein/Ein
3306928 26454
0.008 -0.15967
126137 12221 0.096887 7.699903
2481167 46853 0.018883 1.068353
152862 12910 0.084455 1.241413
1580312 152633 0.096584 0.87178
3569622 180743 0.050634 1.377109
1761672 113635 0.064504 1.09459

27539 0.051034
35233 0.038056

1695163
3072200

1591885 103278
2965164 107036

Eijt
Eij
924603 888677
18899
18766
873294 850554
45439
44405
554572 499734
1126189 1081275
300628 280552
539620
925816

567159
961049

539620
925816

-0.0193
0.040423

RPs
1.0630
0.2279
3.6715
-14.0924
0.8265
1.1466
1.3558
-1.6405
0.8936

0.064878 0.786618
0.036098 1.05425

131

2007 2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008 2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eijt
Eij
987480 923422
30372
32998
904474 890912
52789
50203
642538 601267
1276918 1204716
339243 321854

eij
64058
-2626
13562
2586
41271
72202
17389

eij/Eij
0.06937
-0.07958
0.015223
0.051511
0.06864
0.059933
0.054028

Eint
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

598190
1006243

31031 0.054713
45194 0.047026

1793789
3223929

1695163 98626
3072200 151729

567159
961049

RPs
Ein Ein/Ein
190561 0.057167 1.213457
-30 -0.00022 367.0203
34529 0.013659 1.114514
9161 0.055263 0.93211
105484
0.06087 1.127654
197297 0.052607 1.139246
133612 0.071248 0.758303
0.058181 0.940396
0.049388 0.952174

Eijt
Eij
1004808 987480
28901
30372
921892 904474
56066
52789
684367 642538
1359722 1276918
361363 339243

eij
17328
-1471
17418
3277
41829
82804
22120

eij/Eij
0.017548
-0.04843
0.019258
0.062077
0.0651
0.064847
0.065204

Eint
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

Ein
RPs
Ein Ein/Ein
3523943 118753 0.033699 0.52072
138328
420 0.003036 -15.9514
2562549 48211 0.018814 1.023595
174933 10666 0.060972 1.01813
1838429 85291 0.046393 1.403209
3947662 214454 0.054324 1.193697
2008919 119675 0.059572 1.094544

631510 598190
1050928 1006243

33320 0.055701
44685 0.044408

1903411
3368614

1793789 109622
3223929 144685

0.061112 0.911464
0.044878 0.989512

132

2009 2010
eij/Eij
Eint
Ein
RPs
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein
Lapangan Usaha
Pertanian
1001698 1004808
-3110
-0.0031 3632681 3642696 -10015 -0.00275
1.1258
Pertambangan, Penggalian
33304
28901
4403
0.1523
139967
138748
1219 0.008786 17.3404
Industri Pengolahan
950029 921892 28137
0.0305 2793580 2610760 182820 0.070026
0.4359
Listrik, Gas, Air Bersih
58768
56066
2702
0.0482
193027
185599
7428 0.040022
1.2042
Bangunan
729456 684367 45089
0.0659 2040306 1923720 116586 0.060604
1.0871
Perdagangan, Hotel, Restoran
1436205 1359722 76483
0.0562 4383851 4162116 221735 0.053275
1.0558
Pengangkutan, komunikasi
384891 361363 23528
0.0651 2250664 2128594 122070 0.057348
1.1353
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
669291 631510 37781
0.0598 2024368 1903411 120957 0.063547
0.9414
Jasa-jasa lain
1109558 1050928 58630
0.0558 3585598 3368614 216984 0.064413
0.8661
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman Rata-Rata
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
1.0629944
-0.159672
1.2134565
0.52072
1.125769
0.753
Pertambangan, Penggalian
0.2278586
7.699903
367.02033
-15.95145
17.34039
75.267
Industri Pengolahan
3.6715016
1.068353
1.1145138
1.023595
0.435854
1.463
Listrik, Gas, Air Bersih
-14.09243
1.241413
0.93211
1.01813
1.204175
(1.939)
Bangunan
0.8264625
0.87178
1.1276539
1.403209
1.087119
1.063
Perdagangan, Hotel, Restoran
1.1466197
1.377109
1.1392462
1.193697
1.055832
1.183
Pengangkutan, komunikasi
1.3557889
1.09459
0.7583027
1.094544
1.135338
1.088
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan
-1.6404591
0.786618
0.9403965
0.911464
0.941445
0.388
Jasa-jasa lain
0.8935504
1.05425
0.9521736
0.989512
0.866105
0.951

133

Lampiran XVI
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta
2005-2006
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2006 2007
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

eij
-484
28
11381
517
54122
37985
48672

eij/Eij
-0.0222
0.1157
0.0220
0.0086
0.1757
0.0343
0.0598

Eint
3306928
126137
2481167
152862
1580312
3569622
1761672

Ein
Ein Ein/Ein
3185771 121157 0.038031
122332
3805 0.031104
2463230 17937 0.007282
153115
-253 -0.00165
1395079 185233 0.132776
3444828 124794 0.036226
1673352 88320
0.05278

629162
938485

-21414
43848

-0.0340
0.0467

1591885
2965164

1623210 -31325
2849959 115205

Eijt
Eij
19209
21351
279
270
539154 529450
64197
60741
390323 362187
1188152 1146083
910568 862341

eij
-2142
9
9704
3456
28136
42069
48227

eij/Eij
-0.10032
0.033333
0.018328
0.056897
0.077684
0.036707
0.055926

Eint
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

Ein
RPs
Ein Ein/Ein
3306928 26454
0.008 -12.5411
126137 12221 0.096887 0.344044
2481167 46853 0.018883 0.970609
152862 12910 0.084455 0.673698
1580312 152633 0.096584 0.804311
3569622 180743 0.050634 0.724948
1761672 113635 0.064504 0.86701

651968
1012551

44220 0.07276
30218 0.030761

1695163
3072200

1591885 103278
2965164 107036

Eijt
Eij
21351
21835
270
242
529450 518069
60741
60224
362187 308065
1146083 1108098
862341 813669
607748
982333

607748
982333

-0.0193
0.040423

RPs
-0.5829
3.7199
3.0168
-5.1954
1.3232
0.9463
1.1333
1.7637
1.1558

0.064878 1.121499
0.036098 0.852169

134

2007 2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008 2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eijt
Eij
18140
19209
258
279
543050 539154
65488
64197
412972 390323
1253026 1188152
984783 910568

eij
-1069
-21
3896
1291
22649
64874
74215

eij/Eij
-0.05565
-0.07527
0.007226
0.02011
0.058026
0.054601
0.081504

Eint
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

696816 651968
1046615 1012551

44848 0.068789
34064 0.033642

1793789
3223929

1695163 98626
3072200 151729

Eijt
Eij
17359
18140
265
258
549574 543050
67212
65488
413965 412972
1332070 1253026
1055067 984783

eij
-781
7
6524
1724
993
79044
70284

eij/Eij
-0.04305
0.027132
0.012014
0.026325
0.002405
0.063082
0.07137

Eint
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

Ein
RPs
Ein Ein/Ein
3523943 118753 0.033699 -1.27761
138328
420 0.003036 8.935917
2562549 48211 0.018814 0.638558
174933 10666 0.060972 0.431763
1838429 85291 0.046393 0.051829
3947662 214454 0.054324 1.16122
2008919 119675 0.059572 1.19805

