BAB I
PENDAHULUAN
kinerja
perusahaan.
Oleh
karena
itu
kebijakan
dividen
Selain
harga
saham,
pembayaran
dividen
tidak
terlepas
dari
pertumbuhan laba dan arus kas perusahaan. Besarnya dividen tunai yang
dibayarkan dipengaruhi oleh besarnya laba dan kas yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan akan membayar dividen kas jika manajemen merasa kas yang
dimilikinya mampu memenuhi kebutuhan pada saat pembayaran maupun pada
masa yang akan datang sehingga perusahaan tidak akan mengalami masalah
likuiditas. Ambarish, John dan Williams dalam Setyorini (2003) menyatakan
bahwa pengumuman dividen dapat memberikan informasi kepada pemilik
perusahaan tentang cash flow masa depan perusahaan melalui asset atau
kesempatan investasi baru.
Keyakinan mengenai adanya pertumbuhan laba juga menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan pembagian dividen. Oleh karena itu, laba
dan arus kas merupakan dua hal penting yang berhubungan erat dengan
pembagian dividen dan direspon oleh investor. Berdasarkan hubungan
tersebut, banyak dilakukan penelitian untuk menguji hubungan pengumuman
dividen dengan laba dan arus kas. Penelitian-penelitian tersebut pada
umumnya juga merupakan pengujian terhadap Dividend Signalling Theory.
Bernatzi, Michaely dan Thaler (1997) melakukan penelitian untuk
menguji apakah perubahan dividen merupakan sinyal tentang earning
perusahaan dimasa yang akan datang dan masa lalu. Penelitian tersebut,
mendasarkan pada berbagai teori dividen yang menyatakan bahwa dividen
memiliki informasi tentang earning perusahaan di masa lalu dan masa yang
akan datang. Hasil penelitian Bernatzi, Michaely dan Thaler (1997)
dihitung pada perusahaan-perusahaan yang membagi dividen secara berturutturut. Oleh karena itu, peristiwa inisiasi dividen (dividend initiation) dan omisi
dividen (dividend omission) tidak dilteliti dalam penelitian ini. Dilihat dari
berbagai teori dividen yang ada, teori dividen yang relevan dengan penelitian
ini adalah signalling theory sehingga penelitian ini juga merupakan pengujian
terhadap teori sinyal dividen.
B. Perumusan Masalah
Pengumuman dividen menjadi salah satu sumber informasi bagi pihak
luar perusahaan yang dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Dividen yang akan dibagikan perusahaan dapat meningkat, tetap atau bahkan
menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya. Umumnya, perubahan dividen
meningkat dipandang sebagai informasi yang menggambarkan bahwa
perusahaan tersebut dalam keadaan baik atau memiliki prospek yang baik di
masa mendatang. Sebaliknya, perubahan dividen menurun sering dianggap
sebagai pertanda buruk atas kondisi keuangan perusahaan. Anggapananggapan tersebut umumnya memandang bahwa perubahan
dividen
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui apakah
perubahan dividen merupakan sinyal arus kas perusahaan pada masa lalu,
sekarang dan masa yang akan datang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang dapat menambah
pengetahuan mengenai sinyal perubahan dividen terhadap perubahan arus
kas. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti
selanjutnya yang berminat untuk meneliti cash flow.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi investor dalam
memprediksi prospek keuangan perusahaan ditinjau dari segi cash flow
sehingga menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat keputusan
investasi. Demikian pula bagi para emitan, penelitian ini diharapkan dapat
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dividen
Dividen merupakan salah satu keuntungan yang diharapkan oleh investor
yang berinvestasi dalam bentuk saham. Dividen adalah proporsi laba yang
dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan
jumlah lembar saham yang dimilikinya. Dividen yang dibagi kepada
pemegang saham dapat dinyatakan sebagai persentase atas nilai saham atau
sejumlah uang untuk tiap lembar saham yang dimiliki. Dividen dapat
dibayarkan dalam beberapa bentuk, yaitu: dividen kas, dividen saham, properti
atau asset dan surat perjanjian untuk membayar sejumlah uang tunai. Dividen
kas adalah bentuk yang paling umum dipilih oleh manajemen perusahaan bila
dibandingkan dengan bentuk dividen lainnya. Dividen kas merupakan
pembagian uang kas kepada pemegang saham sebanding dengan nilai
kepemilikan saham dalam perusahaan yang bersangkutan. Ada beberapa hal
yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut
memilih membayar dividen dalam bentuk kas, yaitu:
1) Adanya laba ditahan dalam perusahaan.
