Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Pasien
:Ny. LS
Ruangan : 5/6
RM : 00308543
Jenis Kelamin
:Perempuan
Umur
Agama: Islam
: 27 tahun
Pendidikan : SMA
Dikirim Oleh
: UGD
Jam :11.05
Jam : -
Jam :
Anamnesis
Keluhan utama : Tidak ada keluhan
Anamnesis khusus
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
Riwayat ANC
-
Riwayat menstruasi
-
Menarche
: 14 tahun
Siklus
: 28 - 30 hari
Lama
: 7 hari
Banyaknya
: normal
Sifat darah
: normal
: 26 tahun
HPHT
: 12 September 2014
Taksiran Persalinan
: 19 Juni 2015
Usia Kehamilan
: 37-38 minggu
Perdarahan Pervaginam
: tidak ada
Keputihan
: tidak ada
: tidak ada
: oligohidramnion
Riwayat Pernikahan
Status pernikahan
: menikah
Pernikahan ke
:1
: 21 tahun
: 23 tahun
Lama pernikahan
: 5 tahun
Riwayat obstetrik
G1P0A0
1. Kehamilan sekarang
Riwayat KB
Riwayat Sosial Ekonomi
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
: baik
Status generalis
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: composmentis
Tanda vital
TD
: 120/80 mmhg
: suami
Nadi
: 84x/m
Respirasi
: 20 x/m
Suhu
: 36.5 C
Kepala
Mata
: 29 cm
DJJ 1
Leopold 1
Leopold II
Leopold III
: 144x/menit
: bokong
: puka
: kepala
Leopold IV
: konvergen
Status Ginekologi
Mammae
papilla
: menonjol
areola
: hiperpigmentasi
abses
: tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada
Pemeriksaan Dalam
: darah -, lendir -
Pembukaan
: 0 cm
Diagnosa
G1P0A0 Gravida aterm (37-38 minggu) + Janin hidup tunggal intrauterin +
Oligohidramnion + Anak mahal + Post kistektomi
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc.
1.2 Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal
agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang
baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban
pecah dini.
1.3 Faktor Risiko
a. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
b. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
c. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
d. Sindrom paska maturitas.
1.4 Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks
yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan
oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru
lahir, dimana
cairan
ketubannya
sangat
sedikit
atau
tidak
ada.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paruparu (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan,
baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral)
maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal
berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air
kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas
dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
belakang).
Tidak terbentuk air kemih.
Gawat pernafasan,
1.8 Penatalaksaan
Penatalaksanaan pada oligohidramnion meliputi tindakan konservatif:
9
Tirah baring.
Hidrasi.
Perbaikan nutrisi.
Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
Amnion infusion.
Induksi dan kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
1. American College of Obstetricians and Gynecologist, 2006. PainfulSexual
Intercourse (Dyspareunia). http://www.urologyhealth.org.
2. Barnhart KM, Dunsmoor R, 2002. Effect endometriosis on in
vitrofertilization. Fertil Steril. 77(6):1148-1155.
3. Bedaiwy MA, 2002. Prediction of endometriosis with serum andperitoneal
fluid markers: a prospective controlled trial. HumanReprod. 17(2):426-31.
4. Cotroneo MS, 2001. Pharmacologic, but not dietary, genisteinsupports
endometriosis in a rat model. ToxicologicalSciences (61):68-75.
5. DHooghe TM, 1996. Immunobiology of endometriosis ofendometriosis.
In: Bronston R, Anderson DJ, editor.Immunology of reproduction.
Cambrige, Ma: BlackwellScientific; 322-356.
6. Endometriosis in Teens, 2006. A Guide for Parents andGuardians, Center
for Young Womens Health, ChildrensHospital. Endometriosis.
Http://www.endoresolved.com/endometriosis.html,2007.
7. Errico Zupi M.D., Daniella Marconi M.D, 2004. Add-back therapy inthe
treatment of endometriosis associated pain. Fertility andSterility.
82(5);1303-1308.
8. European Society for Human Reproduction and Embryologist(ESHRE)
2006.
Guideline
for
the
diagnosis
and
treatment
ofendometriosis,http://guidelines.endometriosis.org.
9. Ferrero S, Esposito F, 2005. Quality of sex life in women
withendometriosis and deep dyspareunia.
10. Ferrero S, 2007. Dyspareunia and quality of sex life afterlaparoscopic
excision of endometriosis and postoperativeadministration of triptorelin.
Fertility and Sterility, 87(1);227-229.
10
11. J.T Wright, J Ogden, 2002. Quality of life for women with
severeendometriosis
and
its
alteration
following
radical
conservativesurgery. Fertility and Sterility, vol 77 (1); p S34.
12. Judith Price, RipHH (Hons), 2002. Endometriosis: A NutritionalApproach,
Positive Health Publication Ltd.32.
13. Marcela G del Carmen, 2003. Endometriosis- Associated
OvarianCarcinoma. American Cancer Society, 1658-1663.
14. Pat Haines, 2000. Treatment of endometriosis with acupuntureand other
complementary therapies. Modern Management ofEndometriosis, Taylor
and Francis, pp 351-356.
15. Preet K. Dhillon, 2003. Recreational Physical Activity andEndometrioma
Risk. Am J Epidemol. 158:156-164.
16. Roger
Hart,
2003.
ABC
of
subfertility
infertility,endometriosis, and fibroids. BMJ 327;721-24.
Unexplained
17. Samsulhadi.
1994.
Majalah
Obstetri
&
Ginekologi.
EpidemiologiEndometriosis pada infertilitas. Edisi khusus, Surabaya:
LabUPF Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR. 4: hlm 611-618.
18. Sandor Gardos PhD, 1999. Endometriosis and Sexuality.American
Urological Association. 1000 Corporate Blvd.
19. Speroff L, Fritz MA, 2005. Endometriosis. In Clinical
GynecologicEndocrinology and Infertility. 7th ed. Philadelphia:
LippincottWilliam & Wilkin, pp 1103-1133.
20. Wang H, Hou Q, 2002. Acupunture and moxibustion for treatingectopic
endometrium. J Trad Chin Med :22(3):203-204.
21. Whitney M, 2005. The Social Support Experinces of Woman
withEndometriosis. Georgia Reproductive Specialists.
11