731975 696816
1077364 1046615

35159 0.050457
30749 0.029379

1903411
3368614

1793789 109622
3223929 144685

RPs
Ein Ein/Ein
190561 0.057167 -0.97347
-30 -0.00022 347.1348
34529 0.013659 0.529057
9161 0.055263 0.363898
105484
0.06087 0.953286
197297 0.052607 1.037891
133612 0.071248 1.143948
0.058181 1.182325
0.049388 0.681176

0.061112 0.825642
0.044878 0.654645

135

2009 2010
eij/Eij
Eint
Ein
RPs
Eijt
Eij
eij
Ein Ein/Ein
Lapangan Usaha
Pertanian
17455
17359
96
0.0055 3632681 3642696 -10015 -0.00275
-2.0115
Pertambangan, Penggalian
272
265
7
0.0264
139967
138748
1219 0.008786
3.0066
Industri Pengolahan
594845 549574 45271
0.0824 2793580 2610760 182820 0.070026
1.1764
Listrik, Gas, Air Bersih
68725
67212
1513
0.0225
193027
185599
7428 0.040022
0.5625
Bangunan
426740 413965 12775
0.0309 2040306 1923720 116586 0.060604
0.5092
Perdagangan, Hotel, Restoran
1393111 1332070 61041
0.0458 4383851 4162116 221735 0.053275
0.8602
Pengangkutan, komunikasi
1097987 1055067 42920
0.0407 2250664 2128594 122070 0.057348
0.7094
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
770658 731975 38683
0.0528 2024368 1903411 120957 0.063547
0.8316
Jasa-jasa lain
1135751 1077364 58387
0.0542 3585598 3368614 216984 0.064413
0.8414
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta Rata-Rata
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
-0.582852
-12.54107
-0.9734732
-1.277609
-2.01149
(3.477)
Pertambangan, Penggalian
3.7198727
0.3440444 347.134767
8.9359173
3.006597
72.628
Industri Pengolahan
3.0168101
0.9706093 0.52905719
0.6385577
1.176352
1.266
Listrik, Gas, Air Bersih
-5.19539
0.6736977 0.36389811
0.4317633
0.562465
(0.633)
Bangunan
1.3231586
0.8043108
0.9532857
0.0518289
0.509205
0.728
Perdagangan, Hotel, Restoran
0.9462541
0.724948 1.03789096
1.1612203
0.860151
0.946
Pengangkutan, komunikasi
1.1333386
0.8670101 1.14394783
1.1980499
0.709355
1.010
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan
1.7636766
1.1214995 1.18232492
0.8256425
0.831621
1.145
Jasa-jasa lain
1.1558188
0.8521692 0.68117645
0.6546452
0.841351
0.837

136

Lampiran XVII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi DIY
2005-2006
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2006-2007
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eint
3306928
126137
2481167
152862
1580312
3569622
1761672

Ein
Ein
3185771 121157
122332
3805
2463230 17937
153115
-253
1395079 185233
3444828 124794
1673352 88320

1591885
2965164

1623210 -31325
2849959 115205

Eint
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

Ein
Ein
3306928 26454
126137 12221
2481167 46853
152862 12910
1580312 152633
3569622 180743
1761672 113635

1695163
3072200

1591885 103278
2965164 107036

Ein/Ein
0.038
0.031
0.007
-0.002
0.133
0.036
0.053

Ent
17535749
17535749
17535749
17535749
17535749
17535749
17535749

En
16910876
16910876
16910876
16910876
16910876
16910876
16910876

en
en/En
624873
0.037
624873
0.037
624873
0.037
624873
0.037
624873
0.037
624873
0.037
624873
0.037

RPr
1.029
0.842
0.197
-0.045
3.593
0.980
1.428

-0.019 17535749
0.040 17535749

16910876
16910876

624873
624873

0.037
0.037

-0.522
1.094

Ent
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512

En
17535749
17535749
17535749
17535749
17535749
17535749
17535749

en
en/En
755763 0.0431
755763 0.0431
755763 0.0431
755763 0.0431
755763 0.0431
755763 0.0431
755763 0.0431

RPr
0.1856
2.2480
0.4381
1.9596
2.2410
1.1748
1.4967

0.0649 18291512
0.0361 18291512

17535749
17535749

755763
755763

Ein/Ein
0.0080
0.0969
0.0189
0.0845
0.0966
0.0506
0.0645

0.0431 1.5053
0.0431 0.8376

137

2007-2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008-2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Ein
190561
-30
34529
9161
105484
197297
133612

Eint
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

1793789
3223929

1695163 98626
3072200 151729

Eint
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

Ein
Ein
3523943 118753
138328
420
2562549 48211
174933 10666
1838429 85291
3947662 214454
2008919 119675

1903411
3368614

1793789 109622
3223929 144685

Ein/Ein
0.0572
-0.0002
0.0137
0.0553
0.0609
0.0526
0.0712

Ent
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481

En
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512

en
en/En
920969 0.0503
920969 0.0503
920969 0.0503
920969 0.0503
920969 0.0503
920969 0.0503
920969 0.0503

0.0582 19212481
0.0494 19212481

18291512
18291512

920969
920969

0.0503
0.0503

1.156
0.981

Ent
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258

En
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481

en
en/En
851777 0.0443
851777 0.0443
851777 0.0443
851777 0.0443
851777 0.0443
851777 0.0443
851777 0.0443

