Anda di halaman 1dari 26

CASE REPORT SESSION

Dokter Pendamping
Dr. Juriadi Paddo, M.Kes
disusun oleh:
dr. Lia Wahyuni
dr. Pindo S. Nugroho
dr. Rizki Rina Furi

DEMAM TIFOID

Pendahuluan
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan
oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara
berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. Penyakit
ini hanya didapatkan pada manusia.

Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting


karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan
penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta
standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.

Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama
: Tn.RA
Umur
: 15 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Kelurahan Rahandouna
Kebangsaan
: Indonesia
RM
: 122 / III / 2015

ANAMNESIS
KU :
Dema
m

Riwayat Penyakit Sekarang

Demam
tinggi 7
hari
sebelum
masuk
Puskesma
s Poasia,
terus
menerus
terutama
pada
sore/mala
m hari,
tidak
menggigil,
tidak
kejang,
berkeringa
t.

Pasien
mengeluh
sakit
kepala
sejak 1
minggu ini

Pasien
mengeluh
sakit
perut
sejak 4
hari ini,
nyeri pada
ulu hati
(+)

Pasien
mengeluh
mual dan
muntah
(+) sejak
1 minggu
ini,
frekuensi
2x
sehari

Keluhan
batuk
pilek tidak
ada

Pasien
tidak
nafsu
makan
dan
sangat
lemah

Sulit BAB
sejak 3
hari yang
lalu

BAK biasa,
tidak ada
keluhan.

RPD : Riwayat penyakit dengan gejala yang sama disangkal

RPK : Riwayat penyakit dengan gejala yang sama disangkal


Riwayat Kebiasaan : Riwayat merokok (-), Riwayat alkohol (-),
Pasien makan tiga kali sehari. Pasien suka memakan makanan
yang berminyak dan bersantan. Pasien juga suka makan di luar
(jajan).
Riwayat sosial ekonomi : status sosial ekonomi sedang

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
2. Kesadaran

: compos mentis

3. Tanda Vital
TD

: 120/80 mmHg

Nadi : 85x/menit , pengisian bagus/kuat


Nafas : 18x/menit
Suhu : 38 C
Kulit : tidak pucat, bintik merah
Kepala : bentuk bulat, simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut

Mata : tidak cekung, konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera tidak ikterik,
reflek cahaya (+)
Telinga : bentuk dan ukuran dalam batas normal
Hidung: bentuk dan ukuran normal, sekret tidak ada
Mulut : mukosa bibir kering, lidah kotor (+), tepi hiperemis (+), tremor
Tenggorokan: faring tidak hiperemis
Leher

: JVP tidak meningkat , tidak ada pembesaran KGB

4. Thoraks

Inspeksi : simetris kiri-kanan, retraksi dinding dada (-)


Palpasi : fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)

5. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Batas kanan jantung
: linea sternalis dextra RIC 3-4
Batas atas jantung : linea sternalis sinistra RIC 2
Batas pinggang jantung
: linea parasternal sinistra RIC 3
Batas kiri jantung
: linea midklavikularis sinistra RIC 5
Auskultasi : BJ I dan BJ II normal, murmur (-), gallop (-)

6. Abdomen
Inspeksi
: tidak membuncit, tidak ada
sikatrik, tidak ada bekas operasi
Palpasi
: Lembut, hepar teraba 2 cm bac,
konsistensi kenyal, tepi tumpul,permukaan
rata dan lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium(+)
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: BU (+) N

7. Ekstremitas
Inspeksi
Palpasi

: tidak edema, tidak ada sianosis


: perabaan hangat (+)

DIAGNOSIS BANDING
Leptospirosis

TERAPI

Tirah baring
Diet makanan lunak
IVFD RL 20tpm
Paracetamol 3x 500 mg
Chloramphenicol tab 4x500 mg
Domperidone 3x1 tab

ANJURAN
Cek darah rutin (Hb, Leukosit, Ht, Trombosit)
Cek Widal
Observasi vital sign

