Pendahuluan
Tipe batuan yang terkupas/lapuk akan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi atau
morfologi dari lokasi penambangan dan juga urut-urutan kegiatan penambangan. Kondisi
topografi dan morfologi menyangkut seberapa dalam tambang bawah tanah yang di buka dan
juga bentuk akhir dari tambang bawah tanah sehingga menentukan batuan apa saja yang
terekspose. Sedangkan urutan kegiatan penambangan menentukan bagaimana urut-urutan
kegiatan penambangan sampai diperoleh keadaan final. Urutan kegiatan penambangan ini akan
menentukan batuan apa saja yang akan terekspose dan juga periode batuan tersebut mengalami
pelapukan. Urut-urutan kegiatan penambangan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi geologi di
lokasi pertambangan, dimana urutan kegiatan penambangan dimulai dari lokasi cadangan yang
mudah diambil dan bernilai ekonomis dimana data ini diperoleh dari hasil eksplorasi geologi.
Berdasarkan kondisi-kondisi yang terjadi, dapat dibuat suatu rekonstruksi menggunakan
PHREEQC Inverse Geochemical Modeling untuk melakukan back analysis mengenai kualitas
air yang terjadi pada kolam bekas tambang.
Dengan Inverse modeling menggunakan program PHREEQC, dapat dilakukan back
analysis mengenai kondisi eksisting kualitas air pada limpasan air tanah di dalam tambang
bawah tanah. Input dari inverse modeling ini antara lain adalah kualitas air yang masuk
kedalam tambang bawah tanah. Selain itu diperlukan juga data batuan yang terkupas/lapuk
yang dinyatakan dalam phase yang akan berfungsi sebagai constraint/pembatas dalam inverse
modeling. Output dari inverse modeling itu sendiri adalah bias dilakukannya back analysis
yang dapat digunakan untuk mempelajari terbentuknya kualitas air (genesa kualitas air).
Kualitas air merupakan sebuah fungsi yang dinyatakan dalam beberapa parameter kualitas yang
ditinjau baik dari aspek fisik, kimia, biologi, radioaktivitas serta proses-proses yang terjadi
antara aspek-aspek tersebut. Inverse modeling dapat merekonstruksi beberapa kemungkinan
reaksi kimia yang terjadi antar air yang masuk dengan tipe batuan yang terkupas/lapuk
sehingga dapat menghasilkan kualitas air eksisting. Dari hasil tersebut, diharapkan dapat
membantu dalam strategi pengelolaan air yang tepat untuk mengatasi degradasi kualitas air
pada kolam bekas tambang yang umumnya dalam kondisi asam dengan volume yang sangat
besar.
reaksi
Jalur Transportasi
Run off
Infiltrasi
Air Tanah
Air Permukaan
Lingkungan
Penerima
Air Tanah
Air Permukaan
Udara
Tanah
Endapan
Gambar Error! No text of specified style in document. Model Konsep Umum Proses
Pembentukan AAB
(Gardguide, 2009 dalam Firgiani, 2012)
Ketiga komponen diatas dapat bervariasi jenisnya tergantung pada komoditas, iklim,
tahapan penambangan, dan lain-lain. Sumber merupakan hal-hal yang dapat menyebabkan
terbentuknya AAB seperti aktifitas penambangan dan fasilitas pengolahan yang berkaitan
dengan sulfida. Jalur berkaitan dengan iklim dan musim yang dapat mempengaruhi proses
pembentukan dari sumber AAB dan mekanisme transportasi dari hasil pembentukan AAB.
Sedangkan reseptor merupakan lingkungan yang menerima hasil pembentukan AAB, sebagai
contoh adalah air tanah, air permukaan, atau wetland.
Air Asam Batuan (AAB) akan terbentuk karena adanya tiga komponen utama yaitu
mineral sulfida, oksigen, dan air. Mineral sulfida berperan sebagai sumber sulfur/asam, oksigen
berperan sebagai pengoksidasi, dan air berperan sebagai pencuci hasil oksidasi. Pelapukan
batuan yang mengandung pyrite merupakan suatu rangkaian kompleks dari beberapa reaksi
spontan yang melibatkan gas di atmosfer, air, dan mikroorganisme. Pada kondisi tereduksi,
pyrite merupakan mineral yang stabil. Namun saat kondisi teroksidasi, pyrite menjadi tidak
stabil dan mulai hancur dalam beberapa mekanisme oksidasi. Oksidasi pyrite bisa dilakukan
dengan bantuan mikroorganisme (biotik) dan tanpa batuan mikroorganisme (abiotik).
