RANCANGAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : ....... /MENKES/PER/ ..../..../2013
TENTANG
STANDAR PELAYANAN REFRAKSI OPTISI DAN OPTOMETRY
DI FASILITAS KESEHATAN
Mengingat
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
Kesatu
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
KATA PENGANTAR.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
Standar Pelayanan Refraksionis Optisien dan Optometris dapat terwujud setelah
melalui proses yang cukup panjang serta melibatkan banyak pihak.
Dengan adanya Standar Pelayanan ini, maka seluruh Refraksionis Optisien dan
Optometris di Indonesia memiliki pedoman yang terukur dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam pelayanan Refraksi, Optisi , dan
Lensa Kontak.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak
terutama instansi pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RI cq,:
Puspronakes-LN BPPSDM Kesehatan.
Akhirnya semoga hasil kerja dari Tim Penyusun Standar Pelayanan beserta seluruh
pihak yang terkait akan memberikan manfaat bagi peningkatan pelayanan kepada
seluruh masyarakat di tanah air.
Jakarta,
Agustus 2013
Pengurus Pusat
Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia
Ketua Umum
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
.....................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
Bab I
4
5
Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................
Tujuan Penyusunan Standar ...........................................
Pengertian .......................................................................
7
C.
Bab III
Bab IV
Pelaksana Pelayanan..................................................... 15
Fasilitas Kesehatan........................................................ 15
Sarana/ prasarana.......................................................... 15
Peralatan........................................................................ 15
Kegiatan......................................................................... 16
Kriteria Pelayanan ......................................................... 16
Bab V
12
Pelaksana Pelayananan....................................................
Fasilitas Kesehatan.......................................................
Sarana/ prasarana........................................................
Peralatan......................................................................
Kegiatan.......................................................................
Kriteria Pelayanan .........................................................
18
18
18
18
19
20
22
22
22
D. Peralatan.....................................................................
E. Kegiatan......................................................................
F. Kriteria Pelayanan ......................................................
22
23
24
B.
Bab VI
Bab VII
26
34
46
Penutup .............................................................................. 56
LAMPIRAN ............................................................................................. 57
BAB. I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Registrasi Refraksionis Optisien dan Surat Tanda Registrasi Optometris) dan SIKRO
dan SIKO (Surat Ijin Kerja Refraksionis Optisien dan Surat Ijin Kerja Optometris).
Sedangkan mekanisme lainnya yang sangat fundamental adalah melalui
pemberlakuan Standar Profesi Refraksionis Optisien dan Optometris Indonesia
secara nasional.
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan refraksi optisi dan optometry perlu diberikan
dengan jaminan kualitas yang optimal, perlindungan keamanan bagi masyarakat
pengguna oleh penyelenggara dan praktisi pelayanan refraksi optisi dan optometry.
Disisi lain, pelayanan refraksi optisi dan optometry harus dikembangkan kearah
persaingan global, yang memerlukan pengembangan standar pelayanan refraksi
optisi dan optometry dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Kebutuhan Pelayanan Refraksionis Optisien dan Optometris yang berkualitas
a. Pengembangan pelayanan refraksi optisi dan optometry profesional,
komprehensif, terpadu yang berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan.
b. Pengembangan manajemen pelayanan refraksi optisi dan optometry yang
efektif, efisien pada tatanan pelayanan kesehatan.
c. Pengembangan sistem regulasi (registrasi, sertifikasi dan lisensi) demi
perlindungan hukum bagi masyarakat, penyelenggara dan praktisi pelayanan
refraksi optisi dan optometry.
d. Pengembangan sistem informasi pelayanan refraksi optisi dan optometry yang
terpadu dengan SIK dan berorientasi pada pengembangan IPTEK ,
perubahan lingkungan dan partisipasi masyarakat.
e. Peningakatan kerja-sama lintas program, lintas sektor termasuk organisasi
profesi, institusi pendidikan dan pihak lain yang terkait.
f. Peningkatan koordinasi multi disiplin dalam pengembangan IPTEK dan
pelayanan refraksi optisi dan optometry unggulan.
g. Peningkatan kemampuan klinik dan manajerial bagi tenaga Refraksionis
Optisien dan Optometris.
h. Peningkatan koordinasi dengan pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya
manusia refraksi optisi dan optometry.
i. Peningkatan kepedulian Pemerintah untuk meningkatkan akses pelayanan
refraksi optisi dan optometry yang berorientasi sosial pada kebutuhan
masyarakat.
j. Peningkatan kemampuan Pemerintah Daerah dalam menyediakan pelayanan
refraksi optisi dan optometry pada pelayanan kesehatan.
k. Peningkatan kepedulian individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
menerapkan gaya hidup sehat.
l. Pengembangan penelitian
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
refraksi optisi dan optometry.
2. Perlindungan Hukum dalam Pelayanan Refraksi Optisi dan Optometry
Perlindungan hukum dalam menyelenggarakan pelayanan refraksi optisi dan
optometry diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang standar profesi
dan mekanisme perijinan bagi tenaga refraksionis optisien dan optometris.
10
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Melaksanakan diagnosa
Melaksanakan tata laksana koreksi penglihatan
Mencatat data klinik
Melaksanakan rujukan/ konsultasi bila diperlukan.
Melaksanakan proses pembuatan kacamata koreksi.
Melaksanakan proses pemilihan, pemasangan, dan pemeriksaan lanjutan
pada pasien lensa kontak.
