TB Makalah
TB Makalah
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Dari uraian dan penjelasan diatas, maka rumusan permasalahan yang akan di
bahas adalah :
1.2.1 Apakah ada hubungan kondisi Sanitasi Pemukiman Dengan Kejadian Penyakit Tb Paru Di
Di Kota Tanjung Pinang Tahun 2015
1..3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara
klinik.
Gejala sistemik/umum:
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru
dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel survey
3.2 Definisi operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteritik yang diamati dari
sesuatu yang didefinisikan (Notoatmojo, 2010). Untuk lebih jelas disini peneliti
membatasi ruang lingkup dari variable yang diteliti sebagai berikut :
Table 3.2
Definisi operasional .
No.
Variable/
sub variabel
Definisi
Alat ukur
Cara ukur
Skala
Nilai
1.
Kuesioner
Ordinal
2.
Kuesioner
Wawanca
ra
Wawanca
ra
Wawanca
ra
Wawanca
ra
Ya = 1
Tidak =
Ya = 1
Tidak =
Ya = 1
Tidak =
Ya = 1
Tidak =
3.
Kuesioner
4.
Kuesioner
BAB IV
PEMBAHASAN
Ordinal
Ordinal
Ordinal
0
0
0
0
rendah. Sementara, bagi yang mempunyai daya tahan tubuh baik, maka penyakit TB
paru tidak akan terjadi. Tetapi bakteri akan tetap ada di dalam paru dalam keadaan
tidur, namun jika setelah bertahun-tahun daya tahan tubuh menurun maka bakteri
yang tidur akan bangun dan menimbulkan penyakit. Salah satu contoh ekstrim
keadaan ini adalah infeksi HIV yang akan menurunkan daya tahan tubuh secara
drastis sehingga TB paru muncul. Seseorang dengan HIV positif 30 kali lebih mudah
menderita TB paru dibandingkan orang normal (Aditama, 2006).
Pada umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana droplet (percikan
dahak) ada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah droplet,
sementara cahaya dan sinar matahari langsung dapat membunuh bakteri. Droplet
dapat bertahan beberapa jam dalam kondisi gelap dan lembab. Orang dapat terinfeksi
jika droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Jadi penularan TB paru
tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju, dan perlengkapan tidur (Depkes,
2005).
Daya penularan dari seseorang penderita TB paru ditentukan oleh banyaknya
bakteri yang dikeluarkan dari parunya. Faktor yang memungkinkan seseorang
terpapar bakteri TB paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lama
menghirup udara tersebut. Risiko tertular tergantung dari tingkat terpapar dengan
droplet dan kerentanan terhadap penularan (Depkes, 2008).
Bakteri Mycobacterium tuberculosis sangat sensitif terhadap cahaya matahari.
Cahaya matahari berperan besar dalam membunuh bakteri di lingkungan, dan
kemungkinan penularan di bawah terik matahari sangat kecil karena bahaya
penularan terbesar terdapat pada perumahan-perumahan yang padat penghuni dengan
ventilasi yang kurang baik serta cahaya matahari tidak dapat masuk kedalam rumah
(Achmadi, 2008).
4.2.5 Masa inkubasi
Menurut Crofton (2002), gejala yang dirasakan oleh penderita TB paru dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Permulaan Sakit
Pertumbuhan TB paru sangat menahun sifatnya, tidak berangsur-angsur
memburuk secara teratur, tetapi terjadi secara melompat-lompat. Serangan
pertama menyerupai influenzae akan segera mereda dan keadaan akan pulih
kembali. Berbulan-bulan kemudian akan timbul kembali serangan influenzae.
Tergantung dari daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi basil, serangan kedua bisa
terjadi setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan seterusnya. Dikatakan sebagai
multiplikasi 3 bulan. Serangan kedua akan bertahan lebih lama dari yang pertama
sebelum orang sakit sembuh kembali. Pada serangan ketiga serangan sakit akan
lebih lama dibandingkan serangan kedua. Sebaliknya masa tidak sakit menjadi
lebih pendek dari masa antara serangan pertama dan kedua. Seterusnya masa aktif
influenzae makin lama makin panjang, sedangkan masa bebas influenzae
makin pendek. Salah satu keluhan pertama penderita TB paru adalah sering
B. Imunisasi BCG
Pemberian imunisasi BCG pada penderita yang memiliki anak atau bayi
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pencegahan penularan. Pemberian
imunisasi BCG bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC
dan sebagai upaya pencegahan dini (Ayunah, 2008).
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA