Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak
meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan
Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang
kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah Makuthawangsa
Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup Kerajaan
Mataram Kuno atau medang.
Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang
pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan
Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan
Mataram Kuno setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Pendiri dari dinasti Isyana adalah Mpu Sindok, baru membangun
kerajaannya di Tamwlang tahun 929. Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok
merupakan lanjutan dari kerajaan mataram.Dengan demikian Mpu Sindok
dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Perpindahan
kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan penaklukan karena sejak masa Dyah
Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah meluas hingga ke Jawa Timur.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam makalah tentang Kerjaan
Mataram Kuno ini, antara lain :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ?
2. Dimanakah Letak Wilayah Kerajaan Mataram Kuno ?
3. Darimanakah Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno ?
4. Siapa saja Silsilah Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno ?
5. Prasasti apa saja yang berada di Kerajaan Mataram Kuno ?
6. Bagaimana Kehidupan di Kerajaan Mataram Kuno ?
7. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ?
2. Untuk mengetahui Letak Wilayah Kerajaan Mataram Kuno ?
3. Untuk mengetahui Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno ?
4. Untuk mengetahui Silsilah Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno ?
5. Untuk mengetahui Prasasti di Kerajaan Mataram Kuno?
6. Untuk mengetahui Kehidupan di Kerajaan Mataram Kuno ?
7. Untuk mengetahui runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno?
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberikan
kita pengentahuan dan wawasan mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, dan
sumber sejarahnya, Raja-raja pada Kerajaan Mataram Kuno, kehidupan ekonomi
dan sosial masyarakatnya, penggolongan pada masa Kerajaan Mataram Kuno,
serta masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas,
namun menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan
Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal
(732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya
menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja
tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja
dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari
Kerajaan Tarumanegara).
Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora dan
kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan dari
Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang
merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah naik tahta,
Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali. Setelah berhasil
menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya memutuskan untuk
membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.
Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal,
bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak abad
ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram
Sang Ratu Sanjaya.
B. Letak dan Wilayah
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang
sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan
gununggunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung
Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu.
Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai
Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat
subur.
C. Sumber Sejarah
Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirnya Kerajaan Mataram
Kuno, yaiut berbentuk Prasasti dan Candi-candi yang dapat kita temui samapi
sekarang ini. Adapun untuk Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan
beberapa prasasti, diantaranya:
1. Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal
berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan
bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga
(lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu
juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang
digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).
2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun
778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta.
Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk
pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan
Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat
Budha).
3. Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka
907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah
daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah
Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai
Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai
Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam
huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra
Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan
bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan
Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan,
Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi
Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, dan tentu
saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.
D. Silsilah Raja-raja
Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja
dinataranya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Rakai Watuhumalang
9.
1. Prasasti Canggal
Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau
Prasasti Sanjaya) adalah prasasti berangka tahun 654 Saka
atau 732 Masehi yang ditemukan di halaman Candi Gunung
Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang,
Jawa Tengah. Prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan
bahasa Sanskerta. Prasasti ini dipandang sebagai pernyataan
diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang penguasa universal dari
Kerajaan Mataram Kuno.
2. Prasasti Kelurak
Prasasti Kelurak berangka tahun 782 M dan
ditemukan di dekat Candi Lumbung, Desa
Kelurak, di sebelah utara Kompleks Percandian
Prambanan, Jawa Tengah. Keadaan prasasti
Kelurak
sudah
sangat
aus,
sehingga
isi
Selain itu disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukir
Sumbing (sekarang Gunung Sindoro dan Sumbing). Kata "Mantyasih" sendiri
dapat diartikan "beriman dalam cinta kasih".
4. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra
yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban,
Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi
dan berbahasa Melayu Kuna. Prasasti ini tidak menyebutkan
angka
tahun,
berdasarkan
taksiran
analisis
paleografi
7. Prasasti Rukam
Prasasti ini berangka tahun 829 Saka atau 907 Masehi, ditemukan pada 1975 di
desa Petarongan, kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Prasasti ini
terdiri atas dua lempeng tembaga yang berbentuk persegi panjang. Lempeng
pertama berisi 28 baris dan lempeng kedua berisi 23 baris. Aksara dan bahasa
yang digunakan adalah Jawa Kuna.
Isi prasasti adalah mengenai peresmian desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan
Sanjiwana karena desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung api.
Kemudian penduduk desa Rukam diberi kewajiban untuk memelihara bangunan
suci yang ada di Limwung. Mungkin bangunan suci tersebut adalah Candi
Sajiwan, sebagaimana kata Sanjiwana tadi. Candi Sajiwan yang sering dilafalkan
Sojiwan terletak tidak jauh dari Candi Prambanan.
8. Prasasti Plumpungan
Prasasti ini ditemukan di Dukuh Plumpungan dan
berangka tahun 750 Masehi. Prasasti ini dipercaya
sebagai asal mula kota Salatiga. Menurut sejarahnya, di
dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum,
yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra.
Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan
peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra.
Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara
resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti
itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian
daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak
pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.