10. Melaksanakan pelatihan penglihatan/ ortoptis.
11. Melaksanakan rehabilitasi/ pemberian koreksi alat bantu penglihatan subnormal.
Peran II : Sebagai Penata Laksana Pemeliharaan Penglihatan
Fungsi :
1. Menata teknis optik agar dapat menyelenggarakan pelayanan
pemeliharaan penglihatan.
2. Melaksanakan tata laksana penyelenggaraan pelayanan pemeliharaan
penglihatan ditinjau dari segi manajerial, antara lain pembiayaan, tenaga
kerja (sumber insani), dan pemasaran sehingga pelayanan dapat
dilakukan secara mandiri tanpa meninggalkan fungsi sosialnya.
Peran III : Sebagai Penyuluh Bidang Pemeliharaan Penglihatan.
Fungsi :
1. Melaksanakan penyuluhan secara mandiri atau berpartisipasi pada
program pemerintah dalam hal pentingya menjaga indera penglihatan dan
mencegah kebutaan.
2. Melaksanakan
penyuluhan
tentang
pentingnya
menjaga
dan
mempertahankan mutu penglihatan terutama di tempat kerja agar aman,
nyaman dan terhindar dari bahaya yang menyebabkan turunnya mutu
penglihatan bahkan hilangnya penglihatan.
BAB II
11
STANDAR PELAYANAN
Falsafah Refraksionis Optisien dan Optometris memandang bahwa : penglihatan
tumbuh dan berkembang sejak awal kehidupan. Oleh karenanya penglihatan yang
optimal merupakan hak azasi manusia.
Pelayanan refraksi optisi dan optometry merupakan bentuk pelayanan kesehatan
yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan fungsi penglihatan dengan menggunakan alat bantu
penglihatan berupa kacamata/ lensa kontak maupun alat optik lainnya dan atau
pelatihan penglihatan.
Pelayanan refraksi optisi dan optometry merupakan upaya kesehatan yang dilakukan
oleh Refraksionis Optisien dan Optometris yang kepadanya diberikan wewenang
yang legal, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan manusia secara utuh.
Pelayanan refraksi optisi dan optometry diberikan oleh Refraksionis Optisien dan
Optometris baik secara mandiri dan atau bekerja-sama dalam tim pelayanan pasien/
klien dengan tenaga kesehatan lainnya.
Standar Pelayanan adalah batasan pelayanan minimal yang harus diberikan oleh
seorang anggota profesi untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya kepada
masyarakat.
Pelayanan Refraksi Optisi dan Optometry adalah pelayanan kesehatan mata kepada
masyarakat yang meliputi : persiapan pelayanan, pelayanan refraksi, pelayanan
optisi, pelayanan lensa kontak, konsultasi/ rujukan, bimbingan dan penyuluhan,
evaluasi dan pencatatan pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
mata masyarakat.
Standar Pelayanan meliputi : jenis pelayanan, pelaksana pelayanan, kualifikasi
pendidikan, sarana pelayanan, kegiatan pelayanan, fasilitas/ peralatan pelayanan
dan unjuk kerja/ hasil pelayanan.
Unsur-unsur Standar Pelayanan :
1. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan Refraksi Optisi Primer
b. Pelayanan Refraksi Optisi dan Optometry Sekunder
c. Pelayanan Refraksi Optisi dan Optometry Tersier
2. Pelaksana Pelayanan
Dikategorikan berdasarkan kompetensi pelaksana pelayanan, yaitu :
a. Refraksionis Optisien Pelaksana
b. Refraksionis Optisien dan Optometris Pelaksana Lanjutan
c. Refraksionis Optisien dan Optometris Penyelia
3. Kualifikasi pendidikan
Pendidikan Refraksionis Optisien/ Optometris adalah jenjang pendidikan minimal
penataran Kan. Wil. Departemen Kesehatan RI sebelum tahun 1981, Diploma I, II
12
13
BAB III
STANDAR
PELAYANAN REFRAKSI OPTISI PRIMER
A. Pelaksana Pelayanan : Refraksionis Optisien Pelaksana
Standar Pendidikan tenaga pelaksana pelayanan refraksi optisi primer adalah
minimal pendidikan Diploma III Refraksi Optisi, sesuai dengan standar profesi
Refraksionis Optisien dan Optometris dari Organisasi Profesi
B. Fasilitas Kesehatan :
Rumah Sakit tipe C & D
Puskesmas/ PKM
BKMM/BKIM
Klinik mata
Optikal tipe C
C. Sarana/ Prasarana
Sarana :
1. Ruang Tunggu/ Pamer
2. Ruang Pelayanan Refraksi Optisi minimal 1 x 3 m2
Prasarana
1. Penerangan Ruang Pemeriksaan Refraksi (sesuai British Standard 4274)
Penyinaran luar : 480-600 lux
Penyinaran dalam : 120 cd/ m2
Kontras > 84 %
2. Meja untuk menempatkan Lensa Uji-coba dan Lensometer
3. Kursi bagi pasien/ klien
4. Kursi bagi pemeriksa
5. Kartu Kerja/ Status
6. Bak pencuci tangan + handuk
D. Peralatan
1. Peralatan Pelayanan Refraksi meliputi :
a. Kartu Snellen yang dilengkapi dengan Astigmat Dials
b. Kartu Baca
c. Lensa Uji-coba
d. Bingkai Uji-coba
e. Penggaris PD
f. Kaca Pembesar (Loupe)
g. Pen light
h. Cross Cylinder
i. Lensometer
j. Retinoskop
14
15
16
BAB IV
STANDAR