RPr
0.7601
0.0685
0.4244
1.3753
1.0464
1.2253
1.3437

0.0611 20064258
0.0449 20064258

19212481
19212481

851777
851777

Ein/Ein
0.0337
0.0030
0.0188
0.0610
0.0464
0.0543
0.0596

RPr
1.135
-0.004
0.271
1.098
1.209
1.045
1.415

0.0443 1.3784
0.0443 1.0123

138

2009-2010
Eint
Ein
Ent
En
RPr
Ein
Ein/Ein
en
en/En
Lapangan Usaha
Pertanian
3632681 3642696 -10015
-0.003 21044042 20064258 979784 0.0488 -0.056
Pertambangan, Penggalian
139967
138748
1219
0.009 21044042 20064258 979784 0.0488 0.180
Industri Pengolahan
2793580 2610760 182820
0.070 21044042 20064258 979784 0.0488 1.434
Listrik, Gas, Air Bersih
193027
185599
7428
0.040 21044042 20064258 979784 0.0488 0.820
Bangunan
2040306 1923720 116586
0.061 21044042 20064258 979784 0.0488 1.241
Perdagangan, Hotel, Restoran
4383851 4162116 221735
0.053 21044042 20064258 979784 0.0488 1.091
Pengangkutan, komunikasi
2250664 2128594 122070
0.057 21044042 20064258 979784 0.0488 1.174
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
2024368 1903411 120957
0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.301
Jasa-jasa lain
3585598 3368614 216984
0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.319
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPs) Provinsi DIY Rata-Rata
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
1.0292202 0.18561168 1.13541213
0.760104
-0.0563
0.611
Pertambangan, Penggalian
0.84176125 2.24803434 -0.00430647
0.068485
0.179916
0.667
Industri Pengolahan
0.1970694 0.43814726 0.27127395
0.424357
1.434001
0.553
Listrik, Gas, Air Bersih
-0.0447175 1.95959083 1.09758029
1.375268
0.819576
1.041
Bangunan
3.59330353 2.24101259 1.20894461
1.046439
1.241073
1.866
Perdagangan, Hotel, Restoran
0.98039369 1.17483791 1.04484421
1.225326
1.09097
1.103
Pengangkutan, komunikasi
1.42838769 1.49666898 1.41506922
1.343688
1.174381
1.372
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan
-0.5222648 1.50534077 1.15553884
1.378427
1.301341
0.964
Jasa-jasa lain
1.09397415 0.83756756 0.98089767
1.012268
1.319074
1.049

139

Lampiran XVIII
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo
2005-2006
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
Pertanian
403695 1465477 3185771 16910876 276075.2 127619.8 412026 0.020637 3306928 0.038031
Pertambangan, Penggalian
13030 1465477 122332 16910876 10601.15 2428.85 18016 0.382655 126137 0.031104
Industri Pengolahan
236286 1465477 2463230 16910876 213460.7 22825.33 243686 0.031318 2481167 0.007282
Listrik, Gas, Air Bersih
8682 1465477 153115 16910876 13268.77 -4586.77
9184 0.057821 152862 -0.00165
Bangunan
65463 1465477 1395079 16910876 120895.9 -55432.9 72612 0.109207 1580312 0.132776
Perdagangan, Hotel, Restoran
240301 1465477 3444828 16910876 298524.8 -58223.8 250662 0.043117 3569622 0.036226
Pengangkutan, komunikasi
148459 1465477 1673352 16910876 145010.8 3448.247 157776 0.062758 1761672 0.05278
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
89084 1465477 1623210 16910876 140665.5 -51581.5 90821 0.019498 1591885
-0.0193
Jasa-jasa lain
260477 1465477 2849959 16910876 246974.2 13502.84 270064 0.036806 2965164 0.040423
2006-2007
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
Pertanian
412026 1524847 3306928 17535749 287558.8 124467.2 424719 0.030806 3333382
0.008
Pertambangan, Penggalian
18016 1524847 126137 17535749 10968.43 7047.571 17689 -0.01815 138358 0.096887
Industri Pengolahan
243686 1524847 2481167 17535749 215753.5 27932.45 251351 0.031454 2528020 0.018883
Listrik, Gas, Air Bersih
9184 1524847 152862 17535749 13292.34 -4108.34
9611 0.046494 165772 0.084455
Bangunan
72612 1524847 1580312 17535749 137418.4 -64806.4 77911 0.072977 1732945 0.096584
Perdagangan, Hotel, Restoran
250662 1524847 3569622 17535749 310401.8 -59739.8 266357 0.062614 3750365 0.050634
Pengangkutan, komunikasi
157776 1524847 1761672 17535749 153188.8 4587.205 163555 0.036628 1875307 0.064504
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
90821 1524847 1591885 17535749 138424.7 -47603.7 98325 0.082624 1695163 0.064878
Jasa-jasa lain
270064 1524847 2965164 17535749 257840.2 12223.78 278112
0.0298 3072200 0.036098

140

rij-rin
-0.01739
0.351552
0.024036
0.059473
-0.02357
0.00689
0.009978
0.038797
-0.00362
rij-rin
0.022807
-0.11504
0.012571
-0.03796
-0.02361
0.011981
-0.02788
0.017746
-0.0063

2007-2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008-2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
424719
17689
251351
9611
77911
266357
163555

Ej
1587630
1587630
1587630
1587630
1587630
1587630
1587630

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

En
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
rij-rin
289324.2 135394.8 454656 0.070487 3523943 0.057167 0.013319
12008.92 5680.08 17027 -0.03742 138328 -0.00022 -0.03721
219422 31928.99 255420 0.016189 2562549 0.013659 0.00253
14388.35 -4777.35 10333 0.075122 174933 0.055263 0.01986
150412.7 -72501.7 82096 0.053715 1838429 0.06087 -0.00715
325516.7 -59159.7 281420 0.056552 3947662 0.052607 0.003945
162769.1 785.8614 171336 0.047574 2008919 0.071248 -0.02367

98325 1587630 1695163 18291512 147133.4 -48808.4 101551 0.03281 1793789 0.058181
278112 1587630 3072200 18291512 266654.7 11457.34 288531 0.037463 3223929 0.049388

-0.02537
-0.01192

Eij
454656
17027
255420
10333
82096
281420
171336

rij-rin
0.010079
0.085059
0.003162
0.004256
-0.0014
-0.01114
-0.01248

Ej
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370
1662370

Ein
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

En
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
304911
149745 474560 0.043778 3642696 0.033699
11968.9 5058.097 18527 0.088095 138748 0.003036
221725.9 33694.1 261033 0.021976 2610760 0.018814
15136.17 -4803.17 11007 0.065228 185599 0.060972
159071
-76975 85790 0.044996 1923720 0.046393
341573.5 -60153.5 293574 0.043188 4162116 0.054324
173822.8 -2486.77 179405 0.047095 2128594 0.059572

101551 1662370 1793789 19212481 155208.5 -53657.5 110230 0.085464 1903411 0.061112 0.024352
288531 1662370 3223929 19212481 278952.1 9578.852 294178 0.019572 3368614 0.044878 -0.02531

141

2009-2010
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
474560
18527
261033
11007
85790
293574
179405

Ej
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304
1728304

Ein
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

En
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
rij-rin
313776.2 160783.8 467714 -0.01443 3632681 -0.00275 -0.01168
11951.54 6575.463 12664 -0.31646 139967 0.008786 -0.32524
224886.8 36146.19 271689 0.040822 2793580 0.070026
-0.0292
15987.21 -4980.21 11586 0.052603 193027 0.040022 0.012581
165706.3 -79916.3 91657 0.068388 2040306 0.060604 0.007783
358518.2 -64944.2 307245 0.046567 4383851 0.053275 -0.00671
183353.8 -3948.78 184299 0.027279 2250664 0.057348 -0.03007

