Anda di halaman 1dari 12

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PENGAMBILAN DARAH

Pengertian
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses
mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh
darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan
arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu
istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
PENGAMBILAN
DARAH
VENA
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat
dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan
arteri brachialis dan
syaraf
median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah
dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan
sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Tujuan
1.
2.
3.

Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury)
akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.
Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :


Lengan pada sisi mastectomy
Daerah edema
Hematoma
Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
Daerah bekas luka
Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan
tabung
vakum
(vacutainer).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
Pemasangan turniket (tali pembendung)

pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan


hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan
kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)

melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma


Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
Penusukan

penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan


sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkalikali juga berpotensi menyebabkan hematoma.

tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien
ketika dilakukan penusukan.
Pengambilan

Darah

Vena

dengan

Syring

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang
masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G
dan
25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien
dengan
vena
yang
tidak
dapat
diandalkan
(rapuh
atau
kecil).
Prosedur :
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, syring, perlak, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (turniket), plester, tabung dan pendokumentasian. Untuk pemilihan
syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih
ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin ( Fase Orientasi).
Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.
Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash).
Usahakan sekali tusuk kena.
Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka
kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.
Rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian

Pengambilan

Darah

Vena

Dengan

Tabung

Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di


bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir.
Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan
jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada
jarum
posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel
darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa
tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan
kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke
dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama
pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak

bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan
jarum
bersayap
(winged
needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupu-kupu hampir sama dengan jarum
vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan
posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang
menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah
akan
kelihatan
masuk
pada
selang
(flash).
Prosedur :
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : handskun, jarum, kapas alkohol 70%, tali
pembendung (turniket), plester, tabung vakum, pendokumentasian.
Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.
Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung
ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung,
maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti
mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan
ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.
Segera rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian.
Menampung

Darah

Dalam

Tabung

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik
adalah sebagai berikut :
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi
beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST)
yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan
berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator
tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan
berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah.
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium
oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED
(ESR).
Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR
dan bDNA.
Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan,
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur.
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara
melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung.
Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum,
berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum
dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai
berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.

Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar


tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok
sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol
biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung
tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah
atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet
(EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

PENGAMBILAN

DARAH

KAPILER

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti
proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan
untuk pengambilan darah kapiler adalah :
Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak
kaki atau ibu jari kaki.
Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume
kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit)
atau
analisa
gas
darah
(capillary
method).
Prosedur
Siapkan peralatan sampling : handskun, lancet steril, kapas alcohol 70%, sediakan
strip (glukosa, Hb dll) untuk bahan uji coba dan pendokumentasian.
Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang.
Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperasperas keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal
ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di
atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes
berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk
mencegah terbentuknya jendalan.

PENGAMBILAN DARAH ARTERI


A.

Definisi
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil darah arteri
yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan
kaku. Sedangkan analisa gas darah adalah prosedur untuk menilai tekanan parsial
oksigen, karbondioksida dan pH (konsentrasi ion hydrogen) di darah arteri. Mengambil
sampel darah arteri membutuhkan suntikan perkutan pada arteri brachialis, radial atau
femoralis. Juga bisa didapatkan dari arterial line.

B.

Tujuan
Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas darah yang digunakan
untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan serta kondisi yang mempengaruhi
seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke darah dan mengeleminasi karbondioksida
dari darah.
Tekanan parsial oksigen (PO2) normal
pertambahan usia
Tekanan parsial karbondioksida (PCO2) normal
pH normal
Saturasi oksigen (SaO2)
Kandungan oksigen (O2CT)
Konsentrasi Bikarbonat (HCO3-)

:
:
:
:
:
:

75-100 mmHg, biasanya menurun sesuai

35-45 mmHg
7,35-7,45
94-100%
15-23 volume%
22-26 millimols per liter (mEq/liter)

Perubahan pH disebabkan oleh:


1.
Fungsi pernafasan abnormal.
2.
Fungsi ginjal abnormal.
3.
Jumlah asam atau basa yang berlebihan.
Perubahan dalam pH, PaCO2, dan bikarbonat standar
pada gangguan asam-basa
pH

PaCO2

Bikarbonat standar

Asidosis Respiratory

Rendah

Tinggi

Normal-tinggi

Alkalosis Respiratory

Tinggi

Rendah

Normal-tinggi

Asidosis Metabolik

Rendah

Normal-rendah

Rendah

Alakalosis Metabolik

Tinggi

Normal

Tinggi

C. Indikasi, Kontraindikasi dan Komplikasi


Indikasi pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit paru, Diabetes
Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.
Kontraindikasi pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan trombosit
rendah.

Komplikasi pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan dengan benar.
Namun dapat terjadi perdarahan atau perdarahan yang tertunda atau memar pada area tusukan
jarum atau yang jarang terjadi, kerusakan sirkulasi di sekitar area tusukan.
D. Peralatan
1.
AGD kit:

Spuit spesifik untuk mengambil darah yang akan digunakan untuk analisa gas
darah.

Jarum 20 G 1

Jarum 22 G 1

1 ml ampul carian heparin (1:1000)


2.
Sarung tangan
3.
Spuit 5 ml dan 10 ml
4.
Alcohol or poviodine-iodine pad
5.
4x4 gauze pads
6.
Penutup karet untuk spuit
7.
Tas plastik atau wadah berisi es
8.
Label
9.
Format permintaan laboratorium
Banyak fasilitas kesehatan yang menggunakan AGD kit yang terdiri atas semua yang
dibutuhkan untuk melakukan prosedur ini termasuk tempat yang sudah berisi es untuk
membawa sampel ke laboratorium. Namun jika tidak ada, gunakan basin emesis yang bersih
dan mangkuk styrofoam untuk meletakkan es didalamnya, atau tas plastik untuk membawa
sampel ke lab.
E.

Lokasi Pengambilan Darah Arteri


Mengidentifikasi arteri untuk pengambilan sampel. Arteri yang paling sering unutk
pengambilan sampel termasuk arteri radialis, arteri brachialis, dan arteri femoralis.
Dari ketiganya, arteri radial adalah area sampling yang paling disukai karena tiga faktor
utama: a) mudah untuk mengakses,
b) arteri radial adalah arteri dangkal dan karena itu lebih mudah untuk diraba, stabil,
dan mudak ditusuk,
c) memiliki jaminan aliran darah.
Jika kerusakan pada arteri radial terjadi atau menjadi terhambat, arteri ulnaris akan memasok
darah ke jaringan biasanya dipasok oleh arteri radial. Untuk menilai arteri radial untuk
sampling, harus melakukan tes Allen dimodifikasi untuk menjamin patensi arteri ulnaris.
Adapun cara melakukan tes Allen adalah sebagai berikut
a) Melenyapkan denyut radial dan ulnar secara bersamaan dengan menekan di kedua
pembuluh darah di pergelangan tangan.
b) Minta pasien untuk mengepalkan tangan dan melepaskannya sampai kulit terlihat pucat.
c) Lepaskan tekanan arteri ulnaris sementara mengompresi arteri radial. Perhatikan
kembalinya warna kulit dalam waktu 15 detik

Jika tes Allen adalah negatif untuk kedua tangan dan arteri radial tidak dapat diakses,
maka arteri brakialis dapat digunakan. Potensi untuk mendapatkan sampel vena lebih besar
bila menggunakan arteri brakialis karena ada pembuluh darah besar terletak di dekat arteri
brakialis. Selain itu, saraf medial terletak sejajar dengan arteri brakialis dan akan
menyebabkan rasa sakit pasien jika Anda secara tidak sengaja mengenainya dengan jarum.
Arteri femoralis adalah area sampling arteri yang paling tidak disukai karena
merupakan arteri relatif dalam; terletak berdekatan dengan saraf femoralis dan vena, dan
tidak memiliki jaminan aliran darah. Tusukan dari arteri femoralis biasanya digunakan untuk
situasi muncul atau untuk pasien hipotensi parah yang memiliki perfusi perifer yang buruk.
F.