PELAYANAN REFRAKSI OPTISI DAN OPTOMETRY SEKUNDER
A. Pelaksana Pelayanan : Refraksionis Optisien dan Optometris Pelaksana
Lanjutan
Standar Pendidikan tenaga pelaksana pelayanan refraksi optisi sekunder
adalah pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dengan pengalaman bekerja
minimal 5 tahun atau memiliki sertifikasi khusus (sertifikasi pelatihan/workshop
refraksi binokuler dan lensa kontak) dari organisasi profesi atau pendidikan S1
Optometry/ Terapan Optometry, sesuai dengan standar profesi Refraksionis
Optisien dan Optometris dari Organisasi Profesi
B. Fasilitas Kesehatan :
Rumah Sakit tipe B
BKMM/ BKIM
Klinik mata
Optikal tipe B
C. Sarana/ Prasarana :
Sarana :
1. Ruang Tunggu/ Pamer
2. Ruang Pelayanan Refraksi Optisi dan lensa kontak minimal 2 x 3 m2
Prasarana
1. Penerangan Ruang Pemeriksaan Refraksi (sesuai British Standard 4274)
Penyinaran luar : 480-600 lux
Penyinaran dalam : 120 cd/ m2
Kontras > 84 %
2. Meja untuk menempatkan Lensa Uji-coba dan Lensometer
3. Meja untuk fitting lensa kontak
4. Kursi bagi pasien/ klien
5. Kursi bagi pemeriksa
6. Kartu Kerja/ Status
7. Bak pencuci tangan + handuk
D. Peralatan pada Pelayanan Refraksi Optisi, Optometry dan Lensa kontak
1. Peralatan Pelayanan Refraksi meliputi :
a. Kisi-Kisi Amsler
b. Kartu Snellen yang dilengkapi dengan Astigmat Dials/ Chart Projector
c. Kartu Baca
d. Lensa Uji-coba
e. Bingkai Uji-coba
f. Penggaris PD
g. Kaca Pembesar (Loupe)
h. Pen light
17
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
Lensometer
Cross Cylinder
Retinoskop
Keratometer
Lensa kontak lunak uji coba
Mangkok pencuci lensa kontak
Cermin cembung dan datar
Flipper lens S 2.00
Skala Tangen jauh
Skala Tangent dekat
Worth Four Dots Test jauh
Worth Four Dots Test dekat
Kartu Stereoskopik
Silinder Silang (Cross Cylinder)
Perangkat tes fungsi air mata
18
h.
i.
19
20
BAB V
STANDAR
PELAYANAN REFRAKSI OPTISI DAN OPTOMETRY TERSIER
A. Pelaksana Pelayanan : Refraksionis Optisien dan Optometris Penyelia
Standar Pendidikan tenaga pelaksana pelayanan refraksi optisi sekunder
adalah pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dengan pengalaman bekerja
minimal 8 tahun atau pendidikan S1 Optometry/ Terapan Optometry minimal 5
tahun atau memiliki sertifikasi khusus (sertifikasi pelatihan/workshop refraksi
binokuler kompleks, Low Vision dan lensa kontak khusus/ RGP) dari organisasi
profesi, sesuai dengan standar profesi Refraksionis Optisien dan Optometris
dari Organisasi Profesi
B. Fasilitas Kesehatan :
Rumah Sakit tipe A
Rumah Sakit Khusus Mata
Optikal tipe A
C. Sarana/ Prasarana :
Sarana :
1. Ruang Tunggu
2. Ruang Pamer
3. Ruang Pelayanan Refraksi minimal 2 x 3 m2
4. Ruang Pelayanan Optisi minimal 1 x 3 m2
5. Ruang Lensa Kontak minimal 2 x 2 m2
6. Ruang Administrasi
Prasarana Pelayanan Refraksi Optisi dan Lensa kontak
1. Penerangan Ruang Pemeriksaan Refraksi (sesuai British Standard 4274)
Penyinaran luar : 480-600 lux
Penyinaran dalam : 120 cd/m2
Kontras > 84 %
2. Meja untuk menempatkan Lensa Uji-coba dan Lensometer
3. Meja untuk fitting lensa kontak
4. Kursi bagi pasien/ klien
5. Kursi bagi pemeriksa
6. Kartu Kerja/ Status
7. Bak pencuci tangan + handuk
D. Peralatan pada Pelayanan Refraksi Optisi dan Lensa kontak
1. Peralatan Pelayanan Refraksi & Lensa kontak meliputi :
a. Kisi-Kisi Amsler
b. Kartu Snellen yg dilengkapi dg astigmat dials
c. Kartu Baca
d. Lensa Uji-coba
21
e. Bingkai Uji-coba
f. Penggaris PD
g. Kaca Pembesar (Loupe)
h. Lampu Senter
i. Lensometer
j. Cross Cylinder
k. Retinoskop
l. Keratometer
m. Slit Lamp Biomicroscope
n. Prisma Bar/ Hand-held Rotary Prism
o. Refraktometer
p. Lensa kontak Uji-coba
q. Mangkok pencuci lensa kontak
r. Cermin cembung dan datar
s. Flipper lens S 2.00
t. Skala Tangen jauh & dekat
u. Mallet disparity fixation
v. Worth Four Dots Test jauh
w. Worth Four Dots Test dekat
x. Kartu Stereoskopik
y. Silinder Silang (Cross Cylinder)
z. Phoroptor
aa. Perangkat tes fungsi air mata
2. Peralatan Pelayanan Optisi meliputi :
a. Seperangkat Tang
b. Seperangkat Obeng
c. Pemanas Bingkai Kacamata
d. Pembersih Lensa Kacamata
e. Mesin Faset unit
f. Ultrasonic Cleaner
g. Spherometer
h. Pengukur tebal lensa (Thickness gauge)
E. Kegiatan
1. Butir-butir Kegiatan Pelayanan Refraksi :
a. Melakukan pemeriksaan pendahuluan pelayanan refraksi
b. Melakukan Pemeriksaan Refraksi Obyektif kasus komplek pada pasien
dewasa/ anak-anak
c. Melakukan Pemeriksaan Refraksi Subyektif Monokuler kasus komplek
pada pasien dewasa/ anak-anak
d.