Hasil
laboratoriu
m
Uji Widal :
(+)

Hb
: 11,2 g/dl
Leukosit : 4300 mm3
Eritrosit
: 3300 mm3
Trombosit
: 159.000

Titer O : 1/320
Titer H : 1/160

Tanggal
13/3/2015

Follow up
S : demam (-), mual (+), muntah (-), nyeri perut (+), BAB tidak ada, BAK biasa.
O:
KU : tampak sakit sedang
Kes : CM
TD : 120/80 mmHg
ND : 85x/menit
FN : 18x/menit
T : 37,5 C
A : Susp. Demam tifoid
P : pemeriksaan darah rutin, uji widal,
terapi : paracetamol, domperidon, kloramfenikol
Diet makanan lunak

14/3/2015

S : demam (-), mual (+), muntah (-), nyeri perut (+), BAB tidak ada, BAK biasa.
O:
KU : tampak sakit sedang
Kes : CM
TD : 110/80 mmHg
ND : 65x/menit
FN : 18x/menit
T : 36 C
Uji widal (+)
A : Demam tifoid
P : terapi : domperidon, kloramfenikol
Diet makanan lunak

Analisis Kasus
Dari anamnesis didapatkan:
Demam 7 hari, lebih tinggi
pada sore/malam hari
(stepwise fashion)
Gejala penyerta: mual,
muntah, nyeri kepala, sulit
bab
Riwayat makan di luar (jajan)

Pemeriksaan fisik:
Suhu 38OC
Typhoid tongue (lidah kotor,
tepi hiperemis, tremor)
Hepatomegali
NT epigastrium (+)

Laboratorium:
Hb
: 11,2 g/dl
Leukosit
: 4300 mm3
Eritrosit
: 3300 mm3
Trombosit : 159.000
Uji Widal : (+)
Titer O : 1/320
Titer H : 1/160

Definisi

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada


usus halus (terutama didaerah illeosekal) yang
disebabkan bakteri Salmonella typhi dengan
gejala demam (>380C) selama 7 hari atau lebih,
disertai gangguan saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran

Etiologi

Salmonella typhi dapat bertahan hidup lama


dilingkungan kering dan beku, dapat bertahan
hidup beberapa minggu dalam air, es, debu,
sampah kering, pakaian, mampu bertahan
disampah mentah selama 1 minggu
Berkembang biak dalam susu, daging, telur,
atau produknya tanpa merubah warna dan
bentuknya.

patogenesis

Demam

Nyeri kepala

Pusing

Nyeri otot

Anoreksia

Mual&muntah

Konstipasi atau
diare

Perasaan tidak enak


diperut

Tanda dan gejala


Massa inkubasi demam tifoid
berlangsung antara 10-14hari.
Minggu pertama gejala klinis
penyakit ini ditemukan keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit
infeksi akut pada umumnya yaitu:
Pada pemeriksan fisik hanya
didapatkan suhu badan meningkat

penatalaksaan
1.NON-FARMAKOLOGI
a.Istirahat dan Perawatan
Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya ditempat seperti makan, minum,
mandi, buangairkecil, dan buangairbesar akan membantu dan mempercepat
masa penyembuhan.
Menjaga kebersihan tempat tidur, pakaian, perlengkapan yang dipakai.
Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah decubitus dan pneumonia
ortostatik serta hygiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
b.Diet dan terapi penunjang
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian makan padat dini yaitu
nasi dengan lauk pauk rendah selulosa dapat diberikan dengan aman pada
pasien demam tifoid.