9. Prasasti Siwargrha
Dalam prasasti ini tertulis chandrasengkala Wwalung gunung
sang wiku yang bermakna angka tahun 778 Saka (856 Masehi).
Prasasti ini dikeluarkan oleh Dyah Lokapala (Rakai Kayuwangi)
segera setelah berakhirnya pemerintahan Rakai Pikatan. Prasasti
ini menyebutkan deskripsi kelompok candi agung yang
ditutup dan bangkrut pada tahun 2005 atau 2006, koleksi-koleksi museum ini
dijual begitu saja. Dalam prasasti itu disebutkan seorang tokoh bernama Raja
Sankhara berpindah agama karena agama Siwa yang dianut adalah agama yang
ditakuti banyak orang. Raja Sankhara pindah agama ke Buddha karena di situ
disebutkan sebagai agama yang welas asih. Sebelumnya disebutkan ayah Raja
Sankhara, wafat karena sakit selama 8 hari. Karena itulah Sankhara karena
takut akan Sang Guru yang tidak benar, kemudian meninggalkan agama
Siwa, menjadi pemeluk agama Buddha Mahayana, dan memindahkan pusat
kerajaannya ke arah timur. Di dalam buku Sejarah Nasional Indonesia
disebutkan bahwa raja Sankhara disamakan dengan Rakai Panangkaran,
sedangkan ayah Raja Sankhara yang dalam prasasti ini tidak disebutkan
namanya, disamakan dengan raja Sanjaya.
13. Prasasti Ngadoman
Prasasti Ngadoman ditemukan di desa Ngadoman, dekat
Salatiga, Jawa Tengah. Prasasti ini penting karena
kemungkinan besar merupakan perantara antara aksara
Kawi dengan aksara Buda.
berhasil
Panangkara)
membujuk
yang
Maharaja
merupakan
Tejahpura
mustika
Panangkarana
keluarga
Sailendra
(Kariyana
(Sailendra
10
11
Dyah
Tulodhong
mengabdikan
dirinya
kepada
masyarakat
12
14
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra tidak diketahui secara pasti.
Namun, melalui bukti-bukti peninggalan berupa candi-candi, para ahli
menafsirkan bahwa kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Syailendra sudah
teratur. Hal ini dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga
rakyat secara bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini
menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya. Dengan adanya
dua agama yang berjalan, sikap toleransi antar pemeluk agama di masyarakat
sangat baik.
3. Kehidupan Ekonomi
Mata pencaharian pokok masyarakat adalah petani, pedagang, dan pengrajin.
Dinasti Syailendra telah menetapkan pajak bagi masyarakat Mataram. Hal ini
terbukti dari prasasti Karang tengah yang menyebutkan bahwa Rakryan Patatpa
Pu Palar mendirikan bangunan suci dan memberikan tanah perdikan sebagai
simbol masyarakat yang patuh membayar pajak.
4. Kehidupan Agama
Sebagian besar raja-raja Dinasti Syailendra beragama Budha Mahayana. Hal
ini menunjukkan bahwa agama Buddha telah masuk di Mataram. Dengan
dibangunnya candi-candi Buddha untuk beribadah, maka dapat disimpulkan
pula bahwa rakyatnya beragama Buddha Mahayana.
15
putra
mahkota
oleh
Airlangga
16
kepada
sepupunya
yaitu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732
masehi.Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat
itu didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah
Kunjarakunja yangdidirikan oleh Raja Sanjaya. Adapun raja-raja yang sempat
memerintah kerajaan Mataram Kuno antara lain: 1. Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya (732-760 M) 2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M) 3. Sri
Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M) 4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820
M) 5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M) 6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
(840-863 M) 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M) 8. Sri Maharaja
Rakai Watuhumalang (882-898 M) 9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah
Balitung (898-910 M) Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami
perkembangan dalam kerajaan Mataram Kuno, antara lain: 1. Aspek Kehidupan
Politik 2. Aspek Kehidupan Sosial 3. Aspek Kehidupan Ekonomi 4. Aspek
Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda harus mengetahui tentang sejarah KerajaanKerajaan di Indonesia. Agar kita lebih menghargai budaya-budaya kita di
Indonesia yang sangat banyak. Menjaga peninggalan-peninggalan pada masa
sebelum reformasi. Agar kedepannya kita masih bisa berbagi dan melihat
peninggalan serta kebudayaan kita nanti.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/lokasi-kerajaan-mataram-kuno.htm
http://fastrans22.blogspot.com/2013/10/sumber-sejarah-dan-peninggalankerajaan_9857.html
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram-kuno.html
http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/penyebab-kejayaan-dankemunduran.html
18
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah tentang Kerajaan
Mataram Kuno ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Kerajaan Mataram Kuno.
Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan
materi yang disajikan dalam makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah
mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, dan sumber sejarahnya, Raja-raja pada
Kerajaan Mataram Kuno, kehidupan ekonomi dan sosial masyarakatnya,
penggolongan pada masa Kerajaan Mataram Kuno, serta masa kejayaan dan
keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat
penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
ii