110230 1728304 1903411 20064258 163956.9 -53726.9 116678 0.058496 2024368 0.063547 -0.00505
294178 1728304 3368614 20064258 290167.2 4010.826 317694 0.079938 3585598 0.064413 0.015525
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata
2005 2006 2007 Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
127619.8
124467.2
135394.8
149745.0
160783.8
139602.1
Pertambangan, Penggalian
2428.9
7047.6
5680.1
5058.1
6575.5
5358.0
Industri Pengolahan
22825.3
27932.5
31929.0
33694.1
36146.2
30505.4
Listrik, Gas, Air Bersih
-4586.8
-4108.3
-4777.3
-4803.2
-4980.2
-4651.2
Bangunan
-55432.9
-64806.4
-72501.7
-76975.0
-79916.3
-69926.5)
Perdagangan, Hotel, Restoran
-58223.8
-59739.8
-59159.7
-60153.5
-64944.2
-60444.2
Pengangkutan, komunikasi
3448.2
4587.2
785.9
-2486.8
-3948.8
477.2
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
-51581.5
-47603.7
-48808.4
-53657.5
-53726.9
-51075.6
Jasa-jasa lain
13502.8
12223.8
11457.3
9578.9
4010.8
10154.7

142

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata


Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007
2007 - 2008
2008-2009 2009-2010
Pertanian
-0.017394
0.022807
0.013319
0.010079 -0.011677
Pertambangan, Penggalian
0.351552
-0.115037
-0.037208
0.085059 -0.325243
Industri Pengolahan
0.024036
0.012571
0.002530
0.003162 -0.029203
Listrik, Gas, Air Bersih
0.059473
-0.037961
0.019860
0.004256
0.012581
Bangunan
-0.023569
-0.023607
-0.007155
-0.001397
0.007783
Perdagangan, Hotel, Restoran
0.006890
0.011981
0.003945
-0.011136 -0.006707
Pengangkutan, komunikasi
0.009978
-0.027876
-0.023674
-0.012477 -0.030069
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
0.038797
0.017746
-0.025371
0.024352 -0.005052
Jasa-jasa lain
-0.003618
-0.006297
-0.011924
-0.025307
0.015525

Rata-rata
0.003
(0.008)
0.003
0.012
(0.010)
0.001
(0.017)
0.010
(0.006)

143

Lampiran XIX
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul
2005-2006
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
Pertanian
791592 3234172 3185771 16910876 609272.5 182319.5 814742 0.029245 3306928 0.038031
Pertambangan, Penggalian
32784 3234172 122332 16910876 23395.76 9388.244 34000 0.037091 126137 0.031104
Industri Pengolahan
644544 3234172 2463230 16910876 471087.9 173456.1 568064 -0.11866 2481167 0.007282
Listrik, Gas, Air Bersih
29001 3234172 153115 16910876 29282.94 -281.945 27127 -0.06462 152862 -0.00165
Bangunan
276078 3234172 1395079 16910876 266806.1 9271.867 381915 0.383359 1580312 0.132776
Perdagangan, Hotel, Restoran
612904 3234172 3444828 16910876 658816.6 -45912.6 624196 0.018424 3569622 0.036226
Pengangkutan, komunikasi
222436 3234172 1673352 16910876 320025.3 -97589.3 219535 -0.01304 1761672 0.05278
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
205177 3234172 1623210 16910876 310435.7 -105259 193399
-0.0574 1591885
-0.0193
Jasa-jasa lain
419656 3234172 2849959 16910876 545049.1 -125393 436668 0.040538 2965164 0.040423
2006-2007
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
Pertanian
814742 3299646 3306928 17535749 622254.1 192487.9 838545 0.029215 3333382
0.008
Pertambangan, Penggalian
34000 3299646 126137 17535749 23734.8 10265.2 35023 0.030088 138358 0.096887
Industri Pengolahan
568064 3299646 2481167 17535749 466873.3 101190.7 582328 0.02511 2528020 0.018883
Listrik, Gas, Air Bersih
27127 3299646 152862 17535749 28763.56 -1636.56 29294 0.079884 165772 0.084455
Bangunan
381915 3299646 1580312 17535749 297362.3 84552.73 413693 0.083207 1732945 0.096584
Perdagangan, Hotel, Restoran
624196 3299646 3569622 17535749 671684.4 -47488.4 659401 0.056401 3750365 0.050634
Pengangkutan, komunikasi
219535 3299646 1761672 17535749 331488.2 -111953 234814 0.069597 1875307 0.064504
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
193399 3299646 1591885 17535749 299539.9 -106141 202511 0.047115 1695163 0.064878
Jasa-jasa lain
436668 3299646 2965164 17535749 557945.5 -121277 453340 0.03818 3072200 0.036098

144

rij-rin
-0.00879
0.005987
-0.12594
-0.06297
0.250583
-0.0178
-0.06582
-0.03811
0.000115
rij-rin
0.021216
-0.0668
0.006226
-0.00457
-0.01338
0.005767
0.005093
-0.01776
0.002082

2007-2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008-2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
838545
35023
582328
29294
413693
659401
234814

Ej
3448949
3448949
3448949
3448949
3448949
3448949
3448949

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

En
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512

E'ij
628524.6
26088.04
476669.8
31257.08
326754.8
707148.6
353597.8

202511 3448949 1695163 18291512 319630.8


453340 3448949 3072200 18291512 579277.5
Eij
880148
35829
596187
31675
437151
702353
248779

Ej
3618059
3618059
3618059
3618059
3618059
3618059
3618059

Ein
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

En
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481

E'ij
663622.4
26049.67
482574.5
32943.06
346209.6
743416.4
378315.9

212888 3618059 1793789 19212481


337803
473049 3618059 3223929 19212481 607124.4

Eij-E'ij
210020.4
8934.961
105658.2
-1963.08
86938.22
-47747.6
-118784

E*ij
880148
35829
596187
31675
437151
702353
248779

rij
0.049613
0.023013
0.023799
0.081279
0.056704
0.065138
0.059473

E*in
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

rin
rij-rin
0.057167 -0.00755
-0.00022 0.02323
0.013659 0.010141
0.055263 0.026017
0.06087 -0.00417
0.052607 0.01253
0.071248 -0.01178

-117120 212888 0.051242 1793789 0.058181


-125937 473049 0.043475 3223929 0.049388
Eij-E'ij
216525.6
9779.326
113612.5
-1268.06
90941.44
-41063.4
-129537

E*ij
919417
35783
610781
34448
434409
746833
268145

rij
0.044616
-0.00128
0.024479
0.087545
-0.00627
0.06333
0.077844

E*in
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

rin
0.033699
0.003036
0.018814
0.060972
0.046393
0.054324
0.059572

-0.00694
-0.00591
rij-rin
0.010917
-0.00432
0.005665
0.026573
-0.05267
0.009006
0.018272

-124915 230768 0.083988 1903411 0.061112 0.022876


-134075 499364 0.055628 3368614 0.044878 0.01075

145

2009-2010
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
919417
35783
610781
34448
434409
746833
268145

Ej
3779848
3779848
3779848
3779848
3779848
3779848
3779848

Ein
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

En
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
rij-rin
686237
233180 933259 0.015055 3632681 -0.00275 0.017805
26138.34 9644.662 36525 0.020736 139967 0.008786 0.01195
491833.6 118947.4 647939 0.060837 2793580 0.070026 -0.00919
34964.46 -516.463 36289 0.053443 193027 0.040022 0.013421
362404.1 72004.91 454479 0.046201 2040306 0.060604
-0.0144
784089.1 -37256.1 789789 0.057518 4383851 0.053275 0.004243
400999.7 -132855 287236 0.071197 2250664 0.057348 0.013849

