Bab02 Rangkaian Arus Searah
Bab02 Rangkaian Arus Searah
SEARAH (DC)
10
12
15
18
22
27
33
39
47
56
68
82
Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri atas sebuah baterai dengan
sebuah resistor ditunjukkan pada gambar 2.1-a. Perhatikan bagaimana kedua elemen
tersebut digambarkan dan bagaimana menunjukkan arah arus (dari kutub positif
melewati resistor menuju kutub negatif).
Gambar 2.1 Rangkaian arus searah : a) Pemasangan komponen dan arah arus dan
b) Penambahan komponen saklar dan hambatan dalam.
Pada gambar 2.1-b, telah ditambahkan dua komponen lain pada rangkaian, yaitu:
i) Sebuah saklar untuk memutus rangkaian.
ii) Sebuah resistor dengan simbol r (huruf kecil) untuk menunjukkan fakta bahwa
tegangan baterai cenderung untuk menurun saat arus yang ditarik dari baterai
tersebut dinaikkan.
ON :
Kondisi ini biasa disebut sebagai hubung singkat (shot circuit), dimana secara
ideal mempunyai karakteristik: V = 0 untuk semua harga I (yaitu R = 0)
OFF : Kondisi dimana arus tidak mengalir atau biasa disebut sebagai rangkaian
terbuka (open circuit), secara ideal mempunyai karakteristik: I = 0 untuk
semua harga V (yaitu R = ).
Untuk menganalisis lebih lanjut, rangkaian di atas perlu dipahami hukum dasar
rangkaian yang disebut hukum Kirchhoff. Terdapat beberapa cara untuk menyatakan
hukum Kirchhoff, kita coba untuk menyatakan supaya mudah diingat:
8 ELEKTRONIKA DASAR
i) Arus total yang masuk pada suatu titik sambungan/cabang adalah nol (Hukum I,
disebut KCL Kirchhoff curent law ).
=0
(2.1)
Arah setiap arus ditunjukkan dengan anak panah, jika arus berharga positif maka
arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan demikian untuk
rangkaian seperti pada gambar 2.2 kita dapat menuliskan:
=0
I1 + I 2 + I 3 = 0
Tanda negatif pada I 1 menunjukkan bahwa arus keluar dari titik cabang dan jika arus
masuk titik cabang diberi tanda positif.
ii) Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan tegangan adalah nol
(Hukum II, sering disebut sebagai KVL Kirchhoff voltage law)
=0
(2.2)
Pada gambar 2.2 dengan menggunakan KVL kita dapat menuliskan tiga
persamaan , yaitu:
E1 + R3 I 3 + R1 I 1 = 0
E 2 + R2 I 2 + R1 I 1 = 0
E1 + R3 I 3 R 2 I 2 + E 2 = 0
Kembali ke rangkaian pada gambar 2.1, bahwa semua komponen dilewati arus I.
Menurut hukum II berlaku:
=0
E + I r+ I R=0
(2.3)
I=
E
(R + r )
R
(R + r )
(2.4)
(2.5)
10 ELEKTRONIKA DASAR
a)
b)
Seperti terlihat pada gambar 2.3-a, pada rangkaian seri semua resistor teraliri
arus yang sama. Jika arus yang mengalir sebesar I, kita mempunyai
V = I ( R1 + R2 + R3 )
V / I = R = R1 + R2 + R3
(2.6)
Nampak bahwa untuk rangkaian seri, ketiga resistor tersebut dapat digantikan dengan
sebuah resistor tunggal sebesar R.
Pada rangkaian paralel (gambar 2.3-b), nampak bahwa masing-masing resistor
mendapat tegangan yang sama. Jadi
I 1 = V / R1
I 2 = V / R2
I 3 = V / R3
dan
I = I1 + I 2 + I 3
1
1
1
V / R = V
+
+
R1 R2 R3
1
1
1
1
=
+
+
R2 R1 R2 R3
(2.7)
G = G1 + G 2 + G 3
(2.8)
atau
dimana G biasa disebut sebagai konduktansi, jadi G = 1/R, dinyatakan dalam satuan
siemen (dengan simbul S atau mho atau -1).
12 ELEKTRONIKA DASAR
(2.9)
v S = i R1
(2.10)
vo = i R2
(2.11)
v I = i R 2 + i R1
(2.12)
(2.13)
vo = v I
R2
(R1 + R2 )
(2.14)
melalui R1 sebesar i seperti ditunjukkan dalam gambar, maka arus yang mengalir lewat
R2 adalah sebesar i i 0 . Kita mempunyai
v I v0 = i R1
(2.15)
R2
R1 R 2
i0
(R1 + R2 )
(R1 + R 2 )
14 ELEKTRONIKA DASAR
(2.16)
v 0 = v 0 / C i 0 RP
(2.17)
dimana v 0 / C adalah besarnya tegangan v 0 tanpa adanya beban, yaitu saat i 0 = 0 , dan
harga ini disebut sebagai tegangan keluaran saat rangkaian terbuka (open-circuit output
voltage) sebesar
v0 / C = v I
R2
(R1 + R 2 )
(2.18)
dengan
RP =
R1 R 2
(R1 + R 2)
(2.19)
disebut sebagai rsistansi sumber, dimana harganya sama dengan resistansi R1 dan
R 2 yang dihubungkan secara paralel.
Harga v 0 / C atau RP tergantung pada sifat dari beban, sehingga efek v 0 akibat
besarnya beban dapat dengan mudah dihitung dengan menggunakan penyederhanaan
rangkaian seperti terlihat pada gambar 2.6.
v0 = v0 / C
RL
R L + RP
Pada gambar 2.7 nampak bahwa v diambil dari resistor R1 dan R 2 , jelas bahwa
i I = i0 + i S
(2.20)
i S = v / R1
(2.21)
i0 = v / R2
(2.22)
iI =
v
v
+
R 2 R1
(2.23)
i 0 R1
=
i S R2
16 ELEKTRONIKA DASAR
(2.24)
atau
i0
iS
G2
G1
(2.25)
dimana G = 1 / R = konduktasi.
Persamaan 2.25 menunjukkan bahwa arus masukan terbagi menjadi dua bagian
( i 0 dan i S ), masing-masing sebanding dengan besarnya harga konduktansi yang
dilewati arus tersebut. Dari persamaan 2.22 dan 2.23 diperoleh
i0 = v / R2
1
i
i 0 = I
+
R
2
G
1
G
2
i0 = i I
G2
G1 + G 2
(2.26)
tersebut
dapat
digantikan
dengan
sebuah
Ada beberapa kondisi ekstrem dari rangkaian pada gambar 2.8, seperti misalnya
saat R L = dan R L = 0 .
berarti rangkaian berada pada kondisi hubung singkat (kedua ujung terminal terhubung
langsung) dengan arus hubung singkat I S / C sebesar
IS /C =
V0 / C
RP
18 ELEKTRONIKA DASAR
(2.27)
tersebut
dapat
digantikan
dengan
sebuah
I N = IS /C
dan
GN =
IN
V0 / C
(2.28)
Soal Latihan
Perhatikan rangkaian berikut:
i)
ii)
20 ELEKTRONIKA DASAR