Pengoksidasi pyrite bisa berupa oksigen (oksidasi langsung) atau oksigen dan besi (oksidasi
tidak langsung).
D. Ilustrasi Model Endapan dan Metode Penambangannya
Berdasarkan data XRD dari country rock dan juga Ore 1, dapat di asumsikan bahwa
endapan ini merupakan endapan skarn, dimana asumsi ini dibangun atas dasar country rock
terdiri atas batuan karbonatan yang teralterasi (retograt alterasi) akibat adanya intrusi fluida
yang membawa mineral-mineral sulfida. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar
dibawah.
Country Rock
Ore
Intrusi
di prediksi dengan membangun asumsi bahwa air tanah akan meleached country rock dan Ore ,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Kualitas Akhir
dari air tanah
(Z)
Gambar 4 Diagram Alir Proses Pencucian/Leaching
Batuan Oleh Air Tanah
Namun demikian perlu diketahui bahwasannya, pembentukan air asam batuan pada
tambang bawah tanah sangat ditentukan oleh jenis mineral penyusun batuan yang tercuci,
apakah terdiri atas mineral-mineral sulfat yaitu pembawa sifat keasaman ataukah mineralmineral karbonat yaitu pembawa sifat basa.
Masalah pembentukan air asam tambang dan/atau air asam batuan pada tambang bawah
tanah agak sedikit berbeda dengan metode tambang terbuka, hal ini diakibatkan oleh
banyaknya faktor yang berpengaruh pada tambang terbuka, diantaranya ;
1) limpasan air tambang /run off baik yang berasal dari curah hujan,sungai atau danau.
2) suhu,
3) air tanah,
4) udara bebas/oksigen,
5) catchmen area,
6) jenis batuan.
7) Infiltrasi
8) Evaporasi dll.
proses pemodelannya
diperlukan
database
yang berisi
semua
data
T (oC)
26,6
26,6
As*
0,000
0,001
Co*
0,001
0,001
Ni*
0,001
0,001
Cd*
0,025
0,329
Cu*
0,001
0,001
Pb*
2,74
4,12
Zn*
2,46
3,37
SO4*
481,75
413,50
Dari hasil pengukuran konsentrasi Co, Ni, dan Cu yang dilakukan pada semua air
lindian sampel batuan, dapat diperkirakan bahwa semua sampel batuan yang diuji ini tidak
mengandung mineral yang mengandung unsur Co, Ni, dan Cu atau apabila mengandung unsur
tersebut, bisa diperkirakan dalam jumlah yang kecil, terlihat dari nilai konsentrasi logam-logam
tersebut yang rendah yaitu 0,001 mg/L. Sampel batuan country rock 1 memiliki pH yang cukup
rendah yaitu 5,5 dan konsentrasi sulfat yang cukup tinggi yaitu 481,75 mg/L, meskipun
sebagian besar dari mineral penyusun batuan penutup ini merupakan batuan karbonat
(dolomite) yang biasanya berfungsi dalam proses penetralan asam. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan tidak semua mineral penyusun batuan penutup (country rock) ini merupakan
mineral karbonat, akan tetapi sebagian juga merupakan mineral sulfida yang berperan dalam
proses pembentukan asam. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sampel country
rock 1 merupakan batuan penutup dolomite pasiran yang mengandung breksi dalam jumlah
besar, dimana breksi ini bisa saja mengandung mineral bijih baik itu berupa galena, sphalerite,
dan lain-lain.
a) Inverse Modeling
Inverse modeling merupakan salah satu fitur yang dapat dilakukan program PHREEQC.
Inverse modeling didasarkan pada prinsip kesetimbangan mol atau kesetimbangan massa.
Adapun hal-hal yang merupakan input masukan dalam program PHREEQC untuk melakukan
inverse modeling adalah input solution awal yang merupakan air akuades dengan asumsi air ini
memiliki pH netral 7 dan tidak mengandung logam berat, input solution akhir (Tabel E.1),
input mineral (Tabel E.2), uncertainties, dan balances.
Uncertainty merupakan komponen masukan yang cukup penting dalam hal ini untuk
menyatakan seberapa persen tingkat kepercayaan user terhadap hasil simulasi inverse modeling
tersebut. Semakin kecil nilai uncertainty maka semakin baik, karena menandakan bahwa
tingkat keyakinan user terhadap simulasi inverse yang dilakukan PHREEQC semakin tinggi.
Oleh karena itu, pada simulasi ini, user menggunakan nilai uncertainty sebesar 2%. Disamping
uncertainty, input lain yang penting adalah balance yang berfungsi untuk menyeimbangkan
reaksi kimia dalam program PHREEQC. Komponen unsur dalam solution yang tidak terdeteksi
pada mineral phase dapat ditambahkan ke dalam input balance. Adapun unsur yang menjadi
input balance dalam penelitian ini adalah unsur nikel (Ni) dan kobalt (Co). Dalam pemodelan
PHREEQC, perlu ditentukan pula
digunakan dalam penelitian ini adalah database llnl.dat (database yang disusun oleh Lawrence
Lovermore National Laboratory) dengan dasar pemilihan bahwa database ini mempunyai data
mineral yang banyak dan cukup lengkap dibandingkan dengan database lainnya.
Tabel E.2 Data input mineral dalam program inverse modeling PHREEQC
Sampel
country
rock 1
ore 1
Rumus
Kimia
Mineral
Pada Tabel E.2 dapat dilihat bahwa mineral input program PHREEQC untuk semua
sampel batuan tidak hanya berasal dari mineral hasil uji XRD akan tetapi ditambah juga dengan
mineral yang diperoleh dari hasil distribution species program PHREEQC yang diperkuat
dengan referensi data sekunder mengenai mineral yang umum ditemukan dalam endapan
SEDEX dan mineral sekunder ataupun mineral ikutan lainnya yang umum ditemukan dalam
endapan SEDEX berdasarkan data sekunder. Penambahan mineral ini dilakukan karena tidak
semua mineral tercatat atau terekam pada saat uji XRD dan hanya sebagian yang memiliki
persentase yang cukup besar atau yang sangat menonjol saja yang terekam pada hasil uji XRD.
Dari Tabel E.2 tersebut dapat dilihat bahwa mineral hasil uji XRD yang terdapat pada sampel
batuan penutup country rock 1 terdiri dari mineral-mineral karbonat, sedangkan untuk mineral
hasil uji XRD yang terdapat pada sampel batuan bijih ore terdiri dari mineral sulfida.
Dari Tabel E.2 dapat dilihat bahwa selain mineral hasil uji XRD, adapula mineral lain
yang ditambahkan ke dalam program PHREEQC. Hal ini ditujukan agar reaksi atau proses
yang terjadi dalam PHREEQC dapat mencapai kesetimbangan, disamping itu juga karena tidak
semua mineral dalam sampel batuan dapat dideteksi oleh uji X-Ray Diffraction. Penambahan
mineral ke dalam PHREEQC ini didasarkan oleh dua hal,
1. Penambahan mineral berdasarkan data sekunder mengenai mineral umum yang ditemukan
dalam endapan sedimen exhalatif yang disesuaikan dengan data kualitas air hasil uji kinetik
yang digunakan sebagai input dalam final solution PHREEQC.
2. Penambahan mineral didasarkan atas hasil distribution species dari solution yang
dimasukkan sebagai input dalam PHREEQC sehingga kesetimbangan kimia dapat tercapai.