230768 3779848 1903411 20064258 358578.1 -127810 252015 0.092071 2024368 0.063547 0.028523
499364 3779848 3368614 20064258 634603.5 -135240 530397 0.062145 3585598 0.064413 -0.00227
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Bantul
2005 2006 2007 Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
182319.5
192487.9
210020.4
216525.6
233180.0
182319.5
Pertambangan, Penggalian
9388.2
10265.2
8935.0
9779.3
9644.7
9388.2
Industri Pengolahan
173456.1
101190.7
105658.2
113612.5
118947.4
173456.1
Listrik, Gas, Air Bersih
-281.9
-1636.6
-1963.1
-1268.1
-516.5
-281.9
Bangunan
9271.9
84552.7
86938.2
90941.4
72004.9
9271.9
Perdagangan, Hotel, Restoran
-45912.6
-47488.4
-47747.6
-41063.4
-37256.1
-45912.6
Pengangkutan, komunikasi
-97589.3
-111953.2 -118783.8
-129536.9 -132854.7
-97589.3
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
-105258.7
-106140.9 -117119.8
-124915.0 -127810.1
-105258.7
Jasa-jasa lain
-125393.1
-121277.5 -125937.5
-134075.4 -135239.5
-125393.1

146

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Bantul


Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008
2008-2009
2009-2010
Pertanian
-0.00879
0.02122
-0.00755
0.01092
0.01780
Pertambangan, Penggalian
0.00599
-0.06680
0.02323
-0.00432
0.01195
Industri Pengolahan
-0.12594
0.00623
0.01014
0.00567
-0.00919
Listrik, Gas, Air Bersih
-0.06297
-0.00457
0.02602
0.02657
0.01342
Bangunan
0.25058
-0.01338
-0.00417
-0.05267
-0.01440
Perdagangan, Hotel, Restoran
-0.01780
0.00577
0.01253
0.00901
0.00424
Pengangkutan, komunikasi
-0.06582
0.00509
-0.01178
0.01827
0.01385
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
-0.03811
-0.01776
-0.00694
0.02288
0.02852
Jasa-jasa lain
0.00011
0.00208
-0.00591
0.01075
-0.00227

Rata-rata
0.007
(0.006)
(0.023)
(0.000)
0.033
0.003
(0.008)
(0.002)
0.001

147

Lampiran XX
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul
2005-2006
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
Rin
Pertanian
1071975 2726390 3185771 16910876 513613.5 558361.5 1123404 0.047976 3306928 0.038031
Pertambangan, Penggalian
55802 2726390 122332 16910876 19722.5 36079.5
56860 0.01896 126137 0.031104
Industri Pengolahan
319590 2726390 2463230 16910876 397124.6 -77534.6 327918 0.026058 2481167 0.007282
Listrik, Gas, Air Bersih
12933 2726390 153115 16910876 24685.37 -11752.4
13421 0.037733 152862 -0.00165
Bangunan
209900 2726390 1395079 16910876 224916.2 -15016.2 216175 0.029895 1580312 0.132776
Perdagangan, Hotel, Restoran
384014 2726390 3444828 16910876
555379 -171365 396165 0.031642 3569622 0.036226
Pengangkutan, komunikasi
183272 2726390 1673352 16910876 269779.6 -86507.6 194580 0.061701 1761672 0.05278
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
119825 2726390 1623210 16910876 261695.7 -141871 121954 0.017768 1591885
-0.0193
Jasa-jasa lain
369079 2726390 2849959 16910876 459473.5 -90394.5 380105 0.029874 2965164 0.040423
2006-2007
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
Pertanian
1123404 2830582 3306928 17535749
533797
0.008
589607 1141121 0.015771 3333382
Pertambangan, Penggalian
56860 2830582 126137 17535749 20360.76 36499.24
55808
-0.0185 138358 0.096887
Industri Pengolahan
327918 2830582 2481167 17535749 400504.5 -72586.5 332600 0.014278 2528020 0.018883
Listrik, Gas, Air Bersih
13421 2830582 152862 17535749 24674.65 -11253.6
14922 0.11184 165772 0.084455
Bangunan
216175 2830582 1580312 17535749 255090.5 -38915.5 235067 0.087392 1732945 0.096584
Perdagangan, Hotel, Restoran
396165 2830582 3569622 17535749 576200.5 -180036 429268 0.083559 3750365 0.050634
Pengangkutan, komunikasi
194580 2830582 1761672 17535749 284365.2 -89785.2 206779 0.062694 1875307 0.064504
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
121954 2830582 1591885 17535749 256958.6 -135005 131857 0.081203 1695163 0.064878
Jasa-jasa lain
380105 2830582 2965164 17535749 478630.2 -98525.2 393866 0.036203 3072200 0.036098

148

rij-rin
0.009945
-0.01214
0.018776
0.039385
-0.10288
-0.00458
0.00892
0.037066
-0.01055
rij-rin
0.007771
-0.11539
-0.00461
0.027384
-0.00919
0.032925
-0.00181
0.016325
0.000105

2007-2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008-2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
1141121
55808
332600
14922
235067
429268
206779

Ej
2941288
2941288
2941288
2941288
2941288
2941288
2941288

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

En
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
rij-rin
536010.2 605110.8 1201241 0.052685 3523943 0.057167 -0.00448
22248.06 33559.94
55442 -0.00656 138328 -0.00022 -0.00634
406507.4 -73907.4 337144 0.013662 2562549 0.013659 3.54E-06
26656.25 -11734.3
16003 0.072443 174933 0.055263 0.017181
278658.8 -43591.8 250400 0.065228 1838429 0.06087 0.004358
603061.3 -173793 447901 0.043406 3947662 0.052607
-0.0092
301550.7 -94771.7 214371 0.036716 2008919 0.071248 -0.03453

131857 2941288 1695163 18291512 272583.4


393866 2941288 3072200 18291512 494011.9
Eij
1201241
55442
337144
16003
250400
447901
214371

Ej
3070298
3070298
3070298
3070298
3070298
3070298
3070298

Ein
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

En
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481

-140726
-100146

141824 0.075589 1793789 0.058181 0.017409


405972 0.030736 3223929 0.049388 -0.01865

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
rij-rin
563152.4 638088.6 1272290 0.059146 3642696 0.033699 0.025447
22105.85 33336.15
55939 0.008964 138748 0.003036 0.005928
409514.5 -72370.5 341216 0.012078 2610760 0.018814 -0.00674
27955.6 -11952.6
17760 0.109792 185599 0.060972 0.04882
293794.7 -43394.7 261856 0.045751 1923720 0.046393 -0.00064
630865.9 -182965 467680 0.044159 4162116 0.054324 -0.01016
321040.3 -106669 220126 0.026846 2128594 0.059572 -0.03273