Melakuka
n Pemeriksaan Penglihatan Binokuler kasus komplek pada pasien
dewasa/ anak-anak
e.
Menetapk
an kelainan mata yang perlu dirujuk
f.
Melakuka
n bimbingan/ penyuluhan Pemeliharaan Penglihatan (Vision Care)
22
g.
Menetapk
an kelainan Refraksi dan jenis terapi penglihatan kasus komplek pada
pasien dewasa/ kasus sederhana pada pasien anak-anak
h.
Melakuka
n evaluasi pelayanan refraksi
i.
Melakuka
n pencatatan pelayanan refraksi/ Rekam Refraksi
j.
Memimpin
satuan unit kerja pelayanan refraksi
2. Butir-butir Kegiatan Pelayanan Optisi
a. Menerjemahkan resep kacamata
b. Melakukan penyuluhan dan bimbingan pemakaian kacamata
c. Melakukan pencatatan pelayanan optisi
d. Memimpin satuan unit kerja pelayanan optisi
3. Butir-butir kegiatan pelayanan lensa kontak
a. Melakukan pemeriksaan pendahuluan pelayanan lensa kontak
b. Menentukan jenis lensa kontak
c. Melakukan penilaian fitting lensa kontak
d. Melakukan pemeriksaan lanjutan/ kunjungan ulang
F. Kriteria Pelayanan
1. Pelayanan Refraksi Kasus Komplek pada Pasien/ Klien Dewasa
Yang dimaksud dengan kasus komplek pada Pasien/ Klien dewasa
adalah :
Pasien/ Klien umur diatas 12 tahun
Dengan/ tanpa kelainan organ mata
Dan atau dengan/ tanpa kelainan posisi bolamata
Dan atau dengan/ tanpa kelainan fungsi Akomodasi maupun kelainan
fungsi Konvergensi
Dan atau Visus dengan koreksi salah satu dan atau untuk kedua mata
tidak mencapai 100%
2. Pelayanan Refraksi Kasus Kompleks pada Pasien/ Klien Anak-anak
Yang dimaksud dengan kasus kompleks pada Pasien/ Klien anak-anak
adalah
Pasien/ Klien umur sampai dengan 12 tahun
Dengan/ tanpa kelainan organ mata yang disertai adanya Ambliopia
Dan atau dengan/ tanpa kelainan posisi bolamata
Dan atau dengan/ tanpa kelainan fungsi Akomodasi maupun kelainan
fungsi Konvergensi
Dan atau Visus dengan koreksi salah satu dan atau untuk kedua mata
tidak mencapai 100%
3. Pelayanan/ Pemeriksaan Penglihatan Binokuler Kasus Kompleks
23
24
BAB VI
STANDAR HASIL / UNJUK KERJA
A. STANDAR HASIL/ UNJUK KERJA BAGI REFRAKSIONIS OPTISIEN DAN
OPTOMETRIS PELAKSANA PADA PELAYANAN REFRAKSI OPTISI PRIMER
Pelayanan Refraksi
NO. KODE
UNIT
UNIT KOMPETENSI
1.
Melakukan persiapan
pelayanan Refraksi
A.Mempersiapkan
ruangan
RO.P.R.
01.01
2.
RO.P.R.
02.02
C.1.Mampu menyiapkan
peralatan refraksi dalam kondisi
terkalibrasi dan laik pakai
Melakukan pemeriksaan
pendahuluan refraksi :
A.Melakukan Anamnesa
25
Mampu menyelenggarakan
A.1.Anamnesa Refraksi,
Mampu menghimpun informasi
tentang
A.2.Riwayat kesehatan umum
C.Melakukan
pemeriksaan gerak
Bolamata
C.1.Mampu melakukan
pemeriksaan Duksi (Duction)
C.2.Mampu melakukan
pemeriksaan Versi (Version)
D.Melakukan Identifikasi
segmen Mata depan
E.Melakukan
pemeriksaan
Tajam penglihatan
F.Menentukan
parameter Kacamata
26
3.
RO.P.R .
03.03
G.Melakukan identifikasi
Lapang pandang
G.1.Mampu melakukan
pemeriksaan
lapang pandang dengan metoda/
tes Konfrontasi
H.Melakukan identifikasi
tekanan Bolamata
H.1.Mampu melakukan
pemeriksaan
tekanan bolamata dengan
metoda
Palpasi
I . Mengidentifikasi
fungsi Makula
J. Melakukan
pemeriksaan
Penglihatan warna
Melakukan pemeriksaan
Refraksi Obyektif
A.Kasus sederhana
pada pasien dewasa
27
A.1.Mampu melakukan
pemeriksaan Refraksi Obyektif
dengan menggunakan
Refraktometer
A.2.Mampu melakukan
pemeriksaan
Refraksi Obyektif dengan
menggunakan Keratometer
A.3.Mampu melakukan
pemeriksaan
Refraksi Obyektif dengan
menggunakan Retinoskop Statis
4.