Cassanova (2012) pernah melakukan studi hidrogeokimia terhadap air tanah yang ada di
daerah endapan mineral sulfida masif dengan melihat distribution species dari air tanah
yang ada di daerah tersebut, dan studi tersebut menjadi dasar acuan pengambilan beberapa
mineral tambahan yang dimasukkan ke dalam software PHREEQC. Adapun sumber
referensi dari mineral yang ditambahkan ke dalam PHREEQC dapat dilihat pada Tabel E.3
Tabel E.3 Sumber referensi dari mineral yang ditambahkan ke dalam PHREEQC
Mineral hasil distribution species PHREEQC yang diverifikasi dengan data sekunder
mineral
nama umum
Referensi
PbCO3
Cerrusite
Casanova, B., 2012
ZnCO3
Smithsonite
Casanova, B., 2012
Mineral Sedex dari data sekunder
mineral
nama umum
Referensi
Zn2SiO4
Willemite
Anthony J.W. et al., 2003
FeS2
Pyrite
Goodfellow, W. And Lydon J., 2007
CuFeS2
Chalcopyrite
Goodfellow, W. And Lydon J., 2007
CdS
Greenockite
Casanova, B., 2012
FeAsS
Arsenopyrite
Goodfellow, W. And Lydon J., 2007
Galena
Goodfellow, W. And Lydon J., 2007
PbS
Sphalerite
Goodfellow, W. And Lydon J., 2007
ZnS
CaCO3
Calcite
Goodfellow, W. And Lydon J., 2008
CaMg(CO3)2
Dolomite
Goodfellow, W. And Lydon J., 2009
Gas yang ikut bereaksi
Gas
nama umum
CO2
Karbon dioksida
O2
Oksigen
Hasil dari eksekusi simulasi inverse modeling menggunakan program PHREEQC
menghasilkan beberapa model pembentukan Air Asam Batuan (AAB) yang dalam hal ini
merupakan air lindian hasil uji kinetik. Model-model pembentukan AAB ini terdiri dari
sekumpulan mineral apa saja yang bereaksi beserta nilai transfer mol dari masing-masing
mineral tersebut. Jumlah dari model hasil inverse modeling ini untuk masing-masing sampel
batuan adalah 1 model untuk sampel country rock; 1 model untuk sampel ore 1, dimana
apabila pH hasil kualitas air lindian hasil simulasi forward modeling kurang lebih sama
dengan pH hasil kualitas air lindian hasil uji kinetik laboratorium maka model tersebut
dapat dipakai sebagai model representatif yang dapat menggambarkan proses pembentukan
AAB (air lindian hasil uji kinetik laboratorium). Model representatif hasil inverse modeling
terpilih untuk masing-masing sampel batuan dapat dilihat pada Tabel E.4 hingga Tabel E.5
Tabel E.4 Model Terpilih Hasil Simulasi Inverse Modeling PHREEQC pada sampel batuan
country rock 1
Phase mole transfer
Redoks mol transfer
Mineral
Calcite
Barite
Pyrite
Chalcopyrite
Arsenopyrite
Galena
Sphalerite
Greenockite
Rumus kimia
CaCO3
BaSO4
FeS2
CuFeS2
FeAsS
PbS
ZnS
CdS
Transfer mol
-5.064E-04
1.842E-03
1.496E-04
-7.082E-08
-1.936E-08
2.441E-04
1.078E-05
1.024E-07
pH
pe
Activity of water
Ionic strength
Mass of water (kg)
Total alkalinity (eq/kg)
Total CO2 (mol/kg)
Temperature (deg C)
Electrical balance (eq)
Percent error, 100*(Cat-|An|)/(Cat+|An|)
Iterations
Total H
Total O
element
As
Ba
C
Cd
Co
Cu
Fe
Ni
Pb
S
Zn
Transfer mol
3.871e-008
4.956e-007
2.164e-003
2.032e-013
4.073e-007
4.614e-017
5.458e-005
3.749e-007
5.664e-012
2.555e-004
6.470e-009
6.850
-2.678
1
1.39E-03
1.00E+00
1.63E-03
2.14E-03
22.94
-2.02E-03
-92.13
17
1.11E+02
5.55E+01
Pada sampel batuan bijih ore 1 (Tabel E.5), dapat dilihat mineral yang dominan
bereaksi pada simulasi inverse modeling dalam menghasilkan AAB adalah mineral sulfida
yang terdiri dari pyrite (FeS2), galena (PbS), chalcopyrite (CuFeS2), arsenopyrite (FeAsS), dan
greenockite (CdS); beserta mineral karbonat smithsonite (ZnCO3).
