Anda di halaman 1dari 5

2.

Klasifikasi Atelektasis
Menurut Elizabeth J.Corwin (2009), Klasifikasi atelektasis dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Atelektasis Obstruktif (resorbsi)
Terjadi karena obstruksi total saluran napas sehingga udara tidak dapat masuk ke
parenkim distal, akibatnya oksigen yang terjerat akan diabsorbsi di dalam alveoli. Jaringan
paru yang terkena atelektasis akan kolaps, tetapi aliran darah melalui jaringan ini tidak
terganggu. Kemudian semenjak volume paru mengecil, maka mediastinum akan tertarik ke
arah jaringan paru yang mengalami atelektasis. Secara prinsip, atelektasis resorpsi disebabkan
1)

oleh :
Sekresi berlebihan misalnya gumpalan lendir, atau eksudat dalam bronkioli dan sering
ditemukan pada penyakit asma bronkial, bronkitis kronik, bronkiektasis, dan keadaan-

keadaan post operasi.


2) Aspirasi benda-benda asing
3) Neoplasma di dalam saluran bronkial dapat menyebabkan obstruksi subtotal.
b. Atelektasis Kompresi
Yaitu atelektasis yang terjadi akibat penekanan terhadap substansi paru. Dapat terjadi
bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan eksudat cairan, darah, tumor, atau
udara (pneumotoraks), atau dengan pneumotoraks tension bilamana tekanan udara masuk
dan mengancam fungsi paru-paru serta mediastinum.
Bentuk atelektasis kompresi biasanya dijumpai pada penyakit payah jantung dengan
efusi pleura, dan pada penderita yang mengalami efusi pleura akibat mengidap penyakit
neoplasma (tumor). Selain itu, pada penyakit peritonitis atau abses subdiafragma daoat
menyebabkan diafragma terangkat ke atas dan mencetuskan terjadinya atelektasis basal. Pada
atelektasis kompresi mediastinum bergerak menjauhi atelektasis.
3. Etiologi
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan bronkus. Penyumbatan juga bisa
terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya
gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau bronkus bisa
tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah
bening.
Jika saluran pernafasan tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran
darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang mengkerut
biasanya terisi dengan sel darah, serum, lendir, dan kemudian akan mengalami infeksi.
Atelektasis merupakan suatu akibat dari kelainan paru yang dapat disebabkan :
a.

Bronkus tersumbat

Penyumbatan bisa berasal didalam bronkus (tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi
yang massif) dan penyumbatan bronkus akibat penengkanan dari luar bronkus akibat
penengkanan dari luar bronkus (tumor sekitar bronkus, kelenjar membesar).
b. Tekanan ekstrapulmoner
Biasanya disebabkan oleh pneumothoraks, cairan pleura, peninggian diafragma,
herniasi alat perut kedalam rongga thoraks, dan tumor intra thoraks tepe ekstrapulmuner
(tumor mediastinum).
c.

Paralisis atau paresis gerak pernapasan,


Menyebabkan perkembangan paru yang tidak sempurna, misalnya pada kasus
poliomiolitis dan kelainan neurologic lainya. Gerak nafas yang tergangu akan mempengaruhi
kelancangan pengeluaran secret bronkus dan ini menyebabkan penyumbatan bronkus yang
berakhir dengan memperberat keadaan atelektasis.

d. Hambatan gerak pernapasan


Kelainan pleura atau trauma toraks yang menahan rasa sakit. Keadaan ini juga akan
menghambat pengeluaran secret bronkus yang dapat memperhebat terjadinya atelektasis.
Atelektasis seharusnya dapat dibedakan dengan pneumothoraks. Walaupun kolaps
alveolar terdapat pada kedua keadaan tersebut, penyebab kolapsnya dapat dibedakan dengan
jelas.Atelektasis timbul karna alveoli menjadi kurang berkembang atau tidak berkembang,
sedangkan pneumothoraks timbul karena udara masuk kedalam rongga pleura. Pada
kebanyakan pasien, pneumothoraks tidak dapat dicegah dengan perawatan yang tepat.
4. Manifestasi Klinik
Menurut Paula Krisanti (2009), tanda dan gejala yang timbul pada penyakit atelectasis
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

adalah :
Dyspnea berat.
Sianosis.
Nyeri dada.
Takikardi.
Dapat mengeluh napas pendek, sesak dan kelemahan.
Ansietas
Pemeriksaan auskultasi menunjukkan penurunan bunyi napas.

5. Patofisiologi
Pada atelektasis absorpsi, obstruksi saluran napas menghambat masuknya udara ke
dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan.Udara yang sudah terdapat dalam
alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus kolaps.
Atelektasis

absorpsi

dapat

disebabkan

oleh

obstruksi

bronkus

intrinsik

atau

ekstrinsik.Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh secret atau eksudat yang
tertahan.Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh pembesaran kelenjar
getah benih.
Mekanisme pertahanan fisiologik yang bekerja mempertahankan sterilitas saluran nafas
bagian bawah bertindak mencegah atelektasis dengan menghalangi terjadinya obstruksi.
Mekanisme-mekanisme yang beperan yaitu silia yang dibantu oleh batuk untuk
memindahkan sekret yang berbahaya ke dalam faring posterior. Mekanisme lain yang
bertujuan mencegah atelektasis adalah ventilasi kolateral. Hanya inspirasi dalam saja yang
efektif untuk membuka pori-pori Kohn dan menimbulkan ventilasi kolateral ke dalam
alveolus disebelahnya yang mengalami penyumbatan (dalam keadaan normal absorpsi gas ke
dalam darah lebih mudah karena tekanan parsial total gas-gas darah sedikit lebih rendah
daripada tekanan atmosfer akibat lebih banyaknya O 2 yang diabsorpsi ke dalam jaringan
daripada CO2 yang diekskresikan).
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Paula Krisanti (2009), pemeriksaan penunjang yang muncul pada pasien
atelektasis yaitu :
a. Pemeriksaan diagnostik
1) Radiologi Konvensional
Pemeriksaan X Ray terlihat paru menyusut.

2) Computed Tomography Scan (CT-SCAN)

a. Pemeriksaan laboratorium
Analisa Gas darah : Po2
Pco2
Pemeriksaan Sputum

: 35 mmHg
: 49 mmHg
: BTA ( + )

7. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak dari paru-paru dan kembali
mengembangkan jaringan paru yang terkena.
Tindakan yang biasa dilakukan :
a.

Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa
mengembang

b. Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya


c.

Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )

d. Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak


e.

Postural drainase

f.

Antibiotik diberikan untuk semua infeksi

g. Pengobatan tumor atau keadaan lainnya


h.

Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau
menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu
diangkat.
Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang mengempis
akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun
kerusakan lainnya.

Penatalaksaan Atelektasis meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut:


1. Medis
a.
b.
c.
d.
e.

Pemeriksaan bronkoskopi
Pemberian oksigenasi
Pemberian terapi simtomatis (anti sesak, bronkodilator, antibiotik dan kortikosteroid)
Fisioterafi (masase atau latihan pernapasan)
Pemeriksaan bakteriologis

2. Keperawatan
a.
b.
c.
d.

Teknik batuk efektif


Pegaturan posisi secara teratur
Melakukan postural drainase dan perkusi dada
Melakukan pengawasan pemberian medikasi secara teratur

8. Komplikasi
Pada pasien yang mengalami penyakit atelektasis sering kali dapat menimbulkan
beberapa penyakit, diantaranya:
a.

Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura di mana masukan udara ke
dalam rongga pleura, dapat dibedakan menjadi pneumothorak spontan, udara lingkungan
keluar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk, misalnya udara melalui
mediastinum yang disebabkan oleh trauma.

b. Efusi pleura
Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang
terserang dengan jaringan fibrosis dan juga atelektasis dapat menyebabkan pirau (jalan
pengalihan) intrapulmonal (perfusi ventilasi) dan bila meluas, dapat menyebabkan
hipoksemia

Anda mungkin juga menyukai