2.farmakologi
a.Kloramfenikol
Dosis yg diberikan 4 x 500mg/hari dapat diberikan secara peroral atau intravena.

b.Tiamfenikol
Dosis tiamfenikol 4 x 500 mg.Demam rata-rata menurun pada hari ke-5 sampai ke-6.

c.Kotrimoksazol
Dosis 2 x 2 tablet diberikan selama 2 minggu.

d.Ampisilindanamoksisilin
Dosis yang dianjurkan adalah antara 50-150mg/kgBB digunakan selama 2minggu.

e.Sefalosporingenerasiketiga
Hingga saat ini golongan sefalosporin generasi ke-3 yang terbukti efektif untuk demam tifoid adalah seftriakson, dosis
yang dianjurkan adalah antara 3-4g dalam dekstrosa 100cc diberikan selama jam perinfus sekali sehari, diberikan
selama 3minggu 5hari

f.Golongan fluorokuinolon

a.Norfloksasin dosis2x400mg/hari selama 14hari


b.Siprofloksasin dosis2x500mg/hari selama 6hari
c.Ofloksasin dosis2x400mg/hari selama 7hari
d.Pefloksasin dosis400mg/hari selama 7hari
e.Fleroksasin dosis400mg/hari selama 7hari.

PENCEGAHAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah tepi perifer

Tes serologi Widal

Kultur

Typhidot

PCR

Tubex TF

< 2-3 = negative


4-5 = positif infeksi
> 6 = positif infeksi kuat

Identifikasi salmonela Typhi pada pasien tifoid


asimtomatik,karier dan akut

Pencegahan transmisi langsung dari penderita terinfeksi


Salmonela typhi akut maupun karier

Proteksi pada orang yang berisiko tinggi tertular dan terinfeksi

Vaksinasi.

komplikasi
Intestinal
Perdarahan
: usus. Bervariasi
dari mikroskopik sampai
terjadi melena syok.
Biasanya terjadi 14 sampai 21
hari setelah onset penyakit
dan sering 'Silent.
Perforasi usus.Timbul pada
minggu ketiga atau lebih dan
sering terjadi pada distal
ileum.
Peritonitis. Ditemukan gejala
akut abdomen yaitu nyeri

Ekstraintestinal :
Kardiovaskuler toxic myocarditis.
Toxin yang dikeluarkan oleh
Salmonella menuju jantung Rx
imun merusak otot jantung
menebal, bengkak, dan lemah
gejala gagal jantung (takikardia, nadi
dan bunyi jantung yang lemah,
hypotensi, dan EKG yang abnomal)
Paru bronkitis kronis
Hepar mild jaundice
Neuropsikiatri disorientasi, delirium

KESIMPULAN
Gejala dari Demam

Demam tifoid
merupakan suatu
penyakit infeksi
sistemik yang
disebabkan oleh
Salmonella typhi

Pemeriksaan
Laboratorium untuk
membantu
menegakkan diagnosis
demam tifoid anak
meliputi pemeriksaan
hematologi, urinalis,
kimia klinik,
imunoreologi,
mikrobiologi, dan
biologi molekular

Tifoid anak dapat


dikelompokkan menjadi
demam satu minggu
atau lebih, gangguan
pencernaan; dan
gangguan kesadaran.

Diagnosis Banding dari


demam tifoid anak
antara lain adalah
leptospirosis

DAFTAR PUSTAKA
Cleary TG. Salmonella. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Eds. Nelson Textbook of
Pediatrics. Edisi 16. Philadelphia : WB Saunders, 2000:842-8.
Rampengan T.H., Laurent I. R. Demam Tifoid. Dalam : Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1993 : 53; 59.
Aru W. Sudoyo, Bambang S., Idrus A., Marcellus S., Siti S. Demam Tifoid. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid II. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2006 : 1774.
Puspa Wardani, Prihartini, Probohusodo. Kemampuan Uji Tabung Widal Menggunakan Antigen
Import dan Antigen Lokal. Indonesian Journal of Clinical and Medical Labolatory. 12. 1. 2005 :
31-7
Rampengan, T.H., Laurentz, I.R : Penyakit Infeksi Tropik Paada Anak. EGC. 1997: 53-72.

Darmowandowo W. Demam Tifoid. Dalam : Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Eds. Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi & Penyakit Tropis, edisi 1. Jakarta : BP FKUI, 2002:367-75.
Harijanto. Malaria. Dalam : Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid III Edisi IV. Jakarta : BP
FKUI, 2006: 1754-5

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai