Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah
satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium
yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang
akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko
jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah
menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya
untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
Angka kematian ibu dan bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan
dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Di tahun 2007, angka kematian bayi
mencapai 26,9 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu
berkisar 248 per 100 ribu kelahiran. Padahal di tahun 2004, angka
kematian bayi sekitar 30,8 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka
kematian ibu sekitar 270 dari per 100 ribu kelahiran. Depkes menargetkan
pada tahun 2009 AKI menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup ( Siti Fadilah Supari, 2009).
Hasil Susenas tahun 2005 menunjukkan angka kematian ibu di Provinsi
DIY sebesar 105/100.000 kelahiran hidup, angka ini mengalami penurunan
dibandingkan hasil Susenas sebelumnya, yaitu sebesar 110/100.000
kelahiran hidup (Dinkes DIY, 2005).
Jumlah kematian ibu yang terlaporkan dari pencatatan dan pelaporan
melalui dinas kesehatan tahun 2007 dilaporkan sebesar 34 kasus
kematian dengan perincian kematian pada ibu hamil sebanyak 3 kasus,
kematian ibu bersalin 16 dan kematian ibu nifas sebanyak 15 kasus
(Dinkes DIY, 2008).
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di Provinsi D.I.Yogyakarta
sampai dengan tahun 2007 lebih rendah dari pada target angka nasional.
Hasil pelaporan yang disampaikan melalui Dinas Kesehatan
kabupaten/kota pada tahun 2007 jumlah kematian bayi di propinsi DIY
sebanyak 317 bayi dengan jumlah kematian bayi terbanyak di kabupaten
Kulon Progo (107 kematian bayi) dan terendah di kota yogyakarta (15
kematian bayi) (Dinkes DIY, 2007).
Perdarahan pascapersalinan adalah sebab penting kematian ibu;
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan
pascapersalinan, placenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik,
abortus, dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan.
Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan tidak
mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas
nifas karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh. Perdarahan
pascapersalinan lebih sering terjadi pada ibu-ibu di Indonesia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PERSALINAN
1 Pengertian Persalinan
Menurut Manuaba (1998), Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Ujiningtyas,S. 2009. Hal 1).
Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Ujiningtyas,S. 2009. Hal 1).
Persalinan normal menurut Farer (2001) adalah persalinan yang memiliki
karakteristik berikut ini:
a. Terjadi pada kehamilan aterm, bukan prematur ataupun postterm.
b. Mempunyai inset yang spontan, bukan karena induksi
c. Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat onset, bukan
partus presipitatus ataupun partus lama.
d. Janin tunggal dengan presentasi puncak kepala dan oksiput pada
bagian anterior pelvis.
e. Terlaksana tanpa bantuan artifisial.
f. Tidak terdapat komplikasi.
g. Mencakup kelahiran plasenta yang normal.
B. Plasenta Manual
Menurut buku asuhan persalinan normal revisi 2007:
1. Pengertian
Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual
(menggunakan tangan) dari tempat implantasi dan kemudian
melahirkannya keluar dari kavum uteri. Pada umumnya ditunggu sampai
30 menit dalam lahirnya plasenta secara spontan atau dgn tekanan ringan
pada fundus uteri yang berkontraksi. Bila setelah 30 mnenit plasenta
belum lepas sehingga belum dapat dilahirkan atau jika dalam waktu
menunggu terjadi perdarahan yang banyak, pasenta sebaiknya
dikeluarkan dengan segera.
2. Penatalaksanaan plasenta manual
a. Persiapan
1) Pasang set dan cairan infus
2) Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan
3) Lakukan anestesi verbal/analgesia per rectal
4) Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi
b. Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri
1) Pastikan kandungan kemih dalam keadaan kosong
2) Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva
3) Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan
menghadap kebawah) kedalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali
pusat
4) Setelah mencapai bukaan servikk, minta seseorang asisten/penolong
lain untuk memegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan luar
untuk menahan fundus uteri.
5) Sambil menahan fundus uteri. Masukkan tangan dalam hingga
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Tanggal masuk : 10 juni 2011
Tanggal/ Jam pengkajian : 10 juni 2011/ 03.00 wib
Pengkaji : Eka Riana
Tempat : Puskesmas Mergangsan
1. PENGUMPULAN DATA
A. Data subyektif (S)
1. Identitas Klien Suami
Nama : Ny. Tri Kristianingsih Tn. Winarto
Umur :30 tahun 33 Tahun
Agama :Islam Islam
Suku/bangsa :Jawa Jawa
Pekerjaan :wiraswasta Swasta (sopir)
Alamat rumah : Mrican UH VII/366 Rt 25 Rw 09 Yogyakarta
1. Data Subjektif
a. Alasan Periksa
Ibu datang karena keluhan mules-mules sejak tanggal 10 Juni 2011 pukul
01.00 wib, ada pengeluaran darah lendir sejak pukul 02.00 wib, ada
pengeluaran air merembes sejak jam 02.00 wib.
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu merasa hamil 9 bulan, HPHT 4 September 2010, TP : 11 Juni 2011 usia
kehamilan 39 minggu 6 hari. Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas
Mergangsang dan Dokter Kandungan. Selama hamil ibu mengkonsumsi
tablet Fe, B1 dan B6. Ibu merasakan pergerakan janin pertama kali pada
usia kehamilan 16 minggu sampai saat ini. Tidak ada penyulit kehamilan
ini.
c. Riwayat psikososial
Ibu tenang
d. Riwayat Nutrisi
Pola terakhir makan pukul 20.00 wib dengan porsi satu piring sedang,
jenis nasi, sayur dan lauk pauk.
e. Riwayat Eliminasi
BAK : Frekuens 8x/ hari, warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan.