141824 3070298 1793789 19212481 286660.9


405972 3070298 3223929 19212481 515207.9

-144837
-109236

145597 0.026603 1903411 0.061112


414901 0.021994 3368614 0.044878

149

-0.03451
-0.02288

2009-2010
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
1272290
55939
341216
17760
261856
467680
220126

Ej
3197365
3197365
3197365
3197365
3197365
3197365
3197365

Ein
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

En
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
rin
rij-rin
580486.4 691803.6 1268080 -0.00331 3632681 -0.00275 -0.00056
22110.36 33828.64
58472 0.045281 139967 0.008786 0.036496
416040.9 -74824.9 368423 0.079735 2793580 0.070026 0.00971
29576.36 -11816.4
18999 0.069764 193027 0.040022 0.029742
306556.8 -44700.8 279518 0.067449 2040306 0.060604 0.006845
663259.2 -195579 496688 0.062025 4383851 0.053275 0.008751
339204.8 -119079 234644 0.065953 2250664 0.057348 0.008605

145597 3197365 1903411 20064258 303320.4 -157723 159910 0.098306 2024368 0.063547 0.034758
414901 3197365 3368614 20064258 536809.7 -121909 445345 0.073377 3585598 0.064413 0.008963
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Gunung Kidul
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007
2007 - 2008
2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
558361.5
589607.0
605110.8
638088.6
691803.6
616594.3
Pertambangan, Penggalian
36079.5
36499.2
33559.9
33336.2
33828.6
34660.7
Industri Pengolahan
-77534.6
-72586.5
-73907.4
-72370.5
-74824.9
(74244.8)
Listrik, Gas, Air Bersih
-11752.4
-11253.6
-11734.3
-11952.6
-11816.4
(11701.8)
Bangunan
-15016.2
-38915.5
-43591.8
-43394.7
-44700.8
(37123.8)
Perdagangan, Hotel, Restoran
-171365.0
-180035.5
-173793.3
-182964.9 -195579.2
(180747.6)
Pengangkutan, komunikasi
-86507.6
-89785.2
-94771.7
-106669.3 -119078.8
(99362.5)
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
-141870.7
-135004.6
-140726.4
-144836.9 -157723.4
(144032.4)
Jasa-jasa lain
-90394.5
-98525.2
-100145.9
-109235.9 -121908.7
(104042.1)

150

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Gunung Kidul


Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008
2008-2009 2009-2010
Pertanian
0.009945
0.007771
-0.004482
0.025447 -0.000560
Pertambangan, Penggalian
-0.012144
-0.115388
-0.006341
0.005928
0.036496
Industri Pengolahan
0.018776
-0.004605
0.000004
-0.006736
0.009710
Listrik, Gas, Air Bersih
0.039385
0.027384
0.017181
0.048820
0.029742
Bangunan
-0.102881
-0.009192
0.004358
-0.000643
0.006845
Perdagangan, Hotel, Restoran
-0.004584
0.032925
-0.009201
-0.010165
0.008751
Pengangkutan, komunikasi
0.008920
-0.001810
-0.034533
-0.032726
0.008605
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
0.037066
0.016325
0.017409
-0.034509
0.034758
Jasa-jasa lain
-0.010549
0.000105
-0.018651
-0.022884
0.008963

Rata-rata
0.008
(0.018)
0.003
0.033
(0.020)
0.004
(0.010)
0.014
(0.009)

151

Lampiran XXI
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman
2005-2006
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
Pertanian
888677 5080565 3185771 16910876 957106.9 -68429.9 924603 0.040426 3306928
Pertambangan, Penggalian
18766 5080565 122332 16910876 36752.42 -17986.4
18899 0.007087 126137
Industri Pengolahan
850554 5080565 2463230 16910876 740032.6 110521.4 873294 0.026736 2481167
Listrik, Gas, Air Bersih
44405 5080565 153115 16910876 46000.62 -1595.62
45439 0.023286 152862
Bangunan
499734 5080565 1395079 16910876 419126.1 80607.9 554572 0.109734 1580312
Perdagangan, Hotel, Restoran
1081275 5080565 3444828 16910876 1034936 46339.11 1126189 0.041538 3569622
Pengangkutan, komunikasi
280552 5080565 1673352 16910876 502728.2 -222176 300628 0.071559 1761672
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
523061 5080565 1623210 16910876 487663.9 35397.09 539620 0.031658 1591885
Jasa-jasa lain
893541 5080565 2849959 16910876 856218.3 37322.67 925816 0.03612 2965164
2006-2007
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
Pertanian
924603 5309060 3306928 17535749 1001194 -76590.6 923422 -0.00128 3333382
Pertambangan, Penggalian
18899 5309060 126137 17535749 38188.78 -19289.8
32998 0.746018 138358
Industri Pengolahan
873294 5309060 2481167 17535749 751189.2 122104.8 890912 0.020174 2528020
Listrik, Gas, Air Bersih
45439 5309060 152862 17535749 46279.95 -840.947
50203 0.104844 165772
Bangunan
554572 5309060 1580312 17535749 478449.6 76122.45 601267
0.0842 1732945
Perdagangan, Hotel, Restoran
1126189 5309060 3569622 17535749 1080726 45463.14 1204716 0.069728 3750365
Pengangkutan, komunikasi
300628 5309060 1761672 17535749 533357.4 -232729 321854 0.070606 1875307
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
539620 5309060 1591885 17535749 481953.4 57666.65 567159 0.051034 1695163
Jasa-jasa lain
925816 5309060 2965164 17535749 897722.3 28093.66 961049 0.038056 3072200

Rin
0.038031
0.031104
0.007282
-0.00165
0.132776
0.036226
0.05278

rij-rin
0.002396
-0.02402
0.019454
0.024938
-0.02304
0.005312
0.018779

-0.0193 0.050956
0.040423
-0.0043
rin
0.008
0.096887
0.018883
0.084455
0.096584
0.050634
0.064504

rij-rin
-0.00928
0.649132
0.001291
0.020389
-0.01238
0.019094
0.006101

0.064878 -0.01384
0.036098 0.001958

152

2007-2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008-2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
923422
32998
890912
50203
601267
1204716
321854

Ej
5553580
5553580
5553580
5553580
5553580
5553580
5553580

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

En
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
1012065 -88643.2 987480 0.06937
42007.58 -9009.58
30372 -0.07958
767545.1 123366.9 904474 0.015223
50330.89 -127.889
52789 0.051511
526148.3 75118.66 642538 0.06864
1138668 66048.4 1276918 0.059933
569371.6 -247518 339243 0.054028

E*in
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

rin
rij-rin
0.057167 0.012203
-0.00022 -0.07936
0.013659 0.001564
0.055263 -0.00375
0.06087 0.00777
0.052607 0.007325
0.071248 -0.01722

567159 5553580 1695163 18291512 514677.2 52481.85 598190 0.054713 1793789 0.058181
961049 5553580 3072200 18291512 932766.4 28282.56 1006243 0.047026 3223929 0.049388
Eij
987480
30372
904474
52789
642538
1276918
339243