RO.P.R .
04.04
Melakukan pemeriksaan
Refraksi Subyektif
A.Kasus sederhana
pada pasien dewasa
5.
RO.P.R .
06.06
6.
RO.P.R.
07.07
A.Menetapkan kelainan
Mata yang perlu dirujuk
A.1.Mampu mengidentifikasi,
mendiskripsikan dan
menetapkan kelainan mata yang
perlu dirujuk ke dokter/ pelayan
kesehatan lainnya
A.Melakukan
A.1.Memahami pemeliharaan
penyuluhan/
penglihatan (Vision Care)
bimbingan pemeliharaan
penglihatan (Vision Care)
28
7.
RO.P..
08.08
Menetapkan kelainan
refraksi dan jenis terapi
penglihatan kasus
sederhana pasien
dewasa pada :
A.Isometropia/
Anisometropia tanpa
Aniseikonia
A.1.Mampu menetapkan
kelainan refraksi beserta alat
bantu penglihatan yang
diperlukannya
B.Anisometropia dengan
Aniseikonia
B.1.Mampu menetapkan
kelainan refraksi beserta alat
bantu penglihatan yang
diperlukannya dengan tes
Toleransi
8.
RO.P.R.
10.10
A.Melakukan pencatatan
pelayanan Refraksi
(Rekam Refraksi)
A.1.Mampu menyelenggarakan
Rekam Refraksi pada fasilitas
Pelayanan Kesehatan Mata
Primer
9.
RO.P.R .
11.11
Pelayanan Optisi
NO. KODEUNIT UNIT KOMPETENSI
1.
RO.P.O.
01.12
A.Menterjemahkan resep
Kacamata
2.
RO.P.O.
02.13
Melakukan pelayanan
Optisi :
A.Melakukan persiapan
29
pelayanan Optisi
B.Membimbing pasien
memilih bingkai/ lensa
Kacamata
3.
4.
RO.P.O.
03.14
A.Melakukan
pemesanan lensa
Kacamata
RO.P.O.
04.15
A.Melakukan verifikasi
lensa Kacamata
A.1.Mampu melaksanakan
pemesanan lensa sesuai
dengan istilah teknis yang
berlaku pada berbagai
laboratorium lensa
30
5.
RO.PO .
0.6.18
6.
RO.PO
08.19
7.
RO.P.O .
09.20
A.Melakukan
pengecekan Kacamata
hasil prosesing
A.Melakukan penyetelan
kacamata standar
A.Melakukan
pengepasan/ fitting
kacamata ke wajah
pasien
A.1.Memahami prosedur
pemeriksaan Kacamata single
vision/ Bifokal
A.2.Mampu menilai bingkai dan
lensa Kacamata apakah sesuai
dengan permintaan/ resep
kacamata
A.3.Mampu menilai hasil
pemasangan lensa ke bingkai
A.4.Mampu menilai kekuatan/
dioptri lensa setelah ke bingkai
A.5.Mampu mengukur jarak pusat
lensa setelah dipasangkan ke
bingkai
A.6.Mampu mengukur tinggi
segmen baca setelah dipasangkan
ke bingkai
A.1.Memahami kriteria
penyetelan Kacamata standar
A.2.Mampu menilai setelan
kacamata
A.3.Mampu melaksanakan
penyetelan kacamata standar
sesuai urutan :
bagian front, temple, nose pad
(bantalan hidung) dan lipatan
gagang
A.1.Memahami kriteria
pengepasan/ Fitting kacamata
standar
A.2.Mampu melaksanakan
penyetelan kacamata standar
sesuai urutan bagian front,
samping, bantalan hidung dan
lipatan gagang
A.3.Mampu menilai kedudukan
kacamata standar pada wajah
pasien
A.4.Mampu menentukan
prioritas penyetelan
pengepasan
A.5.Mampu melaksanakan
31
penyetelan penyesuaian ke
wajah pasien
A.6.Mampu menilai hasil
penyetelan pengepasan ke
wajah pasien
8.
RO.P.O.
10.21
A.Melakukan penyuluhan
dan bimbingan
pemakaian kacamata
Memahami tatacara :
A.1.Mengenakan kacamata
A.2.Melepas kacamata
A.3.Merawat kacamata
A.4.Menyimpan kacamata
9.
RO.P.O.
12.23
A.Melakukan pencatatan
pelayanan Optisi
10.
RO.P.O.
13.24
32
RO.P.R.
02.02
Melakukan pemeriksaan
pendahuluan refraksi :
A.Melakukan anamnesa
Mampu menyelenggarakan
A.1. Anamnesa refraksi,
Mampu menghimpun informasi
tentang
A.2.Riwayat kesehatan umum
klien/keluarga dahulu &
sekarang,
A.3.Obat-obatan yang digunakan
terkait dengan penglihatan saat
ini,
A.4.Pekerjaan/ hobi
B.Melakukan identifikasi
posisi Bolamata
C.Melakukan
pemeriksaan gerak
Bolamata
C.1.Mampu melakukan
pemeriksaan Duksi (Duction)
C.2.Mampu melakukan
pemeriksaan Versi (Version)
D.Melakukan Identifikasi
segmen Mata depan
E.Melakukan
pemeriksaan Tajam
penglihatan
33
F.Menentukan parameter
Kacamata
G.Melakukan identifikasi
lapang pandang
G.1.Mampu melakukan
pemeriksaan Lapang pandang
dengan metoda/tes Konfrontasi
H.Melakukan identifikasi
tekanan bolamata
H.1.Mampu melakukan
pemeriksaan tekanan bolamata
dengan metoda Palpasi
I .Mengidentifikasi fungsi
makula
J.Melakukan
pemeriksaan
Penglihatan warna
34
2.