11
Laba ditahan adalah laba bersih yang ditahan dalam perusahaan. Legalitas
dividen kas tergantung pada hukum negara dimana perusahaan beroperasi.
Pembayaran dividen kas dari laba ditahan dianggap legal di semua negara .
12
Kenaikan dividen
13
perusahaan yang akan dibagi. Ross dalam Kartini (2001) menunjukkan bahwa
manajer perusahaan sebagai pihak yang memiliki informasi yang lebih
mendalam mengenai kondisi intern perusahaan sering menggunakan dividen
sebagai sinyal untuk menunjukkan pada pasar mengenai nilai-nilai dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Sujoko (1999), investor menganggap bahwa kebijakan dividen
yang dilakukan manajemen perusahaan merupakan sinyal bahwa perusahaan
tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan datang. Berdasar teori
ini, seorang manajer yang memiliki informasi lebih mendalam, menggunakan
dividen untuk menginformasikan kualitas earnings perusahaan kepada
investor. Ada dua asumsi yang mendasari Dividend Signaling Theory (Sujoko,
1999). Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1) Manajemen perusahaan enggan untuk mengubah kebijakan dividen,
karena itu pembagian dividen yang dilakukan oleh manajemen dirasakan
oleh investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek
yang baik di masa yang akan datang.
2) Perbedaan tingkat luasnya informasi yang dimiliki oleh investor dan
manajemen. Manajer mempunyai informasi mendalam tentang kondisi
perusahaan yang sebenarnya. Sebaliknya, investor tidak memiliki
informasi mendalam tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Keadaan ini dapat terjadi karena adanya information asymmetry antara
manajer dengan investor.
14
C. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk pembiayaan investasi di masa
yang akan datang (Herdiansyah, 2001). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi
kesejahteraan
pembayaran
pemegang
dividen.
saham
dan
Manajer
harus
memperhatikan
tetap
berusaha
meningkatkan
15
dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang
sehingga memaksimumkan harga saham (Surasni, 1998). Menurut Ross dalam
Kartini (2001), ada empat syarat penting yang perlu diperhatikan dalam
optimalisasi kebijakan dividen sebagai sinyal, yaitu:
1) Manajemen harus selalu mempunyai insentif yang sesuai untuk
mengirimkan sinyal yang jujur, meskipun bukan merupakan berita baik.
2) Sinyal dari suatu perusahaan yang sukses tidak mudah untuk diikuti oleh
pesaingnya yaitu perusahaan yang kurang sukses.
3) Sinyal itu harus memiliki hubungan yang cukup berarti dengan kejadian
yang diamati.
4) Tidak ada cara menekan biaya yang relatif lebih efektif untuk
mengirimkan sinyal yang sama.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen
menurut Martin, Retty, Keown, Scott Jr. yang dikutip oleh Surasni (1998)
adalah sebagai berikut:
1) Legal Restriction
Adanya peraturan-peraturan tertentu yang akan membatasi besar dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan.
2) Liquidity Position
Jumlah keuntungan yang diperoleh dan retained earnings yang tinggi tidak
selalu menyebabkan tingginya jumlah kas perusahaan. Hal ini disebabkan
adanya kemungkinan penggunaan keuntungan dan retained earnings
tersebut untuk membayar hutang atau membeli aktiva.