Tabel E.5 Model Terpilih Hasil Simulasi Inverse Modeling
PHREEQC pada sampel batuan ore 1
Phase mole transfer
Mineral
Pyrite
Galena
Anglesite
Sphalerite
Chalcopyrite
Arsenopyrite
Smithsonite
CdS
Rumus kimia
FeS2
PbS
PbSO4
ZnS
CuFeS2
FeAsS
PbCO3
Zn2SiO4
Rumus kimia
Mineral
8.83E-05
-1.44E-03
2.21E-03
1.10E-03
-7.08E-08
-1.27E-08
-1.08E-03
1.46E-06
As
3.871e-008
2.082e-003
Cd
1.478e-006
Co
4.073e-007
Cu
8.659e-008
Fe
1.208e-004
Ni
3.749e-007
Pb
2.585e-005
1.531e-003
Zn
1.034e-003
pH
pe
Activity of water
Ionic strength
Mass of water (kg)
Total alkalinity (eq/kg)
Total CO2 (mol/kg)
Temperature (deg C)
Electrical balance (eq)
Percent error, 100*(Cat-|An|)/(Cat+|An|)
Iterations
Total H
Total O
6.553
-1.443
1
5.37E-03
1.00E+00
1.33E-03
2.08E-03
22.94
-2.02E-03
-33.58
15
1.11E+02
5.55E+01
Tabel E.6 Hasil Mixing Antara Model Country Rock Dan Ore 1
Element
Molality
Moles
As
1.72E-13
3.44E-13
Ba
6.02E-13
1.20E-12
1.16E-08
2.32E-08
Cd
2.19E-12
4.39E-12
Co
2.30E-12
4.60E-12
Cu
2.27E-13
4.54E-13
Fe
5.24E-10
1.05E-09
Ni
2.13E-12
4.26E-12
Pb
2.08E-11
4.17E-11
3.10E-09
6.20E-09
Zn
2.63E-09
5.25E-09
pH
pe
Activity of water
Ionic strength
Mass of water (kg)
Total alkalinity (eq/kg)
Total CO2 (mol/kg)
Temperature (deg C)
Electrical balance (eq)
Percent error, 100*(Cat-|An|)/(Cat+|An|)
Iterations
Total H
Total O
6.685
4.021
1
1.40E-07
2.00E+00
-1.59E-07
1.16E-08
22.94
3.18E-07
59.59
11
2.22E+02
1.11E+02
Tabel E.7 Verifikasi Model Terpilih Hasil Simulasi Inverse Modeling PHREEQC dan Hasil
Uji Kinetik Laboratorium
Sample
country rock 1
ore 1
uji lab
5,5
5,7
pH
PHREEQC
6.850
6.553
1.35
0.853
Dari Tabel E.6 diatas, dapat dilihat bahwa untuk sample Ore 1 diperoleh selisih antara
pH uji lab dan pH PHREEQC di bawah 1 yaitu 0.853. adapun perbedaan atau delta pH antara
hasil uji kinetik laboratorium dengan hasil simulasi PHREEQC untuk Country Rock berada
pada angka 1.35, Nilai pH 6.850 ini diperoleh setelah dilakukan simulasi untuk 120 model, dan
tidak diperoleh satupun model yang mendekati pH uji lab yaitu 5.5. perbedaan yang sangat
signifikan ini menimbulkan 2 asumsi yaitu
1.
bahwa telah terjadi kesalahan pengukuran/ uji lab terhadap sampel country rock, hal ini
diperkuat dengan melihat mineral penyusun country rock yang merupakan mineral
pembawa sifat basa sehingga besar kemungkinan country rock merupakan batuan yang
memiliki sifat netral atau relatif basa.
2.
terjadi sedikit penyimpangan dari kualitas air lindian hasil uji kinetik laboratorium, sehingga
model terpilih dari hasil simulasi inverse modeling belum dapat digunakan untuk melakukan
prediksi kualitas air baik itu mine water maupun AAB.