RO.P.R.
03.03
Melakukan pemeriksaan
Refraksi Obyektif
A.Kasus komplek pada
pasien dewasa
3.
RO.P.R.
04.04
Melakukan pemeriksaan
Refraksi Subyektif
A.Kasus komplek pada
pasien dewasa
35
B.Kasus sederhana
pada pasien anak-anak
4.
RO.P.R.
05.05
Melakukan pemeriksaan
Penglihatan Binokuler :
A.Kasus sederhana
36
A.1.Memahami Penglihatan
Binokuler
A1.1.Mampu mengidentifikasi
adanya simultan persepsi
A1.2..Mampu mengidentifikasi
adanya fusi
A.1.3.Mampu mengidentifikasi
penglihatan binokuler tunggal
A.1.4 Mampu mengedentifikasi
penglihatan ganda ( Diplopia )
A.2.Mampu mengidentifikasi
adanya Stereopsis
A.3. Mampu mengidentifikasi
adanya Heterophoria
B.1.Mamahami pemeriksaan
status Penglihatan Binokuler
B.1.1.Mampu menentukan
adanya Simultan Persepsi
B.1.2.Mampu menentukan
adanya Fusi dan mengukur
Amplitudo Fusi menggunakan :
Prism Bar/Rotary Prism
B.1.3.Mampu menentukan
adanya Stereopsis menggunakan
Titmus Fly Test/ TNO Test
B.2.Mampu mengidentifikasi
adanya Heterophoria dan
menentukan besarannya
dengan menggunakan :
B.2.1.Maddox Rod + Maddox
Tangent scale/ Skala Thorington.
B.2.2.Maddox Wing Test.
B.3.Memahami pemeriksaan
Fungsi Akomodasi Absolut
B.3.1.Push-Up Test
B.3.2.Retinoscopy Dinamis
B.4.Memahami pemeriksaan
Fungsi Akomodasi Relatif
B.4.1.Mampu menetapkan NRA &
PRA
B.4.2.Memahami nilai normal
NRA & PRA
B.5.Memahami pemeriksaan
Konvergensi Absolut
B.5.1.Mampu menetapkan NPC
B.5.2.Memahami nilai normal
NPC
37
UNIT KOMPETENSI
5.
RO.P.R.
06.06
A.Menetapkan
kelainan Mata yang
perlu dirujuk
A.1.Mampu mengidentifikasi,
mendiskripsikan dan
menetapkan kelainan mata yang
perlu dirujuk ke dokter/ pelayan
kesehatan lainnya
6.
RO.P.R .
07.07
A.Melakukan
penyuluhan/
bimbingan
pemeliharaan
penglihatan (Vision
Care)
A.1.Mampu memberikan
penyuluhan & bimbingan ttg
pemeliharaan penglihatan yg
berkaitan dengan
pemakaian kacamata
7.
RO.P.R .
08.08
Menetapkan kelainan
refraksi dan jenis
terapi penglihatan
kasus komplek pasien
dewasa pada :
A.Isometropia/
Anisometropia
tanpa Aniseikonia
8.
RO.P.R.
09.09
A.1.Mampu menetapkan
kelainan refraksi beserta alat
bantu penglihatan yang
diperlukannya
B.Anisometropia
dengan Aniseikonia
B.1.Mampu menetapkan
kelainan refraksi beserta alat
bantu penglihatan yang
diperlukan dengan/ tanpa tes
Toleransi dengan menggunakan
alat bantu penglihatan lainnya
A. Melakukan evaluasi
pelayanan refraksi
38
9.
RO.P.R .
10.10
A.Melakukan
pencatatan pelayanan
refraksi (Rekam
Refraksi)
A.1.Mampu menyelenggarakan
Rekam Refraksi pada fasilitas
Pelayanan Kesehatan Mata
Sekunder
10.
RO.P.R.
11.11
A. Melakukan
pencatatan pelayanan
refraksi ( Rekam
refraksi)
Pelayanan Optisi
1.
RO.P.O.
01.12
A.Menterjemahkan resep
Kacamata
2.
RO.P.O.
01.13
Melakukan pelayanan
Optisi :
A.Melakukan persiapan
pelayanan Optisi
3.
RO.P.O
07.18
B. Membimbing pasien
memilih bingkai/ lensa
Kacamata
A.Melakukan pengecekan
lensa Kacamata hasil
prosesing
A.1.Memahami prosedur
pengecekan lensa Kacamata
single vision/Bifokal
A.2.Memahami kriteria lensa
39
4.
RO.P.O.
08.19
A.Melakukan penyetelan
kacamata standar
A.1.Memahami kriteria
penyetelan
Kacamata standar
A.2.Mampu menilai setelan
kacamata
A.3.Mampu melaksanakan
penyetelankacamata standar
sesuai urutan :
bagian front, temple, nose pad
(bantalan hidung) dan lipatan
gagang
5.
RO.P.O.
09.20
A.Melakukan
pengepasan/ fitting
kacamata ke wajah
pasien
6.
RO.P.O.
10.21
A.Melakukan
penyuluhan dan
Memahami tatacara :
A.1.Mengenakan kacamata
40
bimbingan pemakaian
kacamata
A.2.Melepas kacamata
A.3.Merawat kacamata
A.4.Menyimpan kacamata
7.
RO.P.O.
