Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap yang diciptakan Allah pasti memiliki manfaat, baik manfaat untuk manusia itu
sendiri maupun untuk makhluk Allah lainnya. Tetapi terkadang manusia tidak menyadari apa
manfaat dibalik segala ciptaan Allah. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya pengerusakanpengerusakan di muka bumi. Padahal seharusnya manusia itu menjadi khalifah di muka bumi
sesuai dengan amanat Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 yang tugasnya tidak membuat
kerusakan di muka bumi.
Melihat hal itu, muncullah masalah baru yakni bagaimana pemanfaatan ciptaan Allah
dalam kehidupan ini ? masalah tersebut timbul karena tidak semua ciptaan Allah memiliki
manfaat yang sama antara satu dengan yang lainnya. Keadaan inilah yang harus dicari jalan
keluarnya, hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti dan menulis karya ilmiah
tentang
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengambil masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :
1.
2.
C. Tujuan Penelitian
Segala macam upaya atau tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas
dari tujuannya, demikian juga dengan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah :
1.
2.
D. Manfaat Penelitian
Membantu masyarakat untuk bisa lebih memahami manfaat dari tanaman kelor.
2.
Mengatasi kesulitan masyarakat dalam memanfaatkan tanaman kelor dengan memaparkan caracara pemanfaatannya.
3.
E.
1.
Manfaat
Yang dimaksud manfaat dalam penelitian ini adalah faedah atau guna.
2.
Kelor
Yang dimaksud kelor dalam penelitian ini adalah pohon merunggai yang daunnya biasanya
dipakai sayur (buahnya bernama kelentang).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sekilas Mengenai Tanaman Kelor
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) atau dikenal juga sebagai Moringa pterygosperma,
merupakan tanaman dari keluarga Moringaceae. Kelor adalah jenis tanaman yang mudah
ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa sebutan (nama) lokal untuk tanaman ini.
Selain Kelor yang menjadi nama dalam bahasa Indonesia, sebutan tersebut juga digunakan oleh
masyarakat di Jawa, Sunda, Bali dan Lampung. Sedangkan sebutan lainnya antara lain adalah
Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba),
Ongge (Bima), Hau fo (Timor).
Adapun klasifikasi pohon kelor ini, adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum
Kelas
Ordo
: Capparales
Famili
: Moringaceae
Genus
: Moringa
Species
: Moringa oleifera
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara
7 -11 meter.
Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang pokoknya
berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun majemuk dalam satu
tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna
hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk
segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna
hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah
warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada
daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Selain itu, dalam pendapat sebagian masyarakat, konon kelor mengandung kekuatan
magis, batangnya dapat dipakai untuk melunturkan kesaktian (black magic) seseorang. Adanya
kandungan magis itu menyebabkan batang pohon kelor sering diburu orang untuk dijadikan
jimat, pemegang jimat ini bisa kebal senjata tajam. Tanaman ini juga bisa dipakai mengobati
orang kejang-kejang kesurupan. Biasanya itu terjadi karena diganggu roh jahat. Cara
mengobatinya dengan mengambil daun kelor, lalu diremas dan dibalurkan di semua persendian
sang pasien.
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya dibuat
sayur. Tapi, banyak pula yang memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa pahit ini untuk
bahan obat tradisional. Berkat kandungan gizi yang terdapat di dalamnya, selain sebagai obat,
kelor juga bermanfaat sebagai multivitamin. Terbukti bahwa kelor telah berhasil mencegah
wabah kekurangan gizi di beberapa negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anakanak dan ibu-ibu hamil.
Berikut Kandungan Gizi dalam setiap 100 g Tanaman Kelor :
Tabel 1
Deskripsi
Biji
Daun
Tepung daun
86.9
26
2.5
0.1
3.7
4.8
2.0
30
24
110
259
3.1
5.3
137
10
0.11
423
0.05
0.07
0.2
75.0
92
6.7
1.7
13.4
0.9
2.3
440
24
70
259
1.1
7
137
101
6.8
423
0.21
0.05
0.8
7.5
205
27.1
2.3
38.2
19.2
2,003
368
204
1,324
0.57
28.2
870
1.6%
16.3
2.64
20.5
8.2
120
3.6
1.1
1.5
0.8
4.3
1.4
3.9
6.5
4.4
5.4
220
6.0
2.1
4.3
1.9
6.4
2.0
4.9
9.3
6.3
7.1
17.3
113
1.33%
0.61%
1.32%
0.43%
1.39%
0.35%
1.19%
1.95%
0.83%
1.06%
(From Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics by Lowell Fuglie)
Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya
tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, biji, batang, buah dan daun serta mengandung gizi
tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar, setara dengan:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan penelitian dengan metode studi pustaka
yaitu dengan cara mengkaji dan meneliti buku buku referensi yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti.
Peneliti juga menggunakan teknik observasi yaitu dengan mengamati bagian-bagian dari
pohon kelor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian kali ini adalah semua bagian dari pohon kelor mulai dari akar, biji, buah,
batang, dan daun kelor.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Masangan Barat, Kecamatan Bungah, Kabupaten
Gresik pada tanggal 03 Mei 2012.
D. Prosedur Penelitian
Tanggal
05-09 April 2012
09 April 2012
28 April-02 Mei 2012
03-06 Mei 2012
07-08 Mei 2012
09 Mei 2012
10-11 Mei 2012
Kegiatan
Memilih dan menentukan permasalahan / judul
Konsultasi judul / masalah
Menyusun Bab I
Pengumpulan data (observasi)
Menyusun Bab II
Menganalisis data
Menyusun Bab III
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
7 -11 meter.
Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang pokoknya
berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun majemuk dalam satu
tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna
hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk
segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna
hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah
warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada
daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Di Indonesia, khususnya di kampung atau pedesaan, pohon kelor banyak ditanam sebagai
pagar hidup, ditanam di sepanjang tepi ladang atau sawah. Fungsi dari penanaman pohon kelor
ini selain sebagai tanaman penghijau juga sebagai tanda batas tanah atau ladang kepemilikan
seseorang. Selain itu pohon kelor banyak juga yang ditanam di pekarangan rumah, menurut
beberapa orang yang menanam pohon kelor di pekarangan rumahnya mengatakan bahwa mereka
menanam dan memelihara pohon kelor tersebut untuk menghalau kekuatan mistik atau magis
yang dikirim ke rumahnya. Bahkan sebgian besar orang percaya bahwa orang yang akan
berniat jahat misalnya mencuri di rumah seseorang, akan mengurungkan niatnya setelah melihat
adanya pohon kelor yang tumbuh di rumah calon korbannya tersebut. Selama ini, daun kelor
muda banyak dimanfaatkan sebagai bahan sayuran oleh sebagian besar penduduk kampung atau
desa di Indonesia, selain itu biji kelor pun bermanfaat sejak beberapa tahun silam. Pemanfaatan
biji kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program United Nations
Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui program tersebut, biji kelor
diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk penjernihan air secara cepat, murah dan
aman. Karena kandungan senyawa pada serbuk biji kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya
terhadap bakteri, maka bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang dijernihkan juga bakal
tereduksi atau mati.
Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di
kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa
selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar
20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa negara, pemanfaatan kelor juga mulai dikembangkan untuk bahan
pembuatan kosmetik. Beberapa tahun silam, ada investor Jepang berniat membuka perkebunan
kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Sementara di beberapa
negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang
menggiurkan.
B.
jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat dengan
mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya bisa disayur untuk memenuhi
semua kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat ketika kita
sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang kita minum. Kedengarannya
seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan, namun kenyataannya memang ada.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa tanaman kelor penting dalam mengatasi gizi
buruk terutama bagi bayi dan balita serta ibu menyusui. Daunnya dapat dikonsumsi segar,
dimasak atau disimpan dalam bentuk serbuk untuk persediaan beberapa bulan tanpa harus
dimasukkan kedalam lemari pendingin tanpa kehilangan kandungan nutrisi. Selain itu, ada
beberapa senyawa aktif dalam daun kelor yang cukup berguna bagi tubuh, beberapa senyawa
aktif tersebut adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi
sangat terbatas. Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada
daun kelor segar mencapai 406,6 mg, sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr. Mien
Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga
mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan
memperlambat pertumbuhan tumor.
Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg
(kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci
kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin menyebabkan
beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal. Kadar valin dalam daun
segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya
antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.
Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor
segar mengandung 492 mg leusin yang berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel
normal. Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan remaja mutlak
memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per g protein, kata Mien
Karmini.
Secara tradisional pemanfaatan akar, daun dan biji kelor sebagai obat, dianggap manjur
untuk beberapa jenis penyakit antara lain : Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu,
Rabun ayam, Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan, Luka bernanah.
Berikut cara pemanfaatannya, berdasarkan jenis penyakit :
1. Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa
dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai
sembuh.
2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
3. Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas
air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan
diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4. Sakit Mata
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan
diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai
ampasnya mengendap;
Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
tetes mata.
5. Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel
yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6. Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang
meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum.
7. Biduren (alergi)
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas
pulasari secukupnya;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.
8. Luka bernanah
Bahan: 3-7 gagang daun kelor;
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kelor bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, di beberapa negara maju,
pemanfaatan kelor mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik. Salah seorang
investor asal Jepang beberapa tahun silam juga berniat membuka perkebunan kelor di Musi
Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Di samping itu, kelor telah menjadi
komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan khususnya di beberapa negara di
Benua Afrika.
2.
Kelor juga berguna dalam bidang kesehatan. Mulai dari akar, daun dan biji kelor semua
bermanfaat khususnya dalam bidang kesehatan. Secara tradisional pemanfaatan akar, daun dan
biji kelor sebagai obat dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit, antara lain : a) Sakit
Kuning, b) Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu, c) Rabun Ayam, d) Sakit Mata, e) Sukar Buang Air
Kecil, f) Cacingan, g) Biduren (alergi), h) Luka bernanah.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat kami sarankan sebagai
berikut :
1. Sebaiknya pembudidayaan tanaman kelor lebih diintensifkan mengingat manfaat dari tanaman
itu sendiri.
2. Seharusnya masyarakat bisa lebih mengetahui manfaat dari tanaman kelor yang selama ini hanya
mereka gunakan untuk membuat sayur ataupun pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
http://daunkelor.com/category/manfaat-daun-kelor, diakses 02 Mei 2012.
http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/05/mitos-pohon-kelor.html, diakses 11 Mei 2012.
http://mrwindu-back2nature.blogspot.com/2011/12/manfaat-daun-kelor.html, diakses 02 Mei 2012.
http://www.blogster.com/firsonigosa/kelor-tanaman-bermanfaat-untuk-berantas-gizi-buruk, diakses 29
April 2012.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2012/02/27/733/Kelor-Tanaman-SehatBerkhasiat, diakses 02 Mei 2012.
Sitorus, M. dkk. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Jakarta : Kanisius.
Yuwono, Trius dan Pius Abdullah. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya: Arkola.
IDENTITAS PESERTA
Nama
Alamat
: Islam
Asal Sekolah
Hobi
: Olahraga
Cita cita
: Ahli IT
Nama Wali
: Hanan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta