4. Reaksi katabolik adalah reaksi metabolik yang melepaskan energi, dimana molekul
molekul yang besar terpecah menjadi molekul-molekul kecil. Sebagai contoh Trigliserida dan
digliserida yang berubah menjadi gliserol dan asam lemak.
Reaksi anabolik membutuhkan energi, dimana molekul molekul kecil berkombinasi
membentuk molekul-molekul yang lebih besar. Reaksi ini disebut reaksi endergonik karena
menggunakan energi bebas (dari luar). Sebagai contoh reaksi anabolik adalah sintesis
phospolipid dari gliserol dan asam lemak untuk membentuk membran plasma sel.
5. Metabolisme primer adalah jenis metabolit yang terlibat langsung dalam pertumbuhan
normal, perkembangan, dan reproduksi. Ini biasanya melakukan fungsi fisiologis dalam
organisme (yaitu fungsi intrinsik). Sebuah metabolit primer biasanya hadir dalam banyak
organisme atau sel. Hal ini juga disebut sebagai metabolit utama, yang memiliki lebih
terbatas makna (hadir dalam setiap sel mandiri yang tumbuh atau organisme).
Metabolisme sekunder (juga disebut metabolisme khusus) adalah istilah untuk jalur dan
produk molekul kecil metabolisme yang tidak benar-benar diperlukan untuk kelangsungan
hidup organisme. Contoh produk termasuk antibiotik dan pigmen.
6.
7. Rasio C/N Ukuran Partikel Aerasi Porositas Kelembaban (Moisture content)
Temperatur/suhu pH Kandungan Hara Kandungan Bahan Berbahaya Lama pengomposan
8. Kelebihan produksi metabolit mikroba berkaitan dengan fase perkembangan
mikroorganisme. Reagen, efektor, inhibitor dan berbagai molekul sinyal berperan dalam
berbagai jenis berlebih. Biosintesis enzim catalysing reaksi metabolisme dalam sel mikroba
dikendalikan oleh mekanisme positif dan negatif terkenal, misalnya induksi, peraturan gizi
(karbon atau sumber nitrogen regulasi), regulasi umpan balik, dll mikroba produksi metabolit
primer memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas hidup. Produksi fermentasi
senyawa ini masih merupakan tujuan penting dari bioteknologi modern. Melalui fermentasi,
mikroorganisme tumbuh di karbon dan nitrogen sumber murah menghasilkan produk
berharga seperti asam amino, nukleotida, asam organik dan vitamin yang dapat ditambahkan
ke makanan untuk meningkatkan rasa, atau meningkatkan nilai gizi nya.
9. Tujuan dari pengujian protein ini adalah untuk mengetahui jumlah protein yang terkandung dalam crude
enzim xylanase dan menghitung aktifitas spesifik enzim tersebut. Dengan mengetahui aktifitas spesifik enzim
dapat diketahui besarnya aktifitas enzim dalam protein. Protein yang terlarut dalam media fermentasi perlu
diukur untuk mengetahui jumlah protein enzim yang disintesis oleh mikroba dan untuk menghitung aktivitas
spesifik enzim. Namun protein terlarut yang terukur tidak mutlak mencerminkan bahwa yang terukur semuanya
enzim yang disintesis oleh mikroorganisme, karena di dalam media juga mengandung protein terlarut berupa
sisa media (yeast ekstrak) atau hasil metabolisme protein mikroorganisme yang disekresikan. Selain itu tidak
semua protein enzim adalah kelompok dari xylanase. Penentuan kadar protein pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode Lowry. Dari Grafik 4.3 dijelaskan dengan bertambahnya lama inkubasi, kadar
protein akan naik sampai waktu 4 hari. Setelah 4 hari kadar protein cenderung konstan. Kadar protein yang
tertinggi didapatkan pada konsentrasi substrat 1% dengan lama inkubasi 4 hari.
10.