11.22
A.Melakukan evaluasi
pelayanan Optisi
8.
RO.P.O.
12.23
A.Melakukan
pencatatan pelayanan
Optisi
RO.P.O.
13.24
9.
2.
RO.PLK.
01.25
Persiapan pelayanan
Lensa kontak :
A.Melakukan persiapan
pelayanan Lensa kontak
RO.PLK.
02.26
Melakukan pemeriksaan
pendahuluan Lensa
kontak
41
3.
A.Melakukan anamnesa
Mampu menyelenggarakan
A.1. Anamnesa Lensa kontak
Mampu menghimpun informasi
tentang
A.2.Riwayat kesehatan umum
klien/ keluarga dahulu &
sekarang,
A.3.Obat-obatan yang digunaka
saat ini, A.4.Pekerjaan/ hobi
B.Melakukan Identifikasi
segmen mata depan
RO.PLK.
03.27
4.
RO.PLK.
04.28
Melakukan penilaian
fitting :
A.Lensa kontak lunak
spherikal
5.
RO.PLK.
Melakukan pemesanan
42
05.29
6.
7.
RO.PLK.
06.30
RO.PLK.
07.31
lensa kontak
A.Lensa kontak lunak
spherikal
Melakukan bimbingan :
A. Pemakaian Lensa
kontak lunak
A.1.Memahami tatacara
memasang/melepas Lensa
kontak lunak
spherikal
B. Perawatan Lensa
kontak lunak spherikal
Melakukan pemeriksaan
lanjutan/ kunjungan
ulang pada pelayanan :
A.Lensa kontak lunak
spherikal
43
A.2.Mampu melakukan
pemeriksaan lanjutan pada
pelayanan Lensa kontak lunak
dengan memperhatikan/
observasi :
A.2.1.Keluhan pasien
A.2.2.Fitting lensa kontak
A.2.3.Keadaan mata
A.2.4.Keadaan airmata
A.2.5.Keadaan Lensa kontak
lunak
9.
RO.PLK.
09.33
A.Melakukan evaluasi
pelayanan Lensa kontak
10.
RO.PLK.10.34 A.Melakukan
pencatatan pelayanan
Lensa kontak
44
UNIT KOMPETENSI
1.
Melakukan pemeriksaan
pendahuluan Refraksi :
A.Melakukan Anamnesa
RO.P.R.
02.02
Mampu menyelenggarakan
A.1. Anamnesa refraksi,
Mampu menghimpun informasi
tentang
A.2.Riwayat kesehatan umum
klien/
keluarga dahulu & sekarang,
A.3.Obat-obatan yang digunakan
terkait dengan penglihatan saat
ini,
A.4.Pekerjaan/ hobi
B.Melakukan identifikasi
posisi Bolamata
C.Melakukan
pemeriksaan gerak
Bolamata
C.1.Mampu melakukan
pemeriksaan Duksi (Duction)
C.2.Mampu melakukan
pemeriksaan Versi (Version)
D.Melakukan Identifikasi
segmen Mata depan
45
biomikroskop
E.Melakukan
pemeriksaan
Tajam penglihatan
F.Menentukan
parameter Kacamata
G.Melakukan identifikasi
Lapang pandang
G.1.Mampu melakukan
pemeriksaan
Lapang pandang dengan
metoda/
tes Konfrontasi
H.Melakukan identifikasi
tekanan bolamata
H.1.Mampu melakukan
pemeriksaan tekanan bolamata
dengan metoda Palpasi
46
J.Melakukan
pemeriksaan
Penglihatan warna
2.
RO.PR.
03.03
Melakukan pemeriksaan
Refraksi Obyektif
A.Kasus komplek pada
pasien dewasa
3.
RO.P.R
04.04
. Melakukan
pemeriksaan Refraksi
Subyektif
A.Kasus komplek pada
pasien dewasa
47
48
Duochrome Test
B.5.Mampu menetapkan titik
akhir pemeriksaan refraksi
binokuler dengan tehnik
modofikasi tes Duke
Elder oleh Grosvernor
4.
RO.P.R
05.05
. Melakukan pemeriksaan
Penglihatan Binokuler :
A.Kasus sederhana
pada pasien anak-anak
49
A.1.Mamahami pemeriksaan
Penglihatan Binokuler
A.2.Mampu menentukan adanya
simultan persepsi/ fusi/
penglihatanbinokuler tunggal/
penglihatan ganda (Diplopia),
menggunakan Worth Four Dot
Test
A.3.Mampu menentukan adanya
Stereopsis menggunakan Titmus
Fly Test/ TNO Test
A.4.Mampu mengidentifikasi
adanyaHeterophoria dan
mengukur besarannya
B.1.Mamahami status
Penglihatan Binokuler
B.1.1.Mampu menentukan
adanya Simultan Persepsi
B.1.2.Mampu menentukan
adanya Fusi dan menetapkan
Amplitudo Fusi menggunakan :
Prism Bar / Rotary Prism/
Synoptophore
B.1.3.Mampu menentukan
adanya
Stereopsis menggunakan
Titmus Fly Test/ TNO Test
B.2.Mampu mengidentifikasi
adanya Heterophoria/
Heterotropia dan menentukan
besarannya dengan
menggunakan :
B.2.1.Maddox Rod + Maddox
Tangent scale/ Skala
Thorington/ Obyek Fiksasijauh +
Rotary Prism/Synoptophore
B.2.2.Maddox Wing Test/ Obyek
Fiksasi dekat + RotaryPrism/
Synoptophore
B.3.Memahami pemeriksaan
FungsiAkomodasi Absolut
B.3.1.Push-Up Test/ Metoda
Cross Cylinder Statis + Cross
Grid
B.3.2.Retinoscopy Dinamis
B.3.3.Mampu menetapkan
Amplitudo Akomodasi
B.4.Memahami pemeriksaan
Fungsi Akomodasi Relatif
B.4.1.Mampu menetapkan NRA
& PRA
B.4.2.Memahami nilai normal
NRA & PRA
B.5.Memahami pemeriksaan
Konvergensi Absolut
B.5.1.Mampu menetapkan NPC
B.5.2.Memahami nilai normal
NPC
B.6.Memahami pemeriksaan
Konvergensi Relatif
B.6.1.Mampu menetapkan NRC
& PRC
B.6.2.Memahami nilai noral NRC
& PRC
B.7.Memahami rasio Akomodasi/
Konvergensi (Ac/A)
B.8.Mampu menetapkan
diagnosa dan terapi/ pelatihan
penglihatan
5.