Prosedur Tindakan
1.
Cek identitas pasien. Beritahu pasien bahwa anda akan melakukan pengambilan sampel
AGD dan jelaskan tujuan serta prosedurnya. Beritahukan bahwa spesimen akan diambil
dari arteri, jaga privasi klien, dan atur posisi klien dalam posisi supinasi atau semi
fowler.
2.
Siapkan peralatan. Beri label syringe dengan nama pasien, nomor ruangan, nama
dokter, tanggal dan waktu pengambilan, inisial pelaksana AGD. Beri heparin pada
spuit.
3.
Lakukan cuci tangan dan pakai handskun untuk meminimalkan penyebaran
mikroorganisme.
4.
Membersihkan kulit di area tusukan dengan kapas alcohol. Tangan klien harus ditekuk
sedikit atau letakkan handuk kecil yang digulung di bawah pergelangan tangan. Hal ini
membawa arteri radial lebih dekat ke permukaan. Ekstensi berlebihan pada pergelangan
tangan harus dihindari karena dapat menutup jalan denyut nadi.
5.
Palpasi denyutan dengan telunjuk dan jari tengah. Setelah menemukan sensasi denyutan
terkuat, sedikit fiksasi arteri dengan telunjuk dan jari tengah. Hal ini akan mencegah
arteri berubah posisi ketika dilakukan tusukan.
6.
Suntikan harus dengan sudut 45 atau kurang di tangan berlawanan, seperti memegang
pensil atau sebuah anak panah. Penempatan paralel dekat jarum tersebut akan
meminimalkan trauma arteri dan memungkinkan serat otot polos untuk menutup lubang
tusukan setelah jarum ditarik.
7.
Sementara memfiksasi arteri dan dengan sudut jarum mengarah ke atas, masukkan
jarum ke tepat di bawah permukaan kulit. Sekarang dorong jarum perlahan-lahan
sampai terlihat denyut berkedip darah di pusat jarum. Berhenti dan pertahankan posisi
ini sampai terkumpul 2-4 cc darah dalam alat suntik.
8.
Jika jarum masuk terlalu jauh, tarik perlahan-lahan sampai mengalir darah ke jarum
suntik. Seharusnya tidak perluada aspirasi darah ke jarum suntik sebab tekanan arteri
akan mengisi otomatis alat suntik. Hanya dalam jika digunakan jarum gauge kecil
(misalnya 25 gauge), atau pasien hipotensi, sebaiknya dilakukan aspirasi jarum suntik.
9.
Setelah mendapatkan jumlah darah yang diinginkan, tarik jarum dan terapkan tekanan
ke area tusukan dengan ukuran 4 4. Setelah tekanan diterapkan selama 2 menit,
periksa area untuk perdarahan, aliran, atau rembesan darah. Jika ada, terapkan tekanan
sampai pendarahan terhenti. Waktu kompresi lama akan diperlukan untuk pasien pada
terapi antikoagulan atau yang memiliki gangguan perdarahan.

10.

11.

12.

13.

Lepaskan jarum dari alat suntik. Jarum tidak boleh disumbat, bengkok, atau sengaja
dirusak karena bahaya tusukan diri. Semua jarum harus ditempatkan dalam wadah
tahan tusukan (umumnya dikenal sebagai wadah benda tajam).
Sangat penting bahwa gelembung udara yang dikeluarkan dari spuit gas darah karena
dapat mengubah hasil gas darah. Pegang jarum suntik tegak lurus dan tekan jarum
suntik dengan lembut sehingga gelembung udara naik ke bagian atas jarum suntik
sehingga dapat dikeluarkan.
Cap jarum suntik dan letakkan spuit dalam kantong es (mendinginkan sampel akan
mencegah metabolisme lebih lanjut dari darah). Pasang slip laboratorium untuk tas, dan
bawa sampel ke laboratorium. Jika akan menganalisis sampel, harus dilakukan sesegera
mungkin.
Lepas sarung tangan dan lakukan cuci tangan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme dan lakukan pendokumentasian.