16
dividen
akan
diputuskan
setelah
mempertimbangkan
17
18
lonjakan
keuntungan.
Tujuan
manajemen
mengambil
19
akan tetapi hal ini akan menyebabkan investor tidak dapat mengestimasi
dividen yang akan diperoleh dan menjadi ragu-ragu untuk menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut.
D. Arus Kas
Arus kas adalah salah satu komponen keuangan yang dapat digunakan
untuk mengetahui keadaan finansial perusahaan. Arus kas ini dapat digunakan
oleh investor sebagai alat analisis. Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC) No.1 mengidentifikasikan beberapa tujuan pelaporan
keuangan. Satu diantaranya adalah menyediakan informasi mengenai prospek
arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus
kas bersih perusahaan.
dilaporkan dalam laporan arus kas ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
aktivitasnya (Yen, 1999). Beberapa klasifikasi tersebut adalah:
1) Arus kas dari aktivitas operasi.
Arus kas operasi merupakan kas yang berasal dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan investasi serta
pendanaan (Tarjo dan Jogiyanto, 2003). Aktivitas tersebut merupakan
aktivitas yang melibatkan transaksi keluar-masuk dalam penentuan laba
bersih perusahaan.
2) Arus Kas dari investasi.
Arus kas yang termasuk dalam kategori ini adalah arus kas yang
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas berkaitan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
20
depan. Pada umumnya arus kas ini melibatkan aktiva jangka panjang
karena merupakan investasi.
informasi.
Teori
yang
ditawarkan
dalam
penelitian
ini
21
22
ini
adalah
ditemukannya
bukti
bahwa
perusahaan
yang
23
khususnya
pengurangan
dividen.
24
tingkat aktiva lancar, posisi kas, dan jumlah karyawan. Hasil lain dari
penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan dividen dipandang negatif oleh
investor.
Brook, Charlton dan Hendershott (1998) melakukan penelitian untuk
mengetahui apakah perusahaan menggunakan dividen sebagai sinyal atas
adanya peningkatan arus kas yang besar di masa yang akan datang. Penelitian
tersebut menemukan bukti empiris yang konsisten dengan kebijakan dividen
yang digunakan sebagai sinyal tentang peningkatan future cash flow.
Perusahaan dapat menandakan impending cash flow jumps dengan cara
meningkatkan dividen mereka.
Supriyadi (1999) mengevaluasi informasi akuntansi yang relevan (laba
dan arus kas) di Indonesia untuk memprediksi operating cash flow perusahaan
di masa yang akan datang. Penelitian ini meneliti 61 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1990 sampai tahun 1997. Hasil
penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan bahwa data arus kas
menyediakan informasi yang lebih baik daripada data laba, untuk
memprediksi arus kas perusahaan di masa yang akan datang.
Sujoko (1999) meneliti tentang kandungan informasi dividen dan
ketepatan reaksi pasar. Penelitian ini merupakan pengujian terhadap Signaling
Theory. Hasil pengujian hipotesis penelitian tentang kandungan informasi
dividen dengan tiga model return ekspektasi menunjukkan bahwa penelitian
ini mendukung hipotesis kandungan informasi dividen yang menyatakan
bahwa pengumuman dividen mengandung informasi yang berguna bagi
25
investor. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasar menerima
dan mengintrepetasikan pengumuman dividen meningkat begitu saja sebagai
sinyal positif, tanpa mempertimbangkan apakah sinyal tersebut valid atau
tidak.