RO.P.R.
06.06
A.Menetapkan kelainan
mata yang perlu dirujuk
A.1.Mampu mengidentifikasi,
mendiskripsikan dan
menetapkan kelaianan mata
yang perlu dirujuk ke dokter/
pelayan kesehatan lainnya
6.
RO.P.R.
A.Melakukan
A.1.Memahami pemeliharaan
50
07.07
7.
RO.P.R.
08.08
penyuluhan/ bimbingan
pemeliharaan
penglihatan (Vision
Care)
Menetapkan kelainan
Refraksi dan jenis
terapi penglihatan
kasus komplek pasien
dewasa pada :
A.Isometropia/
Anisometropia
tanpa Aniseikonia
B.Anisometropia
dengan Aniseikonia
A.1.Mampu menetapkan
kelainan
refraksi beserta alat bantu
penglihatan yang
diperlukannya
B.1.Mampu menetapkan
refraksi beserta alat bantu
penglihatan yang diperlukan
dengan/ tanpa tes Toleransi
dengan menggunakan alat
bantu
penglihatan lainnya
8.
RO.P.R.
09.09
A.Melakukan evaluasi
pelayanan Refraksi
A.1.Mampu mengevaluasi
pelayanan Refraksi pada fasilitas
Pelayanan Kesehatan Mata
Tersier
9.
RO.P.R.
10.10
A.Melakukan
pencatatan pelayanan
Refraksi (Rekam
Refraksi)
A.1.Mampu menyelenggarakan
Rekam Refraksi pada fasilitas
Pelayanan Kesehatan Mata
Sekunder
51
10.
RO.P.R.
11.11
Pelayanan Optisi
NO. KODE UNIT UNIT KOMPETENSI
1.
RO.P.O.
01.12
A.Menterjemahkan
resep Kacamata
2.
RO.P.O.
06.17
A.Melakukan
dan bimbingan
pemakaian kacamata
Memahami tatacara :
A.1.Memasang kacamata
A.2.Melepas kacamata
A.3.Merawat kacamata
A.4.Menyimpan kacamata
3.
RO.P.O .
12.23
A.Melakukan
pencatatan pelayanan
Optisi
RO.P.O.
13.24
A.Memimpin satuan
Unit Kerja Optisi
4.
A.1.Mampu memimpin/
berperan serta dalam
pelayanan Optisi
52
RO.PLK.
02.26
Melakukan pemeriksaan
pendahuluan lensa
kontak
A.Melakukan anamnesa
A.1.Mampu menyelenggarakan
A.1.1. Anamnesa lensa kontak
A.2.Mampu menghimpun
informasi tentang :
A.2.1.Riwayat kesehatan umum
klien/ keluarga dahulu dan
sekarang,
A.2.2.Obat-obatan yang
digunakan saat ini,
A.2.3.Pekerjaan/ hobi
B.Melakukan Identifikasi
segmen mata depan
A.1.Mampu mengidentifikasi,
dan menetapkan jenis lensa
kontak yang diperlukan :
A.1.1.Lensa kontak lunak sferis
A.1.2.Lensa kontak lunak toric
A.1.3.Lensa kontak RGP sferis
A.1.4.Lensa kontak RGP toric
2.
RO.PLK.
03.27
3.
RO.PLK.
04.28
Melakukan penilaian
fitting :
A.Lensa kontak lunak
Toric
53
A.1.1.Liputan
A.1.2.Centrasi
A.1.3.Pergerakan
A.1.4.Keketatan
A.2.Mampu mengidentifikasi dan
menetapkan letak marking axis
lensa kontak lunak toric
B.Lensa kontak kaku
(RGP) Spherikal/ Toric
B.1.3.Steep than K
B.2.Mampu mengidentifikasi dan
menetapkan letak marking axis
lensa kontak kaku (RGP) Toric
RO.PLK.
07.31
Melakukan pemeriksaan
lanjutan/ kunjungan
ulang pada pelayanan :
A.Lensa kontak lunak
Toric
A.2.Mampu melakukan
pemeriksaan lanjutan pada
pelayanan lensa kontak lunak
dengan memperhatikan/
observasi :
A.2.1.Keluhan pasien
A.2.2.Fitting lensa kontak
A.2.3.Keadaan lensa kontak
A.2.4.Keadaan mata
A.2.5.Keadaan airmata
BAB VII
54
PENUTUP
Standar pelayanan ini diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan penerapannya untuk
mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan refraksi optisi dan Optometry di
fasilitas kesehatan.
MENTERI KESEHATAN
55