Ej
5838247
5838247
5838247
5838247
5838247
5838247
5838247

Ein
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

En
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
1070848 -83368.1 1004808 0.017548
42034.81 -11662.8
28901 -0.04843
778701.8 125772.2 921892 0.019258
53158.26
56066 0.062077
-369.26
558657.8 83880.19 684367
0.0651
1199607 77311.05 1359722 0.064847
610465.9 -271223 361363 0.065204

E*in
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

-0.00347
-0.00236

rin
0.033699
0.003036
0.018814
0.060972
0.046393
0.054324
0.059572

rij-rin
-0.01615
-0.05147
0.000444
0.001105
0.018706
0.010522
0.005632

598190 5838247 1793789 19212481 545092.7 53097.29 631510 0.055701 1903411 0.061112
1006243 5838247 3223929 19212481 979680.5 26562.46 1050928 0.044408 3368614 0.044878

-0.00541
-0.00047

153

2009-2010
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
1004808
28901
921892
56066
684367
1359722
361363

Ej
6099557
6099557
6099557
6099557
6099557
6099557
6099557

Ein
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

En
20054258
20054258
20054258
20054258
20054258
20054258
20054258

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
1107936 -103128 1001698
-0.0031
42200.58 -13299.6
33304 0.152348
794069.7 127822.3 950029 0.030521
56450.44
58768 0.048193
-384.44
585104.7 99262.34 729456 0.065884
1265919 93803.12 1436205 0.056249
647417.6 -286055 384891 0.065109

E*in
3632681
139967
2793580
193027
2040306
4383851
2250664

rin
-0.00275
0.008786
0.070026
0.040022
0.060604
0.053275
0.057348

rij-rin
-0.00035
0.143562
-0.0395
0.008171
0.00528
0.002974
0.007761

631510 6099557 1903411 20054258 578927.6 52582.38 669291 0.059826 2024368 0.063547
1050928 6099557 3368614 20054258 1024573 26354.91 1109558 0.055789 3585598 0.064413
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Sleman
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008
2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
-68429.9
-76590.6
-88643.2
-83368.1 -103127.9
(84032.0)
Pertambangan, Penggalian
-17986.4
-19289.8
-9009.6
-11662.8
-13299.6
(14249.6)
Industri Pengolahan
110521.4
122104.8
123366.9
125772.2
127822.3
121917.5
Listrik, Gas, Air Bersih
-1595.6
-840.9
-127.9
-369.3
-384.4
(663.6)
Bangunan
80607.9
76122.4
75118.7
83880.2
99262.3
82998.3
Perdagangan, Hotel, Restoran
46339.1
45463.1
66048.4
77311.0
93803.1
65793.0
Pengangkutan, komunikasi
-222176.2
-232729.4
-247517.6
-271222.9 -286054.6
(251940.2)
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
35397.1
57666.6
52481.8
53097.3
52582.4
50245.1
Jasa-jasa lain
37322.7
28093.7
28282.6
26562.5
26354.9
29323.3

-0.00372
-0.00862

154

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Sleman


Lapangan Usaha
2005 - 2006
2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010
Pertanian
0.002396
-0.009277
0.012203
-0.016151 -0.000346
Pertambangan, Penggalian
-0.024017
0.649132
-0.079364
-0.051469
0.143562
Industri Pengolahan
0.019454
0.001291
0.001564
0.000444 -0.039505
Listrik, Gas, Air Bersih
0.024938
0.020389
-0.003752
0.001105
0.008171
Bangunan
-0.023042
-0.012384
0.007770
0.018706
0.005280
Perdagangan, Hotel, Restoran
0.005312
0.019094
0.007325
0.010522
0.002974
Pengangkutan, komunikasi
0.018779
0.006101
-0.017220
0.005632
0.007761
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
0.050956
-0.013844
-0.003468
-0.005411 -0.003721
Jasa-jasa lain
-0.004303
0.001958
-0.002362
-0.000471 -0.008625

Rata-rata
(0.002)
0.128
(0.003)
0.010
(0.001)
0.009
0.004
0.005
(0.003)

155

Lampiran XXII
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta
2005-2006
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
Pertanian
21835 4397849 3185771 16910876 828492.8 -806658
21351 -0.02217 3306928
Pertambangan, Penggalian
242 4397849 122332 16910876 31813.71 -31571.7
270 0.115702 126137
Industri Pengolahan
518069 4397849 2463230 16910876 640588.6 -122520 529450 0.021968 2481167
Listrik, Gas, Air Bersih
60224 4397849 153115 16910876 39819.15 20404.85
60741 0.008585 152862
Bangunan
308065 4397849 1395079 16910876 362804.8 -54739.8 362187 0.175684 1580312
Perdagangan, Hotel, Restoran
1108098 4397849 3444828 16910876 895863.3 212234.7 1146083 0.034279 3569622
Pengangkutan, komunikasi
813669 4397849 1673352 16910876 435172.6 378496.4 862341 0.059818 1761672
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
629162 4397849 1623210 16910876 422132.6 207029.4 607748 -0.03404 1591885
Jasa-jasa lain
938485 4397849 2849959 16910876 741161.4 197323.6 982333 0.046722 2965164
2006-2007
Lapangan Usaha
Eij
Ej
Ein
En
E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
E*in
Pertanian
21351 4572504 3306928 17535749 862292.3 -840941
19209 -0.10032 3333382
Pertambangan, Penggalian
270 4572504 126137 17535749 32890.64 -32620.6
279 0.033333 138358
Industri Pengolahan
529450 4572504 2481167 17535749 646972.4 -117522 539154 0.018328 2528020
Listrik, Gas, Air Bersih
60741 4572504 152862 17535749 39859.27 20881.73
64197 0.056897 165772
Bangunan
362187 4572504 1580312 17535749 412071.5 -49884.5 390323 0.077684 1732945
Perdagangan, Hotel, Restoran
1146083 4572504 3569622 17535749 930790.6 215292.4 1188152 0.036707 3750365
Pengangkutan, komunikasi
862341 4572504 1761672 17535749 459361.7 402979.3 910568 0.055926 1875307
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
607748 4572504 1591885 17535749 415089.2 192658.8 651968 0.07276 1695163
Jasa-jasa lain
982333 4572504 2965164 17535749 773176.2 209156.8 1012551 0.030761 3072200

Rin
0.038031
0.031104
0.007282
-0.00165
0.132776
0.036226
0.05278

rij-rin
-0.0602
0.084599
0.014686
0.010237
0.042908
-0.00195
0.007038

-0.0193 -0.01474
0.040423 0.006299
rin
0.008
0.096887
0.018883
0.084455
0.096584
0.050634
0.064504

rij-rin
-0.10832
-0.06355
-0.00055
-0.02756
-0.0189
-0.01393
-0.00858

0.064878 0.007883
0.036098 -0.00534

156

2007-2008
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain
2008-2009
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
19209
279
539154
64197
390323
1188152
910568

