Anda di halaman 1dari 9

SEWA

Klasifikasi sewa pembiayaan pada SAK umum


berdasarkan indikator dan situasi yang
memerlukan judgement, jadi bersifat principal
based. Pada SAK ETAP indikatornya tidak
memerlukan judgement, asal telah memenuhi
salah satu dari indikator tersebut (opsi beli,
pengalihan aset, umur ekonomis minimal 75%,
nilai kini minimal 90% dari nilai wajar dan aset
bersifat khusus) maka sudah dikategorikan sebagai
sewa pembiayaan, sehingga bersifat rule based.

SEWA
Contoh: PT A menyewakan peralatan kepada PT B. Nilai wajar
Rp20.000.000. masa sewa hingga 8 tahun dan masa manfaat peralatan 10
tahun. Diketahui PV peralatan sebesar Rp15.500.000 dan PT B akan
mengembalikan peralatannya pada akhir masa sewa.
Maka:
Aset akan dikembalikan pada akhir masa sewa (tidak memenuhi)
Umur ekonomis : 8 tahun, sama dengan 80% dari masa manfaat
(memenuhi)
Nilai kini Rp15.500.000, dan nilai wajar Rp20.000.000, maka nilai PV =
77.5% dari nilai wajar peralatan (tidak memenuhi)
Tidak cukup informasi mengenai opsi pembelian (tidak memenuhi)
Tidak cukup informasi mengenai aset khusus (tidak memenuhi)
Maka sewa diatas masuk ke dalam sewa pembiayaan (finance lease), karena
salah satu dari indikator, yaitu umur ekonomis, memenuhi persyaratan.

BIAYA PINJAMAN
Yaitu bunga atau biaya lainnya yang ditanggung oleh
perusahaan sehubungan dengan kewajiban suatu
entitas.
Pada SAK ETAP diakui sebagai beban pada laporan laba
rugi berjalan
Contoh: Perusahaan A melakukan leasing terhadap
aset seharga Rp150.000.000 dengan biaya instalasi
sebesar Rp10.000.000. Maka Rp150.000.000 dicatat
pada laporan posisi keuangan sebagai aset sewa dan
utang sewa, Rp10.000.000 dicatat sebagai beban sewa
pada laporan laba rugi.

IMBALAN KERJA
Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang
diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang
diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan
manajemen.
Pada SAK ETAP, penggunaan Projected unit credit boleh
digunakan apabila perusahaan mampu, apabila kurang
mampu, metode projected unit kredit dapat
disederhanakan dengan mengabaikan hal:
Estimasi kenaikan gaji
Jasa yang akan datang
Mortalitas pekerja

IMBALAN KERJA
Contoh : pembayaran imbalan kerja sebesar
Rp1.000.000 tiap tahun dan mulai dibayarkan pada
saat karyawan tersebut pensiun. Maka
Rp1.000.000 merupakan biaya jasa kini dan
Rp1.000.000 dikalikan dengan jumlah tahun jasa
sampai dengan tahun pelaporan (kini) merupakan
kewajiban imbalan pasti. Pada angka
Rp1.000.000 mengabaikan adanya estimasi
kenaikan gaji dan mortalitas lainnya, seperti
pengunduran diri, cacat kerja, dan lain-lain.

PAJAK PENGHASILAN
meliputi pajak penghasilan termasuk seluruh pajak
domestik dan luar negeri sebagai dasar penghasilan
kena pajak. Pajak penghasilan juga termasuk pajak,
misalnya pemungutan dan pemotongan pajak, yang
terutang oleh entitas anak, entitas asosiasi atau
joint venture atas distribusi ke entitas pelaporan
Pada SAK ETAP hanya menggunakan tax payable
concept. Jadi tidak ada pengukuran pajak kini dan
tangguhan

PAJAK PENGHASILAN
Contoh: Laba sebelum pajak suatu entitas, berdasarkan
laporan keuangan perusahaan sebesar Rp10.000.000.
Terdapat perbedaan temporer yaitu pada beban depresiasi
sebesar Rp250.000 dan pendapatan sewa sebesar
Rp400.000, selain itu perusahaan terkena penalti akibat
pembayaran ganti rugi sebesar Rp500.000. Hitunglah laba
setelah pajak dan pajak terutangnya dengan tax rate 25%.
Pada kasus diatas, maka:
Laba sebelum pajak Rp 10.000.000
Beda permanen (penalti)
500.000
Laba setelah pajak Rp 10.500.000
Pajak penghasilan (25%)
2.625.000
Laba bersih Rp 7.875.000

AKTIVITAS KHUSUS
Dalam SAK ETAP tidak diatur aktivitas khusus
seperti akuntansi koperasi, perbankan, asuransi,
pertambangan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai