Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA KELOMPOK V :
1.
2.
3.
4.
5.
(1215644034)
(1215644054)
(1215644070)
(1215644098)
(1215644106)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran negara adalah urat nadi bagi suatu negara dalam menjalankan
pemerintahan. Di Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN secara filosofi adalah
perwujudan dari kedaulan rakyat sehingga penetapannya dilakukan setiap tahun
dengan Undang-Undang. APBN pada dasarnya sebagai bentuk kepercayaan rakyat
kepada pemerintah untuk mengelola keuangan negara sehingga pengelolaanya
diharapkan dapat memenuhi syarat akuntabilitas, transparan, dan kewajaran.
Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dai pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan tanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik terutama pemerintah
merupakan suatu proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang
cukup signifikan berbeda dengan penyusunan anggaran di perusahaan swasta yang
muatan politisnya relatif lebih kecil. Kebijakan penerimaan dan belanja negara
harus mempunyai komitmen utama dalam rangka menciptakan keadilan bagi
masyarakat. Penerimaan dan belanja negara pada dasarnya harus diarahkan pada
peningkatan kualitas kehidupan rakyat bukan orientasi untuk melanggengkan
kekuasaan. Penerimaan dan belanja negara sepantasnya mengakomodir kebutuhan
riil rakyat seperti pemenuhan kebuuhan pokok.
Begitu pentingnya belanja negara untuk kehidupan masyarakat, maka
penyerapan anggaran belanja negaa diharapkan dilaksanakan secara cepat, efektif,
efisien, transparan dan akuntabel. Penyerapan anggaran yang tidak maksimal dan
lambat menyebabkan pelayanan publik pemerintah kepada masyaraka menjadi
terhambat dan fungsi sebagai instrumen kebijakan fiskal terutama untuk stimulus
perekonomian menjadi tidak efektif.
Jangankan sebuah negara, sebuah rumah tanggapun harus menganggarkan
penerimaan dan belanja negara secara efektif dan efisien. Mungkin tidak terlalu
jadi masalah jika pengeluaran lebih sedikit dari pendapatannya. Tetapi akan
menjadi masalah yang cukup besar apabila pengeluaran jauh lebih banyak dari
pendapatannya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk dapat mengurikan struktur anggaran Negara
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dari anggaran Negara di Indonesia
3. Untuk mengetahui klasifikasi anggaran Negara di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
B. Struktur Anggaran
Struktur anggaran mencerminkan pengelompokkan komponen-komponen
anggaran berdasarkan suatu kerangka tertentu. Disamping mencerminkan system
penganggaran, pengelompokkan komponen-komponen anggaran berdasarkan
suatu kerangka tertentu ini sangat penting artiya dalam memudahkan proses
pengelolaan anggaran. Berdasarkan strukturnya ini, maka anggaran dapat
dibedakan menjadi : anggaran terpilah (the devided budget), dan anggaran
komprehensif (the comprehensive budget).
1. Anggaran Terpilah
antara
anggaran
rutin
dann
pembangunan
sering
2. Anggaran Komprehensif
Anggaran komprehensif adalah suatu anggaran tunggal yang mencakup
aktifitas pemerintah secara keseluruhan. Dalam anggaran komprehensif ini,
alokasi sumber dana dapat dilakukan secara lebih rasional yaitu dengan cara
mengevaluasi sumber dana dan penggunaannya secara menyeluruh. Dengan
demikian segala kekurangan anggaran terpilah dapat diatasi dengan baik
melalui anggaran komperhensif.
Adapun kelemahan dari anggaran komprehensif yaitu :
terjadinya
anggaran
yang
berulang
(repetitive
budgeting).
kebijakan
pendapatan
Negara,
kebijakan
pembangunan
ekonomi,
Pendapatan cukai
10
2. Anggaran Pengeluaran
Anggaran pengeluaran dalam garis besarnya juga juga dikelompokkan
kedalam dua kelompok utama yaitu:
a. Pengeluaran Rutin
Yang dimaksud dengan pengeluaran rutin adalah pengeluaran
yang ditujukan untuk membiayai kegiatan sehari-hari pemerintah.
Pengeluaran rutin dapat dipilah menjadi pengeluaran operasi dan
pengeluaran konsumsi, yang bersifat mutlak.
Pengeluaran rutin secara terinci dapat dikelompokkan kedalam
unsur pengeluaran sebagai berikut :
1) Belanja pegawai
: adalah
pengeluaran
yang
merupakan
kecuali
pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
pembentukan modal.
2) Belanja barang : adalah pengeluaran untuk menampung
pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi
11
12
1) Pembangunan jalan
2) Pembangunan jembatan
3) Pembangunan gedung-gedung
Sedangkan proyek-proyek non fisik dapat berupa :
1) Pendidikan
2) Penataran
3) Loka karya
4) Seminar
Pengeluaran pembangunan secara terinci meliputi pembiayaan rupiah
dan bantuan proyek. Bila jumlah batuan proyek pada sisi penerimaaan
selalu sama dengan sisi pengeluaran, maka pembiayaan rupiah adalah
hasil penjumlahan antara tabungan pemerintah dengan bantuan
program.