G.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan tindakan AGD


1.
Pasien menerima oksigen, pastikan terapi oksigen telah berjalan sekurang-kurangnya
15 menit sebelum mengambil gas darah. Indikasikan pada slip lab, jumlah dan tipe
terapi oksigen yang diterima pasien. Catat suhu pasien, level Hb, dan RR terbaru. JIka
pasien memakai ventilator mekanik, catat fraksi inspirasi oksigen dan tidal volume.
2.
Pasien tidak memakai O2, indikasikan jika pasien bernafas dengan udara ruangan.
3.
Pasien baru saja memakai nebulizer, tunggu hingga 20 menit sebelum mengambil
sampel. Konsentrasi oksigen harus tetap konstan selama 20 menit sebelum pengambilan
sampel.
4.
Jika order secara spesifik tanpa oksigen, maka matikan gas selama 20 menit sebelum
pengambilan sampel agar hasilnya akurat.
5.
Saat menarik spuit untuk mengambil sampel, jika ada tahanan. Ubah posisi ekstremitas
yang dilakukan tindakan dan cek area tusukan. Lanjutkan pengambilan darah, jika
masih ada tahanan, beritahukan dokter.
6.
Jika spesimen yang diambil gelap, darah yang gelap artinya mungkin vena telah
terakses, atau darah sangat kurang oksigen. Pastikan dari mana specimen diambil
apakah dari arterial line. Juga cek level saturasi oksigen untuk mengevaluasi
hipoksemia. Pastikan bahwa arterilah yang telah ditusuk sebelum membawa sampel ke
lab.
7.
Sampel tidak akan diterima oleh laboratorium kecuali jarum suntik diberi label,
kantong es diberi label, dan permintaan selesai. Untuk dianggap lengkap, permintaan
harus berisi nama pasien, nomor pendaftaran, tanggal lahir atau usia, pemesanan dokter,
waktu ditarik, F1O2 dan suhu pasien.

H.

Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan (dokumentasi)


Catat identitas pasien, nama dokter yang memberi order, waktu pengambilan sampel, jumlah
sampel yang diambil, suhu pasien, area tusukan, catat waktu yang diterapkan pada area untuk
mencegah perdarahan, tentukan tipe dan jumlah untuk terapi oksigen jika pasien menerima
terapi. Catat respon klien. Tanda tangan dan nama perawat yang melaksanakan tindakan.

TOOLS PENILAIAN
Jl. Medokan Semampir Indah No. 27 Surabaya

No
Nama
Stase

:
:
:

NO
A
1
2
3
4
5
B
1

2
3
4
5
6
7
8

10

11
12

Institusi
Tanggal
Observer
PENGAMBILAN DARAH
ASPEK YANG DINILAI

FASE ORIENTASI
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan prosedur
Menyatakan kesiapan pasien
FASE KERJA
Siapkan peralatan. Beri label syringe dengan nama
pasien, nomor ruangan, nama dokter, tanggal dan
waktu pengambilan, inisial pelaksana AGD
Cuci tangan dan memakai handskun
Letakkan handuk kecil / perlak di bawah pergelangan
tangan
Palpasi denyutan dengan telunjuk dan jari tengah
Sedikit fiksasi dengan telunjuk dan jari tengah
Membersihkan kulit di area tusukan dengan kapas
alkohol
Suntikan dengan sudut 45 atau kurang, seperti
memegang pensil atau sebuah anak panah
Dorong jarum perlahan-lahan sampai terlihat denyut
berkedip darah di pusat jarum. Berhenti dan
pertahankan posisi ini sampai terkumpul sedikit darah
dalam alat suntik.
Setelah mendapatkan jumlah darah yang diinginkan,
tarik jarum dan terapkan tekanan ke area tusukan
dengan ukuran 4 4 dengan kapas steril
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera
lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu
plester
Pegang jarum suntik tegak lurus dan tekan jarum
suntik dengan lembut
Cap jarum suntik dan letakkan spuit dalam kantong

:
:
:

BOBOT
2
2
2
2
2

2
5
3
5
2
5
10

10

10
5
5

NILAI
YA
TIDAK

13
C
1
2
3
D
1
2
3
4

es
Lepas sarung tangan dan lakukan cuci tangan
3
FASE TERMINASI
Melakukan evaluasi
3
Menyampaikan rencana tindak lanjut
3
Berpamitan
4
PENAMPILAN
Ketenangan
2
Melakukan komunikasi terapeutik
2
Menjaga keamaanan pasien
3
Menjaga keamaan pasien
3
TOTAL
100
Diposkan 5th December 2013 oleh Krismas Eka Saputra

Anda mungkin juga menyukai