Ej
4776401
4776401
4776401
4776401
4776401
4776401
4776401

Ein
3333382
138358
2528020
165772
1732945
3750365
1875307

En
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512
18291512

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
rij
870434.8 -851226
18140 -0.05565
36128.96
258 -0.07527
-35850
660133.4 -120979 543050 0.007226
43287.48 20909.52
65488 0.02011
452518.1 -62195.1 412972 0.058026
979320.2 208831.8 1253026 0.054601
489692.6 420875.4 984783 0.081504

E*in
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

rin
rij-rin
0.057167 -0.11282
-0.00022 -0.07505
0.013659 -0.00643
0.055263 -0.03515
0.06087 -0.00284
0.052607 0.001993
0.071248 0.010256

651968 4776401 1695163 18291512 442652.2 209315.8 696816 0.068789 1793789 0.058181 0.010608
1012551 4776401 3072200 18291512 802233.3 210317.7 1046615 0.033642 3223929 0.049388 -0.01575
Eij
18140
258
543050
65488
412972
1253026
984783

Ej
5021148
5021148
5021148
5021148
5021148
5021148
5021148

Ein
3523943
138328
2562549
174933
1838429
3947662
2008919

En
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481
19212481

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
920976.3 -902836
17359
36151.78 -35893.8
265
669717.7 -126668 549574
45718.43 19769.57
67212
480470.2 -67498.2 413965
1031714 221311.5 1332070
525027.4 459755.6 1055067

rij
-0.04305
0.027132
0.012014
0.026325
0.002405
0.063082
0.07137

E*in
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

rin
rij-rin
0.033699 -0.07675
0.003036 0.024096
0.018814
-0.0068
0.060972 -0.03465
0.046393 -0.04399
0.054324 0.008758
0.059572 0.011798

696816 5021148 1793789 19212481 468803.6 228012.4 731975 0.050457 1903411 0.061112
1046615 5021148 3223929 19212481 842568.2 204046.8 1077364 0.029379 3368614 0.044878

157

-0.01066
-0.0155

2009-2010
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Pengangkutan, komunikasi
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa lain

Eij
17359
265
549574
67212
413965
1332070
1055067

Ej
5244851
5244851
5244851
5244851
5244851
5244851
5244851

Ein
3642696
138748
2610760
185599
1923720
4162116
2128594

En
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258
20064258

E'ij
Eij-E'ij
E*ij
952210.5 -934852
17455
36269.1 -36004.1
272
682459.7 -132886 594845
48516.08 18695.92
68725
502865.6 -88900.6 426740
1087988 244081.7 1393111
556420.2 498646.8 1097987

rij
0.00553
0.026415
0.082375
0.022511
0.03086
0.045824
0.04068

E*in
3632681
139967
2793580
193027
2040306
4383851
2250664

rin
rij-rin
-0.00275 0.00828
0.008786 0.017629
0.070026 0.012349
0.040022 -0.01751
0.060604 -0.02974
0.053275 -0.00745
0.057348 -0.01667

731975 5244851 1903411 20064258 497556.8 234418.2 770658 0.052847 2024368 0.063547
1077364 5244851 3368614 20064258 880564.8 196799.2 1135751 0.054194 3585598 0.064413
Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kota Yogyakarta
Lapangan Usaha
2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008
2008-2009 2009-2010
Rata-rata
Pertanian
-806657.8
-840941.3
-851225.8
-902836.3 -934851.5
(867302.6)
Pertambangan, Penggalian
-31571.7
-32620.6
-35850.0
-35893.8
-36004.1
(34388.0)
Industri Pengolahan
-122519.6
-117522.4
-120979.4
-126667.7 -132885.7
(124114.9)
Listrik, Gas, Air Bersih
20404.9
20881.7
20909.5
19769.6
18695.9
20132.3
Bangunan
-54739.8
-49884.5
-62195.1
-67498.2
-88900.6
(64643.6)
Perdagangan, Hotel, Restoran
212234.7
215292.4
208831.8
221311.5
244081.7
220350.4
Pengangkutan, komunikasi
378496.4
402979.3
420875.4
459755.6
498646.8
432150.7
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
207029.4
192658.8
209315.8
228012.4
234418.2
214286.9
Jasa-jasa lain
197323.6
209156.8
210317.7
204046.8
196799.2
203528.8

158

-0.0107
-0.01022

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kota Yogyakarta


Lapangan Usaha
2005 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009
Pertanian
-0.0601969 -0.1083227 -0.1128185 -0.0767529
Pertambangan, Penggalian
0.0845986 -0.0635534 -0.0750520 0.0240955
Industri Pengolahan
0.0146862 -0.0005550 -0.0064324 -0.0068001
Listrik, Gas, Air Bersih
0.0102370 -0.0275579 -0.0351527 -0.0346465
Bangunan
0.0429077 -0.0189005 -0.0028435 -0.0439889
Perdagangan, Hotel, Restoran
-0.0019470 -0.0139269
0.0019933 0.0087582
Pengangkutan, komunikasi
0.0070376 -0.0085784
0.0102560 0.0117982
Keuangan,Persewaan,Jasa
Perusahaan
-0.0147376
0.0078826
0.0106078 -0.0106553
Jasa-jasa lain
0.0062987 -0.0053364 -0.0157460 -0.0154990

2009-2010
0.0082796
0.0176294
0.0123491
-0.0175109
-0.0297444
-0.0074504
-0.0166678

Rata-rata
(0.070)
(0.002)
0.003
(0.021)
(0.011)
(0.003)
0.001

-0.0107001
-0.0102191

(0.004)
(0.008)

159

Lampiran XXIII
Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pertumbuhan %)
Anti Log
2008
2009
2010
2005
2006
2007
Log X
Lapangan Usaha
X
Kabupaten Kulon Progo
4.77
4.05
4.12
4.71
3.97
3.06 0.609734
4.07
Kabupaten Bantul
4.99
2.02
4.52
4.90
4.47
4.97 0.615908
4.13
Kabupaten Gunung Kidul
4.33
3.82
3.91
4.39
4.15 0.615748
4.13
4.20
Kabupaten Sleman
5.03
4.50
4.61
5.13
4.48
4.49 0.672021
4.70
Kota Yogyakarta
3.97
4.46
5.12
4.46
4.98 0.664651
4.83
4.62
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
4.73
3.70
4.31
4.43
4.88 0.652178
4.49
5.02
Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pendapatan Per Kapita Rp)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Total
Rata-Rata
Lapangan Usaha
Kabupaten Kulon Progo
3920799
3984854 4130945 4307361 4460215 4580532 25384706 4230784
Kabupaten Bantul
3819928
3838007 3951293 4083309 4203156 4353170 24248863 4041477
Kabupaten Gunung Kidul
4000253
4192587 4355147 4545417 4733514 4930660 26757578 4459596
Kabupaten Sleman
5082668
5065935 5246993 5462344 5651752 5825477 32335169 5389195
Kota Yogyakarta
10104516
12288341 12709718 13231134 13687232 14177204 76198145 12699691
Prov. Daerah Istimewa
Yogyakarta
5024765
5272562 5444868 5662383 5855379 6086507 33346464 5557744

160

xx

Anda mungkin juga menyukai