BAB : Frekuensi 1x/hari, terakhir pukul 23.00 wib, tidak ada keluhan.
f. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
No. Tanggal
Persalinan Tempat
Persalinan Usia
Kehamilan Jenis
Persalinan Penolong Penyulit/masalah Anak Ket
Hamil Bersalin Nifas JK BB TB
1 2001 Klinik aterm normal Bidan - - - Laki-laki 3000g 49 cm sehat
2 Yang ini
II. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital : TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/m
Respirasi : 22x/m
Suhu : 36,2 C
4. BB sebelum hamil : 47 kg, BB sekarang : 59 kg, TB : 164cm.
5. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Rambut : Warna hitam, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi.
Muka : Tidak ada oedem, tidak ada kloasma gravidarum.
Mata : Konjungtiva tidak pucat dan sclera tidak ikterik.
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pengeluaran.
Telinga : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pengeluaran,
bersih, fungsi pendengaran baik.
Mulut : Bibir lembab, warna kemerahan, tidak ada stomatis, tidak ada gigi
karies, tidak ada gigi palsu.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran tyroid, refleks menelan baik.
2. Dada
Paru-paru : pergerakan nafas simetris, bunyi pernafasan vesikuler.
Jantung : Bunyi jantung normal, irama teratur
Payudara : bentuk dan ukuran simetris dan puting susu kurang menonjol,
kolostrum ada, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
3. Abdomen
Tidak ada luka operasi, linie nigra ada, ada strie, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Palpasi :
Leopold I : TFU :3 jari di bawah px( 33 cm)
Fundus teraba bokong
Leopold II : Kiri teraba bagian-bagian kecil janin
kanan teraba punggung
Leopold III : Bagian terendah teraba kepala
Leopold IV : 4/5 bagian sudah masuk PAP
Denyut jantung janin (+) 138 x/menit, teratur
TBBJ : 3255 gram
His 3-4 x/10 menit, lamanya 25-30 detik, kuat.
4). Anogenitalia
a. Vulva : show ada, tidak ada lesi, tidak ada varises, tidak ada oedem.
b. Anus : tidak ada haemoroid, tidak ada varises.
c. Pemeriksaan dalam pukul 03.00 wib:
Dinding vagina licin Portio lunak,tipis 2 cm, ketuban (-), presentasi
10/6/2011
07.50 wib
KALA II
I. Data subjektif
- Ibu mengatakan mulesnya semakin sering
- Ibu mengatakan ada rasa ingin meneran
- Ibu ingin BAB
II. Data Objektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional
stabil.
2. Anogenitalia : Vulva dan spingter ani membuka
3. Pemeriksaan dalam : portio tidak teraba, lengkap(10 cm), ketuban(-),
presentasi kepala, tidak ada molage, tidak teraba bagian-bagian kecilkecil janin, kepala H III.
III. Assessment
Ibu G2P1 berada dalam proses persalinan kala II. Keadaan ibu dan anak
baik.
IV. Planning
1. Memastikan tanda gejala kala II
2. Memeriksa DJJ dan memastikan janin dalam keadaan baik : DJJ 142x/m
3. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik : ibu mengerti dan merasa senang.
4. Memeriksa kelengkapan alat dan obat-obatan untuk menolong
persalinan.
5. Memakai alat perlindungan diri.
6. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman saat meneran: ibu memilih
posisi setengah duduk.
7. Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan dan
semangat pada ibu : keluarga memberikan semangat pada ibu.
8. Mengajarkan dan membimbing ibu untuk meneran saat ibu merasa ada
keinginan untuk meneran: ibu dapat melakukannya dengan baik dan ibu
meneran saat kontraksi.
9. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
10. Menganjurkan ibu untuk istirahat jika kontraksinya berkurang.
11. Memberi ibu minum disaat ibu istirahat : ibu minum teh manis.
12. Menilai DJJ setiap 5 menit.
13. Saat kepala bayi 5-6 cm di vulva, meletakkan handuk bersih diatas
perut ibu.
14. Meletakkan underpad dibawah bokong ibu.
15. Memdekatkan set partus dan membukanya.
16. Memakai sarung tangan steril
17. Menahan perinium dengan tangan kanan dan tangan kiri menahan
1-6-2011
07.50 wib
10/6/2011
08.05 wib
10/6/2011
08.20 wib KALA III
I. Data Subjektif
- ibu merasa senang karena bayinya telah lahir dengan selamat.
- Ibu merasa lelah setelah melahirkan.
- Ibu mengatakan perutnya masih teras mules.
II. Data Objektif
Keadaan umum : baik
IV. Planning
a. menyiapkan peralatan heating : alat sudah siap
b. Melakukan penjahitan perineum satu-satu.
c. Membereskan peralatan bekas pakai dan merendamnya ke dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
d. Membersihkan ibu dan membantu ibu memakai pakaian bersih dan
pembalut : ibu sudah memakai baju, kain, pembalut dan celana dalam.
e. Mengajarkan ibu masase fundus uteri. : ibu mengerti dan dapat
melakukannya.
f. Menganjurkan ibu untuk istirahat : ibu istirahat.
g. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini : ibu baring miring kekiri.
h. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum seperti biasa: ibu mengerti.
i. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya: ibu
bersedia.
j. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dan bayinya.
k. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan perineum/ daerah bekas
jahitan. : ibu mengerti.
l. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya masa nifas : ibu mengerti
m. Mengobservasi, TFU, Kontraksi uterus, perdarahan, dan kandung kemih
selama 2 jam.
n. Melengkapi partograf.
o. Terapi : Amoxilin : 3x 500 g, Asam mefenamat 3x 500 g, sf 1x1 tab,
betadhin dan kassa untuk perawatan perinium.