Indonesia merupakan salah satu dari tigabelas negara yang dilalui garis
khatulistiwa. Hal ini menyebabkan indonesia memiliki iklim tropis. Pada
umumnya daerah-daerah yang dilewati oleh garis khatulistiwa memiliki iklim
hutan hujan tropis atau rainforest, hal ini dikarenakan curah hujannya yang tinggi
hingga mencapai 138inci. Dalam setahun terjadi 200hari untuk hari hujan, iklim
tropis di indonesia inilah yang menjadi salah satu tempat berkembangnya
penyakit-penyakit tropis, seperti dbd (demam berdarah dengue), kusta, elefantiasis
(kaki gajah) dan malaria.
Mendengar kata malaria mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat luas,
namun tak banyak yang tahu apa penyebab penyakit ini dan apa bahayanya. Setiap
tahunnya terjadi sekitar 400.000 kasus positif malaria di indonesia. Dari 400.000
kasus tersebut 4.000 kasus mengalami komplikasi hingga berujung pada
kematian. Sekitar satu dari empat kasus malaria terjadi pada anak-anak. Malaria
merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium yang
termasuk golongan protozoa melalui perantara gigitan nyamuk anopheles spp.
Malaria merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk,
kontak darah, jarum suntik yang sudah terpakai oleh penderita malaria dan
melalui ibu hamil kepada janinnya. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun
1753 namun belum diketahui pasti penyebabnya. Pada tahun 1900 baru ditemukan
penyebab pasti malaria yaitu karena gigitan nyamuk dibuktikan oleh patrick
manson. Adapun jenis malaria yang dapat menyerang manusia yaitu p. Malariae,
p. Vivax, p. Falciparum, dan p. Ovale. Penularan malaria dilakukan melalui
gigitan oleh nyamuk betina anopheles spp.
Ditemukan 64 spesies malaria yang dapat ditularkan pada manusia dan 24
diantaranya di temukan di indonesia. Di indonesia sendiri penyakit malaria
tersebar luar di semua pulau, tentunya dengan jumlah yang berbeda-beda. Malaria
lebih banyak ditemukan di daerah dengan ketinggian sampai 1.800 meter di atas
permukaan laut. Kondisi wilayah dengan genangan air yang banyak dan suhu
udara yang panas juga mempengaruhi tingkat endemisitas penyakit malaria di
suatu daerah. Keadaan indonesia dengan curah hujan yang tinggi namun memiliki
suhu yang terkadang panas sangat tepat menjadi tempat berkembangnya penyakit
malaria. Spesies terbanyak yang ditemukan adalah p. Vivax, p. Falciparum, dan p.
Ovale, yang pernah ditemukan di nusa tenggara timur dan papua.
Gejala malaria umumnya tidak dapat diketahui dengan cepat, gejala malaria
biasanya muncul setelah satu sampai dua minggu setelah terinfeksi, bahkan pada
beberapa kasus gejala muncul setelah satu tahun gigitan nyamuk terjadi. Dalam
jangka waktu yang lama seperti ini banyak orang yang menganggap bahwa gejala
yang ditimbulkan merupakan gejala demam biasa. Adapun beberapa gejala umum
malaria, yaitu kelelahan, tidak enak badan, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot,
demam, dan berkeringat. Biasanya, serangan klasiknya dimulai dengan menggigil
terlebih dahulu yang berlangusng selama satu sampai dua jam dan kemudian
diikuti dengan demam tinggi. Sedangkan gejala lainnya menurut Dosen Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY yaitu gangguan pada pola makan, lesu,
mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Berdasarkan gejala tersebut orang hanya
akan mengira bahwa itu adalah demam biasa yang tak perlu dikhawatirkan. Dalam
beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali
secara periodik. Jenis malaria yang paling ringan adalah malaria tertiana yang
disebabkan oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua
hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah
infeksi). Demam rimba (jungle fever ) atau disebut juga malaria tropika
disebabkan oleh Plasmodium falciparum yang merupakan penyebab sebagian
besar kematian akibat malaria karena parasit ini dapat menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian. Jika malaria tak ditangani
segera ataupun salah dalam memberikan penanganan nantinya akan berujung pada
kematian. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan melakukan diagnosis
parasitology. Diagnosis ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop atau
dengan Rapid Diagnoses Test (RDT). Rapid Diagnoses Test (RDT) merupakan
suatu cara sebagai pemeriksaan cepat dalam uji diagnostik malaria. Tes ini
merupakan tes yang paling praktis dengan menggunakan alat RDT (Rapid
Diagnostic Test) atau Tes Diagnostik Cepat. Caranya pun relatif mudah karena
seperti ketika hendak memeriksakan kehamilan. RDT (Rapid Diagnostic Test)
terdiri dari 3 baris indikator yang akan menunjukan hasil pemeriksaan darah anda.
Histidine-Rich Protein II (HRP-II), suatu protein yang larut dalam air yang
disintesis oleh trofozoit dan gametosit muda dari P. falciparum. Tes ini diproduksi
pertama kali dengan merk Parasight-F. Tes semacam ini juga dikenal dengan nama
ICT Malaria Pf.
Kombinasi antara antigen HRP-II dari P. falciparum dengan antigen panmalarial yang terdapat pada semua 4 jenis malaria. Tes dengan kemampuan
deteksi kombinasi antigen ini dikenal dengan nama ICT Malaria Pf/Pv.
Semua test diagnostik cepat malaria yang tersedia di pasaran saat ini dapat
mendeteksi parasit Plasmodium falciparum, sebagai penyebab utama malaria
berat dan kematian akibat malaria. Hal ini karena RDT dapat mendeteksi antigen
HRP-II atau enzim LDH parasit (pLDH) yang terdapat pada P. falciparum. Pada
pasien dengan malaria falciparum berat, dapat terjadi sekuestrasi parasit sehingga
parasit tidak selalu ditemukan di darah tepi, dan karena itu diagnosis infeksi P.
falciparum tidak ditemukan oleh pemeriksaan mikroskop akibat tidak adanya
parasit dalam sediaan darah tepi.
Malaria bisa di tangani secara cepat bila pasien langsung memeriksakan diri ke
tempat pelayanan kesehatan antara lain Puskesmas terdekat ataupun Rumah Sakit.
Puskesmas menyediakan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosa
jenis malaria yang di derita. Biasanya sampel darah akan diperiksa dengan
memakai mikroskop oleh petugas laboratorium. Namun akurasi pemeriksaan
menggunakan mikroskop masih kalah dengan RDT. RDT jadi pilihan paling
praktis untuk mendeteksi malaria secara cepat dan akurat. Karena sangat mudah
dalam penggunaanya.
Berdasarkan The World Malaria Report 2010, sebanyak lebih dari 1 juta
orang termasuk anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria dimana 80%
kematian terjadi di Afrika, dan 15% di Asia (termasuk Eropa Timur). Secara
keseluruhan terdapat 3,2 Miliyar penderita malaria di dunia yang terdapat di 107
negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di Afrika yaitu di sebelah selatan
Sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria dan malaria muncul
kembali di Asia Tengah, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia, sebagai
salah satu negara yang masih beresiko Malaria (Risk-Malaria), pada tahun 2009
terdapat sekitar 2 juta kasus malaria klinis dan 350 ribu kasus di antaranya
dikonfirmasi positif. Sedangkan tahun 2010 menjadi 1,75 juta kasus dan 311 ribu
di antaranya dikonfirmasi positif. Sampai tahun 2010 masih terjadi KLB
(Kejadian Luar Biasa) dan peningkatan kasus malaria di 8 Propinsi, 13 kabupaten,
15 kecamatan, 30 desa dengan jumlah penderita malaria positif sebesar 1256
penderita, 74 kematian. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2009, dimana terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) di 7 propinsi, 7 kab, 7 kec dan
10 desa dengan jumlah penderita 1107 dengan 23 kematian. Berdasarkan hasil
survei yang dilakukan pada masyarakat di Indonesia selama tahun 2007 hingga
2010 prevelensi malaria di Indonesia mengalami penurunan dari 1,39 ke 0,6
persen. Hampir semua kematian disebabkan oleh malaria falciparum. Meskipun di
Indonesia mengalami penurunan tak tertutup kemungkinan penyakit ini akan
meningkat kembali, dilihat dari cuaca yang tak menentu (musim pancaroba)
sehingga tetap perlu kewaspadaan dari masyarakat Indonesia agar masyarakat
lebih sigap untuk mengenali dan menangani dengan baik penyakit malaria ini.