13
D. Klasifikasi Anggaran
Klasifikasi anggaran terutama ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai
berikut :
1. Untuk memudahkan proses perumusan sasaran program-program yang
hendak dilakukan.
2. Untuk memudahkan proses formulasi penerimaan dan pengeluaran secara
kuantitatif.
3. Untuk memudahkan pelaksanaan anggaran.
4. Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program-program yang
dibiayai dengan anggaran.
5. Untuk memudahkan pelaksanaan analisa ekonomi.
6. Untuk memudahkan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran.
7. Untuk memudahkan pelaksanaan evaluasi terhadap pencapaian sasaransasaran yang telah digariskan.
14
15
berbeda
dengan
departemen
pekerjaan
umum,
sehingga
2. Klasifikasi Fungsional
Klasifikasi fungsional biasanya digunakan untuk menunjukkan tujuan
umum yang hendak dicapai oleh pengeluaran pemerintah. Dengan klasifikasi
fungsional ini, maka cakrawala pengalokasian dan pengkajian keputusan yang
berkaitan dengan anggaran diharapkan dapat diperluas.
Kelemahan dari sistem ini adalah : walaupun sebagian besar pengeluaran
pemerintah dapat dibagi ke dalam berbagai kegiatan fungsional, akan tetapi
kadang-kadang diperlukan pertimbangan khusus dalam mengevaluasi berbagai
kegiatan fungsional tersebut.
Contoh
untuk
pengeluaran
sekolah
tinggi
pertanian,
biasanya
3. Klasifikasi Ekonomi
Dalam klasifikasi ekonomi ini, anggaran diklasifikasikan sedemikian rupa
sehingga menyajikan informasi yang berguna bagi proses pengambilan
keputusan ekonomi. Hal-hal yang perlu diketahui oleh pemerintah dalam
mengelola perekonomian misalnya adalah: perbandingan alokasi anggaran
untuk belanja konsumsi dan untuk pengadaan sarana yang bersifat
meningkatkan produksi, dampak anggaran terhadap pendapatan, dampak
anggaran terhadap penyediaan lapangan kerja, dan lain sebagainya.
Kelemahan dari sistem ini adalah : terletak pada keterbatasan data
pendukung, khususnya di Negara-negara berkembang. Oleh karena itu pada
tahun 1955, PBB pernah mengusulkan agar penggunaan klasifikasi ini dibatasi
pada hal-hal pokok yang berkaitan dengan proses pengambilan kebijaksanaan,
dan disesuaikan dengan keterbatasan yang ada.
5. Klasifikasi Terpadu
Dalam perkembangnnya, klasifikasi anggaran Indonesia secara berangsurangsur dilengkapi dengan klasifikasi berdasarkan fungsi dan berdasarkan
17
yang
dianggap
memadai.
Bila
ditelusuri
perkembangan
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Anggaran Negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran
dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan,
serta data dari pengeluaran dari penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi dimasa
yang lalu
Berdasarkan strukturnya, maka anggaran dapat dibedakan menjadi :
anggaran terpilah (the devided budget), dan anggaran komprehensif (the
comprehensive budget).
Struktur APBN-RI dengan mudah dapat dikelompokkan sebagai struktur
anggaran terpilah. Komponen APBN terbagi atas anggaran rutin dan anggaran
pembangunan, baik pada sisi penerimaan, maupun pada sisi pengeluaran.
Klasifikasi anggaran terutama ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai
berikut Untuk memudahkan proses perumusan sasaran program-program yang
hendak dilakukan, Untuk memudahkan proses formulasi penerimaan dan
pengeluaran secara kuantitatif, Untuk memudahkan pelaksanaan anggaran, Untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan
anggaran, Untuk memudahkan pelaksanaan analisa ekonomi, Untuk memudahkan
pemeriksaan terhadap realisasi anggaran, Untuk memudahkan pelaksanaan
evaluasi terhadap pencapaian sasaran-sasaran yang telah digariskan.
Sedangkan bentuk pengklasifikasiannya dalam garis besarnya dapat
dibedakan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu Klasifikasi Organik dan Objek,
Klasifikasi Fungsional, Klasifikasi Ekonomi, Klasifikasi Berdasarkan Program,
Klasifikasi Terpadu.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hapsoro, Dody. 2001. Akuntansi Pemerintahan. Penerbit Gunadharma :
Yogyakarta
http://dolphinbluelaffers.blogspot.co.id/2011/05/struktur-klasifikasi-anggaran.html
http://mugnisulaeman.blogspot.co.id/2013/01/makalah-anggaran-pendapatan-danbelanja.html
http://id.wikipedia.org/
Purnastuti, Losina, 2003. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA. Jakarta : Idah
Mustikawati
20