Alangar, Bathala dan Rao (1999) melalui penelitiannya tentang pengaruh
kepemilikan institusional terhadap informasi yang terkadnung dalam
pengumuman perubahan dividen, mencoba menguji hipotesis bahwa informasi
yang terkandung dalam pengumuman perubahan dividen, yang tercermin
dalam harga saham, secara langsung berhubungan dengan tingkat asimetri
informasi dalam saham sebelum pengumuman. Konsisten dengan hipotesis
tersebut, penelitian ini menemukan bahwa kandungan informasi dalam
pengumuman perubahan dividen berhubungan positif dengan tingkat
informasi asimetri sebelum pengumuman yang melekat pada saham. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa pengumuman perubahan dividen tidak
hanya berhubungan masalah keuangan perusahaan pada masa sekarang dan
masa yang akan datang, namun juga masa sebelum pengumuman perubahan
dividen.
Penelitian tentang efek pengumuman dividen terhadap return saham di
Indonesia dilakukan oleh Suparmono (2000). Penelitian ini juga mendasarkan
pada teori sinyal dividen. Teori sinyal menyatakan bahwa manajer
menggunakan pengumuman dividen untuk menandakan perubahan harapan
mereka atas prospek perusahaan di masa yang akan datang. Hasil penelitian
ini mendukung proposisi bahwa partisipan pasar memanfaatkan informasi
26
merupakan
pajak
perseorangan.
Pemerintah
New
Zealand
memperlakukan dividen kas sama dengan taxable stock dividends untuk tujuan
27
28
29
perubahan arus kas masa lalu, sekarang dan masa depan. Oleh karena itu,
hipotesis minor dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
H01 = Perubahan dividen naik merupakan sinyal perubahan arus kas
masa lalu
H02 = Perubahan dividen naik merupakan sinyal perubahan arus kas
masa sekarang
H03 = Perubahan dividen naik merupakan sinyal perubahan arus kas
masa depan
H04 =
H05 =
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk mengadakan pengujian
terhadap perubahan dividen sebagai sinyal perubahan arus kas. Penelitian ini
merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research), yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan macam hubungan tertentu, atau
menetapkan perbedaan antarkelompok atau independensi dari dua atau lebih
faktor dalam suatu obyek yang diteliti (Sularso, 2003).
31
mempelajari sampel.
32
33
E. Pengukuran Variabel
Perubahan arus kas dalam penelitian ini akan diukur dengan cara
mengurangi arus kas akhir tahun t dengan arus kas akhir tahun t-1, dibagi arus
kas akhir tahun t-1, dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
Arus kas t-1
DPS t DPS
Perubahan dividen
t-1
=
DPS t-1
34
turun. Model regresi yang kedua adalah yang digunakan untuk menganalisis
perubahan dividen secara bersamaan. Model regresi yang pertama adalah
sebagai berikut:
DCF = a 0 + a 1 DDIV0 + e 1
keterangan:
D CF
D CF
normalitas,
uji multikolinieritas,
uji heteroskedastisitas
dan
uji
35
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak sehingga akan mempengaruhi alat analisis yang
seharusnya digunakan. Apabila data berdistribusi normal, alat analisis non
parametrik dapat digunakan, namun jika data tidak berdistribusi normal,
alat analsis yang sebaiknya digunakan adalah adalah alat uji parametrik.
Alat analisis yang digunakan dalam peneltian ini adalah regresi, sehingga
pengujian normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah semua variabel
dalam peneitian ini berdistribusi normal. Normalitas data dalam penelitian
ini diuji dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov test.
Data yang tidak berdistribusi normal akan ditandai dengan Asymp. Sig (2
tailed) < 0.05.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah variasi
residual absolute sama atau tidak sama untuk semua pengamatan.
Heteroskedastisitas terjadi apabila setiap variabel independen tidak
memiliki varian yang sama. Pengujian ada-tidaknya heteroskedastisitas
dalam penelitian ini akan diuji dengan dua tahap, yaitu menghitung nilai
residual absolutnya kemudian menghitung korelasi antara nilai variabel
dengan nilai residual absolutnya.
3) Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
dependen dan independen dalam penelitian ini memiliki satu atau lebih
36
menggunakan
uji
Durbin-Watson,
jika
hasil
pengujian
37