Banyak orang yang masih belum tahu bagaimana cara untuk menangani ataupun
memberikan pertolongan pertama pada seseorang yang telah terkena malaria.
Adapun pertolongan pertama yang dapat diberikan yaitu:
1. Baringkan dan selimutilah penderita dengan selimut tebal atau kain panas pada
saat serangan menggigil dimulai.
- Kompres kepala dengan air dingin yang diberi campuran gilingan daun dadap
srep, ades, dan pulosari.
- Usahakan agar penderita tiap hari dapat memperoleh sayuran ( daun bayam,
daun singkong, daun kelintang, potroseli) dan buah-buahan masak tua di pohon
( papaya, jeruk, jambu monyet, nanas)
- Bila limpa penderita terasa sakit maka kompreslah dengan air panas yang
dimasukan kedalam botol.
- Usahakan supaya penderita sering mandi dengan air panas/ berendan dengan air
panas/ hangat.
Pengobatan malaria tidak hanya dapat dilakukan secara medis, kita juga dapat
melakukan pengobatan alternatif dengan menggunakan bahan yang tersedia di
alam seperti :
1. Kina
Penderita malaria dapat mengonsumsi air seduhan kulit pohon kina
2. Daun sambilata/sambiloto yang dicampur dengan madu.
Setengah genggam daun sambiloto dicuci kemudian direbus dengan tiga gelas air
bersih, biarkan hingga tinggal gelas. Sesudah dingin disaring, campurkan
dengan dua sendok makan madu, aduk sampai rata. Di minum tiga kali sehari
sebanyak gelas
3. Serbuk biji mahoni dan madu.
Setengah sendok teh serbuk mahoni diseduh dengan cangkir air panas dan
dicampur dengan 1 sendok makan madu, lalu diaduk sampai rata. Dalam keadaan
hangat-hangat kuku diminum tiga kali sehari.
4. Daun papaya dengan garam
Cuci daun papaya yang masih agak muda dan segar lalu ditumbuk halus serta
diberi sedikit garam kemudian diaduk dengan air matang. Diminum tiga kali
sehari
5. Rimpang temulawak dan madu
Rimpang temulawak sebesar jari dicuci dan diparut, diperas dengan sedikit air
lalu disaring kemudian diaduk dengan madu. Diminum 3x sehari @ 2 sendok
makan.
daftar pustaka
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/MALARIA.pdf
http://eprints.undip.ac.id/42538/2/JAMES_BAB_II_BARU.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20157/4/Chapter%20II.pdf
http://core.ac.uk/download/pdf/11729016.pdf
http://ilmupengetahuanumum.com/negara-negara-yang-terletak-di-gariskhatulistiwa/
http://www.pikiran-rakyat.com/horison/2015/08/14/338276/kenali-gejala-danpenanggulangan-penyakit-malaria
http://www.alodokter.com/malaria/
http://seledan.blogspot.com/2012/01/test-darah-malaria-makin-mudah-saja.html
https://sehatsehatalam.wordpress.com/news/