Anda di halaman 1dari 10

TARIKH

Perkembagan Budaya Islam di Indonesia

Aditya Rizky Fadilah


Annisa Revy Kusmayanti
Darius Faisal
Deva Windi Herdiani
Fiandika Tridharma
Kania Sari Mulyawati
Nurull Fitriana
Riznaldy Adi Prawira
Saradiba Yamsehu
Subhan Habibi

KELOMPOK 4

XII MIPA 6

Kebudayaan Islam Indonesia sebenarnya sangat minim


bila dibandingkan dengan kebudayaan Islam di Negara
lain. Hal ini disebabkan Islam masuk ke Indonesia dengan
jalan damai sehingga seni Islam harus menyesuaikan diri
dengan kebudayaan lama, dan Nusantara adalah negeri yang
merupakan jalur perdagangan internasional, sehingga
penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan
daripada kebudayaan. Walaupun demikian, Islam datang ke
nusantara membawa tamaddun (kemajuan) dan kecerdasan.

Kebudayaan Islam yang berkembang di Indonesia mencakup :


1. Batu Nisan
2. Aksara dan Kesusastraan
3. Arsitetur
4. Seni Ukir

1. Batu Nisan
Kebudayaan Islam dalam bidang seni mula-mula masuk
ke Indonesia dalam bentuk batu nisan. Di Pasai masih
dijumpai batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh yang
wafat tahun 1292. Hal yang dapat dicermati pada batu
nisan ini dan merupakan indikator Persia yakni aksara
yang dipahatkan pada batu nisan merupakan aksara
shulus yang cirinya berbentuk segitiga pada bagian
ujung. Gaya aksara jenis ini berkembang di Persia
sebagai suatu karyaseni kaligrafi. Batu nisan Sultan
Malik as-Saleh terdiri dari pualam putih yang di ukir
dengan tulisan Arab yang sangat indah berisikan ayat alQur`an dan keterangan tentang orang yang dimakamkan
serta hari dan tahun wafatnya. Makam-makam yang
serupa dijumpai pula di Jawa, seperti makam Maulana
Malik Ibrahim di Gresik.

Batu nisan Sultan Malik asSaleh

Indikator Persia lain ditemukan pada batu nisan Naina


Husam al-Din berupa kutipan syair yang ditulis penyair
kenamaan Persia, Syaikh Muslih al-din Sadi (1193-1292
Masehi). Ditulis dalam bahasa Persia dengan aksara
Arab. Batu nisan ini bentuknya indah dengan hiasan
pohon yang distilir (disamarkan) dan hiasan-hiasan
kaligrafi yang berisikan kutipan syair Persia dan kutipan
alQuran II: 256 ayat Kursi. Terkadang nisan-nisan ini
juga dipahatkan di atasnya kalimat-kalimat bernafaskan
sufi, misalnya Sesungguhnya dunia ini fana, dunia ini
tidaklah kekal, sesungguhnya dunia ini ibarat sarang
laba-laba, dan lain sebagainya.
Meskipun pada umumnya nisan yang kebanyakan
dipesan dari gujarat ini bercorak persia, namun bentukbentuk nisan kemudian hari tidak selalu demikian.
Pengaruh kebudayaan setempat sering mempengaruhi,
sehingga ada yang bentuknya teratai, keris, atau bentuk
gunungan seperti gunungan pewayangan.

2. Aksara dan Kesusastraan

Masuknya agama dan budaya Islam di Indonesia sangat


berpengaruh terhadap perkembangan seni aksara dan
seni sastra di Nusantara. Aksara dan seni sastra Islam
pada awal perkembangannya banyak dijumpai di
wilayah sekitar selat Malaka dan Pulau Jawa, walaupun
jumlah karya sastra dan bentuknya sangat terbatas.

a. Aksara Masa Awal Islam


Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap
bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan
Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu.
Penulis aksara-aksara (huruf-huruf) Arab di Indonesia, biasanya
dipadukan dengan seni jawa yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Huruf-huruf Arab yang tertulis dengan sangat indah itu
disebut dengan seni kaligrafi (seni Khat). Tetapi perkembangan seni
kaligrafi Arab di Indonesia kurang begitu pesat, hal ini disebabkan
oleh hal-hal sebab berikut :
1. Penggunaan seni kaligrafi Arab sebagai hiasan di Indonesia
masih sangat terbatas.
2. Bangunan-bangunan kuno pada permulaan berdirinya Kerajaan
Islam kurang memberi peluang bagi penerapan seni kaligrafi.
3. Bangunan masjid-masjid kuno seperti masjid Banten, Cirebon,
Demak dan Kudus kurang memperhatikan penggunaan Seni
Kaligrafi Arab.

Seni Kaligrafi di Indonesia

b. Seni Sastra Masa Awal


Islam
Seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam
adalah seni sastra yang berasal dari perpaduan sastra
pengaruh Hindu Budha dan sastra Islam yang banyak
mendapat pengaruh Persia. Dengan demikian wujud
akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat dari tulisan/
aksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf Arab
Melayu (Arab Gundul) dan isi ceritanya juga ada yang
mengambil hasil sastra yang berkembang pada jaman
Hindu.
Seni sastra zaman Islam yang berkembang di Indonesia
yang mendapat pengaruh dari Persia. Kesusastraan Islam
Indonesia adalah syair, di antara yang terkenal adalah
syair sufi yang dikarang oleh Hamzah Fansuri, seperti
syair perahu.

Seni Kaligrafi di Indonesia

3. Seni Ukir

Kesenian ukir harus disamarkan, sehingga


seni ukir dan seni patung menjadi terbatas
kepada seni ukir hias saja. Untuk seni ukir
hias, orang mengambil pola-polaberupa
daun-daun, bunga-bunga, bukit-bukit,
pemandangan, garis-garis geometri, dan
huruf Arab. Pola ini kerap digunakan untuk
menyamarkan lukisan makhluk hidup
(biasanya binatang), bahkan juga untuk
gambar manusia. Menghias masjid pun ada
larangan, cukup tulisan-tulisan yang
mengingatkan manusia kepada Allah dan
Nabi serta firman-firman-Nya. Salah satu
masjid yang dihiasi dengan ukiran-ukiran
adalah Masjid Mantingan dekat Jepara berupa
pigura-pigura yang tidak diketahui dari mana
asalnya (pigura-pigura itu kini
dipasangkanpada tembok-tembok masjid).

Seni Ukir

Anda mungkin juga menyukai